Cast
: Lee Donghae – Choi Siwon – Choi Sora
O.Cast
: Lee Eunhyuk – Lee Eun Bi - Kim Yesung – Kim Yoona
=
= = = = = = = = = = = = = = = = = = =
=PART 1=
“Mwo?? aku terlambat!!” dengan muka
acak-acakan seorang yeoja meloncat dari ranjang hangatnya yang penuh dengan
kertas-kertas desain-nya. Ia beranjak dengan segera menuju kamar mandi dengan
amat cepat, lima menit kemudian ia sudah keluar lagi dan mengganti piyama
pink-nya. Setumpuk kertas akhirnya tersampir di tangan kanannya sedang tangan
kirinya menjinjing tas warna coklat emas.
“YAK!! KALIAN!! CEPAT BANGUN….”
Teriaknya setelah ia sampai di meja makan, sibuk menyiapkan sarapan. “CHOI
SIWON!! CHOI DONGHAE!!” teriaknya lagi.
Rupanya teriakan itu
cukup berhasil. Namja itu tersentak dengan teriakan dari luar kamarnya. Ia yang
tengah menikmati mimpi harus menahan sakit terjatuh dari ranjang karena
terkejut. Namun ia masih belum ingin bangun. Ia menarik selimut yang masih
tertinggal di ranjangnya kemudian menutup tubuhnya hingga tenggelam penuh.
Seorang namja dengan
sedikit malas keluar dari kamarnya dengan malas dan sesekali menguap, “pagi
Noona…” sapanya lalu duduk di depan meja makan “masak apa?”
“Yak, Siwon-ah.. bangunkan dulu
dongsaengmu!” yeoja itu mendorong tubuh adiknya yang sebenarnya jauh lebih
besar darinya. Namja yang di panggil Siwon kembali berdiri dan masuk ke kamar
di samping kamarnya. Cukup lama ia di sana sampai akhirnya ia menyeret seorang
namja yang matanya masih terpejam. Mendudukannya di depan Noonya.
“Hae-ya.. buka matamu! Kau tidak
sekolah eeooh?”
“Noona, hari ini aku bolos ne..”
“aiisshh.. anak ini, baiklah…” yeoja
itu membisikkan sesuatu di telinganya “kau mau aku memasak ikan untuk sarapanmu
Hae?”
Sontak pernyataan itu
membuatnya membuka mata “aku akan mandi dulu Noona!!” tak menunggu lama ia
berlari ke kamar mandi. Ia tak ingin tiga ekor ikan kesayangannya di masak saat
itu juga. Itu artinya ia harus pergi ke sekolah..
“cepat selesaikan sarapan kalian..”
pinta Sora kemudian.
………………………………………………..
Seorang namja keluar
dari mobil yang mengantarnya ke sekolah pagi itu. Di sampingnya, yeoja bernama
Jihyun dengan setia mengekor. Jihyun mengurai rambut setengah ikalnya dan hanya
menyelipkan sebuah penjepit rambut di bagian kiri kepalanya. Lain dengan namja
itu, Eunhyuk, yang adalah teman sekelasnya sendiri.
“Jihyun-ah.. Hyuk-ah.. aku tidak bisa
menjemput kalian nanti, kalian bisa pulang sendiri?” ucap seseorang yang tadi
mengantar mereka.
“ne, gwaenchana Sungmin hyung, kami
bukan anak umur 5 tahun lagi..” jawab Eunhyuk sekenanya. Sungmin sudah hapal
dengan sikap Eunhyuk. Eunhyuk adalah adik dari pemiliki Bi-Coffie tempat
hyung-nya bekerja. Sejak saat itu, Sungmin dekat dengan Eunhyuk yang memang
sekelas dengan Jihyun saudara sepupunya.
“jaga Jihyun baik-baik.. dan kau, jangan
biarkan namja ini berbuat yang macam-macam..” begitulah pesannya tiap hari saat
ia mengantar keduanya ke sekolah. Jihyun maupun Eunhyuk sudah bosan dengan
pesan itu, hingga keduanya nampak acuh dengannya.
“oppa.. bisakah kau tidak mengatakan
itu lagi? aku bosan mendengarnya tiap hari..” protes Jihyun.
“yak, Jihyun-ah.. kau ini.. jangan
minta tolong padaku kalau ada apa-apa dengan kalian..” ya, memang begitu
biasanya. Sungmin menjadi orang pertama yang mereka hubungi jika terjadi
masalah di sekolah. Leeteuk, hyung tertua Sungmin terlalu sibuk dengan
pekerjaannya yang jarang bisa di tinggalkanya. Eunbi, kakak perempuan Eunhyuk
paling malas mengurusi adiknya yang tak pernah absen dari membuat onar.
“mwo? jadi kau sudah tidak peduli lagi
padaku oppa?” sebal Jihyun. Sejak ia tinggal di seoul, Leeteuk dan Sungmin-lah
yang mengurus dan menjaganya. Yeoja itu juga menjadi lebih dekat dengan Enhyuk
sejak pertama kali ia pergi ke Bi-Coffie menemani Sungmin dan Leeteuk. Dan
lebih tepatnya kini bisa dikatakan kalau Jihyun berharap lebih pada hubungan
pertemanannya dengan Eunhyuk. Ia melakukan apapun demi Eunhyuk bahkan membela
namja itu mati-matian saat guru menghukumnya.
“ah, sudahlah.. aku pergi dulu..” ujar
Sungmin sambil melajukan mobilnya, ia sedang ada kuliah pagi hari ini.
Jihyun dan Eunhyuk
memandang mobil itu hingga menghilang di ujung gerbang, keduanya lalu masuk
beriringan seperti biasa.
Kelas yang sibuk..
Minho, ketua kelas tak hentinya mengingatkan temannya untuk mengerjakan tugas
dari Jung songsaenim kemarin. Namja itu tinggi kurus, berwajah tampan dengan
kulit putih. Ia termasuk salah satu incaran banyak yeoja di sekolahnya. Namun
sikap dinginnya membuat para yeoja harus berjuang keras untuk mendapatkan
perhatiannya. Sama seperti Jihyun, yeoja manis yang akan langsung menjadi
perhatian utama para namja ketika melihatnya. Tapi tak satupun berani
mendekatinya kalau ia mau berhadapan dengan Eunhyuk. Selain yeopo, Jihyun tak
kalah pintar dari Minho sang ahli sastra, karena ia akan menyelesaikan sesulit
apapun soal hitungan dengan rumus yang membuat hampir seluruh murid membenci
mata pelajaran itu. Apalagi kalau bukan matematika. Lain Jihyun lain Eunhyuk,
impiannya untuk bisa masuk universitas internasional membuatnya menyukai
Inggris. Ia malahap habis pelajaran Inggris di kelasnya. Dan, karena rekan
bisnis keluarganya kebanyakan dari luar negeri juga mengharuskannya mahir
bahasa itu. Eunhyuk tepat duduk di depan Donghae, di samping jendela ruang
kelas. Donghae tak mau kalah dengan teman lainnya, ia menjadi saingan terberat
bagi Minho dalam hal sastra. Di samping Donghae, duduk Kibum seorang murid
dengan IQ tertinggi di banding teman-teman seusianya. Kibum satu-satunya teman
dekat Donghae.
“Anyeonghaseyo…” suara Jung MinJae
songsaengnim, wali kelas mereka pagi itu sudah menderu merdu.
“Anyeong sam…” sahut beberapa murid
saja, termasuk Kibum dan Minho.
“sebelum kita mulai belajar, kumpulkan
dulu tugas yang kemarin..” lanjutnya “Minho-ya, kumpulkan buku tugas
teman-temanmu..” pintanya kemudian.
Donghae tersenyum lega
karena tadi ia sempat menyalin tugas milik Kibum, dan seperti biasa Kibum tak
akan keberatan memberikannya.
Usai Minho
mengumpulkan buku tugas mereka di meja guru, Jung MinJae memulai wajah
seriusnya dan mengajar sastra. Tapi lihatlah, Donghae tak seikitpun
mendengarkannya. Ia malah asik mendengarkan musik dari earphonenya sambil
berkutat bersama pensilnya, ia meninggalkan beberapa goresan di bukunya hingga
membentuk entah gambar apa itu. Selain sastra, Donghae menyukai gambar, dan..
kartun.
Eunhyuk, yang duduk di
depannya tak jauh beda. Ia hanya menyimak pelajaran Inggris. Hingga diluar itu
ia akan menyibukkan dirinya dengan dunia autisnya. Headset warna silver
melingkar di atas kepalanya, matanya terpejam seakan ada dunia yang ia lihat
kalau ia menutup mata.
“cchh… selalu saja begitu..” keluh
Kibum saat ia menoleh ke arah Donghae. ia sudah hafal dengan kebiasaan
temannya. Herannya, Donghae cepat menyerap apa saja yang di jelaskan ulang oleh
Kibum di luar kelas mereka sekalipun ia tidak menguasai sepenuhnya.
Udara dingin tiba-tiba
merasuk dan menusuk kulit dengan ringan. Rupanya hujan mulai turun lagi. kedua
namja itu, Eunhyuk dan Donghae menatap jendela bersama menikmati hujan yang
turun. Matanya menerawang jauh ke dalam tetes demi tetes yang turun di atas
atap hingga menimbulkan bunyi, tok..tok..
Jung MinJae, memandang
mereka… seakan ia tahu sesuatu..
“Choi Donghae! Lee Eunhyuk!”
panggilnya, keduanya langsung menoleh “kalian kompak sekali..” tentu saja
keduanya tidak mengerti maksud Jung songsaengnim.
“ne?” Eunhyuk menurunkan headsetnya
hingga melingkar di lehernya.
“kalian.. suka hujan? Setiap kali
hujan.. bersamaan menatap jendela apa itu bukan kompak?” Donghae menggaruk
punggung lehernya yang tidak gatal sambil menyunggingkan senyum kecil saat
mendengar penjelasan dari Jung MinJae, guru sastra sekaligus wali kelas mereka.
“karena kalian tidak memperhatikan
pelajaran, jadi buatlah satu paragraf puisi tentang hujan.. siapa yang akan
memulai dulu?” hukum Jung songsaengnim.
Eunhyuk mengeluh, ia tak
suka dengan puisi dan bagaimana ia bisa membuat puisi dengan seketika juga? Ia
menoleh ke belakang, Donghae bangkit dari duduknya perlahan..
Tidak ada bunga yang
akan mekar tanpa mendapat goncangan
Semua bunga indah di
dunia ini, mekar karena mendapat goncangan
Saat sedang
tergoncang, batangnya akan menjadi lurus
Tidak ada cinta yang
tak mendapat goncangan
Dimanakah adanya bunga
yang akan mekar tanpa terkena hujan?
Semua bunga terindah
di dunia ini, mekar setelah terkena hujan
Saat tertiup angin dan
terkena hujan, kelopak bunga mekar dengan hangat
Dimanakah adanya
kehidupan yang berjalan tanpa ada masalah?
Sebuah puisi melantun
indah dari mulut Donghae, sontak seisi kelas bertepuk tangan riuh.
“itu puisimu?”
“animida… aku tahu ini dari drama
School yang ku tonton, Sam..” ungkapnya jujur.
Jung MinJae tersenyum
“setidaknya, kau memperhatikan sebuah puisi Hae-ya..” ungkapnya bangga
“Eunhyuk?” kini ia beralih menatap Eunhyuk
Dengan ragu ia berdiri
lalu tertunduk “aku tidak bisa berpuisi, sam.. hanya saja.. hujan membuatku
merasa ada seseorang yang selalu bersamaku.. hujan serasa mempertemukanku
dengan seseorang yang dekat denganku.. melihat hujan.. merasakan hujan..
membuat perasaan menjadi damai..”
“itu pengakuan yang bagus Hyuk-ah..
baiklah, kali ini aku tidak akan menghukum kalian untuk membersihkan ruang
olahraga tapi jangan ulangi sikap kalian yang seperti itu. Bagaimanapun, tujuan
kalian ke sekolah adalah untuk belajar..” Donghae dan Eunhyuk bersama
mengangguk.
…………………………………………………….
Sungmin sudah menunggu
Siwon lama sekali. Sungmin adalah teman Siwon, mereka belajar di universitas
yang sama juga kerja part time di tempat yang sama pula. Namja ini jauh berbeda
dengan Siwon yang terlihat dingin pada semua orang. Sungmin justru terlihat
manis dan ramah. Ia terobesesi dengan musik, itu yang mebuatnya belajar keras
di dunia itu. Selain piano, ia juga bisa memainkan gitar dan drum. Keahliahnya
inilah yang ia gunakan untuk mencari penghasilan agar bisa hidup mandiri
walaupun sesekali ia masih tergantung pada hyungnya. Kini namja itu makin bosan
saja apalagi mocca di tangannya telah habis di teguknya lima menit yang lalu,
bahkan yeoja di sampingnya pun ikut mengomel.
“yak.. sebenarnya kemana namja itu?”
Yoona, nama yeoja di samping Sungmin. Yoona diam-diam menyukai Siwon sekalipun
namja itu sikapnya dingin. Yeodongsaeng dari seorang president JYK ini
menggunakan perusahaan milik oppanya sebagai alasan untuk dekat dengan Siwon.
“hyung.. mianhae.. aku terlambat!”
Suara Siwon sedikit mengejutkan keduanya. Siwon, selain menjadi pekerja part
time, ia menjadi salah satu bagiandari Shin Production sebagai asisten
sutradara. Sebagai seorang hyung untuk Donghae dan dongsaeng bagi Sora, ia
merasa memiliki tanggungjawab lebih. Hidupnya tak kekurang tepi juga bukan
termasuk dalam daftar orang kaya. Suatu saat ia akan menjadi sutradara
terkenal, itulah harapannya. Siwon cenderung menjadi sosok yang pendiam dan
dingin. Ia ingin menjadi namja kuat dan tegar yang bisa menjaga dua orang yang
disayanginya.
“Siwon-ah!! Kau membuat kami jengkel
saja..”
“mianhae Na-ya.. aku hanya terlambat
sedikit bukan? Biasanya kalian yang terlambat tumben hari ini datang cepat?”
“aaiisshh sudahlah.. Leeteuk hyung
sepertinya sudah menunggu lama..” Sungmin menarik lengan Siwon dan Yoona.
………………………………………………..
Sora sedikit jengkel
dengan dengan Yuri, bukannya ia tak ikut senang dengan berita bahagiaa yang di
dengarnya melainkan karena yeoja itu dari tadi seakan menjadi gila saja.
“Ya.. Yuri-ya.. kau ini kenapa?”
“waeyo?”
“menggelikan.. tidakkah kau tahu kau
menjadi perhatian banyak orang?” lanjutnya. Yuri yang awalnya hanya
senyum-senyum sendiri kini memutar pandangannya ke segala ruangan. Dan benar
saja, semua mata tertuju padanya. Hyun Tae Ji di ujung kasir dengan wajah
imutnya memandang Yuri. Namja tinggi dengan rambut sedikit acak itu sudah
seperti adik mereka sendiri di tempat ini, Blossom Art. Yuri mengacuhkannya dan
beralih pada seorang yeoja yang terlihat lebih bijaksana jika ia berdandan
seperti sekarang, kemeja simple warna krem dengan rok coklat tua selututnya.
Siapa lagi kalau bukan Oh Dae Woo, dengan tubuh sedikit berisi dan rambut
keriting pendeknya.
“kenapa kalian melihatku seperti itu?”
giliran Yuri yang bertanya
“Noona, hari ini kau aneh sekali..
tapi aku turut bahagia akhirnya kau dan Chul Soo hyung akan menikah juga..”
jawab TaeJi
“ya ampun.. kapan aku bisa sepertimu
ya?” guman DaeWoo
“kecilkan dulu badanmu Noona!!” teriak
TaeJi
“Yak.. TaeJi.. kenapa tak kau bilang
saja kalau aku gemuk eeoohh?”
“aaiisshh.. Noona marah padaku? Kau
tak melihat kenyataan??” tanpa perintah keduanya sudah bertengkar.
Sora tertawa kecil,
TaeJi dan DaeWoo memang selalu seperti itu setiap hari. Mereka akan bertengkar
hanya karena masalah kecil saja. Ini yang membuat Sora merasa nyaman bekerja di
tempat ini. selain Yuri, teman masa kuliahnya dan juga sahabat dekatnya ia bisa
mengenal orang-orang seperti TaeJi dan DaeWoo.
“kalian bertengkar lagi?” ujar seorang
namja yang tiba-tiba masuk ke tempat mereka. Ia tersenyum geli lalu menuju ke
arah Yuri.
“oppa…” panggil Yuri manja. Namja itu,
Park Chul Soo, calon suami Yuri.
“kalian sudah makan?”
“belum..”
“kalau begitu akan ku traktir kalian
makan siang ottae??”
“jinjja hyung???” binar TaeJi
“kalau begitu ayo!! Tunggu apa lagi..”
sambung DaeWoo. Kalau soal makanan saja keduanya baru bisa kompak.
…………………………………………..
Jung Yeong Kim..
Tampak seorang namja
yang rupanya president mereka memimpin sebuah rapat..
“setelah kita semua tahu bagaimana
produksi film oleh Shin Pruduction, tidak ada salahnya kita bekerjasama dengan
mereka..” katanya sambil berdiri menghadap semua karyawannya. Kim Yesung, putra
dari pemilik JYK chanel yang sekarang menggantikan appanya yang telah meninggal
dua tahun lalu untuk meneruskan perusahaan itu. Yesung seorang yang cakap dan bertanggungjawab.
Bukan hanya pada pekerjaannya tetapi juga keluarganya. Tinggal bersama Umma dan
dongsaeng membuatnya mengambil ahli peran kepala keluarga.
“tapi Shin bukan production yang
besar.. mereka baru saja merintis jalan..” sergah seorang di sampingnya.
“tapi kami yakin bisa memproduksi film
yang bagus.. percayalah.. kami akan berusaha sebaik mungkin untuk menghasilkan
karya yang bagus..” tanggap seorang dengan tubuh agak gembul di depannya. Shin
DongHee, sutradara Shin Production, meyakinkan mereka.
Pertemuan yang sudah
berlangsung hampir satu jam itu akhirnya di ujung keputusan. Shin DongHee
sepertinya berhasil meyakinkan mereka semua dengan konsep dan rencana yang ada
di depan mata. Juga beberapa contoh dari karya mereka yang layak di tayangkan. Shin
Pruduction tak bisa di anggap kecil dibanding dengan pruduction lainnya.
“baiklah.. kita akan bekerjasama
dengan Shin.. dan untuk membuktikan bahwa kesepakan ini tidak salah, saya ingin
Shin pruduction membuat program acara dengan ratting yang bagus.. apa kalian
menerima tantangan ini?”
Shin DongHee
tersenyum, ia tak akan melepas kesempatan ini.
…………………………………………..
Donghae dan Kibum,
dengan sepeda mereka menuju ke ChonDaeNeun, toko buku milik Heechul dimana
mereka bekerja lepas.
“kalian sudah datang?” sambut Heechul.
“ne ajjussi..” sahut keduanya serempak.
“hyung!!” teriak seorang namja 9 tahun
ke arah mereka, Kyuhyun, putra Heechul.
“eeooh, kenapa kau berteriak
Kyuhyun-ah?”
“aku merindukan kalian.. abeoji dari
tadi tak menemaniku bermain..”
“Aigo!! Mereka di sini untuk bekerja
Kyu, bukan bermain..” seru Heechul “sudah, cepat kerja..” pintanya pada Donghae
dan Kibum. Mereka hanya terkikik, anak dan ayah sama saja.. mereka sungguh
mirip.
Kyuhyun dekat dengan
Donghae dan Kibum, pasalnya hanya mereka berdua yang memang bisa meladeni sikap
kekanankannya, terlebih Donghae. mereka bertiga bisa menghabiskan hari hanya
berada di tempat itu seakan tertimbun oleh tumpukan buku. Kibum gemar membaca
buku apapun yang ia temukan dan ia anggap baru. Kyuhyun, hampir sama dengannya.
Namja penggila matematika ini suka dengan dunia game dan hitungan angka.
Donghae, kegemarannya akan gambar dan imaginasi membuatnya terus mencari
komik-komik baru yang bisa dibacanya gratis di tempat Heechul. Sekali membaca
ia akan menemukan imaginasi baru yang digoreskannya pada buku gambar yang tak
pernah lepas dari sisihnya.
“Bummie.. Hae-ya.. sebaiknya kalian
makan dulu kebetulan Kyu juga belum makan, kalian bisa mengajaknya?”
“oohh.. gurrae.. kajja Kyu..” ajak
Kibum kemudian.
“Ajjussi sudah makan?” Donghae
menyelidik “atau kau sebenarnya menunggu Ajjuma yeopo itu datang dan membawakan
makanan untukmu? Jahat sekali… kenapa anak sendiri tak boleh ikut makan malah
menyuruh kami menemaninya?” omel Donghae.
PLAKK!!
“Yak, Ajjussi.. appo!!” Donghae
meringis mengusap kepalanya sendiri.
“kau itu.. sama saja seperti Kyu..”
celutuknya “sudah, pergilah!”
“arraeso!!” Donghae mengejar Kibum dan
Kyuhyun di depannya.
………………………………….
Blossom Art..
“selamat datang Nona..” sambut Tae Ji
“aku mengambil pesananku..” yeoja
berambut ikal sebahu itu langsung menunjukkan maksudnya “kemarin..”
“eeoohh.. Eun Bi ssi..” seru Sora
“akan ku ambilkan pesanannya, tunggu sebentar ne..” katanya lembut. Ia masuk ke
dalam dan beberapa menit kemudian sudah keluar lagi dengan sebuah kotak
berwarna putih gading di tangannya “yogie..”
Eun Bi senang
melihatnya. “gumapsemida Sora ssi..”
“ne, cheonmaneyo..”
Eun Bi tak sabar lagi
ingin segera memberikan apa yang baru saja ia beli pada umma Yesung. Tak
menunggu lama, mobil yang ia kemudikan melaju ke sebuah rumah yang tak asing
lagi untuknya.
“Eun Bi-ya… kau datang?”
“ne, Ajjuma..”
Yeoja separuh baya itu
mengajaknya duduk dengan lembut. Sungguh tatapan seorang umma yang dirindukan
oleh Eun Bi.
“aku membawa ini untuk Ajjuma..”
Yeoja itu tampak
terkejut tapi ia tak melepas senyum dari bibirnya. Matanya menyiratkan
kebahagiaan yang luar biasa saat melihat sebuah kalung terangkai manis di sana.
“OMO!! Yeopoda!! Jongmal gumawo Eun
Bi-ya..”
“Ajjuma menyukainya?”
“tentu!!” yeoja itu memeluk Eun Bi
erat.
“OMO!! Ini benar-benar cantik!!” Yoona
yang baru saja datang langsung merebut kalung itu dari tangan ummanya.
“yak, kau ini.. kembalikan..”
“Unnie, apa kau yang mendesainnya? Aku
belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya..” Yoona tak menghiraukan
teriakan ummanya.
“ne, aku minta tolong toko langgannku
untuk membuatnya khusus..”
“gurrae.. Unnie, bisa antar aku ke
sana? Aku ingin membeli sesuatu untuk seseorang..”
“seseorang? Kau..”
“yak, anak nakal.. kembalikan dulu itu
pada Umma!!” rebut yeoja tadi.
“aaiissh.. Umma..” gerutunya “Unnie,
kajja!!” Yoona menyeret Eun Bi.
“Yoona-ya..!! aaiishh.. Umma, aku
pergi dulu ne..” teriak Eun Bi mengikuti langkah Yoona “tolong sampaikan pada
Yesung Oppa kalau aku datang..”
Yeoja itu, Nyonya
Kim.. tertawa kecil melihat kelakuan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar