PART 7 (Flashback story)
-Still Author POV-
Tubuhnya menggigil
dingin dan basah terkena hujan yang memang sudah turun sejak tadi. Tapi ia tak
berhenti berlari sekalipun tanpa arah.. sampai rasanya sudah tidak kuat lagi.
Tubuhnya tersungkur dan ia tidak berusaha bangkit. Disandarkannya tubuhnya pada
tembok lusuh, kedua tanganya memeluk kedua kakinya yang hampir membeku dan
menjadi tumpuan kepalanya.
###
“Siwon-ah.. aku tidak
tahu apa yang membuatmu sangat takut kalau Donghae akan merebut Seohyeon
darimu..” perdebatan mereka ternyata belum berakhir “yang aku tahu justru
Donghae berkorban demi kalian..”
“apa maksudmu hyung?”
rupanya Siwon sudah lebih tenang. Kyuhyun dan Ryeowook kini duduk disamping
kanan kiri Leeteuk. Kibum mendekat pada Yesung. Henry tak jauh dari Heechul.
“Yoonho mengatakan
padaku kalau Seohyeon bingung dengan sikap Donghae yang menghindarinya,
setelahnya Yoonho bercerita padaku kalau Donghae sengaja menghindar karena
tidak mau menjadi pengganggu hubungan kalian.. dan aku pikir pasti itu
permintaanmu padanya kan?” tanya Heechul
“Mwoo?”
“aku sempat curiga
waktu kau diam-diam memanggil Donghae waktu itu..”
“aahh..ne.. aku memang
memintanya.. tapi itu karena..”
“alasan klasik.. tidak
ingin kehilangan Seohyeon..” Kibum mengejutkan mereka waktu memotong kata-kata
Siwon “aku juga tahu itu… dan sebenarnya, ia tidak hanya berkorban padamu
hyung..”
“maksudmu Bummie?”
tanya Yesung
“kalian ingat waktu
kakinya sakit? Itu karena ia menukar sepatunya dengan sepatuku. Minho
meletakkan pecahan kaca pada sepatuku, Hae hyung tahu itu jadi dia mencoba
menyelamatkanku karena aku akan mengikuti kompetisi olahraga besoknya..”
“MWO?? Jadi….” Leeteuk
hampir tak percaya
“dan gara-gara kakinya
luka ia menyerahkan rekomendasi kompetisi seni padaku..” sambung Henry. Semua
menoleh padanya, “aku tahu, luka dikakinya sudah sembuh dan dia bisa ikut
kompetisi itu.. dugaanku, Hae hyung mendengar ku marah waktu itu ada Zoumi Ge
juga.. aku marah karena tidak terpilih. Besoknya, Hyukkie hyung memberikan
rekomendasi Hae hyung padaku atas permintaan Hae hyung..”
“Donghae yang
memberikannya padamu?” Zoumi memastikan
“ne..” Heechul mengusap
pelan punggung Henry yang hampir menangis.
“aku baru mengerti
sekarang, kenapa waktu itu Eunhyuk hyung berteriak pada Minho kalau dia tidak
akan membiarkannya melukai Hae hyung untuk kedua kalinya..” giliran Kyuhyun
bercerita
“kejadian Yoochun waktu
itu.. dia berusaha menyelamatkan kami.. tapi waktu ia kenal siapa dalang
dibalik semua ini, Hae hyung mencoba untuk bericara baik-baik.. karena itu
masalah Kangin hyung jadi sebaiknya tidak melibatkan kami..” tambah Ryeowook
Siwon dan Sungmin
rupanya begitu shock dengan cerita dongsaeng mereka. Shindong terduduk lemas di
dekat Yesung. Leeteuk sudah tidak bisa menahan air matanya.
“dia selalu ada untuk
menjaga kita..” Eunhyuk sudah kembali bersama dua hyungnya “dan parahnya, saat
ia membutuhkan kita.. kita tidak ada.. waktu appanya meninggal kita tidak
menemaninya.. lalu kenapa harus dia juga yang minta maaf pada kita?” kali ini
pecah sudah pertahanan keegoisan yang mereka bangun selama ini.
“YAK!! KENAPA KALIAN
DIAM SAJA? KITA HARUS SEGERA MENCARINYA..” teriak Kangin
“diluar hujan.. yang
aku tahu Donghae alergi dengan dingin.. kita harus menemukannya segera..”
tambah Hankyung
“Kalian tidak berhasil
mengejarnya?”
“Ani..” Eunhyuk lemas.
Sungmin berdiri
seketika, mengambil kunci mobil.. “kita cari Donghae sekarang.. Siwon-ah pakai
mobilmu juga, kita berpencar..” ujarnya
“ne..” jawab mereka
serentak.
-Author POV end-
###
-Sungmin POV-
Semua bermula dariku..
aku yang mebuat Donghae menderita selama ini.. aku bukan hyung yang baik
untuknya..
“Sungmin.. gwaenchana?”
Yesung hyung membuyarkan lamuananku
“ne hyung..” aku masih
sambil berkonsentrasi mengemudi mobilku “aku jahat padanya ya hyung”
“Ani.. kau hanya salah
mengambil sikap..”
“aku pikir dialah
malaikat untuk kita semua hyung…”
Yesung hyung menepuk
bahuku “sekarang kau tahu bagaimana harus bersikap dengan Donghae.. kau hyung
yang baik Sungmin..”
“m…mwwo??”
“ne, mana ada hyung
yang sekuatir ini pada dongsaengnya kalau ia tidak baik?”
“kalau begitu… kita
harus menemukannya kan hyung?” kutengok sebentar dan Yesung hyung mengangguk.
-Sungmin POV end-
-Siwon POV-
“Siwon-ah tenanglah
sedikit.. kau sedang mengemudi, jangan sampai kita semua celaka..” saran Kangin
hyung
“ne hyung… aku hanya
terlalu mencemaskannya..”
“dia pasti baik-baik
saja kan hyung?” Shindong hyung yang duduk dibelakang bertanya
“kuharap begitu.. kalau
selama ini ia bisa baik-baik saja, kali ia harus begitu juga..”
Kemudian semuanya
menjadi diam.. kami kembali fokus mencari Donghae..
‘dimana kau Hae…??’
batinku.
“Siwon stop..!!”
Shindong hyung mengejutkanku
“Wae?” aku sedikit
sebal menghentikan mobilku.
“itu.. Donghae?” kami
mengikuti arah tangannya menunjuk pada sebuah tempat. Aku tak menunggu lama..
keluar dari mobil dan berlari menghampiri seseorang didepan took alat musik.
Dia memang Donghae..
Ia duduk menopangkan
kepalanya pada kedua kakinya yang ditekuk.
“Hae-ah…” kugoncangkan
sedikit tubuhnya, tak ada respon.
“Hae!!” Kangin hyung
mengangkat kepalanya.. tubuhnya dingin, wajahnya pucat.. ya, Donghae sangat
pucat. Matanya tetap terpejam walaupun Kangin hyung membangunkannya.
“Hyung.. sebaiknya kita
gendong dia..” usul Shindong
Aku segera menggendongnya
masuk mobil. Shindong hyung menyandarkan kepalanya dibahunya sambil ia memeluk
Donghae memberi kehangatan pada tubuh dinginnya. Kangin hyung menghubugi
Leeteuk hyung dan Yesung hyung untuk segera pulang..
-Siwon POV end-
-Leeteuk POV-
Aku segera menyuruh
Hankyung memutar balik setelah mendapat kabar dari Kangin. Kami kembali ke
rumah..
Siwon membaringkan
Donghae diranjangnya.. Eunhyuk dan Kyuhyun segera mengganti bajunya dengan
piyama dark blue.. Sungmin menyelimutinya hingga dua lapis.. Ryeowook memasak
bubur untuknya.. Zoumi mengambil handuk dan air hangat untuk mengompresnya yang
ternyata demam tinggi.. Kibum mengambil obat penurun panas.. dan kami, para
hyungdeul melihat semua yang mereka lakukan hanya bisa diam terharu.
“Hae.. irroena saeng..”
kuusap lembut keningnya. Demamnya belum turun dan dia harus minum obat dulu.
“Hae.. buka matamu..”
tambah Hankyung menepuk pelan pipinya. Tidak ada respon darinya..
Kulihat semua
dongsaengku kuatir dengan keadaanya.. tidak ada satupun dari kami yang beranjak
dari kamar ini.
“Kalian istirahatlah..
aku akan menjaganya, aku tidak ingin kalian ikut sakit nantinya..” pintaku
kemudian
“ani hyung…” protes
Eunhyuk
“Kangin, ajak Siwon dan
Shindong ganti baju.. kalian bisa sakit kalau basah kuyup begitu.. Sungmin,
ajak dongsaeng kita ke kamar dan tidur..” aku masih memerintah..
“tapi hyung…” Kyuhyun
ingin menolak juga
“Zoumi, Yesung.. kalian
juga.. ajak yang lain istirahat.. masih ada Hankyung dan Heecul yang akan
menemaniku menjaga Donghae..” mendengar jawabanku kali ini mereka menurut..
keluar dari kamar Donghae juga kamarku satu persatu.
Hanya Eunhyuk yang
tidak bergerak pergi, ia malah berbaring disamping Donghae. Ikut masuk dalam
selimutnya dan memejamkan mata..
“aku akan tidur juga
hyung, tapi disini bersamanya..” ujarnya. Aku menghela napas mendengarnya. Ia
memang tidak pernah bisa pisah dari Donghae yang sudah seperti dongsaeng
kembarnya. Hankyung dan Heechul masih mematung dibelakangku.
Donghae masih terlelap
pagi ini saat aku masuk kamar. Demamnya sudah sedikit turun dari semalam.
Wajahnya masih pucat.. ia masih berada diposisi yang sama seperti semalam.
“Hae…” aku kuatir karna
ia belum bangun sampai sekarang
“hyung… Donghae
gwaenchana?” Siwon dan Sungmin tica-tiba masuk kamar kami.
“Ani… dia..” belum
sempat aku melanjutkan, kurasa bola mata Donghae bergerak resah.. “Hae..”
panggilku sekali lagi. Perlahan ia membuka matanya..
“akhirnya kau bangun..
apa yang kau rasakan Hae?” tanyaku seolah bertubi-tubi.
Tapi aku tersentak saat
ia menjauhkan tanganku, wajahku semakin pucat.. ia ketakutan dan mencoba
menghindariku..
“Andwae… jebal hyung..
jangan pukul aku lagi..” isaknya
“Hae.. hyung tidak akan
memukulmu,,”
“Andwae hyung… mian..
mianhae…” teriaknya semakin histeris
“Hae-ah…” Siwon mencoba
mendekat
“AAANNDDWWWAAEE!!!” ia
berteriak kencang pada Siwon. Tubuhnya gemetar, kedua tanganya memegang erat
pada selimutnya “mianhae hyung.. jebal, jangan pukul aku..”
“ani Hae..” Siwon masih
berusaha mendekat
“HYYUUKKIEE
HYYUNNGG!!!” ia berteriak memanggil Eunhyuk. Sontak beberapa detik berikutnya
Eunhyuk datang tidak sendiri.. Kangin, Hankyung dan Heechul ikut dibelakangnya.
“Hae.. gwaenchana?”
Eunhyuk memeluknya erat. Aku miris melihat pemandangan ini. Donghae dongsaeng
kami, takut melihat hyungnya sendiri.
Ia mengeratkan
pelukannya pada Eunhyuk juga.. “aku takut.. aku takut hyung akan memukulku..”
lirihnya dan kami semua mendengar itu. Hankyung menepuk bahuku ringan, mencoba
membuatku setenang mungkin.
“Ani Hae-ah.. mereka
tidak akan memukulmu.. kau percaya padaku?”
“tapi Hyuk..”
“dengarkan aku..”
Eunhyuk menangkupkan tangannya diwajah Donghae “aku bisa pastikan mereka tidak
akan memukulmu lagi..”
“benarkah?”
“ne..” Enhyuk menoleh
padaku memberi isyarat “sekarang seperti ini..” Enhyuk meletakkan tanganku
diatas kepala Donghae. Aku segera mengoyaknya pelan. Donghae masih kaget, tapi
aku tahu ia berusaha untuk tidak takut padaku.
“hyuungg… mianhae.. aku
tidak akan bertengkar dengan minni hyung lagi..” bisiknya. Air mataku tak bisa
kusembunyikan lagi.. tiba-tiba ia memelukku erat.. “mianhae..” isaknya.
“Hae, jangan minta maaf
lagi.. kau tidak salah.. hyung yang salah” ujarku membalas pelukannya
“Hae-ah…” panggil Siwon
“Wonnie hyung….”
Sahutnya pelan sambil melepas pelukannya “mian..” ia terntunduk
“Ani, akulah yang minta
maaf.. aku tidak akan menyuruhmu menjauhi Seohyeon lagi..” ia mengangguk kini.
“aku hanya ingin
memelukmu hyung…” ucapnya
“tentu saja saeng..”
Siwon mendekap erat ia dalam pelukannya
“gumawo.. ini saja
sudah cukup buatku..” bisiknya
“mulai sekarang, kau
bisa memelukku kapan kau mau..” Siwon menegaskan
“aku boleh memelukmu
juga Hae?” Sungmin angkat bicara ragu-ragu. Donghae memandangnya lekat,
tangannya masih gemetar tapi ia mencoba mengulurkannya pada Sungmin. Sungmin
tak ingin menyiakannya, menariknya dari pelukan Siwon dan memeluknya erat..
“mianhae Hae-ah..
mian.. akulah penyebab semua yang kau alami selama ini.. aku terlalu egois
melimpahkan amarah dan benci padamu.. aku akan menebusnya dengan apapun..”
Sungmin terisak dipunggung Donghae. Heechul dan Kangin melihat mereka haru..
ah, ani.. bukan hanya mereka tapi kami semua terharu melihat pemandangan ini.
‘uhhukk.. hukk..’
Sungmin melepaskan pelukannya
“Gwaenchana Hae?” kami
hampir melupakan kalau ia masih sakit. Semalam belum sempat minum obat karena
susah dibangunkan. Bahkan hari ini ia masih demam..
”uuhhuk…’ ne hyung…”
dengan suara serak
“Sungmin biarkan dia
istirahat..” Heechul mendekat pada mereka dan membaringkan Donghae “bagaimana
bisa kau bilang baik-baik saja eeohh? Kau masih sakit seperti itu..” Heechul
sedikit marah-marah
“Yak, Hyung.. kau
memarahinya eeoohh?” teriak Hankyung
“Ani.. aku hanya sebal
saja, sudah tahu dia tidak pandai berbohong masih saja bohong..”
“Aku tidak bohong…”
Donghae pasang puppy eyes
“bagaimana bisa bilang
tidak bohong hah? Lihat ini.. kau bahkan masih demam.. wajahmu pucat..” teriak
Heechul
“Yak.. pergi dari sini,
kau makin mambuatnya sakit” ujarku..
-Leeteuk POV end-
-Donghae POV-
Aku mendengar hyungku
bertengkar hanya karna aku..
Uuhhuukk..hukk..
“hyung… jangan bertengkar lagi..” lirihku, aku masih merasa serak
“ah.. ani Hae..”
Leeteuk hyung mengusap keningku lembut.. “kami hanya becanda..” ujarnya,
mungkin dia melihat wajah ketakutanku.
‘sudah lama aku tidak
merasakan sentuhan tangannya.. selama ini hanya Hyukkie yang ada dekatku. Aku bahkan
senang melihat mereka bertengkar seperti tadi.. aku senang mereka
mengkawatirkan aku..’
“Hyukkie hyung…”
“ne Hae.. kau
membutuhkan sesuatu..?”
“peluk aku..” bisikku.
Hyukkie tersenyum kemudian memelukku “gumawo..” bisikku sekali lagi. Aku
merasakan gerakan kepalanya yang mengangguk sepertinya.
“YAK!! KALIAN SEMUA!!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar