Selasa, 24 Juni 2014

PERHAPS LOVE



 Perhaps love is like a resting place
A shelter from the storm
It exists to give you comfort
It is there to keep you warm
And in those times of trouble
When you are most alone
The memory of love will bring you home

Perhaps love is like a window
Perhaps an open door
It invites you to come closer
It wants to show you more
And even if you lose yourself
and don't know what to do
The memory of love will see you thru

O love to some is like a cloud
To some as strong as steel
For some a way of living
For some a way to feel
And some say love is holding on
And some say letting go
And some say love is everything
And some say they don't know

Perhaps love is like the ocean
Full of conflict full of pain
Like a fire when it's cold outside
A thunder when it rains
If I should live forever
And all my dreams come true
My memories of love will be of you

Minggu, 22 Juni 2014

DESTINY LOVE -8-



==Part 8==
            “HYUNG!! TUTUP PINTUNYA!” teriak Donghae setengah ketakutan. Tubuhnya terduduk di sofa panjang, tangannya memeluk lutut yang di tekuknya. Siwon menghampiri Donghae dengan penasaran.
            “waeyo Hae?” tanyanya lembut.
            “ada yang mengikutiku.. aku takut hyung.. kenapa hyung tidak pulang-pulang dari tadi?” gerutunya. Donghae sempat menguhubungi Siwon berulang kali tadi, tetapi karena Siwon sedang mengurus pekerjaan Shindong, ia tidak sempat mengangkatnya.
Siwon terkekeh “kau ini namja, kenapa takut? Hajar saja kalau mereka menyakitimu.. bukankah sudah ku ajarkan taekwondo padamu?” ujarnya sambil duduk di samping dongsaengnya.
            “mereka banyak hyung, mana mungkin aku menang.. apa mungkin mereka mau menculikku? Apa mereka alien hyung?”
            “ahh.. APPO!!” jitakan kecil mendarat di kepala Donghae membuatnya mengeluh seketika.
            “mana ada alien di jaman sekarang? Lagipula mana ada orang yang mau menculikmu? Paboya!! Kita bukan orang kaya..” Siwon tak habis pikir bagaimana dongsaengnya bisa beimajinasi seperti itu “sudahlah.. kau sudah makan?”
            “isshh.. bagaimana aku bisa makan hyung? Aku sangat ketakutan tadi..”
Siwon kembali tertawa, ia mengoyak rambut Donghae pelan. “baiklah..” Siwon hendak berdiri menyiapkan makan malam sebelum Donghae menahannya “waeyo?”
            “hyung, kalau mereka benar-benar penculik dan membawaku pergi apa yang akan kau lakukan?” tanyanya polos.
Siwon menghela nafas panjang “akan ku pukul mereka.. tidak ada yang boleh membawamu pergi dari kami.. siapapun itu..”
Gllepp.. Donghae memeluk Siwon erat “gumawo hyung!”
Siwon membalasnya, mengusap pelan punggung Donghae. sedikit pikirannya melayang, tadi ia juga sempat melihat dua orang bertingkah aneh di ujung gang. Apa mungkin mereka yang dimaksud Donghae? pasalnya ia belum pernah melihat mereka.. pemiliki supermarket di dekat gang itupun mengaku kalau mereka bukan pelanggannya.
…………………………………………………

Eunhyuk mendapati rumahnya dalam keadaan sepi. Namun saat ia berada di dekat kamar Eunbi seperti ada keributan kecil di sana. Tangannya hampir membuka pintu warna putih itu kalau ia tidak mendengar namanya di sebut..
            “bagaimana dengan Eunhyuk? Appa tidak bisa menyembunyikan masalah ini selamanya darinya kan? Waeyo Appa.. kenapa Appa melakukan itu dulu? Eunhae bahkan tidak tahu apapun..” isak Eunbi.
Sang Appa menduduk “mianhae Eunbi-ya.. tapi.. tapi.. Appa sudah menemukannya sekarang.. Appa akan menebus semua kesalahan Appa padanya..”
            “nuguya??” Eunbi dan Tuan Lee terkejut. Tanpa mereka tahu kalau Eunhyuk mendengarkan mereka dari tadi.
            “Eunhyuk-ah…”
            “Eunhae.. nuguya??” merasa tidak ada jawaban ia akhirnya berteriak “JELASKAN PADAKU.. jebal.. apa yang sebenarnya kalian sembunyikan??” pintanya.
…………………………………………….

            “kau masih takut?” tanya Siwon. Donghae menggeleng lucu.
            “kau ini.. kau sudah bukan anak umur lima tahun lagi.. masih penakut eooh?” gurau Sora. Ia mendengar cerita Siwon soal kejadian tadi dan hanya tertawa yang bisa dilakukan.
Siwon dan Sora sama-sama berpikir ‘kau tak pernah berubah Hae.. kau tetap dongsaeng kecil kami..’.
            “jadi bagaimana? Kau mau tidur denganku malam ini?” tawar Siwon dan kali ini Donghae mengangguk cepat, ia tak ingin hyungnya berubah pikiran. “ambil selimutmu lalu pergi kekamarku..” ujarnya kemudian. Sedangkan Sora, ia masuk ke kamarnya dan meninggalkan dua dongsaengnya yang pasti akan berdebat sebentar lagi.
Donghae beringsut melesat cepat, ia kembali dengan selimut tebal biru tua kesayangannya. Kembali ia duduk di samping Siwon meletakkan kepalanya di bahu hyungnya dan bersiap memejamkan mata. Namu ia terpaksa membuka mata lagi saat Siwon berseru..
            “ku bilang ke kamar Hae.. bukan di sini..”
            “tapi kau belum ke kamar hyung..” lirinya.
            “aaiisshh.. aku masih menyelesaikan pekerjaanku.. tunggulah di dalam..”  ia alihkan matanya dari laptop yang di hadapnya.
            “shieroo!!”
            “di kamar hyung tidak ada alien.. tidak usah takut.. lagipula kau sebentar lagi masuk universitas, mana ada mahasiswa yang takut tidur sendirian?” ejek Siwon.
            “HYUNG!!” teriak Donghae.
Siwon memekik “Arra.. Kajja..” akhirnya ia membawa serta laptop dan pekerjaannya. Donghae tersenyum puas sambil mengekor langkah Siwon.
…………………………………..

Pagi itu.. Yuri dan Chulsoo nampaknya baru pulang dari Jeju. TaeJi dan Daewoo tak hentinya menggoda mereka sampai Sora datang.
            “OMO!! Apa aku tidak salah lihat? Kau bisa datang sebelum aku?” tanya Sora “apa karena sekarang ada Chulsoo yang mengatarmu? Aigooo….”
            “Yak, Sora!! Tentu saja bukan karena itu.. aku sudah bertekad untuk disiplin waktu..”
            “itu karena kau harus bangun pagi dan mengurus Chulsoo hyung, noona..” sahut Taeji. Yuri hanya tersipu, ia saling pandang dengan Chulsoo di sampingnya.
            “sudah.. aku akan pergi dulu.. nanti ku jemput lagi..” pamit Chulsoo kemudian. Yuri mengangguk, ia tak akan menahannya untuk bekerja.
Setelah Chulsoo keluar, ganti seorang namja masuk..
            “Sora-ya..” panggilnya. Sora menoleh, ia hampir tercekat melihat siapa yang datang menemuinya.
            “Yesung Oppa??” seruan itu membuat Taeji, Yuri dan Daewoo saling pandang. Mereka tahu persis siapa Yesung sebenarnya dan yang tak mereka tahu hanya hubungan masa lalunya dengan Sora.
            “aku ingin mengajakmu pergi hari ini..”
Sora memandang tiga orang di sampingnya mencari persetujuan.
            “pergilah.. tapi ingat, kau berhutang penjelasan pada kami bertiga..” ujar Yuri dan di setujui oleh Daewoo dan Taeji.

Sora beriringan dengan Yesung di sebelahnya yang sejak tadi mencuri pandang ke arahnya. Yesung menyenggol jemarin Sora.. hingga akhirnya keduanya saling menggandeng.
            “kau senang?”
            “ne..”
            “aku lebih senang lagi..”
            “waeyo?”
            “karena aku bisa melihatmu lagi Sora-ya.. dan aku merasa penantianku tidak sia-sia..” Sora ikut tersenyum mendengar jawaban Yesung. “gumawo.. sudah menerimaku” Sora mengangguk kecil.
Yesung berhenti melangkah, ia menarik Sora menghadapnya. Mata dengan mata, keduanya saling pandang dengan arti dalam. Yesung menyentuh rambut halus Sora dan mengusapnya pelan.
            “OPPA!!” Yesung terkejut, ia mencari sumber suara yang memanggilnya.
Seorang yeoja berjalan ke arah mereka dengan cepat, wajahnya sulit di artikan.
            “Eunbi-ya?” Sora sama terkejutnya melihat kedatangan Eunbi, jelas ia tidak tahu apapun soal hubungan Eunbi dengan Yesung. “kenapa kau bisa ada di sini?”
            “jadi benar dia yeoja itu Oppa? Sampai kau tidak memilihku dan membatalkan perjodohan itu juga mengabaikan perasaanku pada Oppa?” tanyanya bertubi.
            “Eunbi-ya..”
            “selamat Sora ssi..” ucapnya pada Sora yang terdiam “aku tidak akan mengharapkan Oppa lagi.. aku tahu itu tidak ada gunanya, bagaimanapun aku berusaha, Oppa tidak akan pernah berubah kan?”
Eunbi memilih pergi dari mereka, tapi tanganya di tahan Yesung.
            “mianhae Eunbi..”
            “kau tidak pernah memahamiku Oppa.. tidak sedikitpun kau memberiku kesempatan untuk kau lihat sebagai seorang yeoja.. aku sakit hati.. aku membencimu.. aku marah.. tapi apapun itu tak akan pernah mengubah keadaan.. aku akan berusaha menerima kenyataan ini..” Eunbi melepas genggaman Yesung di lengannya. Yeoja itu kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.
………………………………………………………

Eunhyuk menatap Donghae yang tengah tidur sambil mendengarkan lagu sepertinya. Kalau boleh Eunhyuk menebak, pasti lagu itu lagi yang didengarnya. Ia masih bertanya kebenaran yang baru ia dapat..

=flashback on=
            “Kau terlahir kembar Hyuk.. kau punya dongsaeng kembar.. Appa membuang dongsaengmu karena Appa marah padanya.. karena dia, ummamu meninggal.. karena melahirkannya dia meninggal..” terang Tuan Lee “tapi Appa salah, Appa hanya tidak mau menerima kenyataan.. dokter mengatakan penyakit yang di derita umma kalian sudah sangat parah dan nyawanya tinggal menghitung hari.. di saat itu, Appa tahu kalau ternyata umma kalian mengandung bayi kembar.. saat bayi akan lahir, kondisi umma kalian tiba-tiba drop.. Uisa harus menyelamatkan satu dari mereka.. dan umma kalian memilih menyelamatkan bayi keduanya.. karena ia berpikir, sekalipun ia selamat nanti.. tak ada gunanya karena penyakit itu sudah parah.. kalau bayi itu yang selamat setidaknya ia memiliki hidup yang lebih panjang.. ia tak mungkin membunuh anaknya sendiri demi hidupnya yang juga tak lama..”
Eunyuk terhenyak dengan kenyataan itu.
            “dua hari setelah itu umma kalian meninggal, Appa membuang bayi itu.. meninggalkannya di rumah sakit karena waktu itu keadaannya juga sangat lemah dan hanya membawamu saja untuk pulang kerumah..”
            “waeyo? Appa tega melakukan itu?”
            “mianhae.. Appa menyesal Eunhyuk-ah.. Appa menyesal karena membuang Eunhae..”
            “jadi namanya Eunhae?”
            “itu nama pemberian umma..” sahut Eunbi “Umma sudah memberi kalian nama sebelum kalian lahir.. umma sebenarnya tahu kalau ia mengandung bayi kembar, ia sudah memohon pada Uisa untuk menyelamatkan kedua putranya..”
            “lalu.. Appa bilang sudah menemukannya?”
            “ne.. Appa sudah menemukannya, selama ini Appa mencari keberadaannya..”
            “odie?? Nugu??”
Tuan Lee menghela napas “dia.. dia adalah Choi Donghae..”
            “MWO??”
            “kau mengenalnya?” tanya Eunbi, ia tidak biasa melihat keterkejutan dongsaengnya.
            “Choi Donghae? dongsaeng Siwon hyung?” Tuan Lee mengangguk membenarkan.
Eunhyuk diam, Eunbi ganti terkejut. Yang ia tahu Siwon adalah dongsaeng Sora.. jadi secara otomatis Donghae adalah dongsaeng Sora juga..
==flashbac off==

            ‘apa benar kau saudara kembarku Hae? kau dongsaengku?’ batin Eunhyuk. Tangannya ingin menyentuh wajah Donghae yang masih pulas tertidur.
            “apa mungkin semua persamaan yang kita miliki itu karena kita saudara kembar? Jadi itu bukan kebetulan? Itu adalah tanda agar aku mengenalmu?” kata Eunhyuk pelan.
            “apa yang kau katakan?” tegur Jihyun yang tiba-tiba muncul “kenapa kau memandangnya seperti itu? kalian sudah akur?”
Eunhyuk kembali ke tempat duduknya “gwaenchana..”
Tanpa mereka tahu, Donghae ternyata mulai bangun. Ia mendongakkan kepalanya perlahan sambil membuka mata. Silauan cahaya dari jendela sempat membuatnya terpejam lagi.
            “kalian??” ujarnya sambil setengah terpejam “berisik..”
Eunhyuk menoleh, memandang Donghae cukup lama..
            “kenapa kau melihatku seperti itu? aku bukan alien!” protesnya.
            “ah… aniyo..” kilah Eunhyuk “kau tidur saat mendengarkan lagu itu?” lanjutnya dan Donghae mengangguk. Eunhyuk mendapat satu jawaban lagi dari rasa penasarannya ‘apa yang harus kulakukan sekarang Hae? apa aku harus membencimu? Atau aku harus mengakuimu?’ lamunnya.
            “ah, Hae.. nanti malam.. kau tidak ada jadwal bekerja di toko buku kan?”
            “waeyo?”
            “aku ingin mengajakmu keluar sebentar.. kutunggu nanti di gerbang sepulang sekolah.. jangan menolak!” perintah Eunhyuk, lalu disambutnya dengan langkah cepat. Ia bingung harus memulai dari mana.
Jihyun kembali mengejarnya, yeoja itu masih setia di dekat Eunhyuk sekalipun kenyataannya ia tersisih dari hati namja itu.
Donghae masih bingung dengan perkataan Eunhyuk, ia merasa masih bermimpi saja. namun ia sadar kalau ia sudah bangun, dan apa yang didengarnya baru saja ialah kenyataan.
………………………………………………………

            “ini tempat apa?” tanya Donghae was-was. Sejak ia menuruti ajakan Eunhyuk banyak pertanyaan muncul di otaknya. Ia berjalan di belakang Eunhyuk dan Yunho pengawal pribadi Eunhyuk. Di sebuah meja bulat di sudut ruangan itu, nampak dua orang, Tuan Lee dan Eunbi yang menunggunya.. Eunhyuk menyuruh Donghae duduk di sebelahnya setelah ia sendiri duduk di dekat Eunbi. Yunho berdiri agak jauh dari mereka dan tetap menjaga tuan mudanya.
            “Choi Donghae imnida..” kenal Donghae setelah Eunhyuk memberitahunya kalau mereka adalah Appa dan Noonanya. Sekalipun ia masih bingung kenapa Eunhyuk mengajaknya ke sana bahkan tanpa Kibum atau Jihyun teman dekat Eunhyuk, Donghae tak ingin di anggap tak sopan.
            “Appa punya restoran yang cukup terkenal di Seoul dan Noona, pemilik Bi Caffe.. kurasa Siwon hyung sering bercerita padamu..” jelas Eunhyuk “jadi aku mengundangmu untuk menikmati makanan di restoran kami…” lanjutnya dan Donghae mulai mengerti kini.
            “Apa makanan kesukaanmu?” tanya Eunbi ramah.
            “eooh?? Aku suka soup tahu.. noona..” senyumnya riang “tapi aku juga suka makan sosis..” ujarnya pelan. Eunbi dan Tuan Lee nampak terkejut.
            “kau suka makanan yang sama dengan Eunhyuk..” Tuan Lee bicara “apa kau juga suka makan ice cream?” Donghae mengangguk cepat saat mendengar ice cream “kalau begitu kau harus mencoba ice cream produk kami..” Tuan Lee memanggil seorang pelayan dan memesan ice cream untuk Eunhyuk dan Donghae.
            ‘kalian benar-benar mirip.. tapi kenapa kau harus menjadi dongsaeng Sora? Kenapa harus yeoja itu?’ batin Eunbi “eeooh, Donghae-ya.. makanlah yang banyak..” tawar Eunbi kemudian saat semua makanan tersaji di depan mereka “Hyuk, kau jangan rakus..” ia tahu kebiasaan makan banyak Eunhyuk.. mungkin itu satu-satunya yang membedakan Eunhyuk dengan Donghae.
            “jadi kau tinggal bersama Sora dan Siwon?” Donghae membenarkan “mianhae aku memecat Siwon kemarin, kalau kau mau aku bisa menyuruhnya bekerja lagi..”
            “ah.. gwaenchana noona.. hyung saat ini ingin fokus pada kuliahnya dan juga.. ia sudah bekerja sebagai asisten sutradara.. hyung tertarik dengan dunia film..” jelasnya panjang lebar “pekerjaan yang kemarin sebenarnya karena kami butuh banyak biaya untuk hidup dan sekolah. Tapi sekarang semuanya sudah teratasi..” senyumnya merekah saat menceritakannya. Donghae memang selalu senang kalau ia harus bercerita soal noona dan hyungnya. Ia begitu bahagia memiliki mereka.
            “kata Eunhyuk ku pernah tinggal di Jinan?”
            “ne, setelah Sora noona lulus sekolah, ia mendapat beasiswa di universitas Seoul.. jadi aku dan hyung ikut pindah ke sini..”
            “bukankah itu sangat sulit? Bagaimana orang tua kalian?”
            “Appa dan umma meninggal saat usiaku 10 tahun.. sejak itu kami hidup bertiga.. awalnya memang sulit, untuk hidup saja kami harus bekerja di beberapa tempat seusai sekolah..”
Tuan Lee makin tertarik “jadi sekarang kau juga masih bekerja?”
            “ne, di toko buku…”
            “bukankah kau sudah kelas tiga? Tidak takut nilaimu turun?” goda Eunbi.
Donghae tersenyum “tentu saja aku takut noona, tapi aku butuh uang untuk masuk universitas juga..” sahutnya, membuat Tuan Lee dan Eunbi menelan ludah.
Eunhyuk tak banyak bicara, ia sedang mencerna semua yang dikatakan Donghae.
            “apa mereka orangtua kandungmu? Maksudku.. Appa dan Umma..”
            “eeooh?” Donghae menghentikan makannya “mengapa anda menanyakan itu?”
            “ahh.. itu karena kau dan Siwon sepertinya tida terlalu mirip..” gurau Eunbi “kau begitu manis dan Siwon..”
            “hyung sangat tampan..” sahut Donghae “ne, banyak yang mengatakan itu noona..” senyumnya “ dan memang mereka orangtua noona dan hyung..” lanjutnya “saat aku 5 tahun, umma meninggal.. sejak itu aku ikut dengan keluarga Choi..”
            “lalu bagaimana dengan Appa-mu?”
Donghae makin tak mengerti dengan arah pertanyaan Tuan Lee “Appa… aku tidak tahu, umma tidak pernah mengatakannya..”
            “apa kau membenci Appamu? Bagaimana kalau kau bertemu denganya sekarang?”
            “jeosonghamnida.. kenapa Ajjussi bertanya seperti itu?” Tuan Lee salah tingkah.. ia ingin mengatakan kebenarannya.. tapi..
            “ani.. gwaenchana, hanya ingin tahu saja.. mianhae..”
Suasana canggung seketika, Eunhyuk dan Eunbi mendudukkan kepala dari tadi. Mereka hanyut dalam pikiran masing-masing.