Sabtu, 05 Maret 2016

Crown of Prince [10]



Genre : Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk] _ Kim JongWoon [Park Yesung] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin] _ Lee Donghae [Park Donghae]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
The Little Prince [by-Ryeowook]
>< 
..
>< 
Crown of Prince_10
Why did you came just now [1]
>< 
..
>< 
Leeteuk tidak pulang malam ini begitu juga dengan Yesung. Donghae sudah malas makan malam tanpa adanya kedua kakanya itu. ia memilih masuk kamar dan berbaring di sana, mendengarkan lagu dari earphonenya. Duduk bersandar pada kepala ranjang, memejamkan mata berharap sebentar lagi ia bisa tertidur tanpa harus berada dalam keadaan takut karena hujan di luar menimbulkan petir. Selimut biru tua kesayangannya menutupi tubuh Donghae hingga ke dada. Dengan begitu ia merasa hangat dan aman untuk istirahat.
Namun ia tak menyadari jika Sungmin mengintip di balik pintu yang terbuka tak begitu lebar..
            “hah, kau tetap saja tak berubah..” ungkapnya. Kemudian ia masuk ke kamar adiknya. menghampiri Donghae pelan.
            “Hae..” lembutnya ia usap kepala Donghae. namja itu membuka mata dan menatap Sungmin heran.
            “waeyo hyung?”
            “aku ingin tidur denganmu malam ini.. di kamar sendiri terlalu dingin rasanya. Bukankah kau merasakannya juga?”
benar. Udara memang dingin malam ini. dan ia tahu.. Sungmin sama dengannya, alergi udara dingin.. sekalipun tak separah dirinya yang lebih rentan..
            “nde.. kau bisa tidur di sini hyung..” ia menggeser sedikit tubuhnya menyisahkan tempat kosong untuk Sungmin.
Kini keduanya berada di ranjang yang sama.. Donghae tak lagi mendengarkan lagu sendirian, ia membaginya untuk Sungmin.
            “kau masih menyukai lagu ini?” tanya Sungmin yang sudah berbaring dan memejamkan mata di sebelahnya “aku masih ingat bagaimana kau merengek untuk diajari main piano agar kau bisa menyayikan lagu ini..” tawanya “kau sudah dewasa sekarang Hae.. bagaimana aku melindungimu sekarang? kau sudah bisa menjaga dirimu sendiri..”
            “hyung…”
            “wae??”
            “bagaimana kalau kita tidur saja.. jangan pikirkan yang aneh-aneh..”
            “eoh.. arra.. kajja..”
>< 
..
>< 
Sungmin sudah rapi pagi ini, setelan kemeja warna kuning muda dipadukan dengan celana jeans biasa cukup membuatnya tampil elegan. Ia membenahi jam tangan kesayangannya di lengan kanan. Begitu selesai ia menengok ke kamar Donghae. adiknya juga sama, sudah siap untuk pergi hari ini. Donghae masih mengenakan kacamatanya, t’shirt putih salju di balut kemeja kotak-kotak perpaduan warna biru dan merah.
            “kajja Hae..”
            “apa memang hari ini hyung?”
            “nde, sekretaris Choi tadi sudah menghubungiku.. Yesung hyung tidak bisa ikut kita hari ini jadi kita langsung menyusul Leeteuk hyung saja..”
            “hah, aku sedikit takut..”
            “wae?” senyum Sungmin geli “ini akan baik-baik saja, percayalah semua akan baik-baik saja..” ia mengulang kata yang sama untuk meyakinkannya.
…. ….
…. ….
Persidangan ini memang cukup menarik banyak media, pasalnya perdana menteri adalah orang yang punya pengaruh di negara itu sedangkan Leeteuk sendiri juga satu dari beberapa orang pengusaha besar di Seoul. Donghae duduk dekat dengan Sungmin menatap punggung Leeteuk dan Perdana menteri di depannya. Perdebatan hebat terjadi di sana, para pengacara perang argumen membela klien masing-masing. Permasalahan ini mengenai pertaruhan harga diri dan kebenaran. Sehebat apapun manusia, seberapa besar kuasa yang ia punya kalau hidup dalam neraka kebohongan tak akan pernah hidup aman. Selamat boleh saja sekarang tapi karma menanti di belakang.
Donghae tak mampu berucap, matanya lurus terpaku meja hakim. Jantungnya seakan butuh bantuan agar tidak berdetak cepat.
            “saya adalah pelanggan di Hotel itu..” ucap seorang yeoja tua mengawali pengakuannya sebagai saksi “sudah bertahun-tahun saya menjadi pelanggan bahkan sejak tahun pertama Hotel itu di bangun. Dari kepemimpinan Predir Park sampai dengan putranya Park Leeteuk. Tidak ada yang berubah selain pelayanan yang semakin bagus dan fasilitas canggih turut dengan perkembangan jaman. Tapi saya tetap menyukainya.. semua pegawai melakukan tugas dengan baik dan ramah, itu Hotel ternyaman yang pernah ada di Seoul.. pantas saja Hotel itu menjadi sasaran Perdana menteri untuk menginap di sana..”
            “YAK!! KAU..”
TOK…TOK.. suara ketukan palu “harap tenang!!” seru hakim “silakan dilanjutkan..”
            “tidak ada bukti kalau Hotel itu buruk.. bukan hanya saya yang bisa menjadi saksi di sini, ada banyak teman yang saya kenal juga menjadi pelanggan di sana.. banyak sekali.. apa perlu kami kemari untuk memberi kesaksian? Kalau memang pelayanan di sana buruk maka kami tidak akan kembali selama dua puluh tahun ini..”
Begitu lancar ia mengucapkan pengakuannya..
Hingga kemudian tiba giliran saksi berikutnya..
            “saya pegawai baru di Crown of Hotel.. tahu persis bagaimana keadaan hotel.. tahu persis bagaimana sikap Presdir pada pegawainya.. semua pekerjaan kami lakukan dengan baik, jadi kami juga tidak terima kalau Hotel itu dianggap tidak melayani tamu, tidak menghargai tamu atau tidak menjaga privasi tamu.. itu salahnya sendiri..” serunya yang ternyata Han Jimin. Bahkan ia tersulut emosi. Tentu dia tidak ingin kehilangan pekerjaan juga kan.. tapi memang yang dikatakannya benar.. “jika kalian menghina Hotel itu berarti meragukan kinerja kami juga.. mana bisa begitu? Presdir saja jarang menegur kami karena sebuah kesalahan, itu karena kami bekerja dengan baik.. kami melayani dengan baik.. kami menjaga privasi dan kenyamanan semua tamu.. Hotel tempat kami bekerja membayar pajak dengan baik, semua peraturan pemerintah kami lakukan.. lalu apa yang melanggar hukum? kau mau memprotes eeohh??”
OMO!! Benar-benar yeoja ini…
Leeteuk hanya menutup wajahnya malu..
Sungmin melongo ingin tertawa saja, ia senang melihat karyawan yang begitu semangat membela hyungnya.
Tapi.. aarrhhh.. itu norak sekali!!
Donghae malah berkaca-kaca.. “Jimin Noona…” lirihnya.
Perdebatan masih berlanjut, tentu saja Perdana Menteri tidak mau kalah atau tepatnya ia tidak ingin keburukannya di baca massa karena akan berakibat buruk pada karier juga kehidupan keluarganya. Tapi, siapa suruh.. dia sendiri yang mulai membunuh dirinya.. membunuh kariernya..
Dari masalah tuntutan pelayanan buruk Crown of Hotel, maka masalah itu berlanjut pada serentetan kejahatan yang di lakukan Perdana Menteri. Banyak pihak yang dirugikannya tiba-tiba memberikan bukti-bukti lain yang dilakukan Perdana Menteri selama ini. hingga berakibat fatal pada petisi yang diajukannya sendiri.
Senjata makan tuan!
Bukan hanya masalah perselingkuhan, pencemaran nama baik atas nama Crown of Hotel melainkan jumlah sejumlah penyelewengan administrasi keuangan dan beberapa saham gelap-nya.
Tak berkutik.. pengacara diam..
Perdana Menteri kalah! Crown of Hotel menang dan bersih dari tuduhan..
Donghae bernapas lega bersama dengan ketokan tiga kali palu hakim.
…. ….
…. ….
Han Jimin berjalan tergesa mengikuti namja yang usianya lebih dari setengah abad itu.
            “Abeoji…”
            “Yak.. kau.. apa yang kau lakukan? Kau tidak membuat kesalahan? Kau ini suka sekali berbicara sembarangan. Jangan sampai apa yang kau katakan di dalam tadi malah membuat suasana kacau..”
            “Abeoji!! Aku melakukan hal baik. aku bahkan menjadi pahlawan bagi Presdir hari ini... aku membelanya..” ungkap Jimin “Crown of Hotel menang!! Itu berkat kesaksianku..”
            “MWO?? MWORAGO?? Crown of Hotel??”
            “nde..”
Orang yang di panggil Abeoji itu terkejut. Selama ini ia memang tidak pernah bertanya di Hotel mana putrinya bekerja.
            “kau tahu sesuatu Abeoji??”
            “YAK!! KENAPA KAU TIDAK BILANG KALAU KAU BEKERJA DI SANA EOH?”
            “kenapa kau berteriak Abeoji??” jengkelnya
Plleetaakk.. satu jitakan di kepalanya.
            “Kau.. tahu Presdir Park??”
            “tentu saja.. aku mengenalnya dengan baik bahkan kami menjadi teman sekarang. wae??”
            “hah…”
Namja itu seakan lemah tubuh seketika. Lututnya tak mampu membuat kakiya berdiri.. ia duduk lesu di sebuah bangku di lorong itu.
            “AHJJUSSI!!” mereka menoleh
            “Donghae ssi…??”
            “Ahjjussi kemana kau disini?? OMO, noona.. daebak!! Kau mengagumkan.. gumapsemiddaaaa…” manjanya lucu.
            “kau mengenal ayahku??”
            “mworago noona?? Ahjjussi.. ayah Jimin noona??”
            “nde..”
            “Tuan muda..” Han Hyun Pil tertahan, ia bahkan memanggil Donghae dengan sebutan itu lagi.
            “Pelayan Han..” Leeteuk dan Sungmin yang melihat kejadian itu langsung saja menghampiri mereka. Semua yang ditanyakan Donghae, yang dikatakan Jimin terdengar jelas. Bagi Sungmin tentu bukan masalah apalagi ia juga belum pernah mengenal Han Jimin sebelumnya. Tapi tidak untuk Leeteuk karena itu sangat menampar perasaannya.
            “jadi kau putri Pelayan Han?” Han Jimin sendiri masih belum paham bagaimana mereka bisa mengenal ayahnya “Ayahmu bekerja di rumah kami Jimin ssi.. dan putrimu bekerja di Crown Hotel, Pelayan Han.. apa kalian tidak saling tahu? Bukankah kalian ini ayah dan anak? atau ini hanya sandiwara kalian??” Leeteuk emosi. Setelah perkaranya selesai hari ini ada perkara lain yang dihadapinya, bahkan itu masih di tempat yang sama.
            “ada apa hyung?” Sungmin semakin dibuatnya bingung..
Brrrr…
Haattsccchiim!!
Han Hyun Pil menyadari keadaan. Ia melepas jas hitamnya lalu meletakkannya pada punggung Donghae. ia tahu tugasnya juga untuk menjaga Donghae, termasuk masalah kesehatannya. Donghae alergi dingin. Dan memang angin cukup kencang hari ini.
Leeteuk hanya memperhatikan saja apa yang di lakukan Kepala pelayan itu pada dongsaengnya.
“gumapsemida Ahjjussi..”
Hhaaattsscchim!!
Kali ini ia merapatkan jas hitam itu hingga menutup bagian atas tubuhnya. Tidak ada yang tahu kalau ini hanya akal-akalannya saja. ia mampu membaca emosi Leeteuk saat ini. apa yang dilakukannya hanya untuk mengalihkan perasaan kakaknya saja agar perdebatan itu tidak menjadi panas.
            “hyung.. kita selesaikan ini di rumah..” pintanya pada Leeteuk “jeball…” ibanya. Bahkan kini tubuhnya sedikit terhuyung kalau saja Sungmin tidak menahannya dari belakang.
            “Hyung, kita pulang dulu..” tegas Sungmin “Pelayan Han, tolong hubungi Yesung hyung.. Donghae membutuhkannya..” namja itu menuntun Donghae pergi.
            “nde..” Han Hyun Pil mengikuti mereka dari belakang.
            “Abeoji…” tahan Jimin “Abeoji tidak pernah mengatakan padaku kalau bekerja di rumah mereka.. mianhae, aku pasti membuat Abeoji dalam masalah.. mian.. aku..”
Han Hyun Pil hanya tersenyum “aniyo.. tidak masalah Jimin-ah.. kita dalam perkara yang sama sekarang. kembalilah bekerja, Abeoji akan menjelaskan semuanya pada mereka.. percayalah.. bahkan Tuan Muda Donghae sudah membantu kita..”
            “mwo??”
            “Abeoji tahu persis bagaimana Park Donghae.. sudah, Abeoji harus kembali juga..”
…. ….
…. ….
Donghae bersikeras tidak mau ke kamar. Ia memilih berbaring di sofa sambil bergelung dibawah timbunan selimut tebal.
            “aku hanya pusing hyung..” akunya pada sang kakak “aku ingin masalah tadi selesai. Sekarang biarkan Han Ahjjussi menjelaskan semuanya. Aku pikir hyung tidak akan mempermasalahkan semua itu, tapi aku tahu kondisi yang sebenarnya.. kau tidak bisa bohong padaku hyung, sama seperti diriku..”
Leeteuk kalah. Ia kalah dari akal Donghae. bijak sekali adiknya itu menyelesaikan masalah.
            “baiklah.. Pelayan Han, kau bisa jelaskan semua ini?”
Han Hyun Pil mulai bercerita, sedangkan Sungmin masih pada posisi semula. Bingung.
            “ini hanya masalah kebetulan Presdir.. kebetulan saya bekerja di sini, kebetulan pula Jimin bekerja di Hotel. Kami memang tidak pernah saling mengatakan dimana kami bekerja. Anda tahu sendiri saya jarang pulang, Jimin di rumah dengan ibunya. Putra sulung saya membuat masalah yang mengharuskan kami mencari uang cukup banyak untuk menutup hutangnya. Ia di penjara sekarang tapi para penagih hutang masih tidak terima. Karena penagih itu memberi tidak banyak waktu maka Jimin ikut bekerja dan merelakan pendidikannya. Seharusnya ia sudah bisa lulus sekarang tapi pekerjaan menuntutnya berhenti. Semenjak lulus SMA, ini ke empat kalinya ia berganti pekerjaan.. mianhanda.. karena Jimin belum sempat memberitahu pekerjaannya yang baru..”
Clear!
Tidak ada masalah.
            “lalu masalahnya apa?” itulah yang ingin ditanyakan Sungmin dari tadi. Ia pikir tidak ada masalah juga kan. Mereka ayah dan anak bekerja pada orang yang sama.
            “apa aku harus mengatakannya sekarang atau kau sendiri yang akan menjelaskan pada mereka hyung?” tawar Donghae
            “bukan apa-apa..” kilah Leeteuk “ahk.. aku hanya tidak ingin ada kebohongan apapun diantara semua pegawaiku.. jadi tolong Pelayan Han, seperti ini jangan terulang lagi.. aku tidak ingin terjadi sesuatu pada keluargaku karena kecurigaan pada karyawan..”
            “eoh, nde.. Presdir..” Han Hyun Pil paham. Ia sangat melindungi keluarganya. Leeteuk takut ada yang melukai keluarganya. Batinnya.
Hah..
Donghae memejamkan mata. Ia mendesah pelan. Ia tahu Leeteuk hanya belum berani mengungkapkan yang sebenarnya. Dia kecewa atau menyesal karena Han Jimin ternyata putri dari seorang pelayan.
‘aku tidak menyukai jalan pikir yang seperti ini..’ katanya dalam hati.
Sungmin mencoba memahami penjelasan Leeteuk. Ia beralih pada Donghae..
            “gwaenchana??”
            “aku ingin tidur..”
            “baiklah, aku kembali bekerja..” ucap Leeteuk “Sungmin kau tunggu Yesung pulang dan pastikan ia memeriksanya.. jika terjadi sesuatu hubungi aku secepatnya..” perintahnya.
            “arra..”
            “hyung pergi Hae.. jangan pikirkan masalah hyung..” bisiknya tepat di telinga Donghae membuat namja itu membuka matanya kembali perlahan. Dan dari sorotnya saja ia sudah tahu kalau dongsaengnya tengah tersenyum.
>< 
..
>< 
Han Jimin gugup di hadapan Leeteuk. Ia memang sudah menyelesaikan pekerjaannya di kamar khusus itu. tapi begitu melihat Leeteuk masuk, kecemasan melanda dirinya.
Ah, tidak tahukah kau Han Jimin jika Presdir itu juga sedang bingung bersikap di depanmu??
            “Presdir… mianhamnida.. saya tidak ber..”
            “bukankah kita sudah sepakat menjadi teman? Kenapa kau masih memanggilku seperti itu?” Leeteuk duduk di sofa panjangnya sambil meletakkan kepalanya di sandaran sofa itu dan memejamkan mata.
            “aku lelah sekali hari ini.. perkara perdana menteri itu bukan masalah besar bagiku walau mengusar tenaga, tapi.. kalau itu ada kaitannya dengan kehidupan pribadiku..”
Jimin tersekap diam. Ia tak tahu harus bagaimana. Leeteuk masih menganggapnya sebagai teman.. apa artinya ia tidak marah??
            “apa kau pikir aku marah padamu??” kini ia menoleh ke arah Jimin “aku memang marah karena merasa ada ketidakjujuran.. Pelayan Han sudah menjelaskan semuanya padaku.. Han Jimin ssi.. kau adalah temanku bukan?” Jimin mengangguk ragu “jika begitu kau bisa menceritakan apapun masalahmu padaku, jika kau butuh bantuan katakan saja. sebagai gantinya, kau juga harus bersikap sama padaku.. aku tidak mau rugi hanya karena memberimu saja, aku juga ingin mendapatkan darimu..”
            “take and give?”
            “kau jelas tahu itu..”
            “jongmal gumapta Leeteuk ssi..”
>< 
..
>< 
            “kau sudah minum obat?” Yesung memeriksa Donghae yang masih berbaring di sofa.
            “nde, Sungmin hyung sudah memberikannya padaku tadi sebelum ia pergi ke caffe..” sudah bukan rahasia lagi, jadi siapapun di rumah itu tahu obat apa yang harus dikonsumsi Donghae saat alerginya kambuh. Inilah yang selalu terjadi padanya jika udara dingin menyapa. Itu alasan juga kenapa Leeteuk overprotective padanya. Karena sekeras apapun kepala Donghae ia akan jatuh sakit hanya karena cuaca dingin.
            “aku sudah mendengar semuanya.. jadi Han Ahjjussi memiliki putri yang bekerja di hotel?”
            “nde, aku bahkan sangat mengenal Jimin Noona.. aku sering bertengkar dengannya..” ocehnya.
            “kau memang selalu membuat masalah, jangan sampai Han Ahjjussi mendapat masalah karena dirimu Hae..”
            “kau sudah dalam masalah juga sekarang hyung, kau meninggalkan pekerjaanmu..” katanya “pergilah, aku tidak apa-apa, ada Han Ahjjussi disini..”
            “nde,. Istirahatlah.. aku akan memberikan satu suntikan dulu.. pejamkan matamu..”
Donghae menurut. Sebenarnya tidak sakit.. hanya saja ia takut melihat jarum itu. hah.. tapi sayang, ia tak membuka matanya lagi setelah itu..
Yesung memberinya obat tidur.
Ia tesenyum melihat adiknya memejamkan mata tenang. Ia benahi selimut Donghae lalu mengusap pelan keningnya.
            “dengan begini kau tidak akan kemana-mana sampai kami pulang nanti.. tidurlah Hae..” ucapnya. Kemudian ia kembali pergi ke rumah sakit setelah memberi pesan untuk Han Hyun Pil agar menjaga Donghae.
>< 
..
>< 
            “bagaimana Donghae?” cemas SaEun
            “gwaenchana.. dia sudah biasa seperti ini. Yesung hyung sudah memeriksanya.. aku yakin sebentar lagi akan baik-baik saja.. aku hanya..” Sungmin menghentikan pergerakan tangannya mengarsir gambar cake di bukunya. Kemudian ia melanjutkan membuka lembar sebelumnya..
            “itu ulah Donghae?” tanya SaEun begitu melihat gambar yang tentunya bukan milik Sungmin.
            “nde..”
            “apa yang kau pikirkan?”
            “ada yang coba disembunyikan oleh Donghae.. dan Leeteuk hyung..”
            “bagaimana bisa?”
            “mollayo.. kali ini aku salut pada Donghae yang bahkan tidak terbaca olehku sebelumnya.. bahkan ia menjadikan sakitnya sebuah alasan.. untuk menutupi sesuatu..”
SaEun mengerti perasaan Sungmin “Minnie-ya.. Donghae bukan anak kecil lagi, kau tahu itu kan.. seberapa cemasnya kau dan seberapa besar kecurigaanmu padanya, aku yakin dia punya alasan untuk melakukan itu. mungkin kau tidak menyadarinya.. tapi kita semua tidak bisa memungkiri ini. suatu saat kita tidak bisa ikut campur pada hidupnya..”
OMO!!
SaEun yang bijaksana ini membuat Sungmin terpanah. Itulah salah satu alasan ia menyukai yeoja itu dulu. SaEun mampu berpikir jauh di saat dirinya tidak tahu bagaimana harus bersikap. Kedewasaan SaEun membuat Sungmin betah untuk dekat dengannya. Kalau dihitung, mereka ini hidup berdua sejak lahir. Atau memang di alam sebelum kelahiran pun keduanya sudah ditakdirkan bersama? Usia tak jadi soal, SaEun bisa manja sekaligus dewasa.. dan Sungmin.. semakin mencintainya.
            “kau selalu bisa membuat hatiku tenang, Noona..” godanya
            “YAK!!”
            “ssstttt…” satu jari Sungmin menempel di bibir soft pink SaEun “kau selalu membuatku semakin mencintaimu.. semakin tidak bisa jauh darimu.. kapan kau mau aku nikahi eoh??”
            “aaiissh, kau ini bicara apa? Kau tidak melihat Oppadeul?? Kau mau di pukul dongsaengmu karena mendahului hyungdeul kalian?”
Hahaha..
            “aku siap menerima apapun nantinya..”
            “iisshh…”
…. ….
…. ….
Pengunjung caffe sangat banyak hari ini, membuat Sungmin tidak bisa pulang cepat. Ia sedikit cemas karena Leeteuk juga akan pulang telat pastinya.
            “eoh.. hyung, bukankah itu teman Donghae?” Ryeowook menunjuk ke salah satu meja caffe.
            “ah, nde.. kau benar.. itu yang kemarin..”
Rupanya maksud mereka adalah Kang Sora dan Choi Siwon. Apa mereka ke tempat ini karena mencari Donghae? sepertinya iya.. tapi untuk Sora.
            “dia tidak bekerja hari ini..” Siwon yang mendengar itu menjauhkan matanya dari daftar menu yang hampir saja dipesannya.
            “Park Donghae maksudmu? Akhir-akhir ini ada yang aneh dengannya.. bukankah kau merasa begitu? Dia tidak lagi mengganggu kita..”
            “nde, kau benar Siwon-ah.. dan rasanya kita harus meminta maaf pada pemilik caffe ini karena membuat keributan kemarin dengan Kyuhyun. Eoh.. apa menurutmu ia di pecat karena kejadian itu?”
            “mollayo, kenapa kau begitu memikirkannya?? Sudah mulai simpati??” selidiknya
            “eoh.. aniyo..” gugup Sora “aku hanya tidak ingin merasa bersalah saja jika hal itu terjadi apalagi ada kaitannya dengan Kyuhyun..”
Siwon hanya mengangguk mencoba berpikir positif..
Eoh, tak ada yang tahu tentunya bagaimana keadaan Donghae sekarang kecuali hyungdeul nya..
Donghae masih meringkuk di tempat yang sama.
Tidur dengan nyenyak karena ulah Yesung.. wajah polosnya bisa diyakini semua orang kalau itu sangat menggemaskan. Bahkan betapa senangnya Han Hyun Pil memandang tuan mudanya. Ia sangat merindukan putranya, sayang semua tak sesuai harapan. Jadi, melihat Donghae seperti itu.. seakan mengobati kerinduannya untuk menjaga, memanjakan dan berbicara dengan ‘seorang putra’..
_ToBeCon_

10 komentar:

  1. Sumpah aku jd makin kangen donghae,, kapan dia muncul lagi gara2 sakit kita dah lama ga liat donghae wara-wiri di internet,, semoga pemulihannya cepet dan secepatnya menyapa kita lagi

    BalasHapus
  2. Waaa., donghae cepet sembuh nee., penasaran nih sama kelanjutannya...
    Fast update lagi nee., hehhe 😅😅😅

    BalasHapus
  3. Bener tuh kata temen temen kangen bgt sama haepa , untuk hae pa cepet sembuh untuk ka pena semangat untuk ff nya

    BalasHapus
  4. Wahh tambah kangen sama donghae jadinya..pangeran musim dingin ku semoga kamu selalu sehat dan gk sakit lagi.. fast update lagi nee..

    BalasHapus
  5. Berharap mlm ini update T-T

    BalasHapus
  6. Gimana ya caranya supaya aq bisa langganan ff di blog ku ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku berharap dimuat di wattpad juga.
      Jebal author nim T_T

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    3. ff kmu kpan dilanjut? sakau nih gara2 g ad kbr pangeran mokpo :(

      Hapus