Rabu, 05 Maret 2014

DESTINY LOVE -2-



=Part 2=
          “Siwon-ah!!” Siwon mencari orang yang memanggilnya sekalipun ia sudah hafal dengan suara ini. “Yoona??” gumannya “waeyo?” tatapan matanya penuh pertanyaan pada yeoja yang sekarang sudah ada dihadapannya.
          “aniyo.. aku hanya ingin memberikan ini untukmu!” Yoona menyerahkan sebuah bungkusan kecil pada Siwon. Namja itu masih diam mencerna perkataan Yoona, matanya turut mengikuti apa yang ada di tangannya “yogie??”
          “ne, aku sengaja membelinya untukmu..”
Siwon kembali diam sesaat “mianhae.. jongmal mianhae, tapi aku tidak bisa menerima ini Yoona..” namja itu kembali memberikannya pada Yoona.
          “wae..waeyo?” suara Yoona sedikit gemetar, mungkin ia kecewa dengan sikap Siwon. Siwon menghela napas “kau lihat ini?” Yoona mendongak, ia melihat sebuah gelang sudah melekat di lengan kanan Siwon. “aku tidak bisa melepas gelang ini, karena ini sangat berharga untukku.. Sora noona.. dan Donghae, aku tidak bisa menyandingkannya dengan gelang lain..” jelas Siwon.
          “aahh.. gurrae..” kecewa Yoona “gwaenchana..” ujarnya kemudian sambil tersenyum “aku mengerti sekarang!”
          ‘aku akan memberikan yang lain untukmu kalau kau tidak bisa menerima gelang ini’ batin Yoona.
          “mianhae..” sesal Siwon.
          “ne..” Yoona tidak sepenuhnya kecewa dengan tolakan Siwon. Yeoja itu bahkan berencana akan kembali lagi ke Blossom Art dan membeli sesuatu yang lain di sana. “sudahlah.. kajja..!!”
………………………………………

          “Lee Eunhyuk berhentilah mengganggu Kibum!” teriak Donghae. Eunhyuk mendegar itu menoleh padanya “apa urusanmu?” tanyanya dingin.
          “Kibum temanku..”
          “lalu kalau Kibum temanmu hanya kau saja yang boleh menyalin tugasnya?”
          “mwo?? aku tidak selalu menyalinnya..”
          “sama saja, baboya!!” sungutnya
          “SAM!!” Minho tiba-tiba berteriak saat Jung Minjae masuk kelas “mereka menyalin tugas milik Kibum” adunya.
Donghae dan Eunhyuk seketika membelakkan mata. Kibum yang awalnya diam ikut mendongakkan kepala. Jung Minjae memandang ketiganya dengan lekat lalu menghela napas.
          “again and again..” gumannya pelan “Donghae.. Eunhyuk.. Kibum, kalian ikut aku!”
          “tapi sam…” tolak Eunhyuk
          “tidak menerima alasan!!” tegas guru Jung “yang lain tunggu Kang sonsaengnim datang dan mengajar.. jangan membuat keributan juga!” pintanya sambil berlalu dengan tiga orang murid dibelakang mengikutnya.

Kibum, Donghae dan Eunhyuk bebaris rapi di depan guru Jung.
          “selama pelajaran pertama berlangsung, kalian bersihkan lapangan basket ini.. jangan sampai ada sisah yang masih kotor atau aku akan membuat hukuman kalian bertambah nantinya..”
          “sam..”
          “jangan merengek Hyuk!! Cepat kerjakan dan jangan buang waktu!!” utusnya.
Kibum ingin menolak hukuman itu, tapi ia tak tega melihat Donghae yang sudah membelanya. Dengan malas, Kibum meraih sapu yang bersandar di pojok ruangan dan memberikannya juga untuk Donghae.
          ‘aaiisshh.. dua lawan satu!’ keluh Eunhyuk
……………………………………….

Blossom Art..
          “Unnie!! Oppa!!”
TaeJi bergidik ngeri mendengar seruan Yoona. “kau datang lagi?”
          “apa ada yang salah dengan barang yang kau beli?” sambung Daewoo. Yoona menggeleng lalu mengalihkan padangannya keliling ruangan itu “Sora Unnie.. Yuri Unnie.. odie??”
          “kau ke sini mencari mereka?”
          “ne, aku ingin bertanya..” katanya polos.
          “tanya aku saja..” sahut TaeJi “aku bisa menjawab pertanyaanmu juga..” pamernya.
          “ehmm.. yogie.. namja yang ingin aku beri gelang ini menolak karena dia tidak ingin melepas gelang berharganya, tidak ingin membuatnya bersanding dengan gelang lain..”
          “omo.. dia tipe setia rupanya..” gurau Daewoo “apa namjachingumu?”
          “ani, Unnie.. tapi aku berharap seperti itu..”
          “hah, berikan padaku saja..” lirih Taeji
          “YAK!!” Yoona dan Daewoo sama-sama berteriak “sudah Yonna-ya.. ehm, bagaimana kalau..”
          “gantungan ponsel!!” potong Sora, yeoja itu baru saja keluar dari ruangan Yuri “itu lebih umum bukan? Kau bahkan bisa memesannya satu pasang..”
          “Omo!! Sora Unnie benar!! Gumawoyo.. kalau begitu aku pesan satu pasang.. seperti ini..” Yonna bersemangat melukiskan bentuk gantungan yang ingin ia pesan. Kemudian ia menyodorkannya pada TaeJi.
          “Noona, otte??” Taeji mengangkat gambar itu menunjukkannya pada Sora.
          “ne, yeopo.. besok kau bisa mengambilnya Yoona..” ramah Sora
          “jongmal??” riangnya “baiklah, kalau begitu sampai besok Noona!! Aku pergi dulu..” pamitnya sambil berlari cepat keluar dari Blossom Art.
          “Aigo.. dasar yeoja!!” gerutu Taeji. Daewoo dan Sora yang tergeleng kecil melihat pelanggan barunya.
          “Sora-ya..” panggil Yuri “temani aku melihat gaun pengantinku, ne..”
Sora mengangguk, ia tak pernah keberatan dengan apapun yang di minta sahabatnya. Baginya Yuri adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki. Yuri yang tahu segalanya tentang Sora begitu sebaliknya.
          “kalian jaga Blossom, aku dan Sora pergi sebentar..” pintanya pada dua makhluk di depannya.
          “ne, jangan kuatir.. kami akan menjaganya dengan baik..”
          “gumawo..”
          “Noona, hwaiting!!” seru Taeji memberi semangat.
…………………………………..

Donghae enggan mengayuh sepedanya.
          “waeyo?” tanya Kibum di sebelahnya “kau lelah?”
          “ne..” jawabnya malas. Ini bukan kali pertama mereka mendapat hukuman di sekolah, tapi kondisi tubuh yang tidak mendukungnya untuk bekerja keras.
          “aahh.. nado..!!” balasnya.
Kibum dan Donghae masih mengayuh sepedanya sampai mereka tiba didepan rumah model setengah kuno. Rumah milik Kibum.
          “sampai besok..” ucap Donghae pada Kibum. Namja itu mengangguk mantap.
Tak jauh dari rumah Kibum berbeda dua rumah di sebelah kanannya ialah rumah Donghae. rumah itu tak jauh beda dengan rumah Kibum yang bergaya setengah kuno. Tapi tidak dengan perabotan dan desain di dalamnya yang hampir mirip dengan desain modern saat ini, hanya pintu gesernya saja yang masih tetap terlihat gaya lama.
Namja itu masuk dan mendapati namja lain tengah duduk di atas sofa dan mantap memandang TV.
          “aku pulang..”
          “Hae.. kau sudah pulang? Cepat mandi dan ganti bajumu.. aku tunggu di meja makan..” ujarnya panjang lebar. Donghae sendiri sudah hafal dengan seruan yang hampir tiap hari didengarnya itu. Tapi ia tak punya tenaga untuk protes sekarang ini.
          “ne, Wonnie hyung..” patuhnya.

Namja itu sudah berganti dengan kaos biasa lalu duduk di depan meja makan dengan lunglai. Saat itu terdengar suara Sora datang.
          “kalian sudah di rumah?”
          “ne Noona, kau mau makan malam dulu?” tawar Siwon.
Sora langsung mengambil duduk di sebelah Donghae sementara Siwon menyodorkan beberapa masakannya. Yeoja itu sedikit melirik ke arah dongsaeng kecilnya “gwaenchana Hae?” ia terlihat cemas melihat wajah pucat di hadapannya.
          “kau di hukum lagi hari ini?” tebak Siwon sambil menyuapkan sepotong sayur untuk di kunyahnya.
Donghae menunduk, ia tak bisa menyembunyikan apapun dari kedua kakaknya “ne.. dengan Eunhyuk.. dia hampir menyalin pekerjaan Kibum..” terangnya pelan.
Sora berhenti makan “memangnya kau tak pernah menyalin pekerjaan Kibum?”
          “dia chinguku, Noona..”
          “lalu kalau dia chingu kau bisa seenaknya menyalin pekerjaannya? Kapan kau akan mengerjakan tugasmu sendiri eeooh?”
          “Kibum mengijinkan!”
          “aaiisshh.. kau ini.. sudah, cepat habiskan makananmu setelah itu minum obat lalu tidur..” seru Siwon, ia tak tahu lagi bagaimana cara menghadapi dongsaenya itu sampai..
Ddrrttt…
          “yoboseyo Sunbae?” sambut Siwon meraih ponselnya yang berdering, satu panggilan dari Shindong, sunbaenya.
          “gurraeyo?? Omo.. itu berita bagus..” lanjutnya “ne, Sunbae.. besok aku ke sana..” katanya sebelum meletakkan kembali ponsel itu di atas meja.
          “waeyo?” tanya Sora datar
          “Shindong Sunbae.. dia bilang Jung Yeong Kim menerima kerjasama Shin Production..”
          “MWO?? JYK?? JINJJA??” teriak Donghae seketika “Yak, hyung.. kau akan jadi terkenal nantinya!!”
Siwon dan Sora sama-sama bingung dengan sikap dongsaengnya “apa yang kau katakan Hae? seorang sutradara tidak akan pernah memunculkan wajahnya di TV.. dia hanya bekerja di balik layar!”
          “tetap saja hyung.. kalau kau bisa masuk JYK itu artinya kau akan jadi sutradara terkenal..”
          “aissh, Hae.. sudah!! Kau ini.. habiskan makananmu cepat!” tegus Sora, ia tak tahan lagi dengan teriakan histeris Donghae “atau kau mau ku pukul kalau sampai sakit besok?” ancamnya.
          “ne Noona.. arraeso!!”

Yesung’s Room..
Buku tebal yang sudah lama tak lagi dibukanya sejak ia lulus junior high school beberapa tahun lalu. Selembar demi selembar tangannya ringan menyingkap album itu. Wajahnya menampakkan ekspresi yang berbeda tiap ia melihat foto teman-teman lamanya. Hingga di satu titik pandangannya tak teralih.
          “kau, apakah masih sama seperti dulu? Manis.. dan pemberani..” katanya perlahan.

=flashback on=
Yeoja belasan tahun itu bergidik ngeri saat ia melewati gang pulang ke rumahnya. Seseorang nampak mengintainya dari belakang. Ia berbalik memberanikan diri dan berteriak..
          “YAK!! PENGUNTIT.. KELUAR KAU!! Dasar pengecut..” makinya.
Ia menunggu hingga bunyi gesekan sepatu dengan jalanan mendekatinya, berdiri di hadapannya kini..
          “kau? Apa yang kau lakukan? Kau mengikutiku?”
Sosok namja yang menguntit tadi mengangguk pelan, sedikit gugup dan gemetar ia menyodorkan kedua tangannya. Bukan hanya tangan kosong tapi ada setangkai bunga dan surat untuk diberikannya.
          “apa ini?”
          “untukmu..” katanya datar. Wajahnya misterius sama seperti sifatnya “aku menyukaimu, sudah sejak lama.. apapun yang kau rasakan.. aku menunggu jawaban darimu besok..” nampak seperti memaksa memang tapi begitulah ia. Belum sempat ia mendapat sahutan, namja itu sudah berlari pergi.

Hari berikutnya…
          “ani umma.. aku tidak ingin ikut kalian.. biarkan aku tetap di sini, jebal..” tangisnya.
Yeoja yang dipanggilnya umma tak mau mendengar, tapi dengan lembut tetap berkata “tidak Yesung-ah.. kau dan Yoona akan tetap ikut Appa dan Umma ke Seoul. Umma sudah mengurus semuanya termasuk surat pindah sekolahmu. Umma juga sudah mengemasih semua pakaianmu..”
          “Shiro!!”
          “Yesung, cobalah memahami kami.. kalau kita tidak pindah ke sana, kau dan Yoona bahkan Umma.. kita tidak tahu apa yang akan terjadi pada hidup kita. Appamu sudah bagus mendapat pekerjaan di sana.. kita akan memulai semuanya dari awal..”
          “bukankah kita sudah punya uang?”
          “ne, tapi kita butuh untuk operasi Appa juga.. pekerjaan itu menjanjikan kita untuk mendapat uang lebih.. kau mau kehilangan Appa eooh?”
Pertanyaan bagai guntur bagi Yesung. Pertanyaan yang mampu membungkam tangisannya. Pertanyaan yang membuatnya rela untuk pergi mengikuti orangtuanya.
          “baiklah.. aku ikut kalian..” isaknya. Ia tak mampu membayangkan bagaimana yeoja yang ia suka nantinya akan marah padanya sekalipun ia sendiri tak tahu apakah yeoja itu akan datang menemuinya atau tidak.
=flashback off=

          “mianhae.. aku tidak tahu kau datang atau tidak ke tempat itu.. tapi.. rasa ini masih sama.. Choi Sora.. aku akan menemukanmu!” janji Yesung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar