Jumat, 06 September 2013

Fanfic : Uri Magnae 9 =End=



PART 9 (…?) happiness-sadness?
-Still Kibum POV-
“AKU BENCI…”
“YAK!! JANGAN BERTERIAK LAGI!!” seru Heechul hyung. Dia selalu datang dan menjadi malaikat untuknya “Donghae masih sakit dank au berbicara seperti itu?”
“lebih sakit kami yang kau terlantarkan hyung..” Kyuhyun datar
“ne.. aku mengerti perasaan kalian…”
-Kibum POV end-
-Donghae POV-
“ne.. aku mengerti perasaan kalian…” sahutku, aku tahu persis perasaan itu karena itu yang aku rasakan kemarin “aku pernah merasakan hal yang sama, bahkan lebih parah dari ini.. kalian bahkan tidak melihatku.. tidak menganggapku hadir dirumah ini..” aku tak sanggup lagi memendam ini. Sekalipun aku bilang aku baik-baik saja kemarin, tapi aku juga sakit hati.
Eunhyuk memelukku, hanya ini yang bisa menenangkanku. Kibum dan Kyuhyun terdiam. Sungmin hyung dan Siwon menatapku.
“apa kau juga bertanya dimana hyungdeul saat kau membutuhkannya? Apa kau juga bertanya mengapa mereka mengabaikanmua? Apa kau juga iri saat hyungdeul bersikap baik pada yang lain..? aku merasakannya Bummie..”
“Donghae-ah…” Kangin hyung mengusap punggungku.
“aku tidak pernah meminta mereka untuk peduli padaku.. aku tidak pernah meminta mereka untuk baik padaku.. aku juga tidak pernah memintamu dan Kyuhyun membelaku didepan hyung waktu itu..” tidak ada yang bicara selagi aku berbicara. Rasanya sesak dan sakit dijantungku.
“aku tidak meminta semua itu.. aku hanya ingin kalian menganggapku hadir dan ada di disini.. sudah cukup untukku..”
“CUKUP!! Masalah ini sudah selesai kemarin.. jangan bahas lagi dan jangan buat masalah baru..” Eunhyuk menengahi.
“percuma hyung..” kataku “aku tetap menjadi masalah dirumah ini.. sebaiknya aku pergi..” putusku. Rasanya aku tidak sanggup lagi melihat semua orang bertengkar hanya karena aku. Aku pergi meninggalkan mereka yang masih dalam kebisuan. Eunhyuk dan Kangin hyung mencegahku tapi kekuatan tak terduga kudapati tiba-tiba. Aku bisa melepaskan diri dari mereka. Dan untuk kedua kalinya, aku berusaha untuk pergi dari rumah itu..

Langkahku membawaku ke taman ini, satu-satunya tempat dimana aku bisa berfikir..
“Donghae ssi.. gwaenchana?”
“Yoona..? kau.. waeyo? Kau disini?” gadis itu duduk disebelahku. Yoona, teman sekelasku dan Hyukkie.
“ah, aku hanya sedang jalan-jalan.. kau sendiri?”
“nado..”  kami terdiam setelahnya.. ditengah hatiku yang kacau Yoona datang walau hanya duduk dan diam menemaniku sudah cukup kurasa.
“aku ingin membeli ice cream.. kau mau Dongahe ssi??”
“eeohh?? Mian Yoona, aku tidak membawa uang.. dompet dan ponselku tertinggal..” bagaimana mungkin dia bisa membelikanku, harusnya aku yang membelikannya.
“gwaenchana.. kali ini akan kubelikan.. anggap saja kau akan mengundangku makan malam suatu hari nanti..” jawabnya ringan
‘‘Mwwoo??” belum sempat aku bicara banyak Yoona sudah pergi membelinya.

Hari semakin malam dan aku tidak ingin segera pulang.. kupandang Yoona yang hampir selesai mengahabiskan ice creamnya.
“Yoona.. kau tidak pulang? Ini sudah malam…”
“kau sendiri?”
“ah.. aku.. aku sebenarnya berjanji dengan Hyukkie hyung untuk pergi kesuatu tempat.. jadi aku memang menunggunya disini tadi sambil jalan-jalan.. sebentar lagi dia akan datang kukira..”
“apa perlu aku menguhunginya?” Yoona mengeluarkan ponselnya
“ah, tidak perlu Yoona.. kau pulang saja, aku pikir Seohyeon Noona mencarimu..” ya, gadis ini tinggal seapartemen dengan Seohyeon.
“kau benar, aku ada janji dengannya mala mini.. aku pergi dulu Donghae ssi..” ujarnya sambil berlari. Gadis yang manis menurutku dan juga… polos..

Aku sendiri kini.. dan taman ini benar-benar sudah sepi..
“YAK!! Donghae babo!! Kenapa kau tidak ke tempat Yoonho hyung saja?” umpatku sendiri. Taman ini tak jauh dari tempat Yoonho hyung.. aku baru menyadarinya. Aku berdiri dan segera pergi ke tempatnya. Kalau hanya jalan kaki tidak perlu ongkos kan..
………………………
“Hae-ah.. ada apa malam-malam kesini eeohh?” selidik Yoonho hyung sewaktu membuka pintu
“aku mau tidur sini hyung..”
“ada masalah apa lagi?” Changmin hyung ikut penasaran sepertinya.
“aku sedang jalan-jalan, lupa bawa ponsel dan dompet.. jadi tidak bisa pulang kerumah.. dan aku sudah sangat lelah jadi jangan suruh aku pulang atau coba-coba mengantarku sekarang ini..” jelasku juga ancamku.
Yoonho dan Changmin hyung nampak curiga..
“aku hubungi Leeteuk hyung…”
“dan jangan coba-coba menghungi hyungdeulku atau dongsaengku..” kurebahkan tubuhku disofa dekat dengan Changmin hyung duduk.
“itu artinya kau ada masalah..”
“akulah masalahnya hyung.. bukan aku yang sedang dalam masalah..”
“Hae-ah.. kau baru pulang dari rumah sakit juga kan?” Yoonho hyung memang selalu kuatir.
Aku menatapnya mencoba tersenyum.. “percayalah hyung.. aku baik-baik saja. Hanya butuh tidur secepatnya.. dan aku juga yakin, hyungdeul tidak akan mencariku..”
“seyakin itu?”
“sebenarnya tidak juga.. biarkan seperti ini sampai besok.. jeball..” pintaku.
“hah.. arraseo.. masuklah ke kamar, ganti bajumu lalu tidurlah..” ucap Yoonho hyung. Aku menurutinya seperti yang dikatakan.
-Donghae POV end-
###

-Author POV-
Leeteuk menghela napas panjang..
“aku tidak akan marah pada kalian.. ini memang salah.. mianhae, kalau sejak beberapa hari kemarin kami mengabaikan kalian.. mianhae karena tidak menghadiri kompetisi yang kalian ikuti.. tapi tidakkah kalian juga tahu, sudah sesering apa kita mengabaikannya? Sesering apa kita tidak mengahadiri dan memberinya semangat waktu dia ikut kompetisi? Sesering apa kita tidak menjemput dan mengantarnya ke kampus disaat ia membutuhkannya? Sesering apa kita pergi bersenang-senang tanpa mengajaknya? Sesering apa kita membiarkannya terluka karena tidak pernah dipedulikan? Sesering apa kita membiarkannya kesepian dalam kesendirian? Dan sesering apa kita membiarkannya mengalah?”
Kyuhyun dan Kibum menunduk mendengarkan penjelasan hyungnya.
“dan akhir-akhir ini bukan suatu kesengajaan, dia membutuhkan kita semua.. tapi yang aku tahu, dia bahkan tidak pernah mengatakan kalau ia butuh kita hanya karena ia tak ingin merepotkan kita..” tambah Yesung
“itu mengapa aku sering berteriak padanya untuk tidak mengatakan baik-baik saja padahal ia tidak baik-baik saja..” sambung Heechul.
“kami tidak pernah membedakan kalian.. jadi maaf kalau kalian merasa seperti itu. Dan soal kompetisi Kyuhyun, waktu itu Donghae kritis.. kalian tahu itu.. dan soal janji kita Bummie.. itu bukan karena Donghae, tapi karena aku pergi dengan Seohyeon.. mian aku lupa kalau ada janji denganmu..” ungkap Siwon.

23.00…
Eunhyuk menuruni tangga dengan cepat.. membuat gemuruh di seluruh rumah walau penghuninya belum ada yang tertidur. Kembali mereka cemas akan keadaan Donghae yang belum ulang. Apalagi dia tidak membawa ponsel juga dompetnya.
“jangan berlari Hyuk..!!”
“Zoumi? Kau belum tidur?” Zoumi masih duduk manis diruang tengah
“bagaimana bisa tidur kalau Donghae belum pulang?”
“Henry sepertinya sudah lelah..” Henry tertidur dipangkuan Zoumi
“ohh.. Chullie hyung dan Teuki hyung belum memberi kabar?” Zoumi menggeleng
“ahh.. kalau begitu aku pergi dulu..”
“mau kenama?”
“menjemput Donghae..”
“Mwoo? Kau tahu dimana dia?”
“dimana lagi memang??”
“Hyung.. aku ikut..” Kibum mendekati Eunhyuk “aku rasa.. aku harus bertanggungjawab..”
“baiklah.. “ Eunhyuk menyetujui “Kyu, kau dirumah saja.. aku akan membawanya pulang segera..” dicegahnya Kyuhyun yang hampir berdiri dan ingin ikut juga “Wookie, hubungi hyungdeul..”
“ne hyung..”
“hati-hati Hyuk,. Jangan ngebut..” pesan Yesung
“ne hyung..”

“ne hyung, kalian pulang saja.. biar aku dan Eunhyuk hyung yang menjemputnya..” suara Kibum di ponsel. Mereka memutuskan mejemput Donghae setelah Eunhyuk mendapat pesan dari Changmin. Tidak menunggu dan menuyuruh yang lain, mereka segera ke tempat Yoonho.
…………………..
“dia sedang tidur Hyuk.. sudah kubilang kan sebaiknya besok saja kalian kesini..” ujar Changmin.
“aku tidak akan membiarkannya seperti ini lagi.. izinkan aku membawanya pulang Yoonho ssi..”
“arraseo.. terserah kalian.. tapi jangan sampai membangunkannya.. biarkan dia tidur..”
“ne, gumawo..”
Kibum menggendong Donghae dipunggungnya pelan. Membaringkannya di mobil dan membawanya pulang.
###

Donghae membuka matanya, pandanganya tak asing akan ruangan itu..
“mwo?? Kenapa aku disini?”
“aku yang menggendongmu hyung..” Kibum masuk kamarnya dengan segelas susu coklat
“ah, mian aku merepotkanmu Bummie..”
“aku minta maaf hyung… aku terlalu egois kemarin.. kau bahkan baru pulang dari rumah sakit, aku malah membuatmu tambah sakit..”
“Mwoo?? Gwaenchana Bummie..”
“hah, benar kata Chullie hyung.. jangan berbohong lagi hyung, jangan menyimpannya sendiri.. kalau kau marah ungkapkan, kalau kau sedih menangis saja.. kalau kau senang kau bisa tertawa..”
“eeoohh?”
“kau aktor yang hebat hyung!!” sambut Kyuhyun yang sudah masuk juga kekamarnya “kalau kau sakit jangan pernah sungkan untuk membuat kami cemas.. itulah gunanya keluarga.. kita tinggal disini memang tanpa hubungan darah satu oema dan appa.. tapi itu tidak penting, karena kita semua hyung dan dongsaeng..”
Donghae tak bisa lagi memendam isak tangisnya.. Kyuhyun dan Kibum memeluknya erat.
“kalau begitu aku boleh mengeluh kapanpun aku mau?”
“ne..”
“punggungku sakit Kyu.. Bummie..” rintihnya
“MWOO??” kedua terkejut melihat Donghae “akan kupanggilkan hyung..” seru Kibum seraya berlari keluar kamar.

Kang uisa selesai memeriksanya.. ia datang atas usulan Eunhyuk. Katanya hanya Kang uisa yang bisa membantu Donghae..
“tulang di punggungnya masih trauma dengan pukulan itu..” jelasnya “jangan biarkan ia membawa beban yang terlalu berat sementara ini..”
“arraseo uisa.. kansamhamnida..” Leeteuk membungkukkan badannya.
“ne, kalau begitu aku pergi dulu.. biarkan dia istirahat..” Kang uisa sempat memberinya obat penenang tadi. Ia tak tega melihat Donghae merintih seperti tadi.

“Hae…” Donghae membuka matanya dan menemukan Eunhyuk disampingnya
“Kau tidur disini tadi?”
“ne,.. gwaenchana?” Donghae mengangguk pelan. Saat itu Kibum, Kyuhyun dan Henry kembali masuk kekamarnya..
“hyung…”
“masih sakit?”
“kau butuh sesuatu?” tanya mereka bertubi-tubi..
“aku lapar..” rengek Donghae
“Yak, kau manja sekali eeohh?” sirik Eunhyuk dan dibalas tawa kecil olehnya.

-Donghae POV-
Rasanya aku sudah lebih baik sekarang… Eunhyuk membantuku menuruni tangga..
“seharusnya kau tidur dibawah saja Hae..” seru Eunhyuk
“kau mau tukar denganku?” tawar Zoumi yang melihat kami turun
“ANI…!!” protes Henry
“jangan mulai lagi hyung…” senyumku “aku menyukai kamarku.. ini tidak akan lama.. aku akan baik-baik saja besok..”
Aku tahu mereka semakin cerewet saja denganku. Aku belum terbiasa sebenarnya, tapi.. aku merasa nyaman ketika Heechul hyung meneriakiku.. ketika Teuki hyung memarahiku.. ketika Siwon dan Sungmin hyung cemas.. Ketika Shindong hyung membagi makananny untukku.. ketika Hankyung hyung dan Yesung memperhatikanku lebih.. dan ketika Kangin hyung berusaha membuat aku senyaman mungkin..
“Yak!! Aku bisa menggendongmu turun tadi..”
“Aniyo appa.. gwaenchana..” balasku
“MWO?? APPA??” teriak Ryeowook “kau memanggil Kangin hyung “appa”, kalau begitu aku juga..”
“tidak bisa.. Kangin hyung akan menjadi appa kita bersama!!” kali ini suara Kyuhyun
“Ne.. aku setuju!!” Henry dan Kibum bersama
Leeteuk hanya tertawa geli melihat pertengkaran kecil ini.
“YAK!! BAIKLAH… aku akan menjadi appa kalian..!!” akhirnya Kangin hyung bersikap.
-Donghae POV end-
###
-Leeteuk POV-
“HHYYYUUUNNNGG!! KEMBALIKAN PSP-KU!!
“HYYUUUUUUUUNNGG!! AKU TIDAK AKAN MEMASAKKANMU KALI INI!!”
“HYUUNGGGG!! KURA-KURAMU MENGGIGITKU LAGI”
“HYYUUUNNG……. AKU LAPAARR!!”
“HHYYYUUUUUNGG…….. EUNHYUK MENGHABISKAN SUSU COKLATKU!!
Akhirnya, teriakan itu lengkap pagi ini.. dan hari-hari berikutnya akan seperti ini.. masalah yang terjadi kemarin, akan menjadi pelajaran indah bagi kami. Oemma dan appa membangun rumah ini dan menyuruh kami tinggal bersama aku pikir bukan tanpa alasan..
Donghae dan magnae hadir ditengah kami juga bukan karena alasan..

-Flashback on-
Aku menyuruh kalian tinggal dirumah itu untuk tahu apa artinya sebuah tanggungjawab. Aku tidak akan memaksa kalian untuk meneruskan bisnis keluarga, tapi itulah syarat yang harus kalian lakukan.
-Flashback off-

--END--

Fanfic : Uri Magnae 8 (Comeback)



