[Eun-Hae-Ry][3rd Story] come back with the
fanfict..
Cast : Eunhyuk – Donghae – Henry
Genre : Brothership, Friendship and Another “ship”
::
It’s Your Day
Henry nampak bahagia
hari ini bahkan ia mampu tersenyum seribu kali tanpa sebab membuat Donghae
ketakutan. Jangan-jangan anak ini sudah tidak waras.
“waeyo? Kau menatapku seakan-akan aku ini hantu saja..”
“kau lebih menakutkan dari hantu, Mochi..”
“aku sedang senang Hae, kau tahu sekolah akan mengadakan
konser musik..”
“bukankah itu biasa.. apanya yang bagus? Aku juga ikut
main di dalamnya..”
“kau tidak dengar penjelasan tadi? Kita akan memainkan
alat-alat musik di museum sekolah yang berharga itu..”
“MWO?? bukankah itu alat musik 13 tahun yang lalu?”
“nde, ini pagelaran 13 yang hanya akan dilakukan 13 tahun
sekali.. dan bahagianya kita jika memakai alat itu karena menjadi sebuah
penghormatan..”
Donghae sedikit ngeri
mendengar penjelasan itu. entah apa yang di dengar dari teman-temannya selama
ini..
‘semua alat musik di
museum sekolah mengandung misteri yang belum terpecahkan..’
“jangan berpikiran bodoh dengan alat itu. aku tahu
pikiranmu Hae-ya.. kau takut? Pengecut sekali kau kita menolak penghormatan itu
hanya karena takut. Ada banyak murid disekolah yang berburu untuk bisa
memainkannya di pagelaran nanti. Beruntung kita yang terpilih..”
“menyebalkan!!”
…. ….
…. ….
Bukan masalah pengecut
atau tidak, yang terjadi saat ini adalah tubuhnya mulai rentan saat ada yang
menggunakan tanpa ijin. Setan-setan itu mulai berebut masuk dan menguasai
dirinya. Bahkan sekarang bukan nasib baik yang berada di pihaknya.
“apa aku akan mati saat mereka menggunakan tubuhku? Apa
dunia ini akan hancur saat mereka menguasai pintu itu?”
“apa maksudmu?”
“salamender guru mengatakan bahwa tubuh ini satu-satunya
yang bisa menembus perbatasan dunia. Kalau pintu itu terbuka maka semua arwa,
roh dan semacamnya akan menguasi manusia, menakuti mereka semua dan
menjadikannya budak..”
“mwo?” Eunhyuk seakan tidak percaya dengan apa yang
dikatakan Donghae. kemampuan anak itu memang sedang meningkat akhir-akhir ini
tapi rupanya itu membuatnya lebih tersiksa lagi. kalau dirinya hanya bisa
melihat yang tak terlihat mata manusia biasa, Donghae bahkan bisa menyentuh
mereka.
“bagaimana dengan pagelaran musik nanti?”
“apa hubungannya?”
“banyak yang mengatakan bahwa alat musik itu sering
bermain sendiri saat malam tiba, bahkan penjaga sekolah menyaksikan itu semua.
Tidak ada orang di sana tapi bunyi musik memenuhi ruangan..”
“itu yang kau pikirkan?”
“nde, tapi aku tidak ingin mengecewakan Henry.. dia
bersemangat sekali.. bagaimana Eunhyukie..??”
“YAK, kau ini.. itu belum tentu benar.. apa kau melihat
arwah saat di sana?” Donghae menggeleng “bagus, artinya itu hanya tipuan saja
untuk membuat museum dan semua yang di dalam terlihat mistis.. mengerikan..
karena itu akan mengundang daya tarik..”
“hah, semoga..”
><
..
><
Hari itu akhirnya tiba,
dan Donghae tidak bisa menolak sama sekali..
“ini adalah impian kita bersama Hae, memainkan musik di
depan banyak orang..” ucap Henry memegang biola tua itu. “eoh, apa Eunhyuk
melihat kita juga?”
“nde, dia sudah ada di bangku penonton..”
“bagus.. berarti dia bisa merekam semuanya..”
Henry begitu bahagia,
namja cerdas itu memang sudah lama bermimpi menjadi pemain biola profesional.
Saking cerdasnya ia terkadang tak memahami perasaan teman-temannya.
“apa kau masih memikirkannya?” raut wajahnya sedikit
berubah saat menghadapi Donghae.
“sedikit..”
“kau tahu Hae, hidup itu harus kita pikirkan dengan
cerdas.. terkadang perasaan kita menghalagi kesempatan yang ada, jadi
sekali-sekali.. kalahkan perasaan itu untuk berani dengan kesempatan yang
ada..”
Henry benar, ia tak
harus setakut itu kan.. belum tentu juga hal buruk terjadi. Lagipula selama
latihan tidak terjadi apapun di sana.. semua baik-baik saja. hanya pikirannya
saja mungkin yang terlalu pengecut. Oh, kata itu muncul lagi.. pengecut..
…. ….
…. ….
Tirai terbuka.. suana
mengesankan yang ditampilkan mereka.. dengan posisi masing-masing.. dan..
Ting..
Satu petikan gitar
sebagai tanda musik itu di mulai..
♫ It’s Your Day by
YIRUMA ♪
Arransement yang
menawan.. perpaduan musik yang menakjubkan. Lagu itu biasa di mainkan hanya
dengan piano saja, sekarang seakan orkestra besar menyajikannya lebih indah..
…. ….
Henry bahagia..
akhirnya..
Sssttttrrr…….
Ssllingggg…..
Sampai…
Suasana berubah
seketika, lampu panggung yang tadinya remang kini gelap begitu saja. keadaan
menjadi mencekam saat satu teriakan terdengar..
“AARRRRGGHH!!”
Mata bulat Eunhyuk dan
Henry menampakkan keterkejutan hebat. Itu suara teriakan Donghae.. ya mereka sangat
hafal. Eunhyuk bahkan kini sudah melompat ke panggung, menabrak beberapa orang
yang memang susah di lihatnya.
“Donghae… Donghae-ya..” paniknya
Plass…
Eunhyuk menghentikan
langkah saat ia tak menemukan Donghae begitu juga dengan Henry yang masih memutar
pandangan matanya.
“Henry-ah.. dimana Donghae?” tanya Eunhyuk
Henry tak menjawab, ia
masih berusaha mencari sampai ia melihat bayangan Donghae di sudut ruangan ke
arah luar..
“Eunhyuk-ah.. Donghae di sana..” serunya.
Keduanya langsung saja
mengejar Donghae, untung saja sekalipun ruangan cukup gelap masih ada satu dua
cahaya remang.
“DONGHAE!!” hampir saja mereka kehilangan jejak kemana
larinya Donghae. menyusur lorong dengan gema langkah kaki yang terdengar jelas.
Menaiki tangga demi tangga menuju ruang tingkat demi tingkat. Kecemasan semakin
menjadi.. Eunhyuk masih ingat perkataan Donghae beberapa hari yang lalu..
jangan sampai ketakutan Donghae terjadi..
BRAKK!!
“AARRGHH!!”
Saat pintu di buka
paksa, ternyata itu adalah atap gedung. Hembusan angin semakin kencang, dingin
merajai malam itu..
Henry dan Eunhyuk masih
terengah, nampak mengatur nafas perlahan..
“Donghae-ya.. gwaenchana??” Henry mencoba bertanya. Tapi
wajah dingin dan pucat Donghae sudah menjelaskan bagaimana dirinya sekarang..
“Henry-ah.. dia bukan Donghae..” tiba-tiba kata Eunhyuk
“ada yang menguasai tubuhnya lagi.. ini gawat..”
“waegurae??”
“Henry-ah.. tubuh Donghae adalah kunci dari pintu
perbatasan dunia roh dan manusia. Jika mereka menguasainya maka mereka akan
mudah masuk ke dunia kita dan bisa melakukan apapun pada kita..”
“MWO?? bicara yang jelas Hyuk-ah.. jangan bergurau di
saat seperti ini..” marahnya
“siapa yang bergurau.. kita harus menyelamatkan
Donghae..”
“bagaimana?? Kita bahkan tidak mengerti apapun..”
Traakk!!
Sraak..
“Kalian…” rupanya ada yang mengikuti mereka tadi.
“Sam??” Henry ingin sekali memberi penjelasan pada guru
musiknya itu tapi apa dia akan percaya?
“jangan banyak bicara.. selamatkan teman kalian dulu..”
“mwo??”
“Oh Baek Yun!! Kau mau membunuhnya??”
Henry dan Eunhyuk tak
mengerti, siapa Oh Baek Yun yang di panggil itu?
“lepaskan anak itu… bukan berarti saat ia memainkan
gitarmu kau bisa menguasai begitu saja. kau pikir itu milikmu? Kau pikir dia
akan menemuimu sekarang??”
“Sam.. apa yang kau bicarakan??” tanya Henry
Aiisshh.. namja
setengah abad itu, Dae Hye Sung menggerutu “Oh Baek Yun, gitaris yang pernah
memainkan musik itu..”
“MWO?? jadi.. yang ada di tubuh Donghae?? wae?? Waeyo??”
“jangan banyak tanya, yang jelas ia meninggal bunuh diri
melompat dari atap ini.. kalau gadis itu tidak datang maka teman kalian yang
akan celaka..”
“Sam… jelaskan!!”
“Baek Yun menunggu Sarang di konser musik sebelumnya,
namun gadis itu tidak datang karena penyakitnya kambuh hingga ia meninggal
tepat bersama dengan Baek Yun lompat dari atas atap ini..”
“Mwo??”
“mungkin dia marah karena sampai ia pergi ia tak tahu
kebenaran yang terjadi..”
“Baek Yun.. apa yang kau lakukan??”
“eoh..” dinginnya, matanya sayu wajahnya pucat dan itu
adalah milik Donghae “aku akan menggunakan anak ini untuk mencari Sarang.. dia
bisa membantuku membuka pintu itu..”
“hajimayo.. jebal..” histeris Eunhyuk “kau tak bisa
seenaknya begitu menggunakan tubuhnya.. kau tidak berhak..”
Hahaha..
“semuanya berhak.. ia di takdirkan untuk hal itu..
tubuhnya sangat nyaman.. aku bahkan rasanya ingin selalu menggunakan ini
selamanya..”
“tidak bisa!!” tolak Henry “bagaimana bisa begitu??
Sarang tidak akan mengenalimu kalau kau memakai tubuhnya..”
“aku akan melepasnya jika Sarang datang menemuiku
sekarang..”
“mwo?? aiisshh bagaimana mungkin??” Gerutu Eunhyuk
“Sam.. adakah yang bisa kita lakukan? Aku tahu Songsaenim
adalah orang seperti kami.. buktinya Sam tahu kalau itu Baek Yun bukan
Donghae..”
Namja itu mendesah..
“aku adalah teman mereka.. dulu kami murid sekolah ini juga..”
“mwo?? aiissh.. lakukan sesuatu.. sekarang..” desak
Eunhyuk “sam… jebal..”
Orang yang di sebut Sam
itu nampak berpikir.. ya, dia bukan orang hebat atau pemburu hantu tapi
setidaknya ia tahu banyak hal di dunia itu. bahkan selama ini diam-diam dia
mengawasi ketiga muridnya itu.
“biola… Henry.. kau bisa memainkannya kan??”
“nde..”
“mainkan biola itu, kalau gitar tadi adalah jiwa Baek
Yun, maka Biola itu adalah Sarang.. cepat ambil dan mainkan..”
“nde.. Sam..”
Henry kembali menyusuri
lorong dengan berlari agar ia dapat segera mengambil biola itu. ruangan
pertunjukan sepertinya sudah kembali normal, tapi konser di batalkan oleh pihak
sekolah sampai keadaan membaik.
Begitu mendapatkan apa
yang diinginkan, Henry kembali ke atap sampai ada yang menegurnya..
“apa yang kau lakukan?”
“mianhamnida.. Donghae dalam bahaya, dia di atas atap
Jung songsaenim..” mendengar itu terkejutlah mereka semua. Tentu saja kejadian
13 tahun yang lalu membayangi mereka. Sebelumnya sudah ada yang mengingatkan
akan konser itu tapi pihak sekolah tetap tidak mau mendengar. Dan jika Donghae
di atap sekarang.. apa kejadian itu akan terulang?
Tidak, ini tidak boleh
terjadi.
Mereka menyusul Henry
ke atap sekolah..
Donghae.. bukan… Baek
Yun tepatnya, berdiri di pagar atap dan jika dia berjalan satu langkah ke depan
maka Ia akan jatuh. Gedung itu memang bukan gedung tinggi bertingkat banyak tapi
tetap saja jika jatuh dari atas atap itu maka ajal tak akan mejauh.
Zzingg…
Baek Yun terkejut, ia
mendengar suara biola..
Henry pelakunya, ia
memainkan lagu itu.. lagu kesukaan Sora.. It’s Your Day..
Mengalun sangat indah
atau bisa dikatakan menyayat hati saja karena saat itu juga udara semakin
dingin. Angin tanpa arah terhembus merinding.. gelap langit seakan menutup
sorga...
Splass…
‘Baek Yun… Oppa…’ ada suara yang begitu menggema.
Meliputi mereka dengan rasa takut karena tahu persis itu suara siapa. Henry
menghentikan biolanya, ia dan Eunhyuk baru kali ini melihat Sarang. Bagi Hye
sung wajahnya.. sama seperti terakhir kali ia pergi.. mungkin waktu itu ia
seusia muridnya.
‘Sarang??’
‘oppa… Baek Yun Oppa… apa yang kau lakukan?’
‘Sarang.. kau.. kau datang?’
‘nde..’
‘lalu kenapa waktu itu kau tidak melihatku? Bukankah
sudah ku katakan aku akan memainkan gitar untukmu?’ jadi itu alasan Baek Yun
marah? Bahkan mati dan menjadi arwah tanpa tujuan apalagi ia tak bisa melihat
Sarang..
‘kurasa kau sudah tahu jawabanya Oppa..’
‘kau tahu kan aku tidak bisa hidup tanpamu?’
‘apa itu sebabnya kau mengakhiri hidupmu juga? Dan
ternyata Oppa tidak bisa menemukanku kan?’
‘nde.. makanya, aku butuh tubuh ini.. dia kunci kita
Sarang-ah.. ottokhe? Sekarang kita memilikinya.. kita bisa menggunakannya..
kita buka pintu itu agar kita bisa selalu bersama..’ ucap Baek Yun panjang
lebar.
Sarang menggeleng dan
menyunggingkan senyum di bibir pucatnya..
‘lepaskan dia oppa..’
‘wae? Kau tidak ingin kita bersama?’
‘dunia kita sama.. hanya tempatnya berbeda karena oppa
masih belum bisa meninggalkan urusan dunia ini.. terimalah takdir Tuhan, oppa..
jika kau ingin bersamaku maka lepaskan dia..’
‘shireeoo!!’ Baek Yun masih keras kepala. Membuat mereka
yang sedari tadi mendengarkan percakapan dua arwah itu hanya bisa diam.
‘Seperti manusia
saja..’ umpat Eunhyuk ‘bagaimana bisa hantu seperti itu dan egois sekali dia?
Makluk apa sih mereka ini?’
Penolakan dari Baek Yun
ternyata awal dari kemarahannya..
Suasana yang tadinya
tenang berubah menjadi panas. Wajah Donghae tiba-tiba membiru, matanya merah,
darah segar mengalir di kepalanya.. tangannya mengepal kasar, kuku-kuku hitam
dan bibirnya mulai mengerang..
‘kau harus bersamaku Sarang.. aku sudah menunggu sangat
lama..’
‘Oppa.. jebal..’ kali ini Sarang sedikit memohon.. ‘anak
itu sama sepertimu bukan? Aku tahu itu makanya kau bisa menguasai tubuhnya
dengan mudah.. oppa, jika kau membunuhnya maka kau membunuh dirimu yang ada di
dalamnya..’
‘apa maksudmu?’
‘kalian memiliki jiwa yang sama.. kalian memiliki hati
yang sama.. aku tahu oppa hanya tidak bisa menerima kenyataan.. oppa tidak mau
minta maaf padaku?’
‘ma..af..??’
‘nde, bukankah itu yang ingin kau katakan selama ini? kau
merasah bersalah padaku.. iya kan oppa?’
‘Sarang-ah..??’
‘jika oppa ingin menebus kesalahan itu.. lepaskan dia
oppa.. dia akan membuat jalan hidup yang benar.. itu akan mengganti keputusan
salah yang oppa ambil selama ini..’
‘dia??’
‘nde.. anak itu akan mengganti kehidupan oppa..’
Baek Yun diam.. dia
menatap tanah di bawahnya.. bahkan kini ia mencoba untuk mengambil langkah
membuat tubuh itu melayang tanpa pijakan. Jika Baek Yun memutuskan untuk
melepaskan tubuh Donghae dalam posisi seperti itu, sama saja ia akan
membunuhnya..
“Henry-ah.. hanya satu untuk menyelamatkan Donghae..”
ujar Eunhyuk kemudian “kita harus membuatnya bangun.. tubuh itu akan menolak
jiwa lain jika ia dalam keadaan sadar.. Donghae bisa melawan Baek Yun..”
Henry setuju.. kenapa
tidak dari tadi saja mereka melakukan itu?
“tapi bagaimana?? Sam.. apa yang bisa kami lakukan untuk
membangunkannya?” tanya Henry
Hah.. namja itu
mendesah lagi “bangunkan seperti membangunkan orang tidur atau koma..”
“apa bisa?”
“coba saja..”
Henry tak mau
lama-lama..
“DONGHAE-YA!! LEE DONGHAE IREONA HAE.. IREONA BABO!!”
teriaknya
“Baek Yun ssi…” imbuh Songsaenim “jangan lakukan
kesalahan yang sama.. kau bahkan membawa orang lain masuk di dalam kesalahanmu?
Kenapa kau masih saja egois?”
Baek Yun hanya menatap
dingin..
“apa kau pikir perbuatanmu ini benar? kau pikir kau tidak
melukai Sarang? Kenapa kau egois? Bahkan kau sendiri tidak tahu Sarang sangat
kesakitan waktu itu.. bagaimana bisa kau mengajaknya bersama jika kau tidak
membuatnya bahagia?”
Degg..
Degh..
“kenapa kau menjadi begitu jahat? Kau pikir hanya dirimu
yang terluka? Kau tidak melihat kami? Tidak melihat Sarang?? Sekarang kau mau
membunuhnya?” imbuhnya.
Sarang mengulurkan
tangannya..
‘oppa.. Baek Yun oppa..’
‘Sarang..’
Eunhyuk melihat ada
kesempatan saat itu..
Sstt..
BRUUK!!
Tubuhnya terjatuh tertindih
tubuh Donghae yang baru saja ia tarik. Baek Yun marah,. Ia mengerang.. membuat
tubuh itu kembali melayang namun di tahan Eunhyuk dan Henry..
“Donghae-ya.. bangunlah..” histeris mereka “jangan
biarkan ia menguasaimu.. bangun Hae-ya..”
‘aarrhhgghhkk..’
Kali ini bukan hanya
mereka berdua yang menahan, tapi Jung songsaenim dan yang lainnya yang semenjak
tadi hanya diam menyaksikan dengan ketakutan.
“YAK!!” Dae Hye sung mengambil tindakan “jika kau masih
tidak mau melepaskannya makan aku akan menghancurkan gitar ini..” rupanya ia
mengancam. Memegang gitar yang tadi dimainkan Donghae entah dari mana ia
mengambilnya.
Ya, itu adalah jiwa
Baek Yun, kalau gitar itu musnah maka ia juga musnah..
Perlahan tubuh Donghae
melemah tak melawan. Ia berdiri.. memancarkan sinar suram dan pucat.. matanya
masih merah dan tangannya semakin mengepal kekar.
‘oppa.. aku akan pergi..’ pamit Sarang tiba-tiba ‘ikutlah
denganku.. lepaskan perasaan bersalah itu.. aku memaafkanmu..’
Dae Hye Sung, tidak
bisa menunggu lagi. ia pikir ini satu-satunya cara untuk membuatnya selesai..
PRAAKK!! BRAG!
SLLUUTT!!
AARRHHGGG!!
Semua menoleh. Dae Hye
Sung melempar gitar itu ke bawah.. bersama dengan itu roh Baek Yun keluar dari
tubuh Donghae membuatnya ambruk dan terhempas keras.. mengerang kasar dan
marah.. ia menghampiri Dae Hye Sung, berusaha mencekik namja itu.. tapi tepat
saat itu Sarang menghadangnya.. yeoja itu memeluk Baek Yun erat..
‘ikutlah denganku oppa.. lepaskan pikiran duniamu..’
bisiknya
‘sarang??’
Baek Yun tiba-tiba berubah
warna.. bahkan saat Sarang membawanya pergi, roh namja itu diam menurut.. lama
dan makin lama mereka mengabur.. dan selanjutnya hilang..
Dae Hye Sung
menghempaskan tubuhnya lega, ia bersandar pada dinding atap dengan tatapan
kosong..
‘mereka benar-benar
pergi sekarang.. mian, aku tidak bermaksud membuat kalian seperti itu..’ kini
ia menatap Donghae yang tak sadarkan diri semenjak Baek Yun melepaskannya.
Henry dan Eunhyuk terus berusaha membangunkannya tapi sia-sia.
‘maafkan aku Baek
Yun-ah.. Sarang-ah.. aku merelakan kalian..’ ucapan itu bukan sembarang ucapan
ternyata. Itu ulahnya.. Hye sung yang membuat Baek Yun terperangkap jiwanya. Ia
sengaja.. sengaja dilakukannya agar ia bisa bertemu dengan Sarang.. Hye sung
sangat tahu, jika gitar dan biola itu kembali di mainkan maka mereka akan
bertemu.. dan impiannya terwujud kini..
‘hampir saja aku
membuatmu terbunuh Donghae-ya.. mianhae..’
…. …..
…. ….
…. ….
“Hae…”
Donghae membuka matanya “aku melihat
semuanya Hyuk..” ucapnya tiba-tiba “aku berusaha bangun waktu kalian
berteriak.. tapi aku tidak bisa..”
“wae?”
“dia
mengambil semua hidupku..”
“ani..”
“mian..
aku membuat kalian cemas..”
“Babo!!”
“Kau
yang Babo, Henry-ah.. sudah ku katakan bukan..??”
“nde..
mian.. jongmal mianhae..”
Eunhyuk akhirnya bisa
tertawa lega kini, mendengar Henry dan Donghae bertengkar artinya semua masalah
selesai. Ia sempat takut kehilangan Donghae, karena tubuh itu sepertinya
semakin rentan. Yang harus di pikirkannya sekarang adalah cara untuk membuat
Donghae tetap hidup. Siapa yang bisa menolong mereka??
‘salamender guru??’
“Hyuk…” Eunhyuk sadar dari pikirannya “waeyo? Kau
mencemaskan sesuatu?”
Hah.. “nde.. dirimu
Hae..”
“mwo??”
“bagaimana kau bisa hidup seperti ini? tubuh ini milikmu
kan? Tapi kenapa bisa… sebenarnya siapa kau ini? kenapa harus tubuhmu?”
Donghae mendesah.. ia
juga tak mengerti ada apa dengan tubuhnya. Bahkan kemampuan itu semakin
membuatnya hidup aneh..
“mungkin karena kakekku dulu adalah salah satu pemegang
kunci, kunci itu ada di tubuhku sekarang.. harabeoji harus menyembunyikannya
agar tidak ada roh yang membuka pintu perbatasan..”
“AIGO!! Benar-benar terdengar seperti kisah fiksi..”
“Yak, ini bukan fiksi Henry-ah.. kau masih belum
mempercayaiku? Kau mau membuatku terbunuh lagi?” sindir Donghae
Henry salah tingkah.. “eoh..
aniyo.. mianhae.. aku sudah cukup ketakutan dengan kejadian itu..”
“hah.. sudahlah.. kajja, aku ingin makan.. aku lapar
sekali..” rengeknya lucu.
“MWO??”
“bawa aku pulang sekarang, aku tidak ingin bertemu dengan
siapapun dan tidak ingin menjawab pertanyaan apapun dari pihak sekolah..”
“tapi Hae… sebaiknya kita pergi ke salamender guru..”
“itu bisa nanti Hyukie setelah makan..” ia benar-benar
lapar sepertinya. Mungkin tenaganya habis karena Baek Yun seenaknya saja masuk
dalam tubuhnya.
“arra.. kajja..”
_Fin_
Mian kalau jalan cerita sedikit kacau
dan mengabur kemana-mana, Mian juga kalau banyak penulisan kata yang salah, salah
huruf, salah makna.. mohon di maklumi.. :(
But, tetap semangat membuat FF yang
lebih bagus lagi.. :)
Aaahh gomawo gomawo gomawo akhirnya ada juga lanjutannya
BalasHapusTetap semangat k pena
Uuuhh horor untung bacanya siang hehehe klo tadi malem pas mati lampu serem juga... ^^
BalasHapusDitunggu cerita slanjutnya . Aq suka cerita2mu
BalasHapus