Minggu, 22 Juni 2014

DESTINY LOVE -7-



==Part 7==
“Sunbae.. gwaencahanayo?” seru Siwon
“………………………”
“arra.. aku akan mengurusnya nanti kau istirahat saja dulu..” lanjutnya.
“waeyo?” tanya Sora.
“Shindong sunbae sakit, jadi aku harus menggantikanya sementara..”
“pergilah..”
“ne..”
“Siwon hyung sepertinya tidak sedih karena dikeluarkan dari Bi Coffie..” Donghae menenteng tas punggungnya, duduk di depan Sora dan mengambil jatah sarapannya.
“Hae-ya.. apa kau tidak apa-apa bekerja di tempat Heechul Ajjussi? Noona tidak ingin kau terlalu lelah.. jangan paksakan dirimu..”
Donghae hanya tersenyum “jangan terlalu mengkuatirkan aku noona.. lagipula pekerjaan itu tidak berat..”
            “arra… tapi jangan lupa belajar, kau akan lulus tahun ini.. jadi persiapkan juga untuk masuk universitas.. noona tidak ingin nilaimu buruk!” ingatnya.
            “arraseo noona.. ada Kibum yang membantuku..”
            “YAK!! kau harus bisa belajar sendiri.. jangan mengandalkan Kibum.. kalau test kau akan menyelesaikan sendiri bukan Kibum..” seru Sora, ia jengkel dengan dongsaengnya yang satu itu. setiap Sora menyuruhnya belajar ia akan membawa nama Kibum di sana.
            “OMO.. noona, kau marah? Kau mau cepat tua?”
            “tentu saja aku akan menjadi tua nanti..” Donghae hanya tertawa mendengarnya. Ia menikmati hidupnya yang seperti ini. walau mungkin berat baginya, setidaknya kalau ia bersama Sora dan Siwon hidupnya lebih menyenangkan. Sepahit apapun yang ia alami, ia akan menarik bibirnya untuk tersenyum selama ada Sora dan Siwon di sampingnya.
……………………………………………………….

Eunhyuk masih marah dengan Appa dan Noonanya. Tidak ada yang mau mengatakan kebenaran apa yang ada. Eunbi menyangkal kalau ia mengetahui soal foto yang ia temukan, Tuan Lee hanya mengatakan itu bukan apa-apa.
            “jadi mereka benar-benar tidak ingin aku tahu? Apa ada hubungannya denganku?” gerutunya. “aaiisshh…” ia mengoyak rambutnya keras.
BUUGGG…
            “Yak.. kau tidak punya mata?” merasa di tabrak seseorang ia makin geram apalagi setelah tahu siapa yang menabraknya.
            “mianhae aku tidak sengaja..” ujarnya.
            “iisshh.. kau lagi?” decihnya “YAK.. CHOI DONGHAE!! kau menyebalkan!”
Donghae tak mendengar teriakan Eunhyuk, ia sibuk memungut bukunya yang jatuh. Ia berjongkok tepat di depan Eunhyuk dan tetap memungut. Eunhyuk makin geram, ia hampir saja menarik Donghae berdiri dan memberinya pelajaran sebelum ia tahu…
            “mwo?? kau.. dapatkan dari mana?” tunjukknya pada sesuatu yang tergantung di tas Donghae. mata Donghae mengikuti arah yang di tunjuk Eunhyuk.
            “waeyo? Tidak penting buatmu..”
            “KATAKAN!!” bentaknya tak sabar.
            “YAK!! kau ini kenapa eeoohh?” Donghae berdiri menghadap Eunhuk “seseorang memberikannya padaku waktu aku masih kecil..”
            “eeoohh?”
            “ne, aku menyimpannya karena bagiku dia adalah teman pertamaku yang peduli denganku walau kami tak saling kenal..” jawabnya “puas??” lirihnya pelan sambil melangkah meninggalkan Eunhyuk.
            “jadi.. jadi kau yang di taman dan menangis waktu itu?” tanya Eunhyuk pelan. Donghae sempat mendengarnya, ia berhenti kembali menoleh pada Eunhyuk.
            “darimana kau tahu kalau dia memberikan ini waktu aku di taman?”
            “kau menanti umma yang berjanji menjemputmu tapi ia tak kunjung datang?”

=flasback on=
            “umma…” isak namja kecil yang duduk sendirian di bangku taman itu. ia menunduk dan tak berhenti menangis. Tidak ada orang di sana kecuali dirinya. Saat sang umma berjanji menjemputnya pulang sekolah, namun ia sudah hampir 2 jam menunggunya. Ia memutuskan untuk pulang sendiri, namun baru beberapa jauh ia merasa sudah tersesat dan tidak tahu jalan pulang.
            “waeyo? Ulljima…” hampir seorang namja kecil seumurannya, duduk di sampingnya. Namja yang terisak tadi menoleh dengan mata yang masih basah.
            “umma tidak menjemputku.. aku sudah menunggunya lama sekali tadi di gerbang sekolah..” ceritanya lugu.
            “eeooh, mungkin dia lupa.. sebentar lagi pasti dia akan menjemputmu, jadi jangan menangis lagi..”
            “bagaimana kau tahu?”
Namja itu nampak berpikir, sejenak ia tersenyum dan mencari sesuatu di saku celananya. “yogie..” ia memberikan potongan pussle padanya “kata noona, setiap potongan pussle itu sangat berharga.. karena potongan pussle itu bisa membuat keajaiban terjadi..”
            “benarkah?”
            “ne, ini akan memberi keajaiban untukmu..”
Tangan mungilnya menerima potongan pussle itu. mata yang tadinya sendu kini berbinar ceria “gumawo..”
            “YAK.. aku mencarimu, kau kemana saja? Kajja.. Appa sudah menunggu!! Kita akan pulang ke Seoul sekarang..” teriak seorang yeoja menghampiri mereka. Menarik lengan namja pemberi pussle itu dengan sedikit paksaan.
            “Noona!!” teriaknya protes. Tapi karena tubuhnya lebih kecil ia tak bisa menolak tarikan yeoja yang di panggilnya noona itu. dengan terpaksa ia meninggalkan namja yang baru di temuinya dalam kesendirian lagi.
            “semoga umma-mu segera menjemput..” katanya terakhir sebelum ia pergi.
=flashback off=

            “MWO?? kau.. apa kau.. kau namja kecil waktu itu?”
            “iisshh.. jadi kau menyimpannya?” ujar Eunhyuk “kembalikan!” Ia mengulurkan tanganya meminta benda itu lagi “itu pussle yang berharga buatku, aku ingin melihatnya utuh lagi.. jadi kembalikan potongan pussle itu padaku!” ya, benda itu hanya potongan pussle. Selama ini Eunhyuk mungkin tidak pernah melihatnya padahal Donghae tidak pernah melepas pussle itu dari tasnya. Ia menjadikan potongan pussle itu sebagai gantungan tas. Ia berharap bisa bertemu lagi dengan namja itu.
Donghae dengan rela melepas pussle itu dari tasnya “gumawo..” ucapnya pada Eunhyuk.
            “bagaimana kau waktu itu?”
            “aku di jemput.. Sora Noona dan Choi umma.. tapi bukan umma-ku..”
Eunhyuk tiba-tiba penasaran, ia berjalan di samping Donghae dan memberi kesempatan Donghae bercerita.
            “kau bilang pussle itu bisa membuat keajaiban terjadi.. jadi aku selalu membawanya.. waktu mereka menemukanku di taman, aku di bawa kesebuah tempat yang tak ku kenal.. mereka memajang foto umma di sudut ruangan dan semua orang berpakaian hitam.. aku tak mengerti sampai noona menjelaskan kalau umma sudah pergi ke surga dan tidak bisa kembali lagi..” Donghae terdiam, berhenti berjalan, wajahnya tertunduk.
“umma benar-benar tidak menjemputku waktu itu..” ia mendongakkan kepalanya kembali “gumawo.. karena pussle itu setidaknya aku masih punya harapan bahwa suatu hari akan ada keajaiban yang terjadi..” ia menyandarkan tubuhnya di dinding koridor.
Eunhyuk tak percaya dengan apa yang di dengarnya. Sebegitukah Donghae mempercayai ucapannya? Dan sebegitu burukkah masa lalu Donghae?
“sebenarnya apa yang membuatmu membeciku selama ini Hyuk?” lanjut Donghae pada Euhyuk yang terdiam dari tadi. Nampak namja itu terkejut dengan pertanyaan Donghae.. namun sekilas ia tersenyum..
“karena kau dan aku punya banyak kesamaan.. itu yang membuatku jengkel..”
Donghae tertawa “jadi itu?” ulangnya “karena hujan dan destiny love?” Eunhyuk mengangguk.
…………………………………………………..

Siwon menghadap Yesung..
            “jangan teralu formal.. aku teman noonamu kan?” Siwon mengangguk “jadi kapan acara itu akan di mulai?” tanya Yesung.
            “karena sudah di iklankan beberapa waktu, minggu depan audisi itu sudah bisa dimulai.. kami sudah menghubungi 3 penyanyi senior untuk menjadi jurinya.. dan untuk itu.. SMIntertaimen bersedia menjadi promotor utamanya..”
Yesung mengangguk, ia nampak yakin dengan program yang dirancang Shin Production. Kali ini ia yakin acara itu dapat mendobrak popularitas JYK Chanel.
            “JYK Chanel mungkin belum menjadi TV center.. tapi kami yakin perlahan kita akan bisa meraihnya nanti.. dan kalau boleh saya katakan, Donghae, nae dongsaeng sangat menyukai program yang ditanyangkan JYK..”
Yesung terkejut mendengarnya “dongsaeng kalian?”
            “ne, kami yakin.. bukan hanya Donghae yang nantinya akan menyukai acara JYK tapi semua orang..”
Kembali Yesung tersenyum, Ia tak menyangka di tengah usahanya untuk bertahan ia memiliki harapan besar itu sekarang.
            “gumawo Siwon-ah..”
…………………………………………………………

Ryeowook berseru mendengar cerita Donghae “benarkah kau sudah bertemu dengan pemilik JYK dan juga sutradara dari acara audisi talent itu?”
            “tentu saja..”
            “cihh..” cibir Kibum “kau sangat bangga pada Siwon hyung rupanya?”
            “Siwon hyung?”
            “kau belum tahu Ryeowook? Siwon hyung yang menjadi sutradara acara itu..”
            “MWO?” kembali Ryeowook berteriak.
            “Yak, jangan berteriak!” sambut Donghae “jangan harap aku akan menyuruh hyung meloloskanmu.. jadi berusahalah sebaik mungkin..”
            “tentu saja..” Ryeowook berbinar.
            “Donghae-ya.. bukankah kau harus ke ruang songsaenim sekarang?” ingat Kibum.
            “aaiishh.. ne.. aku pergi”

Eunhyuk sudah mematung di depan Minjae songsaenim bersama Donghae.
            “kalian hari ini sama-sama terlambat” sebenarnya bukan terlambat tapi karena asyik mengobrol tadi jadi keduanya lupa kalau mereka harus ikut pelajaran.
            “ne, sam..” jawabnya serentak
            “pergilah ke aula dan kerjakan hukuman kalian..”
            “kesana lagi, sam?” tanya Eunhyuk.
            “apa kau ingin di lapangan sepak bola?”
            “MWO? SHIRO!!” teriaknya kompak.
Minjae hanya tersenyum mendengarnya “kerjakan sekarang!”
Donghae dan Eunhyuk sama-sama menuju aula yang sudah menanti mereka untuk di bersihkan.
………………………………………………….

            “Apa yang kau lakukan pada Siwon?” namja tampan bersuara serak berat itu bertanya.
            “nuguya?”
            “jangan pura-pura lagi Eunbi-ya.. aku tahu apa yang kau lakukan padanya. Mengapa kau memecatnya? Apa hanya karena dia dongsaeng dari Sora?” tekan Yesung. Kalau saja Yoona yang tertarik pada Siwon itu tidak cerita soal masalahnya ia juga tidak akan tahu soal Siwon yang bekerja di tempat Eunbi. Dari situ Yesung menarik kesimpulan, pasti ada hubungannya dengan Sora. Mengingat bahwa yeoja itu tidak akan memecat orang sembarangan, Yesung tahu persis sikap Eunbi.
            “ne..” sinis Eunbi “aku memecatnya Oppa.. aku tidak ingin melihat siapapun terkait yeoja itu.. jangan bertanya darimana aku tahu dan kenal Sora..” marah Eunbi “saat aku ke Blossom Art, disitulah aku sadar kalau dia adalah yeoja yang kau cari.. dia sama seperti yang di album itu bukan? Aku juga sudah menyelidikinya sendiri..” terangnya.
            “OMO!! Kau sejauh itu ingin tahu soal Sora? Dan Siwon.. kau tahu juga dari hasil penyelidikanmu eeooh?”
            “ne!” Eunbi tak mengelak lagi “dia membuatku sakit.. dan aku bisa juga membuatnya sakit..”
            “lewat dongsaeng-dongsaengnya?” kaget Yesung “kau benar-benar….” Geramnya “ingat Eunbi-ya.. jangan sekali-kali kau menyakitinya.. atau kau akan berhubungan denganku.. aku sudah dari awal menjelaskan ini padamu dan aku tidak bisa menerima perjodohan itu.. apa kau pikir hati bisa dipaksakan?”
            “NADO OPPA!!” teriak Eunbi “nado.. apa oppa juga akan memaksa hatiku untuk berhenti menyukai oppa?” isaknya terdengar sendu “kau tidak bisa memaksa hatiku juga..” lirihnya “wae.. waeyo? Selama ini aku merasa bahagia saat bersama oppa.. aku sudah kehilangan dua orang yang kucintai.. apa aku harus kehilangan lagi kali ini?”
Yesung tercekat tidak bisa menjawabnya, ia merasa bersalah pada Eunbi. Yeoja yang terlihat kuat dan ceria ini ternyata menyimpan sesuatu yang sangat pahit. Namja itu tetap berdiri dengan pandangan tak menentu. Eunbi perlahan menjauh, keluar dari ruangan Yesung setelah adegan memilukan batinnya tadi.
            “mianhae Eunbi-ya.. jongmal mianhae..” lirihnya yang tak akan di dengar Eunbi.

Eunbi benar-benar kecewa, ia menangis lagi setelah sekian lama ia hampir lupa bagaimana caranya menangis sejak ia berjanji tak akan menangis.
            “umma…” isaknya “mianhae.. aku menangis lagi kali ini.. mianhae.. jongmal mianhae..”
Tanpa Eunbi tahu, Leeteuk sejak Eunbi datang dan masuk ke ruangannya, ia mengawasinya dari jauh. Namja itu ikut sedih terlebih melihat air mata Eunbi.
………………………………………………….

            “jadi benar.. Siwon sudah keluar dari Bi-Coffie?” tanya Yoona pada Sungmin. Namja itu mengangguk.
            “dia tak akan bersama kita lagi?” tanyanya lagi.
            “ani.. dia akan tetap jadi teman kita.. hanya tidak bekerja di caffe lagi bukan berarti persahabatan kita juga berakhir kan?” senyum Sungmin membuat Yoona tenang “kau masih bisa bertengkar dengan Eunhyuk kalau kau mau..”
            “Sungmin-ah.. apa hubungannya dengan bocah itu eeooh?” protes Yoona saat Sungmin membawa nama Eunhyuk.
            “dia menyukaimu.. setidaknya lihatlah dia sebagai seorang namja saat didepanmu.. bukan seorang bocah senior high school..”
Yoona mencoba mengerti.. “mworago?”
            “aku mengenal Eunhyuk.. dia selalu serius soal percintaannya dan dia namja yang baik menurutku.. jadi cobalah untuk menghargainya..” Yoona mendesah “jangan banyak berharap pada Siwon, dia sudah memiliki seseorang di hatinya..”
            “MWO? nuguya?”
            “aku tidak tahu, tapi itulah yang di katakannya kemarin..”
Yoona kecewa, di saat ia berharap akan Siwon.. Siwon tak bisa menerima harapannya. Di lain sisih ada namja lain yang justru memberinya harapan itu..
……………………………….

Eunhyuk memegang ujung sapu dengan enggan. Ia hanya menyibak-nyibakkannya saja ke sana dan kemari. Matanya sedikit melirik ke arah Donghae yang serius menyapu lantai di depannya berulang kali.
            “jadi.. umma-mu..” tanya Eunhyuk tertahan.
Donghae menghentikan gerakkannya, ia menghembuskan napas panjang lalu duduk di lantai yang baru di sapunya. Matanya menerawang jauh menengadah ke langit-langit.
            “umma kecelakaan saat pulang kerja.. sejak itu aku tinggal dengan Choi umma.. dia kakak dari ummaku..” ia menoleh ke arah Eunhyuk, namja itu tampak mendengarnya dengan seksama “aku tinggal bersama mereka.. sampai aku sepuluh tahun.. Choi Umma dan Appa meninggal karena kecelakaan.. sejak itu dihidupku hanya ada Sora noona dan Siwon hyung..”
            “mianhae Hae.. aku tidak tahu kau begitu menderita selama ini..” sesal Eunhyuk
            “animida.. aku cukup bahagia punya dua orang kakak.. hidupku hanya untuk mereka.. aku ingin noona dan hyungku bahagia..”
Terselip rasa sesal di hati Eunhyuk karena menyetujui Eunbi memecat Siwon. “mianhae Hae.. eeooh.. apa kau ingin Siwon hyng bisa bekerja di Caffe lagi?” tanya Eunhyuk.
Donghae menggeleng “tidak… Siwon hyung saat ini ingin lebih fokus dengan kuliah dan pekerjaannya di Shin Pruduction..”
            “mwo? jadi hyung-mu…”
            “selama ini kami mengerjakan apapun yang kami bisa.. Siwon hyung selalu kerja di banyak tempat sambil ia kuliah.. noona dan aku juga.. kami berjuang bersama untuk mencukupi hidup..” cerita Donghae “tapi untuk saat ini.. aku dan Siwon hyung ingin fokus pada pelajaran..” Eunhyuk mengerti. sebentar lagi mereka masuk universitas, dan Siwon pasti juga fokus dengan skripsinya.
…………………………………………………

            Tak jenuh ia memandang foto yeoja yang harusnya sekarang sudah setengah baya.
            “seperti apa umma sekarang? Harusnya umma melihat kami tumbuh..” isaknya “mianhae.. aku belum bisa memberikan ini padanya.. Appa membuat kami berpisah dengannya umma..” di genggamnya erat liontin yang sudah disimpannya sejak belasan tahun lalu itu.
            “aku akan menemukannya umma.. bukankah tidak adil kalau membiarkannya diluar sana sendirian? Dia tidak bersalah umma.. umma pergi bukan karenanya..”
Yeoja itu, Eunbi.. dengan lekat menyentuh dalam foto sang umma..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar