Sabtu, 02 Januari 2016

Crown of Prince [1]



Crown of Prince
-Meaning of Life-
Genre : Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk] _ Kim JongWoon [Park Yesung] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin] _ Lee Donghae [Park Donghae]
Putra pertama keluarga Park, Leeteuk [31], menjadi penerus utama perusahaan keluarganya dan sekarang menjadi Presdir Crown of Hotel. Yesung [29], berbeda dengan kakak sulungnya, ia lebih memilih menjadi seorang dokter dan sekarang bekerja di Seoul Hospital. Lain lagi dengan Sungmin [26], kecintaannya pada makanan manis seperti kue akhirnya tersalurkan. Ia kini adalah pemilik Crown of Caffe. Si bungsu Donghae [20], yang keras kepala belum memutuskan pekerjaan apa yang menjadi fokusnya nanti. Ia masih menikmati masa-masa di dunianya.
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
:::: ::::

-at the first time I see you-

          “I’m HOOOOMMEE!!!”
Dua orang pelayan langsung sibuk menyambut teriakan itu, berdiri di depan pintu dan memberi hormat. Seorang namja lebih dari setengah abad usianya, juga berdiri rapi dan menyeruakkan senyum terbaiknya. Mereka menyambut kedatangan tuan muda dari Daejeon yang memang sudah direncanakan sebelumnya.
            “selamat datang tuan muda…”
            “eeoh.. nuguya?” rupanya ia kaget ada orang-orang baru di rumahnya.
            “saya kepala pelayan di sini, Han Hyun Pil…” ia memperkenalkan diri sopan.
            “aahh… Han Ajjuhssi.. gumapta..”
            “eoh, hajjima.. tuan muda, panggil saya Kepala Pelayan Han..”
            “aiigooo, Appa masih memakai peraturan lama rupanya.. SHIREO!! Aku akan tetap memanggil Ajjuhssi..!!” kerasnya.
Kepala pelayan Han hanya menggelengkan kepala.. “kami sudah menyiapkan makan siang untuk tuan muda, pasti lelah dan lapar bukan setelah perjalanan panjang?”
Ia hanya mengangguk tapi setelahnya ia celingukan mencari penghuni rumah yang lain “kemana hyungdeul?”
            “apakah anda lupa? Mereka tentu saja sibuk dengan pekerjaannya…”
Namja itu menepuk jidatnya “aiiiggooo aku memang lupa.. arra!! Aku lapar Ajjuhssi.. tapi aku juga ingin tidur..”
Han Hyun Pil tertawa kecil “tuan muda ingin makan di kamar saja?”
            “tidak perlu..” ujarnya sambil berjalan menuju meja makan.
            “bawa barang-barang tuan muda ke kamarnya..” pinta Han Hyun Pil pada dua pelayan tadi, ia sendiri mengejar tuan mudanya, menyiapkan apa yang dibutuhkan di meja makan.
Ia menyelesaikan makannya dengan cepat, setelahnya berlalu ke kamar dan merebahkan diri di sana. Ia memang sangat lelah jadi memilih tidur sejenak..
Kamar yang sesuai dengan keinginannya.. dinding-dinding putih dengan langit-langit warna biru. Rasanya seperti di atas awan saat berada di kamar itu..
            “Gumawo Ajjuhssi sudah mempersiapkan kamar ini..” ungkapnya banmal pada Kepala Pelayan yang usianya jauh di atasnya itu.
            “sudah kewajiban kami tuan muda, anda menyukainya?”
Namja itu menghempaskan diri di atas ranjangnya dengan kasar “tentu saja.. aku suka warna biru.. dan kamar ini seakan di atas awan.. sepertinya aku akan tertidur cepat sebentar lagi..”
            “eeoh, kalau begitu saya permisi dulu.. silakah anda beristirahat..”
            “sekali lagi terimakasih Ajjuhssi..” ia mulai memejamkan mata.
#_#
Mobil hitam itu berhenti tepat di depan sebuah rumah, kemudian seorang namja dengan jas rapi elegan keluar..
            “tuan sudah pulang?”
            “ne, apakah dia sudah sampai?”
            “sudah tuan, sedang di kamarnya sejak datang tadi…”
Senyumnya merekah mendengar penuturan Kepala Pelayan Han, “gumapta…” ia mempercepat langkahnya menuju satu kamar berwarna putih kalem. Tanpa mengetuk ia masuk begitu saja dan mendapati seseorang meringkuk indah di atas ranjang.
            “iirooeena…” tangannya mengusap lembut kepala namja yang tertidur itu “hey…irroena..”
Yang di panggil membuka pelan matanya.. sayu ia melihat siapa yang membangunkan tidur nyamannya.
            “HYUUUUNGG!!”
Pluuukk… ia langsung memeluk hyungnya..
            “Ya..yaa… apa yang kau lakukan?”
            “bogoshipoyo hyungie…” masih menempel di pelukan sang hyung.
            “hah..” ia mengalah “arra.. nado saengi..” sambil melepaskan pelukan dongsaengnya “bagaimana keadaanmu? Gwaenchanayo?”
            “ne, gwaenchana… ini sangat menyenangkan..”
            “hyung senang akhirnya kau pulang Park Donghae..”
Namja itu, Park Donghae, tertawa “aku tahu hyung..”
            “ya sudah, kajja kita makan…”
            “mwo?? Again??”
“OMO!! Kau itu makan siang tadi sebelum tidur.. sekarang sudah jam 8 malam.. kau tidak ingin kan kalau Yesung memarahimu..” ia bingung juga, bagaimana bisa dongsaengnya tidur begitu lama.. apa ia memang sangat lelah? Atau dia lupa kalau dongsaengnya jagoan tidur?
Donghae bergenyit “kau mengancamku hyung??”
            “isshh.. sudah, kajja..”
Mau tidak mau, Donghae menurut. Dia memang paling menurut pada hyung tertuanya itu, Park Leeteuk..
            “silakan tuan muda…” Kepala pelayan Han menyambut mereka di ruang makan.
            “apakah Yesung hyung dan Sungmin Hyung tidak pulang hari ini?” Tanya Donghae
            “kata siapa Hae?” Sungmin muncul tiba-tiba..
            “kenapa kau memaksaku juga untuk menyambutnya? Ini tidak penting kan.. aiissh..”
            “HYUUUUNGGIIE!!!” Donghae berlonjak memeluk Yesung erat.. “popopopo…..”
            “YAK!! APA YANG KAU LAKUKAN HAE?” namja itu merinding saat Donghae mencoba menciumnya.
            “BOGOSHIPOYO HYUNG!!” ia tak peduli, menelusupkan kepalanya di dada Yesung membuat Sungmin dan Leeteuk tertawa. Bahkan Kepala Pelayan Han juga menahan tawanya melihat tingkah konyol tuan mudanya.
Sungmin menepuk kepala Donghae pelan.. “kajja kita makan.. lihat aku membawakanmu cake yang kau suka..”
Donghae menengok.. matanya melotot senang “OMO!! Gumawo hyung….” Giliran ia memeluk Sungmin sekarang.
Ah, sepertinya anak ini suka sekali memeluk orang…
Ini kebersamaan pertama mereka, sebelumnya Donghae yang lebih memilih tinggal di Daejeon akhirnya mau dibujuk Leeteuk untuk tinggal bersama kakaknya. Tak heran ia menolak waktu itu. Tuan Park dulunya pembisnis yang selalu pindah-pindah tempat tinggal. Hal ini menjadi pengaruh bagi sekolah putra-putranya. Donghae sendiri tidak suka berpindah tempat, jadi ia memutuskan menyelesaikan sekolahnya di Daejeon dan tinggal bersama Harabeoji juga Halmonie. Setelah lulus barulah ia mau tinggal bersama Leeteuk dan kakaknya yang lain. Tuan dan Nyonya Park sendiri entah berada dimana lagi sekarang, Donghae tak mau tahu. Mereka bisa tinggal di suatu tempat lalu pindah lagi ke tempat lain sesuka hatinya.
Dan perlu di ketahui.. putra kandung keluarga Park hanya Leeteuk dan Sungmin. Donghae di adopsi saat ia dua tahun. Ibunya yang saat itu masih menyandang status Senior High School tidak sanggup membesarkannya. Ia lahir karena sebuah kesalahan.
Yesung tak bernasib lebih baik, ia ditinggal begitu saja di rumah sakit karena orangtuanya tidak mampu membiayai pengobatannya.
#_#
Pagi itu hanya terlihat Sungmin yang duduk di meja makan untuk sarapan..
            “habiskan makananmu setelah itu akan kuantar ke tempat dimana kau harus belajar..”
            “kenapa harus di tempat itu hyung? Tidak bisakah di tempat lain?”
            “tidak Hae.. lagi pula keinginanmu sudah ku kabulkan... jadi bersikaplah seperti yang lainnya..”
Donghae mengerti, untuk kali ini ia bisa menerima keputusan Sungmin.
            “tapi aku bisa berangkat sendiri hyung..”
            “aku tahu, tapi kau belum punya kendaraan.. besok baru akan datang..”
            “Appa membelikanku motor? Mobil? Atau..”
            “lihat saja besok..”
…. …. …. ….
Gedung Universitas swasta itu tinggi menjulang..
Donghae menghela napas panjang melihatnya..
            “masuklah..”
            “gumawo hyung..” ujarnya.
Donghae masuk tanpa ragu dengan senyum yang merekah. Beberapa yeoja yang melihatnya bisa dipastikan akan langsung memasukkannya dalam daftar namja tampan yang bisa di incar. Di lorong yang dilewatinya, Donghae melihat seorang yeoja tengah sibuk memungut buku yang sepertinya baru jatuh sedangkan tangan kanannya memegang apel merah. Dengan hati malaikat yang dimilikinya ia membantu yeoja itu..
            “eoh, gumawo..”
            “ne..”
Yeoja itu mendongak melihat siapa yang sudah menolongnya “nuguseyo?”. Donghae mengulurkan tangannya “Park Donghae..” yeoja itu sedikit ragu tapi ia tetap menyambut uluran tangan Donghae setelah memindahkan apel dari tangan kanan ke tangan kirinya.
            “kau belum menyebutkan namamu, bukankah jika berkenalan harus saling menyebutkan nama?”
“Kang Sora..”
            “ahh.. Kang Sora ssi.. bisa kau membantuku mencari kelas? Aku baru masuk hari ini..” pinta Donghae tanpa enggan.
            “benarkah? Kau baru di sini? Ah, ne kajja.. aku juga tidak mau memiliki hutang pada seseorang..” ujarnya sambil berjalan beriringan berdua di lorong itu.
            “aku tidak pernah menyebut hutang pada setiap bantuan yang kuberikan pada orang lain..”
            “tapi aku menganggapnya begitu..”
            “itu terserah kau saja.. semua orang memiliki pemikiran yang berbeda bukan?”
            “panggil aku Sora tanpa embel-embel ssi.. kita seumuran kan?”
            “ne, Sora-ya..”
…. …. …. ….
@Crown-Of-Caffe
Sungmin keluar dari mobilnya langsung disambut pelukan seseorang dari belakang..
            “kau, terlambat tujuh menit..” bisiknya.
Sungmin tahu persis suara siapa itu, ia hanya mendengus dengan senyum gelinya “aku boss di sini, jadi tidak ada yang bisa mengaturku harus datang jam berapa Kim Sa Eun Noona..”
            “Yak.. berhenti memanggilku noona..” pekiknya sambil mendorong punggung Sungmin.
Sungmin membalikkan badan dan melihat wajah jengkel Sa Eun di sana “bagaimanapun juga kau lahir lebih dulu dariku..”
            “tapi aku yeojachingumu.. apa kau akan memanggilku seperti itu terus?”
Ya, Kim Sa Eun adalah yeojachingunya. Dulu mereka adalah teman, bisa dibilang teman masa kecil hingga masa kini. Sungmin dan Sa Eun tidak pernah bisa dipisahkan sampai akhirnya Sungmin memberanikan diri menyatakan bahwa ia menyukai gadis itu dan tidak mau kehilangannya. Tuan Park dan Tuan Kim yang juga sahabat menyambut hubungan mereka dengan senang hati. Sekalipun Tuan Park tidak pernah membatasi putra-putranya untuk berhubungan dengan siapa saja, tetap ia bahagia karena dengan begitu hubungan persahabatan Park dan Kim akan semakin langgeng.
            “OMO, kau marah??” tanya Sungmin “baiklah, lanjutkan.. aku suka melihat wajahmu seperti itu” goda Sungmin semakin membuat Sa Eun jengkel. Ia masuk ke Caffe meninggalkan Sungmin berdiri sendiri.
            “aku baru saja mengantar Donghae..” jelas Sungmin saat ia berhasil menyusul Sa Eun ke dalam caffe. Sudah ada Kim Ryeowook, adik Sa Eun yang juga bekerja di Crown Of Caffe miliknya.
            “jadi dia mau tinggal disini?”
            “ne..” Sa Eun melihat senyum bahagia di wajah Sungmin dan itu cukup menghapus perasaan jengkelnya “Leeteuk hyung berhasil membujuknya..”
            “kalau begitu jangan malas bekerja hari ini.. lihat jam dinding itu sudah memperingatkanmu untuk segera membuka caffe ini. kau tidak mau kehilangan pelanggan kan??”
            “biar aku saja hyung..” Ryeowook menyediakan diri “sebaiknya kalian lakukan saja tugas-tugas kalian.. cup cake cokelat sudah hampir habis hyung, choco chip juga belum kau beli noona..” apakah itu artinya Ryeowook menyuruh mereka?
            “Yak, siapa yang boss disini eoh??”
            “tentu saja kau hyung tapi melihatmu lamban seperti itu bagaimana aku bisa sabar? Aku bekerja untuk mendapat uang, kalau pelanggan kita hanya sedikit bagaimana aku bisa mendapat bonus??”
Sungmin hampir memberi bonus itu.. sebuah jitakan kecil di kepala Ryeowook kalau Sa Eun tidak mendorongnya masuk ke dapur dan membentaknya untuk mulai membuat kue.
            “aku akan membeli choco chip..” pamitnya setelah mengamankan Sungmin di dalam sana.
…. …. …. ….
Kita tinggalkan Sungmin sejenak..
@Seoul Hospital
Yesung selesai memeriksa pasiennya, saat ia keluar dari salah satu kamar rawat matanya menangkap bayangan seseorang. Dengan yakin ia kemudian mengejar bayangan itu..
Seorang yeoja dengan baju putih sama dengannya, yang artinya ia juga seorang dokter sedang berjalan di tengah lorong rumah sakit itu. Rambutnya yang lurus diikat satu di belakang, tangan kirinya memegang stetoskop, satunya lagi masuk ke saku baju dokternya.
Yesung terus memperhatikannya tanpa disadari oleh yeoja itu yang memang berjalan di depan Yesung. Sampai akhirnya ia berhenti tiba-tiba..
            “mengapa kau mengikutiku dokter Park? Tidakkah kau punya pasien yang harus kau tangani?”
Yesung terkejut namun segera ia sembunyikan perasaan itu dengan senyumnya agar tak diketahui olehnya..
            “kebetulan saja aku berjalan di lorong yang sama denganmu dokter Lee..”
Lee Bo Young, dokter yeoja itu.. menoleh “kalau begitu jalanlah duluan..” dinginnya. Yesung menurut, ia menyalip jalan Boyoung hingga ia yang di depan kini.
            “dasar dokter aneh..” guman Boyoung sambil menatap ganti pada Yesung yang memunggunginya.
…. …. …. ….
Tak jauh berbeda dengan adik-adiknya.. demikian pula sang sulung..
@Crown Of Hotel
Beberapa orang dengan penampilan rapi sama dengannya mengikuti langkahnya yang sedikit cepat di depan setengah meter..
            “sekretaris Choi..” panggilnya “kau bisa membatalkan pertemuanku dengan direktur CaSho Group? Rasanya lelah sekali hari ini..”
            “lalu alasan apa yang harus saya berikan padanya, Presdir?”
Leeteuk menghentikan langkahnya di depan lift “kau benar, tidak ada alasan..” ujarnya lunglai. Pintu lift terbuka.. Leeteuk masih membatu tak kunjung masuk ke dalamnya.
            “Presdir..” panggil sekretaris Choi.
Seorang yeoja yang baru saja keluar dari lift itulah yang membuatnya membatu.. “yeopo..”
            “Presdir mengatakan seseuatu?”
            “eoh.. ani..” Leeteuk tersadar sendiri “baiklah, kita tetap akan bertemu dengan mereka..” ia melanjutkan percakapan tadi sambil masuk ke dalam lift. Choi Jin Hyuk, sekretarisnya menekan angka 7, di lantai itulah Leeteuk memilih salah satu ruangan sebagai tempat istirahat sekaligus ruang kerja pribadinya.. selain di kantornya sendiri.. eoh, bukan pribadi.. karena akan ada sekretaris Choi yang akan selalu menemaninya.
#_#
Donghae bertengkar dengan Sungmin di ponsel. Pasalnya ia tak ingin Sungmin menjemputnya pulang karena ia bisa pulang sendiri. tapi menurut Sungmin itulah tugas seorang kakak disaat adiknya membutuhkannya.
            “aku tahu jalan pulang hyung, tinggal naik bus dan turun di halte kedua lalu aku akan jalan kaki 500 meter.. rumah kita di tikungan pertama setelah minimarket..” terang Donghae detail.
            “tetap saja aku akan menjemputmu Hae..”
            “aku bukan anak kecil hyung bahkan usiaku sudah 20 tahun. Betapa malunya aku kalau ada yang mendengar pertengkaran kita ini..”
            “Sa Eun dan Ryeowook mendengarkan..”
            “MWO?? YAK!! hyung!! Aku tidak peduli, aku akan pulang sendiri terserah kau mau menjemput atau bagaimana!!” bentaknya lalu mematikan ponsel sepihak.
Tanpa di ketahui Donghae Kang Sora mendengar semua teriakannya.
            “kau begitu tidak menghargai kasih sayang seorang kakak..”
Donghae menoleh kebelakang, gadis itu sudah berdiri di sana “apa yang kau kau katakan?”
            “membentak orang yang lebih tua darimu itu tidak sopan apalagi dia adalah kakakmu sendiri..”
            “ikut campur urusan orang lain itu juga tidak sopan apalagi tidak tahu persis masalahnya apa..” Donghae membalik pernyataan Sora.
            “eoh, ternyata kau juga suka membalikkan perkataan orang ya.. tak kusangka..”
            “Yak!! apa maksudmu sebenarnya eeoh? Aku tidak punya masalah denganmu.. kita juga belum sehari saling mengenal.. dasar yeoja aneh..”
            “kau yang aneh.. berteriak tak jelas seperti itu. kau tidak mau kan di anggap menyakiti seorang yeoja cantik? Lihat banyak orang memandang kita..”
Mendengar itu Donghae diam. Kemudian ia pergi begitu saja meninggalkan Sora.
Donghae menunggu bus di halte, tak disangkanya ia kembali bertemu Sora yang memang akan menaiki bus yang sama. Keduanya duduk bersebelahan dengan diam, masuk ke dalam bus dalam diam. Donghae mengambil tempat duduk satu-satunya yang tersisah di sana tapi kemudian ia berdiri kembali saat melihat tatapan tajam Sora.
            “duduklah..” ia memberikan tempatnya untuk Sora
            “itu namanya namja yang baik, kau tahu caranya berbuat baik dengan memberikan tempatmu pada seorang gadis..”
            “katakan saja terimakasih, itu sudah cukup bagiku..” dinginnya.
Di halte kedua, sama seperti teriakannya pada Sungmin tadi Donghae turun. Kang Sora ingin mengucapkan salam perpisahan tapi kemudian ia menahan diri untuk tetap diam.
#_#
Malam harinya Donghae siap mendapat omelan dari Sungmin.
            “kau ini benar-benar, hyung sudah susah payah ke tempatmu dan kau malah pulang naik bus? Kau tidak tahu marahnya Sa Eun karena banyak pelanggan yang datang tadi dan aku meninggalkannya hanya untuk menjemputmu?”
Donghae tetap tenang mengunyah makan malamnya “salah hyung sendiri..”
            “mworago?? Yak!! Park Donghae!!” Sungmin hampir saja memberikan pukulan kecil di kepalanya kalau ia tidak mengelak..
            “Ahjjussi.. suruh Shin Noona membuatkan susu untukku..” Kepala pelayan Han menuruti perintahnya.
            “Yak, aku berbicara denganmu Hae..”
            “aku berbicara dengan Han Ajjuhssi..”
Sungmin geram.. benar-benar, adik bungsunya itu selalu membuatnya jengkel. Ia kembali duduk di tempatnya kemudian dengan kasar mengunyah makanan bagiannya. Biasanya ia akan protes pada rasa masakan para pelayannya. Hari ini ia lebih memilih memarahi Donghae daripada memikirkan rasa masakan.
            “apa terjadi sesuatu?” Leeteuk pulang dan merasakan aura dingin diantara adiknya.
            “Sungmin hyung memarahiku lagi..” adu Donghae
            “MWO?? kau yang…”
            “sudahlah..” lerai Leeteuk “aku tidak mau tahu siapa yang salah diantara kalian..” ia melepas jas dan dasinya, memberikan tas kantornya pada seorang pelayan lalu duduk bergabung dengan mereka untuk makan malam.
            “hyung..”
            “Sungmin, Donghae sudah besar.. kita harus terbiasa dengan hal itu.. dan kau Hae, jangan suka membuat kakakmu marah-marah..”
            “aku tidak bermaksud membuatnya marah hyung, Sungmin hyung saja yang keterlaluan.. aku membantu meringankan pekerjaannya dengan tidak menjemputku tapi hyung tidak mau mendengarkanku. Aku benci.. aku benci kau yang selalu seperti Appa dan memperlakukanku seperti anak kecil..” protes Donghae.
Sungmin dan Leeteuk terkejut dengan pemaparan Donghae “Park Donghae..” panggilnya, ia tahu adik bungsunya itu memang keras kepala. Ia tak ingin di atur..
            “aku sudah kenyang..”
Donghae hampir meninggalkan makan malamnya kalau bukan tangan Leeteuk menghadangnya “apa hanya karena masalah kecil ini kau marah pada hyungmu? Sungmin tidak salah, ia hanya ingin melindungimu.. kalau aku jadi Sungmin juga akan melakukan hal yang sama. Sayangnya aku dan Yesung tidak bisa lebih menjagamu seperti Sungmin.. pekerjaan kami banyak..” terang Leeteuk “duduklah.. minta maaf pada hyungmu dan lanjutkan makan..”
Donghae kembali duduk, ia tak pernah bisa membantah Leeteuk.. ya, hanya Leeteuk..
            “mianhae Sungmin hyung..”
Sungmin tersenyum, sejujurnya ia tak masalah dengan sikap Donghae “ne..” akhirnya mereka melanjutkan makan malam itu dengan sedikit aura dingin.
^*^*^
@the morning day!
Ttiiiiinnn….
Ttiinnn…
Donghae bergegas keluar sambil melahap roti selainya jatah sarapannya. Tas punggungnya di jinjing di tangan lainnya yang bebas makanan.
Sebuah mobil berwarna biru tua sudah menunggunya..
            “MWO?? aiisshh Appa.. kenapa tidak memiliki selera yang bagus sih??” gerutunya sambil menjejakkan kaki di lantai.
            “kau tak suka?” tanya Sungmin
            “tidak sama sekali” gelengnya “aku naik bis saja!!” ia melahap potongan terakhir roti selainya.
Sungmin menahan langkahnya “biar kuantar..”
Hmm… dia menghempaskan bahunya.. “baiklah” sepertinya pagi ini ia tak ingin bertengkar dengan Sungmin “katakan pada Appa untuk menukarnya dengan motor saja.. aku tak bisa mengemudi hyung, Appa lupa hal itu? atau dia ingin aku celaka?”
Sungmin terkikik “ne, akan ku urus itu nanti..” sambil membuka pintu mobilnya.. “eoh, Kepala pelayan Han.. tolong masukkan kembali ke garasi ya..” pintanya sebelum ia pergi dan Han hyun pil menyanggupinya.
            “kau masih marah padaku?” selidik Sungmin di belakang kemudi.
            “aniyo hyung.. aku hanya jengkel, apa itu artinya sama?”
Sungmin tertawa “kau tahu Hae, aku hanya memiliki seorang dongsaeng yaitu kau.. tidak seperti Leeteuk hyung atau Yesung hyung.. jadi, pada siapa lagi aku akan mengatakan ‘saengi, aku akan menjagamu’ eeohh??”
Donghae mengerucutkan bibir lucu “arraseo… apa sebaiknya aku minta Umma memberikan kita seorang dongsaeng lagi??”
Cciiitt….
Sungmin menginjak rem mendadak.
            “YAK, hyung..”
            “kau sudah gila..” celutuk Sungmin “empat orang saja cukup membuat mereka pusing.. bahkan sepertinya mereka tak bisa mengurus anaknya dengan baik..” Sungmin sedikit menyindir. Ia kembali melajukan mobilnya.
Tuan dan Nyonya Park memang jarang dirumah.. Leeteuk lah yang memiliki tanggungjawab penuh pada semua dongsaengnya. Untung saja ia memiliki Yesung yang masih bisa diajak kerja sama.
            “aku jadi berpikir.. kalau ada yang bertanya padaku, aku ini anak siapa.. maka aku harus menjawab apa??” Donghae menggaruk kepalanya yang tak gatal “hallo.. aku anak Park Leeteuk.. atau hallo, nama ayahku Han Hyun Pil..” celoteh Donghae.
Sungmin tak bisa berhenti tertawa mendengar ocehan dan imajinasi Donghae..
…. …. …. ….
Sungmin melempar kunci mobilnya lalu menangkapnya kembali.. setelah ia mengantar Donghae di tempat inilah ia sekarang berada..
@Crown of Caffe
            “apa ada pesanan untuk hari ini Wookie?” sapanya pada Ryeowook yang menata kue di etalase.
            “selamat pagi hyung…” sahut Ryeowook “hari ini cukup buat banana cake saja, kau janji pada Tuan Ahn akan mengirimnya ke tempat putrinya..”
Sungmin menepuk kening “aiggoo.. kenapa aku bisa lupa,. baiklah.. aku ke dalam dulu..” namja itu mengangguk “Noona juga sudah menunggumu di sana Hyung..”
Sungmin semakin mempercepat langkahnya, ia tak ingin Kim Sa Eun menunggunya lebih lama lalu marah lagi padanya. Walaupun ia sudah terbiasa dengan omelan Sa Eun dan akan sangat merindukannya kalau tak ada yeoja itu di sampingnya.
            “kau bilang Tuan Park sudah membelikannya mobil, kenapa kau masih mengantarnya?”
            “Donghae tak suka dengannya.. dia juga tidak begitu pandai mengemudi..” ujarnya sambil mencari tepung di tempat penyimpanannya “kau masih ingat kan bagaimana ia hampir membuat Leeteuk hyung terkena serangan jantung saat ia menabrakkan mobilnya di tiang listrik??”
Sa Eun tertawa, ia ingat betul cerita itu...
            “eeoh, bagaimana kabarnya? Sudah lama aku tidak bertemu dengan Oppa..”
            “Leeteuk hyung???”
…. ….
@Crown of Hotel
Tertulis di meja kaca hitam itu.. ‘Presdir’. Yang kini sedang berputar-putar pelan sambil duduk di atas kursinya.
            “ada masalah?”
            “eoh, sekretaris Choi..”
            “Presdir.. sepertinya sedang ada masalah yang terjadi..”
            “tidak ada sama sekali.. hanya saja.. yeoja itu..”
            “yeoja??” Choi Jin Hyuk tersenyum, jarang sekali Presdir-nya berbicara mengenai yeoja. Ia pikir namja itu tidak akan pernah peduli dengan masalah percintaan.. “anda sedang menyukai seseorang?”
            “mwo?? eeoh.. aniyo..”
            “lalu..”
            “aku hanya ingin tahu saja.. aku sering melihatnya di Hotel, apa dia tinggal di sana.. tapi siapa namanya?”
            “anda bisa mencari informasi dengan mudah kan..”
            “aku tidak ingin orang lain tahu..”
            “berarti saya benar.. anda sedang menyukai seseorang..”
            “apa itu sangat terlihat di wajahku??”
Kembali Sekretaris Choi tertawa “animida.. hanya seorang sekretaris yang bisa melihat wajah Presdir yang seperti ini..” ungkapnya.
Leeteuk merasa malu di depan sekretarisnya sendiri.. “kau cukup mengenalku..”
            “tentu saja..” lugasnya.
            “hah.. lebih baik aku memikirkan orang lain saja..”
            “nugu??”
            “uri maknae…”
…. ….
Kang Sora melakukan kecerobohan yang sama.. kali ini Donghae tak membantu yeoja itu memungut buku-buku yang jatuh dari tangannya. Ia malah berdiri berkacak pinggang sebelah tangan dan mencibir..
            “dasar ceroboh.. kau melakukan hal yang sama setiap hari eoh??”
Sora menengadah melihat namja itu sinis “Yak, apa masalahmu babo!! Dan lihat.. OMO.. kau namja tak punya perasaan, kalau ada orang yang membutuhkanmu apa kau akan diam saja??”
            “karena aku tak yakin kau bisa membalas pertolonganku suatu hari nanti.. dan saat ini aku pun tak butuh bantuan orang lain untuk kau jadikan alasan ‘membalas budi’..”
Sora memukul salah satu buku tebalnya ke lengan Donghae “Yak, namja tak punya perasaan.. aku tak menyangka kau seburuk ini rupanya..”
            “mwwooragoo??”
            “kau namja paling menyebalkan yang pernah ku temui.. jangan meminta bantuan lagi dariku karena aku juga tak akan pernah membutuhkanmu!!” ujarnya sambil berlalu meninggalkan Donghae yang masih memaku di tempatnya berdiri menatap kepergian yeoja itu dengan acuh.
            “aku tak menyangka ada yeoja menjengkelkan seperti dia..” gerutunya “awas saja kalau kau jatuh cinta padaku nanti..” ancamnya entah pada siapa.
Donghae melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan, ia harus mengerjakan tugas yang sempat tertunda kemarin karena rasa malasnya.
Diantara buku-buku yang tertata rapi di atas rak-rak tinggi perpustakaan itu, sepertinya Donghae memang serius. Bayangkan saja wajahnya yang mengamati setiap buku yang dilihatnya, membaca judulnya, membuka beberapa lembar dan berpikir. Namun sayangnya suasana itu berubah saat ia mendengar suara desahan di sudut lain rak buku itu. Karena penasaran Donghae mencari sumber suara..
            “isshh.. menjijikkan..”
Apa yang ia lihat??
Kang Sora.. bersama seorang namja yang diketahui namanya sebagai Choi Siwon, tengah bermesrahan sekalipun tidak ada adegan senonoh tetap saja..
            “kalian menemukan tempat yang bagus rupanya..” sindir Donghae “hah, kaukah itu Kang Sora…?”
            “diam!!” ancam Sora dengan jari telunjuknya “jangan munafik.. kau pun berpikir hal yang sama kan?”
            “mian.. aku bukan namja seperti itu..” Donghae membalik badannya, berjalan dengan tenang meninggalkan mereka. Namun sebelum ia pergi.. “kartu As.. ditanganku.. Kang Sora..”
Kang Sora, Choi Siwon dan Donghae.. saling menatap tajam..

_ToBeContinue_

-belajar akan apa arti hidup tak ada kaitannya dengan siapa diri kita melainkan bagaimana diri kita-

4 komentar:

  1. Seru, penasaran sama lanjutan ff ini. Pasti hae lagi yg teraniaya disini hehehe. Di tunggu lanjutan nya ^_^

    BalasHapus
  2. Aku selalu suka ff mu chingu..

    BalasHapus
  3. Aigooo., donghaeee bikin gemes deh kelakuannya...
    Ditunggu kelanjutannya chingu...

    BalasHapus
  4. Aku selalu suka ff mu soalnya main castnya donghae,, ditunggu lanjutannya ^^

    BalasHapus