Minggu, 08 Juni 2014

Because We R Brother!

Tittle          : I Need You, Hyung!!
Cast            : Lee Donghae as Donghae
                     Park Jung Soo as Leeteuk
OC              : Tn.Park – Ny.Lee – Eunhyuk
Genre          : One Shot – Brothership, Family
======================================================================
“aku tidak butuh keluarga..” ungkap namja bermata bening dan berwajah polos itu.
“jangan seperti itu Hae..”
“aku tidak butuh mereka.. tapi aku butuh Hyung..”
…………….

Donghae, namja polos nan dingin itu menuruni tangga sambil membetulkan sepatu blue white-nya. Ia meloncat-loncat kecil kala kaki kirinya terangkat dan kedua tangannya sibuk memasangkan sepatu itu di kirinya.
          “Yak, apa yang kau lakukan? Kau bisa jatuh babo!!” teriak Leeteuk, namja yang baru saja menjadi hyungnya.
Tn.Park, Appa Leeteuk menikahi umma Donghae.. Ny.Lee beberapa minggu lalu. Saat itu, Donghae dan Leeteuk menjadi saudara. Leeteuk yang lebih tua 6 tahun dari Donghae tentu saja senang karena ia memiliki dongsaeng. Tapi tidak dengan Donghae, namja penyuka ikan itu rupanya tidak menyetujui pernikahan ummanya. Namun.. apa yang bisa ia perbuat? Ia hanya bisa menuruti keinginan sang umma.. ia tak bisa menolak.. bahkan tak bisa menolak untuk menjadi dongsaeng dari Leeteuk dan keluarga Park..
          “bukan urusan hyung..” dinginya.
          “tentu saja urusanku Hae, aku ini hyungmu…”
Donghae hanya mendengus.. ia tak mendengar ocehan Leeteuk.. langkahnya langsung menuju meja makan dan duduk di sana bersiap menikmati sarapannya. Leeteuk menggeleng, ia masih sabar menghadapi dongsaengnya.
          “hyung masak kesukaanmu.. makan yang banyak, jangan sampai kelaparan di sekolah..” guraunya.
          “waeyo?” tanya Donghae.
          “wae??”
          “kenapa hyung begitu memperhatikanku?”
          “bukankah kita keluarga sekarang? Kau adalah dongsaengku.. jadi wajar bukan?”
          “bukankah sudah kukatakan juga kalau aku tidak butuh keluarga?” sinis Donghae. ia mengabaikan Leeteuk, meninggalkan sarapannya yang belum di sentuhnya sama sekali.
Leeteuk hanya memandangnya hingga menghilang dari balik pintu.. rupanya Donghae belum bisa menerima keadaan yang ada..
‘Donghae melihat pertengkaran kami… dan tanpa peduli perasaannya, kami memutuskan untuk berpisah.. setelah itu umma harus bekerja demi Donghae.. tapi sepertinya umma salah.. selama ini umma tidak pernah memperhatikannya.. umma tidak pernah meminta pendapatnya kalau ada sesuatu.. bahkan keputusan umma untuk menikah dengan Appa-mu pun..’ ujar Ny.Lee pada Leeteuk ‘tapi apa yang umma lakukan demi Donghae, semuanya demi dia.. umma mohon bantu umma untuk mengembalikan senyum Donghae, Leteeuk-ah..’ pintanya.
          “hyung sudah berjanji pada umma untuk membuatmu tersenyum lagi Hae.. hyung akan menjaga dan menyayangimu karena kau sudah menjadi dongsaeng bagi hyung..” guman Leeteuk.
…………………….

          “waegurae?” tanya Eunhyuk, teman sekolah Donghae. kini ia berada di rumah sewa milik Eunhyuk.
          “sudah ku katakan aku membenci mereka..” sambut Donghae.
          “kau tidak bisa selamanya seperti ini.. kau tidak tahu betapa sayangnya Leeteuk hyung padamu? Jangan menutup hatimu lagi Hae..”
          “shiero.. sinca shiero..”
          “apa yang kau benci? Bukankah sebenarnya kau benci dirimu sendiri eeoh?”
          “diamlah Hyuk.. aku pusing” bentak Donghae, ia menyandarkan kepalanya di atas sofa cream milik Eunhyuk. Matanya terpejam dan kedua tanganya menutup telinganya. Ia tak mau mendengar apapun dari Eunhyuk.
……………………….

Leeteuk masih setia di depan gerbang sekolah Donghae. menunggu namja itu keluar kelas.
          “Hae-ya!” panggilnya saat dilihat Donghae berjalan ke arahnya.
Donghae berhenti “untuk apa kesini?”
          “yak, kau ini.. tentu saja aku mencemaskanmu.. kau tidak pulang 2 hari.. kemana saja? kau tinggal di mana? Kau makan dengan baik? tidur cukup?” serentetan pertanyaan langsung menghampirinya.
          “sudah seleai? Aku akan pergi sekarang..”
          “Hae..” Leeteuk menahan lengan Donghae “kita pulang.. hyung merindukanmu..” ucapnya.
          “kau bukan hyungku..”
          “siapa bilang? Saudara tidak selalu soal hubungan darah.. aku menyayangimu karena hatiku mengatakan demikian..”
Donghae tak peduli, ia melepas genggaman Leeteuk dan berjalan meninggalkan hyungnya sendirian.
          “Kau harus pulang, hyung akan melakukan apapun demi kau Hae.. asal kau pulang, hyung akan melakukan apapun untukmu..” Donghae menghentikan langkahnya, ia kembali memutar tubuhnya menghadap Leeteuk.
          “apapun??” tanyanya meyakinkan.
          “ne, apapun..”
          “aku akan pulang nanti..” ujarnya kemudian, nampaknya ia memang ingin sesuatu dari Leeteuk. Ia kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Leeteuk yang masih mematung.
          “hyung tenang saja, Donghae tinggal denganku selama ini..” ujar seorang namja di belakang Leeteuk. Siapa lagi kalau bukan Eunhyuk.
          “Hyuk-ah..??”
          “ne, Hyung…”
          “ahh.. gomawoyo..”
          “gwaencahana hyung.. aku akan membantumu mengawasinya..”
          “jongmal??”
          “ne,..”
          “arra… jongmal gumawoyo Eunhyuk-ah.. kau bisa makan gratis di restoranku kapanpun kau mau..”
Eunhyuk tersenyum “ne, aku akan memesan banyak makanan nanti..”
…………………………..

Namja itu mondar-mandir searah. Sesekali ia menengok ke luar pintu berharap orang yang di nantinya segera tiba. Namun tak kunjung harapannya nyata.
          “hyung..”
          “Eunhyuk-ah?? Mana Donghae??” tanya Leeteuk melihat Eunhyuk yang baru saja mask restorannya.
          “MWO?? Donghae sudah pulang dari tadi.. dia belum sampai di sini?” Eunhyuk heran.
          “benarkah?? Apa dia…”
Drdrdrdttt… ponsel Eunhyuk berbunyi..
          “Yak Hae-ya.. odieyo??” sambutnya.
          “………….”
          “Mwo??”
Piiipppppp…. Sambungan terputus.
          “waeyo? Leeteuk panik seketika.
          “hyung, sepertinya kita harus menemukan Donghae.. baru saja ia meiminta tolong padaku.. dan sepertinya dia dalam bahaya..”
Leeteuk tak mendengar hingga Eunhyuk selesai bicara. Ia menyabet jaket putihnya dan berlari seperti orang gila mencari Donghae, dongsaeng yang sudah sangat disayanginya.
Eunhyuk menyusul namja itu..
          “Hyung, kita bisa mengetahuinya dari ini..” ia menyodorkan ponselnya “Donghae terhubung denganku, kita bisa melacak keberadaanya..”
…………………………….

@jalan setapak..
          “aku sudah bilang aku tidak punya uang..”
          “aku tidak peduli..” tanya seorang dari tiga orang mabuk yang menghadang Donghae. kilatan ingatan Donghae kembali ke masa silam beberapa tahun yang lalu..
__saat seorang ajjusi yang dekat dengan ibunya.. sedang membunuh orang tepat di depan mata Donghae. ajjussi yang ternyata hanya seorang pengangguran__
__Sejak kejadian itu, umma Donghae tidak pernah terlihat dekat dengan seseorang. Yang ia pikirkan hanya bekerja dan bekerja.. ia bertekad memulihkan keadaannya. Karena terlalu banyak bekerja, justru membuatnya jauh dari Donghae. jarang ada komunikasi di antara mereka sehingga Donghae bisa bebas melakukan apapun tanpa takut dimarahi oleh sang umma. Ia juga tak pernah meminta apapun dari ummanya__

Donghae masih ketakutan, ia tak bisa melawan mereka.
          “hyung… tolong aku..” kata-kata itulah yang bisa ia ucapkan.. ia menanti keajaiban datang.
          “YAK!!” teriak seseorang menghentikan tindakan tiga orang yang memukuli Donghae dan mencari uang di setiap sudut baju Donghae.
Donghae membuka matanya perlahan “hyung…” gumannya.
Leeteuk dan Eunhyuk yang datang langsung memukul mereka mundur dari Donghae. karena merasa kalah, mereka akhirnya pergi tanpa mendapatkan apapun dari Donghae. Leeteuk segera mendekat pada Donghae yang masih ketakutan.
          “gwaenchana Hae.. mereka sudah pergi..” usap Leeteuk pada bahu Donghae.
          “aku.. aku takut..” isak Donghae pelan “aku takut hyung..” ujarnya kemudian sambil meraih Leeteuk. Membuat dirinya didalam pelukan sang hyung.
Leeteuk tersentak.. ia langsung memeluk erat dongsaengnya, memberi ketenangan karena ia merasa namja itu masih ketakutan.
          “hyung di sini.. hyung tidak akan meninggalkanmu..”
          “hiks.. hyung.. aku mau pulang..” pintanya kemudian.
Leeteuk bernapas lega, begitu juga Eunhyuk. Tak menunggu lama, Leeteuk membawa Donghae dalam gendongannya.. ia tahu, dongsaengnya mengalami hal buruk saat ini. ia tak bisa membiarkan Donghae terluka lagi..
………………………….

Donghae masih tak mau melepaskan genggaman tangannya dari lengan Leeteuk yang duduk di samping ranjangnya. Namja itu memejamkan mata tapi sesekali ia mengigau membuat Leeteuk semakin cemas.
          “biar aku saja hyung..” pinta Eunhyuk “dimana dapurnya?” ia seakan tahu Donghae tak ingin di tinggal sendiri.
          “gumawo Hyuk.. dapurnya di sebelah kanan dari ruang tengah..”
          “ne..” Eunhyuk keluar dari kamar Donghae dan mencari dapur.
Beberapa saat kemudian ia kembali dengan sebaskom air hangat dan handuk. Eunhyuk menyerahkannya pada Leeteuk.
          “jongmal gumawo..” ucapnya sekali lagi “kau tidak pulang? Ini sudah malam, nanti aku kabari kalau Donghae sudah membaik..”
Eunhyuk tersenyum, ia tenang kalau Donghae berada di tangan yang tepat.
          “ne, Hyung.. aku pulang dulu..” Leeteuk mengagguk pelan.
Namja itu kembali pada dongsaengnya yang masih betah memejamkan mata. Ia meletakkan handuk yang sudah diperasnya dengan air hangat ke kening Donghae. sambil sesekali mengusap pipi namja di depannya itu.
          “aku senang kau memanggilku hyung, Hae..” bisiknya “aku tahu kau anak yang baik.. hanya saja kau menutup hatimu untuk orang lain.. apa kau terluka terlalu dalam sampai takut membuka hati?” tanya Leeteuk yang tak akan dibalas oleh dongsaengnya. Ia mendesah.. kini ia naik ke sisi ranjang Donghae dan berbaring di sebelah dongsaengnya. Tangannya masih hangat menggenggam tangan Donghae. ia membenahi selimut hingga menutupi tubuhnya dan tubuh Donghae. lalu ia menyusul Donghae dalam dunia mimpi.

Donghae menggerakkan kepalanya dan mendapati seseorang tidur di sampingnya.
          “hyung….” Panggilnya pelan, kepalanya terasa sakit saat ia akan bangun.
Leeteuk merasakan pergerakan dongsaengnya, membuka mata dan menyambut Donghae dengan senyumnya “kau sudah bangun?” tanyanya sambil mengecek suhu tubuh Donghae “kau sudah tidak demam lagi..”
          “apa aku sakit?”
          “babo!! Tentu saja.. demammu tinggi sekali semalam..”
Namja itu menunduk pelan.. “Hae.. gwaenchana?” Leeteuk nampak cemas melihat Donghae yang diam seketika.
          “mianhae hyung..”
          “untuk apa?”
          “aku sudah menyakiti hyung..”
          “mworago?? Aaiisshh.. tentu saja tidak.. kau tidak menyakitiku..” ujar Leeteuk seakan tahu kemana arah pembicaraan Donghae “kau hanya sedang jengkel.. wajar kalau dongsaeng sebal dan jengkel pada seorang hyung, itu artinya.. kau sudah menganggapku sebagai hyung..”
Donghae memandang Leeteuk lekat, matanya berkaca-kaca.. “gumawo hyung…” Leeteuk hanya membalas mengusap kening Donghae “umma tidak pernah peduli apa aku sakit.. apa aku pulang malam.. tapi, selama ini hyung sangat peduli padaku.. apa hyung tidak marah saat aku mengabaikan hyung??” kembali pertanyaan polos itu terlontar.
Leeteuk tersenyum, ia paham sifat polos Donghae.. “aniyo..” jawabnya “tidak ada seorang hyung yang akan marah pada dongsaeng yang di sayanginya..”
Jawaban Leeteuk membuat Donghae memeluknya erat, sekalipun mereka masih dalam keadaan berbaring. Leeteuk membalasnya dengan usapan pelan di punggung Donghae.
          “aku takut sekali tadi malam..” ujar Donghae pelan.
          “sudah, jangan di ingat lagi..” jelas Leeteuk tahu bagaimana masalalu Donghae. hampir semuanya sudah diceritakan oleh ummanya “mulai sekarang hyung akan melindungimu.. asal..”
          “asal? Kenapa harus ada syarat?”
          “asal.. kau selalu memanggilku ‘hyung’ seperti ini..”
          “eeoohh??? Ahhh.. araseo!!” jawab Donghae.
…………………………………………

          “habiskan sarapanmu..”
          “masitaaaa….”
          “kau suka?? Akan hyung buatkan lagi nanti..”
          “buatkan setiap hari makanan yang enak..”
Untuk pertama kalinya ada percakapan indah di antara mereka. Leeteuk sibuk dengan masakannya, Donghae sibuk merecoki hyung-nya.
          “duduk dan jangan coba-coba berniat membantu!!”
          “waeyo?”
          “kau akan merusak masakanku!!” cibir Leeteuk. Donghae hanya tertawa kecil, tentu saja hyungnya benar soal itu. ia sendiri memang tidak pernah memasak sebelumnya.
          “kau tidak pergi bekerja hyung?”
          “aku ijin hari ini..”
          “waeyo?”
          “hyung ingin menamanimu.. kau masih belum sembuh benar..”
          “aku bukan balita hyung..”
          “justru karena itu, kau bisa berbuat macam-macam nanti…”
          “hyung mencemaskanku?” tanyanya.
Leeteuk memutar tubuhnya menghadap Donghae “kau dongsaengku satu-satunya.. tentu saja hyung cemas..”
          “gumawo…” ujarnya “untuk kali ini aku juga akan berterimakasih pada umma karena sudah memberiku hyung sepertimu..”
          “kau membenci umma?”
          “ani.. aku tidak pernah mengatakannya bukan? Aku hanya tidak suka umma yang mengabaikanku.. aku tidak suka sendiri.. akau benci..” Donghae menundukkan kepalanya “aku takut..”
Grreepp.. Leeteuk memeluknya dengan segera “hyung janji akan menjagamu Hae..”
Donghae membalas pelukan Leeteuk, menyembunyikan kepalanya di dada Leeteuk.
          “hyung.. aku suka pelukan hyung..”
          “kalau begitu hyung akan memelukmu setiap waktu..”
          “tapi aku sudah besar.. apa itu tidak terlalu kekanakan?”
          “bukankah kita baru saja menjadi hyung dan dongsaeng? Aggap saja kita baru terlahir dan masih kanak-kanak..”
Donghae tertawa mendengarnya..
………………………………………………………….

          Donghae diam menatap meja kosong di depannya. Malam itu, Appa dan Ummanya baru saja pulang dari Busan sejak seminggu yang lalu. Ia duduk di samping Leeteuk yang tampak hangat berbincang dengan mereka.
          “ahh.. Hae, ini untukmu..”
Donghae menatap namja paruh baya yang baru saja menjadi Appanya. Dengan ragu ia mengambil benda itu dari tangan Appanya.
          “Appa tahu kau suka mendengarkan musik, bahkan suka menari-nari sendiri.. jadi Appa belikan ini untukmu..” sebuah headset baru berwarna putih biru. Perpaduan warna kesukaan Donghae dan Leeteuk.
          “Appa tidak membelikan sesuatu untukku?” protes Leeteuk.
          “mwo?? kau kan sudah bisa membeli kebutuhanmu sendiri.. kau juga sudah sering Appa belikan..” Leeteuk hanya menggerutu pelan sambil tersenyum ringan. Tentu saja ia tidak serius.
          “ini.. Umma membelikanmu daging segar..”
          “MWO?? sinca?? Aku akan memasak makanan yang enak untuk kita..” gembiranya “Umma, kau sangat pengertian.. bahkan daging ini susah sekali mencarinya di daerah kita..”
Di tengah keramaian itu.. Donghae tetap diam menyaksikan keluarga barunya.

Terdengar bunyi seorang mengetok pintu, pelan namun bisa terdengar oleh sang pemilik kamar..
          “oohh.. Hae?”
          “A..Appa..” Donghae mematung di depan pintu yang baru saja diketoknya.
          “waeyo?” tanya Appa lembut
          “gumapta..”
Sang Appa tersenyum “kau memanggilku Appa?” dan namja itu mengangguk “kemarilah..” ia memeluk Donghae penuh sayang.
Leeteuk dan Umma yang menyaksikan itu hanya bisa diam terharu.
          “sudah lama sekali aku tidak merasakan ini.. aku bahkan hampir lupa bagaimana rasanya di peluk seorang Appa..” tutur Donghae
          “haha.. kau memang manja seperti yang di katakan ummamu..”
          “mwo??” Donghae melepas pelukannya “Umma bilang begitu?”
          “ne..”
          “tapi aku tidak manja!! Aku bisa melakukan semua sendiri.. Appa, jangan percaya pada umma!!” tegas Donghae, sontak membuat mereka yang mendengarnya tertawa.
          “Yak, kalian kenapa tertawa? Tidak lucu!!” sanggahnya sambil mengerucutkan bibir lucu. “aaiiissh!!”
………………………………………
Hari itu adalah hari dimana Donghae merasa ia membutuhkan keluarga dalam hidupnya. Ummanya berjanji akan berhenti bekerja di kantor dan hanya akan membantu Leeteuk di restorannya. Artinya ia akan mempunyai banyak waktu untuk mengurus anak-anaknya terlebih Donghae. sang Appa, memang jarang ada waktu bersamanya, tapi ia tak pernah absen menghubungi keluarganya setiap hari. Leeteuk memegang janjinya untuk menjaga dan melindungi Donghae. namja itu, kini tidak akan merasa kesepian lagi.. tidak akan merasa sendirian lagi..
          “umma, gumawo karena sudah menikah dengan Appa dan memberiku hyung seperti Leeteuk hyung..” ungkap Donghae.
          “ne, mianhae.. kalau selama ini umma mengabaikanmu.. Umma janji tidak akan begitu lagi..”
Donghae hanya mengangguk dan melempar senyumnya. Ia memeluk erat yeoja yang dipanggilnya umma itu.
          “saranghae umma..”
          “nado, nae aedul..”

==the end==

Tidak ada komentar:

Posting Komentar