Cast : Donghae – Leeteuk
Genre : Family, Brothership
[Song : Waiting for You by Yesung
Suju]
Autumn
Leaf (Maple Story) – Six..
Leeteuk tercekat
di depan kamar rawat Donghae, ia baru saja membeli makanan.. tapi kini ia
melempar makanannya. Leeteuk melihat Bongnam menggendong Donghae yang setengah
sadar itu..
“Yak, apa yang kau lakukan eeoh?”
Bongnam juga
terkejut “aku akan membawanya pulang, dia anakku..”
“eeoh, kau… bagaimana kau bisa
mengatakan itu setelah kau menyiksanya selama ini.. berikan Donghae padaku..”
“tidak akan!”
“serahkan atau aku akan melaporkanmu
ke polisi!!”
“kau mengancam??”
“itu bukan ancaman.. aku akan
benar-benar melakukannya.. sekarang..” Leeteuk mengambil ponselnya dari dalam
saku. Ia menekan beberapa nomor..
Bongnam terjebak
situasi sulit..
Aiisshh…
Tapi ia tetap tak
menyerahkan Donghae, selagi Leeteuk sibuk dengan ponselnya ia berlari menjauh..
Giliran Leeteuk
yang terjebak.. ia tak mau kehilangan Donghae lagi.. mau tak mau ia mengejar
Bongnam yang nampak kelelahan dengan Donghae sebagai beban di punggungnya..
Leeteuk tak
sanggup melihat kondisi Donghae, namja itu sudah sangat lemah sepertinya… ia
hanya mampu menahan matanya agar tetap terjaga.. memandang sendu pada Leeteuk
yang terus berusaha untuk mendapatkannya..
“tu..run..kan..” bisiknya di telinga
Bongnam
“MWORAGO??” bentaknya “tidak akan!!”
“a..ku.. ben..ci kau.. Ab..ejoi..”
Bongnam semakin marah mendengar pengakuan itu.
Dua orang perawat
rumah sakit mengetahui pasiennya dalam keadaan bahaya ikut membantu Leeteuk.
Mereka memaksa Bongman untuk melepaskan Donghae yang keadaanya sudah semakin
lemah. Dari dari tangan bekas infus mengalir begitu saja..
Leeteuk semakin
kalap!! Ia mendorong Bongnam hingga namja itu jatuh beserta Donghae di
gendongannya. Ia tak peduli.. saat itulah ia menjauhkan dongsaengnya dari dari
ayahnya sendiri. terus mendorong Bongnam yang sekarang di tahan oleh dua orang
perawat tadi.
Pemandangan yang
miris..
Leeteuk segera
merengkuh Donghae dalam pelukannya, berteriak memanggil Uisa meminta
pertolongan..
“Hae.. tahan sedikit saeng..” ia
menangis pilu mengusap peluh di kening dongsaengnya “tahan Hae, hyung tahu ini
sakit…” isaknya. Donghae hanya diam melihat Leeteuk yang demikian rapuh di
matanya.. tak pernah Leeteuk seperti itu padanya.. tak terasa ia sudah ikut
menangis di sana..
“Uljima…” bisik Leeteuk, ia
menggendong Donghae dengan ringannya membiarkan raungan Bongnam di sudut lain.
ia hanya mampu sedikit berlari agar Donghae segera di tangani Uisa..
…. ….
Kembali ia
menangis pilu.. di dalam ruangan berpintu putih itu Donghae masih dalam
pemeriksaan.. ia berdoa adiknya baik-baik saja..
…. ….
Tangan Donghae
putih dan pucat itu masih di remas Leeteuk… kini ia sedikit bernapas lega,
syukurlah dia baik-baik saja.. Leeteuk meminta memindahkan ruangan rawat
Donghae agar bisa di awasi selalu.. ia takut Bongnam kembali lagi..
Appa dan Umma
masuk, mereka menguatkan putranya..
“Appa.. adakah yang bisa kita
lakukan untuk menjauhkan Donghae darinya??”
Appa merenung
sejenak.. “kau benar-benar ingin ia pergi jauh? Kau tidak tanya dulu pada
Donghae? bagaimanapun juga ia anaknya..”
Leeteuk tak bisa
berpikir panjang.. “akan ku temui dia..”
“apa yang akan kau lakukan?”
“aku akan menyuruhnya pergi..”
hampir saja ia nekat melakukan yang tidak-tidak, Umma mencegah..
“itu tidak akan menyelesaikan
masalah Leeteuk-ah, ia orang yang licik.. bisa melakukan apapun yang ia
inginkan.. satu-satunya jalan hanya menjaga Donghae dengan baik.. dia membutuhkanmu
saat ini, jadi kau jangan kemana-mana…” Leeteuk luluh.. ia pandang lagi wajah
Donghae yang masih tertidur.
…. ….
“hyung…..”
Leeteuk mendongak,
ia mendengar suara memanggilnya.. seketika senyum leganya terpancar “kau sudah
bangun saengi??”
Donghae malah
mengerucutkan bibirnya lucu sedikit sinis “untuk.. apa hyung… lakukan.. ini??”
kembali Leeteuk tertawa kecil. Ia mendekat dan mengusap kening Donghae memberi
sebuah kecupan di sana dan makin membuat namja yang tengah terbaring itu
bingung. Ia tak mampu menolak karena tubuhnya sendiri masih sangat lemah
rasanya.
“morning Hae… apa ada yang sakit?
kau lapar atau mau minum??”
Donghae menggeleng
“kau.. tak menjawab.. pertanyaanku.. hyung..”
“seorang hyung akan melakukan apapun
untuk dongsaengnya Hae..” lanjutnya “Yak, jangan cengeng!!” seru Leeteuk, ia
tahu Donghae sudah berkaca-kaca “mianhae Donghae-ah.. kalau selama ini hyung
bersikap dingin dan kasar padamu.. hyung jahat ya??”
Donghae
menggeleng, ia meremas lengan kemeja Leeteuk “gajiima hyung… aku.. ingin ikut..
hyung..” mintanya.
“Yak, babo!! Memangnya siapa yang
akan pergi??” kini ia merengkuh tubuh rapuh itu dalam pelukannya “harusnya
hyung yang mengatakannya Hae.. gajjima.. hyung sangat menyayangimu,,” ia rasa
Donghae mengangguk di pelukannya “nado.. hyung.. jongmal.. saranghaeyo..”
Leeteuk makin erat
memeluk Donghae.. “kau tahu, kejadian kemarin membuatku hampir mati.. aku tidak
bisa kehilanganmu Hae.. tidak bisa..”
“eehm.. nado..”
“kalau begitu kau harus cepat sembuh
lalu kita pulang…”
Donghae melepaskan
pelukannya.. ia menatap Leeteuk “hyung… maple leaf.. sudah mengabulkan..
permohonanku..”
“ne…”
…. …. ….
Leeteuk membantu
mengupas apel untuk Donghae.. namja itu masih berbaring dengan mata tak jauh
dari televisi.. Leeteuk hanya sesekali bergidik geli melihat tingkahnya,
bagaimana bisa namja seusianya masih menyukai film kartun..
“hyung…” tiba-tiba ia memanggil
“aku.. boleh makan yang lain? aku tidak suka makanan rumah sakit..”
“ne, akan ku telphon Umma untuk
membawakanmu makanan..”
“gumawo..”
“ne, sekarang makan ini dulu..”
Leeteuk memberikan potongan apel.
BRRRAAAKKHH!!
Pintu kamar rawat
Donghae terbuka lebar…
Mereka terkejut…
Donghae menarik
lengan Leeteuk bersembunyi di punggung hyungnya..
“Mau apa lagi kau Bongnam??” seru
Leeteuk tanpa hormat
Bongnam, ya.. dia
lagi yang datang.. bagaimana dia bisa tahu Donghae pindah kamar??
“kajja kita pulang..” ajaknya pada
Donghae.
“shiirreeoo…”
“Kajja… aku ini ayahmu..”
“shiirreeooo…” ia tetap tak mau
“Yak, anak nakal.. kau mau melawan
ayahmu sendiri?? cepat turun dari sana dan pulang denganku..”
“SUDAH KU BILANG AKU TIDAK MAU!!
PERGI… PERGI..!!” ia melempar bantal padanya “AKU BENCI KAU..”
Bongnam tak
peduli, ia mendekat menjauhkan Leeteuk darinya dan mencoba menyeretnya.. tapi
tak berhasil.. Leeteuk sudah lebih dulu menahannya..
“ini terakhir kalinya aku
menjemputmu Hae..” ucap Bongnam “jika kau tidak mau pergi juga, jangan harap
kau bisa kembali pulang seenaknya seperti kemarin.. aku tidak akan menerimamu
lagi.. pikirkan baik-baik sekarang..”
Donghae tertegun
“ab…abeoji???”
“katakan sekarang.. kau mau ikut
denganku atau tidak?? Kalau tidak.. untuk selamanya jangan menemuiku lagi..”
Ini begitu sulit
baginya.. bagaimanapun juga Bongnam adalah ayah kandungnya, sejahatnya dia..
dia adalah keluarga Donghae satu-satunya..
“Hae-ya…” kini giliran Leeteuk
“bukankah kau bilang ingin ikut hyung??”
Donghae menunduk..
menangis…
“aku… akan ikut hyung..” putusnya
kemudian tanpa ragu “aku tidak akan menemuimu lagi Abeoji.. tidak akan… kau
sudah membuangku sejak dulu..”
Bongnam mengerti…
inilah keputusannya. Seburuk apapun dirinya.. ia masih sadar kalau Donghae
adalah putranya.. kini ia harus melepaskan putra satu-satunya.
“Hae-ya.. ini akan jadi pertama dan
terakhir kalinya…” ucapnya “mianhae… jongmal mianhaeyo..”
Donghae tertegun..
namun pernyataan itu bukan akhir dari tindakan nekatnya. Dengan cepat Bongnam
mencabut infuse Donghae dan menarik lengannya agar dia turun dari ranjang dan
mengikutinya..
“aaahhrr.. apppoooo…” Donghae
kesakitan.
Leeteuk ikut terkejut,
ia tak bisa menghalangi Bongnam kali ini.. untungnya ada uisa dan seorang
perawat akan memeriksa Donghae..
“tolong bantu aku, namja ini sudah
gila..” pintanya sambil memeluk Donghae yang tengah menahan sakit.
“mwo?? mworagoo?? Aku tidak gila…!! Kajja
Hae.. ikut abeoji.. kajja.. kajja..” Bongnam merancau tak jelas lalu ia tertawa
keras. Tanpa mereka tahu, uisa sudah meminta bantuan perawat lain.. mereka
membawa paksa Bongnam pergi dari ruangan itu.
Leeteuk kembali
menenangkan dongsaengnya..
“hyung… aku tidak ingin di infuse
lagi.. ini sakit sekali..” ya, bagaimana tidak.. dua kali Bongnam mencabut
infusenya dengan paksa.
“ne, saengi…” ia hanya mampu memeluk
dan mengusap kening Donghae yang makin terisak di dadanya.
Rengekan itu
perlahan hilang.. Donghae jatuh terkulai di pelukan Leeteuk, tubuhnya melemas
dan matanya terpejam.. rupanya itu karena uisa memberinya obat tidur sementara
ini.
“tidak perlu kuatir.. aku akan
memeriksanya.. baringkan ia..” Leeteuk menurut, setidaknya memang lebih baik
jika ia tertirdur daripada terus merengek dan menangis..
“eeoh, uisa.. namja tadi..??”
“dia sudah kami amankan di
ruangannya…” ujar seorang perawat.
“ruangannya??”
“dari yang kami lihat sepertinya dia
mengalami depresi berat.. hingga seperti..”
“orang gila maksudnya??” potong
Leeteuk, perawat tadi mengangguk.
“nah, selesai…” Uisa itu tersenyum
menatap pasiennya yang tertidur.. “dia sangat beruntung memiliki kakak
sepertimu.. dia akan baik-baik saja, aku sudah membenahi infusenya di sisih
yang lain.. jaga dia baik-baik..” Leeteuk bernapas lega. Ia menundukkan
tubuhnya memberi hormat dan terimakasih pada uisa yang memang sudah separuh
baya itu “kansamhamnida..”
“sudah kewajiban kami..”
Kini ia tinggal
berdua lagi dengan Donghae. ia hapus jejak air mata di wajah dongsaengnya
lembut.. membenahi kepala Donghae agar tidur dengan nyaman, menarik selimut
agar tubuhnya tidak kedinginan juga.. betapa sayangnya ia pada Donghae. bahkan
sejauh ingatannya, ia meninggalkan seluruh pekerjaannya pada sekretarisnya demi
menjaga Donghae. tidak bisa di bayangkan bagaimana kalau Bongnam berhasil
membawanya kabur..
…. …. ….
“apa ada yang terjadi lagi?” tanya
Umma yang datang dengan kantong penuh makanan untuk putra mereka. Leeteuk hanya
menggangguk pilu “tapi sudah berakhir… dia.. namja gila..”
“Yak, jangan katakan itu di depan
dongsaengmu..” bantah appa.
“nyatanya seperti itu Appa, Donghae
juga harus tahu nanti keadaan abeojinya.. dia di ruangan khusus..”
“mwo?? jadi benar..??”
“ne,. depresi berat.. juga karena
pengarus alkoholnya selama ini.. aku sudah bertanya pada uisa yang menanganinya
tadi..”
Appa dan Umma
hanya terdiam tanpa ekspresi.. “dia sudah lama tidur??”
“dua jam yang lalu, sebentar lagi
juga akan bangun…”
“hah, aku sangat merindukannya..
bagaimana dia bisa menanggung sakit yang seperti ini? hah… Leeteuk-ah, Umma
mohon.. mulai hari ini jaga dia baik-baik..”
“kalian akan pergi lagi..”
“pekerjaan Appa belum selesai, kau
tahu itu.. setelah Donghae pulang ke rumah, kami akan pergi..”
“arraseo…”
…. …. ….
Donghae
mengerucutkan bibir lucu, membuat Leeteuk dan Ummanya tertawa..
“AKU INGIN PULANG KENAPA KALIAN
TERTAWA?”
“BABO!!” sahut Leeteuk “jangan
berteriak.. ne, kau akan pulang sebentar lagi.. tapi masih harus istirahat..”
“aaiissh.. kalian ini.. sudah berapa
lama hyung dan Appa meninggalkan pekerjaan?? Aku juga ingin sekolah lagi..
ayolah.. kita pulang sekarang saja!!” Donghae turun dari ranjangannya lalu
berjalan keluar..
“YAK!!” kejar Leeteuk “anak itu
memang keras kepala..” gerutunya “Hae-ya, kau mau pulang dengan baju pasien??
Mau di bius oleh perawat yang menemukanmu nanti eeooh??” ancam Leeteuk. Cukup
ampuh. Membuatnya menghentikan langkah dan kembali ke kamar. Umma dan Appa
sudah tertawa keras melihat kedua putranya.. Donghae sudah kembali seperti biasanya..
keras kepala, susah diatur.. dan pemberontak..
“arra!! Cepat urus sekarang juga..
jebal Appa..!! dia tidak bisa diandalkan..” adunya.
“mworago??” Leeteuk memberinya
hadiah jitakan kecil di kepala
“Yak, ini sakit hyungie..”
“sudah, Appa akan mengurusnya dulu..
kau sebaiknya ganti baju.. biar hyung mu yang membereskan barang-barangmu
ini..”
Donghae tersenyum
menang.. “gumawo… tapi nanti antar aku ke tempatnya sebentar ya hyung..”
Leeteuk mengerti maksudnya, ia hanya bisa mengiyakan permintaan kecil itu..
…. …. ….
“Abeoji.. aku pulang dulu..”
pamitnya pada namja di dalam ruangan itu. ia hanya bisa melihatnya di balik
kaca.. namja yang marah-marah minta soju sambil meneriakkan “kau anakku..” tapi
sedetik kemudian ia tertawa sendiri..
“depresi berat.. ia tidak gila kan
hyung?”
“tidak Hae..” Leeteuk merangkul
pundak dongsaengnya, ia tak akan bicara macam-macam di depannya “kajja, appa
umma sudah menunggu kita..”
“kajja..”
Donghae akhirnya
keluar juga dari tempat itu.. tempat yang penuh peristiwa baginya.. di tempat
itu ia melihat wajah cemas Leeteuk, di tempat itu akhirnya Leeteuk tersenyum
padanya.. di tempat itu pula ia merelakan abeojinya..
Tidak ada banyak
kata di antara mereka, bahkan mobil yang dikendarai Leeteuk melaju sendu..
Donghae duduk di belakang bersama umma-nya, menyandarkan kepalanya di pangkuan
sang umma.. dalam hati ia mengucapkan terimakasih, karena selama ini.. bersama
dengan mereka Donghae merasakan arti memiliki keluarga..
Sampai di rumah,
ia langsung ke kamarnya..
Tak banyak
berubah, bahkan memang tak ada yang berubah.. sama seperti terakhir kali ia
tinggalkan dulu.. maple leaf juga masih utuh di dinding kamarnya.. hanya satu
yang ia lihat.. kamar itu menjadi rapi..
“aku membersihkannya Hae..
bagaimana?”
“aku suka.. gumawo hyung..”
“tapi rasanya percuma, ini akan
kembali berantakan sebentar lagi..” sindir Leeteuk.
“hyung….”
Ha..ha.. Leeteuk
tertawa “sore nanti kau mau ke taman bersamaku? Kita lihat maple leaf
sesungguhnya..” Donghae mengangguk senang..
“ehm.. Hae.. mianhae, jongmal
mianhae.. selama ini hyung..”
“jangan lanjutkan hyung..” sahutnya
“cukup aku tahu kalau hyung sangat mencemaskanku waktu itu, sudah menjelaskan
semuanya padaku.. gumawo, saranghae hyung..” Donghae memeluk erat Leeteuk..
“nado Hae-ya.. jongmal saranghae..”
…. …. ….
Dan disinilah
mereka sekarang berdua….
Ditemani roti
cokelat yang sempat di beli Leeteuk di toko kue tadi..
Donghae melahapnya
perlahan.. Leeteuk memandanginya, seakan itu pemandangan terindah di hidupnya.
“jangan memandangiku hyung, kau tak
akan pernah punya yeojachingu kalau seperti itu terus..” keluh Donghae tanpa
melihat wajah hyungnya. Leeteuk kembali tertawa.. ya, akhir-akhir ini ia
seringkali tertawa.. bahagia..
“kau punya harapan??”
“sudah dikabulkan, bahkan lebih dari
harapanku..” datar Donghae masih berkutat dengan rotinya “aku hanya ingin mulai
sekolah lagi.. karena besok hyung juga harus bekerja kan,.”
“ne, besok ku antar kau menghadap
songsaenim…”
“gumawo… aku sudah rindu dengan
seseorang..”
“NUGU??”
“Kim Kibum, teman terbaikku.. teman
yang pintar tempat aku mencontek pelajaran..”
“MWO?? yak.. kau ini.. jangan jadi
pen-contek Hae-ya..”
“kalau aku tidak bisa?”
“belajarlah..”
“hyung mau mengajariku?”
“ne, akan ku ajari kau.. tapi jangan
lakukan hal itu lagi..”
“arra… arra…” celutuknya lucu, lalu
ia kembali pada rotinya..
Leeteuk
menggelengkan kepala, betapa lucu dongsaengnya ini..
‘maple leaf… kau tak salah menyukai musim ini Hae… kau
senang sekarang harapanmu terkabul? Hah, aku berjanji Hae.. hyung janji, akan
selalu menjagamu walau kau bukan lagi anak kecil.. walau hyung tahu kau bisa
menjaga dirimu sendiri.. hyung akan tetap menjagamu..’
‘hyung… aku senang… hanya itu perasaanku sekarang…’
-End-
Daebakk^^ akhirnya finnal juga aku slalu nunggu updatean ini. Ditunggu ff selanjutnya ya chingu, klo bisa yg bergener horor gtu chingu maincastnya tetep 이동해 ㅋㅋㅋㅋ✌
BalasHapusAkhirnya bahagia... Bikin lagi ya..ya..ya..
BalasHapusBrothership ditunggu ^^