Selasa, 01 Maret 2016

Crown of Prince [8]



Genre : Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk] _ Kim JongWoon [Park Yesung] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin] _ Lee Donghae [Park Donghae]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
THE LITTLE PRINCE [BY-RYEOWOOK]
>< 
..
>< 
Crown Of Prince_08
-I will stand on your side.. Gwaenchana, I’m here-
>< 
..
>< 
Kecemasan Donghae belum hilang, bahkan kini ia melihat Leeteuk dengan lesu keluar ruangan itu.
            “hy..hyung..” perlahan dihampirinya Leeteuk yang malah nampak terkejut.
            “Hae, untuk apa kau disini? Siapa yang memberitahumu?”
Donghae memperlihatnya berita yang baru dibacanya.
            “aiissh, cepat sekali..” umpatnya “sudahlah, gwaenchana.. kita pulang..” Leeteuk menuntun Donghae pergi dari sana.
>< 
..
>< 
            “ini makan lagi..” sepotong tahu sutera kesukaannya diletakkan oleh Leeteuk di mangkuk Donghae “jangan terlalu dipikirkan, hyung pasti bisa mengatasi ini..”
            “bagaimana kalau mereka menutup hotel kita?”
            “itu tidak akan terjadi, percayalah..” sekeras apapun sikap Donghae ia tetap seorang dongsaeng yang memiliki empaty besar pada saudaranya. Itu kenapa Leeteuk tak ingin Donghae selalu tahu masalahnya. Anak itu masih belum terlalu stabil.
            “hyung gwaenchana?” Sungmin dan Yesung pulang bersama hari ini “semua yang ku dengar itu..”
            “nde..”
            “dia kenapa?” tunjuknya pada Donghae
            “Donghae menyusulku ke kantor polisi tadi tapi semua baik-baik saja. aku akan segera menyerahkan ini pada pengacara kita..”
Mendengar penjelasan Leeteuk, Yesung menangkap sesuatu yang aneh juga di wajah adiknya. dia tahu persis siapa Donghae.
Hah, bahagia sekali sebenarnya menjadi maknae mereka. Semua sisi yang dibutuhkannya selalu bisa ditangkap oleh hyungdeulnya. Mereka bahkan seakan berbagi tugas dengan sendirinya untuk mengawasi Donghae.
Punggung tangan Yesung menempel di kening Donghae..
            “wae? Kau tidak demam..”
            “gwaenchana hyung..”
            “kau bohong lagi? kau tahu kan kalau kami tidak suka kebohongan?”
            “aku hanya mencemaskan Leeteuk hyung saja, sebentar lagi Appa pulang, kalau kasus ini tidak selesai.. tamatlah kita di depan Appa..”
Ha ha ha ha..
            “kenapa tertawa?”
            “Appa tidak pernah marah pada kita kan?”
            “Appa memang tidak marah, tapi aku tidak suka kalau ia menyuruh hyung untuk pindah ke Jepang atau kemanapun..”
Deg..
Deg..
Benar.
            “hyung, bagaimana sebenarnya?”
            “karena malu ketahuan selingkuh, perdana menteri itu juga menuntut hotel kita karena tidak menjaga privasi penyewanya dengan menyebarkan keberadaannya di sana. bahkan orang-orang kini melihat sebelah mata hotel kita. mereka berpikir kalau diam-diam hotel itu adalah..”
            “hotel mesum??” serobot Sungmin
            “jaga bicaramu..” Yesung tentu masih kuatir dengan Donghae yang diam sejak tadi. Ia yakin anak itu sudah mengetahui semuanya “mereka tidak bisa melakukan itu, tidak ada bukti kan?”
            “yang jadi masalah bukan itu.. pasalnya, hari itu memang kesalahan salah satu pegawai kita. mereka sengaja mengumbar foto perdana menteri dengan selingkuhannya yang tak sengaja di lihatnya saat melewati loby. Tidak disangka itu justru dilihat oleh putra perdana menteri.. dan kau tahu kan setelah itu..”
            “hyung.. aku ke kamar..” pamit Donghae tiba-tiba.
Aneh. Ya, Donghae memang aneh. Dia selalu merasa terluka saat kakaknya berada dalam masalah. Sedangkan keadaan dirinya sendiri tak pernah dipikirkan.
Yesung menyambar lengan Donghae..
            “ini bukan masalah besar, percayalah.. dalam hitungan hari semua akan selesai.. apa yang kau takutkan eoh? Kau takut Teuki hyung masuk penjara??”
            “aku membenci tempat itu hyung..”
            “itu tidak akan terjadi!!” tegas Leeteuk “percayalah.. ini bukan masalah besar Hae. siapapun lawan kita nanti.. selama kita berada di jalan yang benar.. kitalah pemenangnya..”
            “nde, aku percaya..” angguknya. Selanjutnya ia menguap pelan “hyung, aku ingin tidur..”
            “kemarilah..” Yesung kembali menariknya. Kali ini tubuhnya ikut tergeletak di dipangkuan Yesung “sudah, tinggal kau pejamkan mata..”
Donghae menurut. Toh di kamar nanti ia juga tidak akan bisa tidur jika memikirkan masalah itu. dengan begini ia bisa setidaknya merasa kenyamanan dari pelukan Yesung.
>< 
..
>< 
“Halmoni…” rengeknya manja “aniyo.. aku tidak ingin kau sakit, jadi jangan pikir macam-macam lagi.. aku baik-baik saja di sini. Sungmin hyung membuatkanku makanan enak, Yesung hyung selalu memeriksa semuanya, Leeteuk hyung menjaga kami dengan baik.. lagipula aku bukan anak kecil lagi.. sudahlah..”
Leeteuk menyahut ponsel Donghae “nde Halmoni, kami menjaganya dengan baik.. tenang saja..” tapi sesaat kemudian ia mendelik “MWO?? AIIGGOO!! AAIISSHH.. PARK DONGHAE!!” teriaknya “nde, arraseo.. akan ku atasi dia..”
Pip..
Donghae membohongi Leeteuk, sejak kapan ia bisa manja pada Harabeoji dan Halmoni?? Mereka tidak pernah mengajarinya untuk itu.. jadi, tadi.. rengekan itu hanya ulah isengnya..
Hahaha..
            “YAK!! kau tidak kuliah hari ini?”
            “SHIRREEOO!!” teriaknya “aku tidak akan kuliah sampai aku yakin kau bisa menyelesaikan masalahmu hyung..”
            “OMO, yak.. Donghae-ya..”
            “aku tidak akan mengubah keputusanku hyung.. aku hanya akan bekerja di tempat Sungmin hyung..”
            “waeyo?? Apa kau menyukai seorang gadis sampai kau malu menemuinya kalau ia tahu kau adalah salah satu putra Tuan Park??” Goda Sungmin “atau..”
            “DIAM HYUNG!!”
            “eoh, jadi benar?” Yesung menyahut sambil membenahi kemeja putihnya, ia sudah bersiap pergi ke rumah sakit pagi itu “kalau begitu doa yang kemarin kau minta itu bukan untukku atau Leeteuk hyung? Untumu sendiri??”
            “hyungie…” ibanya
Hahaha..
Mereka tertawa..
Han Hyun Pil mendengar semua candaan mereka. Ia ikut senang, bahkan di situasi yang sulitpun mereka saling menguatkan.. dan masih bisa tertawa.. itu karenanya..
            “Tuan muda yang hebat..” gumannya melirik Donghae “pantas saja mereka menjagamu..”
            “ah.. Ahjjussi… aku mau coklat panas..” teriak Donghae tiba-tiba
            “kau mengalihkan pembicaraan eoh??”
            “aniyo hyung.. aku mual..”
            “mwo??”
            “aku mual dengan pernyataan kalian..”
            “YAK!!” kembali mereka berteriak. Jadilah pagi ini penuh teriakan.
Di tengah teriakan itulah ponsel Leeteuk berbunyi..
            “nde??”
            “…..”
            “arra..”
Pip. Leeteuk menutup ponselnya.
            “aku harus pergi..”
            “aku ikut hyung..” pinta Donghae “aku tahu itu dari Sekretaris Choi kan? Aku akan ikut denganmu hari ini.. jebal.. ijinkan aku..”
            “bagaimana dengan pekerjaanmu? Kau bilang hanya akan membolos kuliah kan? Ini akan baik-baik saja.. percaya padaku. Aku akan pulang untuk makan malam nanti.. jadi pergilah dengan Sungmin..”
            “tapi hyung..”
            “kalau ada sesuatu yang terjadi, aku akan langsung menghubungimu Hae..”
Akhirnya dia mengalah “baiklah..”
>< 
..
>< 
            “ada apa Hae? kenapa wajahmu begitu hari ini? kau sakit?” tanya seorang pelanggan yang memang sudah mengenal Donghae “kau mau duduk di sini?” tawarnya
            “tidak, terimakasih.. aku baik-baik saja..”
            “eoh..”
            “mian.. aku harus melanjutkan pekerjaan Noona..”
            “nde, arraseo.. semangat!”
            “gumapta..”
Donghae kembali ke tempatnya.. sudah ada beberapa nampan yang harus diantarnya ke meja pelanggan. Hari ini tak beda dari kemarin, caffe masih sangat ramai apalagi di jam makan siang seperti ini.
            “Hey..” Yoon Chan memukul bahu Donghae “kau memikirkan hyungmu?”
            “eoh, Yoon Chan hyung.. darimana..”
            “aku selalu tahu Hae..” tiba-tiba wajahnya menjadi murung “sudah, serahkan pekerjaan ini padaku..” Yoon Chan mengambil nampan penuh pesanan dari tangan Donghae “pergilah ke belakang dan istirahat di sana.. kau tidak bisa melayani pelanggan dengan wajah dan mood seperti itu.. mereka bisa curiga atau malah kabur karena tidak betah melihatmu..”
            “tapi hyung..”
            “kau tak perlu cemas.. aku dan yang lain bisa mengatasi ini.. aku yakin Sungmin hyung tidak keberatan akan ini. aku yang bertanggung jawab..” paksanya lembut sembari memutar tubuh Donghae mendorong punggungnya untuk masuk ke ruang belakang.
Donghae patuh pada Yoon Chan..
Ia menghempaskan tubuhnya di sofa kesayangan Sungmin dan Saeun..
            “yogie..”
            “mwo??”
Sungmin yang melihatnya masuk menyusul kemudian.. “ku belikan game baru.. sebaiknya kau main saja daripada melamun dan memikirkan hal aneh.. ini bisa meringankan pikiran..”
Ide yang bagus juga.
            “nde.. gumawo hyung..” Donghae mencoba tersenyum menerima pemberian Sungmin “aku akan melakukan saran hyung.. sepertinya bagus..”
            “baiklah.. hyung harus kembali ke dapur..”
…. ….
…. ….
Tidak.. game itu tidak membuatnya nyaman. Ia memainkannya dua puluh menit.. tapi sudah sangat bosan. Donghae ingin melakukan sesuatu yang lain.. hah. Ia melirik buku gambar di tumpukan rak novel milik Saeun. Beberapa lainnya hanya ada komik dan buku masak milik Sungmin. Tangannya bergerak ke sana, mengambilnya beserta pensil yang biasa digunakan Sungmin untuk membuat konsep kue. Lembar pertama buku itu bergambar cup cake yang cukup membuat air liur menetes.. pantas saja, hanya melihat gambar saja sudah tergoda untuk memakannya apalagi kalau sudah jadi. Diakui Donghae, hyungnya itu memang sangat jago membuat kue. Lembar berikutnya masih sama.. sejenis macaroon yang dibuat khusus.. sepertinya itu untuk Saeun.. tertulis jelas disana, dibawah gambar itu..
Ah, akhirnya ia menemukan lembar kosong juga..
Donghae membawanya untuk duduk di sudut jendela kaca yang mengarah ke jalan raya. Tangannya masih sempat memutar lagu kesukaannya..
♫♪ My Everything ♪♫ ….
Tangannya perlahan mulai menggores kertas itu..
♫♪ My Everything ♪♫ ….
>< 
..
>< 
            “Perdana Menteri menuntut Crown of Hotel..”
            “lalu?”
            “Pengacara Yeol sudah ku hubungi, sebentar lagi akan..”
Belum selesai sekretaris Choi berbicara, suara ketukan pintu terdengar..
            “ah, itu dia..” lanjutnya “anda sudah datang Pengacara Yeol..”
            “nde.. Presdir anda baik-baik saja?”
            “nde, Pengacara Yeol..”
            “saya sudah mendengar semuanya dari sekretaris Choi.. anda tenang saja, saya akan menyelesaikan ini. Perdana Menteri itu memang memiliki beberapa catatan khusus di pemerintahan yang tidak boleh di bongkar. Kalau dia sampai menuntut Hotel ini berarti dia harus bersiap untuk mencelakakan dirinya sendiri..” terangnya.
Leeteuk tak tahu harus bicara apa lagi, bahkan sebelum ia meminta Pengacara itu sudah bersiap membantunya. Yeol Shin Yun menjadi pengacara keluarga Park sudah sangat lama. Ia juga sangat dipercaya oleh Park YeonSeol, Appa Leeteuk. Bahkan mereka sudah seperti teman dekat.
            “jadi..”
            “mereka mengajukan petisi.. dan kemungkinan besar akan ada sidang dalam minggu ini. semuanya sudah saya siapkan. Bahkan ada saksi yang bersedia membantu kita..”
            “nuguya?”
Yeol Shin Yun tersenyum mendengar pertanyaan yang berbau rasa penasaran itu..
…. ….
…. ….
            “Presdir..” Han Jimin masuk kamar Leeteuk dengan sepoci teh gingseng “anda membutuhkan ini.. kata Umma, teh gingseng akan menghangatkan badan dan itu berefek pada pikiran juga emosi. Jadi saat kita penuh dengan pikiran.. secangkir saja akan membuat kita lebih tenang..” terangnya sambil menuangkannya ke dalam cangkir.
Leeteuk hanya tertegun menatap yeoja itu, lalu..
            “bisa kau duduk di sini dan temani aku minum..”
            “nde???”
            “kau menolaknya?? Ini perintah atasan..”
            “eoh.. animida.. nde, saya akan duduk..” lembutnya.
Leeteuk membesitkan senyum saat yeoja itu duduk pelan di kursi depannya. Lalu Leeteuk menuangkan juga secangkir untunya..
            “kita minum..”
Han jimin hanya bisa patuh dalam diam..
            “Han Jimin ssi.. kau sudah mengetahui semua masalah yang ada di Hotel ini kan? Bagaimana menurutmu?”
            “bagaimana apanya? Kita tidak bersalah.. Hotel ini tidak seperti yang di tuduhkan mereka. Walau awalnya aku juga berpikir seperti itu tapi sekarang tidak lagi.. aku memang belum lama bekerja di sini tapi aku tahu semua yang di sini.. bahkan aku tahu bagaimana Presdir..” curahan hatinya ringan bahkan seakan ia sudah akrab saja dengan atasannya itu sampai-sampai ia lupa sopan santun bicara.
            “OMO!!” Jimin tersadar “mianhamnida Presdir kalau saya..”
            “ani.. bersikap saja seperti itu saat kita berdua.. aku suka.. aku merasa ada seorang teman yang bisa mengerti..”
            “benarkah? Apa selama ini anda tidak punya teman? Yeoja?? Apa hanya sekretaris itu yang menemani Presdir??”
Leeteuk tertawa kecil, bagaimana mungkin yeoja itu bertanya sampai sejauh itu padanya.
            “ada masalah dengan itu??”
            “eoh.. animida..”
            “aku memang tidak punya banyak teman sejak kecil, karena aku sudah memiliki teman saat di rumah. Pulang sekolah aku lebih suka menghabiskan waktuku dengan dongsaengku jadi tidak ada alasan untuk pulang telat atau menghabiskan liburan dengan teman sekelas. Kalaupun ada yeoja yang ingin dekat denganku, aku tidak sembarang.. hanya mereka yang bisa menyesuaikan diri dengan keluargaku baru aku bisa menerimanya sebagai teman. Aku juga tidak pernah punya teman cerita, aku selalu cerita pada Yesung atau Sungmin terkadang juga Jinhyuk.. dan sekarang.. kau..”
            “mwo??”
            “nde, maukah kau menjadi temanku Han Jimin ssi??”
            “Presdir.. apa itu tidak terlalu.. eoh.. animida, maksudku apa aku pantas berteman dengan Presdir??”
            “aku bilang.. yang penting dia bisa menyeseuaikan diri dengan keluargaku berarti dia bisa jadi temanku..”
            “mengapa Presdir mengatakan kalau aku bisa?”
            “bagaimana tidak? Kau bisa mengatasi dongsaengku kan??”
            “eoh.. namja itu?? Park Donghae??”
            “nde.. dia satu-satunya patokan kami..”
            “wae??”
Hahaha.. Leeteuk tertawa lagi. Kali ini Han Jimin terpanah, ternyata Presdir sangat tampan saat tertawa seperti itu.. entah kenapa ia juga merasa bahagia melihatnya.
            “dia paling aneh diantara kami, jadi kalau kau bisa mengimbangi keanehannya.. kau berhasil menyesuaikan diri dengan kami..”
            “eoh.. seperti itukah??” senyumya “nde.. Presdir.. kita teman..” diulurkannya tangannya. Leeteuk menyambutnya cepat penuh semangat.
Ya.. mereka teman sekarang.. atau..??
>< 
..
>< 
My.. everything..
@caffe_crown
            Hanya punggung. Arsiran itu hanya berbentuk punggung-punggung tiga orang namja. Tapi sangat jelas itu milik siapa apalagi keterangan yang ia tuliskan juga merujuk pada satu petunjuk yang bisa dipahami..
Gwaenchana.. I’m here..!
            “sekarang aku percaya padamu..”
Donghae terkejut. Tak disangka kalau Sungmin sudah berdiri di belakangnya.
            “hyung? Sejak kapan?”
            “sudah sedikit lama..” Sungmin mengambil dua langkah kakinya, berdiri di depan jendela kaca itu menatap jalanan yang sedang lenggang “kau banyak berubah Hae, selain sifatmu yang memang seperti itu tapi aku tahu sekarang kalau Donghae yang dulu sudah sangat berbeda dengan yang sekarang..”
            “nde??”
Sungmin memutar tubuhnya, kini ia berdiri bersandar pada tiang penyangga kaca menghadap Donghae.
            “yang jelas itu adalah perubahan yang baik.. tapi, bagi kami tetap saja.. kau adalah maknae..”
            “aku juga merasa begitu hyung.. mungkin aku lebih pintar sekarang, aku lebih bertanggungjawab juga.. aku bahkan bisa hidup mandiri.. aku juga sudah tidak pernah meminta uang pada Appa sekalipun ia sendiri yang dengan rutin memberinya.. tapi, saat bersama kalian.. aku tidak bisa menjadi Donghae yang seperti itu..”
            “nde..” Sungmin mengambil bukunya dari tangan Donghae “ini bukuku..”
            “eoh.. mian hyung.. aku tak bermaksud mengotorinya..”
            “aku tidak bilang ini kotor.. aku hanya akan bilang, gambar ini sekarang adalah milikku.. karena kau menggunakannya tanpa ijin” senyum menang Sungmin “aku akan menyimpannya..”
            “MWO?? HYUNG… itu kan..”
            “terlambat!!” Sungmin menyimpan buku itu dengan senyum bangganya “gumawo Hae-ya.. tak ku sangka.. ternyata kau memang bisa melakukannya..”
            “aiissh.. bukankah sudah ku bilang kemarin??”
            “nde.. jadi kami harus bersiap membuatkanmu galery..”
            “iisshh..”
_ToBeContinue_

6 komentar:

  1. Semoga masalah hotelnya secepatnya selesai,, donghae memang sensitif sekali apalagi ini menyangkut masalah keluarga yang dia sayangi,, mudah2an aja hae ga ampe sakit.. Ditunggu lanjutannya yah ^^

    BalasHapus
  2. Donghae selalu aja mikirin orang lain., suka deh..
    Hehhe
    Semoga masalahnya cpet kelar deh.
    Ditunggu kelanjutannya chingu..
    Fast update neee..

    BalasHapus
  3. Ff nya bikin aq yg jdi kepikiran tentang donghae -_- aplgi skrang dia jrng update T-T mudah2an msalahnya g berlarut...fighting bwt authornya smoga sllu dpt inspirasi jdi bisa updatenya g mingguan tpi harian hehehehe

    BalasHapus
  4. Smg mslh'a cpt kelar n author update'a cpt..
    Di tgu y,fighting.. :D

    BalasHapus
  5. Lebih cepet dong k pena apdte nya , lumutan nih aku nungguinnya lebeh haha
    Semoga cepet selesai ya kasus nya ,oh ya eunhaery nya dilanjut jg dong aku suka bgt yang itu plieeeeeessssssssssssssssssss

    BalasHapus