PART 8 comeback
-Still Donghae POV-
“YAK!! KALIAN SEMUA!!” RYEOWOOK masuk kamarku sambil teriak “JANGAN MEMELUKNYA SENDIRI…. Aku juga ingin memeluknya..” lanjutnya sambil berhambur ke arahku, menarik Eunhyuk dan menjauhkannya dariku.
“WOOKIE!! JANGAN CURI DONGHAE-KU!!” Eunhyuk tak mau kalah
“HYUNGG… AKU JUGA MAU..” Henry ikut2an..
“AAIISSSHH… kalian ini, Donghae masih sakit.. pergi dari sini semua..” usir Kangin hyung.
Aku bahkan tak bisa berkata apapun melihat semua ini.. bagaimana bisa aku bicara kalau mereka ribut sendiri..
‘huukk.. uhuukk..’ dan batuk ini menggangguku. Dadaku rasanya sesak.. aku juga baru merasakan kalau kepalaku berat tubuhku lemas..
“Hae…” suara Heechul hyung “jangan bohong lagi.. istirahatlah..” ucapnya lembut.
“sebaiknya kau makan dulu.. lalu minum obatmu..” ujar Sungmin hyung. Rupanya ia dari dapur.. membawa semangkuk bubur dan obat ditangannya.
“kau mau ku suapi?” tawar Leetuk hyung. Aku mengangguk pelan.. rasanya tanganku tak cukup kuat untuk memegang sendok.

Kurasa aku sudah cukup lama tertidur semenjak minum obat tadi pagi. Tubuhku masih terasa berat, tapi aku bosan kalau hanya tidur dikamar. Kupaksakan diri untuk bangun dan menuju lantai bawah. Aku yakin mereka pasti disana..
“APA YANG KAU LAKUKAN HAE??” suara keras Zoumi hampir membuatku jatuh dari tangga.
“kau mengagetkanku.. aku hanya ingin nonton TV..” kembali aku berjalan menuju ruang tengah. Rupanya Zoumi tak ingin aku terjatuh lagi.. ia segera memegang tanganku membantuku ke tujuan yang ku maksud.
“duduk disini.. tadi itu kau bisa teriak, aku akan membantumu.. jangan memaksakan diri Hae.. aku tahu kau masih sakit..”
“mian.. hyung..”
“MWO? Apa kau bilang? HYUNG?”
“kau lebih tua dariku kan?”
“gumawo..” ucapnya sambil mengoyak pelan rambutku “kau mau sesuatu? Akan ku ambilkan..”
“susu coklat..” jawabku datar.
“ne, tunggu sebentar..” Zoumi berlari kearah dapur..
-Donghae POV end-
-Sungmin POV-
Aku mendengar suara yang sudah lama menghilang dirumah ini. Kubuka pintu kamarku dan segera kucari sumber suara. Ternyata dari arah ruang tengah. seseorang duduk bersandar disofa. Aku tidak lagi menemukannya seperti ini sejak kejadian waktu itu.. aku memang jahat, membiarkan kebahagiaannya hilang..
“Hae.. sedang apa kau disini? Dan lihat.. bahkan kau tidak memakai baju hangat..” Donghae hanya mengenakan piyama tipisnya.
“hyung.. aku sedang nonton kartun.. lihat lucu sekali. Mian, aku mengganggumu ya..?”
“ani..” jawabku sambil duduk disebelahnya. Kulepas jaketku lalu kuselimutkan ke tubuhnya “pakai ini, kau kedinginan kan?”
“ah.. gwaenchana hyung..” senyumnya “ini hangat.. gumawo..” aku tahu dia masih canggung dengan kondisi yang tiba-tiba berubah ini. Tapi aku juga tahu, ia sangat merindukan saat-saat seperti ini.. sekalipun aku merasa ada yang berbeda dengan sikap Donghae..
“Hae, ini..” Zoumi datang membawa segelas susu coklat untuknya.
“gumawo hyung..” Donghae menerima dan segera meneguk selagi masih hangat.
“masih dingin?”
“ah.. ani hyung.. aku sudah baik-baik saja kok.. oh ya, kenapa rumah ini sepi?”
“hyungdeul sedang ada urusan di kantor, magnae dikamar lagi battle game, Siwon dan Eunhyuk belanja..” Zoumi yang menimpali
“ah, kenapa Hyukkie tidak bilang padaku? Aku ke kamar dulu hyung, aku ingin menghubungi Hyukkie..”
“disini saja..” sergahku “pakai ponselku.. saja..”
“bo..bolehkah hyung??” kusodorkan ponselku padanya.
“kalau begitu aku sms saja..”
“telpon dia Hae.. Hyukkie tidak suka baca message..” ujarku. Donghae mengangguk.
“Hyukkie hyung..”
“……..”
“kau dimana?”
“…….”
“ne, coklat cake..”
“…….”
“gumawo.. cepat pulang ya..”

Aku dan Zoumi menemani Donghae menunggu Siwon dan Eunhyuk. Dia tertidur dipangkuanku kini..
“kami pulang…. Yak! Kenapa dia?” Eunhyuk baru saja pulang terkejut melihat Donghae dipangkuanku.
“kelelahan menunggumu, kau dan Siwon lama sekali..”
“ah.. benarkah?” Eunhyuk girang “Hae.. irroena.. aku sudah membeli pesananmu..” Eunhyuk membangunkan Donghae dengan lembut sekali.
“eunghh.. kau sudah pulang?” Donghae sedikit membuka matanya. Aku membantunya untuk kembali duduk.
“ne, kita makan.. berdua saja!!” bisiknya
“pelit sekali? Kenapa hanya membeli ini? Kau tidak membelikan yang lain?” sebal Donghae
“ani..” jawab Eunhyuk enteng. “YAK!! APPO HYUNG!!” kujitak kepalanya pelan.. dia memang pelit, hanya membeli 2 cup cake saja.
-Sungmin POV end-
-Leeteuk POV-
Ruang makan kembali ramai seperti biasa. Yesung, Ryeowook dan Sungmin sudah selesai memasak makan malam kami, Shindong nyengir bahagia karena makanan yang ditunggunya datang juga, Kyuhyun, Kibun dan Henry sepertinya masih berdebat soal battle game mereka, Kangin, Hankyung dan Heechul masih ribut soal pekerjaan, Zoumi dan Siwon masih membahas sesuatu, dan disudut lain yang membuatku sedikit terkejut.. Donghae tengah bersandar dibahu Hyukkie..
“Hae-ah.. kenapa kau tidak istirahat dkamar eeooh?”
“aku.. aku bosan hyung sendirian..”
“aiiisshh kau ini.. ya sudah, kalau masih merasa sakit bilang padaku ne..” kulihat dia mengangguk..
“aku punya menu special untuk pelengkap ala mini..” akhirnya kukeluarkan juga.. coklat cake yang tadi sempat kubeli..
“WAAHH….” Kulihat wajah semua dongsaengku yang berbinar
“ehm. Hyung.. aku boleh ikut makan ini kan?” tanya Donghae membuat kami terkejut. Siwon dan Zoumi diam seketika.
“tentu saja.. aku tahu kau suka cake ini kan? Makanya aku membelinya..”
“gumawo..”
###

Siang ini aku, Donghae dan Eunhyuk, kami akan ke Caffe Yesung.. Zoumi dan Henry juga ikut. Hingga kami tiba di sebuah gang..
“Zoumi Ge.. aku takut..” bisik Henry
“gwaenchana Mochi..”
Entah apa maksud beberapa orang yang tengah menghadang jalan kami. Yang pasti mereka berusaha memukul kami. Aku tidak yakin, tapi mereka pasti musuh Kangin atau Sungmin.. seperti waktu kejadian penculikan dongsaeng kami.
“apa mau kalian?” ku dorong seorang yang hampir memukul dadaku
“besok, jangan datang pada rapat pemegang saham..” katanya. Ah.. aku salah sangka. Mereka ternyata anak buah saingan bisnisku.. jadi ini maksudnya? Membuatku kalah dan menyerah sebelum besok..?
“sebegitu piciknyakah boss kalian? Ini urusan bisnis bukan fisik..” bentakku
“aku tidak peduli apa yang terjadi diantara kalian.. aku hanya menjalankan tugas..” jawabnya dan sesaat ia memerintah “serang mereka!!”
Zoumi memukul dua orang bergantian.. ia melindungi Henry yang masih ketakutan sesekali membantu Gege-nya. Eunhyuk tak segan menendang lawannya.. Donghae terlihat kualahan, tubuhnya baru saja sembuh dan kini ia harus mengeluarkan tenaga lagi. Aku sama seperti dongsaengku.. kami sibuk dengan lawan kami masing-masing.
-Leeteuk POV end-
-Author POV-
Zoumi memukul perut sang lawan, Henry membantunya dari belakang mendendang punggungnya. Eunhyuk mengunci tangan lawannya dan membuatnya tersungkur. Leeteuk berhasil memukul satu orang lawannya hingga ia terdorong dan jatuh kebelakang. Donghae sedikit kualahan.. terjebak ke pojok hingga satu pukulan mendarat diwajahnya. Tapi ia tak mau kalah, ditendangnya kaki lawannya hingga tertunduk lalu dipukulnya lagi punggu sang lawan. Keadaan sedikit longgar.. tapi tanpa disadari Leeteuk bahaya mengincarnya.. dan,,
‘BBUUGGHHH’ sebuah balok kayu yang hampir mengenai tubuhnya kini harus melukai punggung Donghae yang memeluk hyungnya. Rupanya Donghae tahu, dia segera memeluk Leeteuk bermaksud melindunginya.
“DONGHAAAEE!!” , teriak Leeteuk memeluk tubuh dongsaengnya yang ambruk didepannya. Zoumi dan Eunhyuk kalap, dalam sekejab mereka memukul mereka semua dan membuat mereka kualahan menghadapi mereka berdua sampai akhirnya memilih kabur daripada babak belur dan luka..
“Hyung.. irroena..!!” isak Henry
“Hae-ah.. buka matamu!!” Eunhyuk dan Zoumi tak kalah cemas.
“Hyung, kita bawa kerumah sakit sekarang..” usul Zoumi
“ne.. palli..” dengan cekatan Zoumi menggendong tubuh Donghae.

Donghae belum mebuka matanya juga, para hyung dan dongsaengnya terlihat begitu cemas. Dia sempat kritis, sekalipun akhirnya dokter menyatakan ia baik-baik saja tapi kalau belum melihatnya bangun mereka tidak akan berhenti untuk cemas.
“Hae.. bangun saeng..”
“buka matamu Hae.. kau kenapa selalu membuatku cemas eeohh? Kau selalu tidak mempedulikan dirimu sendiri? Apa kau ingin mengajari aku untuk bisa melindungi orang lain? YAK!! PALLI.. KU BILANG BUKAN MATAMU HAE.. atau akan kupukul kau..” Eunhyuk memarahinya.
“Hyukkie…” Zoumi memeluknya
“Lepaskan aku.. aku harus memarahi anak ini, kau tahu.. dia selalu membuat dirinya dalam bahaya.. aku tak akan biarkan itu terjadi lagi..”
“tenanglah.. dokter bilang dia tidak apa-apa.. hyung” sambung Henry
“tapi kenapa dia belum bangun?”
“…….” Tidak ada yang menjawabnya
“Kau mengusik tidurku Hyuk..” Eunhyuk terdiam, dia tahu itu suara siapa.
“Hae?” Donghae membuka matanya perlahan “kau sudah bangun?”
“ne, karena teriakanmu..”
“mian.. mianhae…” Leeteuk hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan dongsaengnya.
“Hae.. gumawo..”
“Teukie hyung..?” Leeteuk memeluknya, sudah lama ia tidak mendengar Donghae memanggilnya seperti itu.
“Hae!! mana yang sakit??” seru Heechul yang muncul bersama lainnya, merebut Donghae dari pelukan Leeteuk. Dia selalu kuatir dengan kondisi Donghae.
“gwaenchana hyung.. hanya tubuhku masih terasa berat.. aku belum bisa banyak bergerak..”
“mwo?? Kalau begitu aku akan menjagamu.. kau butuh sesuatu?”
Donghae menggeleng.. ia sudah cukup senang dengan keberadaan mereka.
###

Berada di ruangan ini sendiri, menatap keluar candela yang bisa dilakukannya. Air matanya tiba-tiba turun tanpa rasa. Sejenak hatinya sendu nafasnya sesak.
“appa…” Donghae mengingat betapa appanya adalah sahabat yang tak pernah meninggalkannya, yang tak pernah melupakannya.. tapi kini ia pergi dan menyisihkan luka di hatinya.
“memang tidak seperti appamu, tapi kau boleh memanggilku appa..” Kangin mengejutkan Donghae
“hyung…??”
“ne.. kau merindukan appa?” Kangin menariknya dalam pelukannya.
“ah, akhir-akhir ini kenapa kalian jadi sering memelukku?” tanya Donghae polos
“karena kau pantas mendapat pelukan itu..”
“saranghae hyung.. kau orang pertama yang mendapatkan ucapan itu..”
“jinjja??” Kangin kegirangan “mulai sekarang tak akan kubiarkan kau terluka lagi.. aku tahu kita tidak pernah sedekat ini bukan? Aku janji, luka ini adalah yang terakhir untukmu..”
“ani hyung.. aku tidak ingin kalian yang terluka hanya karena aku.. jadi berjanji saja kalau kau akan menyayangiku sudah cukup bagiku.. kita akan saling menjaga dan melindungi.. itu gunanya hyung dan dongsaeng kan?” Kangin tak berkata apapun untuk menanggapi Donghae. Hanya Donghae yang membuatnya lemah seperti ini.
Tanpa mereka sadari dua pasang mata melihat apa yang mereka lakukan..

“YAK!! Aku tidak terima hyung..”
“apa lagi?” Eunhyuk keluar dari kamarnya setelah mendengar suara ribut diruang tengah.
“aku tidak pernah membedakan kalian.. kalian sama.. sama-sama dongsaeng kami..”
“itu dulu hyung.. sekarang tidak kurasa!! Bukan hanya kau saja, semua yang ada disini hanya ada dia dan dia saja yang dipikirkan..”
“MWO?? Tidak begitu Bummie.. Kyuhyun..” Kibum dan Kyuhyun seperti sedang marah dengan Sungmin dan Siwon. Eunhyuk hanya menatap heran pada mereka tanpa bertanya.
-Author POV end-
-Kibum POV-
Semua perhatian hyung terkuras hanya untuk dia.. dan kami, seakan dilupakan begitu saja. Hyung lupa menjemput kami di kampus, lupa acara kompetisi matematika Kyuhyun, dan lupa hal lainnya. Donghae! Ya.. dia penyebab semua ini.. aku sudah membelanya kemarin didepan mereka.. tapi apa? Dia malah membuat kami terlantar begitu saja. Siwon hyung bahkan sering bersamanya disbanding denganku. Sungmin hyung mati-matian melakukan hal yang baik baginya dan tidak lagi menemani Kyuhyun main game. Leeteuk hyung rela pulang cepat setiap hari untuk menjaganya, Heechul hyung selalu memarahi kami kalau mengganggunya, Kangin hyung seolah jadi bodyguard 27 jam.
“hyung.. aku tidak ingin dia merebut hyungdeul..” ucap Kyuhyun waktu itu.
“ne, nado Kyuhyun-ah.. kenapa semua rasanya berubah..”
“Hae memang menolongku waktu itu, tapi tidak harus seperti ini juga.. magnae dirumah ini kita berlima, bukan hanya dia saja kan?”

“Aku tidak marah hyung juga perhatian denganya, tapi.. aku juga dongsaengmu kan hyung? Kenapa harus dia dan dia yang kalian pikirkan?” marahku
“ada apa ini?” Hankyung hyung sepertinya mendengar kami. Aku tahu Hyukkie hyung juga mendengar kami tapi dia diam saja.
“aku ingin kalian bersikap adik sebagai hyung.. jangan hanya Donghae yang kalian pikirkan..” ujar Kyuhyun
“tentu saja tidak Kyu, kalian magnae kami.. dongsaeng kami..”
“tapi akhir-akhir ini kalian hanya memikirkannya dan mengabaikan kami..”
“kau tahu sendiri bagaimana keadaan Donghae saat ini kan? Tidakkah kau juga ingin menjaganya?” sahut Sungmin hyung.
“dia yang seharusnya menjaga kami hyung..” protesku

“aku membuat masalah lagi hyung…” lirih Donghae disudut pintu. Ia baru pulang dari rumah sakit bersama Kangin hyung dan Shindong hyung.
“ani, Hae-ah.. ini hanya salah paham..” jawab Shindong hyung.
Aku melihatnya.. dan semuah amarahku tumpah saat itu juga..
“AKU MEMBENCIMU HAE… KAU TIDAK PANTAS JADI HYUNG..” teriakku. Donghae menangis seketika, aku paham dia terluka dengan teriakkanku. Tapi mengapa ia tidak paha dengan perasaan kami juga?
“mian Bummie.. mianhae..”
“AKU BENCI…”