Main Cast : Donghae – Kyuhyun
Cast : Leeteuk – Tn.Ny.Lee – Siwon
–Kibum – Yoona – Eunhyuk
Genre : Bromance – Family – Romance
Length : ???
Before :
Amnesia!! Semua orang terkejut mendengar Donghae kehilangan ingatan.. sampai malam itu saat Donghae menemukan sebuah buku..
Amnesia!! Semua orang terkejut mendengar Donghae kehilangan ingatan.. sampai malam itu saat Donghae menemukan sebuah buku..
**
Part_Seven
Found Me!
Part_Seven
Found Me!
**
Tangannya tak enggan
lagi untuk membuka halaman demi halaman buku itu.
Kisah demi kisah yang
hanya sebaris dua baris hasil tulisan tangan itu dibacanya..
Umma membelikanku sepatu
baru..
Hyung tidak jadi
pergi, ia memilih menemaniku di sini..
Kena marah lagi
gara-gara ramen..
Umma pergi untuk
selamanya tapi tidak pergi dari hati kami..
Appa membawa Umma dan
saudara baru.. keluarga ini kembali utuh dengan kehadiran mereka..
Kira-kira begitu
tulisan yang ada di dalamnya, sampai akhirnya matanya terhenti oleh sebuah
kalimat lain..
Bogosipoyo Umma, Hae
ingin ikut Umma.. mereka tak lagi menginginkan Hae.. Hyung dan Appa berubah..
Hingga kalimat
terakhir di lembar itu..
Jangan bangunkan aku,
Hyung!
Pikirannya kacau,
serentetan cerita tergambar di dalam benaknya.. memori akan kenangan yang
terlupakan seakan terungkap kembali satu persatu. Donghae terduduk lemas
menyandarkan kepala pada pinggiran ranjang. Napasnya tak beraturan dan kepalanya
sangat sakit. ia mengerang sambil menarik rambutnya sendiri..
“ARRRRGGH!! UMMA!!”
teriaknya.
Donghae terisak..
“ARRGHH!! APPO!!”
Brraaakkk…
Suara dobrakan pintu
terbuka paksa dan menampakkan sosok Leeteuk di sana. Ia tak sendiri melainkan
bersama Kyuhyun, sepertinya mereka belum tidur hingga bisa cepat ke kamar
Donghae.
“HAE!! wae??” panik
Leeteuk, ia menghampiri dongsaengnya membawanya dalam pelukan erat.
Donghae masih
terisak..
“kau kenapa, Hae?”
tanya Kyuhyun
Donghae masih
mengerang sakit, menjambak rambutnya semakin keras.. “aarrgghh….”
“Yak! hentikan!”
Leeteuk berusaha menahan tangan Donghae semakin menyakiti dirinya sendiri. Ia
peluk Donghae sekali lagi, mengusap pelan punggungnya berusaha membuatnya
tenang. Dan jurus itu ampuh rupanya karena suara isakan Donghae semakin
berhenti. Sayangnya keterkejutan dan kecemasan Leeteuk belum berakhir.. ia
merasakan kepala Donghae bersandar berat pada bahunya..
“Donghae!!”
Donghae tak sadarkan
diri..
*
Wajahnya pucat..
matanya masih terpejam erat..
Appa dan Umma
memandangnya lekat penuh kekuatiran. Leeteuk berulang kali menyuruh mereka
pergi istirahat tapi pinta itu tidak dilakukan sama sekali. Buktinya mereka
masih berada di kamar Donghae, menjaga putra mereka..
“kumohon Appa, Umma..
istirahatlah.. aku akan menjaganya di sini..”
“tidak Leeteuk-ah..”
“aku tidak ingin
kalian ikut sakit nantinya..”
“benar kata hyung..”
imbuh Kyuhyun “aku juga akan di sini menjaga Donghae, kalian tidak perlu cemas
lagi, aku yakin besok dia akan baik-baik saja..”
“ada apa dengannya??”
Kyuhyun menghela
napas.. “mungkin saja ingatan Donghae sudah mulai kembali, kami menemukan ini
di tangannya..” ia menyerahkan buku yang rupanya harian Donghae itu.
“Hae membaca buku
hariannya dan mungkin mengingat sesuatu..”
Appa menerima buku
itu, ia tertarik untuk membacanya sehingga mengajak isterinya untuk kembali ke
kemar mereka..
*
Aku tidak pernah sedih
karena Appa dan Hyung sudah mulai berubah kini, aku hanya sedih karena saat ini
aku tidak bisa melihat wajah Umma lagi.. entah berapa kali aku ke makam Umma
dan membawa ramen, tapi tetap itu tidak mengubah semuanya.. Umma tidak akan
memarahiku lagi..
Setitik kesedihan di
hati Tuan Lee membaca tulisan Donghae. ia tidak tahu sepedih itu hati putranya.
Tuan Lee kembali menutup buku di tangannya, ia tak ingin melanjutkan lagi
membacanya..
“aku bukan appa yang
baik untuknya..” keluhnya
“aniyo.. kau adalah
appa yang hebat..” tenang isterinya “karena seorang appa mau mengakui
kesalahannya, jadi mulai sekarang jangan perlakukan Donghae berbeda dari
Kyuhyun. Aku tahu selama ini yang kau lakukan hanya membuat Kyuhyun merasa
bahagia memiliki keluarga baru tapi kau melupakan kebahagiaan Donghae..”
Namja yang usianya
sudah lebih dari separuh abad itu sadar akan kekeliruannya. Ia terus menangis
menyesali apa yang sudah diperbuatnya..
**
Donghae membuka
matanya pelan karena sinar matahari yang lewat melalui kaca jendelanya terasa
menyilaukan. Ia terkejut menyadari dua orang tertidur di samping kiri kanannya.
“mengapa mereka bisa
tidur di sini?” tanyanya pelan. Ia kemudian berusaha menggapai salah satu dari
mereka.. “Hyung… Leeteuk hyung… iiroena!”
Leeteuk mendengar itu
langsung bangun begitu juga dengan Kyuhyun.
“HAE?? gwaenchana??”
panik mereka
“waeyo??”
“kau masih pusing?
Kepalamu sakit?”
“aku baik-baik saja
hyung.. memangnya ada apa?”
Kyuhyun menghela
napas.. “jadi kau belum ingat apapun?”
“ingat apa?”
“kau semalam
meraung-raung.. menangis..” ledek Kyuhyun
“jongmal?? Kenapa aku
seperti itu??”
“hah!! Sudahlah…”
Leeteuk lega kalau Donghae baik-baik saja.
“aku mau sekolah..
pergi dari kamarku, aku mau mandi..” usirnya.
“MWOOO???” teriak
Kyuhyun “Kaaauuuu….”
Leeteuk menarik lengan
dongsaengnya sebelum ia berkelahi dengan Donghae “kajja.. Donghae benar, kalian
harus sekolah.. ini sudah siang..”
Keberadaan Leeteuk dan
Kyuhyun semakin membuatnya risih. Bahkan kebaikan yang mereka lakukan membuat
Donghae ingin sekali menghindar.
***
Aku berangkat duluan….
Pesan Donghae pagi
itu. Ia tak menunggu Leeteuk untuk mengantarnya atau Kyuhyun untuk menemaninya.
Perasaan anehnya membawa dia pada sebuah tempat…
“Umma….” Donghae
terisak dan tersungkur di makam itu sambil sesekali menahan sakit di kepalanya
yang sangat menyiksa. “aku benar-benar tidak tahu apa maksud mereka bersikap
seperti itu.. ingatan ini menyiksaku Umma, lebih baik aku tidak ingat sama
sekali..” rupanya kali ini Donghae sudah mengingat semuanya. Lalu mengapa harus
berbohong di depan keluarganya?
“aku hanya ingin
mengingat Umma..”
Namja itu terus
menangis di makam sang Umma tanpa peduli bagaimana paniknya Leeteuk dan Kyuhyun
yang mencarinya.
“Donghae tidak ada di
sekolah Hyung..” ungkap Kyuhyun
“lalu dimana dia??”
**
Kyuhyun sudah
menghubungi Eunhyuk dan Yoona, meminta tolong mereka untuk mencari Donghae.
hasilnya nihil, mereka tak menemukan Donghae dimanapun.. sampai..
“tunggu.. mungkin dia
ke tempat Ummanya..” terka Yoona, yeoja itu sempat mengingat kebiasaan Donghae
yang suka membeli mie instan.
“mworago???”
**
Pandangan mata tajam
mengarah padanya. Donghae hanya menunduk dihadapan Appa dan Hyungnya. Kyuhyun
dan ummanya juga berada di sana, duduk di sofa berdampingan tanpa berucap kata.
“kau sudah ingat
semuanya??”
“waktu aku pergi ke
sekolah tidak sengaja membeli ramyeon.. setelah itu aku sudah berada di tempat
itu.. itu makam umma..” isak Donghae “mianhae Appa.. aku mengingat semuanya
sekarang.. aku tahu aku adalah sumber kekacauan yang terjadi selama ini..”
ungkapnya “mianhae hyung, karena aku hyung tidak jadi pergi waktu itu.. karena
keegoisanku kalian banyak mengorbankan kebahagiaan.. mianhae, jongmal
mianhae..”
“Hae..”
“aku hanya tidak
mengerti mengapa Appa dan Hyung membenciku? Semenjak ada Kyu dan Umma Cho..
rasanya aku bukan bagian dari kalian.. jadi biarkan aku ikut Umma saja..
biarkan aku pergi..”
Leeteuk tersentak
“mworago?? odikayo??”
Donghae menahan
isaknya “aku akan pergi bersama Umma hyung..”
“kemana? Umma sudah
tidak di sini Hae..”
“kemana saja..”
“kau gila?? Kau tidak
menyayangi kami sekarang?”
Donghae menggeleng
“aniyo..”
“kalau kau sayang
kami, harusnya kau tetap di sini.. bersama kami..” keras Leeteuk “kau pikir
bagaimana perasaan hyung saat kau sakit? bagaimana cemasnya Appa waktu dokter
mengatakan kau amnesia?? Dan bagaimana bersalahnya Kyuhyun karena kau terluka..
kau kira Umma tidak peduli padamu juga??”
Semua diam setelah
perkataan keras Leeteuk terutama Donghae, ia tak tahu harus bagaimana lagi.
baru kali ini ia melihat kemarahan di mata Leeteuk.
“gajima Hae.. jebal..
saranghaeyo..” suara Leeteuk merendah “mianhae, hyung melukaimu..”
Donghae mendengar
permintaan maaf itu, tapi apakah hatinya sudah keras sekarang ini? Ia tak
menjawab sekata pun, ia hanya menangis meratapi perasaan tak menentunya..
“arrhhg..” apa ini?
perutnya sangat sakit tiba-tiba di tambah pandangan matanya mulai mengabur.
Donghae jatuh tersungkur.. napasnya terengah.. ia menahan sakit yang begitu
rupa..
“Hae.. gwaenchana??”
semua orang panik melihatnya. Leeteuk segera berusaha mengangkat Donghae
“Hae-ya..”
“arrghhh… uhuk….”
“hyung sebaiknya kita
bawa ke rumah sakit saja!!” panik Kyuhyun..
**
Lambung kronis…
Donghae mengalami sakit yang luar biasa karena lambung kronis. Penyakit yang
sebelumnya sudah diduga oleh uisa namun rupanya tidak mendapat perhatian dari
mereka..
“kalian memberinya
makan apa sampai ia seperti ini?? sudah kukatakan sebelumnya untuk menjaga pola
makannya juga.. kali ini aku bisa menolongnya tapi kalau hal ini terjadi lagi
aku tidak tahu..” ancam uisa..
Tuan Lee dan Leeteuk
semakin bersalah, mereka benar-benar melukai Donghae sejauh itu??
“sekarang apa lagi
hukuman kita??” isak Leeteuk “berapa banyak yang harus kami terima Hae??
mengapa kau menghukum kami seperti ini? mengapa kau melukai dirimu sejauh ini??
kau benar-benar ingin mati eeohh??” marahnya pada dia yang terbaring dengan
mata terpejam di ranjang rumah sakit itu.
“Hyung…. Jangan
seperti itu.. ini semua karena aku. Aku yang sudah melukainya hyung.. mianhae..
jongmal mianhae hyung..” ujar Kyuhyun “aku janji akan menjaga Donghae.. aku
janji hyung..”
Di balik pintu,
seseorang mendengar pengakuan Kyuhyun tersenyum senang. Kibum. Ia senang
akhirnya Kyuhyun bisa menyadari kesalahannya selama ini.
“kau tahu sekarang
bagaimana sayangnya Donghae padamu Kyu??” guman Kibum.
***
Seharian ini ia tidur
menghabiskan waktu di atas ranjang putihnya. Namun saat matanya terbuka ia
bungkam seribu kata membuat sejuta tanya di pikirannya. Pandangannya tak
beralih dari pohon sakura diluar sana melalui jendela kamarnya. Ia mengingat seseorang saat menatap
sakura itu. seseorang yang hampir terlupa olehnya akhir-akhir ini.. seseorang
yang terakhir kali dilihatnya sebelum semua kejadian ini dialaminya.
Tangannya meraih
ponsel di nakas sebelah kiri. Dibukanya satu nomor yang sempat disimpan waktu
itu..
“Seulbi… bagaimana
kabarmu? Mianhae aku tidak menghubungimu…” gumannya. Seulbi adalah chingu di
sekolahnya yang lama..
Donghae menghela napas
panjang. Ia sendiri di kamar yang paling dibencinya itu. kalau bukan karena
kondisinya sekarang rasanya ia sudah akan kabur saja.
Pikiran itu segera
ditepisnya saat pintu kamarnya ada yang membuka..
“Hae….”
_ToBeContinue_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar