Autumn
Leaf (Maple Story) – four..
Cast : Donghae – Leeteuk
Genre : Family, Brothership
Song : Waiting for You by Yesung Suju
****
“Donghae, antar ini ke meja yang di
ujung…” Wang Ajjuma meminta
“baiklah Ajjuma…” Donghae menerima
nampan dengan dua mangkuk ramyeon diatasnya.
Sejak empat hari
yang lalu, Donghae memang bekerja di kedai Wang Ajjuma. Dia Yeoja yang baik dan
sudah mengenal Donghae sejak ia kecil. Bahkan wanita setengah baya itu tahu
persis bagaimana keadaan Donghae..
“Hey.. kau tidak sekolah hari ini?”
tanya Wang Ajjuma setelah Donghae kembali.
“eohh… animida.. aku libur hari
ini..” bohongnya “eoh, Ajjuma.. tugasku sudah selesai hari ini.. aku pergi
ne..” pamitnya. Wang Ajjuma tersenyum mengijinkan.. ia memang mempekerjakannya
hanya setengah hari.. selanjutnya Donghae pergi ke tempat lain.. minimarket di
ujung tikungan..
“hyung… mianhae aku terlambat..”
“gwaenchana Hae, cepat ganti baju mu
lalu gatikan tugas Jiwoon di depan..”
“kasa??”
“ne…”
*autumn-leaf*
Leeteuk kembali
mendapat surat panggilan dari sekolah Donghae.. sudah hampir seminggu ini
Donghae tidak masuk ke kelasnya..
Brraakk…
“LEETEUK-ah….”
“Umma?? Appa??” Leeteuk yang masih
memegang surat dari sekolah Donghae terkejut saat Appa dan Umma pulang
tiba-tiba.
“Donghae odieyo??”
“Umma….”
“apa dia benar-benar pergi??” sang
Umma menghela napas.. ia duduk di sofa diikuti oleh sang suami.. “kau tahu
kenapa Umma membawa Donghae ke rumah ini?” lirihnya. Leeteuk diam,
mendengarkan..
“Bong Nam penjahat itu memang
membuat kita berada di dalam keadaan terpuruk, ia dibayar seseorang untuk menghasut
rekan kerja kita.. demi uang ia rela melakukan apapun.. bahkan orang itu hanya
bisa main judi dan mabuk setiap harinya tanpa memikirkan anaknya.. Donghae
kecil sering dipukul bahkan di siksa kalau tidak menuruti semua permintaannya..
setelah Bong Nam tertangkap dan dipenjara, Umma kasihan melihat Donghae.. ia
sendirian.. menanggung perbuatan ayahnya.. dikucilkan.. padahal ia tak tahu
apa-apa.. akhirnya Umma sepakat untuk merawatnya, karena Umma yakin ia berbeda
dari Bong Nam.. bukankah Umma benar? Dia bukan anak yang jahat.. Donghae adalah
anak yang baik..”
“sekarang kalau dia kembali ke rumah
itu.. kau bisa tahu apa yang akan terjadi padanya kan Leeteuk-ah??”
Leeteuk tertegun..
“Bong Nam bisa saja menyakitinya
lagi.. atau.. membunuhnya perlahan..”
*autumn-leaf*
“Mana uangnya?? Berikan aku uang
itu….” Bong Nam merampas uang hasil kerja Donghae dari tangannya “sekarang
belikan aku soju…”
“bagaimana aku bisa membelinya kalau
Abeoji mengambil semua uangku?”
“eeohh.. kau.. berani padaku??”
Namja itu menjambak rambut Donghae seketika “lep..paaas.. Abeoji… hajima…
jebal…” rintih Donghae “abb.. abeoji.. kau mabuk lagi??”
Plaakk….
Beeugghh…
Tidak ada alasan
yang pasti kenapa ia suka memukul Donghae.. setiap hari ia hanya bisa memukul dan
memukul. Luka dan memar di wajah Donghae kemarin saja belum sembuh kini ia
sudah menambahkan lagi jejak di sana..
Hiks….
Hiks…
“kalau begitu…” isaknya “pukul saja
aku terus.. pukul sepuas Abeoji…” katanya “kalau perlu.. pukul aku sampai
mati…”
“YAK!!” Bong Nam geram, ia menyeret
Donghae keluar rumah.. melempar tubuh kurus itu ke jalan.. Donghae berontak,
namun ia tak sanggup melawannya.. “jangan pulang tanpa soju..” katanya sambil
menutup pintu.
“ahh.. Ab… Abeoji… ABEOJI….” Donghae
menggedor pintu itu… berteriak memanggil ayahnya.. “agghh.. appo…” pergelangan
kanannya terasa sakit akibat remasan tangan Bong Nam tadi..
#-#
Ia tak peduli
seberapa deras hujan yang membasahi tubuhnya.. lebih baik begini baginya, ia
menangis bersama hujan..
“hyung…..” panggilnya “aku ingin
Leeteuk hyung…” isaknya..
“omo…. Donghae-ya…”
Donghae mendongak,
ia melihat Wang Ajjuma pemilik kedai tempatnya bekerja.. “Ajjuma…”
“apa yang terjadi? Kenapa kau di
sini eeoh.. kau bisa sakit babo.. kajja.. kau ikut aku..” Wang Ajjuma mengajaknya
ke rumah.
Sehelai handuk
mengeringkan rambutnya yang basah.. secangkir teh gingseng panas menghangatkan
tubuhnya..
“apa yang di lakukan Bongnam
padamu?? Kau terluka sampai seperti ini eeoh? Kau bodoh Hae, kenapa kau kembali
padanya.. kau benar-benar bodoh..” seru Wang Ajjuma.
Donghae hanya
menunduk menahan isak.. “Ajjuma tahu alasanku….”
“tentu saja, tapi tetap lebih baik
di sana daripada di rumah mu itu.. dia bisa membunuhmu kapan saja Hae-ya..”
Wang Ajjuma sangat menyayangi Donghae layaknya anaknya sendiri “sudahlah,
sebaiknya sekarang kau tidur.. tinggallah di sini untuk sementara..” Donghae
mengangguk patuh.
*autumn-leaf*
Leeteuk terduduk
lemas di kamarnya..
“apa yang ku lakukan??”
Bayangan Donghae
yang memelas padanya muncul kembali saat ia mendapat surat permintaan maaf dari
sekolah Donghae atas kejadian pencurian tempo itu.. bukan Donghae pencuri
uangnya, melainkan seorang temannya yang membutuhkan uang untuk pengobatan
adiknya. Demi sebuah nyawa ia rela melakukan kejahatan.. jadi sekarang Donghae
bisa sekolah lagi.. skors nya dicabut..
“Hae-ya….” Pandangan mata Leeteuk
kosong, meratapi kesalahannya..
#_#
“selamat datang…..” Leeteuk
menyempatkan diri mampir ke minimarket sore itu, ia bermaksud mencari ramyeon..
tapi langkahnya terhenti melihat siapa yang menyapanya..
“Donghae….??” namja itu pun ikut
terkejut.. “kau.. apa yang kau lakukan di sini?” datarnya dan dingin..
“silakan mencari yang anda
inginkan…” ia tak menjawab pertanyaan itu tapi tetap melayaninya dengan ramah.
Leeteuk tak sabar.. ia menarik lengan Donghae “ikut aku!!”
Donghae menolak
“aku masih bekerja… aku tidak ingin di pecat, jadi silakan saja membeli yang
kau butuhkan..”
“arra.. aku hanya akan mengatakan
kalau kau sudah bisa sekolah lagi, mereka menemukan siapa sebenarnya yang
mencuri..”
Donghae tersenyum
“arraseo… tapi aku tidak akan ke sekolah lagi, pekerjaanku sangat banyak.. aku
tidak ingin Abeoji kecewa denganku..”
“apa maksudmu…”
“tidak perlu tahu, aku akan
baik-baik saja.. sekalipun tidak demikian aku akan berusaha untuk baik-baik
saja..”
Jiwoon berteriak
tiba-tiba “DONGHAE-ya…!!” sambil menghampiri Donghae dan seseorang yang di
anggapnya.. “apa kau membuat masalah??” saat melihat ketegangan di antara
mereka.
“aniyo hyung…. Hah, sekarang
giliranmu..” ungkapnya setelah melihat jam tangan “ini, kuserahkan.. aku harus
pergi sekarang..” pamitnya membungkukkan badan pada Leeteuk dan Jiwoon.
Setelah
kepergiannya menyisahkan Jiwoon yang masih heran dengan keberadaan Leeteuk “ada
yang bisa ku bantu??”
“eooh.. animida…” singkatnya “dia
hanya bekerja part time di sini??”
Jiwoon mengerti
“Donghae maksudnya? Ne, hanya setengah hari saja karena ia juga harus bekerja
di tempat lain.. ia harus mengumpulkan banyak uang kalau tidak ingin di pukul
Abeoji-nya..”
“mworago??”
“aaiiggooo… tidak seharusnya aku
menceritakan ini pada orang lain..” keluh Jiwoon “mianhamnida..”
Leeteuk mengangguk
kecewa..
…… ……
“Umma…” Leeteuk melihat ummanya
sedang duduk dengan tatapan kosong.
Yeoja itu sedikit
terkejut.. “eoh, kau Leeteuk-ah..”
“Umma.. apa kau memikirkan
Donghae??”
“aku hanya mencemaskannya.. aku
takut kalau dia salah makan lalu alerginya kambuh, lebih dari itu aku takut
Bongnam menyakitinya..”
“apa aku boleh meminta alamat
rumahnya?”
“untuk apa? Kau mau menjemputnya??”
datar yeoja itu.. Leeteuk tahu, Ummanya sedikit marah padanya karena ia
membiarkan Donghae kembali ke rumahnya.. “sekalipun kau tidak pernah peduli
padanya, setidaknya ia aman kalau tinggal bersama dengan kita Leeteuk-ah..
kalau kau ingin marah dan membenci seseorang, benci saja Bongnam.. tapi jangan
Donghae..”
Leeteuk menunduk..
penyesalan, rasa bersalah.. dan.. sebenarnya ia rindu dengannya..
…. Tbc ….
Kasian banget hae appanya jahat banget ayo dong teuki jemput hae supaya balik lagi terus jgn benci hae diakan ga salah yag jahat kan ayahnya,,,
BalasHapusKasihan donghae.. Abeojinya jahat banget sih...
BalasHapusNexy chingu...
Jangan kama-lama nee..
Hiiihhhh.... Sebel ama bapaknya donghae. Leeteuk harus menyesal. Next chap... ^^.
BalasHapus