==Part 7==
“Sunbae..
gwaencahanayo?” seru Siwon
“………………………”
“arra.. aku akan
mengurusnya nanti kau istirahat saja dulu..” lanjutnya.
“waeyo?” tanya Sora.
“Shindong sunbae sakit, jadi aku harus menggantikanya
sementara..”
“pergilah..”
“ne..”
“Siwon hyung sepertinya tidak sedih karena dikeluarkan dari
Bi Coffie..” Donghae menenteng tas punggungnya, duduk di depan Sora dan
mengambil jatah sarapannya.
“Hae-ya.. apa kau tidak apa-apa bekerja di tempat Heechul
Ajjussi? Noona tidak ingin kau terlalu lelah.. jangan paksakan dirimu..”
Donghae hanya tersenyum “jangan terlalu mengkuatirkan aku
noona.. lagipula pekerjaan itu tidak berat..”
“arra… tapi
jangan lupa belajar, kau akan lulus tahun ini.. jadi persiapkan juga untuk
masuk universitas.. noona tidak ingin nilaimu buruk!” ingatnya.
“arraseo
noona.. ada Kibum yang membantuku..”
“YAK!! kau
harus bisa belajar sendiri.. jangan mengandalkan Kibum.. kalau test kau akan
menyelesaikan sendiri bukan Kibum..” seru Sora, ia jengkel dengan dongsaengnya
yang satu itu. setiap Sora menyuruhnya belajar ia akan membawa nama Kibum di
sana.
“OMO..
noona, kau marah? Kau mau cepat tua?”
“tentu saja
aku akan menjadi tua nanti..” Donghae hanya tertawa mendengarnya. Ia menikmati
hidupnya yang seperti ini. walau mungkin berat baginya, setidaknya kalau ia
bersama Sora dan Siwon hidupnya lebih menyenangkan. Sepahit apapun yang ia
alami, ia akan menarik bibirnya untuk tersenyum selama ada Sora dan Siwon di
sampingnya.
……………………………………………………….
Eunhyuk masih marah dengan Appa dan Noonanya. Tidak ada yang
mau mengatakan kebenaran apa yang ada. Eunbi menyangkal kalau ia mengetahui
soal foto yang ia temukan, Tuan Lee hanya mengatakan itu bukan apa-apa.
“jadi
mereka benar-benar tidak ingin aku tahu? Apa ada hubungannya denganku?”
gerutunya. “aaiisshh…” ia mengoyak rambutnya keras.
BUUGGG…
“Yak.. kau
tidak punya mata?” merasa di tabrak seseorang ia makin geram apalagi setelah
tahu siapa yang menabraknya.
“mianhae
aku tidak sengaja..” ujarnya.
“iisshh..
kau lagi?” decihnya “YAK.. CHOI DONGHAE!! kau menyebalkan!”
Donghae tak mendengar teriakan Eunhyuk, ia sibuk memungut
bukunya yang jatuh. Ia berjongkok tepat di depan Eunhyuk dan tetap memungut.
Eunhyuk makin geram, ia hampir saja menarik Donghae berdiri dan memberinya
pelajaran sebelum ia tahu…
“mwo??
kau.. dapatkan dari mana?” tunjukknya pada sesuatu yang tergantung di tas
Donghae. mata Donghae mengikuti arah yang di tunjuk Eunhyuk.
“waeyo?
Tidak penting buatmu..”
“KATAKAN!!”
bentaknya tak sabar.
“YAK!! kau
ini kenapa eeoohh?” Donghae berdiri menghadap Eunhuk “seseorang memberikannya
padaku waktu aku masih kecil..”
“eeoohh?”
“ne, aku
menyimpannya karena bagiku dia adalah teman pertamaku yang peduli denganku
walau kami tak saling kenal..” jawabnya “puas??” lirihnya pelan sambil
melangkah meninggalkan Eunhyuk.
“jadi..
jadi kau yang di taman dan menangis waktu itu?” tanya Eunhyuk pelan. Donghae
sempat mendengarnya, ia berhenti kembali menoleh pada Eunhyuk.
“darimana
kau tahu kalau dia memberikan ini waktu aku di taman?”
“kau menanti
umma yang berjanji menjemputmu tapi ia tak kunjung datang?”
=flasback on=
“umma…”
isak namja kecil yang duduk sendirian di bangku taman itu. ia menunduk dan tak
berhenti menangis. Tidak ada orang di sana kecuali dirinya. Saat sang umma
berjanji menjemputnya pulang sekolah, namun ia sudah hampir 2 jam menunggunya.
Ia memutuskan untuk pulang sendiri, namun baru beberapa jauh ia merasa sudah
tersesat dan tidak tahu jalan pulang.
“waeyo?
Ulljima…” hampir seorang namja kecil seumurannya, duduk di sampingnya. Namja
yang terisak tadi menoleh dengan mata yang masih basah.
“umma tidak
menjemputku.. aku sudah menunggunya lama sekali tadi di gerbang sekolah..”
ceritanya lugu.
“eeooh,
mungkin dia lupa.. sebentar lagi pasti dia akan menjemputmu, jadi jangan
menangis lagi..”
“bagaimana
kau tahu?”
Namja itu nampak berpikir, sejenak ia tersenyum dan mencari
sesuatu di saku celananya. “yogie..” ia memberikan potongan pussle padanya
“kata noona, setiap potongan pussle itu sangat berharga.. karena potongan
pussle itu bisa membuat keajaiban terjadi..”
“benarkah?”
“ne, ini
akan memberi keajaiban untukmu..”
Tangan mungilnya menerima potongan pussle itu. mata yang
tadinya sendu kini berbinar ceria “gumawo..”
“YAK.. aku
mencarimu, kau kemana saja? Kajja.. Appa sudah menunggu!! Kita akan pulang ke
Seoul sekarang..” teriak seorang yeoja menghampiri mereka. Menarik lengan namja
pemberi pussle itu dengan sedikit paksaan.
“Noona!!”
teriaknya protes. Tapi karena tubuhnya lebih kecil ia tak bisa menolak tarikan
yeoja yang di panggilnya noona itu. dengan terpaksa ia meninggalkan namja yang
baru di temuinya dalam kesendirian lagi.
“semoga
umma-mu segera menjemput..” katanya terakhir sebelum ia pergi.
=flashback off=
“MWO??
kau.. apa kau.. kau namja kecil waktu itu?”
“iisshh..
jadi kau menyimpannya?” ujar Eunhyuk “kembalikan!” Ia mengulurkan tanganya
meminta benda itu lagi “itu pussle yang berharga buatku, aku ingin melihatnya
utuh lagi.. jadi kembalikan potongan pussle itu padaku!” ya, benda itu hanya
potongan pussle. Selama ini Eunhyuk mungkin tidak pernah melihatnya padahal
Donghae tidak pernah melepas pussle itu dari tasnya. Ia menjadikan potongan
pussle itu sebagai gantungan tas. Ia berharap bisa bertemu lagi dengan namja
itu.
Donghae dengan rela melepas pussle itu dari tasnya
“gumawo..” ucapnya pada Eunhyuk.
“bagaimana
kau waktu itu?”
“aku di
jemput.. Sora Noona dan Choi umma.. tapi bukan umma-ku..”
Eunhyuk tiba-tiba penasaran, ia berjalan di samping Donghae
dan memberi kesempatan Donghae bercerita.
“kau bilang
pussle itu bisa membuat keajaiban terjadi.. jadi aku selalu membawanya.. waktu
mereka menemukanku di taman, aku di bawa kesebuah tempat yang tak ku kenal..
mereka memajang foto umma di sudut ruangan dan semua orang berpakaian hitam..
aku tak mengerti sampai noona menjelaskan kalau umma sudah pergi ke surga dan
tidak bisa kembali lagi..” Donghae terdiam, berhenti berjalan, wajahnya
tertunduk.
“umma benar-benar tidak menjemputku waktu itu..” ia
mendongakkan kepalanya kembali “gumawo.. karena pussle itu setidaknya aku masih
punya harapan bahwa suatu hari akan ada keajaiban yang terjadi..” ia
menyandarkan tubuhnya di dinding koridor.
Eunhyuk tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
Sebegitukah Donghae mempercayai ucapannya? Dan sebegitu burukkah masa lalu
Donghae?
“sebenarnya apa yang membuatmu membeciku selama ini Hyuk?”
lanjut Donghae pada Euhyuk yang terdiam dari tadi. Nampak namja itu terkejut
dengan pertanyaan Donghae.. namun sekilas ia tersenyum..
“karena kau dan aku punya banyak kesamaan.. itu yang
membuatku jengkel..”
Donghae tertawa “jadi itu?” ulangnya “karena hujan dan
destiny love?” Eunhyuk mengangguk.
…………………………………………………..
Siwon menghadap Yesung..
“jangan
teralu formal.. aku teman noonamu kan?” Siwon mengangguk “jadi kapan acara itu
akan di mulai?” tanya Yesung.
“karena
sudah di iklankan beberapa waktu, minggu depan audisi itu sudah bisa dimulai..
kami sudah menghubungi 3 penyanyi senior untuk menjadi jurinya.. dan untuk
itu.. SMIntertaimen bersedia menjadi promotor utamanya..”
Yesung mengangguk, ia nampak yakin dengan program yang
dirancang Shin Production. Kali ini ia yakin acara itu dapat mendobrak
popularitas JYK Chanel.
“JYK Chanel
mungkin belum menjadi TV center.. tapi kami yakin perlahan kita akan bisa
meraihnya nanti.. dan kalau boleh saya katakan, Donghae, nae dongsaeng sangat
menyukai program yang ditanyangkan JYK..”
Yesung terkejut mendengarnya “dongsaeng kalian?”
“ne, kami
yakin.. bukan hanya Donghae yang nantinya akan menyukai acara JYK tapi semua
orang..”
Kembali Yesung tersenyum, Ia tak menyangka di tengah
usahanya untuk bertahan ia memiliki harapan besar itu sekarang.
“gumawo
Siwon-ah..”
…………………………………………………………
Ryeowook berseru mendengar cerita Donghae “benarkah kau
sudah bertemu dengan pemilik JYK dan juga sutradara dari acara audisi talent
itu?”
“tentu
saja..”
“cihh..”
cibir Kibum “kau sangat bangga pada Siwon hyung rupanya?”
“Siwon
hyung?”
“kau belum
tahu Ryeowook? Siwon hyung yang menjadi sutradara acara itu..”
“MWO?”
kembali Ryeowook berteriak.
“Yak,
jangan berteriak!” sambut Donghae “jangan harap aku akan menyuruh hyung
meloloskanmu.. jadi berusahalah sebaik mungkin..”
“tentu
saja..” Ryeowook berbinar.
“Donghae-ya..
bukankah kau harus ke ruang songsaenim sekarang?” ingat Kibum.
“aaiishh..
ne.. aku pergi”
Eunhyuk sudah mematung di depan Minjae songsaenim bersama
Donghae.
“kalian
hari ini sama-sama terlambat” sebenarnya bukan terlambat tapi karena asyik
mengobrol tadi jadi keduanya lupa kalau mereka harus ikut pelajaran.
“ne, sam..”
jawabnya serentak
“pergilah
ke aula dan kerjakan hukuman kalian..”
“kesana
lagi, sam?” tanya Eunhyuk.
“apa kau
ingin di lapangan sepak bola?”
“MWO?
SHIRO!!” teriaknya kompak.
Minjae hanya tersenyum mendengarnya “kerjakan sekarang!”
Donghae dan Eunhyuk sama-sama menuju aula yang sudah menanti
mereka untuk di bersihkan.
………………………………………………….
“Apa yang
kau lakukan pada Siwon?” namja tampan bersuara serak berat itu bertanya.
“nuguya?”
“jangan
pura-pura lagi Eunbi-ya.. aku tahu apa yang kau lakukan padanya. Mengapa kau
memecatnya? Apa hanya karena dia dongsaeng dari Sora?” tekan Yesung. Kalau saja
Yoona yang tertarik pada Siwon itu tidak cerita soal masalahnya ia juga tidak
akan tahu soal Siwon yang bekerja di tempat Eunbi. Dari situ Yesung menarik
kesimpulan, pasti ada hubungannya dengan Sora. Mengingat bahwa yeoja itu tidak
akan memecat orang sembarangan, Yesung tahu persis sikap Eunbi.
“ne..”
sinis Eunbi “aku memecatnya Oppa.. aku tidak ingin melihat siapapun terkait
yeoja itu.. jangan bertanya darimana aku tahu dan kenal Sora..” marah Eunbi
“saat aku ke Blossom Art, disitulah aku sadar kalau dia adalah yeoja yang kau
cari.. dia sama seperti yang di album itu bukan? Aku juga sudah menyelidikinya
sendiri..” terangnya.
“OMO!! Kau
sejauh itu ingin tahu soal Sora? Dan Siwon.. kau tahu juga dari hasil
penyelidikanmu eeooh?”
“ne!” Eunbi
tak mengelak lagi “dia membuatku sakit.. dan aku bisa juga membuatnya sakit..”
“lewat
dongsaeng-dongsaengnya?” kaget Yesung “kau benar-benar….” Geramnya “ingat
Eunbi-ya.. jangan sekali-kali kau menyakitinya.. atau kau akan berhubungan
denganku.. aku sudah dari awal menjelaskan ini padamu dan aku tidak bisa
menerima perjodohan itu.. apa kau pikir hati bisa dipaksakan?”
“NADO
OPPA!!” teriak Eunbi “nado.. apa oppa juga akan memaksa hatiku untuk berhenti
menyukai oppa?” isaknya terdengar sendu “kau tidak bisa memaksa hatiku juga..”
lirihnya “wae.. waeyo? Selama ini aku merasa bahagia saat bersama oppa.. aku
sudah kehilangan dua orang yang kucintai.. apa aku harus kehilangan lagi kali
ini?”
Yesung tercekat tidak bisa menjawabnya, ia merasa bersalah
pada Eunbi. Yeoja yang terlihat kuat dan ceria ini ternyata menyimpan sesuatu
yang sangat pahit. Namja itu tetap berdiri dengan pandangan tak menentu. Eunbi
perlahan menjauh, keluar dari ruangan Yesung setelah adegan memilukan batinnya
tadi.
“mianhae
Eunbi-ya.. jongmal mianhae..” lirihnya yang tak akan di dengar Eunbi.
Eunbi benar-benar kecewa, ia menangis lagi setelah sekian
lama ia hampir lupa bagaimana caranya menangis sejak ia berjanji tak akan
menangis.
“umma…”
isaknya “mianhae.. aku menangis lagi kali ini.. mianhae.. jongmal mianhae..”
Tanpa Eunbi tahu, Leeteuk sejak Eunbi datang dan masuk ke
ruangannya, ia mengawasinya dari jauh. Namja itu ikut sedih terlebih melihat
air mata Eunbi.
………………………………………………….
“jadi benar..
Siwon sudah keluar dari Bi-Coffie?” tanya Yoona pada Sungmin. Namja itu
mengangguk.
“dia tak
akan bersama kita lagi?” tanyanya lagi.
“ani.. dia
akan tetap jadi teman kita.. hanya tidak bekerja di caffe lagi bukan berarti
persahabatan kita juga berakhir kan?” senyum Sungmin membuat Yoona tenang “kau
masih bisa bertengkar dengan Eunhyuk kalau kau mau..”
“Sungmin-ah..
apa hubungannya dengan bocah itu eeooh?” protes Yoona saat Sungmin membawa nama
Eunhyuk.
“dia
menyukaimu.. setidaknya lihatlah dia sebagai seorang namja saat didepanmu..
bukan seorang bocah senior high school..”
Yoona mencoba mengerti.. “mworago?”
“aku
mengenal Eunhyuk.. dia selalu serius soal percintaannya dan dia namja yang baik
menurutku.. jadi cobalah untuk menghargainya..” Yoona mendesah “jangan banyak
berharap pada Siwon, dia sudah memiliki seseorang di hatinya..”
“MWO?
nuguya?”
“aku tidak
tahu, tapi itulah yang di katakannya kemarin..”
Yoona kecewa, di saat ia berharap akan Siwon.. Siwon tak
bisa menerima harapannya. Di lain sisih ada namja lain yang justru memberinya
harapan itu..
……………………………….
Eunhyuk memegang ujung sapu dengan enggan. Ia hanya
menyibak-nyibakkannya saja ke sana dan kemari. Matanya sedikit melirik ke arah
Donghae yang serius menyapu lantai di depannya berulang kali.
“jadi..
umma-mu..” tanya Eunhyuk tertahan.
Donghae menghentikan gerakkannya, ia menghembuskan napas
panjang lalu duduk di lantai yang baru di sapunya. Matanya menerawang jauh
menengadah ke langit-langit.
“umma
kecelakaan saat pulang kerja.. sejak itu aku tinggal dengan Choi umma.. dia
kakak dari ummaku..” ia menoleh ke arah Eunhyuk, namja itu tampak mendengarnya
dengan seksama “aku tinggal bersama mereka.. sampai aku sepuluh tahun.. Choi
Umma dan Appa meninggal karena kecelakaan.. sejak itu dihidupku hanya ada Sora
noona dan Siwon hyung..”
“mianhae
Hae.. aku tidak tahu kau begitu menderita selama ini..” sesal Eunhyuk
“animida..
aku cukup bahagia punya dua orang kakak.. hidupku hanya untuk mereka.. aku
ingin noona dan hyungku bahagia..”
Terselip rasa sesal di hati Eunhyuk karena menyetujui Eunbi
memecat Siwon. “mianhae Hae.. eeooh.. apa kau ingin Siwon hyng bisa bekerja di
Caffe lagi?” tanya Eunhyuk.
Donghae menggeleng “tidak… Siwon hyung saat ini ingin lebih
fokus dengan kuliah dan pekerjaannya di Shin Pruduction..”
“mwo? jadi
hyung-mu…”
“selama ini
kami mengerjakan apapun yang kami bisa.. Siwon hyung selalu kerja di banyak
tempat sambil ia kuliah.. noona dan aku juga.. kami berjuang bersama untuk
mencukupi hidup..” cerita Donghae “tapi untuk saat ini.. aku dan Siwon hyung
ingin fokus pada pelajaran..” Eunhyuk mengerti. sebentar lagi mereka masuk
universitas, dan Siwon pasti juga fokus dengan skripsinya.
…………………………………………………
Tak jenuh
ia memandang foto yeoja yang harusnya sekarang sudah setengah baya.
“seperti
apa umma sekarang? Harusnya umma melihat kami tumbuh..” isaknya “mianhae.. aku
belum bisa memberikan ini padanya.. Appa membuat kami berpisah dengannya
umma..” di genggamnya erat liontin yang sudah disimpannya sejak belasan tahun
lalu itu.
“aku akan
menemukannya umma.. bukankah tidak adil kalau membiarkannya diluar sana
sendirian? Dia tidak bersalah umma.. umma pergi bukan karenanya..”
Yeoja itu, Eunbi.. dengan lekat menyentuh dalam foto sang
umma..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar