Genre
:
Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast
:
Park Jungsoo [Park Leeteuk][31] _ Kim JongWoon [Park Yesung][29] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin][26] _ Lee Donghae [Park Donghae][20]
Park Jungsoo [Park Leeteuk][31] _ Kim JongWoon [Park Yesung][29] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin][26] _ Lee Donghae [Park Donghae][20]
OtherCast
:
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
THE LITTLE PRINCE [by-Ryeowook]
THE LITTLE PRINCE [by-Ryeowook]
><
..
><
DIANJURKAN
UNTUK MEMBUKA BLOG INI SECARA LANGSUNG [NON SELULAR] COZ, MUSIK YANG ADA DI
BLOG MENDUKUNG UNTUK MENGADUK PERASAAN KITA.. :) HEHEHE.. TP TDK MEMAKSA KOK ^^
><
..
><
..
><
Yang
dilakukan yeoja itu sama persis waktu pertama kali ia mengantarnya pulang.
Duduk menunggu bus di halte depan minimarket tak jauh dari hotel. Kakinya
disibak-sibak menendang udara hampa mengusir dinginnya malam. Berulang kali ia
melihat jam di lengan kanannya..
Ada
dorongan perasaan saat melihat semua itu,. hingga..
“Jimin ssi..” Leeteuk menghentikan
mobilnya di depan yeoja yang sudah menjadi perhatiannya dari tadi.
“Presdir??”
“masuklah..”
“eoh, aniyo.. aku akan naik bus saja..”
“cepat naik..” Leeteuk tak ingin ada
penolakan “atau aku akan..”
“NDE..!!” serunya tiba-tiba. Ia sudah
hapal dengan ancaman Leeteuk padanya kalau tidak menuruti kemauan namja itu.
Han
Jimin memandang wajah Leeteuk yang sepertinya kurang tidur, ada lekuk hitam
disekitar matanya. Han Jimin bisa menebak kalau itu hasil perbuatannya sendiri.
tentunya namja itu tidak bisa tidur tenang sedangkan adiknya masih belum sadar
di rumah sakit. ia mendengar semuanya dari Han Hyun Pil. Ayahnya tak kalah
cemas karena keadaan Donghae belum membaik sampai sekarang, ia sudah memasak
bubur berulang kali dan gagal di makan oleh Donghae.
“Leeteuk ssi..” ia menempatkan diri
sebagai teman bagi namja itu sesuai keinginannya.. “bagaimana dengan Donghae?”
Leeteuk
tak segera menjawab.. cukup lama ia terdiam hingga..
“apa kau juga mencemaskannya?”
“nde.. aku sudah lama tidak melihatnya ke
Hotel, biasanya dia akan berteriak meminta makanan padaku.. kalau tidak maka
ancaman yang sama seperti tadi terlontar dari mulutnya.. tentu saja aku
merindukannya..”
“gumawo.. dongsaengku benar-benar beruntung,
karena banyak yang mencemaskannya.. tapi itu belum cukup untuk membangunkannya
sampai sekarang..”
“apa ada luka yang serius??”
“ani.. kami juga tidak tahu kenapa ia
seperti itu..”
“kuharap dia baik-baik saja.. percayalah,
dia akan segera bangun.. kurasa ia akan menuruti semua perkataanmu kan.. jadi
cobalah berbicara padanya..”
Leeteuk
merasa bahwa yoeja itu selalu bisa membuatnya tenang “gumapta, aku sudah
melakukannya tiap hari.. kurasa aku kurang keras menegurnya..”
“nde, jangan berhenti mencoba..”
“ehm..” angguknya.
><
..
><
Dua
orang yang usianya lebih dari separuh abad itu gusar melihat Donghae yang belum
membuka mata. Berulang kali ia mengomel tak jelas memarahi anak itu yang tetap
menjadi perbuatan sia-sia karena nyatanya ia tak akan mendengarkan .
“Ummanim.. simpan semua perkataan itu
untuk nanti setelah ia bangun..” ujar Shinmin “percuma saja kalau ia tidak
mendengarnya.. lebih baik sekarang Ummanim dan Abeoji makan saja dulu..”
“lalu siapa yang akan menjaganya??”
Tleekk..
klek..
Tepat
saat itu, Leeteuk masuk..
“eoh.. biar aku saja..”
“Leeteuk-ah..”
“nde, Umma.. temani Harrabeoji dan
Halmoni makan..”
“baiklah..”
Setelahnya,
hanya ada Leeteuk di tempat itu.. tanpa suara ia menemani Donghae yang begitu
betah dengan keadaannya.. Leeteuk hanya menggenggam lembut tangan dongsaengnya
yang terbebas infus.
Pergerakan
tangannya seketika terhenti saat yang diharapkan sepertinya ada hasil. Pejaman
itu menampakkan bola mata yang bergerak seakan memberi tanda bahwa sebentar
lagi ia akan terbuka.
Dan
benar..
Perlahan,
Donghae membuka matanya sayu..
Ia
mengerjap beberapa kali untuk menyeimbangkan penglihatan dengan cahaya kamar
yang terlalu silau baginya.
“saengi…” panggil lirih Leeteuk
“saengi-ah..”
“h..hyu..ng..??”
“nde.. kau bangun??” senyum itu melebar
begitu saja “gwaenchana??”
“hyu..ng.. di..mana??”
“eoh, kau di rumah sakit.. kau tahu, kau
membuat semua orang cemas.. kau tidur tiga hari..”
“wae..yo??”
“kau tidak ingat??”
Sementara
Donghae mencoba mengingatnya, Leeteuk sudah menjelaskan semuanya..
“kau kecelakaan tiga hari yang lalu,
untung saja hyung menemukanmu Hae-ya..”
“hyu…ng..” tiba-tiba Donghae mengingat semuanya, mengingat
alasan kenapa dirinya sampai bisa lepas kendali dan mengalami ini semua “dia…
ibuku.. ibu kandungku??” ungkapnya tak kuasa untuk menahan air mata lagi.
Leeteuk tak bisa membiarkan ini terjadi, ia membawa Donghae dalam dekapannya..
terus mengusap lembut kepalanya..
“sudah, jangan kau pikirkkan itu dulu.. yang penting sekarang
kau sembuh dulu.. kau butuh sesuatu? Kau mau minum??”
“an..niyo.. hy..hyung...”
“wae?”
“aku.. aku..”
“kau.. apa??”
“jebal..”
Hah.. “gwaenchana.. semuanya sudah selesai..”
“nde??”
“baiklah..”
“mwo??”
Leeteuk berusaha
menjelaskan pada Donghae perlahan, bagaimanapun juga ia berhak untuk tahu
semuanya. Leeteuk tahu, Donghae pasti akan lebih terluka jika masih ada yang
disembunyikan daripadanya. Dia merasa menjadi satu-satunya orang yang tidak
tahu apapun selama ini. Leeteuk sangat
tahu perasaan Donghae..
“Donghae-ya.. dengarkan semua perkataan hyung.. Pengajar Jang
telah menyelamatkan nyawamu, ia memberikan darahnya padamu kemarin.. tapi ia
tidak memaksamu untuk menerima kenyataan itu, karena bagaimanapun juga, secara
hukum kau adalah putra keluarga Park..”
Hiks..
Hiks..
Donghae mencoba menahan
isaknya dengan menggingit punggung tangannya, tapi percuma itu tidak membantu..
Leeteuk tentu saja tak menginginkan jika adiknya terluka lagi..
“Hae-ya, jangan lakukan itu saengi..” dengan keras dan
sedikit paksaan ia menyuruh Donghae menghentikan tindakannya. Bagaimana bisa ia
melukai diri sendiri seperti itu?? “lepaskan tanganmu, kau hanya akan menambah
luka di tubuhmu, kau tahu kan aku tidak menyukainya??”
“lalu kemana dia sekarang?” tanyanya tanpa peduli dengan
perhatian Leeteuk.
“dia pergi Hae-ya.. dia sudah pergi..”
Jawaban itu semakin
menambah pedihnya hati “wae?? Dia tidak mau melihatku? Dia mau membuangku lagi
hyung??” emosi Donghae dengan nada sedikit keras dan dipaksakannya
“aniyo.. dia sangat menyayangimu.. itu kenapa dia
memutuskan untuk pergi..”
“lalu.. bagaimana aku mengucapkan terimakasih??
Bagaimana.. hyu..ng??”
Kali ini Leeteuk yang
tersakiti oleh pernyataan itu. Leeteuk tidak terima kalau Donghae menerima
keberadaan yeoja itu.. Leeteuk tidak mau Donghae nanti berusaha mencarinya atau
menemuinya. Donghae hanya milik mereka, bukan milik siapapun..
Egoiskah??
Tentu.
Tapi itu nyatanya. Selama
ini ia melakukan apapun untuk Donghae, tidak ada yang lebih menyayanginya
kecuali mereka..
“waeyo?? Kau..”
“aniyo.. hyung.. aku.. aku hanya ingin.. mengatakan itu
saja.. hyung.. aku sendiri tidak tahu harus bagaimana.. ottoke hyung? Ottoke??”
Leeteuk mendesah “lupakan
itu dulu Hae..” akhirnya “setidaknya kau harus sembuh dulu.. lihat, kau bahkan
masih selemah ini..” kembali ia mengungkapkan hal yang sama dan percayalah,
mereka masih dalam posisi sama, berpelukan “hyung tidak ingin melihatmu selemah
ini Hae, karena jika kau seperti ini maka hyung juga akan lemah.. kau tahu,
kami tidak ingin kehilanganmu.. kami sangat menyayangimu.. jadi, mengertilah
untuk saat ini..”
“mian..”
“wae?”
“aku membuat cemas… aku tahu pasti hyung sangat sedih kan??
Apa itu artinya aku sangat penting untuk kalian..”
“babo!!” Leeteuk sedikit memukul punggung Donghae “tentu
saja.. kau ini kenapa babo sekali eeohh? Apa luka di kepalamu itu mengurangi
kecerdasanmu??”
“hy..hyung… app..po…”
Haha.. sedikit tawa di tengah
kepedihannya.
“setidaknya, hyung senang kau bangun sekarang… gumawo
Hae..”
><
..
><
Dua
pasang mata itu melihat bagaimana ia memainkan jari-jari tangannya. Kepalanya
menunduk dengan bekas air mata di sudut pipinya. Seorang dari mereka tak tahan
mendiamkan hal itu karena bisa saja melukai punggung tangannya yang masih di
infus. Namja itu akhirnya menggenggam erat tangan itu..
“hyung bilang jangan menambah luka di
tubuhmu, kenapa kau masih melakukan itu Hae?”
“jangan membuat Yesung hyung semakin
ketat menjagamu di sini.. kau tidak akan bisa cepat pulang Hae..”
“Sungmin.. hyung…”
“wae?? Bukankah aku benar?” Sungmin
datang setelah Leeteuk menghubunginya kalau Donghae sudah bangun. Dan sinilah
mereka sekarang.. menemani Donghae..
“di tubuh ini.. sekarang mengalir
darahnya..”
“walaupun ia tidak mendonorkan darahnya,
kau tetaplah anaknya.. kau sudah minum darahnya sejak bayi.. ayolah saengi,
jangan seperti ini terus.. masalah itu sudah berakhir..”
“tapi hy..hyung..”
“waeyo?? Apa lagi?? apa sebenarnya kau
merasa bersalah padanya? Kau mau memanggilnya Umma?? Kau ingin meminta maaf
atau berterimakasih padanya??” keras Leeteuk
“Hyung, jangan seperti itu..” cegah
Sungmin, ia tahu Leeteuk lebih sensitif dan egois akhir-akhir ini “kalau aku di
posisi Donghae, aku juga akan bersikap sama.. selama ini kita menyimpan
kenyataan itu, menjauhkan Donghae dari ibunya.. kita salah, tapi kita juga
benar.. kita melindungi dongsaeng kita.. setelah ia tahu semua, bayangkan..
betapa sulitnya posisi Donghae..”
Leeteuk
terdiam, ia paham maksud Sungmin..
“mianhae.. jongmal mianhae..” ungkapnya
“hyung hanya tidak ingin kehilanganmu Hae,.” peluknya erat untuk kedua kalinya
“kami menyayangimu.. jauh melebihi kasih sayangnya..”
Hiks..
Hiks..
Akhinya
keluar lagi kepedihan itu.
“arraseo hyung.. nado, saranghaeyo..”
“jangan pikirkan apapun sekarang, kau
harus sembuh dulu..” bisiknya “setelah itu kita bisa mencari jalan keluarnya
nanti.. kau paham kan??”
“nde..” angguknya.
Sungmin
lega, jika Leeteuk dan Donghae bisa saling mengerti.
><
..
><
“apa aku boleh makan itu Halmoni??”
tunjuknya pada sepotong kue pemberian Kim Saeun. Rupanya suasana hati Donghae
sudah stabil, di tambah kedatangan Saeun yang sengaja menyusul Sungmin.
“tentu saja, aku sudah membawakanmu
jauh-jauh dari caffe dan kau tidak memakannya? Menyedihkan.. dan asal kau tahu,
aku selalu membawakan untukmu sejak tiga hari yang lalu dan berakhir pada
BoYoung unnie.. ku pikir hari ini pun sama.. tapi aku senang kau sudah bangun
Hae-ya..” cerocos Saeun tanpa jeda..
“nuguya?? Boyoung???”
“OMO!! Halmoni.. belum tahu??”
“nugu??”
“Yak, kau ini.. kenapa suka sekali
menceritakan kisah orang??” sindir Shinmin padanya dengan gurauan, ia sendiri
sudah mengenal yeoja itu karena jelas sekali jika Saeun adalah anak sahabat
dari Yeonseol, mereka sudah akrab dari kecil.
“Ummanim… yang jelas aku tidak sedang
bergurau atau bohong..” bantahnya lucu. Hingga perdebatan kecil itu belum
selesai, nampaklah ia yang sedang menjadi pembicaraan..
Lee Bo
Young. Dokter.
“Noona…” panggil Donghae hingga mereka
semua menoleh.. “kau lagi yang memeriksaku? Kemana hyung??”
Lee
Boyoung tertawa kecil “apa kau bosan denganku??”
“animida… aku senang, karena sekarang aku
bukan hanya memiliki hyung.. tapi juga noona..”
Hahaha..
kali ini Saeun yang tertawa..
“Unnie, kau beruntung sekali.. kami
sedang membicarakanmu dan kau muncul begitu saja?” pernyataan yang membuat
Boyoung terheran hingga menghentikan acaranya memeriksa Donghae.
“ada masalah??”
“eoh, jadi anda yang bernama Lee Boyoung?
Dokter yang merawat Donghae??”
“ah.. nde..”
“Unnie, jangan malu-malu.. sebentar lagi
kau adalah bagian dari keluarga kami kan??”
“mwo??”
“Saeun noona, kau ini…” keluh Donghae
“iss.. dasar.. bagaimana kau bisa mengatakan seperti itu?? tentu saja.. jika
Boyoung noona sudah dengan Yesung hyung nanti dia adalah bagian keluarga
kita..” imbuhnya lucu. Sontak membuat dokter Lee itu memerah pipi di depan
mereka.
‘aaiishh..
apa-apaan mereka ini’ batinnya ‘awas saja kau Hae..’ ancamnya geli.
“OMO!!” Halmoni terkejut “aaiigooo… uri
Yesung pandai memilih yeoja.. ah, gumapta dokter Lee sudah merawat uri
Donghae..” ungkap Halmoni semakin membuatnya tertunduk malu.
“YAK!! apa yang kalian lakukan padanya??”
saat itulah Yesung akhirnya muncul “dokter Lee, aku memintamu memeriksa adikku,
kenapa jadi kau yang digoda oleh mereka??” serunya lucu.
“HYUNG!!”
“dan kau..” ancamnya pada Donghae “jangan
berteriak.. kau ini sudah kubilang jangan banyak bicara dan bergerak dulu..
aisshh.. anak ini..”
“waeyo?? Aku sudah tidak sakit jadi wajar
saja kalau aku sudah bisa berteriak dan bergerak.. apa kau mengharapkan aku
tetap tidur di tempat ini huuhh??”
“aiiss.. aniyo..!! hanya saja.. jaga kondisimu
yang belum sembuh total.. kau membuat pekerjaanku makin bertambah..”
“OMO, hyung.. kau tak pernah merawatku..
Boyoung Noona yang melakukannya..”
“tapi dia dibawah rekomendasiku Park
Donghae..” jelas Yesung menekankan.. “sudahlah,.”
“eoh, kalau begitu saya permisi dulu..”
“ahh, nde.. dokter Lee.. biar Yesung yang
mengantar..” Shinmin memberi kode pada putra keduanya.
“Appa pasti akan senang jika melihatnya
sudah memiliki kekasih.. tapi bagaimana dengan Leeteuk??” tanya Shinmin ketika
Yesung sudah jauh pergi bersama Boyoung.
“tidak terasa kan jika semua
putra-putramu itu sudah dewasa.. mereka juga sangat membanggakan..”
Ya,
mereka tak sadarkah jika usia semakin mempertua waktu.. semakin mereka
menyadari semua itu semakin mereka merasakan bahwa bukan saatnya memanjakan
mereka. Pula dengan Donghae, setelah kejadian ini nampak jelas jika Donghae
bukan lagi anak kecil yang bisa di bohonginya.
“Hae-ya, Umma minta maaf atas semua
kejadian yang terjadi.. kami tidak bermaksud melukaimu.. kami tidak bermaksud
membuatmu sedih.. tapi, karena rasa sayang kami padamu.. segala upaya agar kau
tidak pergi, kami lakukan.. kau tahu kan bagaimana kami menyayangimu? Bagaimana
Leeteuk setengah mati mencemaskanmu? Bagaimana Harabeoji dan Halmoni merawatmu
selama ini, kau juga tahu kami selalu berusaha untuk berada di sampingmu..”
“tidak perlu di jelaskan Umma.. aku tahu
semua, aku tidak buta atau tuli.. aku juga punya perasaan..”
“nde..”
“aku hanya bingung bagaimana bersikap
sekarang ini.. aku merasa sangat dibohongi Umma, tapi aku juga merasa
terselamatkan..”
Yeoja
tua yang di panggilnya Halmoni itu menangkupkan tangannya di kedua pipi Donghae
“kau tidak harus bingung seperti itu, apa kami melarangmu untuk memanggilnya
ibu juga? Tidak. Kami hanya minta, tetaplah bersama dengan kami sebagai putra
bungsu keluarga Park.. itulah statusmu sampai kapanpun.. kau tidak akan bisa
mengingkari kenyataan jika yeoja itu telah melahirkanmu, tapi kau harus
menerima kenyataan juga bahwa kami adalah keluargamu.. bukan hanya darahya yang
mengalir di tubuhmu, tapi dari kami juga..”
Donghae
terdiam, Halmoni lalu menunjuk pada dadanya “di sini.. ada darah yang lebih
kental yang tidak bisa memisahkan kita.. bukan secara fisik, tetapi ikatan kuat
antara hati.. kau paham itu??”
Donghae
mengangguk pelan.. “nde, Halmoni.. gumapseumida..”
“kau adalah cucu kebanggaan kami juga..
kau bagian dari kami..”
“arraseo..”
“jadi, jangan kuatir..”
“hmm…” angguknya sekali lagi.
…. ….
…. ….
Han
Jimin membeku di depan pintu kamar rawat Donghae. hari ini ia bermaksud
menjenguk namja itu..
“nuguya??” Yesung mencurigai
kedatangannya kalau saja Pelayan Han tidak muncul di sana pada waktu yang
tepat.
“Mianhanda.. Yesung ssi..” hormat Han
Hyun Pil “dia.. putri saya,.”
“eoh??” tiba-tiba memorinya kembali pada
beberawa waktu lalu pada kasus Crown of Hotel “jadi..”
“nde, Usianim.. Han JiMin imnida..”
sopannya
“OMO!! Jimin ssi.. tak perlu seformal
itu, aku pikir kita seumuran.. kau tak perlu sungkan juga padaku..”
“nde,.”
“kalian mau menjenguk Donghae?”
“nde..”
“masuk saja, Donghae akan senang begitu
melihat kalian menjenguknya.. apalagi sepertinya ia merindukan masakan Han
Ajjuhssi..” ucap Yesung sambil melirik kotak makan di tangan Han Hyun Pil.
“gumaseumida Yesung ssi..” Yesung
mengangguk pelan.
Takkk!!
Han
Hyun Pil membuka pintu kamar itu.
Yesung
segera meninggalkan mereka untuk tugas yang lainnya.
Namja
yang tengah berbaring santai sambil membaca sebuah komik itu menengok ke arah
pintu. Ia meletakkan komik di tangannya segera begitu tahu siapa yang datang
untuknya saat itu.
“Ajjuhsssi.. Noona..”
“OMO, kau baik-baik saja??” seru Jimin
“Presdir begitu cemas dengan keadaanmu tapi kau sudah sembuh sepertinya..”
“nde, Donghae ssi.. kami senang melihat
keadaan ini.. oh, ya.. yogie..”
“mwo??”
“soup kacang merah dengan daging lunak..”
bisik Han Hyun Pil tepat di telinga Donghae “otte?? Kau menyukainya??”
“OMO!! Ajjuhssi.. daebak!!” ungkapnya
senang “palli.. berikan padaku, aku ingin segera memakannya..”
Jimin
dan Han Hyun Pil tertawa senang pula. Mereka segera menyiapkan makanan itu
untuk Donghae…
“apa kau belum makan siang?”
“seharusnya sudah noona, tapi tadi aku
minta makanan lain pada hyung. Aku bosan makanan rumah sakit.. harusnya Sungmin
hyung sudah datang.. tapi entahlah..”
“mwo?? kalau begitu..”
“andwae.. aku akan tetap memakannya
Ajjuhssi.. aku harus banyak makan sekarang,.. Sungmin hyung pasti mengerti
nanti,.”
“baiklah…”
Donghae
melahap makanan itu perlahan, memang ia belum kembali sepenuhnya soal nafsu
makan. Tapi setidaknya ia masih mau memakan makanan yang dibawa semua orang
padanya. Sekalipun tidak banyak yang masuk ke tubuhnya karena ia sendiri masih
merasa sedikit hambar saat di mulut.. Donghae selalu menghargai apa yang
diberikan padanya.
Han
Hyun Pil menatap itu lega..
Sesekali
Donghae berbicara di tengah-tengah acara makannya..
…. ….
Sudah
setengah dari porsi ia habiskan.. ini suapan terakhir yang ia makan kali ini
karena perutnya sudah tak mampu menampung lagi, mungkin sedikit mual..
“sudah?”
“cukup.. mian..”
“gwaenchana, kau memakan ini saja sudah
membuat kami senang..” ujar Jimin.
Saat
itulah terdengar sekali lagi bunyi suara pintu di buka..
Taakkk!!
Begitu
perlahan terbuka lebar,.. masuk dua orang menatap Donghae… iba??
“ka…lian??”
“Donghae-ya..”
_ToBeCon_
:: Ternyata butuh kerja ekstra
untuk menyelesaikan ff di part ini.. mian chingu kalau mungkin ada hal yang sedikit
buyar diceritanya..
:: hahaha.. but, keep reading
yach.. till the end ^^ ::
Pasti yg jenguk siwon dan sora yah #sotoy
BalasHapusHae cepet sembuh yah... Selalu ditunggu lanjutannya ^^
Pangeran musim dingin ku semoga cepet sembuh dan cepet pulang ke rumah.. penasaran kelanjutan hubungan antara donghae dan ibu kandung nya?? Dan gimana dengan sora apakah sora pasangan donghae sebenarnya kah bukan siwon?? Di tunggu ke lanjutannya lagi ya chingu.. fast uodate ya please..
BalasHapusSmg Donghae cpt smbh..
BalasHapusD'tgu klnjtn'a chingu.. :)
pliz jngn ada kisah cinta ya buat uri ikan.. anyway, updatenya 2 hari sekali lah thor
BalasHapus