Rabu, 16 Maret 2016

Crown of Prince [14]



Genre :
Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk][31] _ Kim JongWoon [Park Yesung][29] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin][26] _ Lee Donghae [Park Donghae][20]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
THE LITTLE PRINCE [by-Ryeowook]
>< 
..
>< 
DIANJURKAN UNTUK MEMBUKA BLOG INI SECARA LANGSUNG [NON SELULAR] COZ, MUSIK YANG ADA DI BLOG MENDUKUNG UNTUK MENGADUK PERASAAN KITA.. :) HEHEHE.. TP TDK MEMAKSA KOK ^^
>< 
..
>< 
Crown of Prince_14
미안하다는말을 하지마..mian handaneun  marel hajima..
[
janganlah mengucap kata maaf]
>< 
..
>< 
      “UMMA!!”
      “aiigo.. nae adeul.. Umma sangat merindukanmu..” peluk Park ShinMin
      “itu karena kau dan Appa tidak pernah pulang, aku bahkan terkadang lupa masih memiliki orangtua..”
Pleeetaak!!
      “yak, hyung..”
      “bicara yang sopan pada Umma, kami tidak pernah mengajarimu seperti itu.. dan lihatlah.. aihh, kau tidak ingat usiamu eoh?” sinis Sungmin.
      “nde, mian..”
Haha..”kalian masih suka bertengkar?”
      “soal itu tidak pernah berubah Umma, mereka kekanakan sekali..” imbuh Yesung.
      “Yesung hyung bohong.. aku dan Sungmin hyung sudah jarang melakukannya.. bukankah sekarang kami sudah dewasa Umma, kau tidak melihat betapa banyak berubahan kami selama kalian pergi?”
      “nde, Umma melihatnya..” Park Shinmin bangga “segala sesuatu bisa saja berubah entah itu cepat atau lambat… bahkan kehidupan ini pun bisa berubah nantinya. Aku hanya ingin sekalipun ada yang beda.. kalian tetap seperti ini..” lanjutnya.
Donghae setuju dengan perkataan itu..
…. ….
…. ….
Sejujurnya dunia ini selalu berputar dan tidak berhenti. Kapan kau berada di ujung kebahagiaan bukan berarti terbebas dari kesedihan. Sejak manusia lahir ia bahkan sudah memiliki takdirnya sendiri.. keberuntungan bahkan kegagalan. Semua sudah menjadi aturan takdir.
Dan perputaran itu sedang terjadi saat ini..
       “Appa membiarkan ini terjadi?”
Sstt..
Ssrrk..
Percakapan pelan itu menimbulkan kecurigaan. Donghae berhenti melangkah ke kamarnya saat ia melewati kamar Leeteuk setelah mengambil segelas coklat panas buatan Han Hyun Pil.
       “bagaimanapun juga kita tidak berhak melarang seorang ibu bertemu dengan putranya, Leeteuk-ah..”
       “tapi bagaimana dengannya nanti saat tahu kebenaran ini?”
       “itu yang harus kita hadapi bersama..”
       “Jang Nara hampir membunuhnya Appa.. jika waktu itu kita tidak datang anak itu sudah mati…”
       “delapan belas tahun kita hidup dalam kebohongan ini.. apa kau tahu? Selama itu pula ia merindukan anaknya.. ia menyesali semua perbuatannya Leeteuk-ah.. mengertilah..”
       “tapi apa Donghae akan mengerti ini? apa Donghae bisa menerima ini?? jika Jang Nara adalah ibu kandungnya yang hampir saja melemparnya di sungai Han saat usianya dua tahun??” jengkel Leeteuk, ia belum bisa memaafkan perbuatan Jang Nara.
Dan Donghae.. tertegun dalam batinnya.. tangannya terasa terbakar tiba-tiba hingga gelas cokelat panas yang ia pegang jatuh..
Prraankk…
Pyaarss..
Trangkk..
Bunyi itu tentu saja membuat Leeteuk dan Park Yeonseol segera menghampiri Donghae yang masih diam berdiri dengan tatapan kosong.
       “Hae-ya..”
       “Gwaenchana??”
Donghae tersadar, ia tak segera menjawab pertanyaan itu malah berusaha memungut pecahan gelas itu dengan tangannya..
       “mian, aku tidak sengaja aku akan membersihkannya..”
Plaakk!! Leeteuk menyingkirkan tangan Donghae kasar.
       “kau bisa terluka nanti, biarkan Pelayan Han yang membersihkannya..”
       “ani hyung, ini salahku..” isaknya.. “aku.. aku..”
Hiks..
Hiks..
Kembali air mata itu jatuh lagi.
Terluka? Jangan tanya lagi!!
       “aarrghh..”
Lihat, bahkan luka di jarinya saja tidak separah luka hatinya. Ia masih terus memungut pecahan kaca itu. kalau bukan karena Leeteuk, ia hampir melukai jarinya lagi..
       “hentikan Hae…”
Donghae menunduk, makin terisak pilu sekarang.. Shinmin, Sungmin dan Yesung yang tadinya tak tahu apa-apa menatap heran pada mereka..
       “aku ingin tahu semuanya..” pintanya di tengah isak itu “apa benar Pengajar Jang adalah ibu kandungku??”
Deg.. dug..dap!!
Shinmin langsung memeluknya erat.. “aniyo, kau anak Umma.. tidak ada yang bisa mengambilmu dari Umma..”
Inilah yang disebut perputaran roda itu. luka dan cinta selalu berganti silih demi silih waktu..
…. ….
…. ….
Dalam diam mereka semua duduk di ruang tengah.. Donghae masih sesekali terisak.. mau tidak mau, akhirnya cerita itu harus kembali di kisahkan..
Jang Nara berusia 16 tahun waktu itu. kesalahan besar ia lakukan bersama dengan namja yang dikiranya baik. namja yang tidak bertanggung jawab itu kabur setelah Jang Nara mengatakan bahwa ia hamil. Karena hal itu Jang Nara kehilangan masa sekolahnya, ia dikeluarkan. Keluarga menolak, ia harus menjaga dan menghidupi anaknya seorang diri. Sampai akhirnya, dua tahun ia bertahan ia tak kuat lagi. malam itu di sungai Han, ia hampir saja membunuh bayinya yang masih kecil, bayi yang tidak tahu apa-apa, bayi yang tidak bersalah sama sekali..
Kalau bukan saat itu Sungmin merengek agar mereka pergi ke sungai Han, mereka tak akan pernah menyelamatkan Donghae.
Park Yeonseol berjanji akan menolong kehidupan Jang Nara, bahkan ia bisa mendapatkan pendidikan lagi setelahnya hingga ia selesai SMA agar ia bisa hidup lebih baik nantinya. Donghae? sudah jelas, ia menjadi putra bungsu keluarga Park.
Leeteuk, Yesung dan Sungmin sangat menyayangi Donghae kecil. Hanya dari matanya saja mereka sudah merasa terikat dengan anak itu.. dan memang kenyataannya begitu.. Donghae adalah kebahagiaan baru bagi mereka. Donghae adalah segalanya bagi mereka..
Tapi tentu saja, kenyataan adalah kenyataan.. dan kebohongan adalah kenyataan yang sementara ini tersembunyi..
Dan yang tersembunyi itu, kini kembali menjadi kenyataan..
…. ….
       “dua bulan yang lalu Jang Nara menghubungiku, ia ingin sekali menemuimu tapi tidak memiliki keberanian..” cerita Yeonseol “jadi aku memasukkannya di unversitas itu sebagai pengajar, dengan begitu ia bisa melihatmu tanpa kau tahu kebenaran yang ada..”
       “wae??”
       “bagaimanapun juga ia ibu kandungmu Hae, ibu yang melahirkanmu.. tanpa Jang Nara, kau bahkan tidak akan berada di tengah-tengah kami.. tanpa dia, kami tidak akan pernah memilikimu..”
       “…. ….”
       “dia tidak ingin mengambilmu dari kami, dia hanya ingin kau mengetahuinya jika dia adalah ibu kandungmu.. secara hukum, Jang Nara tidak berhak atas dirimu.. kau tetap putra bungsu Park Yeonseol, dongsaeng dari hyungdeulmu..”
       “….”
       “kumohon mengertilah sedikit Hae.. kau bahkan tahu kan kisah Yesung??”
       “Yesung hyung masih beruntung karena ia memiliki ibu yang masih mau berusaha untuk menyelamatkannya, bukan membunuhnya..”
       “ani Hae,.” sela Yesung “aku bahkan tidak pernah tahu dimana Umma.. wajahnya saja tidak kuingat lagi sekarang.. aku berusaha melupakannya, tapi tidak bisa.. kalau dunia ini berputar aku ingin sekali saja melihat wajahnya tapi itu sudah tidak mungkin.. terakhir yang ku dengar ia sudah meninggal.. tanpa ada foto ataupun jejak lagi.. hanya nama dan kisah yang ada..”
Hiks..
Hiks..
Pedih, luka.. sakit..
Hancur!!
Baru saja ia berani dan bangga menjadi putra keluarga Park, sekarang malah ada kisah seperti ini? apa maksud dari semua ini??
Tidak ada kata diantara mereka setelahnya. Tidak ada yang berani bersuara tepatnya. Hanya perih hati yang ada..
>< 
..
>< 
       “Donghae-ya… Park Donghae…”
Park Shinmin mencari keberadaan putra bungsunya ke seluruh penjuru rumah pagi itu. ia tidak melihatnya sejak tadi, kamarnya sudah rapi dan kosong.
       “kemana dia?”
       “Umma mencari siapa?” Sungmin baru saja keluar dari kamarnya sambil sedikit menguap. Ia lelah hari ini dan bermaksud ke caffe agak siang.
       “dongsaengmu.. odieyo??”
       “Donghae?” Sungmin melirik jam dinding “belum jamnya bangun.. Donghae selalu telat Umma..”
       “aniyo Sungmin-ah.. Donghae tidak dikamarnya. Umma dari sana tadi bermaksud membangunkannya tapi dia sudah tidak ada.. apa dia ada pelajaran pagi ini?”
Sungmin mengingat nama-nama hari..
       “tidak.. tidak ada jadwal kuliah pagi..”
       “lalu kemana?”
Kekuatiran itu langsung ditangkap oleh Yeonseol yang baru saja keluar dari kamarnya.
       “waeyo yeobo??”
       “aah.. yeobo.. aku tidak bisa menemukan Donghae..”
       “hah.. Sungmin-ah.. coba hubungi dongsaengmu..” pintanya kemudian.
Sungmin baru saja meraih ponselnya, tapi ponsel itu sudah berbunyi lebih dulu tanda ada pesan masuk.. ‘Donghae..’ itu yang tertulis di layar.
       ‘hyung, mian.. aku berangkat pagi.. ada yang harus ku urus..’
Sungmin menunjukkan pesan itu pada Shinmin agar wanita itu sedikit mengurangi kecemasannya.
       “tapi dia kemana?? OMO!! Yeobo.. apa dia pergi menemui Jang Nara??”
Deg!!
Deg!!
Benar. Itulah pikiran mereka saat ini. siapa lagi yang akan menjadi urusan Donghae setelah kejadian tadi malam? Tidak ada yang menjadi lebih penting dari semuanya kecuali masalah Jang Nara.
Leeteuk dan Yesung yang menuruni tangga berbarengan pun pada akhirnya ikut mencemaskan hal itu.
       “Appa, sebaiknya aku mencari Donghae sekarang..” usul Leeteuk “seringkali anak itu tidak bisa mengendalikan emosinya. Dan kita semua tahu jika ini masalah sensitif.. hah.. kita juga tahu seberapa luka itu ada di dalam hatinya. Jadi, bagaimanapun juga sekarang, aku akan menemukan adikku dan membawanya pulang..”
       “sebaiknya begitu…”
       “Leeteuk-ah.. Umma ikut denganmu..”
       “animida Umma.. tetap di rumah, siapa tahu nanti dia pulang.. eoh, Sungmin sebaiknya kau ke caffe.. ada kemungkinan Donghae juga akan ke sana, eoh.. Yesung.. tolong mampir ke hotel sebelum ke rumah sakit, aku juga akan menghubungi Han Jimin..”
Park Yeonseol hanya diam saat Leeteuk mengendalikan semuanya..
       “aku tahu ini pasti akan terjadi..”
       “yeobo..”
       “saat aku mengendalikan Jang Nara, bukan berarti aku juga mengendalikan perasaannya.. sama seperti Donghae.. bukan berarti kita lalu mengatur seluruh hidupnya.. tapi, tidak bisa dibohongi juga saat pertama kali aku menggendong anak itu.. saat pertama kali ia memanggilku Appa, saat kami bertengkar karena aku menyuruhnya memanggil ‘daddy..’ semua jelas di mataku..” ungkapnya kacau “Leeteuk-ah, kau harus menemukan dia.. Donghae pasti sangat terluka kini..”
       “arraseo Appa..”
>< 
..
>< 
Apakah kini Donghae termakan omongannya sendiri. sesuatu yang disembunyikan sama halnya dengan menyembunyikan sebuah luka. Lebih baik luka itu terlihat dan disegera di obati daripada di tutupi hingga pada akhirnya hanya mengakibatkan kematian saja.
Ia tak habis pikir, jika dunia benar-benar berputar. Apa yang bisa di banggakan jika sudah begini? Jika ia tahu sejak awal, maka ia tak akan berani mengatakan jika dia adalah putra bungsu keluarga Park. Apa kata Kibum nanti? Akan di tertawakankah?? Bagaimana dengan Siwon dan Sora? Pasti mereka akan bersorak gembira.
Apa dia telah benar-benar kalah kali ini?
Ternyata menyakitkan..
Donghae membanting pintu mobil saat ia keluar. Tak peduli seberapa mewah dan bagusnya mobil itu, ia tak berpikir sejauh itu. perawatan mobil?? Omong kosong!! Tak ada dalam kamusnya untuk hari ini..
Pandangan mata yang sama seperti kemarin masih ditujukan padanya. Tapi tentunya mereka tidak tahu jika yang ditatapnya bukanlah Donghae yang kemarin, melainkan Donghae yang penuh luka. Lihat saja, pandangan matanya kosong, ia bak pangeran dingin nan sombong. Jangankan menegur, tersenyum saja tidak.
Saat ia melihat Kibum di depan sana. Napasnya melenguh malas, menghindar mencari jalan lain.. tapi tetap, ia harus menemui dia.. orang yang baru saja ia dengar jika itu adalah ibu kandungnya sendiri..
Traakk..
Daakk!!
Tepat! Dugaannya benar. Yeoja itu ada diruang seni, merapikan beberapa kertas dan kuas di sana. Sontak saja mendengar bunyi keras pintu terbuka Jang Nara menoleh, ia ingin memaki tapi diurungkan niatnya saat ia tahu bahwa sang pelaku adalah..
       “Donghae..”
       “aku tidak suka kebohongan, aku tidak suka kau menyembunyikan kenyataan itu dariku..” ucapnya mulai tidak sopan. Bencikah? Marahkah? Tentu saja!!
       “mworago??”
       “jangan berpura-pura tidak mengetahui maksudku ini Pengajar Jang.. sekarang jelaskan padaku kenapa kejadian delapan belas tahun yang lalu bisa terjadi??”
Deg..
Jang Nara linglung, ia terkejut hingga tubuhnya hampir roboh jikalau ia tak segera meraih meja sebagai pegangan.
Brrukk..
Dan kini ia sudah duduk lemas di salah satu kursi.. hingga..
Teesss..
Tess..
Airmata yang sama dengan kemarin jatuh lagi..
       “mianhae.. Donghae-ya..”
       “BUKAN ITU YANG INGIN KU DENGAR!!”
Jang Nara nanar menatap Donghae.. ini pertama kalinya dia berhadapan dengannya sebagai ibu dan anak. putra yang dilahirkannya.. putra yang disia-siakannya..
       “mianahe.. jongmal mianhae.. waktu itu aku masih terlalu labil untuk menerima kenyataan..” ceritanya “aku sudah berusaha berulang kami membunuh bayi itu.. tapi tidak bisa, aku seorang ibu.. jika aku membunuh anakku maka dosaku akan berlipat ganda.. akhirnya aku mempertahankanmu sampai dua tahun, tapi aku tidak sanggup.. aku tidak sanggup melihatmu menangis karena lapar.. aku tidak sanggup melihatmu sakit karena tidak ada uang untuk membawamu ke rumah sakit.. aku bahkan sangat takut tentang masa depanmu.. aku merasa bukan ibu yang baik, karena aku tidak bisa menghidupi anakku sendiri..” isaknya pilu..
       “malam itu.. setelah dua tahun, aku menerima pesan dari laki-laki breksek itu.. bukannya ingin kembali malah dia tidak mau melihatku lagi, dia benar-benar tidak mengakuimu.. dia menyalahkan aku untuk semua yang kami perbuat.. aku yang sudah berusaha mempertahankanmu tiba-tiba terselip benci. Aku benci saat melihatmu karena kau mirip dengan lelaki itu, aku benci mendengar suaramu karena mengingatkanku pada tindakan bodoh yang ku lakukan.. aku sangat membencimu waktu itu, sekalipun di saat yang sama aku juga menyayangimu.. tidak ada yang bisa kulakukan, bahkan satu-satunya jalan yang ada waktu itu hanya mati..”
Nara mengambil jeda,.
       “setelah aku berhasil membunuhmu aku berniat bunuh diri juga.. tapi sayang, keluarga Park menggagalkan semua rencanaku dan menawarkan bantuannya.. aku berada di posisi yang sangat sulit Hae-ya, aku tidak ingin berpisah denganmu karena bagaimanapun juga kau adalah anakku.. tapi aku tahu bahwa kau tidak akan pernah hidup baik jika denganku.. apalagi aku hampir saja membunuhmu.. aku hampir melemparmu ke Sungai Han, menenggelamkanmu di sana karena kebencian lebih menguasaiku daripada rasa sayang itu sendiri..” isaknya makin menjadi.
       “Tuan Park menawarkan kehidupan… mereka membantuku untuk bisa hidup dengan syarat aku harus menyerahkanmu padanya..”
Donghae lemas.. ia tak tahu harus bagaimana menghadapi semua yang ia dengar. Senangkah? Karena ternyata Jang Nara hanya ingin menyelamatkannya atau sedih??
       “mianhae Donghae-ya.. mianhae..”
       “kenapa kau begitu mudah menyerahkanku pada mereka?”
       “aniyo.. waktu itu mereka sangat memaksaku.. karena aku keras kepala, aku bersikeras untuk tetap membunuhmu.. bahkan suara tangisanmu waktu itu tak ku hiraukan sama sekali.. aku hanya ingin segera mengakhiri semuanya.. dengan begitu aku, kau.. tidak akan merasakan luka lagi..”     
“kenapa kau kembali sekarang?”
       “aku hanya ingin melihatmu.. aku hanya ingin memastikan kalau keputusanku waktu itu tidak salah..”
       “tapi kau sudah melakukan kesalahan besar.. wae?? Semua orang tidak pernah bertanya bagaimana perasaanku?? Setelah kau melakukan semua ini padaku lalu kau kembali dan ingin melihatku?? Apa kau juga berharap jika aku akan memanggilmu ‘umma’??”
       “Hae-ya..”
       “aku.. aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana..” geram Donghae.. tangannya menggenggam, sesaat dinding putih di sampingnya menjadi sasaran..
BRRAAGG!! BAAMM!!
       “Aniyo… hentikan Hae… hentikan..!!” cegah Jang Nara, ia tak ingin melihat Donghae terluka lagi. tangannya sudah biru lebam karena pukulan itu.. ia tak ingin ada darah di sana..
Donghae mengelak, ia menyampar tangan Jang Nara yang berusaha menyentuhnya. Suasana menjadi makin klimaks seketika. Wajah keduanya sendu tak karuan, air mata jelas ada di sana.. dan tatapan itu..
Donghae tidak bertahan hingga dua menit, karena setelahnya ia pergi meninggalkan Jang Nara di sana dalam keadaan terpuruk sama seperti dirinya yang kini berlari tanpa arah.
Donghae melajukan mobil tanpa sadar.. air mata masih saja terus membasahi wajahnya padahal ia sudah berulang kali dengan keras menghapusnya..
Tak jauh beda dengan Jang Nara yang masih saja terisak..
Keduanya terluka..
_ToBeCon_


10 komentar:

  1. makin penasaran ... next next Next..

    BalasHapus
  2. Huwaaaaa kenapa TBC pas klimaks nya kan jadi pensaran tingkat akut nih... Pleaseeeeeeeeeeee author yg cantik fast update yah ^^

    BalasHapus
  3. akhirnya y ditunggu tunggu munculi jga...
    tpi...
    haaaa.....makin penasaraann......
    moga bsa fast update ya ka penaa...
    penasaran bangeer soalnnyaa....

    BalasHapus
  4. akhirnya y ditunggu tunggu munculi jga...
    tpi...
    haaaa.....makin penasaraann......
    moga bsa fast update ya ka penaa...
    penasaran bangeer soalnnyaa....

    BalasHapus
  5. Akhirnya ada juga.... ditunggu kelanjutannya ga sabr

    BalasHapus
  6. Tbc.....bikin bad mood T_T ngeri...hati Hae lgi kacau tpi sambil bawa mobil...what happen?

    BalasHapus
  7. Knp harus TBC 😭😭😭😭😭😭
    Kurang panjang ..
    Pokoe next ajalah

    BalasHapus
  8. Astaga thor knp harus tbc di chapt ini??? Duhh cepetan update yaa thor.. hehe
    Oh ya aku reader baru, maaf baru comment di chapter ini, hehe

    BalasHapus
  9. Aigoo., jadi beneran eomma nya donghae nee???
    Ditunggu kelanjutannya chingu...

    BalasHapus
  10. Huaaaaa mkn penasaran..
    Next,d'tgu y chingu

    BalasHapus