Crown of Prince
-Meaning of Life-
-Meaning of Life-
Genre :
Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park
Jungsoo [Park Leeteuk] _ Kim JongWoon [Park Yesung] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin]
_ Lee Donghae [Park Donghae]
Putra
pertama keluarga Park, Leeteuk [31], menjadi penerus utama perusahaan
keluarganya dan sekarang menjadi Presdir Crown of Hotel. Yesung [29], berbeda
dengan kakak sulungnya, ia lebih memilih menjadi seorang dokter dan sekarang
bekerja di Seoul Hospital. Lain lagi dengan Sungmin [26], kecintaannya pada
makanan manis seperti kue akhirnya tersalurkan. Ia kini adalah pemilik Crown of
Caffe. Si bungsu Donghae [20], yang keras kepala belum memutuskan pekerjaan apa
yang menjadi fokusnya nanti. Ia masih menikmati masa-masa di dunianya.
OtherCast
:
Han
JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
:::: ::::
-at the first time
I see you-
“I’m
HOOOOMMEE!!!”
Dua orang pelayan langsung sibuk menyambut teriakan itu, berdiri
di depan pintu dan memberi hormat. Seorang namja lebih dari setengah abad
usianya, juga berdiri rapi dan menyeruakkan senyum terbaiknya. Mereka menyambut
kedatangan tuan muda dari Daejeon yang memang sudah direncanakan sebelumnya.
“selamat
datang tuan muda…”
“eeoh..
nuguya?” rupanya ia kaget ada orang-orang baru di rumahnya.
“saya
kepala pelayan di sini, Han Hyun Pil…” ia memperkenalkan diri sopan.
“aahh… Han
Ajjuhssi.. gumapta..”
“eoh, hajjima..
tuan muda, panggil saya Kepala Pelayan Han..”
“aiigooo,
Appa masih memakai peraturan lama rupanya.. SHIREO!! Aku akan tetap memanggil
Ajjuhssi..!!” kerasnya.
Kepala pelayan Han hanya menggelengkan kepala.. “kami sudah
menyiapkan makan siang untuk tuan muda, pasti lelah dan lapar bukan setelah
perjalanan panjang?”
Ia hanya mengangguk tapi setelahnya ia celingukan mencari
penghuni rumah yang lain “kemana hyungdeul?”
“apakah
anda lupa? Mereka tentu saja sibuk dengan pekerjaannya…”
Namja itu menepuk jidatnya “aiiiggooo aku memang lupa..
arra!! Aku lapar Ajjuhssi.. tapi aku juga ingin tidur..”
Han Hyun Pil tertawa kecil “tuan muda ingin makan di kamar
saja?”
“tidak
perlu..” ujarnya sambil berjalan menuju meja makan.
“bawa
barang-barang tuan muda ke kamarnya..” pinta Han Hyun Pil pada dua pelayan
tadi, ia sendiri mengejar tuan mudanya, menyiapkan apa yang dibutuhkan di meja
makan.
Ia menyelesaikan makannya dengan cepat, setelahnya berlalu
ke kamar dan merebahkan diri di sana. Ia memang sangat lelah jadi memilih tidur
sejenak..
Kamar yang sesuai dengan keinginannya.. dinding-dinding
putih dengan langit-langit warna biru. Rasanya seperti di atas awan saat berada
di kamar itu..
“Gumawo
Ajjuhssi sudah mempersiapkan kamar ini..” ungkapnya banmal pada Kepala Pelayan
yang usianya jauh di atasnya itu.
“sudah
kewajiban kami tuan muda, anda menyukainya?”
Namja itu menghempaskan diri di atas ranjangnya dengan
kasar “tentu saja.. aku suka warna biru.. dan kamar ini seakan di atas awan..
sepertinya aku akan tertidur cepat sebentar lagi..”
“eeoh,
kalau begitu saya permisi dulu.. silakah anda beristirahat..”
“sekali
lagi terimakasih Ajjuhssi..” ia mulai memejamkan mata.
#_#
Mobil hitam itu berhenti tepat di depan sebuah rumah,
kemudian seorang namja dengan jas rapi elegan keluar..
“tuan
sudah pulang?”
“ne,
apakah dia sudah sampai?”
“sudah
tuan, sedang di kamarnya sejak datang tadi…”
Senyumnya merekah mendengar penuturan Kepala Pelayan Han,
“gumapta…” ia mempercepat langkahnya menuju satu kamar berwarna putih kalem.
Tanpa mengetuk ia masuk begitu saja dan mendapati seseorang meringkuk indah di
atas ranjang.
“iirooeena…”
tangannya mengusap lembut kepala namja yang tertidur itu “hey…irroena..”
Yang di panggil membuka pelan matanya.. sayu ia melihat
siapa yang membangunkan tidur nyamannya.
“HYUUUUNGG!!”
Pluuukk… ia langsung memeluk hyungnya..
Pluuukk… ia langsung memeluk hyungnya..
“Ya..yaa…
apa yang kau lakukan?”
“bogoshipoyo
hyungie…” masih menempel di pelukan sang hyung.
“hah..” ia
mengalah “arra.. nado saengi..” sambil melepaskan pelukan dongsaengnya “bagaimana
keadaanmu? Gwaenchanayo?”
“ne, gwaenchana…
ini sangat menyenangkan..”
“hyung
senang akhirnya kau pulang Park Donghae..”
Namja itu, Park Donghae, tertawa “aku tahu hyung..”
“ya sudah,
kajja kita makan…”
“mwo??
Again??”
“OMO!! Kau itu makan siang tadi sebelum tidur.. sekarang
sudah jam 8 malam.. kau tidak ingin kan kalau Yesung memarahimu..” ia bingung
juga, bagaimana bisa dongsaengnya tidur begitu lama.. apa ia memang sangat
lelah? Atau dia lupa kalau dongsaengnya jagoan tidur?
Donghae bergenyit “kau mengancamku hyung??”
“isshh..
sudah, kajja..”
Mau tidak mau, Donghae menurut. Dia memang paling menurut
pada hyung tertuanya itu, Park Leeteuk..
“silakan
tuan muda…” Kepala pelayan Han menyambut mereka di ruang makan.
“apakah Yesung
hyung dan Sungmin Hyung tidak pulang hari ini?” Tanya Donghae
“kata
siapa Hae?” Sungmin muncul tiba-tiba..
“kenapa
kau memaksaku juga untuk menyambutnya? Ini tidak penting kan.. aiissh..”
“HYUUUUNGGIIE!!!”
Donghae berlonjak memeluk Yesung erat.. “popopopo…..”
“YAK!! APA
YANG KAU LAKUKAN HAE?” namja itu merinding saat Donghae mencoba menciumnya.
“BOGOSHIPOYO
HYUNG!!” ia tak peduli, menelusupkan kepalanya di dada Yesung membuat Sungmin
dan Leeteuk tertawa. Bahkan Kepala Pelayan Han juga menahan tawanya melihat
tingkah konyol tuan mudanya.
Sungmin menepuk kepala Donghae pelan.. “kajja kita makan..
lihat aku membawakanmu cake yang kau suka..”
Donghae menengok.. matanya melotot senang “OMO!! Gumawo
hyung….” Giliran ia memeluk Sungmin sekarang.
Ah, sepertinya anak ini suka sekali memeluk orang…
Ini kebersamaan pertama mereka, sebelumnya Donghae yang
lebih memilih tinggal di Daejeon akhirnya mau dibujuk Leeteuk untuk tinggal bersama
kakaknya. Tak heran ia menolak waktu itu. Tuan Park dulunya pembisnis yang
selalu pindah-pindah tempat tinggal. Hal ini menjadi pengaruh bagi sekolah
putra-putranya. Donghae sendiri tidak suka berpindah tempat, jadi ia memutuskan
menyelesaikan sekolahnya di Daejeon dan tinggal bersama Harabeoji juga
Halmonie. Setelah lulus barulah ia mau tinggal bersama Leeteuk dan kakaknya
yang lain. Tuan dan Nyonya Park sendiri entah berada dimana lagi sekarang,
Donghae tak mau tahu. Mereka bisa tinggal di suatu tempat lalu pindah lagi ke
tempat lain sesuka hatinya.
Dan perlu di ketahui.. putra kandung keluarga Park hanya
Leeteuk dan Sungmin. Donghae di adopsi saat ia dua tahun. Ibunya yang saat itu
masih menyandang status Senior High School tidak sanggup membesarkannya. Ia
lahir karena sebuah kesalahan.
Yesung tak bernasib lebih baik, ia ditinggal begitu saja di
rumah sakit karena orangtuanya tidak mampu membiayai pengobatannya.
#_#
Pagi itu hanya terlihat Sungmin yang duduk di meja makan
untuk sarapan..
“habiskan makananmu
setelah itu akan kuantar ke tempat dimana kau harus belajar..”
“kenapa
harus di tempat itu hyung? Tidak bisakah di tempat lain?”
“tidak
Hae.. lagi pula keinginanmu sudah ku kabulkan... jadi bersikaplah seperti yang
lainnya..”
Donghae mengerti, untuk kali ini ia bisa menerima keputusan
Sungmin.
“tapi aku
bisa berangkat sendiri hyung..”
“aku tahu,
tapi kau belum punya kendaraan.. besok baru akan datang..”
“Appa
membelikanku motor? Mobil? Atau..”
“lihat
saja besok..”
…. …. …. ….
Gedung Universitas swasta itu tinggi menjulang..
Donghae menghela napas panjang melihatnya..
“masuklah..”
“gumawo
hyung..” ujarnya.
Donghae masuk tanpa ragu dengan senyum yang merekah.
Beberapa yeoja yang melihatnya bisa dipastikan akan langsung memasukkannya dalam
daftar namja tampan yang bisa di incar. Di lorong yang dilewatinya, Donghae
melihat seorang yeoja tengah sibuk memungut buku yang sepertinya baru jatuh
sedangkan tangan kanannya memegang apel merah. Dengan hati malaikat yang
dimilikinya ia membantu yeoja itu..
“eoh,
gumawo..”
“ne..”
Yeoja itu mendongak melihat siapa yang sudah menolongnya
“nuguseyo?”. Donghae mengulurkan tangannya “Park Donghae..” yeoja itu sedikit
ragu tapi ia tetap menyambut uluran tangan Donghae setelah memindahkan apel
dari tangan kanan ke tangan kirinya.
“kau belum
menyebutkan namamu, bukankah jika berkenalan harus saling menyebutkan nama?”
“Kang Sora..”
“ahh..
Kang Sora ssi.. bisa kau membantuku mencari kelas? Aku baru masuk hari ini..”
pinta Donghae tanpa enggan.
“benarkah?
Kau baru di sini? Ah, ne kajja.. aku juga tidak mau memiliki hutang pada
seseorang..” ujarnya sambil berjalan beriringan berdua di lorong itu.
“aku tidak
pernah menyebut hutang pada setiap bantuan yang kuberikan pada orang lain..”
“tapi aku
menganggapnya begitu..”
“itu
terserah kau saja.. semua orang memiliki pemikiran yang berbeda bukan?”
“panggil
aku Sora tanpa embel-embel ssi.. kita seumuran kan?”
“ne,
Sora-ya..”
…. …. …. ….
@Crown-Of-Caffe
Sungmin keluar dari mobilnya langsung disambut pelukan seseorang
dari belakang..
“kau,
terlambat tujuh menit..” bisiknya.
Sungmin tahu persis suara siapa itu, ia hanya mendengus
dengan senyum gelinya “aku boss di sini, jadi tidak ada yang bisa mengaturku
harus datang jam berapa Kim Sa Eun Noona..”
“Yak..
berhenti memanggilku noona..” pekiknya sambil mendorong punggung Sungmin.
Sungmin membalikkan badan dan melihat wajah jengkel Sa Eun
di sana “bagaimanapun juga kau lahir lebih dulu dariku..”
“tapi aku
yeojachingumu.. apa kau akan memanggilku seperti itu terus?”
Ya, Kim Sa Eun adalah yeojachingunya. Dulu mereka adalah
teman, bisa dibilang teman masa kecil hingga masa kini. Sungmin dan Sa Eun
tidak pernah bisa dipisahkan sampai akhirnya Sungmin memberanikan diri
menyatakan bahwa ia menyukai gadis itu dan tidak mau kehilangannya. Tuan Park
dan Tuan Kim yang juga sahabat menyambut hubungan mereka dengan senang hati.
Sekalipun Tuan Park tidak pernah membatasi putra-putranya untuk berhubungan
dengan siapa saja, tetap ia bahagia karena dengan begitu hubungan persahabatan
Park dan Kim akan semakin langgeng.
“OMO, kau
marah??” tanya Sungmin “baiklah, lanjutkan.. aku suka melihat wajahmu seperti
itu” goda Sungmin semakin membuat Sa Eun jengkel. Ia masuk ke Caffe
meninggalkan Sungmin berdiri sendiri.
“aku baru
saja mengantar Donghae..” jelas Sungmin saat ia berhasil menyusul Sa Eun ke
dalam caffe. Sudah ada Kim Ryeowook, adik Sa Eun yang juga bekerja di Crown Of
Caffe miliknya.
“jadi dia
mau tinggal disini?”
“ne..” Sa
Eun melihat senyum bahagia di wajah Sungmin dan itu cukup menghapus perasaan
jengkelnya “Leeteuk hyung berhasil membujuknya..”
“kalau
begitu jangan malas bekerja hari ini.. lihat jam dinding itu sudah
memperingatkanmu untuk segera membuka caffe ini. kau tidak mau kehilangan
pelanggan kan??”
“biar aku
saja hyung..” Ryeowook menyediakan diri “sebaiknya kalian lakukan saja
tugas-tugas kalian.. cup cake cokelat sudah hampir habis hyung, choco chip juga
belum kau beli noona..” apakah itu artinya Ryeowook menyuruh mereka?
“Yak,
siapa yang boss disini eoh??”
“tentu
saja kau hyung tapi melihatmu lamban seperti itu bagaimana aku bisa sabar? Aku
bekerja untuk mendapat uang, kalau pelanggan kita hanya sedikit bagaimana aku
bisa mendapat bonus??”
Sungmin hampir memberi bonus itu.. sebuah jitakan kecil di
kepala Ryeowook kalau Sa Eun tidak mendorongnya masuk ke dapur dan membentaknya
untuk mulai membuat kue.
“aku akan
membeli choco chip..” pamitnya setelah mengamankan Sungmin di dalam sana.
…. …. …. ….
Kita tinggalkan Sungmin sejenak..
@Seoul Hospital
Yesung selesai memeriksa pasiennya, saat ia keluar dari
salah satu kamar rawat matanya menangkap bayangan seseorang. Dengan yakin ia
kemudian mengejar bayangan itu..
Seorang yeoja dengan baju putih sama dengannya, yang
artinya ia juga seorang dokter sedang berjalan di tengah lorong rumah sakit
itu. Rambutnya yang lurus diikat satu di belakang, tangan kirinya memegang
stetoskop, satunya lagi masuk ke saku baju dokternya.
Yesung terus memperhatikannya tanpa disadari oleh yeoja itu
yang memang berjalan di depan Yesung. Sampai akhirnya ia berhenti tiba-tiba..
“mengapa
kau mengikutiku dokter Park? Tidakkah kau punya pasien yang harus kau tangani?”
Yesung terkejut namun segera ia sembunyikan perasaan itu
dengan senyumnya agar tak diketahui olehnya..
“kebetulan
saja aku berjalan di lorong yang sama denganmu dokter Lee..”
Lee Bo Young, dokter yeoja itu.. menoleh “kalau begitu
jalanlah duluan..” dinginnya. Yesung menurut, ia menyalip jalan Boyoung hingga
ia yang di depan kini.
“dasar
dokter aneh..” guman Boyoung sambil menatap ganti pada Yesung yang
memunggunginya.
…. …. …. ….
Tak jauh berbeda dengan adik-adiknya.. demikian pula sang
sulung..
@Crown Of Hotel
Beberapa orang dengan penampilan rapi sama dengannya
mengikuti langkahnya yang sedikit cepat di depan setengah meter..
“sekretaris
Choi..” panggilnya “kau bisa membatalkan pertemuanku dengan direktur CaSho
Group? Rasanya lelah sekali hari ini..”
“lalu
alasan apa yang harus saya berikan padanya, Presdir?”
Leeteuk menghentikan langkahnya di depan lift “kau benar,
tidak ada alasan..” ujarnya lunglai. Pintu lift terbuka.. Leeteuk masih membatu
tak kunjung masuk ke dalamnya.
“Presdir..”
panggil sekretaris Choi.
Seorang yeoja yang baru saja keluar dari lift itulah yang
membuatnya membatu.. “yeopo..”
“Presdir
mengatakan seseuatu?”
“eoh..
ani..” Leeteuk tersadar sendiri “baiklah, kita tetap akan bertemu dengan
mereka..” ia melanjutkan percakapan tadi sambil masuk ke dalam lift. Choi Jin
Hyuk, sekretarisnya menekan angka 7, di lantai itulah Leeteuk memilih salah
satu ruangan sebagai tempat istirahat sekaligus ruang kerja pribadinya.. selain
di kantornya sendiri.. eoh, bukan pribadi.. karena akan ada sekretaris Choi
yang akan selalu menemaninya.
#_#
Donghae bertengkar dengan Sungmin di ponsel. Pasalnya ia
tak ingin Sungmin menjemputnya pulang karena ia bisa pulang sendiri. tapi
menurut Sungmin itulah tugas seorang kakak disaat adiknya membutuhkannya.
“aku tahu
jalan pulang hyung, tinggal naik bus dan turun di halte kedua lalu aku akan
jalan kaki 500 meter.. rumah kita di tikungan pertama setelah minimarket..”
terang Donghae detail.
“tetap
saja aku akan menjemputmu Hae..”
“aku bukan
anak kecil hyung bahkan usiaku sudah 20 tahun. Betapa malunya aku kalau ada
yang mendengar pertengkaran kita ini..”
“Sa Eun
dan Ryeowook mendengarkan..”
“MWO??
YAK!! hyung!! Aku tidak peduli, aku akan pulang sendiri terserah kau mau
menjemput atau bagaimana!!” bentaknya lalu mematikan ponsel sepihak.
Tanpa di ketahui Donghae Kang Sora mendengar semua
teriakannya.
“kau
begitu tidak menghargai kasih sayang seorang kakak..”
Donghae menoleh kebelakang, gadis itu sudah berdiri di sana
“apa yang kau kau katakan?”
“membentak
orang yang lebih tua darimu itu tidak sopan apalagi dia adalah kakakmu
sendiri..”
“ikut
campur urusan orang lain itu juga tidak sopan apalagi tidak tahu persis
masalahnya apa..” Donghae membalik pernyataan Sora.
“eoh,
ternyata kau juga suka membalikkan perkataan orang ya.. tak kusangka..”
“Yak!! apa
maksudmu sebenarnya eeoh? Aku tidak punya masalah denganmu.. kita juga belum
sehari saling mengenal.. dasar yeoja aneh..”
“kau yang
aneh.. berteriak tak jelas seperti itu. kau tidak mau kan di anggap menyakiti
seorang yeoja cantik? Lihat banyak orang memandang kita..”
Mendengar itu Donghae diam. Kemudian ia pergi begitu saja
meninggalkan Sora.
Donghae menunggu bus di halte, tak disangkanya ia kembali
bertemu Sora yang memang akan menaiki bus yang sama. Keduanya duduk
bersebelahan dengan diam, masuk ke dalam bus dalam diam. Donghae mengambil
tempat duduk satu-satunya yang tersisah di sana tapi kemudian ia berdiri
kembali saat melihat tatapan tajam Sora.
“duduklah..”
ia memberikan tempatnya untuk Sora
“itu
namanya namja yang baik, kau tahu caranya berbuat baik dengan memberikan
tempatmu pada seorang gadis..”
“katakan
saja terimakasih, itu sudah cukup bagiku..” dinginnya.
Di halte kedua, sama seperti teriakannya pada Sungmin tadi
Donghae turun. Kang Sora ingin mengucapkan salam perpisahan tapi kemudian ia
menahan diri untuk tetap diam.
#_#
Malam harinya Donghae siap mendapat omelan dari Sungmin.
“kau ini
benar-benar, hyung sudah susah payah ke tempatmu dan kau malah pulang naik bus?
Kau tidak tahu marahnya Sa Eun karena banyak pelanggan yang datang tadi dan aku
meninggalkannya hanya untuk menjemputmu?”
Donghae tetap tenang mengunyah makan malamnya “salah hyung
sendiri..”
“mworago??
Yak!! Park Donghae!!” Sungmin hampir saja memberikan pukulan kecil di kepalanya
kalau ia tidak mengelak..
“Ahjjussi..
suruh Shin Noona membuatkan susu untukku..” Kepala pelayan Han menuruti
perintahnya.
“Yak, aku
berbicara denganmu Hae..”
“aku
berbicara dengan Han Ajjuhssi..”
Sungmin geram.. benar-benar, adik bungsunya itu selalu
membuatnya jengkel. Ia kembali duduk di tempatnya kemudian dengan kasar
mengunyah makanan bagiannya. Biasanya ia akan protes pada rasa masakan para
pelayannya. Hari ini ia lebih memilih memarahi Donghae daripada memikirkan rasa
masakan.
“apa
terjadi sesuatu?” Leeteuk pulang dan merasakan aura dingin diantara adiknya.
“Sungmin
hyung memarahiku lagi..” adu Donghae
“MWO?? kau
yang…”
“sudahlah..”
lerai Leeteuk “aku tidak mau tahu siapa yang salah diantara kalian..” ia
melepas jas dan dasinya, memberikan tas kantornya pada seorang pelayan lalu
duduk bergabung dengan mereka untuk makan malam.
“hyung..”
“Sungmin,
Donghae sudah besar.. kita harus terbiasa dengan hal itu.. dan kau Hae, jangan
suka membuat kakakmu marah-marah..”
“aku tidak
bermaksud membuatnya marah hyung, Sungmin hyung saja yang keterlaluan.. aku
membantu meringankan pekerjaannya dengan tidak menjemputku tapi hyung tidak mau
mendengarkanku. Aku benci.. aku benci kau yang selalu seperti Appa dan
memperlakukanku seperti anak kecil..” protes Donghae.
Sungmin dan Leeteuk terkejut dengan pemaparan Donghae “Park
Donghae..” panggilnya, ia tahu adik bungsunya itu memang keras kepala. Ia tak
ingin di atur..
“aku sudah
kenyang..”
Donghae hampir meninggalkan makan malamnya kalau bukan
tangan Leeteuk menghadangnya “apa hanya karena masalah kecil ini kau marah pada
hyungmu? Sungmin tidak salah, ia hanya ingin melindungimu.. kalau aku jadi
Sungmin juga akan melakukan hal yang sama. Sayangnya aku dan Yesung tidak bisa
lebih menjagamu seperti Sungmin.. pekerjaan kami banyak..” terang Leeteuk
“duduklah.. minta maaf pada hyungmu dan lanjutkan makan..”
Donghae kembali duduk, ia tak pernah bisa membantah
Leeteuk.. ya, hanya Leeteuk..
“mianhae
Sungmin hyung..”
Sungmin tersenyum, sejujurnya ia tak masalah dengan sikap
Donghae “ne..” akhirnya mereka melanjutkan makan malam itu dengan sedikit aura
dingin.
^*^*^
@the morning day!
Ttiiiiinnn….
Ttiinnn…
Donghae bergegas keluar sambil melahap roti selainya jatah
sarapannya. Tas punggungnya di jinjing di tangan lainnya yang bebas makanan.
Sebuah mobil berwarna biru tua sudah menunggunya..
“MWO??
aiisshh Appa.. kenapa tidak memiliki selera yang bagus sih??” gerutunya sambil
menjejakkan kaki di lantai.
“kau tak
suka?” tanya Sungmin
“tidak
sama sekali” gelengnya “aku naik bis saja!!” ia melahap potongan terakhir roti
selainya.
Sungmin menahan langkahnya “biar kuantar..”
Hmm… dia menghempaskan bahunya.. “baiklah” sepertinya pagi
ini ia tak ingin bertengkar dengan Sungmin “katakan pada Appa untuk menukarnya
dengan motor saja.. aku tak bisa mengemudi hyung, Appa lupa hal itu? atau dia
ingin aku celaka?”
Sungmin terkikik “ne, akan ku urus itu nanti..” sambil
membuka pintu mobilnya.. “eoh, Kepala pelayan Han.. tolong masukkan kembali ke
garasi ya..” pintanya sebelum ia pergi dan Han hyun pil menyanggupinya.
“kau masih
marah padaku?” selidik Sungmin di belakang kemudi.
“aniyo
hyung.. aku hanya jengkel, apa itu artinya sama?”
Sungmin tertawa “kau tahu Hae, aku hanya memiliki seorang
dongsaeng yaitu kau.. tidak seperti Leeteuk hyung atau Yesung hyung.. jadi,
pada siapa lagi aku akan mengatakan ‘saengi, aku akan menjagamu’ eeohh??”
Donghae mengerucutkan bibir lucu “arraseo… apa sebaiknya
aku minta Umma memberikan kita seorang dongsaeng lagi??”
Cciiitt….
Sungmin menginjak rem mendadak.
“YAK,
hyung..”
“kau sudah
gila..” celutuk Sungmin “empat orang saja cukup membuat mereka pusing.. bahkan
sepertinya mereka tak bisa mengurus anaknya dengan baik..” Sungmin sedikit
menyindir. Ia kembali melajukan mobilnya.
Tuan dan Nyonya Park memang jarang dirumah.. Leeteuk lah
yang memiliki tanggungjawab penuh pada semua dongsaengnya. Untung saja ia
memiliki Yesung yang masih bisa diajak kerja sama.
“aku jadi
berpikir.. kalau ada yang bertanya padaku, aku ini anak siapa.. maka aku harus
menjawab apa??” Donghae menggaruk kepalanya yang tak gatal “hallo.. aku anak
Park Leeteuk.. atau hallo, nama ayahku Han Hyun Pil..” celoteh Donghae.
Sungmin tak bisa berhenti tertawa mendengar ocehan dan
imajinasi Donghae..
…. …. …. ….
Sungmin melempar kunci mobilnya lalu menangkapnya kembali..
setelah ia mengantar Donghae di tempat inilah ia sekarang berada..
@Crown of Caffe
“apa ada
pesanan untuk hari ini Wookie?” sapanya pada Ryeowook yang menata kue di
etalase.
“selamat
pagi hyung…” sahut Ryeowook “hari ini cukup buat banana cake saja, kau janji
pada Tuan Ahn akan mengirimnya ke tempat putrinya..”
Sungmin menepuk kening “aiggoo.. kenapa aku bisa lupa,.
baiklah.. aku ke dalam dulu..” namja itu mengangguk “Noona juga sudah
menunggumu di sana Hyung..”
Sungmin semakin mempercepat langkahnya, ia tak ingin Kim Sa
Eun menunggunya lebih lama lalu marah lagi padanya. Walaupun ia sudah terbiasa
dengan omelan Sa Eun dan akan sangat merindukannya kalau tak ada yeoja itu di
sampingnya.
“kau
bilang Tuan Park sudah membelikannya mobil, kenapa kau masih mengantarnya?”
“Donghae
tak suka dengannya.. dia juga tidak begitu pandai mengemudi..” ujarnya sambil mencari
tepung di tempat penyimpanannya “kau masih ingat kan bagaimana ia hampir
membuat Leeteuk hyung terkena serangan jantung saat ia menabrakkan mobilnya di
tiang listrik??”
Sa Eun tertawa, ia ingat betul cerita itu...
“eeoh,
bagaimana kabarnya? Sudah lama aku tidak bertemu dengan Oppa..”
“Leeteuk
hyung???”
…. ….
@Crown of Hotel
Tertulis di meja kaca hitam itu.. ‘Presdir’. Yang kini
sedang berputar-putar pelan sambil duduk di atas kursinya.
“ada
masalah?”
“eoh,
sekretaris Choi..”
“Presdir..
sepertinya sedang ada masalah yang terjadi..”
“tidak ada
sama sekali.. hanya saja.. yeoja itu..”
“yeoja??”
Choi Jin Hyuk tersenyum, jarang sekali Presdir-nya berbicara mengenai yeoja. Ia
pikir namja itu tidak akan pernah peduli dengan masalah percintaan.. “anda sedang
menyukai seseorang?”
“mwo??
eeoh.. aniyo..”
“lalu..”
“aku hanya
ingin tahu saja.. aku sering melihatnya di Hotel, apa dia tinggal di sana..
tapi siapa namanya?”
“anda bisa
mencari informasi dengan mudah kan..”
“aku tidak
ingin orang lain tahu..”
“berarti
saya benar.. anda sedang menyukai seseorang..”
“apa itu
sangat terlihat di wajahku??”
Kembali Sekretaris Choi tertawa “animida.. hanya seorang
sekretaris yang bisa melihat wajah Presdir yang seperti ini..” ungkapnya.
Leeteuk merasa malu di depan sekretarisnya sendiri.. “kau
cukup mengenalku..”
“tentu
saja..” lugasnya.
“hah..
lebih baik aku memikirkan orang lain saja..”
“nugu??”
“uri
maknae…”
…. ….
Kang Sora melakukan kecerobohan yang sama.. kali ini
Donghae tak membantu yeoja itu memungut buku-buku yang jatuh dari tangannya. Ia
malah berdiri berkacak pinggang sebelah tangan dan mencibir..
“dasar
ceroboh.. kau melakukan hal yang sama setiap hari eoh??”
Sora menengadah melihat namja itu sinis “Yak, apa masalahmu
babo!! Dan lihat.. OMO.. kau namja tak punya perasaan, kalau ada orang yang
membutuhkanmu apa kau akan diam saja??”
“karena
aku tak yakin kau bisa membalas pertolonganku suatu hari nanti.. dan saat ini
aku pun tak butuh bantuan orang lain untuk kau jadikan alasan ‘membalas
budi’..”
Sora memukul salah satu buku tebalnya ke lengan Donghae
“Yak, namja tak punya perasaan.. aku tak menyangka kau seburuk ini rupanya..”
“mwwooragoo??”
“kau namja
paling menyebalkan yang pernah ku temui.. jangan meminta bantuan lagi dariku
karena aku juga tak akan pernah membutuhkanmu!!” ujarnya sambil berlalu
meninggalkan Donghae yang masih memaku di tempatnya berdiri menatap kepergian
yeoja itu dengan acuh.
“aku tak
menyangka ada yeoja menjengkelkan seperti dia..” gerutunya “awas saja kalau kau
jatuh cinta padaku nanti..” ancamnya entah pada siapa.
Donghae melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan, ia
harus mengerjakan tugas yang sempat tertunda kemarin karena rasa malasnya.
Diantara buku-buku yang tertata rapi di atas rak-rak tinggi
perpustakaan itu, sepertinya Donghae memang serius. Bayangkan saja wajahnya
yang mengamati setiap buku yang dilihatnya, membaca judulnya, membuka beberapa
lembar dan berpikir. Namun sayangnya suasana itu berubah saat ia mendengar
suara desahan di sudut lain rak buku itu. Karena penasaran Donghae mencari
sumber suara..
“isshh..
menjijikkan..”
Apa yang ia lihat??
Kang Sora.. bersama seorang namja yang diketahui namanya
sebagai Choi Siwon, tengah bermesrahan sekalipun tidak ada adegan senonoh tetap
saja..
“kalian
menemukan tempat yang bagus rupanya..” sindir Donghae “hah, kaukah itu Kang
Sora…?”
“diam!!”
ancam Sora dengan jari telunjuknya “jangan munafik.. kau pun berpikir hal yang
sama kan?”
“mian..
aku bukan namja seperti itu..” Donghae membalik badannya, berjalan dengan tenang
meninggalkan mereka. Namun sebelum ia pergi.. “kartu As.. ditanganku.. Kang
Sora..”
Kang Sora, Choi Siwon dan Donghae.. saling menatap tajam..
_ToBeContinue_
-belajar akan apa arti
hidup tak ada kaitannya dengan siapa diri kita melainkan bagaimana diri kita-
Seru, penasaran sama lanjutan ff ini. Pasti hae lagi yg teraniaya disini hehehe. Di tunggu lanjutan nya ^_^
BalasHapusAku selalu suka ff mu chingu..
BalasHapusAigooo., donghaeee bikin gemes deh kelakuannya...
BalasHapusDitunggu kelanjutannya chingu...
Aku selalu suka ff mu soalnya main castnya donghae,, ditunggu lanjutannya ^^
BalasHapus