=Part 2=
“Siwon-ah!!” Siwon
mencari orang yang memanggilnya sekalipun ia sudah hafal dengan suara ini.
“Yoona??” gumannya “waeyo?” tatapan matanya penuh pertanyaan pada yeoja yang
sekarang sudah ada dihadapannya.
“aniyo.. aku hanya ingin memberikan
ini untukmu!” Yoona menyerahkan sebuah bungkusan kecil pada Siwon. Namja itu
masih diam mencerna perkataan Yoona, matanya turut mengikuti apa yang ada di
tangannya “yogie??”
“ne, aku sengaja membelinya untukmu..”
Siwon kembali diam
sesaat “mianhae.. jongmal mianhae, tapi aku tidak bisa menerima ini Yoona..”
namja itu kembali memberikannya pada Yoona.
“wae..waeyo?” suara Yoona sedikit
gemetar, mungkin ia kecewa dengan sikap Siwon. Siwon menghela napas “kau lihat
ini?” Yoona mendongak, ia melihat sebuah gelang sudah melekat di lengan kanan
Siwon. “aku tidak bisa melepas gelang ini, karena ini sangat berharga untukku..
Sora noona.. dan Donghae, aku tidak bisa menyandingkannya dengan gelang lain..”
jelas Siwon.
“aahh.. gurrae..” kecewa Yoona “gwaenchana..”
ujarnya kemudian sambil tersenyum “aku mengerti sekarang!”
‘aku
akan memberikan yang lain untukmu kalau kau tidak bisa menerima gelang ini’
batin Yoona.
“mianhae..” sesal Siwon.
“ne..” Yoona tidak sepenuhnya kecewa
dengan tolakan Siwon. Yeoja itu bahkan berencana akan kembali lagi ke Blossom
Art dan membeli sesuatu yang lain di sana. “sudahlah.. kajja..!!”
………………………………………
“Lee Eunhyuk berhentilah mengganggu
Kibum!” teriak Donghae. Eunhyuk mendegar itu menoleh padanya “apa urusanmu?” tanyanya
dingin.
“Kibum temanku..”
“lalu kalau Kibum temanmu hanya kau
saja yang boleh menyalin tugasnya?”
“mwo?? aku tidak selalu menyalinnya..”
“sama saja, baboya!!” sungutnya
“SAM!!” Minho tiba-tiba berteriak saat
Jung Minjae masuk kelas “mereka menyalin tugas milik Kibum” adunya.
Donghae dan Eunhyuk
seketika membelakkan mata. Kibum yang awalnya diam ikut mendongakkan kepala.
Jung Minjae memandang ketiganya dengan lekat lalu menghela napas.
“again and again..” gumannya pelan
“Donghae.. Eunhyuk.. Kibum, kalian ikut aku!”
“tapi sam…” tolak Eunhyuk
“tidak menerima alasan!!” tegas guru
Jung “yang lain tunggu Kang sonsaengnim datang dan mengajar.. jangan membuat
keributan juga!” pintanya sambil berlalu dengan tiga orang murid dibelakang
mengikutnya.
Kibum, Donghae dan
Eunhyuk bebaris rapi di depan guru Jung.
“selama pelajaran pertama berlangsung,
kalian bersihkan lapangan basket ini.. jangan sampai ada sisah yang masih kotor
atau aku akan membuat hukuman kalian bertambah nantinya..”
“sam..”
“jangan merengek Hyuk!! Cepat kerjakan
dan jangan buang waktu!!” utusnya.
Kibum ingin menolak
hukuman itu, tapi ia tak tega melihat Donghae yang sudah membelanya. Dengan
malas, Kibum meraih sapu yang bersandar di pojok ruangan dan memberikannya juga
untuk Donghae.
‘aaiisshh..
dua lawan satu!’ keluh Eunhyuk
……………………………………….
Blossom Art..
“Unnie!! Oppa!!”
TaeJi bergidik ngeri
mendengar seruan Yoona. “kau datang lagi?”
“apa ada yang salah dengan barang yang
kau beli?” sambung Daewoo. Yoona menggeleng lalu mengalihkan padangannya
keliling ruangan itu “Sora Unnie.. Yuri Unnie.. odie??”
“kau ke sini mencari mereka?”
“ne, aku ingin bertanya..” katanya
polos.
“tanya aku saja..” sahut TaeJi “aku
bisa menjawab pertanyaanmu juga..” pamernya.
“ehmm.. yogie.. namja yang ingin aku
beri gelang ini menolak karena dia tidak ingin melepas gelang berharganya,
tidak ingin membuatnya bersanding dengan gelang lain..”
“omo.. dia tipe setia rupanya..” gurau
Daewoo “apa namjachingumu?”
“ani, Unnie.. tapi aku berharap
seperti itu..”
“hah, berikan padaku saja..” lirih
Taeji
“YAK!!” Yoona dan Daewoo sama-sama
berteriak “sudah Yonna-ya.. ehm, bagaimana kalau..”
“gantungan ponsel!!” potong Sora,
yeoja itu baru saja keluar dari ruangan Yuri “itu lebih umum bukan? Kau bahkan
bisa memesannya satu pasang..”
“Omo!! Sora Unnie benar!! Gumawoyo..
kalau begitu aku pesan satu pasang.. seperti ini..” Yonna bersemangat
melukiskan bentuk gantungan yang ingin ia pesan. Kemudian ia menyodorkannya
pada TaeJi.
“Noona, otte??” Taeji mengangkat gambar
itu menunjukkannya pada Sora.
“ne, yeopo.. besok kau bisa
mengambilnya Yoona..” ramah Sora
“jongmal??” riangnya “baiklah, kalau
begitu sampai besok Noona!! Aku pergi dulu..” pamitnya sambil berlari cepat
keluar dari Blossom Art.
“Aigo.. dasar yeoja!!” gerutu Taeji.
Daewoo dan Sora yang tergeleng kecil melihat pelanggan barunya.
“Sora-ya..” panggil Yuri “temani aku
melihat gaun pengantinku, ne..”
Sora mengangguk, ia
tak pernah keberatan dengan apapun yang di minta sahabatnya. Baginya Yuri
adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki. Yuri yang tahu segalanya tentang
Sora begitu sebaliknya.
“kalian jaga Blossom, aku dan Sora
pergi sebentar..” pintanya pada dua makhluk di depannya.
“ne, jangan kuatir.. kami akan
menjaganya dengan baik..”
“gumawo..”
“Noona, hwaiting!!” seru Taeji memberi
semangat.
…………………………………..
Donghae enggan
mengayuh sepedanya.
“waeyo?” tanya Kibum di sebelahnya
“kau lelah?”
“ne..” jawabnya malas. Ini bukan kali
pertama mereka mendapat hukuman di sekolah, tapi kondisi tubuh yang tidak
mendukungnya untuk bekerja keras.
“aahh.. nado..!!” balasnya.
Kibum dan Donghae
masih mengayuh sepedanya sampai mereka tiba didepan rumah model setengah kuno.
Rumah milik Kibum.
“sampai besok..” ucap Donghae pada
Kibum. Namja itu mengangguk mantap.
Tak jauh dari rumah
Kibum berbeda dua rumah di sebelah kanannya ialah rumah Donghae. rumah itu tak
jauh beda dengan rumah Kibum yang bergaya setengah kuno. Tapi tidak dengan
perabotan dan desain di dalamnya yang hampir mirip dengan desain modern saat
ini, hanya pintu gesernya saja yang masih tetap terlihat gaya lama.
Namja itu masuk dan
mendapati namja lain tengah duduk di atas sofa dan mantap memandang TV.
“aku pulang..”
“Hae.. kau sudah pulang? Cepat mandi
dan ganti bajumu.. aku tunggu di meja makan..” ujarnya panjang lebar. Donghae
sendiri sudah hafal dengan seruan yang hampir tiap hari didengarnya itu. Tapi
ia tak punya tenaga untuk protes sekarang ini.
“ne, Wonnie hyung..” patuhnya.
Namja itu sudah
berganti dengan kaos biasa lalu duduk di depan meja makan dengan lunglai. Saat
itu terdengar suara Sora datang.
“kalian sudah di rumah?”
“ne Noona, kau mau makan malam dulu?”
tawar Siwon.
Sora langsung
mengambil duduk di sebelah Donghae sementara Siwon menyodorkan beberapa
masakannya. Yeoja itu sedikit melirik ke arah dongsaeng kecilnya “gwaenchana
Hae?” ia terlihat cemas melihat wajah pucat di hadapannya.
“kau di hukum lagi hari ini?” tebak
Siwon sambil menyuapkan sepotong sayur untuk di kunyahnya.
Donghae menunduk, ia
tak bisa menyembunyikan apapun dari kedua kakaknya “ne.. dengan Eunhyuk.. dia
hampir menyalin pekerjaan Kibum..” terangnya pelan.
Sora berhenti makan
“memangnya kau tak pernah menyalin pekerjaan Kibum?”
“dia chinguku, Noona..”
“lalu kalau dia chingu kau bisa
seenaknya menyalin pekerjaannya? Kapan kau akan mengerjakan tugasmu sendiri
eeooh?”
“Kibum mengijinkan!”
“aaiisshh.. kau ini.. sudah, cepat
habiskan makananmu setelah itu minum obat lalu tidur..” seru Siwon, ia tak tahu
lagi bagaimana cara menghadapi dongsaenya itu sampai..
Ddrrttt…
“yoboseyo Sunbae?” sambut Siwon meraih
ponselnya yang berdering, satu panggilan dari Shindong, sunbaenya.
“gurraeyo?? Omo.. itu berita bagus..”
lanjutnya “ne, Sunbae.. besok aku ke sana..” katanya sebelum meletakkan kembali
ponsel itu di atas meja.
“waeyo?” tanya Sora datar
“Shindong Sunbae.. dia bilang Jung
Yeong Kim menerima kerjasama Shin Production..”
“MWO?? JYK?? JINJJA??” teriak Donghae
seketika “Yak, hyung.. kau akan jadi terkenal nantinya!!”
Siwon dan Sora
sama-sama bingung dengan sikap dongsaengnya “apa yang kau katakan Hae? seorang
sutradara tidak akan pernah memunculkan wajahnya di TV.. dia hanya bekerja di
balik layar!”
“tetap saja hyung.. kalau kau bisa
masuk JYK itu artinya kau akan jadi sutradara terkenal..”
“aissh, Hae.. sudah!! Kau ini..
habiskan makananmu cepat!” tegus Sora, ia tak tahan lagi dengan teriakan
histeris Donghae “atau kau mau ku pukul kalau sampai sakit besok?” ancamnya.
“ne Noona.. arraeso!!”
Yesung’s Room..
Buku tebal yang sudah
lama tak lagi dibukanya sejak ia lulus junior high school beberapa tahun lalu.
Selembar demi selembar tangannya ringan menyingkap album itu. Wajahnya
menampakkan ekspresi yang berbeda tiap ia melihat foto teman-teman lamanya.
Hingga di satu titik pandangannya tak teralih.
“kau, apakah masih sama seperti dulu?
Manis.. dan pemberani..” katanya perlahan.
=flashback on=
Yeoja belasan tahun
itu bergidik ngeri saat ia melewati gang pulang ke rumahnya. Seseorang nampak
mengintainya dari belakang. Ia berbalik memberanikan diri dan berteriak..
“YAK!! PENGUNTIT.. KELUAR KAU!! Dasar
pengecut..” makinya.
Ia menunggu hingga
bunyi gesekan sepatu dengan jalanan mendekatinya, berdiri di hadapannya kini..
“kau? Apa yang kau lakukan? Kau
mengikutiku?”
Sosok namja yang
menguntit tadi mengangguk pelan, sedikit gugup dan gemetar ia menyodorkan kedua
tangannya. Bukan hanya tangan kosong tapi ada setangkai bunga dan surat untuk
diberikannya.
“apa ini?”
“untukmu..” katanya datar. Wajahnya
misterius sama seperti sifatnya “aku menyukaimu, sudah sejak lama.. apapun yang
kau rasakan.. aku menunggu jawaban darimu besok..” nampak seperti memaksa
memang tapi begitulah ia. Belum sempat ia mendapat sahutan, namja itu sudah
berlari pergi.
Hari berikutnya…
“ani umma.. aku tidak ingin ikut
kalian.. biarkan aku tetap di sini, jebal..” tangisnya.
Yeoja yang
dipanggilnya umma tak mau mendengar, tapi dengan lembut tetap berkata “tidak
Yesung-ah.. kau dan Yoona akan tetap ikut Appa dan Umma ke Seoul. Umma sudah
mengurus semuanya termasuk surat pindah sekolahmu. Umma juga sudah mengemasih
semua pakaianmu..”
“Shiro!!”
“Yesung, cobalah memahami kami.. kalau
kita tidak pindah ke sana, kau dan Yoona bahkan Umma.. kita tidak tahu apa yang
akan terjadi pada hidup kita. Appamu sudah bagus mendapat pekerjaan di sana..
kita akan memulai semuanya dari awal..”
“bukankah kita sudah punya uang?”
“ne, tapi kita butuh untuk operasi
Appa juga.. pekerjaan itu menjanjikan kita untuk mendapat uang lebih.. kau mau
kehilangan Appa eooh?”
Pertanyaan bagai
guntur bagi Yesung. Pertanyaan yang mampu membungkam tangisannya. Pertanyaan
yang membuatnya rela untuk pergi mengikuti orangtuanya.
“baiklah.. aku ikut kalian..” isaknya.
Ia tak mampu membayangkan bagaimana yeoja yang ia suka nantinya akan marah
padanya sekalipun ia sendiri tak tahu apakah yeoja itu akan datang menemuinya
atau tidak.
=flashback off=
“mianhae.. aku tidak tahu kau datang
atau tidak ke tempat itu.. tapi.. rasa ini masih sama.. Choi Sora.. aku akan
menemukanmu!” janji Yesung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar