Cast : Lee Donghae, Choi Siwon
O.Cast : Kim Kibum, Lee Eunhyuk, Lee
Sungmin
Romantic Sadly
One Shoot?
####
Donghae ragu
masuk ke rumah itu, tapi ia tak punya tujuan lagi. Surat pengikat itu
membuatnya harus tinggal dengan namja bernama Siwon putra rekan kerja Appanya.
Sejak dua jam yang lalu ia resmi terikat perjanjian yang ia sendiri tak tahu.
Kedua orangtuanya meninggal akibat kecelakaan. Pemakaman baru
dua jam berlalu dan hatinya masih terluka. Terlebih saat Choi Harabeoji
memberikan surat perjanjian tidak jelas itu. Donghae harus tinggal bersama
Siwon, Appanya menitipkan Donghae pada keluarga Choi. Mereka menjodohkan
Donghae dengan Siwon, dan itu yang membuat Siwon harus menjaga Donghae dan
menerimanya mau tidak mau.
“Kau bisa pakai
kamar itu..” tunjuk Siwon pada salah satu kamar di sebelah ujung.
“ne.. hyung..”
jawab Donghae, namja yang 4 tahun lebih muda dari Siwon itu.
“aiisshh.. aku
benar-benar tidak mengerti, mengapa mereka menjodohkan kita? Kenapa bukan
Leeteuk hyung?” gerutu Siwon yang masih sempat di dengar Donghae sebelum ia
masuk kamar barunya.
Alasannya, Siwon dan Donghae sudah akrab sejak kecil. Mereka
sering bermain bersama meski jarak usia mereka cukup jauh. Siwon bisa
mengimbangi Donghae yang saat itu masih suka bermain.
Donghae sendiri masih bingung dengan keadaan dirinya. Ia hanya
tahu kalau mulai sekarang ia sendiri. Tidak ada Appa dan Umma yang akan
meneriakinya setiap pagi.
“waeyo? Kalian
meninggalkanku sendiri seperti ini? setega itukah Appa dan Umma pergi tanpa mengajakku?”
isaknya lirih.
_####_
“hyung, aku
memasak soup untuk kita sarapan..” Donghae menata masakannya di atas meja.
“Aku harus
pergi ke kantor, mianhae.. kau bisa sarapan sendiri?” Siwon mengangkat tasnya
dan berlalu pergi tanpa mendengar jawaban Donghae.
Namja itu tentu saja membenci makan sendiri. Ia meninggalkan
meja yang penuh masakan itu.
“Siwon hyung
marah padaku.. kalian lihat sekarang bagaimana hidupku?” protesnya entah pada
siapa. Kembali ia memeluk buku yang selalu dibawanya kemana-mana itu.
“Umma.. aku
rasa semua impianku sudah berakhir..” ia memasukkan buku itu ke dalam kotak dan
menyimpannya di kamar.
Lee Sungmin dan Lee Eunhyuk, dua saudara sepupu itu masih
bertengkar sepanjang jalan kalau mereka tidak bertemu dengan Donghae.
“Hae-ya..
gwaenchana? Aku tahu kau masih sedih..”
“Hyuk..
gwaenchana..”
“kau benar
tinggal bersama Siwon hyung?” Sungmin bertanya.
“ne sunbae..”
“ada apa dengan
rumahmu?”
“aku tidak bisa
tinggal di sana.. Harabeoji bilang kalau aku harus melaksanakan perjanjian
itu..” sedihnya.
“perjanjian??”
“ne, perjanjian
kalau aku dan Siwon hyung harus bersama..”
“bukankah itu
bagus?” Eunhyuk tentu sadar akan apa yang dikatakannya, ia tahu persis
bagaimana Donghae selama ini.
“sekarang tidak
lagi Hyuk..”
“sudahlah..
yang penting aku senang kau bisa kembali lagi.. kajja, hari ini ada kelas Park
songsaenim..”
_####_
“hyung, kau
sudah pulang?” Donghae menyambut Siwon malam itu.
“hah.. aku lupa
kalau ada kau di sini..” sahut Siwon.
“kau darimana?
Bukankah jam pulang sudah sejam yang lalu?”
“bukan
urusanmu.. lagipula kau bukan siapa-siapa dan tak berhak mengatur waktuku..”
serunya.
Donghae ketakutan, ia tak pernah melihat Siwon semarah ini
sebelumnya “mianhae hyung..” ia juga tak pernah membayangkan Siwon sekasar ini
padanya.
“kenapa kau
tidak menolak perjanjian itu?”
“kau tahu
hyung, aku tidak punya pilihan lagi.. lagipula aku sudah tidak punya siapapun
kini..”
“kau senang
dengan perjanjian itu? aiisshh.. kau tahu, itu membuatku tertekan!!” teriak
Siwon frustasi.
“jadi kau tidak
menyukaiku hyung?” Donghae menggigit bibirnya menahan tangis.
“jujur.. itu
sangat menyulitkanku..” kali ini Donghae tak bisa menahan tangisnya.
“apapun yang ku
lakukan juga tidak bisa membuatmu berubah pikiran hyung?” tanya Donghae polos.
Siwon tidak menjawab, ia masuk kamarnya meninggalkan Donghae yang masih
mematung di sana.
Siwon terbangun tengah malam, ia keluar kamar menuju dapur
bermaksud mengambil minum. Saat melewati kamar Donghae ia melihat pintu itu
tidak tertutup rapat. Langkahnya tergenti di depan kamar itu.
“ia lupa
menutup pintu?” guman Siwon. Ia melongok ke dalam melihat namja itu sudah tidur
memeluk kakinya sendiri. Siwon dengan mudah melihatnya mengingat Donghae tidak
mematikan lampu kamarnya. Ia terlalu takut tidur dalam kegelapan.
“kau masih sama
seperti dulu..” ujarnya. ia masuk kamar Donghae menyelimuti tubuh namja itu.
‘hiks.. gajjima.. jebal gajjima..’
Siwon membeku, Donghae terisak dalam tidurnya, ia mengingau
entah untuk siapa.
“kau bermimpi
buruk? Kau masih sedih kehilangan Appa dan Ummamu?” semua pertanyaan ia
lontarkan padanya yang masih memejamkan mata itu.
_####_
Donghae tidak mendapati Siwon pagi ini.
“Siwon hyung
odieyo? Ini kan hari minggu seharusnya ia libur..” ia kembali ke dapur membuat
kopi. Di sesapnya kopi itu sendirian..
“hah.. aku
tidak tahan di acuhkan seperti ini.. dia memang baik, tapi dia tidak pernah
melihatku sebentar saja..” keluhnya “hyung, apa kau tidak bisa melihatku walau
hanya sejenak? Apa kau tidak merasakan kehadiranku di rumah ini? aku bahkan
tidak tahu kemana aku harus pergi jika aku tidak di sini.. apa selama ini kau
tidak punya perasaan sedikitpun padaku?” isaknya.
Di tempat lain, Siwon menemui seseorang yang sudah menunggunya
lama di caffe..
“kau lama
sekali Siwon ssi..”
“mianhae
Kibum-ah.. kau terlalu awal datang..” guraunya.
“hah.. mianhae..”
“mworago?”
Siwon duduk di depan Kibum, menatap namja itu.
“mianhae hyung,
selama ini aku banyak melakukan kesalahan padamu.. aku menyesal dan kecewa pada
diriku sendiri.. tapi aku sadar kalau aku masih sangat menyayangimu hyung..”
Siwon mendengarkannya dengan tenang “dan kita belum berpisah bukan, aku ingin
kita kembali seperti dulu.. kau masih menyayangiku kan?”
Siwon mendesah, ia meneguk coffelate yang sudah dipesannya “dulu
kau yang pergi dariku Bummie.. kau tahu bagaimana perasaanku padamu.. sampai
sekarang..”
“arrayo.. untuk
itu aku memintamu kesini.. aku menyesal hyung, jongmal mianhaeyo.. aku ingin
kita kembali..”
Siwon tidak memberi jawaban, ia bahkan memikirkan Donghae
sekarang. Apa yang akan dikatakannya pada Donghae juga Harrabeoji? Namun, ia
juga tak memungkiri kalau perasaannya pada Kibum belum berakhir. Ia sangat
menyayangi namja di depannya itu.. ia berharap Kibum akan kembali padanya. Ia
menunggunya selama ini.. tapi saat kesempatan itu ada mengapa ia menjadi
bimbang.
“waeyo hyung
tidak menjawabku? Apa karena namja kecil itu?”
“namanya
Donghae..”
“ne..”
“aku
mengenalnya sejak kecil kau tahu itu kan.. bahkan kalau aku menyukainya pasti
sudah sejak dulu Bummie..”
“jadi apalagi?”
Siwon mengoyak rambutnya hingga sedikit kusut.
_####_
“kau selalu
saja tidak suka sarapan, sudah ku katakan jaga pola makanmu hyung..”
“ne..”
“ini.. aku
membawakanmu sarapan..”
Donghae menatap semua kegiatan dan percakapan Kibum dan Siwon di
depan matanya. Kibum datang pagi ini dengan membawa sarapan untuk mereka. Kibum
benar-benar kembali pada Siwon.
“Hae, kau makan
juga..” ajak Kibum.
“ne Kibum
hyung..” senyumnya terpaksa.
Kibum masih sibuk memperhatikan Siwon, memprotes setiap hal yang
ada. Donghae menahan kepedihannya. Ia berdiri tergesa dan menunduk hormat.
“aku pergi dulu
hyung..”
“kau belum
menghabiskan sarapanmu..”
“aku sudah
terlambat hyung.. mianhae..” pamitnya sebelum ia meninggalkan Siwon berdua
dengan Kibum. Langkahnya cepat tapi serasa berat. Dadanya sesak seakan ia tak
merasakan udara pagi itu.
‘waeyo? Bukankah Siwon hyung memang namjachingu Kibum hyung?
Tapi kenapa rasanya sakit?’ pikirnya. Selama ini Siwon tidak memperhatikannya
karena hatinya milik Kibum. Donghae tidak memiliki harapan lagi, ia tak punya
kesempatan lagi.
‘Umma.. bertahun-tahun aku memendamnya dan semua berakhir dengan
sia-sia.. perjanjian itu percuma’
Donghae menghentikan langkahnya dan berbalik arah, menaiki bis
yang tidak seharusnya. Sekian menit, ia turun dan menghampiri sebuah rumah
dengan bangunan semi kuno.
“Donghae-ya..
waeyo?”
“anyeonghaseyo
halbae..” hormatnya
Siwon membiarkan Donghae memesan ice cream kesukaannya juga dua
potong maccaron cake rasa coklat. Ia tak begitu suka waffle seperti Siwon.
Wajahnya nampak senang saat pesanannya datang.
“ada apa
Harrabeoji mengajak kami ke tempat ini?” Siwon memulai perbincangan mengalihkan
pandangannya dari Donghae.
“Kau tidak
menginginkan perjanjian itu kan?”
“ne?”
“kalau memang
tidak suka, Harrabeoji bisa membatalkannya.. tapi Donghae akan tetap tinggal
bersama kita karena itu amanat dari orangtuanya dan juga ia pemilik 50% saham
perusahaan.. sampai ia siap, Donghae akan menjadi tanggungjawab kita..”
Harrabeoji langsung pada pokok pembicaraan.
“mwo?? apa
maksud Harrabeoji?”
“Harrabeoji
tidak akan memaksamu lagi Siwon-ah.. tapi sepertinya baru kali ini kan aku
meminta padamu?” Siwon makin bingung dengan pernyataan itu “Donghae datang
padaku dan memintaku mencabut perjanjian itu.. ia tidak ingin kau tersiksa
karena harus melakukan dengan paksa perjanjian itu..”
Mereka memandang Donghae yang nampak acuh dengan pembicaraan
itu, ia lebih memilih bergulat dengan ice creamnya sekalipun sebenarnya ia juga
tetap mendengarkan pembicaraan mereka.
“apa itu benar
Hae?” tegur Siwon.
Donghae menghela napas, menghentikan aktivitasnya, menoleh pada
Siwon dan mengangguk pasti “kau tidak menyukai keberadaanku.. atau lebih
tepatnya hyung tersiksa karena ada aku di rumah itu.. sejak awal hyung tertekan
dan selalu bertanya padaku kenapa aku tidak menolak perjanjian ini kan?
Sekarang aku putuskan.. aku tidak menolaknya hyung.. tidak pernah, aku hanya
ingin membatalkannya saja” datarnya tanpa nada.
“mworago??”
“hyung banyak
berubah dari hyung yang ku kenal.. aku
tidak ingin hyung menderita karena perjanjian itu.. aku sudah cukup mengerti
sekarang hyung.. kalau hyung bahagia dengan Kibum hyung, itu akan lebih baik..”
“jadi kau dekat
dengan seseorang? Kenapa tak pernah mengenalkannya pada Harrabeoji?”
“itu.. itu
karena..”
“mianhae
Siwon-ah.. mungkin selama ini kami sering mengaturmu.. tapi sebenarnya
Harrabeoji sangat kecewa bila perjanjian itu dibatalkan.. Harrabeoji terlanjur
menyayangi Donghae.. dia namja yang baik.. dia bahkan sangat memikirkan
perasaanmu..”
“Halbae..”
rengek Donghae “aku tetap akan menjadi cucu Halbae.. saranghae halbae..” seru
Donghae.
“nado…”
Donghae kembali dengan senyum lukanya, “sekarang sudah berakhir
hyung.. besok aku akan pergi dari tempat hyung..” ungkapnya dengan sangat pelan
pada Siwon. Donghae memang tak menangis tapi di balik senyumnya itu, ada luka
yang sangat dalam.
_####_
“gumawo sudah
membantuku membawa barang..” Sungmin dan Eunhyuk hanya mengangguk. Mereka
memang membantu Donghae pindah dari tempat Siwon.
“mengapa harus di
sini? Kau bisa menyewa yang lebih bagus lagi kan..” keluh Eunhyuk.
“ne, Halbae
bahkan sudah menyewakannya untukku.. tapi aku tidak bisa tinggal di sana..
terlalu besar. Lagipula aku ingin ketengannya Hyuk.. di sini aku bisa melihat
semuanya..” ia menajamkan pandangannya dan mengedarkannya ke segala arah karena
memang tempat tinggal barunya berada di bagian atas atap “aku bisa melihat
bintang kalau malam.. matahari di pagi hari.. menyenangkan bukan?”
“hah.. terserah
kau saja.. hubungi kami segera kalau kau butuh bantuan..”
“ne,
gumapsemida sunbae..”
“Yak. aku
menyuruhmu memanggilku hyung.. bukan sunbae..”
“arrayo
hyunggg…” peluk Donghae membuat Eunhyuk tertawa kecil.
Siwon merebahkan tubuh lelahnya di atas ranjang miliknya.
Tanganya terangkat ke atas memegang selembar kertas yang dibacanya. Surat dari
Donghae yang menyatakan kalau namja itu benar-benar sudah pergi dari tempatnya.
“apa sebenarnya
yang kau lakukan Hae? kau mengambil keputusan tanpa membicarakannya padaku
eeooh??”
Siwon mengingat kembali semua perkataannya pada Donghae. ia
mengganti posisi tidurnya menjadi miring; “aku yang memintamu untuk melakukan
ini.. kau menuruti keinginanku? Lalu bagaimana dengan keinginanmu?”
Ia bangkit berdiri, berlalu ke kamar di sebelahnya yang di
tempati Donghae selama ini. memeriksa lemari.. meja.. laci.. semuanya kembali
seperti semula.. tidak ada satu barang Donghae yang tertinggal.. Siwon mengoyak
rambutnya frustasi.. “Yak, kenapa aku seperti ini? ada apa denganku? Rasanya
sakit..” keluhnya.
‘mwo? ige mwoya?’ kaki Siwon terantuk sesuatu di kolong tempat
tidur Donghae. Ada nama dengan huruf hangul disana. Itu milik Donghae. Siwon
membuka perlahan buku itu..
‘hari ini Hae bertemu
namja, namanya Siwon.. dia putra dari Choi Ajjussi..’
‘ahh.. Siwon hyung jahat!
Masak Hae dibilang cantik? Hae kan namja bukan yeoja..’
‘hadiah ulangtahun dari
dari Siwon hyung..’ Donghae memotretnya dan menempelkannya di sana.
‘Hae suka Wonnie hyung’
……
……
……
‘semuanya sudah
berakhir.. Hae tidak bisa bersama Wonnie hyung.. Wonnie hyung sudah punya Kibum
hyung..’
Siwon tercekat, ia tak bisa menahan tubuhnya yang kini
tersungkur bersandar pada pinggiran ranjang itu. ia membaca habis semua tulisan
Donghae.
“jadi kau sudah
menyukaiku sejak kita kecil Hae? itu alasanmu tidak menolak perjanjian itu?”
tangisnya, kemudian ia teringat kata-kata Donghae terakhir kali bertemu ‘aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaan
orang yang aku sayang, hyung.. sekalipun aku yang harus tersakiti..’.
_####_
“anyeonghaseyo..
apa yang akan kalian pesan?” Siwon dan Kibum mengalihkan pandangannya pada buku
menu.
“2 caffelatte..
mwo? Hae??”
Donghae sama terkejutnya “hyung??”
“kau bekerja di
sini?”
“ne.. aku
membantu Sungmin hyung dan Eunhyuk..”
“wae??”
“ah, hyung aku
tidak punya waktu untuk mengobrol.. bisa kau sebutkan saja apa yang akan kalian
pesan??”
“2 caffelatte..
1 waffle dan macarrone..” datar Kibum.
“ne, tunggu
sebentar..” pinta Donghae. ia berlalu dari hadapan Siwon dan Kibum.
“hyung!! Bisa
aku off lebih awal?” pintanya pada Sungmin.
“waeyo?”
“mereka di
sini..” tunjuknya pada dua orang dekat kaca ujung ruangan “aku..”
“pergilah..”
potong Sungmin “aku akan mengurusnya.. lewat belakang saja..” sarannya. Sungmin
tahu persis masalah Donghae dan dia tidak ingin menyulitkannya lagi. baginya
Donghae sudah seperti adiknya sendiri dan Sungmin merasa harus melindunginya.
Donghae membungkuk hormat pada Sungmin “gumawo hyung..
saranghae..” peluknya.
“ne.. pergilah
sekarang!” suruhnya.
“ini pesanan
kalian..” Siwon tersenyum, tapi tiba-tiba senyum itu sirna karena bukan Donghae
yang mengantarkannya.
“Donghae
odieyo?”
“eooh, dia off
lebih awal.. ada pekerjaan lain yang harus di selesaikannya..” jawab namja itu
_Eunhyuk_
“pekerjaan
lain? apa maksudmu Hyuk?”
“ne? Hae
bekerja di tempat lain selain caffe kami, hyung..”
“odie??”
“mianhae.. kami
sudah berjanji tidak akan memberitahu siapapun..” tolak Eunhyuk “selamat
menikmati..” ujarnya sambil berlalu.
Kibum merasa kesal, ia merasa Siwon sudah banyak berubah.
“kau kenapa
masih memikirkannya hyung? Bukankah diantara kalian tidak ada apapun? Kau tidak
perlu mencemaskannya lagi bukan.. Harabeoji sudah mencukupi semua
kebutuhannya..”
“ada apa
denganmu? Kaulah yang berubah Kibum-ah.. kau menghilang begitu saja.. lalu kau
kembali meminta kita kembali.. apa kau pikir semudah itu?”
“eooh, jadi
hyung sudah mulai menyukainya?”
“dan apa aku
pernah mengatakan aku menerimamu lagi?”
“mworago??”
“mianahe
Kibum-ah.. aku tidak bisa!”
_####_
“Harrabeoji..
katakan sebenarnya dimana tempat Donghae?” teriak Siwon pada ponselnya.
“……………..”
“aku sudah ke
alamat yang benar, tapi dia tidak disini.. tidak adan orang yang bernama
Donghae yang tinggal di sini..” jelasnya. Siwon berada di depan sebuah rumah
sepi tanpa penghuni.
“……………”
“Yak!! dimana
aku harus mencarinya?? Aku bahkan tidak bisa menghubungi ponselnya!!” teriaknya
sebal.
“…………...”
“ahh.. arra..
arra..!!” lanjutnya sambil menutup ponsel itu.
Pandangannya tak lepas pada namja yang sibuk dengan kegiatannya.
Ia tak ingin mengganggu dan hanya menunggu. Memperhatikan setiap senyum, setiap
geraknya. Mendengar setiap perkataannya..
“aniyo hyung..
na gwaenchana..”
“kau jelas
sakit Hae..” tambah Eunhyuk.
“yak,
Donghae-ya.. pedulilah sedikit dengan tubuhmu.. sebagi boss aku memintamu
pulang dan istirahat, jangan datang ke tempat lain..” paksa Sungmin.
Wajah pucat dan suhu tubuh yang sedikit hangat membuat Sungmin
cemas dengan kondisi Donghae. tapi namja itu bersikeras bekerja hingga
gilirannya selesai. Namja keras kepala yang diperhatikan oleh Siwon sejak tadi.
Bahkan Siwon mendengar berdebatan trio Lee itu..
Akhirnya Donghae menurut, ia menyelesaikan pekerjaannya lebih
awal. Menyusur jalanan sepi seorang diri. Ia tak berniat berhenti di halte dan
menaiki bus tertentu. Langkahnya pelan dan sepertinya kali ini kekuatiran
Sungmin terjadi.
Siwon masih memperhatikannya, ia tak berani turun dari mobil
hanya mengekornya dari belakang. Bersiap kalau terjadi sesuatu pada namja itu.
‘kalau bukan karena Harrabeoji aku tak akan melakukan ini..’
umpat Siwon ‘kenapa aku tak langsung tanya saja padanya dimana ia tinggal
sekarang, bukan mengikutinya seperti ini..’ gumannya lagi.
“mwo??” Siwon
melihat Donghae menuju arah lain “sepertinya aku tahu jalan ini.. bukankah..??”
Siwon tahu persis kemana arah tujuan Donghae. ia tak ambil pusing,
turun dari mobilnya dan masih mengikuti Donghae. di sana.. tujuan Donghae..
“appa.. umma..”
isaknya tepat di antara dua nama tertancam di tanah “aku sendiri.. appa..
umma.. kalian tahu aku takut sendiri? Aku benci sendiri..” Siwon tertunduk
mendengar pengakuan Donghae.
“boghosipoyo..”
kata terakhir sebelum akhirnya ia tersungkur di sana.
_####_
Bau menyengat
membuatnya terbangun. Perlahan ia membuka mata dan tersamar melihat sekeliling
ruangan.
“kau sudah
bangun?” suara lembut menyapanya pagi ini.
“hyungg..??”
tentu saja Donghae terkejut di depannya ada Siwon “kau di sini?”
“ne, siapa lagi
yang akan menjagamu di rumah sakit ini kalau bukan aku?”
“MWOO??”
Donghae baru sadar kalau ia tidak berada di kamarnya. Ia terbangun tergesa
dengan sedikit menahan kepalanya yang terasa berat. Lengan kanannya terhubung
infus yang membuatnya sedikit kesakitan.
“jangan banyak
bergerak, kau harus istirahat..”
“kenapa aku
bisa di sini? Kenapa hyung bisa…” tanyanya sambil kembali berbaring dibatu
Siwon.
“mianhae..”
sela Siwon “kau pingsan di makam orangtuamu.. untung aku mengikutimu..”
“mengikutiku??”
“jangan senang
dulu, Harrabeoji menyuruhku mencari tahu dimana kau tinggal..”
“eoohh..”
kecewanya.
_flashback on_
“mianhae telah
membuat Harrabeoji kecewa..” aku Siwon di depan Harrabeoji dan Donghae yang
terbaring tak sadar “aku.. tidak bisa kehilangannya, jebal.. bantu aku
Harrabeoji..” pintanya.
Namja yang usianya lebih dari setengah abad itu tersenyum lega
“jadi perjanjian itu tidak jadi batal?”
“ne.. “
_flashback off_
“istirahatlah..”
Donghae menutup dirinya dengan selimut tebal milik Siwon. Ia kembali ke
kamarnya di rumah Siwon. Setelah paksaan dan bujukan dari Siwon, Donghae mau
kembali ke rumah itu.
‘tidak ada yang menjagamu di rumah itu! kau sudah sendirian
sekarang jadi jangan lari dariku.. aku akan mengejarmu sampai kau mau!’ ancam
Siwon sebelumnya.
“hyung.. aku
lapar..” Donghae menekan perutnya.
“mwo??”
“jebal hyung..
aku ingin makan.. aku lapar..” rengeknya seakan tak pernah terjadi apapun sebelumnya.
“ne, arra..
akan kubuatkan bubur untukmu!”
“Shiero.. sinca
shiero..” protesnya “aku ingin makan yang lain!”
“yak, kau ini
sedang sakit.. jangan makan yang aneh-aneh..”
“karena aku
tidak mau sembuh..”
“wae??”
“aku ingin
hyung terus bersikap seperti ini padaku..”
Siwon tertawa “baiklah, sekarang perjanjiannya ku ganti.. aku
akan bersikap baik padamu kalau kau bisa sembuh cepat, bagaimana kalau aku
mengajakmu ke pantai kalau kau sembuh?” tawar Siwon.
“benarkah??”
Donghae berbinar “yaksoke??” dan Siwon hanya mengangguk.
Siwon menjelaskan semuanya pada Donghae mengenai Kibum. Awalnya
namja itu menolak untuk kembali tapi Siwon tak pernah gagal membuat orang untuk
menuruti perkataannya.
‘aku membaca buku catatanmu..’ hanya buku itu yang bisa menjelaskan
perasaan Donghae ‘jangan bohong lagi..’
_####_
“pindahkan
semua barangmu kembali ke tempat Siwon!” tegas Harrabeoji “dan aku sangat marah
padamu Hae, kenapa kau tidak memakai rumah itu? kau ini.. mulai hari ini aku
tidak ingin melihatmu bekerja keras..”
“Hallbae…”
rengek Donghae “tapi aku ingin menjadi dancer terkenal..”
“ne, Halbae
arraseo.. kau hanya boleh fokus pada itu.. urusan perusahaan biarkan Siwon yang
menanganinya..”
“ne.. kau boleh
melakukan apapun yang kau mau..” sambung Siwon.
“sinca??
Hyung..!!” riangnya senang.
“ada yang ingin
Halbae katakan sebelumnya.. soal perjanjian itu.. sebenarnya tidak ada.. Halbae
hanya ingin kau tinggal bersama kami karena bagaimanapun juga kau pewaris
perusahaan itu, banyak orang yang mengincarmu..”
“MWOO??”
“tapi kau
senang bukan?? Sekarang sudah ada Siwon!!” Donghae memandang Siwon.
“kau tidak
terkejut hyung??” tanya Donghae polos.
“ani.. aku
sudah menduga sejak awal.. tapi aku tak peduli Hae, ada atau tidak perjanjian
itu.. aku akan menjagamu.. saranghae Hae..” ungkap Siwon.
“hyungg.. kau
tidak malu mengungkapnya di depan Halbae??”
“Halbaeee??”
Siwon tertular penyakit Donghae “Harrabeoji.. mulai sekarang aku akan
memanggilmu Halbaee…” manjanya.
“iishh.. anak
ini..”
“aku akan pamer
pada Leeteuk hyung..” Donghae mengangguk, ia hampir lupa kalau masih punya
Leeteuk. Namja itu terlalu sibuk di Busan sampai-sampai ada masalah dengan
dongsaengnya saja tidak tahu.
“Leeteuk hyung
masih seperti dulu??”
“ne, bahkan
lebih parah..”
“YAK!! Leeteuk
sudah punya keluarga sendiri.. untuk apa mengurus dongsaeng sepertimu Woonie..”
“kalau begitu
mulai sekarang aku juga hanya akan memikirkan Hae saja..”
“hyung….”
“waeyo, kau
tidak mau?”
“tapi aku tidak
bisa hanya memikirkanmu.. aku harus memikirkan Hallbae.. kuliahku.. Eunhyuk..
Sungmin hyung.. lalu..”
“YAK!!”
Hallbae tertawa mendengar perdebatan tidak bermutu dari
keduanya. “sudahlah.. aku pergi..” akhirnya meninggalkan mereka berdua.
“SARANGHAE
HALLBAE..!!” teriak Donghae
“SARANGHAE
HAE!!” malah Siwon yang menyahut
“nado hyung..!!”
jawab Donghae.
_Final_
Hanya FF ringan
untuk sekedar me-nyegarkan pikiran dari jenuhnya hari-hari.. ^^
Selamat membaca
readers..
Wah SiHae :)
BalasHapusKapan yh Hero dilanjut? ^^