Rabu, 11 November 2015

Autumn Leaf (Maple Story) 06 [Fin]



Cast     : Donghae – Leeteuk
Genre  : Family, Brothership
[Song : Waiting for You by Yesung Suju]

Autumn Leaf (Maple Story) – Six..
Leeteuk tercekat di depan kamar rawat Donghae, ia baru saja membeli makanan.. tapi kini ia melempar makanannya. Leeteuk melihat Bongnam menggendong Donghae yang setengah sadar itu..
            “Yak, apa yang kau lakukan eeoh?”
Bongnam juga terkejut “aku akan membawanya pulang, dia anakku..”
            “eeoh, kau… bagaimana kau bisa mengatakan itu setelah kau menyiksanya selama ini.. berikan Donghae padaku..”
            “tidak akan!”
            “serahkan atau aku akan melaporkanmu ke polisi!!”
            “kau mengancam??”
            “itu bukan ancaman.. aku akan benar-benar melakukannya.. sekarang..” Leeteuk mengambil ponselnya dari dalam saku. Ia menekan beberapa nomor..
Bongnam terjebak situasi sulit..
Aiisshh…
Tapi ia tetap tak menyerahkan Donghae, selagi Leeteuk sibuk dengan ponselnya ia berlari menjauh..
Giliran Leeteuk yang terjebak.. ia tak mau kehilangan Donghae lagi.. mau tak mau ia mengejar Bongnam yang nampak kelelahan dengan Donghae sebagai beban di punggungnya..
Leeteuk tak sanggup melihat kondisi Donghae, namja itu sudah sangat lemah sepertinya… ia hanya mampu menahan matanya agar tetap terjaga.. memandang sendu pada Leeteuk yang terus berusaha untuk mendapatkannya..
            “tu..run..kan..” bisiknya di telinga Bongnam
            “MWORAGO??” bentaknya “tidak akan!!”
            “a..ku.. ben..ci kau.. Ab..ejoi..” Bongnam semakin marah mendengar pengakuan itu.
Dua orang perawat rumah sakit mengetahui pasiennya dalam keadaan bahaya ikut membantu Leeteuk. Mereka memaksa Bongman untuk melepaskan Donghae yang keadaanya sudah semakin lemah. Dari dari tangan bekas infus mengalir begitu saja..
Leeteuk semakin kalap!! Ia mendorong Bongnam hingga namja itu jatuh beserta Donghae di gendongannya. Ia tak peduli.. saat itulah ia menjauhkan dongsaengnya dari dari ayahnya sendiri. terus mendorong Bongnam yang sekarang di tahan oleh dua orang perawat tadi.
Pemandangan yang miris..
Leeteuk segera merengkuh Donghae dalam pelukannya, berteriak memanggil Uisa meminta pertolongan..
            “Hae.. tahan sedikit saeng..” ia menangis pilu mengusap peluh di kening dongsaengnya “tahan Hae, hyung tahu ini sakit…” isaknya. Donghae hanya diam melihat Leeteuk yang demikian rapuh di matanya.. tak pernah Leeteuk seperti itu padanya.. tak terasa ia sudah ikut menangis di sana..
            “Uljima…” bisik Leeteuk, ia menggendong Donghae dengan ringannya membiarkan raungan Bongnam di sudut lain. ia hanya mampu sedikit berlari agar Donghae segera di tangani Uisa..
…. ….
Kembali ia menangis pilu.. di dalam ruangan berpintu putih itu Donghae masih dalam pemeriksaan.. ia berdoa adiknya baik-baik saja..
…. ….
Tangan Donghae putih dan pucat itu masih di remas Leeteuk… kini ia sedikit bernapas lega, syukurlah dia baik-baik saja.. Leeteuk meminta memindahkan ruangan rawat Donghae agar bisa di awasi selalu.. ia takut Bongnam kembali lagi..
Appa dan Umma masuk, mereka menguatkan putranya..
            “Appa.. adakah yang bisa kita lakukan untuk menjauhkan Donghae darinya??”
Appa merenung sejenak.. “kau benar-benar ingin ia pergi jauh? Kau tidak tanya dulu pada Donghae? bagaimanapun juga ia anaknya..”
Leeteuk tak bisa berpikir panjang.. “akan ku temui dia..”
            “apa yang akan kau lakukan?”
            “aku akan menyuruhnya pergi..” hampir saja ia nekat melakukan yang tidak-tidak, Umma mencegah..
            “itu tidak akan menyelesaikan masalah Leeteuk-ah, ia orang yang licik.. bisa melakukan apapun yang ia inginkan.. satu-satunya jalan hanya menjaga Donghae dengan baik.. dia membutuhkanmu saat ini, jadi kau jangan kemana-mana…” Leeteuk luluh.. ia pandang lagi wajah Donghae yang masih tertidur.
…. ….
            “hyung…..”
Leeteuk mendongak, ia mendengar suara memanggilnya.. seketika senyum leganya terpancar “kau sudah bangun saengi??”
Donghae malah mengerucutkan bibirnya lucu sedikit sinis “untuk.. apa hyung… lakukan.. ini??” kembali Leeteuk tertawa kecil. Ia mendekat dan mengusap kening Donghae memberi sebuah kecupan di sana dan makin membuat namja yang tengah terbaring itu bingung. Ia tak mampu menolak karena tubuhnya sendiri masih sangat lemah rasanya.
            “morning Hae… apa ada yang sakit? kau lapar atau mau minum??”
Donghae menggeleng “kau.. tak menjawab.. pertanyaanku.. hyung..”
            “seorang hyung akan melakukan apapun untuk dongsaengnya Hae..” lanjutnya “Yak, jangan cengeng!!” seru Leeteuk, ia tahu Donghae sudah berkaca-kaca “mianhae Donghae-ah.. kalau selama ini hyung bersikap dingin dan kasar padamu.. hyung jahat ya??”
Donghae menggeleng, ia meremas lengan kemeja Leeteuk “gajiima hyung… aku.. ingin ikut.. hyung..” mintanya.
            “Yak, babo!! Memangnya siapa yang akan pergi??” kini ia merengkuh tubuh rapuh itu dalam pelukannya “harusnya hyung yang mengatakannya Hae.. gajjima.. hyung sangat menyayangimu,,” ia rasa Donghae mengangguk di pelukannya “nado.. hyung.. jongmal.. saranghaeyo..”
Leeteuk makin erat memeluk Donghae.. “kau tahu, kejadian kemarin membuatku hampir mati.. aku tidak bisa kehilanganmu Hae.. tidak bisa..”
            “eehm.. nado..”
            “kalau begitu kau harus cepat sembuh lalu kita pulang…”
Donghae melepaskan pelukannya.. ia menatap Leeteuk “hyung… maple leaf.. sudah mengabulkan.. permohonanku..”
            “ne…”
…. …. ….
Leeteuk membantu mengupas apel untuk Donghae.. namja itu masih berbaring dengan mata tak jauh dari televisi.. Leeteuk hanya sesekali bergidik geli melihat tingkahnya, bagaimana bisa namja seusianya masih menyukai film kartun..
            “hyung…” tiba-tiba ia memanggil “aku.. boleh makan yang lain? aku tidak suka makanan rumah sakit..”
            “ne, akan ku telphon Umma untuk membawakanmu makanan..”
            “gumawo..”
            “ne, sekarang makan ini dulu..” Leeteuk memberikan potongan apel.
BRRRAAAKKHH!!
Pintu kamar rawat Donghae terbuka lebar…
Mereka terkejut…
Donghae menarik lengan Leeteuk bersembunyi di punggung hyungnya..
            “Mau apa lagi kau Bongnam??” seru Leeteuk tanpa hormat
Bongnam, ya.. dia lagi yang datang.. bagaimana dia bisa tahu Donghae pindah kamar??
            “kajja kita pulang..” ajaknya pada Donghae.
            “shiirreeoo…”
            “Kajja… aku ini ayahmu..”
            “shiirreeooo…” ia tetap tak mau
            “Yak, anak nakal.. kau mau melawan ayahmu sendiri?? cepat turun dari sana dan pulang denganku..”
            “SUDAH KU BILANG AKU TIDAK MAU!! PERGI… PERGI..!!” ia melempar bantal padanya “AKU BENCI KAU..”
Bongnam tak peduli, ia mendekat menjauhkan Leeteuk darinya dan mencoba menyeretnya.. tapi tak berhasil.. Leeteuk sudah lebih dulu menahannya..
            “ini terakhir kalinya aku menjemputmu Hae..” ucap Bongnam “jika kau tidak mau pergi juga, jangan harap kau bisa kembali pulang seenaknya seperti kemarin.. aku tidak akan menerimamu lagi.. pikirkan baik-baik sekarang..”
Donghae tertegun “ab…abeoji???”
            “katakan sekarang.. kau mau ikut denganku atau tidak?? Kalau tidak.. untuk selamanya jangan menemuiku lagi..”
Ini begitu sulit baginya.. bagaimanapun juga Bongnam adalah ayah kandungnya, sejahatnya dia.. dia adalah keluarga Donghae satu-satunya..
            “Hae-ya…” kini giliran Leeteuk “bukankah kau bilang ingin ikut hyung??”
Donghae menunduk.. menangis…
            “aku… akan ikut hyung..” putusnya kemudian tanpa ragu “aku tidak akan menemuimu lagi Abeoji.. tidak akan… kau sudah membuangku sejak dulu..”
Bongnam mengerti… inilah keputusannya. Seburuk apapun dirinya.. ia masih sadar kalau Donghae adalah putranya.. kini ia harus melepaskan putra satu-satunya.
            “Hae-ya.. ini akan jadi pertama dan terakhir kalinya…” ucapnya “mianhae… jongmal mianhaeyo..”
Donghae tertegun.. namun pernyataan itu bukan akhir dari tindakan nekatnya. Dengan cepat Bongnam mencabut infuse Donghae dan menarik lengannya agar dia turun dari ranjang dan mengikutinya..
            “aaahhrr.. apppoooo…” Donghae kesakitan.
Leeteuk ikut terkejut, ia tak bisa menghalangi Bongnam kali ini.. untungnya ada uisa dan seorang perawat akan memeriksa Donghae..
            “tolong bantu aku, namja ini sudah gila..” pintanya sambil memeluk Donghae yang tengah menahan sakit.
            “mwo?? mworagoo?? Aku tidak gila…!! Kajja Hae.. ikut abeoji.. kajja.. kajja..” Bongnam merancau tak jelas lalu ia tertawa keras. Tanpa mereka tahu, uisa sudah meminta bantuan perawat lain.. mereka membawa paksa Bongnam pergi dari ruangan itu.
Leeteuk kembali menenangkan dongsaengnya..
            “hyung… aku tidak ingin di infuse lagi.. ini sakit sekali..” ya, bagaimana tidak.. dua kali Bongnam mencabut infusenya dengan paksa.
            “ne, saengi…” ia hanya mampu memeluk dan mengusap kening Donghae yang makin terisak di dadanya.
Rengekan itu perlahan hilang.. Donghae jatuh terkulai di pelukan Leeteuk, tubuhnya melemas dan matanya terpejam.. rupanya itu karena uisa memberinya obat tidur sementara ini.
            “tidak perlu kuatir.. aku akan memeriksanya.. baringkan ia..” Leeteuk menurut, setidaknya memang lebih baik jika ia tertirdur daripada terus merengek dan menangis..
            “eeoh, uisa.. namja tadi..??”
            “dia sudah kami amankan di ruangannya…” ujar seorang perawat.
            “ruangannya??”
            “dari yang kami lihat sepertinya dia mengalami depresi berat.. hingga seperti..”
            “orang gila maksudnya??” potong Leeteuk, perawat tadi mengangguk.
            “nah, selesai…” Uisa itu tersenyum menatap pasiennya yang tertidur.. “dia sangat beruntung memiliki kakak sepertimu.. dia akan baik-baik saja, aku sudah membenahi infusenya di sisih yang lain.. jaga dia baik-baik..” Leeteuk bernapas lega. Ia menundukkan tubuhnya memberi hormat dan terimakasih pada uisa yang memang sudah separuh baya itu “kansamhamnida..”
            “sudah kewajiban kami..”
Kini ia tinggal berdua lagi dengan Donghae. ia hapus jejak air mata di wajah dongsaengnya lembut.. membenahi kepala Donghae agar tidur dengan nyaman, menarik selimut agar tubuhnya tidak kedinginan juga.. betapa sayangnya ia pada Donghae. bahkan sejauh ingatannya, ia meninggalkan seluruh pekerjaannya pada sekretarisnya demi menjaga Donghae. tidak bisa di bayangkan bagaimana kalau Bongnam berhasil membawanya kabur..
…. …. ….
            “apa ada yang terjadi lagi?” tanya Umma yang datang dengan kantong penuh makanan untuk putra mereka. Leeteuk hanya menggangguk pilu “tapi sudah berakhir… dia.. namja gila..”
            “Yak, jangan katakan itu di depan dongsaengmu..” bantah appa.
            “nyatanya seperti itu Appa, Donghae juga harus tahu nanti keadaan abeojinya.. dia di ruangan khusus..”
            “mwo?? jadi benar..??”
            “ne,. depresi berat.. juga karena pengarus alkoholnya selama ini.. aku sudah bertanya pada uisa yang menanganinya tadi..”
Appa dan Umma hanya terdiam tanpa ekspresi.. “dia sudah lama tidur??”
            “dua jam yang lalu, sebentar lagi juga akan bangun…”
            “hah, aku sangat merindukannya.. bagaimana dia bisa menanggung sakit yang seperti ini? hah… Leeteuk-ah, Umma mohon.. mulai hari ini jaga dia baik-baik..”
            “kalian akan pergi lagi..”
            “pekerjaan Appa belum selesai, kau tahu itu.. setelah Donghae pulang ke rumah, kami akan pergi..”
            “arraseo…”
…. …. ….
Donghae mengerucutkan bibir lucu, membuat Leeteuk dan Ummanya tertawa..
            “AKU INGIN PULANG KENAPA KALIAN TERTAWA?”
            “BABO!!” sahut Leeteuk “jangan berteriak.. ne, kau akan pulang sebentar lagi.. tapi masih harus istirahat..”
            “aaiissh.. kalian ini.. sudah berapa lama hyung dan Appa meninggalkan pekerjaan?? Aku juga ingin sekolah lagi.. ayolah.. kita pulang sekarang saja!!” Donghae turun dari ranjangannya lalu berjalan keluar..
            “YAK!!” kejar Leeteuk “anak itu memang keras kepala..” gerutunya “Hae-ya, kau mau pulang dengan baju pasien?? Mau di bius oleh perawat yang menemukanmu nanti eeooh??” ancam Leeteuk. Cukup ampuh. Membuatnya menghentikan langkah dan kembali ke kamar. Umma dan Appa sudah tertawa keras melihat kedua putranya.. Donghae sudah kembali seperti biasanya.. keras kepala, susah diatur.. dan pemberontak..
            “arra!! Cepat urus sekarang juga.. jebal Appa..!! dia tidak bisa diandalkan..” adunya.
            “mworago??” Leeteuk memberinya hadiah jitakan kecil di kepala
            “Yak, ini sakit hyungie..”
            “sudah, Appa akan mengurusnya dulu.. kau sebaiknya ganti baju.. biar hyung mu yang membereskan barang-barangmu ini..”
Donghae tersenyum menang.. “gumawo… tapi nanti antar aku ke tempatnya sebentar ya hyung..” Leeteuk mengerti maksudnya, ia hanya bisa mengiyakan permintaan kecil itu..
…. …. ….
            “Abeoji.. aku pulang dulu..” pamitnya pada namja di dalam ruangan itu. ia hanya bisa melihatnya di balik kaca.. namja yang marah-marah minta soju sambil meneriakkan “kau anakku..” tapi sedetik kemudian ia tertawa sendiri..
            “depresi berat.. ia tidak gila kan hyung?”
            “tidak Hae..” Leeteuk merangkul pundak dongsaengnya, ia tak akan bicara macam-macam di depannya “kajja, appa umma sudah menunggu kita..”
            “kajja..”
Donghae akhirnya keluar juga dari tempat itu.. tempat yang penuh peristiwa baginya.. di tempat itu ia melihat wajah cemas Leeteuk, di tempat itu akhirnya Leeteuk tersenyum padanya.. di tempat itu pula ia merelakan abeojinya..
Tidak ada banyak kata di antara mereka, bahkan mobil yang dikendarai Leeteuk melaju sendu.. Donghae duduk di belakang bersama umma-nya, menyandarkan kepalanya di pangkuan sang umma.. dalam hati ia mengucapkan terimakasih, karena selama ini.. bersama dengan mereka Donghae merasakan arti memiliki keluarga..
Sampai di rumah, ia langsung ke kamarnya..
Tak banyak berubah, bahkan memang tak ada yang berubah.. sama seperti terakhir kali ia tinggalkan dulu.. maple leaf juga masih utuh di dinding kamarnya.. hanya satu yang ia lihat.. kamar itu menjadi rapi..
            “aku membersihkannya Hae.. bagaimana?”
            “aku suka.. gumawo hyung..”
            “tapi rasanya percuma, ini akan kembali berantakan sebentar lagi..” sindir Leeteuk.
            “hyung….”
Ha..ha.. Leeteuk tertawa “sore nanti kau mau ke taman bersamaku? Kita lihat maple leaf sesungguhnya..” Donghae mengangguk senang..
            “ehm.. Hae.. mianhae, jongmal mianhae.. selama ini hyung..”
            “jangan lanjutkan hyung..” sahutnya “cukup aku tahu kalau hyung sangat mencemaskanku waktu itu, sudah menjelaskan semuanya padaku.. gumawo, saranghae hyung..” Donghae memeluk erat Leeteuk..
            “nado Hae-ya.. jongmal saranghae..”
…. …. ….
Dan disinilah mereka sekarang berdua….
Ditemani roti cokelat yang sempat di beli Leeteuk di toko kue tadi..
Donghae melahapnya perlahan.. Leeteuk memandanginya, seakan itu pemandangan terindah di hidupnya.
            “jangan memandangiku hyung, kau tak akan pernah punya yeojachingu kalau seperti itu terus..” keluh Donghae tanpa melihat wajah hyungnya. Leeteuk kembali tertawa.. ya, akhir-akhir ini ia seringkali tertawa.. bahagia..
            “kau punya harapan??”
            “sudah dikabulkan, bahkan lebih dari harapanku..” datar Donghae masih berkutat dengan rotinya “aku hanya ingin mulai sekolah lagi.. karena besok hyung juga harus bekerja kan,.”
            “ne, besok ku antar kau menghadap songsaenim…”
            “gumawo… aku sudah rindu dengan seseorang..”
            “NUGU??”
            “Kim Kibum, teman terbaikku.. teman yang pintar tempat aku mencontek pelajaran..”
            “MWO?? yak.. kau ini.. jangan jadi pen-contek Hae-ya..”
            “kalau aku tidak bisa?”
            “belajarlah..”
            “hyung mau mengajariku?”
            “ne, akan ku ajari kau.. tapi jangan lakukan hal itu lagi..”
            “arra… arra…” celutuknya lucu, lalu ia kembali pada rotinya..
Leeteuk menggelengkan kepala, betapa lucu dongsaengnya ini..
‘maple leaf… kau tak salah menyukai musim ini Hae… kau senang sekarang harapanmu terkabul? Hah, aku berjanji Hae.. hyung janji, akan selalu menjagamu walau kau bukan lagi anak kecil.. walau hyung tahu kau bisa menjaga dirimu sendiri.. hyung akan tetap menjagamu..’
‘hyung… aku senang… hanya itu perasaanku sekarang…’
-End-


2 komentar:

  1. Daebakk^^ akhirnya finnal juga aku slalu nunggu updatean ini. Ditunggu ff selanjutnya ya chingu, klo bisa yg bergener horor gtu chingu maincastnya tetep 이동해 ㅋㅋㅋㅋ✌

    BalasHapus
  2. Akhirnya bahagia... Bikin lagi ya..ya..ya..
    Brothership ditunggu ^^

    BalasHapus