-MY NAME, HAE!-
[Donghae]
[Siwon][Zoumi][Kyuhyun]
[Aerin Lee]
[Yun Shi Yoon][Ki Yong Gun]
[Daniel Lee/Le Dong Il][Kim Woo Ri][Kim Hee Joon]
[Siwon][Zoumi][Kyuhyun]
[Aerin Lee]
[Yun Shi Yoon][Ki Yong Gun]
[Daniel Lee/Le Dong Il][Kim Woo Ri][Kim Hee Joon]
::
::
Ketika hidup tak lagi mengerti
perasaan dan memaksa manusia mengikuti sebuah takdir, maka mengalirlah itu
semua dengan sendirinya. Tak ada yang bisa menghentikan takdir, tak ada pula
yang bisa menghentikan cerita sang Ilahi jika aku harus bertemu denganmu.
Kau dan Aku… kita adalah..
Kau dan Aku… kita adalah..
-HAE-
::
PART 6
::
:: FlashBack On ::
Seorang lelaki berjubah
hitam dan bertopeng perak dengan mudahnya masuk ke sebuah kamar tanpa hambatan.
Diliriknya di sana, di atas ranjang seorang namja kecil tengah berbaring
memejamkan mata terbungkus selimut. Senyum lelaki itu licik hingga ia berani
menjamah tubuh itu perlahan. Ia sudah mempersiapkan semuanya. Tubuh dengan mata
terpejam itu ditariknya duduk membuat sang pemilik tubuh terkejut. Begitu tahu
jika orang itu akan berbuat jahat ia berniat berteriak, namun sayang mulutnya
sudah ditutup lakban dengan cepat. Ia ingin berontak, namun sayang pula kedua
tangannya terlanjur diikat erat olehnya. Akhirnya ia menjejak-jejakkan kaki
tapi tak berhasil pula karena orang itu kini malah juga mengikat kakinya. Kini
ia tak bisa berbuat apa-apa. Tubuhnya dengan ringan kini di atas gendongan
lelaki tadi..
Namja kecil tadi heran
kenapa tidak ada seorang pun dirumahnya.
Dihempaskan tubuhnya di
kursi mobil bagian belakang, ternyata sudah ada dua orang lagi tanpa topeng yang
menunggu mereka disana.
“anak ini tidak
memberontak??”
“dia tidak akan bisa
memberontak, dia sedang sakit..”
“baguslah..”
::
::
Hanya pasrah saat
tubuhnya di bopong lagi ke sebuah gedung kosong masih dengan tangan kaki
terikat. Ia tak pernah merasa takut tapi ia sangat marah, kenapa mereka
menyekapnya seperti ini. tiga orang yang membawanya tadi tertawa bahagia melihatnya
lemah seperti itu. bahkan seorang diantaranya berusaha menghubungi sang Ayah
meminta uang tebusan.
“kalian jaga dia di
sini, aku akan menghubungi Daniel Lee..”
“nde..”
Sebelum pergi, ia
membuka topengnya..
“jadilah anak yang
manis…. Dan jangan sesekali memberontak jika kau ingin tetap hidup, arrachi..”
ancamnya pada anak itu.
Mendengar ancaman itu
ia semakin marah saja pada sang penculik apalagi kini Ia tahu siapa dia. Song
Ji Do.
Saat Song Ji Do keluar,
kira-kira dua puluh menit setelahnya, api besar meraup ruangan tempatnya di
sekap. Melihat hal itu kedua orang suruhan Song Ji Do panik dan berusaha
keluar, namun sayang, Song Ji Do sepertinya mengunci pintu itu dari luar. Api
semakin besar, asap membuat mereka sesak. Tak ada yang bisa menolong mereka.
Dan bisa dipastikan jika mereka tidak selamat.
:: FlashBack Off ::
::
::
::
::
“Aiden..
mianhae, jongmal mianhaeyo nae adeul.. Appa tidak bisa menyelamatkanmu..”
Daniel Lee memandang foto Aiden, Aerin dan Shin Hyo In, isterinya. Foto belasan
tahu yang lalu dimana keluarganya masih utuh. Ia tak pernah menyimpan foto itu
di dalam laci karena baginya, dua orang itu tetap bagian dari hidupnya walau
kini tergantikan oleh Woori dan Heejoon.
Daniel Lee menyandarkan punggungnya ke kursi kerjanya, tapi
tangan kanannya meraih ponsel. Di saat seperti ini hanya dia yang bisa membuat
semangatnya kembali lagi..
‘Nae Aegi….’
‘Appa.. wae? Apa ada
masalah sampai Appa menelponku? Aku sedang bersama..’
‘bersama siapa? Apa
mereka penting? Yak.. kau tidak menganggapku penting juga?’
‘animida… bukan begitu
maksudnya..’
‘lalu?’
‘ahh.. ani…’
‘dasar anak nakal..’
‘wae?’
‘apa kau sudah makan?’
‘aku bersama The Hero,
kami makan..’
‘Yak..’ kembali Daniel
Lee memotong pembicaraan ‘kau seringkali makan bersama mereka, apa kau menyukai
salah satu dari mereka? Nuguya?’
‘Appa… kau cemburu?’
‘aiisshh.. anak ini,
sudahlah.. percuma menghubungimu. Awas nanti kalau kau pulang..’
‘Appa mengancamku?’
‘NDE…!!’
Dan.. pip..pip..
Aerin tertawa mendengar perkataan sang Ayah.
::
::
::
::
“eoh… Apppaaa….”
Aerin berlari kecil menghampiri ayahnya yang tengah duduk membaca koran hari
itu. Daniel Lee menyambut putrinya sayang.
“waeyo?”
“Appa, kau
masih marah??” Aerin bertanya sambil menunjukkan wajah imutnya hingga membuat
namja itu tertawa.
“kau merajuk
lagi??”
“aniyo..”
“iisshh…
apa kau sudah mulai melupakan Appa gara-gara seorang namja??”
“YAK!!
kenapa Appa berkata begitu? Bukankah sudah biasa jika aku bersama The Hero?
Kyuhyun dan aku juga sudah berteman lama bukan??”
“nde,
arraseo..”
“eoh..
Appa..” Aerin tiba-tiba serius.. “asisten manager The Hero yang baru, namanya
Lee Donghae.. dia..”
Daniel Lee menoleh, ia curiga saat Aerin berhenti berkata..
“waeyo? Dia.. kenapa?”
“dia.. selalu
membuatku ingat pada Aiden..”
“ehm..?”
“bagaimana
menurut Appa? Aku pernah mendengar jika di dunia ini memang ada orang yang
mirip sekali dengan kita.. jika dia bukan titisan maka mungkin saja salah satu
organ dari kita ada di orang tersebut.. tapi Appa, bukankah waktu itu Aiden
kita temukan dalam keadaan tubuh yang utuh? Tidak ada organ yang di ambil
penculik itu kan? Jadi.. apa dia titisan?? Atau dia malaikat yang dikirim Tuhan
untuk datang pada kita, yang saat ini masih menyembunyikan identitasnya?” Aerin
bertanya bertubi-tubi.
“YAK!! kau
ini kenapa berpikir aneh-aneh seperti itu?? bisa jadi memang kebetulan dia
mirip saja dan kau sudah salah paham. Atau jangan-jangan kau menyukainya tanpa
sengaja… aisshh, anak ini. jangan sampai kau menyukai seseorang hanya karena
dia mirip dengan adikmu. Bukankah kau dekat dengan Kyuhyun selama ini?”
“Mwo? Appa.. dia benar-benar mirip.. saat
Donghae makan.. sama seperti Aiden yang selalu berteriak jika itu seafood..”
“benarkah??
Kau memikirkan Aiden bukan karena masalah BigMoon yang mendapatkan ijin
menggunakan Gedung SS kan? Kau… apa.. marah? Sangat marah??” selidiknya.
“nde, aku
marah.. Oppa dan Umma tidak pernah membicarakan ini padaku. Kenapa mereka diam
saja??”
“mereka
tidak ingin kau terluka, jadi mereka berusaha mengatasi semua ini diam-diam..”
“Eeeohh..
APPA!! Kau mengetahuinya juga.. jadi.. hanya aku yang.. aaaiisshhh!! YAK!!”
“sudahlah, besok
adalah peringatan kematiannya.. dan berhentilah memikirkan hal yang aneh
tentang namja bernama Donghae itu.. Lagipula ada banyak orang yang menyukai
seafood, Babo!!”
“OMO!!
Appa.. benar.. besok ya??”
“nde…”
“ehm..
besok kita ke tempat Aiden?” rupanya ia sudah lupa berdebat soal Donghae.
“nde,
sekalian menengok Umma..??” Aerin mengangguk setuju.
13 tahun. Tidak terasa sudah selama itu Aiden pergi.. bahkan
Aerin juga hampir lupa jika sang Umma juga telah lama tidak bersama dengan
mereka. Namun bukan berarti ia melupakan mereka berdua. Aerin memang sangat
terpukul saat kehilangan Ummanya, tapi lebih menyakitkan saat ia kehilangan
Aiden dengan kejadian yang mengenaskan. Ia tak bisa terima kenapa Tuhan
memberinya saudara kembar tapi harus mengalami kepahitan. Ia merasa bersalah
jika mengingat itu. ia merasa bersalah karena ia bisa hidup baik sampai
sekarang sedangkan Aiden, tidak!
Daniel Lee mengelus lembut kepala Aerin..
“jangan
pikirkan lagi… kurasa ia harus tenang di sana tanpa merasa sedih karena
melihatmu seperti ini..”
“ehm.. nde,
Appa..”
“besok kita
belikan bunga kesukaan Umma dan buah untuk Aiden, setelah itu bagaimana kalau
kita makan seafood di tempat kesukaan kita? tanpa Woori Umma dan Hee Joon..”
bisik Daniel Lee.
Aerin tersenyum.. ia senang dengan rencana ayahnya. Sampai
sekarang tidak ada yang boleh ke tempat favorit itu selain dirinya, ayahnya,
ibunya dan Aiden.. itu tempat rahasia mereka berempat.
“nde, Appa..
aku setuju.. lagipula Umma dan Oppa kan memang jarang ikut kita..” sahutnya
dengan bisikan juga. Keduanya lalu tertawa lucu. Setidaknya, Aerin tidak merasa
sedih walau mungkin besok ia akan menangis di makam kedua orang yang
disayanginya, sama seperti tahun-tahun lalu.
::
::
::
::
Donghae hanya memperhatikan Kyuhyun makan dan menyingkirkan
beberapa sayur seperti biasa. Ia malas untuk bertengkar dengannya kali ini jadi
ia mendiamkannya saja. Zoumi merasa sedikit aneh justru ketika Donghae diam
seperti itu.
“Hae, ada
yang kau pikirkan? Kenapa kau tak makan juga?”
“eoh?
Animida…”
“jongmal?
Apa makanannya tidak enak? Apa kau mau makan kesukaanmu?”
“kesukaan??”
“seafood..
Kyuhyun sudah bercerita soal itu..”
“eoh, ani
hyung gwaenchana…”
“lalu??”
Donghae nampak berpikir sejenak..
“aku hanya
berpikir apa keluargaku sekarang sedang mencariku? Apa hanya paman ramen itu
keluargaku? Mungkin akan menyenangkan jika bisa bersama-sama seperti ini..
seperti kalian..”
“seperti
kami?? Kau pikir kami ini keluarga yang lengkap juga?” celutuk Kyuhyun
“YAK!!
Kyuhyun-ah..” bentak Siwon tiba-tiba “jangan bicara macam-macam di meja makan.
Selesaikan makanmu lalu istirahatlah.. besok masih banyak pekerjaan..” ujarnya.
Rupanya bentakan itu mampu membekukan suasana. Ini kali
pertama Donghae melihat Siwon terlihat marah seperti itu.. ada apa sebenarnya?
Bahkan kini ia mengikuti jejak Kyuhyun melahap makanannya daripada mendapat
masalah dari Siwon.
::
::
Entah ini sudah malam yang ke berapa ia berusaha untuk
tidur. Nyatanya ia hanya memutar-mutar lagu di ponselnya saja tanpa bisa
memejamkan mata. Sampai tiba-tiba saja Zoumi masuk ke kamarnya. Donghae sedikit
terkejut namun ia segera menata detaknya perlahan..
“hyung..
kau ada perlu??”
Zoumi hanya diam, duduk di samping tempat Donghae
berbaring..
“kau pasti
terkejut dengan sikap Siwon tadi..”
“mwo??
aahh… gwaenchana..”
Zoumi mendesah.. “Donghae-ya kau perlu tahu satu hal..
kenyataan di rumah ini tidak seperti yang kau lihat. Jika kau berpikir hidup
kami tanpa masalah kau salah..”
“apa
maksudnya hyung??”
“dulu..
aku, Siwon dan Kyuhyun merasa bahwa kami mampu untuk hidup mandiri. Sekalipun
untuk Kyuhyun mungkin itu akan sulit waktu itu.. tapi Siwon seorang kakak yang
bertanggung jawab. Sebenarnya.. Siwon melarikan diri dari ayahnya..
kehidupannya tidak jauh dengan kehidupan Aerin. Ayahnya menikah lagi setelah
ibunya meninggal. Yang kulihat Im Young Na, ibu Siwon itu sangat baik.. tapi
entahlah, kenapa Siwon tidak bisa menerima begitu saja. ia benci dengan wanita
itu..”
“eoh??”
“Siwon
memutuskan untuk tinggal sendiri di Korea sekalipun ayah mereka sudah menetap
di Cina. Kyuhyun ikut dengan Siwon dengan alasan sekolah.. dan aku, aku memang
sejak dulu ingin punya uang sendiri jadi aku mengikuti mereka ke sini..”
“mwo??”
“itu cerita
intinya.. sekarang kau tahu bagaimana harus bersikap pada mereka? Siwon selalu
sensitif jika kita membicarakan soal keluarga..”
“aiigooo..
tidak bisa begitu terus hyung, bagaimanapun juga keluarga itu penting bukan?”
Zoumi terharu dengan pernyataan Donghae. ia mengelus lembut
kepala Donghae seperti adiknya sendiri..
“kau, sudah
menjadi keluarga kami juga Hae..”
“mwo??”
“aku bahkan
berharap jika tidak ada batasan satu bulan.. aku senang kau di sini, entah, aku
tidak tahu.. yang jelas rasanya aku punya ikatan dengan dirimu.. ha..ha..ha..”
“hyung..”
“ehm..”
“gumapta..
sudah menganggapku seperti itu..”
“tentu
saja, kita tinggal serumah bukan? Jadi sudah tentu kau bagian dari kami..”
“Zoumi
hyung yang pertama menerimaku di rumah ini..”
“nde,
karena aku merasa bahwa bukan hanya aku yang orang asing di sini.. Siwon dan
Kyuhyun adalah saudara, dan sekarang aku punya kau Hae.. untuk berbagi posisi
yang sama..”
“kau bilang
tadi tidak ada orang lain jika tinggal bersama..” protes Donghae
“hahaha..
tetap saja, hal yang mendasar itu tidak bisa disembunyikan. Jadi mulai sekarang
jika Siwon memperhatikan Kyuhyun maka aku akan memikirkanmu.. jadi adil
bukan??”
Donghae tertawa senang mendengar penuturan itu. ia
benar-benar merasa sudah memiliki hyung sekarang..
“sudahlah,
sepertinya kau berusaha untuk tidur ini tadi?” tanya Zoumi “kalau begitu
berbaringlah dengan benar, pejamkan matamu dan hitung ikan-ikan di kolam sambil
kau mendengarkan lagu.
“MWO? YAK!!
hyung.. aku bukan anak kecil.. tapi aku akan menghitung bintang saja..”
Ha.. ha.. ha.. kini Zoumi yang tertawa. Ternyata namja
didepannya ini lebih kekanakan dari pikirannya. Atau karena amnesia itulah yang
membuatnya selalu polos dan tidak tahu apapun. Ah, Zoumi bagaimana jika kau
nanti tahu kalau Donghae berbohong selama ini? akankah kau kecewa? Atau marah?
Zoumi meninggalkan Donghae kembali dalam kesendiriannya.
::
::
::
::
Seperti janjinya semalam, Daniel Lee membawa Aerin ke tempat
Aiden dan Shin Hyo In.
“Hyo
In-ah.. Aiden nae adeul.. bahagialah kalian di sana..” ucapnya
“Umma.. kami
tidak akan melupakan bunga kesukaan Umma, seperti kata Umma.. jika kita
keluarga maka kita tahu semua hal yang disukai keluarga kita.. aku juga membawa
buah kesukaan Aiden.. eoh, kau ingat Umma bagaimana waktu ia jatuh dari sepeda
dulu lalu selama ia di rawat ia merengek meminta ini dan itu??” cerocos Aerin
“kami tidak akan melupakan kalian..”
Daniel Lee merangkul pundak Aerin lembut, mereka sama-sama
menyalurkan kekuatan. Dan setelah meletakkan bunga juga buah, keduanya berlalu
ke sebuah tempat. Tempat itu sebenarnya hanya sebuah padang luas dengan
beberapa batang pohon di sekitarnya. Dulu mereka selalu pergi piknik ke tempat
itu, dan selalu ada menu wajib yang harus mereka bawa, seafood. Hyo In sudah
tahu kebiasaan Aiden, putranya memang paling susah di atur dibanding Aerin yang
justru selalu bersikap sok dewasa.
Setelah menemukan tempat yang cocok, tapi sepertinya itu
memang tempat terakhir kali mereka pergi berempat. Di bawah sebuah pohon oek
yang rindang dengan daun. Aerin mengeluarkan semua makanan yang tadi di belinya
sebelum ke tempat itu. Daniel Lee menggelar tikar kecil cukup untuk mereka
berdua..
Sembari memperhatikan Aerin, Daniel Lee kembali mengingat
masa itu..
::
-FlashBack On-
“yeobo, sesekali jangan
membawa seafood jika kita pergi seperti ini lagi..” protesnya pada sang isteri.
Hyo In menanggapi
tenang.. “seorang ibu tidak bisa menghentikan perasaannya untuk memberikan yang
terbaik bagi keluarganya.. jangan pikir walau kau dan Aerin tidak pernah
meminta lalu aku tidak tahu apa yang kalian suka..” ujarnya sambil mengeluarkan
beberapa kue cokelat dan minuman. Itu membuat Daniel Lee semakin mencintai
isterinya.. ya, Hyo In begitu tahu semua hal tentang mereka.
“yeobo, waktu itu tidak
pernah bisa di putar.. jika aku masih diberi kesempatan untuk menikmati
hari-hari bersama kalian maka aku akan memberikan yang terbaik pula untuk
kalian..” lanjutnya lagi.
“Ya.. jangan bicarakan
waktu seperti itu, seolah-olah kau akan pergi jauh saja..” Hyo In hanya
tersenyum getir menanggapinya. Kemudian pandangannya sayu pada kedua anak
kembarnya, Aerin dan Aiden yang tengah bermain dengan sepeda baru mereka.
-FlashBack Off-
::
“aku tidak
menyangka jika hari itu terakhir kalinya kita pergi berempat..” lirih Daniel
Lee menitikkan air mata.
“Appa..”
Aerin tahu ayahnya kembali mengingat masa lalu “kajja.. kita makan..”
“eoh,
nde..”
::
::
::
::
@Little Star
Hee Joon kembali mengadakan pertemuan hari ini. namun tak
nampak Aerin berada di tengah-tengah mereka.
“Aerin
dimana?” bisik Donghae di telinga Kyuhyun
“hari ini
adalah peringatan kematian saudaranya, semua dari kami sudah tahu Aerin pasti
tidak hadir untuk hari ini..”
Donghae hanya manggut-manggut mendengar penjelasan lirih
Kyuhyun. Ia kembali fokus pada tujuan awalnya, menemani Kyuhyun.
“mungkin
saat ini program terbaru kita tidak setinggi ratting yang didapat BigMoon
Agency, tapi itu tidak akan terjadi lama.. Kyuhyun ssi.. bukankah hari ini aku
mengajak The Hero, lalu dimana yang lainnya??”
“eoh..”
“mianhamnida
direktur, kami terlambat..” belum sempat ia menjawab, Shi Yoon datang bersama
Siwon dan Zoumi.
“eoh,
duduklah..”
“jadi
begini, sebelum konser kalian agency akan mengadakan konser pembukaan, ibarat
sebuah MV kita akan mengeluarkan teaser..”
“lalu?
Bagaimana dengan konsep?”
“itu yang
ingi ku bicarakan, adakah yang punya ide untuk itu? ide yang berkelanjutan dan
berkesinambungan..”
“yang
membuat orang akan tertarik untuk melihatnya tapi akan dikejutkan pada
akhirnya.. itu seperti sebuah.. gebrakan?? BOOM!!” Donghae mengangkat kedua
tangannya terbuka namun setelahnya kikuk hingga ia menghentikan gerakannya saat
menyadari jika semua orang menatapnya.
Ha..ha..ha..
Kyuhyun kembali malu dengan tindakan bodoh Donghae, lagi
pula siapa suruh Ia bicara..
“kau..
memalukan Donghae-ya..” Kyuhyun mendepak kaki Donghae.
“Ya..
Kyuhyun ssi.. hentikan.. kurasa asisten manager The Hero ini memang Hero bagi
kita.. bukankah ini kedua kalinya ia membuka ide??”
“apa
maksudnya?”
“eoh,
Manager Yun.. kurasa ia benar, itulah yang akan kita lakukan sekarang..”
“mwo?”
“semua
orang akan melihat teaser untuk mengatakan ia tertarik atau tidak untuk melihat
sebuah full video, jika dari awal mereka sudah mengatakan tertarik maka mereka
akan menunggu untuk setia melihat keseluruhan video yang ada. Itu juga yang
akan kita gunakan sebagai tali konsepnya nanti..”
“jika
konsep utama adalah “HERO” bagaimana jika di teaser itu menarik banyak fans
untuk bisa mengatakan apa HERO itu bagi mereka? Dari semua jawaban itu nantinya
kita gunakan sebagai puncak dari konser yang ada. Aku tahu konsep itu sudah ada
dan matang tapi alangkah baik jika ada kejutan nantinya..” tambah Donghae
sekali lagi ia serius.
“jadi
maksudmu?? BOOOOMM??”
Aaiisshh, Donghae malu saat Hee Joon menyindirnya dengan
mengikuti perkataannya tadi..
Ha.. ha.. “kurasa kau ini orang yang cerdas Donghae ssi..”
puji Hee Joon “bagaimana dengan idenya menurut kalian??” ia melempar pertanyaan
itu mereka.
“hah, jika
tahu seperti ini aku sudah mengajakmu dari awal untuk mengurus konser itu..
Yak, kenapa kau baru mengatakan semua ide itu sekarang??” jengkel Shi Yoon “aku
tidak harus berpikir keras dan bertapa kemarin..”
Jawaban Shi Yoon makin membuatnya malu. Ya, siapa yang
salah. lagipula Shi Yoon tidak pernah menceritakan banyak hal masalah konser
itu.
“aku juga
setuju hyung..” ungkap Siwon
“nde,
nado.. ini yang kedua kalinya Hae.. daebak!!” imbuh Zoumi.
Dan seperti biasa, mereka akan menatap Kyuhyun pada
akhirnya..
“YAK..
kenapa kau lakukan ini lagi padaku?? Aiissh.. baiklah.. aku setuju..” jawabnya
sambil memajukan bibir lucu tanda ia marah tapi tak bisa apa-apa. Aaigoo.. kau
ini kenapa selalu saja tidak bisa iklas menerima ide Donghae, Kyuhyun-ah?? Ha..
ha.. ha..
“aku yakin
Aerin juga setuju dengan konsep ini..”
“kenapa
Aerin?” pertanyaan polos Donghae
“Yak,
bagaimana pun juga Aerin punya andil dalam konser The Hero.. dia juga pemilik
dari Agency ini..”
“ahhh..
nde, mian.. aku lupa..” polosnya datar.
::
::
::
::
@Big Moon
Perekrutan bintang baru hampir selesai, kira-kira tiga hari
lagi semuanya akan berlanjut dengan program yang sudah disiapkan sebelumnya.
Moon Cae Won semakin girang saja,.
“tinggal
sebentar lagi tim Bong Pal akan menyelesaikan tugasnya.. bagaimana?”
“nde, semua
seperti yang kita harapkan.. sebenarnya kami sudah menemukan beberapa orang
yang memiliki kualitas bagus, mereka dari universitas seni dan juga akademi
yang memang populer di kota ini.. mereka bukan hanya pandai berakting tapi juga
menyanyi, bahkan ada yang memiliki jiwa musik luar biasa.. dan lagi, kita bisa
menata positif program ini.. jika Little Star fokus perhatian pada para
manager, maka kita fokus pada kesempatan untuk anak-anak berbakat itu tapi yang
selama ini tidak di sentuh.. eoh, satu lagi.. jangan bayangkan jika mereka
adalah namja tampan dan yeopo yeoja..”
Moon Cae Won sudah menduga jika Bong Pal bekerja sangat
baik..
“buat
mereka semua mengesankan di mata orang-orang yang akan melihatnya nanti..”
“jangan
kuatir, sudah ada skrip yang siap untuk pembuatan film perdana mereka..” sambut
Lim Shin Chin, Produser.
“dan kurasa
mulai besok aku bisa melihat lokasi gedung itu dan memikirkan beberapa adegan
yang pas..” imbuh Nam Jae Jin, Sutradara.
Keduanya memang pasangan produser sutradara yang selalu
bekerja sama dan menghasilkan sesuatu yang selalu memuaskan untuk ditonton. Tak
heran jika rumah produksi kecil milik mereka, MoonLight, di bawah naungan
BigMoon itu juga semakin populer.
Moon Cae Won kembali merasa kemenangan di pihaknya kali ini.
ini kesempatan untuk unggul dari LittleStar. Dan disamping itu.. ia akan
membuat ini sebagai kemenangan dua kali lipat, ia sudah bisa melihat bagaiamana
kehancuran Little Star tidak lama lagi..
‘gedung itu adalah asetnya untuk menguras perasaan Little
Star’
Sudah, terbukti! Persaingan ini jelas tidak sehat.
::
::
‘Nde, Nyonya.. akan saya lakukan..’
Suara itu… sepertinya ia pernah tahu. Donghae segera berlari
mencari sumber suara yang baru saja di dengarnya, namun sayang ia terlambat..
orang itu sudah jauh pergi keluar gedung Agency. Hanya punggung nya saja yang
dapat ia lihat.
“waeyo??”
tanya Zoumi tiba-tiba ia sedikit cemas saat melihat Donghae begitu tergesa
meninggalkan mereka tadi “ada apa Hae?” tanyanya sekali lagi.
“eoh..
gwaenchana hyung..” kikuknya
“kau
menyembunyikan sesuatu dariku?”
“animida..
hyung..”
“ya, sudah
kajja..” ajak Siwon.
Kyuhyun hanya menatap aneh padanya. Jelas ia tahu ada yang
disembunyikan Donghae dari mereka tapi ia enggan untuk bertanya bisa-bisa ia
dikira sudah berubah menjadi peduli dengan namja itu. Tidak akan!
‘sekalipun
kau ini malaikat aku tidak akan pernah peduli padamu Hae..’ ujar Kyuhyun dalam
hati.
_ToBeContinue_
:: HAH!! Apa yang sudah ku lakukan pada Donghae????
aaiisshh.. ::
Sepertinya ff ini complicated,, makin penasaran sama lanjutannya.. Ga sabar nunggu kejutan2 dr Donghae :) next ditunggu ^^
BalasHapustambah bundet @_@
BalasHapusaiden = donghae
dongahe yang membakar gedung dengan kekuatannya., bagaimana ia selamat ?
Ah ff ini alur agak lambat yaa tapi gak pape aku suka bikin penasaran ayo lanjut
BalasHapusAigoo kapan jati diri donghae terungkap sebagai aiden.. bikin penasaran.. fast update ya author.. semangat ffmu yg terbaik..
BalasHapusAaa., penasarannn...
BalasHapusNext chingu...
Lanjut dong chingu...
BalasHapusKa pena ko blm update lagi sih??
BalasHapusHiks-hiks sedih nyeong T-T bolak-balik negok blog blum update :(
BalasHapus