Selasa, 25 Agustus 2015

I'm Not Cinderella Boy (7)



Main Cast : Donghae – Kyuhyun
Cast : Leeteuk – Tn.Ny.Lee – Siwon –Kibum – Yoona – Eunhyuk
Genre : Bromance – Family – Romance
Length : ???
Before :
Amnesia!! Semua orang terkejut mendengar Donghae kehilangan ingatan.. sampai malam itu saat Donghae menemukan sebuah buku..
**
Part_Seven
Found Me!
**
Tangannya tak enggan lagi untuk membuka halaman demi halaman buku itu.
Kisah demi kisah yang hanya sebaris dua baris hasil tulisan tangan itu dibacanya..
Umma membelikanku sepatu baru..
Hyung tidak jadi pergi, ia memilih menemaniku di sini..
Kena marah lagi gara-gara ramen..
Umma pergi untuk selamanya tapi tidak pergi dari hati kami..
Appa membawa Umma dan saudara baru.. keluarga ini kembali utuh dengan kehadiran mereka..
Kira-kira begitu tulisan yang ada di dalamnya, sampai akhirnya matanya terhenti oleh sebuah kalimat lain..
Bogosipoyo Umma, Hae ingin ikut Umma.. mereka tak lagi menginginkan Hae.. Hyung dan Appa berubah..
Hingga kalimat terakhir di lembar itu..
Jangan bangunkan aku, Hyung!
Pikirannya kacau, serentetan cerita tergambar di dalam benaknya.. memori akan kenangan yang terlupakan seakan terungkap kembali satu persatu. Donghae terduduk lemas menyandarkan kepala pada pinggiran ranjang. Napasnya tak beraturan dan kepalanya sangat sakit. ia mengerang sambil menarik rambutnya sendiri..
“ARRRRGGH!! UMMA!!” teriaknya.
Donghae terisak.. “ARRGHH!! APPO!!”
Brraaakkk…
Suara dobrakan pintu terbuka paksa dan menampakkan sosok Leeteuk di sana. Ia tak sendiri melainkan bersama Kyuhyun, sepertinya mereka belum tidur hingga bisa cepat ke kamar Donghae.
“HAE!! wae??” panik Leeteuk, ia menghampiri dongsaengnya membawanya dalam pelukan erat.
Donghae masih terisak..
“kau kenapa, Hae?” tanya Kyuhyun
Donghae masih mengerang sakit, menjambak rambutnya semakin keras.. “aarrgghh….”
“Yak! hentikan!” Leeteuk berusaha menahan tangan Donghae semakin menyakiti dirinya sendiri. Ia peluk Donghae sekali lagi, mengusap pelan punggungnya berusaha membuatnya tenang. Dan jurus itu ampuh rupanya karena suara isakan Donghae semakin berhenti. Sayangnya keterkejutan dan kecemasan Leeteuk belum berakhir.. ia merasakan kepala Donghae bersandar berat pada bahunya..
“Donghae!!”
Donghae tak sadarkan diri..
*
Wajahnya pucat.. matanya masih terpejam erat..
Appa dan Umma memandangnya lekat penuh kekuatiran. Leeteuk berulang kali menyuruh mereka pergi istirahat tapi pinta itu tidak dilakukan sama sekali. Buktinya mereka masih berada di kamar Donghae, menjaga putra mereka..
“kumohon Appa, Umma.. istirahatlah.. aku akan menjaganya di sini..”
“tidak Leeteuk-ah..”
“aku tidak ingin kalian ikut sakit nantinya..”
“benar kata hyung..” imbuh Kyuhyun “aku juga akan di sini menjaga Donghae, kalian tidak perlu cemas lagi, aku yakin besok dia akan baik-baik saja..”
“ada apa dengannya??”
Kyuhyun menghela napas.. “mungkin saja ingatan Donghae sudah mulai kembali, kami menemukan ini di tangannya..” ia menyerahkan buku yang rupanya harian Donghae itu.
“Hae membaca buku hariannya dan mungkin mengingat sesuatu..”
Appa menerima buku itu, ia tertarik untuk membacanya sehingga mengajak isterinya untuk kembali ke kemar mereka..
*
Aku tidak pernah sedih karena Appa dan Hyung sudah mulai berubah kini, aku hanya sedih karena saat ini aku tidak bisa melihat wajah Umma lagi.. entah berapa kali aku ke makam Umma dan membawa ramen, tapi tetap itu tidak mengubah semuanya.. Umma tidak akan memarahiku lagi..
Setitik kesedihan di hati Tuan Lee membaca tulisan Donghae. ia tidak tahu sepedih itu hati putranya. Tuan Lee kembali menutup buku di tangannya, ia tak ingin melanjutkan lagi membacanya..
“aku bukan appa yang baik untuknya..” keluhnya
“aniyo.. kau adalah appa yang hebat..” tenang isterinya “karena seorang appa mau mengakui kesalahannya, jadi mulai sekarang jangan perlakukan Donghae berbeda dari Kyuhyun. Aku tahu selama ini yang kau lakukan hanya membuat Kyuhyun merasa bahagia memiliki keluarga baru tapi kau melupakan kebahagiaan Donghae..”
Namja yang usianya sudah lebih dari separuh abad itu sadar akan kekeliruannya. Ia terus menangis menyesali apa yang sudah diperbuatnya..
**
Donghae membuka matanya pelan karena sinar matahari yang lewat melalui kaca jendelanya terasa menyilaukan. Ia terkejut menyadari dua orang tertidur di samping kiri kanannya.
“mengapa mereka bisa tidur di sini?” tanyanya pelan. Ia kemudian berusaha menggapai salah satu dari mereka.. “Hyung… Leeteuk hyung… iiroena!”
Leeteuk mendengar itu langsung bangun begitu juga dengan Kyuhyun.
“HAE?? gwaenchana??” panik mereka
“waeyo??”
“kau masih pusing? Kepalamu sakit?”
“aku baik-baik saja hyung.. memangnya ada apa?”
Kyuhyun menghela napas.. “jadi kau belum ingat apapun?”
“ingat apa?”
“kau semalam meraung-raung.. menangis..” ledek Kyuhyun
“jongmal?? Kenapa aku seperti itu??”
“hah!! Sudahlah…” Leeteuk lega kalau Donghae baik-baik saja.
“aku mau sekolah.. pergi dari kamarku, aku mau mandi..” usirnya.
“MWOOO???” teriak Kyuhyun “Kaaauuuu….”
Leeteuk menarik lengan dongsaengnya sebelum ia berkelahi dengan Donghae “kajja.. Donghae benar, kalian harus sekolah.. ini sudah siang..”
Keberadaan Leeteuk dan Kyuhyun semakin membuatnya risih. Bahkan kebaikan yang mereka lakukan membuat Donghae ingin sekali menghindar.
***
Aku berangkat duluan….
Pesan Donghae pagi itu. Ia tak menunggu Leeteuk untuk mengantarnya atau Kyuhyun untuk menemaninya. Perasaan anehnya membawa dia pada sebuah tempat…
“Umma….” Donghae terisak dan tersungkur di makam itu sambil sesekali menahan sakit di kepalanya yang sangat menyiksa. “aku benar-benar tidak tahu apa maksud mereka bersikap seperti itu.. ingatan ini menyiksaku Umma, lebih baik aku tidak ingat sama sekali..” rupanya kali ini Donghae sudah mengingat semuanya. Lalu mengapa harus berbohong di depan keluarganya?
“aku hanya ingin mengingat Umma..”
Namja itu terus menangis di makam sang Umma tanpa peduli bagaimana paniknya Leeteuk dan Kyuhyun yang mencarinya.
“Donghae tidak ada di sekolah Hyung..” ungkap Kyuhyun
“lalu dimana dia??”
**
Kyuhyun sudah menghubungi Eunhyuk dan Yoona, meminta tolong mereka untuk mencari Donghae. hasilnya nihil, mereka tak menemukan Donghae dimanapun.. sampai..
“tunggu.. mungkin dia ke tempat Ummanya..” terka Yoona, yeoja itu sempat mengingat kebiasaan Donghae yang suka membeli mie instan.
“mworago???”
**
Pandangan mata tajam mengarah padanya. Donghae hanya menunduk dihadapan Appa dan Hyungnya. Kyuhyun dan ummanya juga berada di sana, duduk di sofa berdampingan tanpa berucap kata.
“kau sudah ingat semuanya??”
“waktu aku pergi ke sekolah tidak sengaja membeli ramyeon.. setelah itu aku sudah berada di tempat itu.. itu makam umma..” isak Donghae “mianhae Appa.. aku mengingat semuanya sekarang.. aku tahu aku adalah sumber kekacauan yang terjadi selama ini..” ungkapnya “mianhae hyung, karena aku hyung tidak jadi pergi waktu itu.. karena keegoisanku kalian banyak mengorbankan kebahagiaan.. mianhae, jongmal mianhae..”
“Hae..”
“aku hanya tidak mengerti mengapa Appa dan Hyung membenciku? Semenjak ada Kyu dan Umma Cho.. rasanya aku bukan bagian dari kalian.. jadi biarkan aku ikut Umma saja.. biarkan aku pergi..”
Leeteuk tersentak “mworago?? odikayo??”
Donghae menahan isaknya “aku akan pergi bersama Umma hyung..”
“kemana? Umma sudah tidak di sini Hae..”
“kemana saja..”
“kau gila?? Kau tidak menyayangi kami sekarang?”
Donghae menggeleng “aniyo..”
“kalau kau sayang kami, harusnya kau tetap di sini.. bersama kami..” keras Leeteuk “kau pikir bagaimana perasaan hyung saat kau sakit? bagaimana cemasnya Appa waktu dokter mengatakan kau amnesia?? Dan bagaimana bersalahnya Kyuhyun karena kau terluka.. kau kira Umma tidak peduli padamu juga??”
Semua diam setelah perkataan keras Leeteuk terutama Donghae, ia tak tahu harus bagaimana lagi. baru kali ini ia melihat kemarahan di mata Leeteuk.
“gajima Hae.. jebal.. saranghaeyo..” suara Leeteuk merendah “mianhae, hyung melukaimu..”
Donghae mendengar permintaan maaf itu, tapi apakah hatinya sudah keras sekarang ini? Ia tak menjawab sekata pun, ia hanya menangis meratapi perasaan tak menentunya..
“arrhhg..” apa ini? perutnya sangat sakit tiba-tiba di tambah pandangan matanya mulai mengabur. Donghae jatuh tersungkur.. napasnya terengah.. ia menahan sakit yang begitu rupa..
“Hae.. gwaenchana??” semua orang panik melihatnya. Leeteuk segera berusaha mengangkat Donghae “Hae-ya..”
“arrghhh… uhuk….”
“hyung sebaiknya kita bawa ke rumah sakit saja!!” panik Kyuhyun..
**
Lambung kronis… Donghae mengalami sakit yang luar biasa karena lambung kronis. Penyakit yang sebelumnya sudah diduga oleh uisa namun rupanya tidak mendapat perhatian dari mereka..
“kalian memberinya makan apa sampai ia seperti ini?? sudah kukatakan sebelumnya untuk menjaga pola makannya juga.. kali ini aku bisa menolongnya tapi kalau hal ini terjadi lagi aku tidak tahu..” ancam uisa..
Tuan Lee dan Leeteuk semakin bersalah, mereka benar-benar melukai Donghae sejauh itu??
“sekarang apa lagi hukuman kita??” isak Leeteuk “berapa banyak yang harus kami terima Hae?? mengapa kau menghukum kami seperti ini? mengapa kau melukai dirimu sejauh ini?? kau benar-benar ingin mati eeohh??” marahnya pada dia yang terbaring dengan mata terpejam di ranjang rumah sakit itu.
“Hyung…. Jangan seperti itu.. ini semua karena aku. Aku yang sudah melukainya hyung.. mianhae.. jongmal mianhae hyung..” ujar Kyuhyun “aku janji akan menjaga Donghae.. aku janji hyung..”
Di balik pintu, seseorang mendengar pengakuan Kyuhyun tersenyum senang. Kibum. Ia senang akhirnya Kyuhyun bisa menyadari kesalahannya selama ini.
“kau tahu sekarang bagaimana sayangnya Donghae padamu Kyu??” guman Kibum.
***

Seharian ini ia tidur menghabiskan waktu di atas ranjang putihnya. Namun saat matanya terbuka ia bungkam seribu kata membuat sejuta tanya di pikirannya. Pandangannya tak beralih dari pohon sakura diluar sana melalui jendela  kamarnya. Ia mengingat seseorang saat menatap sakura itu. seseorang yang hampir terlupa olehnya akhir-akhir ini.. seseorang yang terakhir kali dilihatnya sebelum semua kejadian ini dialaminya.
Tangannya meraih ponsel di nakas sebelah kiri. Dibukanya satu nomor yang sempat disimpan waktu itu..
“Seulbi… bagaimana kabarmu? Mianhae aku tidak menghubungimu…” gumannya. Seulbi adalah chingu di sekolahnya yang lama..
Donghae menghela napas panjang. Ia sendiri di kamar yang paling dibencinya itu. kalau bukan karena kondisinya sekarang rasanya ia sudah akan kabur saja.
Pikiran itu segera ditepisnya saat pintu kamarnya ada yang membuka..
“Hae….”
_ToBeContinue_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar