Rabu, 09 Maret 2016

Crown of Prince [12]



Genre :
Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk][31] _ Kim JongWoon [Park Yesung][29] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin][26]_ Lee Donghae [Park Donghae][20]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
The Little Prince [by-Ryeowook]
>< 
..
>< 

Crown of Prince_12
Why did you came just now [3]
>< 
..
>< 
Donghae melepas earphonenya, lagu yang ia dengar hanya membuatnya kacau saja. langkahnya pelan tapi tak terhenti saat melihat Sora sendiri duduk di taman di seberang lapangan rumput hijau. Ada satu tekad yang tiba-tiba merasuk dalam keyakinannya.
Namja itu duduk di samping Sora membuat yeoja itu bergidik kaget. Sebelum ia mendampratnya dengan kata kasar, Donghae sudah berucap..
            “aku lelah..” Sora tidak tahu apa maksudnya, tapi ia memutuskan untuk memberi kesempatan namja itu untuk bicara. Ia membiarkan Donghae duduk di sampingnya..
            “kau tahu, hidup di dalam kebohongan itu hanya menyembunyikan sebuah luka terpendam.. sebuah kenyataan dan menutupi kebenaran.. eoh, Sora-ya.. apa kau pernah merasakan hal yang sama denganku? Lelah dengan semua ini.. dengan kehidupan ini.. lelah berpura-pura dan berharap bisa hidup dimana diri kita berada seharusnya..”
            “apa yang kau katakan? Apa kau sedang berpura-pura sekarang ini?”
            “ani.. kali ini aku jujur..”
            “lalu? Kau punya masalah? Tidak biasanya kau bicara seperti ini padaku.. apa kau sedang memancing pertengkaran dengan bersikap seperti ini?”
            “apa aku terlihat sedang melakukan itu? yak.. aku hanya ingin bertanya saja.. apa kau benar-benar mencintai Siwon atau selama ini yang kukatakan benar??”
            “mengapa kau bertanya lagi?”
            “aku tahu maksud awalmu menerima keberadaan Siwon.. karena keluargamu kan? Apa jika itu bukan Siwon kau akan tetap melakukan hal yang sama?”
            “Siwon adalah temanku.. kami tumbuh dan bermain bersama. Ia tahu semua hal tentang keluargaku.. ia bahkan selalu membantu tanpa aku minta.. sekarang menurutmu bagaimana aku membalas semua kebaikannya? Kau tidak tahu kan bagaimana rasanya mencekam saat kau hampir kehilangan orang yang kau sayangi.. Siwon datang di saat seperti itu.. eoh, baiklah.. aku ingin berterimakasih padamu waktu itu sudah menolong Umma.. Kyu menceritakan semuanya, aku tahu sebenarnya kau orang baik.. tapi..mungkin..”
Donghae diam.. ia mencerna penjelasan Sora.. bahkan ia tak membalas ucapan terimakasih untuknya. Ia bahkan rasanya tak peduli lagi kalau yeoja itu tahu siapa dirinya sebenarnya lebih dalam.
            “semua orang berpikiran sama sepertimu..” lanjut Sora “aku hanya mengingini uang Siwon.. itu kan?? Kau bahkan melihatku sebagai yeoja mesum..??”
            “apa aku salah??”
            “nde, salah besar..” ujarnya “dengar Hae… aku tidak tahu kenapa selama ini kau begitu membenciku, atau sebenarnya kau membenci Siwon tapi melampiaskannya padaku entahlah.. yang jelas, tidak ada masalah diantara kita awalnya kan..”
            “arraseo.. na.. babo namja..” Donghae berdiri berniat pergi dari sana, tapi sebelum ia melangkah jauh.. “Kang Sora… sejujurnya.. aku menyukaimu, saat aku tahu kau dengan Siwon, aku membenci kalian, apalagi aku tahu kalau awal dari hubungan itu hanya karena balas budi bukan karena kau menyukainya.. mian.. jongmal mianhae.. tapi aku bodoh sekali, karena menyukai yeoja yang sudah memiliki kekasih..”
Deggg..
Degg..
Terjawab sudah!! akhirnya ia mengaku kalah dengan perasaannya sendiri.
Sora membeku. Apa ia tidak salah dengar? Ya, Donghae benar. Ia memang tidak menyukai Siwon awalnya. Tapi.. Siwon baik.. menjaganya.. memberinya kehangatan.. dan memperbolehkannya menangis di bahunya..
            “nado mianhae.. Donghae-ya.. nado johaeyo..”
Percuma. Donghae tak akan mendengar pernyataannya, ia sudah pergi. Dan lebih baik begitu jadi tidak akan saling melukai..
Tapi kenapa Sora merasa ngilu? Dadanya sesak.. dan..
Hiks..
Hiks..
            “kenapa ini menyakitkan?? Kau benar Hae.. rasanya melelahkan hidup di dalam kebohongan.. tapi aku sudah tidak bisa keluar dari kotak itu. kalau aku keluar.. aku akan menyakiti banyak orang.. ini keputusanku..”
…. ….
…. ….
            “Pengajar Jang..”
            “nde…” Jang Nara memberi hormat padanya. Park Leeteuk. “ada apa Presdir..”
            “mengapa baru sekarang anda kembali?”
            “nde??”
            “eoh, apakah ini juga Appa yang mengatur semuanya??”
            “apa maksud anda..”
            “aku menyadari semuanya, aku juga mengingat semuanya..” katanya “apa sekarang anda senang Pengajar Jang karena bisa melihatnya setiap anda mau?”
Leeteuk memang tak menyangka ia bertemu dengan yeoja itu lagi. tapi bagaimanapun ia tak akan lupa sekalipun itu sudah belasan tahun lalu. Wajah itu tak berubah hanya sekarang ia terlihat lebih.. err..
            “mw..mwworago??”
            “Pengajar Jang.. lakukan yang anda suka, tapi jangan ada luka lagi.. kesalahan waktu itu, jangan limpahkan pada orang yang tak tahu apa-apa.. andalah yang harus menanggungnya..”
Jahatkah pikiran Leeteuk? Kelihatannya begitu..
            “Presdir..” ketenganggan diantara mereka pecah oleh kedatangan Choi Jin Hyuk “sudah selesai semua, kita kembali ke Hotel..”
            “nde.. eoh, apa kau melihat Donghae?”
            “sepertinya dia sedang bersama temannya, tadi kulihat dia dengan seorang gadis..”
            “OMO.. anak itu.. arra, kita kembali saja..”
Jang Nara masih terpaku di tempatnya, melihat punggung Leeteuk hingga menghilang di balik tembok. Napasnya menderu.. tubuhnya terhuyung dan membentur dinding kasar.. sakit menderu hatinya, bahkan ia tidak sadar kalau tetes air mata sudah membasahi wajahnya..
Jang Nara terisak..
Hiks..
Hiks..
Waeyo?? Hari ini banyak orang terluka….
…. ….
…. ….
            “Pengajar Jang, Gwaenchana??” Siwon sedikit menangkap keganjilan itu. Jang Nara selalu masuk ke kelas mereka dengan semangat penuh bahkan siap memarahi siapa saja yang tidak menghargai kelasnya.
            “eoh, nde.. Siwon ssi..”
            “kalau begitu kita bisa melanjutkan pelajaran hari ini?”
            “nde.. kalian lanjutkan tugas kalian.. aku akan keluar sebentar..”
Rupanya ia masih kacau karena pertemuannya dengan Leeteuk tadi. Bagaimana bisa ia seperti ini..
            “Pengajar Jang??”
AIGO!! Kau terlambat lagi Park Donghae.. apa yang akan kau terima kali ini sebagai hukuman apalagi situasi hati Pengajar itu sedang tidak baik..
            “Donghae-ya…”
            “mwo?? ah.. nde.. mianhamnida..”
            “boleh aku tahu kenapa kau terlihat tidak serius dengan kelas ini? aku melihat arsiranmu kemarin.. itu bagus, tapi kenapa??”
            “eoh.. yogie..” Donghae menggaruk tengkuknya pelan sambil berusaha mencari alasan.
            “ah.. sudahlah, masuk ke kelasmu kerjakan tugasmu.. aku tinggal sebentar..”
            “nde,.” Ini kali pertamanya ia hormat pada Jang Nara. Masuk ke kelas tanpa keributan tapi sedetik setelahnya… Jang Nara tidak bisa menahan air matanya.. ia terisak kembali.. isak yang sempat ia tahan sedari tadi keluar deras..
Tapi sayang, setelah Donghae masuk kelas pandangan matanya langsung tertuju pada Kang Sora. Begitu mereka saling bertemu mata, Donghae membalikkan tubuhnya keluar kelas lagi. bagaimana mungkin ia bisa menghadapi yeoja itu sekarang setelah apa yang diucapkanya tadi.. ia tak memperdulikan gumaman teman-teman sekelasnya yang melihat bodoh tingkah itu. lebih baik pergi untuk saat ini..
Donghae kembali menemui Jang Nara yang masih terlihat di lorong..
            “Pengajar Jang..”
Srrreekk..
Jang Nara secepat kilat menghapus air matanya walau tak sama sekali bisa menyembunyikan itu.
            “ada apa?” suara itu bahkan terdengar serak di telinga Donghae
            “sepertinya rasa sakit yang kemarin masih ada, mianhamnida.. harus membolos lagi hari ini..” lanjutnya lalu pergi. Ia tak peduli bagaimana reaksi Jang Nara saat ini, tapi sekian lama menunggu tak ada teriakan dari pengajar itu. Donghae tahu sebenarnya Jang Nara mungkin dalam masalah hari ini, tapi ia tak peduli apapun bahkan bekas air mata yang sempat ia lihat tadi.
Pikirannya hanya satu..
Ia ingin segera pergi dari sana..
Dan tak tahukan kau Hae? Pengajar Jang kembali terisak pilu..
>< 
..
>< 
Leeteuk membanting tubuhnya di sofa, matanya terpejam tapi jelas disana ada air mata..
            “Presdir.. gwaenchana?” Han Jimin kebetulan masih di kamar itu. pekerjaannya hampir selesai dan ia baru akan keluar.
            “Jimin-ah.. bisakah kau duduk disampingku? Jebal..” pintanya tanpa membuka mata. Han Jimin menurut, ia duduk tepat di samping Leeteuk.. dan..
Plukk..
Leeteuk meletakkan kepalanya di bahu Jimin.. yeoja itu terkejut dan berusaha menghindar namun tangan Leeteuk sudah menahannya..
            “jika kau masih mau berteman denganku, biarkan aku seperti ini sebentar saja..” Han Jimin patuh, ia tak tega juga mendengar suara serak Leeteuk.
Satu menit..
Dua menit..
Hiks..
Terdengar juga suara itu..
Hiks.. hiks..
Refleks, tangan Jimin mengusap pelan kepala Leeteuk walau dengan ragu-ragu dan namja itu makin melesatkan dirinya ke pelukan Jimin. Tanpa kata.. tanpa suara.. inilah luka.. sebuah luka atau?? Entahlah.. biarkan saja dulu apa adanya begitu..
Han Jimin semakin mengerti Leeteuk. Bukan sebagai Presdir.. melainkan ‘hanya Leeteuk’ ya.. seorang namja..
            “Leeteuk ssi.. aku tidak tahu apa yang kau alami.. tapi, sudah cukup kau seperti ini..” akhirnya ia berkata “sekarang.. lebih baik aku membuatkanmu teh hangat.. itu akan menolongmu..” ia mendorong tubuh namja itu yang terlihat lemah saat ini dimatanya.
            “duduklah dulu.. dan tunggu sebentar..” pintanya. Kali ini Leeteuk yang pasrah.
Tak lama setelahnya Jimin sudah kembali dengan secangkir teh yang dijanjikannya..
            “minumlah..”
            “gumawo.. Jimin-ah..” ia meraih cangkir itu dan meminumnya sedikit.
            “nde..”
            “eoh, aku minta tolong.. jangan ada yang tahu apa yang ku lakukan ini tadi, aku tidak ingin terlihat lemah di mata dongsaeng-ku..”
            “nde.. arra..” senyumnya.
            “kau tidak bertanya padaku kenapa aku seperti ini?”
Jimin malah kembali tersenyum “aku tidak berhak bertanya, jika kau ingin cerita lakukan saja tapi aku akan menyediakan bahuku untukmu kapan saja.. bukan karena aku tak ingin tahu tapi karena aku temanmu sekarang, jadi apapun itu, kau tak perlu mengatakannya padaku, kau tak perlu memintanya karena aku dengan sendirinya akan melakukan itu dengan senang hati..”
            “nde?”
            “seorang teman tidak pernah memaksa… tapi dia akan selalu ada jika temannya membutuhkan..”
            “gumapta… lain kali akan kuceritakan semuanya.. aku janji..”
            “nde, sudah.. habiskan minumanmu.. aku harus kembali bekerja..”
Jarak itu hilang. Batas itu pudar. Han Jimin dan Park Leeteuk memutus sekat tebal hubungan mereka. Bukan Presdir dan karyawannya. Hanya teman.. atau lebih tepatnya, antara namja dan yeoja?
>< 
..
>< 
Pelayan Han tersentak kaget saat melihat Donghae pulang cepat hari ini. Tuan mudanya itu bahkan tidak menyapanya malah melewatinya begitu saja saat mereka bertemu. Ia hanya memperhatikan bagaimana Donghae berjalan lunglai menaiki tangga, masuk ke kamarnya lalu menghilang bersama suara bantingan pintu pelan.
            “apa dia baik-baik saja?” tak ada kesempatan untuk bertanya lagi, ia mengejar Donghae ke kamar dan berusaha mencari tahu. Jika terjadi sesuatu pada namja itu otomatis Han Hyun Pil yang bertanggung jawab.. pikiran hanya satu.. ‘apa dia masih sakit?’
            “Donghae ssi…” pelan ia memanggil nama itu di depan pintu walau ia tahu ia bisa masuk kapan saja tanpa permisis karena hak istimewanya. Tetap, ia harus menghargai sang pemilik kamar. Karena tidak ada jawaban padahal ia merasa sudah cukup lama berdiri di sana, Han Hyun Pil nekad masuk. Ia mencemaskan keadaan Donghae tentu saja..
Kecemasannya terbukti, namja itu meringkuk di atas ranjang, berbaring tanpa bantal dan memeluk lututnya sendiri. tanpa ekspresi dengan pandangan kosong. Segera saja Han Hyun Pil menghampirinya, menyentuh pundak itu dan mengelus pelan..
            “Donghae ssi..” panggilnya pelan.
            “Ahjjussi..” oh, rupanya ia sadar kalau ada yang mengganggu kenyamanannya, walau ia tak mengubah posisi bahkan bola matanya pun tak bergerak “aku ingin sendiri.. bisakah Ahjjussi keluar dari kamarku? Tolong tutup pintunya rapat..”
Hah.. miris mendengarnya. Han Hyun Pil ingin sekali menemaninya tapi itu tidak mungkin. Memang lebih baik ia meninggalkannya sendiri dulu.
            “baiklah.. aku ada di bawah jika kau butuh sesuatu Donghae ssi..”
            “nde..”
Han Hyun Pil keluar menuruti permintaan Donghae, meninggalkannya sendiri yang masih meringkuk di sana.
Setelah bunyi pintu tertup rapat, Donghae sedikit bergerak.. memaksa tubuhnya bangun dan perlahan ia mendekat pada meja nakasnya. Laci tengah meja itu dibukanya pelan.. ia mengambil sebutir obat dari botol yang ada di sana, menelannya, lalu kembali ia berbaring.
            “aku hanya ingin tidur saat ini..” ucapnya pelan sebelum hilang kesadarannya.
Ya, itu hanya obat tidur yang ia ambil dari tempat Yesung. Karena ia tahu akhir-akhir ini ia susah sekali tidur. Mungkin obat itu bisa sedikit membantunya melupakan perasaan yang ada dengan pergi ke alam mimpi.
…. ….
…. ….
Dddrrtttt…
Dddrtrttt…
My Everything
Mata Donghae tetap terpejam walau bunyi ponsel itu cukup keras terdengar. Ini sudah ketiga kalinya ponsel itu berdering.. dan yang terlihat di layar ponsel itu..
‘Sungmin Hyungie’ Calling..
…. ….
…. ….
Sungmin masih berusaha menghubungi adiknya, kini ia malah sudah tak bisa menahan emosi lagi.
            “YAK!! kemana anak itu??”
            “masih tidak diangkat?” selidik SaEun
            “aku tidak tahu apa yang dilakukan anak itu sekarang..”
            “sudahlah, mungkin Donghae masih di dalam kelasnya..”
Hah. Akhirnya Sungmin mengalah dengan argumen SaEun. Ia kembali melanjutkan pekerjaannya.
>< 
..
>< 
Pelayan Han begitu cemas dengan keadaan Donghae, ini sudah malam dan anak itu belum keluar kamar sama sekali. Ia tahu Donghae betah tidur tapi rasanya aneh kali ini. akhirnya ia nekad untuk kedua kalinya masuk ke kamar Donghae, tanpa ketokan pintu ia langsung membukanya.
Donghae masih tidur dengan nyenyak, Han Hyun Pil bermaksud membangunkannya untuk makan malam karena ketiga hyungnya akan pulang telat.
            “Donghae ssi…” ia sedikit menggoyangkan tubuh Donghae..
            “Donghae ssi.. irroena..” sekali lagi ia mencoba.
Nihil. Donghae tetap tak bergeming..
Karena ia mulai cemas akhirnya ia sedkit keras pada tubuh itu “DONGHAE ssi… Irroena..!!”
Han Hyun Pil semakin curiga. Senyenyak apapun tidurnya, Donghae harusnya terganggu dengan teriakannya.. kali ini ia menggoncang keras tubuh itu. kepanikannya akhirnya muncul saat ia memegang kening Donghae yang sedikit hangat.
Han Hyun Pil tak mau tinggal diam.. satu-satunya yang bisa ia hubungi saat ini adalah..
            “Yesung ssi…”
            “nde, Ahjjussi?”
            “bisakah anda pulang sekarang? Tuan muda Donghae.. sakit..”
            “MWO?? arra..”
…. ….
…. ….
Yesung memeriksa keadaan Donghae.. matanya menyipit mencari sesuatu..
            “demamnya tidak tinggi.. tapi kenapa?? Ada yang dimakannya sebelum ini..”
            “saya pikir tidak, dia belum makan sejak tadi..” timpal Han Hyun Pil.
Tapi tetap saja ia curiga hingga matanya terpaku pada laci meja di depannya.. sedikit terbuka dan tidak tertutup rapat. Begitu ia mendekat, membuka lebar laci itu, matanya melotot tajam..
            “darimana Donghae mendapatkan ini??” pekiknya. Kemudian ia mengingat bahwa sempat kehilangan botol obat itu.. “aiisshh.. anak ini. kau pikir ini obat tidur biasa?? Hah..”
            “apa yang terjadi..?”
            “sepertinya ia menelan ini Ahjjussi..” tunjuknya pada botol obat itu “dia akan sedikit lama tertidur.. biarkan saja..” ucapnya sedikit tenang karena bukan masalah besar yang dilakukan Donghae “tapi tetap aku akan menyita obat ini, akan bahaya jika dia selalu menelannya apalagi dalam jumlah yang tak aturan..”
Hah.. keduanya bernapas lega sekarang.
            “kalau begitu, saya keluar dulu.. akan saya buatkan bubur untuknya..”
Yesung tersenyum “nde, gumapseumnida..”
…. ….
…. ….
            “ada apa dengan kalian hari ini?” tanya Yesung. Ia heran melihat Leeteuk pulang dengan wajah muram dan sendu. Walau ia menyembunyikan hal itu tetap saja Yesung tahu jika Leeteuk ada masalah “apa ada masalah besar hyung? Ada yang kau sembunyikan dari kami? Kau tahu.. aku benci saat kalian bersikap seperti ini.. aku tidak ingin kau sampai seperti Donghae..”
            “MWO?? terjadi sesuatu dengannya?”
            “dia tidak ke caffe hari ini..” potong Sungmin yang juga baru saja pulang, melempar tasnya di meja lalu duduk di dekat Yesung.
            “bukan hanya itu..” lanjut Yesung “dia di kamar sekarang, sepertinya ia habis menelan obat tidur yang diambilnya dari tempatku.. ah, aku tidak tahu kapan ia mengambil obat itu..”
            “MWO??”
            “aiisshh…” Leeteuk tak menunggu penjelasan lain dari Yesung, langsung ia ke lantai atas menuju kamar adiknya.
Brakk!!
Pintu terbuka kasar..
Leeteuk melihat Donghae menggeliat dalam tidurnya..
            “eeuugghhh…”
            “YAK!! PARK DONGHAE!!”
            “Hyung…” Yesung menghentikan teriakan itu “jangan seperti itu… pelankan suaramu..”
Perlahan mata itu yang sudah berjam-jam lalu terpejam akhirnya terbuka. Sayu dan samar ia melihat, walau masih sedikit berat ia tetap berusaha agar bisa membuka lebar matanya..
            “hyu…ung..” suaranya lemah “ahh.. kalian kenapa di kamarku semua?” bergantian ia menatap ketiga kakaknya.
Yesung bertindak terlebih dahulu, mengecek suhu tubuhnya..
            “pusing?”
            “sedikit..”
            “jelaskan padaku sekarang.. kau menelan obat tidur itu? kau mengambilnya dariku Hae?”
            “mian…” lirihnya pelan lalu mengalihkan pandangan mata ke arah dinding kosong “jangan marahi aku sekarang..” pintanya memelas “jebal..”
            “wae??” giliran Leeteuk yang bertanya
Bukan jawaban yang mereka dapat melainkan air mata yang tiba-tiba keluar.. Donghae segera menghapusnya. Lalu berusaha duduk bersandar pada bantal..
            “gwaenchana..” pelannya
Hah, rupanya Sungmin pun tak sabar mengetahui apa yang terjadi. Tapi untungnya dia termasuk orang yang bisa menahan emosi. Sungmin duduk di samping yang lain, menggenggam tangan Donghae, menatapnya penuh arti.
            “kau yakin tidak apa-apa? Kalau kau baik-baik saja kenapa kau seperti ini?”
Kembali air mata itu jatuh…
            “jebal hyung….” Ia masih memohon untuk tidak bertanya dulu.
Ketiga kakaknya akhirnya diam dan tetap disana.. diam menatap Donghae yang terluka entah karena apa. Bahkan dalam hati diam-diam mereka ikut menangis..
            ‘kau kenapa saeng??’
_ToBeCon_

[hari ini, tepat di gerhana ini, saat bumi gelap oleh matahari yang tersembunyi, kami pun turut gelap hati saat melepas kepergian seorang teman kembali ke pangkuan Sang Ilahi..][hah, kenapa jadi tangis-menangis gini sih..][part ini pun, akhirnya penuh dengan isakan..]

11 komentar:

  1. Turut berduka cita nee chingu...
    Aigoo., sebenarnya ada apa sih?
    Apa hubungan pengajar jang sama leeteuk.., apa mereka dulu punya hubungan special? Apa hubungannya sama donghae...
    Ahh., penasarannn...
    Cepet sembuh nee donghae...
    Ditunggu kelanjutannya neee...

    BalasHapus
  2. Turut berduka cita yah...
    Makin penasaran aja sebenarnya jang nara itu siapa,, donghae ah cepatlah sembuh ^^

    BalasHapus
  3. jangan ada kisah cinta donk -khusus buat uri Donghae- hehe

    BalasHapus
  4. Kenaapa jdi mendung dan mewek smua? T-T jang nara... mungkin kakaknya hae kah? Atau malah ibunya #intinya cepat update

    BalasHapus
  5. Turut berduka cita nee chingu
    Jebal please jangan ada kisah cinta buat donghae cukup donghae cinta kepada 3 hyung begitupun sebaliknya..
    Penasaran sama pengajar jang.. fast update nee.. semangat..

    BalasHapus
  6. Aq bru tau kl baca lewat laptop bisa skalian denger musicnya ost. Don't forget by Iris

    BalasHapus
    Balasan
    1. yap, mendukung bukan saat membaca ini sambil mendengarkan lagu?? perasaan teraduk..

      Hapus
  7. Lanjutin ya udah ga tahan pengen baca lagii

    BalasHapus
  8. Lanjutin ya udah ga tahan pengen baca lagii

    BalasHapus
  9. Lanjutin ya udah ga tahan pengen baca lagii

    BalasHapus
  10. Daebak,,tiap hari aku nge cek terus blog ini cuma gara2 suka banget sama ff ini, past upadate ne,,semoga tidak ada kisah cinta tentang pangeran ice kita

    BalasHapus