Rabu, 05 Maret 2014

DESTINY LOVE -1-



Cast : Lee Donghae – Choi Siwon – Choi Sora
O.Cast : Lee Eunhyuk – Lee Eun Bi - Kim Yesung – Kim Yoona
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =  =
=PART 1=
          “Mwo?? aku terlambat!!” dengan muka acak-acakan seorang yeoja meloncat dari ranjang hangatnya yang penuh dengan kertas-kertas desain-nya. Ia beranjak dengan segera menuju kamar mandi dengan amat cepat, lima menit kemudian ia sudah keluar lagi dan mengganti piyama pink-nya. Setumpuk kertas akhirnya tersampir di tangan kanannya sedang tangan kirinya menjinjing tas warna coklat emas.
          “YAK!! KALIAN!! CEPAT BANGUN….” Teriaknya setelah ia sampai di meja makan, sibuk menyiapkan sarapan. “CHOI SIWON!! CHOI DONGHAE!!” teriaknya lagi.
Rupanya teriakan itu cukup berhasil. Namja itu tersentak dengan teriakan dari luar kamarnya. Ia yang tengah menikmati mimpi harus menahan sakit terjatuh dari ranjang karena terkejut. Namun ia masih belum ingin bangun. Ia menarik selimut yang masih tertinggal di ranjangnya kemudian menutup tubuhnya hingga tenggelam penuh.
Seorang namja dengan sedikit malas keluar dari kamarnya dengan malas dan sesekali menguap, “pagi Noona…” sapanya lalu duduk di depan meja makan “masak apa?”
          “Yak, Siwon-ah.. bangunkan dulu dongsaengmu!” yeoja itu mendorong tubuh adiknya yang sebenarnya jauh lebih besar darinya. Namja yang di panggil Siwon kembali berdiri dan masuk ke kamar di samping kamarnya. Cukup lama ia di sana sampai akhirnya ia menyeret seorang namja yang matanya masih terpejam. Mendudukannya di depan Noonya.
          “Hae-ya.. buka matamu! Kau tidak sekolah eeooh?”
          “Noona, hari ini aku bolos ne..”
          “aiisshh.. anak ini, baiklah…” yeoja itu membisikkan sesuatu di telinganya “kau mau aku memasak ikan untuk sarapanmu Hae?”
Sontak pernyataan itu membuatnya membuka mata “aku akan mandi dulu Noona!!” tak menunggu lama ia berlari ke kamar mandi. Ia tak ingin tiga ekor ikan kesayangannya di masak saat itu juga. Itu artinya ia harus pergi ke sekolah..
          “cepat selesaikan sarapan kalian..” pinta Sora kemudian.
………………………………………………..

Seorang namja keluar dari mobil yang mengantarnya ke sekolah pagi itu. Di sampingnya, yeoja bernama Jihyun dengan setia mengekor. Jihyun mengurai rambut setengah ikalnya dan hanya menyelipkan sebuah penjepit rambut di bagian kiri kepalanya. Lain dengan namja itu, Eunhyuk, yang adalah teman sekelasnya sendiri.
          “Jihyun-ah.. Hyuk-ah.. aku tidak bisa menjemput kalian nanti, kalian bisa pulang sendiri?” ucap seseorang yang tadi mengantar mereka.
          “ne, gwaenchana Sungmin hyung, kami bukan anak umur 5 tahun lagi..” jawab Eunhyuk sekenanya. Sungmin sudah hapal dengan sikap Eunhyuk. Eunhyuk adalah adik dari pemiliki Bi-Coffie tempat hyung-nya bekerja. Sejak saat itu, Sungmin dekat dengan Eunhyuk yang memang sekelas dengan Jihyun saudara sepupunya.
          “jaga Jihyun baik-baik.. dan kau, jangan biarkan namja ini berbuat yang macam-macam..” begitulah pesannya tiap hari saat ia mengantar keduanya ke sekolah. Jihyun maupun Eunhyuk sudah bosan dengan pesan itu, hingga keduanya nampak acuh dengannya.
          “oppa.. bisakah kau tidak mengatakan itu lagi? aku bosan mendengarnya tiap hari..” protes Jihyun.
          “yak, Jihyun-ah.. kau ini.. jangan minta tolong padaku kalau ada apa-apa dengan kalian..” ya, memang begitu biasanya. Sungmin menjadi orang pertama yang mereka hubungi jika terjadi masalah di sekolah. Leeteuk, hyung tertua Sungmin terlalu sibuk dengan pekerjaannya yang jarang bisa di tinggalkanya. Eunbi, kakak perempuan Eunhyuk paling malas mengurusi adiknya yang tak pernah absen dari membuat onar.
          “mwo? jadi kau sudah tidak peduli lagi padaku oppa?” sebal Jihyun. Sejak ia tinggal di seoul, Leeteuk dan Sungmin-lah yang mengurus dan menjaganya. Yeoja itu juga menjadi lebih dekat dengan Enhyuk sejak pertama kali ia pergi ke Bi-Coffie menemani Sungmin dan Leeteuk. Dan lebih tepatnya kini bisa dikatakan kalau Jihyun berharap lebih pada hubungan pertemanannya dengan Eunhyuk. Ia melakukan apapun demi Eunhyuk bahkan membela namja itu mati-matian saat guru menghukumnya.
          “ah, sudahlah.. aku pergi dulu..” ujar Sungmin sambil melajukan mobilnya, ia sedang ada kuliah pagi hari ini.
Jihyun dan Eunhyuk memandang mobil itu hingga menghilang di ujung gerbang, keduanya lalu masuk beriringan seperti biasa.
Kelas yang sibuk.. Minho, ketua kelas tak hentinya mengingatkan temannya untuk mengerjakan tugas dari Jung songsaenim kemarin. Namja itu tinggi kurus, berwajah tampan dengan kulit putih. Ia termasuk salah satu incaran banyak yeoja di sekolahnya. Namun sikap dinginnya membuat para yeoja harus berjuang keras untuk mendapatkan perhatiannya. Sama seperti Jihyun, yeoja manis yang akan langsung menjadi perhatian utama para namja ketika melihatnya. Tapi tak satupun berani mendekatinya kalau ia mau berhadapan dengan Eunhyuk. Selain yeopo, Jihyun tak kalah pintar dari Minho sang ahli sastra, karena ia akan menyelesaikan sesulit apapun soal hitungan dengan rumus yang membuat hampir seluruh murid membenci mata pelajaran itu. Apalagi kalau bukan matematika. Lain Jihyun lain Eunhyuk, impiannya untuk bisa masuk universitas internasional membuatnya menyukai Inggris. Ia malahap habis pelajaran Inggris di kelasnya. Dan, karena rekan bisnis keluarganya kebanyakan dari luar negeri juga mengharuskannya mahir bahasa itu. Eunhyuk tepat duduk di depan Donghae, di samping jendela ruang kelas. Donghae tak mau kalah dengan teman lainnya, ia menjadi saingan terberat bagi Minho dalam hal sastra. Di samping Donghae, duduk Kibum seorang murid dengan IQ tertinggi di banding teman-teman seusianya. Kibum satu-satunya teman dekat Donghae.
          “Anyeonghaseyo…” suara Jung MinJae songsaengnim, wali kelas mereka pagi itu sudah menderu merdu.
          “Anyeong sam…” sahut beberapa murid saja, termasuk Kibum dan Minho.
          “sebelum kita mulai belajar, kumpulkan dulu tugas yang kemarin..” lanjutnya “Minho-ya, kumpulkan buku tugas teman-temanmu..” pintanya kemudian.
Donghae tersenyum lega karena tadi ia sempat menyalin tugas milik Kibum, dan seperti biasa Kibum tak akan keberatan memberikannya.
Usai Minho mengumpulkan buku tugas mereka di meja guru, Jung MinJae memulai wajah seriusnya dan mengajar sastra. Tapi lihatlah, Donghae tak seikitpun mendengarkannya. Ia malah asik mendengarkan musik dari earphonenya sambil berkutat bersama pensilnya, ia meninggalkan beberapa goresan di bukunya hingga membentuk entah gambar apa itu. Selain sastra, Donghae menyukai gambar, dan.. kartun.
Eunhyuk, yang duduk di depannya tak jauh beda. Ia hanya menyimak pelajaran Inggris. Hingga diluar itu ia akan menyibukkan dirinya dengan dunia autisnya. Headset warna silver melingkar di atas kepalanya, matanya terpejam seakan ada dunia yang ia lihat kalau ia menutup mata.
          “cchh… selalu saja begitu..” keluh Kibum saat ia menoleh ke arah Donghae. ia sudah hafal dengan kebiasaan temannya. Herannya, Donghae cepat menyerap apa saja yang di jelaskan ulang oleh Kibum di luar kelas mereka sekalipun ia tidak menguasai sepenuhnya.
Udara dingin tiba-tiba merasuk dan menusuk kulit dengan ringan. Rupanya hujan mulai turun lagi. kedua namja itu, Eunhyuk dan Donghae menatap jendela bersama menikmati hujan yang turun. Matanya menerawang jauh ke dalam tetes demi tetes yang turun di atas atap hingga menimbulkan bunyi, tok..tok..
Jung MinJae, memandang mereka… seakan ia tahu sesuatu..
          “Choi Donghae! Lee Eunhyuk!” panggilnya, keduanya langsung menoleh “kalian kompak sekali..” tentu saja keduanya tidak mengerti maksud Jung songsaengnim.
          “ne?” Eunhyuk menurunkan headsetnya hingga melingkar di lehernya.
          “kalian.. suka hujan? Setiap kali hujan.. bersamaan menatap jendela apa itu bukan kompak?” Donghae menggaruk punggung lehernya yang tidak gatal sambil menyunggingkan senyum kecil saat mendengar penjelasan dari Jung MinJae, guru sastra sekaligus wali kelas mereka.
          “karena kalian tidak memperhatikan pelajaran, jadi buatlah satu paragraf puisi tentang hujan.. siapa yang akan memulai dulu?” hukum Jung songsaengnim.
Eunhyuk mengeluh, ia tak suka dengan puisi dan bagaimana ia bisa membuat puisi dengan seketika juga? Ia menoleh ke belakang, Donghae bangkit dari duduknya perlahan..
Tidak ada bunga yang akan mekar tanpa mendapat goncangan
Semua bunga indah di dunia ini, mekar karena mendapat goncangan
Saat sedang tergoncang, batangnya akan menjadi lurus
Tidak ada cinta yang tak mendapat goncangan
Dimanakah adanya bunga yang akan mekar tanpa terkena hujan?
Semua bunga terindah di dunia ini, mekar setelah terkena hujan
Saat tertiup angin dan terkena hujan, kelopak bunga mekar dengan hangat
Dimanakah adanya kehidupan yang berjalan tanpa ada masalah?
Sebuah puisi melantun indah dari mulut Donghae, sontak seisi kelas bertepuk tangan riuh.
          “itu puisimu?”
          “animida… aku tahu ini dari drama School yang ku tonton, Sam..” ungkapnya jujur.
Jung MinJae tersenyum “setidaknya, kau memperhatikan sebuah puisi Hae-ya..” ungkapnya bangga “Eunhyuk?” kini ia beralih menatap Eunhyuk
Dengan ragu ia berdiri lalu tertunduk “aku tidak bisa berpuisi, sam.. hanya saja.. hujan membuatku merasa ada seseorang yang selalu bersamaku.. hujan serasa mempertemukanku dengan seseorang yang dekat denganku.. melihat hujan.. merasakan hujan.. membuat perasaan menjadi damai..”
          “itu pengakuan yang bagus Hyuk-ah.. baiklah, kali ini aku tidak akan menghukum kalian untuk membersihkan ruang olahraga tapi jangan ulangi sikap kalian yang seperti itu. Bagaimanapun, tujuan kalian ke sekolah adalah untuk belajar..” Donghae dan Eunhyuk bersama mengangguk.
…………………………………………………….

Sungmin sudah menunggu Siwon lama sekali. Sungmin adalah teman Siwon, mereka belajar di universitas yang sama juga kerja part time di tempat yang sama pula. Namja ini jauh berbeda dengan Siwon yang terlihat dingin pada semua orang. Sungmin justru terlihat manis dan ramah. Ia terobesesi dengan musik, itu yang mebuatnya belajar keras di dunia itu. Selain piano, ia juga bisa memainkan gitar dan drum. Keahliahnya inilah yang ia gunakan untuk mencari penghasilan agar bisa hidup mandiri walaupun sesekali ia masih tergantung pada hyungnya. Kini namja itu makin bosan saja apalagi mocca di tangannya telah habis di teguknya lima menit yang lalu, bahkan yeoja di sampingnya pun ikut mengomel.
          “yak.. sebenarnya kemana namja itu?” Yoona, nama yeoja di samping Sungmin. Yoona diam-diam menyukai Siwon sekalipun namja itu sikapnya dingin. Yeodongsaeng dari seorang president JYK ini menggunakan perusahaan milik oppanya sebagai alasan untuk dekat dengan Siwon.
          “hyung.. mianhae.. aku terlambat!” Suara Siwon sedikit mengejutkan keduanya. Siwon, selain menjadi pekerja part time, ia menjadi salah satu bagiandari Shin Production sebagai asisten sutradara. Sebagai seorang hyung untuk Donghae dan dongsaeng bagi Sora, ia merasa memiliki tanggungjawab lebih. Hidupnya tak kekurang tepi juga bukan termasuk dalam daftar orang kaya. Suatu saat ia akan menjadi sutradara terkenal, itulah harapannya. Siwon cenderung menjadi sosok yang pendiam dan dingin. Ia ingin menjadi namja kuat dan tegar yang bisa menjaga dua orang yang disayanginya.
          “Siwon-ah!! Kau membuat kami jengkel saja..”
          “mianhae Na-ya.. aku hanya terlambat sedikit bukan? Biasanya kalian yang terlambat tumben hari ini datang cepat?”
          “aaiisshh sudahlah.. Leeteuk hyung sepertinya sudah menunggu lama..” Sungmin menarik lengan Siwon dan Yoona.
………………………………………………..

Sora sedikit jengkel dengan dengan Yuri, bukannya ia tak ikut senang dengan berita bahagiaa yang di dengarnya melainkan karena yeoja itu dari tadi seakan menjadi gila saja.
          “Ya.. Yuri-ya.. kau ini kenapa?”
          “waeyo?”
          “menggelikan.. tidakkah kau tahu kau menjadi perhatian banyak orang?” lanjutnya. Yuri yang awalnya hanya senyum-senyum sendiri kini memutar pandangannya ke segala ruangan. Dan benar saja, semua mata tertuju padanya. Hyun Tae Ji di ujung kasir dengan wajah imutnya memandang Yuri. Namja tinggi dengan rambut sedikit acak itu sudah seperti adik mereka sendiri di tempat ini, Blossom Art. Yuri mengacuhkannya dan beralih pada seorang yeoja yang terlihat lebih bijaksana jika ia berdandan seperti sekarang, kemeja simple warna krem dengan rok coklat tua selututnya. Siapa lagi kalau bukan Oh Dae Woo, dengan tubuh sedikit berisi dan rambut keriting pendeknya.
          “kenapa kalian melihatku seperti itu?” giliran Yuri yang bertanya
          “Noona, hari ini kau aneh sekali.. tapi aku turut bahagia akhirnya kau dan Chul Soo hyung akan menikah juga..” jawab TaeJi
          “ya ampun.. kapan aku bisa sepertimu ya?” guman DaeWoo
          “kecilkan dulu badanmu Noona!!” teriak TaeJi
          “Yak.. TaeJi.. kenapa tak kau bilang saja kalau aku gemuk eeoohh?”
          “aaiisshh.. Noona marah padaku? Kau tak melihat kenyataan??” tanpa perintah keduanya sudah bertengkar.
Sora tertawa kecil, TaeJi dan DaeWoo memang selalu seperti itu setiap hari. Mereka akan bertengkar hanya karena masalah kecil saja. Ini yang membuat Sora merasa nyaman bekerja di tempat ini. selain Yuri, teman masa kuliahnya dan juga sahabat dekatnya ia bisa mengenal orang-orang seperti TaeJi dan DaeWoo.
          “kalian bertengkar lagi?” ujar seorang namja yang tiba-tiba masuk ke tempat mereka. Ia tersenyum geli lalu menuju ke arah Yuri.
          “oppa…” panggil Yuri manja. Namja itu, Park Chul Soo, calon suami Yuri.
          “kalian sudah makan?”
          “belum..”
          “kalau begitu akan ku traktir kalian makan siang ottae??”
          “jinjja hyung???” binar TaeJi
          “kalau begitu ayo!! Tunggu apa lagi..” sambung DaeWoo. Kalau soal makanan saja keduanya baru bisa kompak.
…………………………………………..

Jung Yeong Kim..
Tampak seorang namja yang rupanya president mereka memimpin sebuah rapat..
          “setelah kita semua tahu bagaimana produksi film oleh Shin Pruduction, tidak ada salahnya kita bekerjasama dengan mereka..” katanya sambil berdiri menghadap semua karyawannya. Kim Yesung, putra dari pemilik JYK chanel yang sekarang menggantikan appanya yang telah meninggal dua tahun lalu untuk meneruskan perusahaan itu. Yesung seorang yang cakap dan bertanggungjawab. Bukan hanya pada pekerjaannya tetapi juga keluarganya. Tinggal bersama Umma dan dongsaeng membuatnya mengambil ahli peran kepala keluarga.
          “tapi Shin bukan production yang besar.. mereka baru saja merintis jalan..” sergah seorang di sampingnya.
          “tapi kami yakin bisa memproduksi film yang bagus.. percayalah.. kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menghasilkan karya yang bagus..” tanggap seorang dengan tubuh agak gembul di depannya. Shin DongHee, sutradara Shin Production, meyakinkan mereka.
Pertemuan yang sudah berlangsung hampir satu jam itu akhirnya di ujung keputusan. Shin DongHee sepertinya berhasil meyakinkan mereka semua dengan konsep dan rencana yang ada di depan mata. Juga beberapa contoh dari karya mereka yang layak di tayangkan. Shin Pruduction tak bisa di anggap kecil dibanding dengan pruduction lainnya.
          “baiklah.. kita akan bekerjasama dengan Shin.. dan untuk membuktikan bahwa kesepakan ini tidak salah, saya ingin Shin pruduction membuat program acara dengan ratting yang bagus.. apa kalian menerima tantangan ini?”
Shin DongHee tersenyum, ia tak akan melepas kesempatan ini.
…………………………………………..

Donghae dan Kibum, dengan sepeda mereka menuju ke ChonDaeNeun, toko buku milik Heechul dimana mereka bekerja lepas.
          “kalian sudah datang?” sambut Heechul.
          “ne ajjussi..” sahut keduanya serempak.
          “hyung!!” teriak seorang namja 9 tahun ke arah mereka, Kyuhyun, putra Heechul.
          “eeooh, kenapa kau berteriak Kyuhyun-ah?”
          “aku merindukan kalian.. abeoji dari tadi tak menemaniku bermain..”
          “Aigo!! Mereka di sini untuk bekerja Kyu, bukan bermain..” seru Heechul “sudah, cepat kerja..” pintanya pada Donghae dan Kibum. Mereka hanya terkikik, anak dan ayah sama saja.. mereka sungguh mirip.
Kyuhyun dekat dengan Donghae dan Kibum, pasalnya hanya mereka berdua yang memang bisa meladeni sikap kekanankannya, terlebih Donghae. mereka bertiga bisa menghabiskan hari hanya berada di tempat itu seakan tertimbun oleh tumpukan buku. Kibum gemar membaca buku apapun yang ia temukan dan ia anggap baru. Kyuhyun, hampir sama dengannya. Namja penggila matematika ini suka dengan dunia game dan hitungan angka. Donghae, kegemarannya akan gambar dan imaginasi membuatnya terus mencari komik-komik baru yang bisa dibacanya gratis di tempat Heechul. Sekali membaca ia akan menemukan imaginasi baru yang digoreskannya pada buku gambar yang tak pernah lepas dari sisihnya.
          “Bummie.. Hae-ya.. sebaiknya kalian makan dulu kebetulan Kyu juga belum makan, kalian bisa mengajaknya?”
          “oohh.. gurrae.. kajja Kyu..” ajak Kibum kemudian.
          “Ajjussi sudah makan?” Donghae menyelidik “atau kau sebenarnya menunggu Ajjuma yeopo itu datang dan membawakan makanan untukmu? Jahat sekali… kenapa anak sendiri tak boleh ikut makan malah menyuruh kami menemaninya?” omel Donghae.
PLAKK!!
          “Yak, Ajjussi.. appo!!” Donghae meringis mengusap kepalanya sendiri.
          “kau itu.. sama saja seperti Kyu..” celutuknya “sudah, pergilah!”
          “arraeso!!” Donghae mengejar Kibum dan Kyuhyun di depannya.
………………………………….

Blossom Art..
          “selamat datang Nona..” sambut Tae Ji
          “aku mengambil pesananku..” yeoja berambut ikal sebahu itu langsung menunjukkan maksudnya “kemarin..”
          “eeoohh.. Eun Bi ssi..” seru Sora “akan ku ambilkan pesanannya, tunggu sebentar ne..” katanya lembut. Ia masuk ke dalam dan beberapa menit kemudian sudah keluar lagi dengan sebuah kotak berwarna putih gading di tangannya “yogie..”
Eun Bi senang melihatnya. “gumapsemida Sora ssi..”
          “ne, cheonmaneyo..”

Eun Bi tak sabar lagi ingin segera memberikan apa yang baru saja ia beli pada umma Yesung. Tak menunggu lama, mobil yang ia kemudikan melaju ke sebuah rumah yang tak asing lagi untuknya.
          “Eun Bi-ya… kau datang?”
          “ne, Ajjuma..”
Yeoja separuh baya itu mengajaknya duduk dengan lembut. Sungguh tatapan seorang umma yang dirindukan oleh Eun Bi.
          “aku membawa ini untuk Ajjuma..”
Yeoja itu tampak terkejut tapi ia tak melepas senyum dari bibirnya. Matanya menyiratkan kebahagiaan yang luar biasa saat melihat sebuah kalung terangkai manis di sana.
          “OMO!! Yeopoda!! Jongmal gumawo Eun Bi-ya..”
          “Ajjuma menyukainya?”
          “tentu!!” yeoja itu memeluk Eun Bi erat.
          “OMO!! Ini benar-benar cantik!!” Yoona yang baru saja datang langsung merebut kalung itu dari tangan ummanya.    
          “yak, kau ini.. kembalikan..”
          “Unnie, apa kau yang mendesainnya? Aku belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya..” Yoona tak menghiraukan teriakan ummanya.
          “ne, aku minta tolong toko langgannku untuk membuatnya khusus..”
          “gurrae.. Unnie, bisa antar aku ke sana? Aku ingin membeli sesuatu untuk seseorang..”
          “seseorang? Kau..”
          “yak, anak nakal.. kembalikan dulu itu pada Umma!!” rebut yeoja tadi.
          “aaiissh.. Umma..” gerutunya “Unnie, kajja!!” Yoona menyeret Eun Bi.
          “Yoona-ya..!! aaiishh.. Umma, aku pergi dulu ne..” teriak Eun Bi mengikuti langkah Yoona “tolong sampaikan pada Yesung Oppa kalau aku datang..”
Yeoja itu, Nyonya Kim.. tertawa kecil melihat kelakuan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar