Kamis, 05 September 2013

Fanfic : Uri Magnae 4 (Sihae)

PART 4 (HAEWON)
-Still Author POV-
Kejadian beberapa hari yang lalu sudah sedikit terlupakan oleh mereka. Minho segera pindah kampus setelahnya, padahal dia teman yang baik sebenarnya menurut Kyuhyun dan Kibum.
“Donghae… waeyo? Gwaenchana..?” Seohyeon, teman kampus Donghae sekaligus sahabatnya dari kecil menyapa siang itu.
“Ne.. kau tidak sedang bersama Siwon?”
“Ani. Dia ada latihan bersama Zoumi dan Changmin katanya.. jadi aku ingin kau menemaniku makan, Eunhyuk tidak bersamamu juga kan?”
Donghae mengangguk.. memeluk bahu Seohyeon dan menariknya ke kantin.
“Aku sudah dengar masalah kalian dengan Minho dan Hyungnya..”
“ne?”
“sebenarnya Jesicha dulu temanku waktu SMA.. setelah kau tidak satu sekolah denganku dulu, Jesicha adalah temanku..”
“dia baik-baik saja kan sekarang?” Donghae menguyah makanannya.
“Yak, telan dulu makananmu!!” teriak Seohyeon “ne, dia sedang menjalani teraphi.. sebentar lagi dia pasti baik-baik saja..” lanjutnya
“Hae-ah.. kau banyak berubah akhir-akhir ini.. waeyo?” Seohyeon sedikit menyelidik.
“Ani.. aku masih sama seperti dulu..”
“kau tahu?” Seohyeon memandang lekat Donghae “dulu kau dongsaeng yang manja dan hiperaktiv bagiku.. tapi sekarang, kau sedikit lebih pendiam..”
“benarkah? Kau juga.. dulu kau noona yang tak pernah banyak bicara sekarang kenapa jadi suka bertanya dan cerewet?” Donghae tak mau kalah
“YAK!! APPO!!” sebuah jitakan mendarat di kepala Donghae
“aaahh.. kau tampan kalau sedang kesakitan…”
“mwoo?? Kau tidak demam kan? Kau bilang apa tadi?”
“bilang apa?” Seohyeon memandang tajam padanya
“mengaku saja.. aku ini memang tampan bukan? Tak kalah dari Siwon hyung…” dasar Donghae narsis.
“Aaaiisshhh!!!”
“benarkan kataku? Kenapa kau tidak jadi yeojachinguku saja?”
“Yak!! Donghae…!!”  teriak Seohyeon sebelum akhirnya mereka tertawa.
Tanpa mereka sadari, sepasang mata sedang menatap aneh pada mereka berdua…
-Author POV end-
-Siwon POV-
BRAAKKK!!!
“WOONIE… waeyo?” Zoumi melihat aneh padaku. Mungkin dia terkejut waktu aku menggebrak meja.
“Donghae benar-benar tidak berperasaan.. dia seenaknya saja merayu Seohyeon..”
“Mwo? Mana mungkin?”
“aku melihatnya Zoumi.. mereka dikantin..
“tapi setahuku, mereka itu teman sejak kecil kan?”
“justru itu.. siapa yang tahu kalau Donghae mungkin menyukainya?” kataku kesal.
“sebaiknya kau tanya mereka.. jangan emosi dulu..”
“aku pikir sudah jelas.. kau masih ingat kan apa yang dilakukannya pada Sungmin hyung dulu?”
-Siwon POV end-

-Author POV-
-Flashback on-
“AKU MELIHATMU DONGHAE-AH!! AKU MELIHATMU MEMELUKNYA!!” teriak Sungmin
“tapi aku tidak melakukan apa-apa hyung.. dia hanya bercerita dan aku reflek memeluknya karena aku kasihan padanya.. tidak lebih..”
“KAU TAHU AKU SEDANG BERTENGKAR DENGANNYA..?? KAU SENANG? KAU MENGINGINKANNYA EEOOHH??” masih sambil berteriak.
Donghae diam kali ini, penjelasan apapun tak akan dihiraukan oleh hyungnya.
“KAU INI…” Sungmin hampir memukul Donghae kalau tidak dicegah Hankyung dan Shindong “LEPAS HYUNG!! AKU AKAN MENGHAJARNYA..”
“Sungmin.. dengar dulu penjelasan Donghae..” ujar Hankyung
“Donghae benar yang dikatakan Sungmin?” tanya Shindong
“aku memang memeluknya hyung, tapi seperti yang kukatakan tadi.. aku hanya kasihan mendengar ceritanya..” Shidong tahu kalau dongsaengnya ini memang mudah tersentuh dan berempati dengan orang.
“Jadi tidak terjadi lebih dari itu?”
“Ani hyung…” lirih Donghae
“YAK!! Aku tidak percaya.. bahkan Sunny mengatakan kalau kau lebih baik dariku.. apa lagi itu?”
“mwo?? Aku tidak tahu itu hyung..” ucap Donghae takut-takut.
“Kau pura-pura tidak tahu eeoohh?”
“hyung.. jebal,, kenapa kau menuduhku seperti itu.. bukankah itu juga salahmu?” rupanya Donghae juga mulai emosi sekalipun masih takut menatap Sungmin
“apa kau bilang?” Sungmin menerjang Hankyung, menarik krah baju Donghae “Kau menyalahkanku? Jelas-jelas kau yang ikut campur masalahku dengan Sunny..”
BUUGGHH!! Satu pukulan didapat Donghae. Hankyung dan Shindong tidak bisa mencegah kali ini.
“ne.. itu salahmu hyung.. kau yang membuat Sunny menangis. Apa salah kalau aku menemaninya? Hah? Sepertinya dia benar, aku lebih baik darimu hyung.. jauh lebih baik..” kata-kata Donghae membuat Sungmin marah besar. Bertubi-tubi ia memukul Donghae dan sekarang Donghae mulai membalasnya. Ia tak ingin terus disalahkan oleh hyungnya.
“Hentikan!!” suara Leeteuk yang muncul bersama Heechul “seperti anak kecil saja..”
“Donghae.. kau cukup minta maaf pada Sungmin kan..” usul Heechul
“shireo hyung… aku tidak merasa salah..”
“kau merebut Sunny dariku Hae-ah dan kau bilang tidak salah? Dongsaeng macam apa kau ini?”
“mwo? Hyung… kalau sikapmu seperti ini aku akan benar-benar merebutnya darimu..”
Sungmin sudah tidak tahan lagi.. dipukulnya sekali lagi dongsaengnya itu tapi Donghae cepat mengelak. Donghae mendorong Sungmin..
“Jangan suruh aku minta maaf padamu hyung kalau kau juga tidak mengakui kesalahanmu!!”
“Donghae, jangan egois..” pinta Leeteuk
“hyung juga membelanya? Jadi tidak ada yang percaya padaku?”
PLLAAKK!! Kali ini Leeteuk yang menamparnya. Heeechul, Shindong dan Hankyung hanya bisa diam melihat pertengkaran mereka. Percuma.. keadaan masih sangat panas untuk mereka cegah.
Sakit.. rasa sakit yang begitu menyiksa hati Donghae bahkan tak satupun Hyungnya yang membela.. dia bergegas pergi meninggalkan mereka tapi Sungmin berhasil mengejarnya..
“Yak hyung.. lepaskan aku!!” teriak Donghae yang hendak turun tangga.
“Ani.. sebelum kau minta maaf..”
“Shireo..!!” tangkisnya.
Sungmin masih berusaha menahannya, Donghae kehilangan kendali mendorong tubuh Sungmin hingga ia jatuh..
“HYYUUUNNGGGG!!!” Donghae terkejut dengan apa yang dilakukannya. Sungmin sudah tergeletak dengan darah di kepalanya. Hankyung dan Heechul segera sadar dan berusaha menolongnya.
“Sungmin.. irroena.. buka matamu!!”
“Minniee… bangun..”
“Shindong.. telphon ambulans..”
Donghae linglung seketika.. dipandanginya keempat hyungnya membawa Sungmin masuk ke ambulans. Ia tak ingin ketinggalan juga segera menyusul.
###
PLAAKK!! Tamparan Leeteuk kembali didapat Donghae “aku tidak pernah mengajarimu untuk egois Hae-ah..”
Donghae terisak.. “mian hyung.. mianhae..”
“Kau sadar tidak baru saja kau membuat celaka hyungmu sendiri? Kau bukan dongsaengku Hae..”
“hyung…..” Donghae menarik lengan Leeteuk
“aku tidak punya dongsaeng sepertimu..” Leeteuk pergi meninggalkannya begitu saja.
-Flashback off-
###
Siwon menepuk pelan bahu Donghae malam itu sehabis makan malam..
“aku ingin bicara” bisiknya. Donghae mengangguk kemudian mengikuti Siwon ke ruang tengah yang kebetulan kosong.
“Waeyo hyung?”
“aku ingin kau menjauhi Seohyeon..” Siwon to the point.
“wae? Dia temanku hyung.. aku tidak bisa..”
“kau harus bisa.. atau kau menyukainya sebenarnya?”
“apa maksudmu hyung? Tentu saja aku menyukainya sebatas teman..” terang Donghae “apa aku melakukan yang salah?”
“ne, kau salah karena dekat dengannya..”
“yak, Wonnie hyung.. kau bahkan tahu kalau aku dan dia sudah dekat dari kita kecil..”
“ne, aku sangat tahu.. justru itu.. bisa saja karena kau sering dekat dengannya rasa sukamu sebagai seorang teman akan berubah..”
“ani hyung, itu tidak mungkin.. Seohyeon bahkan sudah kuanggap sebagai noona..”
“nah itu.. kau bilang dia teman.. lalu jadi noona.. besok bisa saja menjadi yeojachingu..”
Donghae mendesah.. menundukkan kepala menahan sesuatu yang hampir jatuh dipelupuk matanya. Kejadian Sungmin terlintas dibenaknya. Haruskah ia egois lagi kali ini? Tapi apa yang salah dengannya? Seohyeon satu-satunya teman yang tahu soal dirinya dari kecil. Mungkinkah ia harus menjauhinya hanya karena Siwon yang sepertinya kurang masuk akal itu? Padahal Siwon juga tahu kalau mereka sebatas teman, apakah salah kalau berteman dengan yeojachingu hyungnya sendiri?
“ne hyung… aku akan menjauhinya..” Donghae memutuskan sekarang. Siwon sedikit merasa menang mendengarnya.. ia tersenyum dingin meninggalkan Donghae yang masih terdiam tak bergerak.
-Author POV end-
-Siwon POV-
Donghae benar menepati janjinya..
“Seohyeon..” paggilku
“Oppa?? Kau lihat Donghae tidak? Seharian ini di aneh.. aku mencarinya tapi dia seperti menghilang begitu saja..”
“Ani.. mungkin dia dengan Hyukkie dan Yoonho.. tadi sepertinya mereka bersama..”
“OOhh…”
“kau memikirkannya?”
“ani.. hanya merasa aneh saja. Anak itu tidak pernah begitu sebelumnya.. bahkan dia dongsaeng yang manja bagiku, kalau ada masalah sedikit dia langsung cerita..”
“dongsaeng??”
“ne.. dongsaeng.. aku selalu memanggilnya begitu..”
“kau banyak tahu soal Donghae disbanding soal diriku..” gumamku
“kau iri? Itu karena aku mengenalnya sejak kecil.. tapi bukan berarti aku tak tahu banyak soal dirimu oppa..”
“benarkah?”
“ne.. aku mencari tahu lewat dongsaeng-dongsaengmu..” ujarnya. Aku tersenyum tipis.. dia mencaritahu tentang diriku? Benarkah yang kudengar.. padahal aku saja belum banyak tahu soal dirinya. Harusnya aku banyak tanya pada Donghae, tapi aku malas berhubungan denganya.
“Donghae-ah..” panggil Seohyeon
“Ahh.. Seohyeon, mian.. aku harus latihan. Eunhyuk dan Yoonho hyung sudah menunggu.. aku pergi dulu ne..” jawabnya sambil berlalu
“sepenting apa latihan itu baginya?” tanya Seohyeon pelan
“tentu sangat penting Seohyeon-ah.. dia kan dancer..” kujawab sekenaku “oh, ya.. pulang nanti mau tidak kita jalan-jalan dulu?”
“ehm?? Boleh..” kusambut anggukannya dengan senyumku.
-Siwon POV end-
-Donghae POV-
Aku bertemu Siwon dan Seohyeon.. ‘mian Seohyeon, aku harus menghindarimu.. aku tidak ingin kejadian Sungmin hyung terulang lagi. Aku haru bisa menjauhimu padahal kau tahu kalau aku tidak bisa melakukan itu sebenarnya..’
“Hae-ah.. kau telat!!” suara Yoonho hyung
“mian hyung.. kalian juga baru mulai kan?”
“ahh.. ne.. ya sudah kita latihan sekarang..” ajaknya.
Gerekanku kacau.. entahlah.. antara music.. gerakan dan pikiranku tak menyatu. Rasanya aku hanya memandang kosong..
“Gwaenchana?” Eunhyuk menepuk pundakku. Aku hanya mengangguk..
“ah.. matikan musiknya sebentar Hyuk..” pinta Yoonho hyung
“Mwo?” protes Eunhyuk “waeyo?”
“matikan..” dan perintah tegas itu membuat Eunhyuk melakukannya.. “itu.. bunyi ponsel siapa?” tanya Yoonho tiba-tiba.
“Ah, ne.. seperti punyaku hyung..” sahutku. Aku mengobrak-abrik tasku mencari ponsel itu.. setelah ketemu, rasanya aneh melihat nama penelphon di layar..
“aku angkat telphon sebentar.. kalian lanjutlah..” kataku sambil keluar ruangan. Aku tidak ingin mereka juga berhenti latihan.
“Oemma? Waeyo?” tidak biasanya oemma menghubungiku saat aku masih di kampus. Oemma tahu semua jadwalku dan tidak akan mengganggu kalau bukan hal penting..
“………………….”
“MWO??”
“……”
“Ne, arraseo..” tanganku bergetar, kakiku terasa amat lemas dan jantungku kacau..
Tak buang waktu segera kuambil tasku didalam.. “Hyung, mian aku harus pergi..” ucapku tanpa peduli jawaban mereka aku sudah berlari. Aku harus segera pulang kerumah,.
-Donghae POV end-
###
-Hankyung POV-
“HYYUUNGG AKU LAPAR!!” Shindong sudah berteriak rupanya. Dipukul-pukulnya mangkuk dan sumpit persis seperti seorang dongsaeng kami yang lain.
“berhenti berteriak Shindong-ah.. sebaiknya kau membantunya. Sebentar lagi mereka datang..” sergah Heechul hyung
“ani.. aku tidak mau.. kenapa bukan kau saja Hyung?”
“daripada ribut, kalian berdua bantu Hankyung sana..” lerai Leeteuk hyung
“SHIREOO…” tolak mereka.
“HYUUNGG… KAMI PULANG!!” itu suara mereka.. Kyuhyun, Kibum dan Henry..
“mana yang lain?” tanyaku
“masih diluar..”
“ya sudah.. Kyu, panggil Sungmin dan Kangin di kamarnya.. Kibum panggil Wookie dan Yesung di belakang sedang memandikan kura-kura.. dan kau Henry, panggil semua Hyung-mu yang masih diluar..”
“ne Hankyung Ge..”
Berisik seperti biasa.. aku hampir tak tahu apa saja yang mereka bicarakan. Yesung masih bertengkar dengan Wookie soal kura-kuranya… Zoumi masih berdebat soal latihannya bersama Siwon. Kyuhyun dan Sungmin bersaing menyanyi direcoki Heechul hyung.. hanya Kibum dan Eunhyuk yang terlihat diam..
“Hyuk mana Donghae?” kudapati dongsaengku kurang satu
“bukankah sudah pulang dulu? Tadi dia pergi waktu kami latihan aku pikir dia pulang dulu..”
“Ani, aku tidak melihatnya dirumah daritadi..”
“YAK!! Anak itu lagi.. menunda makan malam..!!” seru Shindong “hubungi dia Hyuk.. suruh cepat pulang!!”
“ne hyung…” Eunhyuk tak menolak, dikeluarkan ponselnya dan menghubungi Donghae..
4 menit…..
“Makanan siap…”
“kita makan sekarang?” Kangin sudah siap dengan mangkuknya
“Hyuk? Bagaimana?”
“ponselnya mati hyung… dia tidak bisa dihubungi.. aku sudah tanya Yoonho, Changmin dan Seohyeon.. mereka tidak ada yang tahu dimana Donghae..”
“Aaaiisshh kemana anak itu?”
“tadi siang kulihat dia buru-buru pergi setelah mendapat telphon hyung..”
“dari siapa?”
“mola.. dia mengangkatnya diluar ruangan…”
“ya sudah, kita makan dulu ne.. aku tahu kalian sudah sangat lapar..”
-Hankyung POV end-
-Leeteuk POV-
Perasaanku tidak enak sejak Eunhyuk tidak bisa menghubungi Donghae. Apa aku kuatir? Sudah lama sekali aku tidak mencemaskannya seperti ini. Bahkan semalam ini dia belum pulang juga.. apa ini ulah teman Kangin lagi?
“kau belum tidur hyung?”
“kau sendiri? Ini sudah malam Zoumi.. jangan suka makan malam-malam kalau tidak ingin seperti Shindong..” Zoumi menutup kembali kulkas yang sudah dibukanya. Dia hanya mengambil soda lalu duduk disampingku..
“menonton atau memikirkan sesuatu hyung?” tanyanya lagi.. ia tahu aku tidak konsentrasi menonton TV..
“Donghae.. dia belum pulang..”
“dia sudah besar hyung..”
“tapi tidak biasanya seperti ini Zoumi..”
“hah, dia memang selalu membuat masalah. Mungkin kali ini dia berniat mencari perhatian kita..” Zoumi beranjak pergi ke kamarnya. Meninggalkan setengah soda yang tersisah dimeja ruang tengah.
Aku masih berniat menunggunya.. akan kumarahi kalau dia pulang nanti. Kusandarkan kepalaku di sofa dan kupejamkan mataku sejenak..
###
“HYUUUUUNNNGGG!!!”
“HYUUUUUUUNGG!!” suara Yesung dan Shindong memekak telinga membuat seisi penghuni rumah terbangun dengan buru-buru.
“YAK!! Jangan teriak pagi-pagi Hyung..” Henry sebal tidurnya terganggu
“Ada apa??” Kibum masih membawa selimutnya keluar
“Berisik!!” umpat Kangin
“katakan.. ada apa?” semua diam.. lagi-lagi Hankyung yang bisa mengendalikan
“Oemma baru saja menghubungiku.. katanya.. Appa Donghae meninggal..”
PRAAAKKGG GGLLEERRRRHH…..
“MWOO??” teriak kami serentak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar