Autumn Leaf –maple story-
Cast : Donghae – Leeteuk
Genre : Family, Brothership
Song : Waiting for You by Yesung Suju
Autumn
Leaf (Maple Story) – five..
Leeteuk sudah
berdiri di depan sebuah pintu, ia ragu apakah mau masuk atau kembali saja
karena ia tak bisa berdiri disana lebih lama lagi..
“YAK!!
PALLIWA!!”
Samar-samar ia
menderngar teriakan dari dalam rumah itu. penasaran. Leeteuk memberanikan diri
untuk masuk dan menengok ke dalam..
“sekarang
pergilah..”
Betapa ia
terkejut!! Ia melihat namja itu meringkuk di sudut ruangan, ya, Donghae. ia ada
di sana, menyandarkan tubuhnya pada dinding. Wajahnya pucat putih, matanya
sayu..
“kenapa kau tetap di situ? Cepat
berdiri dan cari uang yang banyak.. kau tidak mau jadi anak durhaka karena
tidak menuruti perkataan Abeoji-mu kan? Jadi pergilah dan bawa uang yang banyak
nanti..” rancaunya sambil memakan ramyeon dari pancinya.
Donghae berusaha
untuk berdiri, lalu berjalan tertatih keluar rumah… sampai di pintu ia bertemu dengan
Leeteuk. Awalnya ia sempat sangat kaget melihat Leeteuk berada di rumahnya.
Tapi ia tutupi dengan wajah sendunya…
“pulanglah hyung, kau tidak
seharusnya melihat kejadian ini..” pintanya sambil berjalan meninggalkannya.
“Hae-ya…” kejar Leeteuk.
Leeteuk berusaha
menolong Donghae yang hampir terjatuh, namun namja itu menolaknya.. “hajima
hyung…” Donghae membalikkan badan menghadap Leeteuk “aku harus bekerja
sekarang, jadi kau sudah bisa pulang.. jangan datang lagi ke sini, ini bukan
tempat untuk kau datangi..”
“Hae-ya…”
“jangan cemaskan aku hyung…”
akhirnya ia tersenyum “eooh.. boleh aku minta satu hal? Tolong jangan benci aku
hyung…” satu air mata jatuh di mata Donghae “kau boleh memukulku seperti
Abeoji, tapi ku mohon jangan membenciku… aku bisa menahan sakitnya ini,” ia
menunjukkan luka di lenganya “tapi aku tidak bisa menahan yang ini hyung..
karena aku menyayangi hyung.. jeongmal..” ungkapnya. Ia menekan dan
memukul-mukul dadanya hingga sedikit sakit dan sesak..
“Donghae-ya..”
“gwaenchana hyung…”
“Kenapa kau memenuhi kamarmu dengan
Maple Leaf?” pertanyaan Leeteuk menunjukkan bahwa namja itu akhirnya masuk ke
kamarnya juga setelah kian tahun..
Donghae
menunjukkan senyumnya “waktu Autumn, Maple Leaf jatuh berguguran.. itu adalah
waktu paling tepat untuk meminta harapan. Aku punya sebuah harapan, jadi aku
memasangnya disana agar setiap hari aku bisa meminta harapan darinya..”
Mata Leeteuk
memanas, ia tak tahan dengan air matanya “apa harapanmu?”
“tidak perlu kau tahu hyung,
percuma…”
“beritahu aku.. aku memaksamu..”
“eeohh??”
“katakan…”
“hah…” helaan napasnya “aku hanya
ingin melihat hyungku, Leeteuk, bisa tersenyum di depanku dan memanggilku
‘dongsaeng’…”
Deegggh…
Itukah yang di
minta? Dia tidak meminta hal lain yang lebih berharga? Dia tidak meminta agar
Tuhan mengubah Abeojinya menjadi orang yang baik?
“itu satu hal paling berharga dalam
hidupku hyung…”
Leeteuk mematung,
Donghae tersenyum miris dengan dirinya sendiri.. ia pergi sambil sedikit
terhuyung meninggalkan Leeteuk yang masih setia berdiri dalam diamnya…
#-#
Leeteuk diam di
depan Appa dan Ummanya..
“sekarang apa yang harus kita
lakukan? Tidak mudah membawa dia kembali kalau sudah di tangan Bongnam..” ujar
sang Umma “yeobo… lakukan sesuatu.. aku merindukannya, aku..”
“aku yang akan membawanya kembali
Umma..” potong Leeteuk “aku tahu dia anak yang keras kepala, tapi aku juga
tahu.. dia akan menuruti perintahku..” kemudian ia pergi lagi..
… … …
Leeteuk ke kedai
Wang Ajjuhma, ia tahu anak itu pasti di sana jam segini..
“eeohh.. kau?” Wang Ajjuhma terkejut
melihat kedatangannya “kau mencarinya? Dia tidak di sini malam ini… aku
menyuruhnya istirahat di rumah karena wajahnya pucat sekali.. aku tidak ingin
dia sakit..”jelasnya. ia sangat tahu tujuan Leeteuk ke tempatnya.
Wang Ajjuhma tentu
saja mengenal Leeteuk, ia juga mengenal kedua orang tuanya. Ia salah satu orang
yang tahu persis siapa dan bagaimana Donghae. bahkan wanita tua itu sangat
menyayangi Donghae layaknya putranya sendiri.
“sudah
lama kau tidak kemari.. kau ingin makan sesuatu dulu atau kubuatkan gingseng?”
“aniyo
Ajjuhma.. sebaiknya aku melihatnya sekarang…” terbesit kecemasan di wajahnya.
“pergilah…
dan aku mohon, selamatkan dia..” Leeteuk mengangguk.
…. ….
Ia kembali
mendengar suara bentakan dan teriakan dari dalam rumah itu.. kali ini hatinya
tak tahan lagi untuk diam, ia nekat masuk ke dalam.. dan apa yang di lihat?
Donghae sudah
tersungkur di lantai dengan pecahan botol soju di sampingnya.. Bongnam masih
memukulinya dan anak itu tak berkutik sama sekali.. tubuhnya tak bisa melawan
kekuatan Bongnam, ia melindungi kepalanya dengan kedua lengannya..
“am….pun.. a..ab..beoji..”
rintihnya.
“MWORAGO????”
“hiks… am..pun..”
“KAU TIDAK MEMBAWA SOJU ATAU UANG
DAN MINTA AMPUN??” Bongnam mengambil satu botol soju lagi dan berniat
melemparnya ke arah Donghae yang sudah tersungkur.. “Dasar anak tak ta……”
“HAJIMA!!” tangan Bongnam tertahan
oleh seseorang yang mendorongnya kuat “jangan sakiti dia lagi, aku tak segan
melaporkanmu pada polisi.. kau mau di penjara lagi?”
Bongnam mencoba
memperjelas pandangan matanya yang memang sudah mabuk itu.. “nuguya?? Jangan
ikut campur urusanku..”
“eooh, kau lupa padaku?? Aku
Leeteuk… kau ingat nama itu?”
Bongnam tampak
mengingat.. tapi sepertinya ia pura-pura lupa.. “NUGUYA?? PERGI KAU DARI SINI!!
BUKAN URUSANMU KAN??” bentaknya. Ia berusaha mendorong Leeteuk untuk keluar
dari rumahnya.
Sayang…
Tenaganya kalah..
ia dalam keadaan mabuk jadi tak seimbang.
Leeteuk tetap
menang… ia balik mendorong tubuh Bongnam hingga namja itu jatuh membentur dinding.
Meringis kesakitan lalu berusaha bangun lagi.. namun sayang ia tak mampu..
Kesempatan ini
Leeteuk gunakan untuk menyelamatkan Donghae.. ia menggendong tubuh Donghae
tanpa penolakan.
“hyung…. Untuk.. apa.. kau..
kesini?” Donghae sangat lemah, ia tak sanggup walau hanya memberontak sedikit.
Tubuhnya pasrah mengikuti pergerakan Leeteuk yang membawanya ke mobil dan
melarikannya ke rumah sakit..
“aku hyung mu Hae, tak kan kubiarkan
siapapun menyakiti dongsaengku..”
Leeteuk duduk di
belakang kemudi sambil mendekap Donghae erat, ia mengusap kening Donghae
memberi kenyamanan “bertahanlah sedikit lagi saeng.. tetap terjaga, jangan
tutuo matamu..” ia miris melihat keadaan Donghae sekarang. Tubuhnya penuh
memar.. tangannya masih berdarah akibat luka pecahan botol soju milik Bongnam.
Wajahnya teramat pucat.. bibirnya biru..
Ia sampai di rumah
sakit sekarang…
Beberapa perawat
membantunya membawa Donghae untuk segera di beri pertolongan..
Traapp…
Leeteuk terenggah,
jantungnya terpacu kencang.. ia melihat ruangan putih itu tertutup.. Donghae
sudah di dalam..
Leeteuk merogoh
sakunya mengambil ponsel dan menghubungi seseorang..
“Umma… cepat ke rumah sakit,
Donghae…”
“MWO??
ARRASEO!!” suara di ujung
“bisakah Appa menghubungi polisi
untuk menangkap Bongnam lagi? dia sudah melukai anaknya sendiri..”
“tidak
bisa, polisi akan meminta bukti atau saksi.. Donghae tidak akan memenjarakan
Abeojinya sendiri..” ujar Umma “tidak perlu cemas masalah itu, kita pikirkan
setelah kita bertemu nanti, Umma dan Appa akan ke sana sekarang..” sepertinya
ia sedikit nampak tenang.
…. …. …. ….
Leeteuk tak pernah
beranjak sedikit pun dari tempat duduknya, ia berharap pemilik tubuh yang
tengah terbaring di ranjang itu segera membuka mata..
‘dongsaeng anda
baik-baik saja, hanya demamnya terlalu tinggi. Luka di tangannya juga tidak
apa-apa. Tapi untuk saat ini tubuhnya sangat lemah jadi ia harus tinggal
beberapa hari di rumah sakit ini agar kami bisa mengawasinya setiap saat..’
begitu kata Dokter yang menangani Donghae tadi.
“bangunlah Hae… jangan buat hyung
cemas..” bisiknya, ia mengusap lembut tangan Donghae yang bebas dari infus.
“hyung janji setelah ini.. apapun yang kau minta akan hyung turuti.. ijinkan
hyung untuk mengabulkan harapanmu..”
Braaakkk..
“DONGHAE-ya…”
“Umma.. jangan berteriak, dia sedang
istirahat..”
Umma dan Appa
datang tergesa, namun kini mereka bisa bernapas lega melihat keadaan Donghae
baik-baik saja..
“dia.. sangat kurus..” ujar yeoja
paruh baya itu sambil mengusap kening Donghae “kau demam??” tanyanya sendiri..
“ne Umma, demamnya cukup tinggi..
itu yang membuatnya belum bangun hingga kini. Tapi bukankah dia anak yang kuat?
Sangat kuat malahan..” cibir Leeteuk
“Kau benar.. anak Appa keduanya
sangat kuat..”
“apa yang harus ku katakan saat ia
sadar nanti??”
Pllaakkk..
Satu pukulan di
kepala Leeteuk.
“Umma…”
“BABO! Kau dari dari berdoa dan
memintanya segera bangun.. lalu kenapa kau bingung?”
Leeteuk tertawa
kecil “aku hanya merasa sangat bersalah padanya.. andai aku tidak bersikap
jahat padanya, hal ini tidak akan terjadi..” sesalnya “apa yang harus ku
katakan padanya soal Bongnam nanti? Apa dia mau kembali tinggal bersama kita?”
“kita tunggu saat dia bangun nanti..
setidaknya, selama ini kita tahu bagaimana sifatnya.. kita tahu bagaimana
menghadapi bocah ini…” kikik Appa.
Leeteuk sedikit
tenang dengan penuturan itu..
“Donghae… cepatlah bangun saengi..”
bisik Leeteuk tepat di teliga dongsaengnya yang masih setia menutup matanya..
-tbc-
Akhirnya leeteuk nganggep donghae jga... Donghae pasti seneng banget...
BalasHapusNext chingu.. 😄
Next chingu
BalasHapusAyahnya jahat banget sih,,,
BalasHapus