Senin, 11 April 2016

LOST and FOUND



Cast : Lee Donghae, Choi Siwon
O.Cast : Kim Kibum, Lee Eunhyuk, Lee Sungmin
Romantic Sadly
One Shoot?
####
            Donghae ragu masuk ke rumah itu, tapi ia tak punya tujuan lagi. Surat pengikat itu membuatnya harus tinggal dengan namja bernama Siwon putra rekan kerja Appanya. Sejak dua jam yang lalu ia resmi terikat perjanjian yang ia sendiri tak tahu.
Kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan. Pemakaman baru dua jam berlalu dan hatinya masih terluka. Terlebih saat Choi Harabeoji memberikan surat perjanjian tidak jelas itu. Donghae harus tinggal bersama Siwon, Appanya menitipkan Donghae pada keluarga Choi. Mereka menjodohkan Donghae dengan Siwon, dan itu yang membuat Siwon harus menjaga Donghae dan menerimanya mau tidak mau.
            “Kau bisa pakai kamar itu..” tunjuk Siwon pada salah satu kamar di sebelah ujung.
            “ne.. hyung..” jawab Donghae, namja yang 4 tahun lebih muda dari Siwon itu.
            “aiisshh.. aku benar-benar tidak mengerti, mengapa mereka menjodohkan kita? Kenapa bukan Leeteuk hyung?” gerutu Siwon yang masih sempat di dengar Donghae sebelum ia masuk kamar barunya.
Alasannya, Siwon dan Donghae sudah akrab sejak kecil. Mereka sering bermain bersama meski jarak usia mereka cukup jauh. Siwon bisa mengimbangi Donghae yang saat itu masih suka bermain.
Donghae sendiri masih bingung dengan keadaan dirinya. Ia hanya tahu kalau mulai sekarang ia sendiri. Tidak ada Appa dan Umma yang akan meneriakinya setiap pagi.
            “waeyo? Kalian meninggalkanku sendiri seperti ini? setega itukah Appa dan Umma pergi tanpa mengajakku?” isaknya lirih.
_####_
            “hyung, aku memasak soup untuk kita sarapan..” Donghae menata masakannya di atas meja.
            “Aku harus pergi ke kantor, mianhae.. kau bisa sarapan sendiri?” Siwon mengangkat tasnya dan berlalu pergi tanpa mendengar jawaban Donghae.
Namja itu tentu saja membenci makan sendiri. Ia meninggalkan meja yang penuh masakan itu.
            “Siwon hyung marah padaku.. kalian lihat sekarang bagaimana hidupku?” protesnya entah pada siapa. Kembali ia memeluk buku yang selalu dibawanya kemana-mana itu.
            “Umma.. aku rasa semua impianku sudah berakhir..” ia memasukkan buku itu ke dalam kotak dan menyimpannya di kamar.

Lee Sungmin dan Lee Eunhyuk, dua saudara sepupu itu masih bertengkar sepanjang jalan kalau mereka tidak bertemu dengan Donghae.
            “Hae-ya.. gwaenchana? Aku tahu kau masih sedih..”
            “Hyuk.. gwaenchana..”
            “kau benar tinggal bersama Siwon hyung?” Sungmin bertanya.
            “ne sunbae..”
            “ada apa dengan rumahmu?”
            “aku tidak bisa tinggal di sana.. Harabeoji bilang kalau aku harus melaksanakan perjanjian itu..” sedihnya.
            “perjanjian??”
            “ne, perjanjian kalau aku dan Siwon hyung harus bersama..”
            “bukankah itu bagus?” Eunhyuk tentu sadar akan apa yang dikatakannya, ia tahu persis bagaimana Donghae selama ini.
            “sekarang tidak lagi Hyuk..”
            “sudahlah.. yang penting aku senang kau bisa kembali lagi.. kajja, hari ini ada kelas Park songsaenim..”
_####_

            “hyung, kau sudah pulang?” Donghae menyambut Siwon malam itu.
            “hah.. aku lupa kalau ada kau di sini..” sahut Siwon.
            “kau darimana? Bukankah jam pulang sudah sejam yang lalu?”
            “bukan urusanmu.. lagipula kau bukan siapa-siapa dan tak berhak mengatur waktuku..” serunya.
Donghae ketakutan, ia tak pernah melihat Siwon semarah ini sebelumnya “mianhae hyung..” ia juga tak pernah membayangkan Siwon sekasar ini padanya.
            “kenapa kau tidak menolak perjanjian itu?”
            “kau tahu hyung, aku tidak punya pilihan lagi.. lagipula aku sudah tidak punya siapapun kini..”
            “kau senang dengan perjanjian itu? aiisshh.. kau tahu, itu membuatku tertekan!!” teriak Siwon frustasi.
            “jadi kau tidak menyukaiku hyung?” Donghae menggigit bibirnya menahan tangis.
            “jujur.. itu sangat menyulitkanku..” kali ini Donghae tak bisa menahan tangisnya.
            “apapun yang ku lakukan juga tidak bisa membuatmu berubah pikiran hyung?” tanya Donghae polos. Siwon tidak menjawab, ia masuk kamarnya meninggalkan Donghae yang masih mematung di sana.

Siwon terbangun tengah malam, ia keluar kamar menuju dapur bermaksud mengambil minum. Saat melewati kamar Donghae ia melihat pintu itu tidak tertutup rapat. Langkahnya tergenti di depan kamar itu.
            “ia lupa menutup pintu?” guman Siwon. Ia melongok ke dalam melihat namja itu sudah tidur memeluk kakinya sendiri. Siwon dengan mudah melihatnya mengingat Donghae tidak mematikan lampu kamarnya. Ia terlalu takut tidur dalam kegelapan.
            “kau masih sama seperti dulu..” ujarnya. ia masuk kamar Donghae menyelimuti tubuh namja itu.
‘hiks.. gajjima.. jebal gajjima..’
Siwon membeku, Donghae terisak dalam tidurnya, ia mengingau entah untuk siapa.
            “kau bermimpi buruk? Kau masih sedih kehilangan Appa dan Ummamu?” semua pertanyaan ia lontarkan padanya yang masih memejamkan mata itu.
_####_

Donghae tidak mendapati Siwon pagi ini.
            “Siwon hyung odieyo? Ini kan hari minggu seharusnya ia libur..” ia kembali ke dapur membuat kopi. Di sesapnya kopi itu sendirian..
            “hah.. aku tidak tahan di acuhkan seperti ini.. dia memang baik, tapi dia tidak pernah melihatku sebentar saja..” keluhnya “hyung, apa kau tidak bisa melihatku walau hanya sejenak? Apa kau tidak merasakan kehadiranku di rumah ini? aku bahkan tidak tahu kemana aku harus pergi jika aku tidak di sini.. apa selama ini kau tidak punya perasaan sedikitpun padaku?” isaknya.

Di tempat lain, Siwon menemui seseorang yang sudah menunggunya lama di caffe..
            “kau lama sekali Siwon ssi..”
            “mianhae Kibum-ah.. kau terlalu awal datang..” guraunya.
            “hah.. mianhae..”
            “mworago?” Siwon duduk di depan Kibum, menatap namja itu.
            “mianhae hyung, selama ini aku banyak melakukan kesalahan padamu.. aku menyesal dan kecewa pada diriku sendiri.. tapi aku sadar kalau aku masih sangat menyayangimu hyung..” Siwon mendengarkannya dengan tenang “dan kita belum berpisah bukan, aku ingin kita kembali seperti dulu.. kau masih menyayangiku kan?”
Siwon mendesah, ia meneguk coffelate yang sudah dipesannya “dulu kau yang pergi dariku Bummie.. kau tahu bagaimana perasaanku padamu.. sampai sekarang..”
            “arrayo.. untuk itu aku memintamu kesini.. aku menyesal hyung, jongmal mianhaeyo.. aku ingin kita kembali..”
Siwon tidak memberi jawaban, ia bahkan memikirkan Donghae sekarang. Apa yang akan dikatakannya pada Donghae juga Harrabeoji? Namun, ia juga tak memungkiri kalau perasaannya pada Kibum belum berakhir. Ia sangat menyayangi namja di depannya itu.. ia berharap Kibum akan kembali padanya. Ia menunggunya selama ini.. tapi saat kesempatan itu ada mengapa ia menjadi bimbang.
            “waeyo hyung tidak menjawabku? Apa karena namja kecil itu?”
            “namanya Donghae..”
            “ne..”
            “aku mengenalnya sejak kecil kau tahu itu kan.. bahkan kalau aku menyukainya pasti sudah sejak dulu Bummie..”
            “jadi apalagi?”
Siwon mengoyak rambutnya hingga sedikit kusut.
_####_
            “kau selalu saja tidak suka sarapan, sudah ku katakan jaga pola makanmu hyung..”
            “ne..”
            “ini.. aku membawakanmu sarapan..”
Donghae menatap semua kegiatan dan percakapan Kibum dan Siwon di depan matanya. Kibum datang pagi ini dengan membawa sarapan untuk mereka. Kibum benar-benar kembali pada Siwon.
            “Hae, kau makan juga..” ajak Kibum.
            “ne Kibum hyung..” senyumnya terpaksa.
Kibum masih sibuk memperhatikan Siwon, memprotes setiap hal yang ada. Donghae menahan kepedihannya. Ia berdiri tergesa dan menunduk hormat.
            “aku pergi dulu hyung..”
            “kau belum menghabiskan sarapanmu..”
            “aku sudah terlambat hyung.. mianhae..” pamitnya sebelum ia meninggalkan Siwon berdua dengan Kibum. Langkahnya cepat tapi serasa berat. Dadanya sesak seakan ia tak merasakan udara pagi itu.
‘waeyo? Bukankah Siwon hyung memang namjachingu Kibum hyung? Tapi kenapa rasanya sakit?’ pikirnya. Selama ini Siwon tidak memperhatikannya karena hatinya milik Kibum. Donghae tidak memiliki harapan lagi, ia tak punya kesempatan lagi.
‘Umma.. bertahun-tahun aku memendamnya dan semua berakhir dengan sia-sia.. perjanjian itu percuma’
Donghae menghentikan langkahnya dan berbalik arah, menaiki bis yang tidak seharusnya. Sekian menit, ia turun dan menghampiri sebuah rumah dengan bangunan semi kuno.
            “Donghae-ya.. waeyo?”
            “anyeonghaseyo halbae..” hormatnya

Siwon membiarkan Donghae memesan ice cream kesukaannya juga dua potong maccaron cake rasa coklat. Ia tak begitu suka waffle seperti Siwon. Wajahnya nampak senang saat pesanannya datang.
            “ada apa Harrabeoji mengajak kami ke tempat ini?” Siwon memulai perbincangan mengalihkan pandangannya dari Donghae.
            “Kau tidak menginginkan perjanjian itu kan?”
            “ne?”
            “kalau memang tidak suka, Harrabeoji bisa membatalkannya.. tapi Donghae akan tetap tinggal bersama kita karena itu amanat dari orangtuanya dan juga ia pemilik 50% saham perusahaan.. sampai ia siap, Donghae akan menjadi tanggungjawab kita..” Harrabeoji langsung pada pokok pembicaraan.
            “mwo?? apa maksud Harrabeoji?”
            “Harrabeoji tidak akan memaksamu lagi Siwon-ah.. tapi sepertinya baru kali ini kan aku meminta padamu?” Siwon makin bingung dengan pernyataan itu “Donghae datang padaku dan memintaku mencabut perjanjian itu.. ia tidak ingin kau tersiksa karena harus melakukan dengan paksa perjanjian itu..”
Mereka memandang Donghae yang nampak acuh dengan pembicaraan itu, ia lebih memilih bergulat dengan ice creamnya sekalipun sebenarnya ia juga tetap mendengarkan pembicaraan mereka.
            “apa itu benar Hae?” tegur Siwon.
Donghae menghela napas, menghentikan aktivitasnya, menoleh pada Siwon dan mengangguk pasti “kau tidak menyukai keberadaanku.. atau lebih tepatnya hyung tersiksa karena ada aku di rumah itu.. sejak awal hyung tertekan dan selalu bertanya padaku kenapa aku tidak menolak perjanjian ini kan? Sekarang aku putuskan.. aku tidak menolaknya hyung.. tidak pernah, aku hanya ingin membatalkannya saja” datarnya tanpa nada.
            “mworago??”
            “hyung banyak berubah dari hyung yang ku kenal..  aku tidak ingin hyung menderita karena perjanjian itu.. aku sudah cukup mengerti sekarang hyung.. kalau hyung bahagia dengan Kibum hyung, itu akan lebih baik..”
            “jadi kau dekat dengan seseorang? Kenapa tak pernah mengenalkannya pada Harrabeoji?”
            “itu.. itu karena..”
            “mianhae Siwon-ah.. mungkin selama ini kami sering mengaturmu.. tapi sebenarnya Harrabeoji sangat kecewa bila perjanjian itu dibatalkan.. Harrabeoji terlanjur menyayangi Donghae.. dia namja yang baik.. dia bahkan sangat memikirkan perasaanmu..”
            “Halbae..” rengek Donghae “aku tetap akan menjadi cucu Halbae.. saranghae halbae..” seru Donghae.
            “nado…”
Donghae kembali dengan senyum lukanya, “sekarang sudah berakhir hyung.. besok aku akan pergi dari tempat hyung..” ungkapnya dengan sangat pelan pada Siwon. Donghae memang tak menangis tapi di balik senyumnya itu, ada luka yang sangat dalam.
_####_
            “gumawo sudah membantuku membawa barang..” Sungmin dan Eunhyuk hanya mengangguk. Mereka memang membantu Donghae pindah dari tempat Siwon.
            “mengapa harus di sini? Kau bisa menyewa yang lebih bagus lagi kan..” keluh Eunhyuk.
            “ne, Halbae bahkan sudah menyewakannya untukku.. tapi aku tidak bisa tinggal di sana.. terlalu besar. Lagipula aku ingin ketengannya Hyuk.. di sini aku bisa melihat semuanya..” ia menajamkan pandangannya dan mengedarkannya ke segala arah karena memang tempat tinggal barunya berada di bagian atas atap “aku bisa melihat bintang kalau malam.. matahari di pagi hari.. menyenangkan bukan?”
            “hah.. terserah kau saja.. hubungi kami segera kalau kau butuh bantuan..”
            “ne, gumapsemida sunbae..”
            “Yak. aku menyuruhmu memanggilku hyung.. bukan sunbae..”
            “arrayo hyunggg…” peluk Donghae membuat Eunhyuk tertawa kecil.

Siwon merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang miliknya. Tanganya terangkat ke atas memegang selembar kertas yang dibacanya. Surat dari Donghae yang menyatakan kalau namja itu benar-benar sudah pergi dari tempatnya.
            “apa sebenarnya yang kau lakukan Hae? kau mengambil keputusan tanpa membicarakannya padaku eeooh??”
Siwon mengingat kembali semua perkataannya pada Donghae. ia mengganti posisi tidurnya menjadi miring; “aku yang memintamu untuk melakukan ini.. kau menuruti keinginanku? Lalu bagaimana dengan keinginanmu?”
Ia bangkit berdiri, berlalu ke kamar di sebelahnya yang di tempati Donghae selama ini. memeriksa lemari.. meja.. laci.. semuanya kembali seperti semula.. tidak ada satu barang Donghae yang tertinggal.. Siwon mengoyak rambutnya frustasi.. “Yak, kenapa aku seperti ini? ada apa denganku? Rasanya sakit..” keluhnya.
‘mwo? ige mwoya?’ kaki Siwon terantuk sesuatu di kolong tempat tidur Donghae. Ada nama dengan huruf hangul disana. Itu milik Donghae. Siwon membuka perlahan buku itu..
‘hari ini Hae bertemu namja, namanya Siwon.. dia putra dari Choi Ajjussi..’
‘ahh.. Siwon hyung jahat! Masak Hae dibilang cantik? Hae kan namja bukan yeoja..’
‘hadiah ulangtahun dari dari Siwon hyung..’ Donghae memotretnya dan menempelkannya di sana.
‘Hae suka Wonnie hyung’
……
……
……
‘semuanya sudah berakhir.. Hae tidak bisa bersama Wonnie hyung.. Wonnie hyung sudah punya Kibum hyung..’
Siwon tercekat, ia tak bisa menahan tubuhnya yang kini tersungkur bersandar pada pinggiran ranjang itu. ia membaca habis semua tulisan Donghae.
            “jadi kau sudah menyukaiku sejak kita kecil Hae? itu alasanmu tidak menolak perjanjian itu?” tangisnya, kemudian ia teringat kata-kata Donghae terakhir kali bertemu ‘aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaan orang yang aku sayang, hyung.. sekalipun aku yang harus tersakiti..’.
_####_
            “anyeonghaseyo.. apa yang akan kalian pesan?” Siwon dan Kibum mengalihkan pandangannya pada buku menu.
            “2 caffelatte.. mwo? Hae??”
Donghae sama terkejutnya “hyung??”
            “kau bekerja di sini?”
            “ne.. aku membantu Sungmin hyung dan Eunhyuk..”
            “wae??”
            “ah, hyung aku tidak punya waktu untuk mengobrol.. bisa kau sebutkan saja apa yang akan kalian pesan??”
            “2 caffelatte.. 1 waffle dan macarrone..” datar Kibum.
            “ne, tunggu sebentar..” pinta Donghae. ia berlalu dari hadapan Siwon dan Kibum.
            “hyung!! Bisa aku off lebih awal?” pintanya pada Sungmin.
            “waeyo?”
            “mereka di sini..” tunjuknya pada dua orang dekat kaca ujung ruangan “aku..”
            “pergilah..” potong Sungmin “aku akan mengurusnya.. lewat belakang saja..” sarannya. Sungmin tahu persis masalah Donghae dan dia tidak ingin menyulitkannya lagi. baginya Donghae sudah seperti adiknya sendiri dan Sungmin merasa harus melindunginya.
Donghae membungkuk hormat pada Sungmin “gumawo hyung.. saranghae..” peluknya.
            “ne.. pergilah sekarang!” suruhnya.

            “ini pesanan kalian..” Siwon tersenyum, tapi tiba-tiba senyum itu sirna karena bukan Donghae yang mengantarkannya.
            “Donghae odieyo?”
            “eooh, dia off lebih awal.. ada pekerjaan lain yang harus di selesaikannya..” jawab namja itu _Eunhyuk_
            “pekerjaan lain? apa maksudmu Hyuk?”
            “ne? Hae bekerja di tempat lain selain caffe kami, hyung..”
            “odie??”
            “mianhae.. kami sudah berjanji tidak akan memberitahu siapapun..” tolak Eunhyuk “selamat menikmati..” ujarnya sambil berlalu.
Kibum merasa kesal, ia merasa Siwon sudah banyak berubah.
            “kau kenapa masih memikirkannya hyung? Bukankah diantara kalian tidak ada apapun? Kau tidak perlu mencemaskannya lagi bukan.. Harabeoji sudah mencukupi semua kebutuhannya..”
            “ada apa denganmu? Kaulah yang berubah Kibum-ah.. kau menghilang begitu saja.. lalu kau kembali meminta kita kembali.. apa kau pikir semudah itu?”
            “eooh, jadi hyung sudah mulai menyukainya?”
            “dan apa aku pernah mengatakan aku menerimamu lagi?”
            “mworago??”
            “mianahe Kibum-ah.. aku tidak bisa!”
_####_

            “Harrabeoji.. katakan sebenarnya dimana tempat Donghae?” teriak Siwon pada ponselnya.
            “……………..”
            “aku sudah ke alamat yang benar, tapi dia tidak disini.. tidak adan orang yang bernama Donghae yang tinggal di sini..” jelasnya. Siwon berada di depan sebuah rumah sepi tanpa penghuni.
            “……………”
            “Yak!! dimana aku harus mencarinya?? Aku bahkan tidak bisa menghubungi ponselnya!!” teriaknya sebal.
            “…………...”
            “ahh.. arra.. arra..!!” lanjutnya sambil menutup ponsel itu.

Pandangannya tak lepas pada namja yang sibuk dengan kegiatannya. Ia tak ingin mengganggu dan hanya menunggu. Memperhatikan setiap senyum, setiap geraknya. Mendengar setiap perkataannya..
            “aniyo hyung.. na gwaenchana..”
            “kau jelas sakit Hae..” tambah Eunhyuk.
            “yak, Donghae-ya.. pedulilah sedikit dengan tubuhmu.. sebagi boss aku memintamu pulang dan istirahat, jangan datang ke tempat lain..” paksa Sungmin.
Wajah pucat dan suhu tubuh yang sedikit hangat membuat Sungmin cemas dengan kondisi Donghae. tapi namja itu bersikeras bekerja hingga gilirannya selesai. Namja keras kepala yang diperhatikan oleh Siwon sejak tadi. Bahkan Siwon mendengar berdebatan trio Lee itu..
Akhirnya Donghae menurut, ia menyelesaikan pekerjaannya lebih awal. Menyusur jalanan sepi seorang diri. Ia tak berniat berhenti di halte dan menaiki bus tertentu. Langkahnya pelan dan sepertinya kali ini kekuatiran Sungmin terjadi.
Siwon masih memperhatikannya, ia tak berani turun dari mobil hanya mengekornya dari belakang. Bersiap kalau terjadi sesuatu pada namja itu.
‘kalau bukan karena Harrabeoji aku tak akan melakukan ini..’ umpat Siwon ‘kenapa aku tak langsung tanya saja padanya dimana ia tinggal sekarang, bukan mengikutinya seperti ini..’ gumannya lagi.
            “mwo??” Siwon melihat Donghae menuju arah lain “sepertinya aku tahu jalan ini.. bukankah..??”
Siwon tahu persis kemana arah tujuan Donghae. ia tak ambil pusing, turun dari mobilnya dan masih mengikuti Donghae. di sana.. tujuan Donghae..
            “appa.. umma..” isaknya tepat di antara dua nama tertancam di tanah “aku sendiri.. appa.. umma.. kalian tahu aku takut sendiri? Aku benci sendiri..” Siwon tertunduk mendengar pengakuan Donghae.
            “boghosipoyo..” kata terakhir sebelum akhirnya ia tersungkur di sana.
_####_

            Bau menyengat membuatnya terbangun. Perlahan ia membuka mata dan tersamar melihat sekeliling ruangan.
            “kau sudah bangun?” suara lembut menyapanya pagi ini.
            “hyungg..??” tentu saja Donghae terkejut di depannya ada Siwon “kau di sini?”
            “ne, siapa lagi yang akan menjagamu di rumah sakit ini kalau bukan aku?”
            “MWOO??” Donghae baru sadar kalau ia tidak berada di kamarnya. Ia terbangun tergesa dengan sedikit menahan kepalanya yang terasa berat. Lengan kanannya terhubung infus yang membuatnya sedikit kesakitan.
            “jangan banyak bergerak, kau harus istirahat..”
            “kenapa aku bisa di sini? Kenapa hyung bisa…” tanyanya sambil kembali berbaring dibatu Siwon.
            “mianhae..” sela Siwon “kau pingsan di makam orangtuamu.. untung aku mengikutimu..”
            “mengikutiku??”
            “jangan senang dulu, Harrabeoji menyuruhku mencari tahu dimana kau tinggal..”
            “eoohh..” kecewanya.

_flashback on_
            “mianhae telah membuat Harrabeoji kecewa..” aku Siwon di depan Harrabeoji dan Donghae yang terbaring tak sadar “aku.. tidak bisa kehilangannya, jebal.. bantu aku Harrabeoji..” pintanya.
Namja yang usianya lebih dari setengah abad itu tersenyum lega “jadi perjanjian itu tidak jadi batal?”
            “ne.. “
_flashback off_

            “istirahatlah..” Donghae menutup dirinya dengan selimut tebal milik Siwon. Ia kembali ke kamarnya di rumah Siwon. Setelah paksaan dan bujukan dari Siwon, Donghae mau kembali ke rumah itu.
‘tidak ada yang menjagamu di rumah itu! kau sudah sendirian sekarang jadi jangan lari dariku.. aku akan mengejarmu sampai kau mau!’ ancam Siwon sebelumnya.
            “hyung.. aku lapar..” Donghae menekan perutnya.
            “mwo??”
            “jebal hyung.. aku ingin makan.. aku lapar..” rengeknya seakan tak pernah terjadi apapun sebelumnya.
            “ne, arra.. akan kubuatkan bubur untukmu!”
            “Shiero.. sinca shiero..” protesnya “aku ingin makan yang lain!”
            “yak, kau ini sedang sakit.. jangan makan yang aneh-aneh..”
            “karena aku tidak mau sembuh..”
            “wae??”
            “aku ingin hyung terus bersikap seperti ini padaku..”
Siwon tertawa “baiklah, sekarang perjanjiannya ku ganti.. aku akan bersikap baik padamu kalau kau bisa sembuh cepat, bagaimana kalau aku mengajakmu ke pantai kalau kau sembuh?” tawar Siwon.
            “benarkah??” Donghae berbinar “yaksoke??” dan Siwon hanya mengangguk.
Siwon menjelaskan semuanya pada Donghae mengenai Kibum. Awalnya namja itu menolak untuk kembali tapi Siwon tak pernah gagal membuat orang untuk menuruti perkataannya.
‘aku membaca buku catatanmu..’ hanya buku itu yang bisa menjelaskan perasaan Donghae ‘jangan bohong lagi..’
_####_

            “pindahkan semua barangmu kembali ke tempat Siwon!” tegas Harrabeoji “dan aku sangat marah padamu Hae, kenapa kau tidak memakai rumah itu? kau ini.. mulai hari ini aku tidak ingin melihatmu bekerja keras..”
            “Hallbae…” rengek Donghae “tapi aku ingin menjadi dancer terkenal..”
            “ne, Halbae arraseo.. kau hanya boleh fokus pada itu.. urusan perusahaan biarkan Siwon yang menanganinya..”
            “ne.. kau boleh melakukan apapun yang kau mau..” sambung Siwon.
            “sinca?? Hyung..!!” riangnya senang.
            “ada yang ingin Halbae katakan sebelumnya.. soal perjanjian itu.. sebenarnya tidak ada.. Halbae hanya ingin kau tinggal bersama kami karena bagaimanapun juga kau pewaris perusahaan itu, banyak orang yang mengincarmu..”
            “MWOO??”
            “tapi kau senang bukan?? Sekarang sudah ada Siwon!!” Donghae memandang Siwon.
            “kau tidak terkejut hyung??” tanya Donghae polos.
            “ani.. aku sudah menduga sejak awal.. tapi aku tak peduli Hae, ada atau tidak perjanjian itu.. aku akan menjagamu.. saranghae Hae..” ungkap Siwon.
            “hyungg.. kau tidak malu mengungkapnya di depan Halbae??”
            “Halbaeee??” Siwon tertular penyakit Donghae “Harrabeoji.. mulai sekarang aku akan memanggilmu Halbaee…” manjanya.
            “iishh.. anak ini..”
            “aku akan pamer pada Leeteuk hyung..” Donghae mengangguk, ia hampir lupa kalau masih punya Leeteuk. Namja itu terlalu sibuk di Busan sampai-sampai ada masalah dengan dongsaengnya saja tidak tahu.
            “Leeteuk hyung masih seperti dulu??”
            “ne, bahkan lebih parah..”
            “YAK!! Leeteuk sudah punya keluarga sendiri.. untuk apa mengurus dongsaeng sepertimu Woonie..”
            “kalau begitu mulai sekarang aku juga hanya akan memikirkan Hae saja..”
            “hyung….”
            “waeyo, kau tidak mau?”
            “tapi aku tidak bisa hanya memikirkanmu.. aku harus memikirkan Hallbae.. kuliahku.. Eunhyuk.. Sungmin hyung.. lalu..”
            “YAK!!”
Hallbae tertawa mendengar perdebatan tidak bermutu dari keduanya. “sudahlah.. aku pergi..” akhirnya meninggalkan mereka berdua.
            “SARANGHAE HALLBAE..!!” teriak Donghae
            “SARANGHAE HAE!!” malah Siwon yang menyahut
            “nado hyung..!!” jawab Donghae.

_Final_

Hanya FF ringan untuk sekedar me-nyegarkan pikiran dari jenuhnya hari-hari.. ^^
Selamat membaca readers..

1 komentar: