Tittle : I
Need You, Hyung!!
Cast : Lee
Donghae as Donghae
Park Jung Soo as Leeteuk
OC :
Tn.Park – Ny.Lee – Eunhyuk
Genre :
One Shot – Brothership, Family
======================================================================
“aku tidak butuh keluarga..”
ungkap namja bermata bening dan berwajah polos itu.
“jangan seperti
itu Hae..”
“aku tidak butuh
mereka.. tapi aku butuh Hyung..”
…………….
Donghae, namja polos nan dingin itu menuruni tangga sambil
membetulkan sepatu blue white-nya. Ia meloncat-loncat kecil kala kaki kirinya
terangkat dan kedua tangannya sibuk memasangkan sepatu itu di kirinya.
“Yak, apa
yang kau lakukan? Kau bisa jatuh babo!!” teriak Leeteuk, namja yang baru saja
menjadi hyungnya.
Tn.Park, Appa Leeteuk menikahi umma Donghae.. Ny.Lee
beberapa minggu lalu. Saat itu, Donghae dan Leeteuk menjadi saudara. Leeteuk
yang lebih tua 6 tahun dari Donghae tentu saja senang karena ia memiliki
dongsaeng. Tapi tidak dengan Donghae, namja penyuka ikan itu rupanya tidak
menyetujui pernikahan ummanya. Namun.. apa yang bisa ia perbuat? Ia hanya bisa
menuruti keinginan sang umma.. ia tak bisa menolak.. bahkan tak bisa menolak
untuk menjadi dongsaeng dari Leeteuk dan keluarga Park..
“bukan
urusan hyung..” dinginya.
“tentu saja
urusanku Hae, aku ini hyungmu…”
Donghae hanya mendengus.. ia tak mendengar ocehan Leeteuk..
langkahnya langsung menuju meja makan dan duduk di sana bersiap menikmati
sarapannya. Leeteuk menggeleng, ia masih sabar menghadapi dongsaengnya.
“hyung masak
kesukaanmu.. makan yang banyak, jangan sampai kelaparan di sekolah..” guraunya.
“waeyo?”
tanya Donghae.
“wae??”
“kenapa
hyung begitu memperhatikanku?”
“bukankah
kita keluarga sekarang? Kau adalah dongsaengku.. jadi wajar bukan?”
“bukankah
sudah kukatakan juga kalau aku tidak butuh keluarga?” sinis Donghae. ia
mengabaikan Leeteuk, meninggalkan sarapannya yang belum di sentuhnya sama
sekali.
Leeteuk hanya memandangnya hingga menghilang dari balik
pintu.. rupanya Donghae belum bisa menerima keadaan yang ada..
‘Donghae melihat
pertengkaran kami… dan tanpa peduli perasaannya, kami memutuskan untuk
berpisah.. setelah itu umma harus bekerja demi Donghae.. tapi sepertinya umma
salah.. selama ini umma tidak pernah memperhatikannya.. umma tidak pernah
meminta pendapatnya kalau ada sesuatu.. bahkan keputusan umma untuk menikah
dengan Appa-mu pun..’ ujar Ny.Lee pada Leeteuk ‘tapi apa yang umma lakukan demi
Donghae, semuanya demi dia.. umma mohon bantu umma untuk mengembalikan senyum
Donghae, Leteeuk-ah..’ pintanya.
“hyung sudah
berjanji pada umma untuk membuatmu tersenyum lagi Hae.. hyung akan menjaga dan
menyayangimu karena kau sudah menjadi dongsaeng bagi hyung..” guman Leeteuk.
…………………….
“waegurae?”
tanya Eunhyuk, teman sekolah Donghae. kini ia berada di rumah sewa milik
Eunhyuk.
“sudah ku
katakan aku membenci mereka..” sambut Donghae.
“kau tidak
bisa selamanya seperti ini.. kau tidak tahu betapa sayangnya Leeteuk hyung
padamu? Jangan menutup hatimu lagi Hae..”
“shiero..
sinca shiero..”
“apa yang
kau benci? Bukankah sebenarnya kau benci dirimu sendiri eeoh?”
“diamlah
Hyuk.. aku pusing” bentak Donghae, ia menyandarkan kepalanya di atas sofa cream
milik Eunhyuk. Matanya terpejam dan kedua tanganya menutup telinganya. Ia tak
mau mendengar apapun dari Eunhyuk.
……………………….
Leeteuk masih setia di depan gerbang sekolah Donghae.
menunggu namja itu keluar kelas.
“Hae-ya!”
panggilnya saat dilihat Donghae berjalan ke arahnya.
Donghae berhenti “untuk apa kesini?”
“yak, kau
ini.. tentu saja aku mencemaskanmu.. kau tidak pulang 2 hari.. kemana saja? kau
tinggal di mana? Kau makan dengan baik? tidur cukup?” serentetan pertanyaan
langsung menghampirinya.
“sudah
seleai? Aku akan pergi sekarang..”
“Hae..”
Leeteuk menahan lengan Donghae “kita pulang.. hyung merindukanmu..” ucapnya.
“kau bukan
hyungku..”
“siapa
bilang? Saudara tidak selalu soal hubungan darah.. aku menyayangimu karena
hatiku mengatakan demikian..”
Donghae tak peduli, ia melepas genggaman Leeteuk dan
berjalan meninggalkan hyungnya sendirian.
“Kau harus
pulang, hyung akan melakukan apapun demi kau Hae.. asal kau pulang, hyung akan
melakukan apapun untukmu..” Donghae menghentikan langkahnya, ia kembali memutar
tubuhnya menghadap Leeteuk.
“apapun??”
tanyanya meyakinkan.
“ne,
apapun..”
“aku akan
pulang nanti..” ujarnya kemudian, nampaknya ia memang ingin sesuatu dari
Leeteuk. Ia kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Leeteuk yang masih
mematung.
“hyung
tenang saja, Donghae tinggal denganku selama ini..” ujar seorang namja di
belakang Leeteuk. Siapa lagi kalau bukan Eunhyuk.
“Hyuk-ah..??”
“ne, Hyung…”
“ahh..
gomawoyo..”
“gwaencahana
hyung.. aku akan membantumu mengawasinya..”
“jongmal??”
“ne,..”
“arra…
jongmal gumawoyo Eunhyuk-ah.. kau bisa makan gratis di restoranku kapanpun kau
mau..”
Eunhyuk tersenyum “ne, aku akan memesan banyak makanan
nanti..”
…………………………..
Namja itu mondar-mandir searah. Sesekali ia menengok ke
luar pintu berharap orang yang di nantinya segera tiba. Namun tak kunjung
harapannya nyata.
“hyung..”
“Eunhyuk-ah??
Mana Donghae??” tanya Leeteuk melihat Eunhyuk yang baru saja mask restorannya.
“MWO??
Donghae sudah pulang dari tadi.. dia belum sampai di sini?” Eunhyuk heran.
“benarkah??
Apa dia…”
Drdrdrdttt… ponsel Eunhyuk berbunyi..
“Yak
Hae-ya.. odieyo??” sambutnya.
“………….”
“Mwo??”
Piiipppppp…. Sambungan terputus.
“waeyo?
Leeteuk panik seketika.
“hyung,
sepertinya kita harus menemukan Donghae.. baru saja ia meiminta tolong padaku..
dan sepertinya dia dalam bahaya..”
Leeteuk tak mendengar hingga Eunhyuk selesai bicara. Ia
menyabet jaket putihnya dan berlari seperti orang gila mencari Donghae,
dongsaeng yang sudah sangat disayanginya.
Eunhyuk menyusul namja itu..
“Hyung, kita
bisa mengetahuinya dari ini..” ia menyodorkan ponselnya “Donghae terhubung
denganku, kita bisa melacak keberadaanya..”
…………………………….
@jalan setapak..
“aku sudah
bilang aku tidak punya uang..”
“aku tidak
peduli..” tanya seorang dari tiga orang mabuk yang menghadang Donghae. kilatan
ingatan Donghae kembali ke masa silam beberapa tahun yang lalu..
__saat seorang ajjusi yang dekat dengan ibunya.. sedang
membunuh orang tepat di depan mata Donghae. ajjussi yang ternyata hanya seorang
pengangguran__
__Sejak kejadian itu, umma Donghae tidak pernah terlihat
dekat dengan seseorang. Yang ia pikirkan hanya bekerja dan bekerja.. ia bertekad
memulihkan keadaannya. Karena terlalu banyak bekerja, justru membuatnya jauh
dari Donghae. jarang ada komunikasi di antara mereka sehingga Donghae bisa
bebas melakukan apapun tanpa takut dimarahi oleh sang umma. Ia juga tak pernah
meminta apapun dari ummanya__
Donghae masih ketakutan, ia tak bisa melawan mereka.
“hyung…
tolong aku..” kata-kata itulah yang bisa ia ucapkan.. ia menanti keajaiban
datang.
“YAK!!”
teriak seseorang menghentikan tindakan tiga orang yang memukuli Donghae dan
mencari uang di setiap sudut baju Donghae.
Donghae membuka matanya perlahan “hyung…” gumannya.
Leeteuk dan Eunhyuk yang datang langsung memukul mereka
mundur dari Donghae. karena merasa kalah, mereka akhirnya pergi tanpa
mendapatkan apapun dari Donghae. Leeteuk segera mendekat pada Donghae yang
masih ketakutan.
“gwaenchana
Hae.. mereka sudah pergi..” usap Leeteuk pada bahu Donghae.
“aku.. aku
takut..” isak Donghae pelan “aku takut hyung..” ujarnya kemudian sambil meraih
Leeteuk. Membuat dirinya didalam pelukan sang hyung.
Leeteuk tersentak.. ia langsung memeluk erat dongsaengnya,
memberi ketenangan karena ia merasa namja itu masih ketakutan.
“hyung di
sini.. hyung tidak akan meninggalkanmu..”
“hiks..
hyung.. aku mau pulang..” pintanya kemudian.
Leeteuk bernapas lega, begitu juga Eunhyuk. Tak menunggu
lama, Leeteuk membawa Donghae dalam gendongannya.. ia tahu, dongsaengnya
mengalami hal buruk saat ini. ia tak bisa membiarkan Donghae terluka lagi..
………………………….
Donghae masih tak mau melepaskan genggaman tangannya dari
lengan Leeteuk yang duduk di samping ranjangnya. Namja itu memejamkan mata tapi
sesekali ia mengigau membuat Leeteuk semakin cemas.
“biar aku
saja hyung..” pinta Eunhyuk “dimana dapurnya?” ia seakan tahu Donghae tak ingin
di tinggal sendiri.
“gumawo
Hyuk.. dapurnya di sebelah kanan dari ruang tengah..”
“ne..”
Eunhyuk keluar dari kamar Donghae dan mencari dapur.
Beberapa saat kemudian ia kembali dengan sebaskom air
hangat dan handuk. Eunhyuk menyerahkannya pada Leeteuk.
“jongmal
gumawo..” ucapnya sekali lagi “kau tidak pulang? Ini sudah malam, nanti aku
kabari kalau Donghae sudah membaik..”
Eunhyuk tersenyum, ia tenang kalau Donghae berada di tangan
yang tepat.
“ne, Hyung..
aku pulang dulu..” Leeteuk mengagguk pelan.
Namja itu kembali pada dongsaengnya yang masih betah
memejamkan mata. Ia meletakkan handuk yang sudah diperasnya dengan air hangat
ke kening Donghae. sambil sesekali mengusap pipi namja di depannya itu.
“aku senang
kau memanggilku hyung, Hae..” bisiknya “aku tahu kau anak yang baik.. hanya saja
kau menutup hatimu untuk orang lain.. apa kau terluka terlalu dalam sampai
takut membuka hati?” tanya Leeteuk yang tak akan dibalas oleh dongsaengnya. Ia
mendesah.. kini ia naik ke sisi ranjang Donghae dan berbaring di sebelah
dongsaengnya. Tangannya masih hangat menggenggam tangan Donghae. ia membenahi
selimut hingga menutupi tubuhnya dan tubuh Donghae. lalu ia menyusul Donghae
dalam dunia mimpi.
Donghae menggerakkan kepalanya dan mendapati seseorang
tidur di sampingnya.
“hyung….”
Panggilnya pelan, kepalanya terasa sakit saat ia akan bangun.
Leeteuk merasakan pergerakan dongsaengnya, membuka mata dan
menyambut Donghae dengan senyumnya “kau sudah bangun?” tanyanya sambil mengecek
suhu tubuh Donghae “kau sudah tidak demam lagi..”
“apa aku
sakit?”
“babo!!
Tentu saja.. demammu tinggi sekali semalam..”
Namja itu menunduk pelan.. “Hae.. gwaenchana?” Leeteuk
nampak cemas melihat Donghae yang diam seketika.
“mianhae
hyung..”
“untuk apa?”
“aku sudah
menyakiti hyung..”
“mworago??
Aaiisshh.. tentu saja tidak.. kau tidak menyakitiku..” ujar Leeteuk seakan tahu
kemana arah pembicaraan Donghae “kau hanya sedang jengkel.. wajar kalau
dongsaeng sebal dan jengkel pada seorang hyung, itu artinya.. kau sudah
menganggapku sebagai hyung..”
Donghae memandang Leeteuk lekat, matanya berkaca-kaca..
“gumawo hyung…” Leeteuk hanya membalas mengusap kening Donghae “umma tidak
pernah peduli apa aku sakit.. apa aku pulang malam.. tapi, selama ini hyung
sangat peduli padaku.. apa hyung tidak marah saat aku mengabaikan hyung??” kembali
pertanyaan polos itu terlontar.
Leeteuk tersenyum, ia paham sifat polos Donghae.. “aniyo..”
jawabnya “tidak ada seorang hyung yang akan marah pada dongsaeng yang di
sayanginya..”
Jawaban Leeteuk membuat Donghae memeluknya erat, sekalipun
mereka masih dalam keadaan berbaring. Leeteuk membalasnya dengan usapan pelan
di punggung Donghae.
“aku takut
sekali tadi malam..” ujar Donghae pelan.
“sudah,
jangan di ingat lagi..” jelas Leeteuk tahu bagaimana masalalu Donghae. hampir
semuanya sudah diceritakan oleh ummanya “mulai sekarang hyung akan
melindungimu.. asal..”
“asal?
Kenapa harus ada syarat?”
“asal.. kau
selalu memanggilku ‘hyung’ seperti ini..”
“eeoohh???
Ahhh.. araseo!!” jawab Donghae.
…………………………………………
“habiskan
sarapanmu..”
“masitaaaa….”
“kau suka??
Akan hyung buatkan lagi nanti..”
“buatkan
setiap hari makanan yang enak..”
Untuk pertama kalinya ada percakapan indah di antara
mereka. Leeteuk sibuk dengan masakannya, Donghae sibuk merecoki hyung-nya.
“duduk dan
jangan coba-coba berniat membantu!!”
“waeyo?”
“kau akan
merusak masakanku!!” cibir Leeteuk. Donghae hanya tertawa kecil, tentu saja
hyungnya benar soal itu. ia sendiri memang tidak pernah memasak sebelumnya.
“kau tidak
pergi bekerja hyung?”
“aku ijin
hari ini..”
“waeyo?”
“hyung ingin
menamanimu.. kau masih belum sembuh benar..”
“aku bukan
balita hyung..”
“justru
karena itu, kau bisa berbuat macam-macam nanti…”
“hyung
mencemaskanku?” tanyanya.
Leeteuk memutar tubuhnya menghadap Donghae “kau dongsaengku
satu-satunya.. tentu saja hyung cemas..”
“gumawo…”
ujarnya “untuk kali ini aku juga akan berterimakasih pada umma karena sudah
memberiku hyung sepertimu..”
“kau
membenci umma?”
“ani.. aku
tidak pernah mengatakannya bukan? Aku hanya tidak suka umma yang
mengabaikanku.. aku tidak suka sendiri.. akau benci..” Donghae menundukkan
kepalanya “aku takut..”
Grreepp.. Leeteuk memeluknya dengan segera “hyung janji
akan menjagamu Hae..”
Donghae membalas pelukan Leeteuk, menyembunyikan kepalanya
di dada Leeteuk.
“hyung.. aku
suka pelukan hyung..”
“kalau
begitu hyung akan memelukmu setiap waktu..”
“tapi aku
sudah besar.. apa itu tidak terlalu kekanakan?”
“bukankah
kita baru saja menjadi hyung dan dongsaeng? Aggap saja kita baru terlahir dan
masih kanak-kanak..”
Donghae tertawa mendengarnya..
………………………………………………………….
Donghae diam
menatap meja kosong di depannya. Malam itu, Appa dan Ummanya baru saja pulang
dari Busan sejak seminggu yang lalu. Ia duduk di samping Leeteuk yang tampak
hangat berbincang dengan mereka.
“ahh.. Hae,
ini untukmu..”
Donghae menatap namja paruh baya yang baru saja menjadi
Appanya. Dengan ragu ia mengambil benda itu dari tangan Appanya.
“Appa tahu
kau suka mendengarkan musik, bahkan suka menari-nari sendiri.. jadi Appa
belikan ini untukmu..” sebuah headset baru berwarna putih biru. Perpaduan warna
kesukaan Donghae dan Leeteuk.
“Appa tidak
membelikan sesuatu untukku?” protes Leeteuk.
“mwo?? kau
kan sudah bisa membeli kebutuhanmu sendiri.. kau juga sudah sering Appa
belikan..” Leeteuk hanya menggerutu pelan sambil tersenyum ringan. Tentu saja
ia tidak serius.
“ini.. Umma
membelikanmu daging segar..”
“MWO??
sinca?? Aku akan memasak makanan yang enak untuk kita..” gembiranya “Umma, kau
sangat pengertian.. bahkan daging ini susah sekali mencarinya di daerah kita..”
Di tengah keramaian itu.. Donghae tetap diam menyaksikan
keluarga barunya.
Terdengar bunyi seorang mengetok pintu, pelan namun bisa
terdengar oleh sang pemilik kamar..
“oohh..
Hae?”
“A..Appa..”
Donghae mematung di depan pintu yang baru saja diketoknya.
“waeyo?”
tanya Appa lembut
“gumapta..”
Sang Appa tersenyum “kau memanggilku Appa?” dan namja itu
mengangguk “kemarilah..” ia memeluk Donghae penuh sayang.
Leeteuk dan Umma yang menyaksikan itu hanya bisa diam
terharu.
“sudah lama
sekali aku tidak merasakan ini.. aku bahkan hampir lupa bagaimana rasanya di
peluk seorang Appa..” tutur Donghae
“haha.. kau
memang manja seperti yang di katakan ummamu..”
“mwo??”
Donghae melepas pelukannya “Umma bilang begitu?”
“ne..”
“tapi aku
tidak manja!! Aku bisa melakukan semua sendiri.. Appa, jangan percaya pada
umma!!” tegas Donghae, sontak membuat mereka yang mendengarnya tertawa.
“Yak, kalian
kenapa tertawa? Tidak lucu!!” sanggahnya sambil mengerucutkan bibir lucu.
“aaiiissh!!”
………………………………………
Hari itu adalah hari dimana Donghae merasa ia membutuhkan
keluarga dalam hidupnya. Ummanya berjanji akan berhenti bekerja di kantor dan
hanya akan membantu Leeteuk di restorannya. Artinya ia akan mempunyai banyak
waktu untuk mengurus anak-anaknya terlebih Donghae. sang Appa, memang jarang
ada waktu bersamanya, tapi ia tak pernah absen menghubungi keluarganya setiap
hari. Leeteuk memegang janjinya untuk menjaga dan melindungi Donghae. namja
itu, kini tidak akan merasa kesepian lagi.. tidak akan merasa sendirian lagi..
“umma,
gumawo karena sudah menikah dengan Appa dan memberiku hyung seperti Leeteuk
hyung..” ungkap Donghae.
“ne,
mianhae.. kalau selama ini umma mengabaikanmu.. Umma janji tidak akan begitu
lagi..”
Donghae hanya mengangguk dan melempar senyumnya. Ia memeluk
erat yeoja yang dipanggilnya umma itu.
“saranghae
umma..”
“nado, nae
aedul..”
==the end==
Tidak ada komentar:
Posting Komentar