Genre :
Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk][31] _ Kim JongWoon [Park Yesung][29] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin][26]_ Lee Donghae [Park Donghae][20]
Park Jungsoo [Park Leeteuk][31] _ Kim JongWoon [Park Yesung][29] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin][26]_ Lee Donghae [Park Donghae][20]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
The Little Prince [by-Ryeowook]
The Little Prince [by-Ryeowook]
><
..
><
Crown of Prince_12
Why did you came just
now [3]
><
..
><
Donghae melepas earphonenya, lagu yang ia dengar hanya
membuatnya kacau saja. langkahnya pelan tapi tak terhenti saat melihat Sora
sendiri duduk di taman di seberang lapangan rumput hijau. Ada satu tekad yang
tiba-tiba merasuk dalam keyakinannya.
Namja itu duduk di samping Sora membuat yeoja itu bergidik
kaget. Sebelum ia mendampratnya dengan kata kasar, Donghae sudah berucap..
“aku
lelah..” Sora tidak tahu apa maksudnya, tapi ia memutuskan untuk memberi
kesempatan namja itu untuk bicara. Ia membiarkan Donghae duduk di sampingnya..
“kau tahu,
hidup di dalam kebohongan itu hanya menyembunyikan sebuah luka terpendam..
sebuah kenyataan dan menutupi kebenaran.. eoh, Sora-ya.. apa kau pernah
merasakan hal yang sama denganku? Lelah dengan semua ini.. dengan kehidupan
ini.. lelah berpura-pura dan berharap bisa hidup dimana diri kita berada
seharusnya..”
“apa yang
kau katakan? Apa kau sedang berpura-pura sekarang ini?”
“ani..
kali ini aku jujur..”
“lalu? Kau
punya masalah? Tidak biasanya kau bicara seperti ini padaku.. apa kau sedang
memancing pertengkaran dengan bersikap seperti ini?”
“apa aku
terlihat sedang melakukan itu? yak.. aku hanya ingin bertanya saja.. apa kau
benar-benar mencintai Siwon atau selama ini yang kukatakan benar??”
“mengapa
kau bertanya lagi?”
“aku tahu
maksud awalmu menerima keberadaan Siwon.. karena keluargamu kan? Apa jika itu
bukan Siwon kau akan tetap melakukan hal yang sama?”
“Siwon
adalah temanku.. kami tumbuh dan bermain bersama. Ia tahu semua hal tentang
keluargaku.. ia bahkan selalu membantu tanpa aku minta.. sekarang menurutmu
bagaimana aku membalas semua kebaikannya? Kau tidak tahu kan bagaimana rasanya
mencekam saat kau hampir kehilangan orang yang kau sayangi.. Siwon datang di
saat seperti itu.. eoh, baiklah.. aku ingin berterimakasih padamu waktu itu
sudah menolong Umma.. Kyu menceritakan semuanya, aku tahu sebenarnya kau orang
baik.. tapi..mungkin..”
Donghae diam.. ia mencerna penjelasan Sora.. bahkan ia tak
membalas ucapan terimakasih untuknya. Ia bahkan rasanya tak peduli lagi kalau
yeoja itu tahu siapa dirinya sebenarnya lebih dalam.
“semua
orang berpikiran sama sepertimu..” lanjut Sora “aku hanya mengingini uang
Siwon.. itu kan?? Kau bahkan melihatku sebagai yeoja mesum..??”
“apa aku
salah??”
“nde,
salah besar..” ujarnya “dengar Hae… aku tidak tahu kenapa selama ini kau begitu
membenciku, atau sebenarnya kau membenci Siwon tapi melampiaskannya padaku
entahlah.. yang jelas, tidak ada masalah diantara kita awalnya kan..”
“arraseo..
na.. babo namja..” Donghae berdiri berniat pergi dari sana, tapi sebelum ia
melangkah jauh.. “Kang Sora… sejujurnya.. aku menyukaimu, saat aku tahu kau
dengan Siwon, aku membenci kalian, apalagi aku tahu kalau awal dari hubungan
itu hanya karena balas budi bukan karena kau menyukainya.. mian.. jongmal
mianhae.. tapi aku bodoh sekali, karena menyukai yeoja yang sudah memiliki
kekasih..”
Deggg..
Degg..
Terjawab sudah!! akhirnya ia mengaku kalah dengan
perasaannya sendiri.
Sora membeku. Apa ia tidak salah dengar? Ya, Donghae benar.
Ia memang tidak menyukai Siwon awalnya. Tapi.. Siwon baik.. menjaganya..
memberinya kehangatan.. dan memperbolehkannya menangis di bahunya..
“nado
mianhae.. Donghae-ya.. nado johaeyo..”
Percuma. Donghae tak akan mendengar pernyataannya, ia sudah
pergi. Dan lebih baik begitu jadi tidak akan saling melukai..
Tapi kenapa Sora merasa ngilu? Dadanya sesak.. dan..
Hiks..
Hiks..
“kenapa
ini menyakitkan?? Kau benar Hae.. rasanya melelahkan hidup di dalam
kebohongan.. tapi aku sudah tidak bisa keluar dari kotak itu. kalau aku
keluar.. aku akan menyakiti banyak orang.. ini keputusanku..”
…. ….
…. ….
“Pengajar
Jang..”
“nde…”
Jang Nara memberi hormat padanya. Park Leeteuk. “ada apa Presdir..”
“mengapa
baru sekarang anda kembali?”
“nde??”
“eoh, apakah
ini juga Appa yang mengatur semuanya??”
“apa
maksud anda..”
“aku
menyadari semuanya, aku juga mengingat semuanya..” katanya “apa sekarang anda
senang Pengajar Jang karena bisa melihatnya setiap anda mau?”
Leeteuk memang tak menyangka ia bertemu dengan yeoja itu
lagi. tapi bagaimanapun ia tak akan lupa sekalipun itu sudah belasan tahun
lalu. Wajah itu tak berubah hanya sekarang ia terlihat lebih.. err..
“mw..mwworago??”
“Pengajar
Jang.. lakukan yang anda suka, tapi jangan ada luka lagi.. kesalahan waktu itu,
jangan limpahkan pada orang yang tak tahu apa-apa.. andalah yang harus menanggungnya..”
Jahatkah pikiran Leeteuk? Kelihatannya begitu..
“Presdir..”
ketenganggan diantara mereka pecah oleh kedatangan Choi Jin Hyuk “sudah selesai
semua, kita kembali ke Hotel..”
“nde..
eoh, apa kau melihat Donghae?”
“sepertinya
dia sedang bersama temannya, tadi kulihat dia dengan seorang gadis..”
“OMO..
anak itu.. arra, kita kembali saja..”
Jang Nara masih terpaku di tempatnya, melihat punggung
Leeteuk hingga menghilang di balik tembok. Napasnya menderu.. tubuhnya
terhuyung dan membentur dinding kasar.. sakit menderu hatinya, bahkan ia tidak
sadar kalau tetes air mata sudah membasahi wajahnya..
Jang Nara terisak..
Hiks..
Hiks..
Waeyo?? Hari ini banyak orang terluka….
…. ….
…. ….
“Pengajar
Jang, Gwaenchana??” Siwon sedikit menangkap keganjilan itu. Jang Nara selalu
masuk ke kelas mereka dengan semangat penuh bahkan siap memarahi siapa saja yang
tidak menghargai kelasnya.
“eoh,
nde.. Siwon ssi..”
“kalau
begitu kita bisa melanjutkan pelajaran hari ini?”
“nde..
kalian lanjutkan tugas kalian.. aku akan keluar sebentar..”
Rupanya ia masih kacau karena pertemuannya dengan Leeteuk
tadi. Bagaimana bisa ia seperti ini..
“Pengajar
Jang??”
AIGO!! Kau terlambat lagi Park Donghae.. apa yang akan kau
terima kali ini sebagai hukuman apalagi situasi hati Pengajar itu sedang tidak
baik..
“Donghae-ya…”
“mwo??
ah.. nde.. mianhamnida..”
“boleh aku
tahu kenapa kau terlihat tidak serius dengan kelas ini? aku melihat arsiranmu
kemarin.. itu bagus, tapi kenapa??”
“eoh..
yogie..” Donghae menggaruk tengkuknya pelan sambil berusaha mencari alasan.
“ah..
sudahlah, masuk ke kelasmu kerjakan tugasmu.. aku tinggal sebentar..”
“nde,.”
Ini kali pertamanya ia hormat pada Jang Nara. Masuk ke kelas tanpa keributan tapi
sedetik setelahnya… Jang Nara tidak bisa menahan air matanya.. ia terisak
kembali.. isak yang sempat ia tahan sedari tadi keluar deras..
Tapi sayang, setelah Donghae masuk kelas pandangan matanya
langsung tertuju pada Kang Sora. Begitu mereka saling bertemu mata, Donghae
membalikkan tubuhnya keluar kelas lagi. bagaimana mungkin ia bisa menghadapi
yeoja itu sekarang setelah apa yang diucapkanya tadi.. ia tak memperdulikan
gumaman teman-teman sekelasnya yang melihat bodoh tingkah itu. lebih baik pergi
untuk saat ini..
Donghae kembali menemui Jang Nara yang masih terlihat di
lorong..
“Pengajar
Jang..”
Srrreekk..
Jang Nara secepat kilat menghapus air matanya walau tak
sama sekali bisa menyembunyikan itu.
“ada apa?”
suara itu bahkan terdengar serak di telinga Donghae
“sepertinya
rasa sakit yang kemarin masih ada, mianhamnida.. harus membolos lagi hari
ini..” lanjutnya lalu pergi. Ia tak peduli bagaimana reaksi Jang Nara saat ini,
tapi sekian lama menunggu tak ada teriakan dari pengajar itu. Donghae tahu
sebenarnya Jang Nara mungkin dalam masalah hari ini, tapi ia tak peduli apapun
bahkan bekas air mata yang sempat ia lihat tadi.
Pikirannya hanya satu..
Ia ingin segera pergi dari sana..
Dan tak tahukan kau Hae? Pengajar Jang kembali terisak
pilu..
><
..
><
Leeteuk membanting tubuhnya di sofa, matanya terpejam tapi
jelas disana ada air mata..
“Presdir..
gwaenchana?” Han Jimin kebetulan masih di kamar itu. pekerjaannya hampir
selesai dan ia baru akan keluar.
“Jimin-ah..
bisakah kau duduk disampingku? Jebal..” pintanya tanpa membuka mata. Han Jimin
menurut, ia duduk tepat di samping Leeteuk.. dan..
Plukk..
Leeteuk meletakkan kepalanya di bahu Jimin.. yeoja itu
terkejut dan berusaha menghindar namun tangan Leeteuk sudah menahannya..
“jika kau
masih mau berteman denganku, biarkan aku seperti ini sebentar saja..” Han Jimin
patuh, ia tak tega juga mendengar suara serak Leeteuk.
Satu menit..
Dua menit..
Hiks..
Terdengar juga suara itu..
Hiks.. hiks..
Refleks, tangan Jimin mengusap pelan kepala Leeteuk walau
dengan ragu-ragu dan namja itu makin melesatkan dirinya ke pelukan Jimin. Tanpa
kata.. tanpa suara.. inilah luka.. sebuah luka atau?? Entahlah.. biarkan saja dulu
apa adanya begitu..
Han Jimin semakin mengerti Leeteuk. Bukan sebagai Presdir..
melainkan ‘hanya Leeteuk’ ya.. seorang namja..
“Leeteuk
ssi.. aku tidak tahu apa yang kau alami.. tapi, sudah cukup kau seperti ini..”
akhirnya ia berkata “sekarang.. lebih baik aku membuatkanmu teh hangat.. itu
akan menolongmu..” ia mendorong tubuh namja itu yang terlihat lemah saat ini
dimatanya.
“duduklah
dulu.. dan tunggu sebentar..” pintanya. Kali ini Leeteuk yang pasrah.
Tak lama setelahnya Jimin sudah kembali dengan secangkir
teh yang dijanjikannya..
“minumlah..”
“gumawo..
Jimin-ah..” ia meraih cangkir itu dan meminumnya sedikit.
“nde..”
“eoh, aku
minta tolong.. jangan ada yang tahu apa yang ku lakukan ini tadi, aku tidak
ingin terlihat lemah di mata dongsaeng-ku..”
“nde..
arra..” senyumnya.
“kau tidak
bertanya padaku kenapa aku seperti ini?”
Jimin malah kembali tersenyum “aku tidak berhak bertanya,
jika kau ingin cerita lakukan saja tapi aku akan menyediakan bahuku untukmu
kapan saja.. bukan karena aku tak ingin tahu tapi karena aku temanmu sekarang,
jadi apapun itu, kau tak perlu mengatakannya padaku, kau tak perlu memintanya
karena aku dengan sendirinya akan melakukan itu dengan senang hati..”
“nde?”
“seorang
teman tidak pernah memaksa… tapi dia akan selalu ada jika temannya
membutuhkan..”
“gumapta…
lain kali akan kuceritakan semuanya.. aku janji..”
“nde,
sudah.. habiskan minumanmu.. aku harus kembali bekerja..”
Jarak itu hilang. Batas itu pudar. Han Jimin dan Park
Leeteuk memutus sekat tebal hubungan mereka. Bukan Presdir dan karyawannya. Hanya
teman.. atau lebih tepatnya, antara namja dan yeoja?
><
..
><
Pelayan Han tersentak kaget saat melihat Donghae pulang
cepat hari ini. Tuan mudanya itu bahkan tidak menyapanya malah melewatinya
begitu saja saat mereka bertemu. Ia hanya memperhatikan bagaimana Donghae
berjalan lunglai menaiki tangga, masuk ke kamarnya lalu menghilang bersama
suara bantingan pintu pelan.
“apa dia
baik-baik saja?” tak ada kesempatan untuk bertanya lagi, ia mengejar Donghae ke
kamar dan berusaha mencari tahu. Jika terjadi sesuatu pada namja itu otomatis
Han Hyun Pil yang bertanggung jawab.. pikiran hanya satu.. ‘apa dia masih
sakit?’
“Donghae
ssi…” pelan ia memanggil nama itu di depan pintu walau ia tahu ia bisa masuk
kapan saja tanpa permisis karena hak istimewanya. Tetap, ia harus menghargai
sang pemilik kamar. Karena tidak ada jawaban padahal ia merasa sudah cukup lama
berdiri di sana, Han Hyun Pil nekad masuk. Ia mencemaskan keadaan Donghae tentu
saja..
Kecemasannya terbukti, namja itu meringkuk di atas ranjang,
berbaring tanpa bantal dan memeluk lututnya sendiri. tanpa ekspresi dengan
pandangan kosong. Segera saja Han Hyun Pil menghampirinya, menyentuh pundak itu
dan mengelus pelan..
“Donghae
ssi..” panggilnya pelan.
“Ahjjussi..”
oh, rupanya ia sadar kalau ada yang mengganggu kenyamanannya, walau ia tak
mengubah posisi bahkan bola matanya pun tak bergerak “aku ingin sendiri..
bisakah Ahjjussi keluar dari kamarku? Tolong tutup pintunya rapat..”
Hah.. miris mendengarnya. Han Hyun Pil ingin sekali
menemaninya tapi itu tidak mungkin. Memang lebih baik ia meninggalkannya
sendiri dulu.
“baiklah..
aku ada di bawah jika kau butuh sesuatu Donghae ssi..”
“nde..”
Han Hyun Pil keluar menuruti permintaan Donghae,
meninggalkannya sendiri yang masih meringkuk di sana.
Setelah bunyi pintu tertup rapat, Donghae sedikit
bergerak.. memaksa tubuhnya bangun dan perlahan ia mendekat pada meja nakasnya.
Laci tengah meja itu dibukanya pelan.. ia mengambil sebutir obat dari botol
yang ada di sana, menelannya, lalu kembali ia berbaring.
“aku hanya
ingin tidur saat ini..” ucapnya pelan sebelum hilang kesadarannya.
Ya, itu hanya obat tidur yang ia ambil dari tempat Yesung.
Karena ia tahu akhir-akhir ini ia susah sekali tidur. Mungkin obat itu bisa
sedikit membantunya melupakan perasaan yang ada dengan pergi ke alam mimpi.
…. ….
…. ….
Dddrrtttt…
Dddrtrttt…
♫ My Everything ♪
Mata Donghae tetap terpejam walau bunyi ponsel itu cukup
keras terdengar. Ini sudah ketiga kalinya ponsel itu berdering.. dan yang terlihat
di layar ponsel itu..
‘Sungmin Hyungie’
Calling..
…. ….
…. ….
Sungmin masih berusaha menghubungi adiknya, kini ia malah
sudah tak bisa menahan emosi lagi.
“YAK!!
kemana anak itu??”
“masih
tidak diangkat?” selidik SaEun
“aku tidak
tahu apa yang dilakukan anak itu sekarang..”
“sudahlah,
mungkin Donghae masih di dalam kelasnya..”
Hah. Akhirnya Sungmin mengalah dengan argumen SaEun. Ia
kembali melanjutkan pekerjaannya.
><
..
><
Pelayan Han begitu cemas dengan keadaan Donghae, ini sudah
malam dan anak itu belum keluar kamar sama sekali. Ia tahu Donghae betah tidur
tapi rasanya aneh kali ini. akhirnya ia nekad untuk kedua kalinya masuk ke
kamar Donghae, tanpa ketokan pintu ia langsung membukanya.
Donghae masih tidur dengan nyenyak, Han Hyun Pil bermaksud
membangunkannya untuk makan malam karena ketiga hyungnya akan pulang telat.
“Donghae
ssi…” ia sedikit menggoyangkan tubuh Donghae..
“Donghae
ssi.. irroena..” sekali lagi ia mencoba.
Nihil. Donghae tetap tak bergeming..
Karena ia mulai cemas akhirnya ia sedkit keras pada tubuh
itu “DONGHAE ssi… Irroena..!!”
Han Hyun Pil semakin curiga. Senyenyak apapun tidurnya,
Donghae harusnya terganggu dengan teriakannya.. kali ini ia menggoncang keras
tubuh itu. kepanikannya akhirnya muncul saat ia memegang kening Donghae yang
sedikit hangat.
Han Hyun Pil tak mau tinggal diam.. satu-satunya yang bisa
ia hubungi saat ini adalah..
“Yesung ssi…”
“nde, Ahjjussi?”
“bisakah anda pulang sekarang? Tuan
muda Donghae.. sakit..”
“MWO?? arra..”
…. ….
…. ….
Yesung memeriksa keadaan Donghae.. matanya menyipit mencari
sesuatu..
“demamnya
tidak tinggi.. tapi kenapa?? Ada yang dimakannya sebelum ini..”
“saya
pikir tidak, dia belum makan sejak tadi..” timpal Han Hyun Pil.
Tapi tetap saja ia curiga hingga matanya terpaku pada laci
meja di depannya.. sedikit terbuka dan tidak tertutup rapat. Begitu ia
mendekat, membuka lebar laci itu, matanya melotot tajam..
“darimana
Donghae mendapatkan ini??” pekiknya. Kemudian ia mengingat bahwa sempat
kehilangan botol obat itu.. “aiisshh.. anak ini. kau pikir ini obat tidur
biasa?? Hah..”
“apa yang
terjadi..?”
“sepertinya
ia menelan ini Ahjjussi..” tunjuknya pada botol obat itu “dia akan sedikit lama
tertidur.. biarkan saja..” ucapnya sedikit tenang karena bukan masalah besar
yang dilakukan Donghae “tapi tetap aku akan menyita obat ini, akan bahaya jika
dia selalu menelannya apalagi dalam jumlah yang tak aturan..”
Hah.. keduanya bernapas lega sekarang.
“kalau
begitu, saya keluar dulu.. akan saya buatkan bubur untuknya..”
Yesung tersenyum “nde, gumapseumnida..”
…. ….
…. ….
“ada apa
dengan kalian hari ini?” tanya Yesung. Ia heran melihat Leeteuk pulang dengan
wajah muram dan sendu. Walau ia menyembunyikan hal itu tetap saja Yesung tahu
jika Leeteuk ada masalah “apa ada masalah besar hyung? Ada yang kau sembunyikan
dari kami? Kau tahu.. aku benci saat kalian bersikap seperti ini.. aku tidak
ingin kau sampai seperti Donghae..”
“MWO??
terjadi sesuatu dengannya?”
“dia tidak
ke caffe hari ini..” potong Sungmin yang juga baru saja pulang, melempar tasnya
di meja lalu duduk di dekat Yesung.
“bukan
hanya itu..” lanjut Yesung “dia di kamar sekarang, sepertinya ia habis menelan
obat tidur yang diambilnya dari tempatku.. ah, aku tidak tahu kapan ia
mengambil obat itu..”
“MWO??”
“aiisshh…”
Leeteuk tak menunggu penjelasan lain dari Yesung, langsung ia ke lantai atas
menuju kamar adiknya.
Brakk!!
Pintu terbuka kasar..
Leeteuk melihat Donghae menggeliat dalam tidurnya..
“eeuugghhh…”
“YAK!!
PARK DONGHAE!!”
“Hyung…”
Yesung menghentikan teriakan itu “jangan seperti itu… pelankan suaramu..”
Perlahan mata itu yang sudah berjam-jam lalu terpejam
akhirnya terbuka. Sayu dan samar ia melihat, walau masih sedikit berat ia tetap
berusaha agar bisa membuka lebar matanya..
“hyu…ung..”
suaranya lemah “ahh.. kalian kenapa di kamarku semua?” bergantian ia menatap
ketiga kakaknya.
Yesung bertindak terlebih dahulu, mengecek suhu tubuhnya..
“pusing?”
“sedikit..”
“jelaskan
padaku sekarang.. kau menelan obat tidur itu? kau mengambilnya dariku Hae?”
“mian…”
lirihnya pelan lalu mengalihkan pandangan mata ke arah dinding kosong “jangan
marahi aku sekarang..” pintanya memelas “jebal..”
“wae??”
giliran Leeteuk yang bertanya
Bukan jawaban yang mereka dapat melainkan air mata yang
tiba-tiba keluar.. Donghae segera menghapusnya. Lalu berusaha duduk bersandar
pada bantal..
“gwaenchana..”
pelannya
Hah, rupanya Sungmin pun tak sabar mengetahui apa yang
terjadi. Tapi untungnya dia termasuk orang yang bisa menahan emosi. Sungmin
duduk di samping yang lain, menggenggam tangan Donghae, menatapnya penuh arti.
“kau yakin
tidak apa-apa? Kalau kau baik-baik saja kenapa kau seperti ini?”
Kembali air mata itu jatuh…
“jebal
hyung….” Ia masih memohon untuk tidak bertanya dulu.
Ketiga kakaknya akhirnya diam dan tetap disana.. diam
menatap Donghae yang terluka entah karena apa. Bahkan dalam hati diam-diam
mereka ikut menangis..
‘kau kenapa saeng??’
_ToBeCon_
[hari ini, tepat di gerhana ini, saat bumi gelap
oleh matahari yang tersembunyi, kami pun turut gelap hati saat melepas
kepergian seorang teman kembali ke pangkuan Sang Ilahi..][hah, kenapa jadi
tangis-menangis gini sih..][part ini pun, akhirnya penuh dengan isakan..]
Turut berduka cita nee chingu...
BalasHapusAigoo., sebenarnya ada apa sih?
Apa hubungan pengajar jang sama leeteuk.., apa mereka dulu punya hubungan special? Apa hubungannya sama donghae...
Ahh., penasarannn...
Cepet sembuh nee donghae...
Ditunggu kelanjutannya neee...
Turut berduka cita yah...
BalasHapusMakin penasaran aja sebenarnya jang nara itu siapa,, donghae ah cepatlah sembuh ^^
jangan ada kisah cinta donk -khusus buat uri Donghae- hehe
BalasHapusKenaapa jdi mendung dan mewek smua? T-T jang nara... mungkin kakaknya hae kah? Atau malah ibunya #intinya cepat update
BalasHapusTurut berduka cita nee chingu
BalasHapusJebal please jangan ada kisah cinta buat donghae cukup donghae cinta kepada 3 hyung begitupun sebaliknya..
Penasaran sama pengajar jang.. fast update nee.. semangat..
Aq bru tau kl baca lewat laptop bisa skalian denger musicnya ost. Don't forget by Iris
BalasHapusyap, mendukung bukan saat membaca ini sambil mendengarkan lagu?? perasaan teraduk..
HapusLanjutin ya udah ga tahan pengen baca lagii
BalasHapusLanjutin ya udah ga tahan pengen baca lagii
BalasHapusLanjutin ya udah ga tahan pengen baca lagii
BalasHapusDaebak,,tiap hari aku nge cek terus blog ini cuma gara2 suka banget sama ff ini, past upadate ne,,semoga tidak ada kisah cinta tentang pangeran ice kita
BalasHapus