Kamis, 21 Januari 2016

Please Call My Name



[tiba-tiba menyukai fanfic dengan Cast “Kangin”, gara-gara melihatnya di film Cat Funeral. Kangin.. menjadi berbeda dari kepribadiannya yang seringkali kita lihat.. dia menjadi namja yang menarik untuk diperhatikan.. apalagi, Kangin juga punya sejarah dengan Donghae yang membuat mereka begitu dekat..]
=Please Call My Name=
[Ost. Cat Funeral]
Cast : Donghae – Kangin
>< 
..
>< 
Sampai kapan kau akan seperti ini padaku? Apa sangat besar kemarahanmu hingga kau tidak melihatku lagi sebagai seorang kakak, Hae?
Kangin sudah menyiapkan makan malam mereka di atas meja. Tidak banyak yang bisa ia masak, tapi demi adiknya Kangin bahkan rela belajar membuat masakan kesukaan Donghae. Setelah kedua orang tuanya pergi tinggal Donghae yang menjadi satu-satunya keluarga yang ia miliki.
Trap..
Trap..
Kepalanya menengok memastikan kedatangan seseorang yang sudah ditunggunya dari tadi. Benar. Itu dia.. dongsaeng kesayangannya.
“kau sudah pulang?”
“… …”
“makanlah dulu.. wajahu pucat, apa kuliahmu lancar??”
“aku tidak lapar..”
Kangin mencegahnya pergi ke kamar, ia menarik lengan adiknya membuatnya duduk di depan meja makan “aku sudah memasak banyak malam ini, menyia-nyiakan makanan tidak baik.. makanlah dulu setelah itu kau boleh ke kamar..”
Donghae tidak menjawab, ia hanya mendesah.. lalu mengambil mangkuk dan sendok.. mengambil makanan di depannya dan mulai mengunyah. Sejujurnya masakan Kangin selalu enak baginya, tapi ia tak bisa mengatakan itu di depan kakanya..
“bagaiamana?” Donghae hanya mengedikkan bahu “eoh, ini makan dagingnya, tubuhmu mulai kurus ku lihat..” sepotong irisan daging diberikan di mangkuk Donghae oleh Kangin.
Kangin tahu adiknya sangat lelah, di sela kuliahnya namja itu mengambil kerja part-time sebagai pengantar kiriman, sedangkan pagi harinya ia masih sempat mengantar susu. Kangin sudah berulang kali menyuruhnya berhenti bekerja karena ia masih menjadi tanggungannya, tetapi sikap keras kepala ditambah kemarahannya pada Kangin membuatnya tetap melakukan pekerjaan itu.
“Hae-ya.. kalau kau lelah, sebaiknya jangan terlalu banyak mengambil pekerjaan. Hyung masih sanggup membiayaimu..” Kangin begitu prihatin dengannya. Tidak jarang Donghae pulang dalam keadaan lelah, seringkali pula ia bolos kuliah karena kelelahan bekerja.
“sebenarnya apa yang kau cari dari pekerjaan itu?? kalau kau hanya ingin menghindar bertemu denganku, bukan begini caranya.. bagaimanapun juga.. kau dongsaengku Hae..”
Kim Donghae berhenti makan, menatap kakaknya Kim Kangin..
“aku lelah..” datarnya kemudian “sekarang boleh aku ke kamar?”
Hah… “baiklah..” akhirnya.
Kangin tak tahu ternyata Donghae sekeras itu. tapi ia bisa menyalahkan siapa? Dirinya? Ya, hanya dirinya yang ada.. kalau bisa, Kangin juga ingin mengakhiri semua ini, pergi dari kehidupan Donghae. tapi ia berpikir lagi.. adiknya tidak akan ada yang mengurus kalau dia pergi. Donghae sangat membutuhkannya sekarang ini..
Hanya..
‘hyung sangat merindukanmu, Hae..’
Kangin nekat masuk ke kamar Donghae, ia sudah tahan hidup seperti ini. Tujuh bulan.. ya, selama itu hubungannya dengan adiknya tidak baik. Donghae sangat marah pada Kangin, karena ia tidak memberi tahu Donghae karena orangtua mereka mengalami kecelakaan dan meninggal. Donghae baru tahu seminggu setelah pemakaman.. alasan Kangin waktu itu karena ia tak ingin mengganggu Donghae yang masih ujian sekolah di Seoul.
Donghae marah, karena ia tidak bisa melihat dan menemani orangtuanya di akhir hidup mereka. Ia mendiamkan Kangin seketika. Sejak ia kembali pindah ke Jinan bersama dengan hyungnya itu, Donghae tak sekalipun memanggil nama Kangin. Ia berbicara seperlunya, ia mencari uang sendiri untuk keperluannya kecuali untuk makan masih dipaksa Kangin untuk tidak membeli di luar.
“hyung ingin bicara denganmu Hae..” pintu kamar Donghae belum ditutup seperti biasanya jadi Kangin bisa langsung masuk. Donghae sendiri tidur tengkurap di atas ranjang dengan sebuah buku di tangannya. Ia tak bergerak sedikitpun untuk menengok Kangin, hanya tangannya yang membuka lembar berikutnya pada buku itu.
“sampai kapan kau akan seperti ini padaku? Apa kau belum puas menghukumku selama ini? kenapa kau tidak mengerti juga dari maksudku melakukan semua ini padamu Hae?” lanjutnya “aku hanya tidak ingin kau terlalu cemas.. aku sangat menyayangimu Hae.. dan sudah berapa kali aku meminta maaf padamu.. kau masih tidak memaafkanku?” ujar Kangin. Emosinya sudah tidak bisa dikontrol lagi, tangisnya menyeruak pilu di kamar itu.
Donghae berhenti.. dia diam..
“apa maumu sekarang??”
“pergilah, aku ingin belajar..”
“tidak!” protes Kangin “kita harus menyelesaikan ini..”
“keluarlah..” Donghae masih tidak mau menatap Kangin
“apa aku harus menghilang juga agar kau bisa memaafkanku? Agar kau kembali pada Donghae yang ku kenal?” isaknya makin parah.
“apa maksudmu?” kini ia tersulut emosi, tiba-tiba bangun dan berdiri tegak seakan menantang Kangin.
“Hae-ya.. bisakah kau panggil namaku lagi? bisakah kau memanggilku hyung lagi?”
Donghae tak tahan dengan tangisan Kangin, ia mendorong tubuh kakaknya yang jauh lebih besar darinya untuk keluar kamar.
Bllaam..
Ckkrr..
Pintu tertutup kasar dan dikunci dari dalam.. Kangin kembali menangis, tubuhnya merosot rapuh di depan pintu itu sambil menggedornya pelan karena ia tak punya tenaga lagi.
Di dalam sana..
Donghae menyandarkan punggung tubuhnya di pintu kamar yang ditutupnya paksa. Dengan tangan kanannya ia menutup mulutnya sendiri yang kini ikut terisak. Ia tidak ingin Kangin tahu kalau ua juga menangis saat ini, ia juga rapuh..
‘aku kecewa padamu, hyung.. kenapa kau tidak memberiku kesempatan untuk melihat Appa dan Umma untuk terakhir kalinya..’ raungnya dalam hati ‘apa aku tidak boleh melihatnya? Kenapa hyung? Aku juga anak Appa dan Umma kan? Aku memang akan sangat sedih tapi setidaknya aku dan kau masih bisa berbagi kesedihan itu kan? Ujianku tidak penting.. sekolahku tidak penting..’
Keduanya sama-sama terluka.. kecewa.. menyesal.. dan menangis..
>< 
..
>< 
Braagghh..
Praankk..
Plaaakk.. Beeeuugh!!
Namja itu lemas seketika dan ambruk. Sedangkan orang-orang yang memukulinya pergi setelah mengambil uang di tangannya.
>< 
..
>< 
Srraakkk..
Bbaagg..
Kangin melempar kasar tubuhnya ke atas sofa ruang tengah, ia sudah tak sanggup untuk sekedar berjalan dua meter lagi ke kamarnya.
Donghae yang sedang di dapur mendengar erangan pelan. Sedikit penasaran ia mengintipnya.. matanya mengernyit saat melihat Kangin terkapar di sofa, darah segar keluar di sudut bibirnya dan bagian tubuh yang lainnya lebam kebiruan.
Segera ia mendekat melihat Kangin..
Tragis..
Keadaannya sungguh menyedihkan..
Tangan Donghae bergetar, jantungnya berdetak kencang hingga membuat napasnya tak beraturan.
“hyung…..” panggilnya sendu “hyung.. Kangin hyung?? Hyung..” Donghae begitu panik. Ia menyentuh tubuh Kangin kebingungan. Rasa cemasnya memuncak saat Kangin tak juga membuka mata. Donghae berlari ke dapur mengambil air untuk mengompres luka Kangin, ia berlari ke kotak obat juga dan membawa semua isisnya ke ruang tengah. Donghae berjongkok di dekat Kangin dan mulai mengobati kakaknya..
Satu hal yang tak disadari olehnya, matanya sudah basah oleh isaknya sendiri.. ia memaki, ia marah.. menyalahkan kecerobohan Kangin tapi jemarinya masih setia mengobati luka-luka itu.
Setelahnya ia mengambil selimut tebal dan menutup tubuh dingin Kangin.
“hyung… buka matamu hyung.. jangan tinggalkan aku.. aku takut..” Donghae masih terisak “jebal, mianhae.. hyung..”
Donghae menelungkupkan kepalanya di dada bidang Kangin, terisak berat di sana..
>< 
..
>< 
Kangin terbangun dengan pusing di kepala masih terasa. Begitu membuka mata ia menyadari bahwa ada handuk di keningnya, tubuhnya tertutup selimut dan luka-lukanya sudah terolesi obat. Ia berpikir keras, siapa yang melakukan semua ini padanya sampai ia mendengar suara seseorang menggerutu jengkel di arah dapur. Kangin bangkit dan mencoba berjalan walau tertatih. Ia tak berani masuk dapur, hanya melihat dari sekat dindingnya saja..
Senyum merekah indah di bibirnya saat tahu..
“aaiisshh.. bagaimana ini? aku tidak bisa membuat bubur? Kenapa rasanya aneh padahal sudah sesuai resep?? Aaiisshh… menyebalkan!!”
“apa yang kau lakukan?” tegur Kangin tak sabar
Donghae terkejut, ia tak sadar kalau kakaknya sudah bangun.. harusnya ia lebih cepat bekerja tadi, menaruh bubur itu di meja lalu ia pergi..
Sekarang, bagaimana raut wajahnya??
“eoh.. aniyo..”
“pembohong..” senyum Kangin sambil menghampirinya “biar aku saja..” Kangin mengambil sendok di tangan Donghae “tanganmu bisa terluka kalau kau sembaranga memegang benda panas ini.. kalau kau tidak bisa membuat bubur jangan paksakan diri.. aku tidak mau kau terluka karena ini semua..”
“tidak perlu berlebihan, kaulah yang harus hati-hati..” sinisnya
“ne, aku akan hati-hati.. tapi soal pekerjaan dapur aku sudah terbiasa.. aku sudah pernah tersiram air panas, terkena percikan minyak panas bahkan melepuh karena wajan ini..”
“tapi belum sampai terbakar kompor kan?”
“eoh, kau ingin itu terjadi padaku??” Kangin menghentikan pekerjaannya, menatap ke arah Donghae.
Donghae salah tingkah “sepertinya kau sudah baikan, kalau begitu aku pergi dulu..”
Belum sempat ia melangkah, Kangin menahannya.
“jangan pergi hari ini.. temani aku.. tubuhku masih terasa sakit semua bahkan aku masih merasa sedikit pusing..”
Donghae diam..
“duduklah..” Kangin mendorong tubuh adiknya untuk duduk di meja makan “tunggu di sini sampai aku selesai memasak..” ia tak tega juga kalau hanya membuat bubur, Kangin berniat membuat soup untuk Donghae. ia tahu persis, semalam Donghae yang sudah merawatnya..
Srreennkk… Srrankk… ssrkkk…
Donghae mengamati semua pergerakan Kangin dengan cemas, takut-takut terjadi sesuatu pada kakanya. Tapi mulutnya terkunci rapat untuk berkata-kata.
20 menit…
Semangkuk bubur untuk Kangin, semangkuk soup untuk Donghae..
“makanlah.. kau belum makan dari tadi kan? Karena terlalu sibuk dengan bubur ini..” Kangin menyodorkan mangkuknya dekat dengannya.
Donghae menatap masakan itu sendu, matanya panas hingga berair..
Tes..
Tes..
Kangin yang melihat itu terkejut..
“Donghae-ya.. gwaenchana saengi?? Kau tidak sakit juga kan?” tanya Kangin. Donghae masih saja terisak bahkan makin keras ia menangis..
Kangin panik, ia berdiri lalu memeluk Donghae erat.. “waeyo?? Katakan pada hyung.. kau baik-baik saja? apa kau merasa tidak enak badan??” Kangin mengusap-usap punggung adiknya lembut tapi penuh kecemasan.
Hiks..
Hiks..
“mianhae..” satu kata lirih keluar dari mulut Donghae yang masih sedikit kelu “mianhae hyung.. mianhae Kangin hyung..” ucapnya di tengah isaknya yang makin menjadi. Ia memeluk lengan Kangin yang membelainya, membenamkan kepalanya di dada sang kakak dan semakin jauh terisak di sana..
Kangin ikut menangis.. giliran ia yang tak bisa berucap apapun kini..
Kangin membiarkan Donghae dalam keadaannya selama beberapa menit. Ia tak berucap apapun untuk menjawab permintaan maaf adiknya yang terus terlontar tak henti.. permintaan maaf yang semakin menyakitinya. Ia tak suka. Harusnya ia yang meminta maaf, bukan Donghae.
>< 
..
>< 
Tenang sekali ia terlelap, matanya yang terpejam membuatnya kelihatan sangat polos. Kangin mengusap kening Donghae menyingkirkan beberapa poni yang menghalangi matanya..
“Donghae-ya.. saengi.. irroena!!”
Akhirnya mata itu terbuka pelan..
“sudah sampai hyung??”
“ne..”
Mereka sudah sampai di tujuan. Donghae tadi tertidur di mobil yang di kendarai Kangin. Meski Donghae memaksa untuk mengemudi tadi Kangin memarahinya. Luka lebamnya memang masih sedikit sakit tapi akan berbahaya kalau membiarkan Donghae yang menyetir mobil. Lagipula anak itu malah tertidur selama perjalanan membuktikan kalau ia sangat lelah.
Keduanya lalu turun bersama dan berjalan ke arah pohon maple di tengah bukit..
Donghae masih tak bisa menyembunyikan kesedihannya tapi ia sudah bisa tegar sekarang..
“Umma, Appa.. kami datang..”
“mian Umma, Appa.. aku sudah lama tidak kemari..” ucap Donghae “mulai hari ini Hae janji akan hidup dengan baik bersama hyung..”
Kangin terenyuh dengan pengakuan adiknya..
“aku akan menjaganya dengan baik, jadi tidak perlu cemas.. awasi dan jaga saja kami dari atas sana..”

Tidak ada yang bisa membuatmu terpisah dariku Hae, maut sekalipun. Kau tetap adikku dan aku kakakmu. Kau mau mengingkari sampai kapanpun, ikatan itu akan mengembalikan semuanya.. aku percaya itu, dan sekarang aku membuktikannya..
Aku menyayangimu, Kim Donghae, adikku..
_nde, Kangin hyung.._
Kau memanggil namaku sekarang??
_nde.._

>FIN<


Minggu, 17 Januari 2016

Let Me Smile Again [End]



Genre :
Family, Romance, Brothership, BoysLove but no Yaoi..
Sumary :
Saat aku memandang matanya di awal musim dingin lalu, aku turut membeku. Namun ketika tangannya menyentuh jemariku, cuaca tiba-tiba menjadi hangat. Sejak saat itu.. aku merasa sudah jatuh cinta padanya.. dialah cinta pertamaku.. dan tekadku kini ialah menemukannya lagi, aku yakin akan mengenalinya walau kami tak bertemu lagi sejak belasan tahun lalu..
[ep.8] Semuanya di luar pikiranku, apa yang kuharapkan ternyata tidak selalu itu yang ku dapat. Air mata ini mampu mengisahkan perasaanku saat ini.. mengapa harus banyak air mata? Mengapa harus ada rasa kecewa? Mengapa kepedihan itu harus terjadi?
Let Me Smile Again, please…
####
Cast:
Donghae [19] :: Siwon [25] :: Kyuhyun [25] :: Sungmin/[ep.9]Donghwa [26]
OC :
Yesung [32] :: Kangin [32] :: Zoumi [30] :: Eunhyuk [19]
Kibum [24] :: Ryeowook [24] :: Henry [21]
Eunjae :: Sanghyeon
Lee Hwanjung :: Kim Dongkyo :: Cho Haneul :: Choi Kwonsoo
Cho Ahra :: Hankyung :: Leeteuk
……..


Before
            “hyung….” Lirih Donghae. rasanya ia mual melihat banyak kamera mengarah ke wajahnya. Bertubi pertanyaan membuatnya tak bisa berpikir lagi.. Siwon menggenggam erat tangannya, seakan ingin mengatakan.. ‘semuanya akan baik-baik saja Hae..’
Donghae sudah pucat pasi..
Siwon,.?? Ia hanya mencemaskan Donghae saat ini..
Bagaimana ini? mereka tidak akan menyerah begitu saja. ini salahnya.. salahnya karena melibatkan Donghae dalam perkaranya..
Bagaimana??

After

            “Hentikan!!”
Kali ini suara lain.. Kyuhyun dan Sungmin. Mereka tak ingin Donghae terluka lagi karena kejadian ini..
            “kontrak kita sudah selesai kan..?? kita bisa mengakhiri ini sekarang? kalian bukan reporter kan..??” ujar Kyuhyun
            “kajja Hae.. kau harus istirahat..” Sungmin menarik lengan adiknya masuk kembali ke kamarnya. Diikuti Kyuhyun dan Siwon.. mereka menutup pintu rapat-rapat..
Setelahnya mereka mendengar seorang perawat mengusir kru reality Show..
ini rumah sakit, kalian harus minta ijin kalau ingin mengadakan shooting di sini.. kalau tidak kami bisa menuntut..’
Begitulah akhirnya mereka terselamatkan hari itu..

…..

            “kenapa mereka mengikuti kita hyung??”
            “mereka butuh kebenaran Hae..”
            “tapi tidak dengan seperti itu kan??”
            “ne.. sekarang katakan padaku, apa benar kau yang menulis lagu itu??”
Mereka menanti jawaban Donghae..
            “ne..”
            “MWO??” Sungmin, Kyuhyun dan Siwon.. ketiganya berteriak.
            “kalian tidak percaya??” tanya Donghae
            “wae.. kau tidak pernah bercerita??”
            “aku malu.. aku tidak tahu bagaimana jadinya kalau Kyu hyung tahu bahwa lagu yang dinyanyikan adalah milikku.. aku juga tak ingin Siwon hyung tahu kalau lagu itu untuk…”
            “untuk siapa??”
            “katakan..”
Donghae terdesak… mereka terus mengitrogasinya..
            “untukmu..” tunjuknya pada Siwon, lalu ia menyembunyikan diri di bawah selimut.. “pergi kalian semua, jangan tertawa di sini..”
Terlanjur. Mereka terlanjur tertawa.. tidak disangka anak itu lucu juga..
            “jadi aku tidak salah memanggilmu ikan kan?? Lihat saja.. Fishie.. bukankah itu..”
            “STOP HYUNG!!” teriaknya masih dari bawah selimut.
            “itu pekerjaan yang ingin kau katakan kemarin??” sambung Sungmin menyelidik “aku sempat berpikir untuk membuntutimu agar aku tahu pekerjaan apa yang kau lakukan.. ternyata seperti ini?? jadi aku tidak perlu cemas lagi sekarang..”
            “ne, kurasa kita bisa menjadi partner kerja Hae..” imbuh Kyuhyun “aku akan menyanyikan semua lagumu.. Sungmin akan mengirinya..”
            “lalu aku??” tanya Siwon
            “lagu itu untukmu.. jadi cukup dengarkan saja..”
Hahaha….

[ A Falling Star – Super Junior ]

Hahaha..
Donghae semakin dibuatnya malu..
            “cukup..” ujarnya menatap mereka semua dengan mata berkaca-kaca.
Sungmin tersentuh.. ia mendekat, mendekap wajah dongsaengnya dengan kedua telapak tangannya.. “kau tahu?? Hyung bangga padamu..”
            “benarkah??”
            “tentu saja..”
            “gumawo..”
Selanjutnya.. mereka saling memeluk erat..
            “jadi kau menerimaku Hae??..” tanya Siwon sekali lagi.. “mereka akan menanyangkan rekaman mereka.. jadi,.”
            “lalu Kibum??”
            “kau masih memikirkannya??” Donghae mengangguk “apa kau takut? Kenapa harus takut?? Bukankah sudah jelas kalau aku menyukaimu? Jadi apa yang kau cemaskan? Kalau kau berpikir Kibum akan bahagia denganku, maka kau menyakiti perasaanku.. ini tidak bisa di paksa Hae-ya.. hanya ada Kibum yang menang akhirnya.. tapi jika kau mau berjuang denganku, kita bisa menang bersama-sama..”
            “dengar Hae.. hyung, ingin kau bahagia juga..” lanjut Sungmin “Siwon adalah namja yang bisa membuatmu tertawa.. sudah jelas bagi hyung.. dan hyung cukup percaya padanya..”
Apakah dengan demikian semua akan berakhir??
Dengan menerima Siwon, semuanya telah usai??
Entahlah..
Yang jelas..
            “ne, hyung…” ungkapnya sekali lagi.
            “lagi.. katakan yang jelas..”
            “jeohaeyo… saranghae..”
Kini Siwon yang memeluknya “aku tidak akan membiarkan seorang pun menyakitimu Hae, termasuk Kibum..”
            “aku percaya hyung..”

….

            “jadi sudah selesai pertunjukannya??”
            “SAMCHON??”
Yesung datang.. bersama Zoumi dan Henry.. Kangin?? Tidak lupa tentunya..
            “kami ingin mengucapkan terimakasih atas bantuanmu Hae..” ungkap Zoumi
            “aku sudah mendengarnya dari kemarin..”
            “ne, tetap saja.. aku sangat senang bisa bertemu dengan dongsaengku..”
            “Ajjuhssi…”
            “ne..”
            “apa kau tidak menyukai Samchon??”
            “MWO???”
Dengar, bukan satu orang yang berteriak.. tapi semua..
            “ku lihat kau orang yang baik..”
            “YAK, Lee Donghae!!”
            “apa samchon tidak ingin seperti aku dan Sungmin hyung? Atau sebenarnya kau..”
            “cukup bocah!!” potong Yesung “kau akan ku tendang dari tempatku kalau berani membahas hal ini lagi..”
            “ciihh.. aku hanya ingin kau bahagia samchon..”
            “aku sudah cukup bahagia melihat kalian..”
            “baiklah kalau begitu.. bawa aku pulang sekarang..!!” Donghae berdiri dan berjalan keluar kamar.. lagi-lagi..
            “Yak, kau mau dibius perawat di lorong nanti? Atau mau diikat tangan dan kaki di ranjang ini??” ekstrim sekali teriakan Siwon.. “ganti dulu baju mu..”
Donghae mengerucutkan bibir.. ia tahu ia salah, tapi tidak sekejam itu juga kan Siwon harus meneriakinya dengan pikiran aneh itu.
            “ganti baju mu Hae, hyung akan menemui dokter dulu..”
            “aku ikut..” ujar Yesung “Siwon-ah, tolong urus bocah ini..” Siwon menerima tugas itu senang hati.
            “hah, kalau begitu kita akan pesta hari ini?? aku lapar sekali..” celutuk Kangin.
            “ne, ajjuhssi.. kita makan besar..” imbuh Donghae
            “kau yang mentraktir kami??”
            “tentu saja bukan.. ada Siwon hyung dan Kyu hyung yang punya uang banyak!!”
            “MWO???” Kyuhyun dan Siwon hampir saja memukul kepalanya kalau tidak ingat bahwa Donghae masih sakit.

#-#

AAARRRHHGGGG….
PRAANKKKK..
BUGGHH..

[ Don’t Go – Donghae ]

Seluruh barang yang ia lihat dilempar dan dibanting begitu saja ke sembarang arah.. bahkan televisi mahalnya sudah tak berupa.
‘Choi Siwon, actor papan atas, yang sebelumnya terlibat hubungan dengan Kim Kibum ternyata lebih memilih Lee Donghae, penulis lagu sountrack reality show. Mereka didukung oleh Cho Kyuhyu, sahabat Choi Siwon. Apakah hubungan ini ada kaitannya dengan Kim Dongkyo, appa Kibum??’
Kibum pelakunya. Ia melakukan itu setelah mendengar berita tentang Siwon. Sakitnya lagi kenapa harus dikaitkan dengan kasus appanya. Jika memang Siwon melakukan ini hanya karena kasus yang dulu, artinya Siwon memang berniat balas dendam padanya.
            “hyung.. apa kau membenciku sedemikian besar?? Kau mau membalas semua yang sudah kulakukan padamu??” jerit Kibum sendiri. wajah dan rambutnya tak karuan.. kalau ada yang melihatnya pasti akan iba. Entah sudah berapa hari juga ia mengurung diri seperti itu dan membiarkan pikiran-pikiran buruk menghinggapi otaknya.. “aku juga bisa melakukan lebih kejam dari yang kau lakukan padaku hyung.. hihihi… aku memang tidak bisa melukai tubuhmu.. tapi aku bisa melukai hatinya seketika..” ancamnya “tunggu saja hyung..”

#-#

Mereka jadi pesta malam itu.. di sebuah kedai pilihan Sungmin. Tentu saja, karena dia yang paling tahu menilai rasa masakan dan paling tahu tempat makan yang enak..
Satu meja besar telah penuh dengan makanan pesanan, mereka duduk bersila mengelilingi meja itu dengan mata trenyuh..
            “aku tidak pernah melihat makanan sebanyak ini..” ucap Henry
            “nado hyung.. ayo, aku sudah tidak sabar ingin memakannya..” sambut Donghae. ya, dua makhluk itu terlihat sangat akrab. Jarak usia Donghae dan Henry yang tidak terlalu jauh membuat keduanya layak seperti teman.
            “aaahh.. andai Ryeowook di sini, dia akan sama seperti kalian berdua..” gerutu Siwon
            “apalagi kalau Eunhyuk juga ikut..” imbuh Donghae
            “Yak, aku tidak menyukainya” protes Siwon “dan kau.. jangan dekat-dekat lagi dengannya..” larangnya.
Sungmin dan Kyuhyun tertawa “kau cemburu??”
            “ne!!”
            “kukira kau tidak bisa cemburu hyung..”
            “yakkk.. isshhh.. makan ini!!” Siwon menutup mulut Donghae dengan sepotong daging yang dijejalkannya paksa.
Semua tertawa.. semua bahagia malam ini..

#-#

Senyum tipis tersungging di bibirnya dengan mata sinis yang menatap tajam ke satu arah. Tangannya mencengkeram hebat di balik sarung tangannya.

…. ….

            “terimakasih sudah mengajak kami makan..” ujar Kangin
            “kalau begitu kami pulang dulu..” pamit Zoumi sambil merangkul Henry
            “ne.. hati-hati di jalan..”
Mereka berpisah di depan kedai itu.. Kangin, Zoumi dan Henry.. mereka berangkat dengan mobil Kangin jadi sekarang pun mereka bersama.
            “Kajja.. kita juga..” ajak Kyuhyun.

…. ….

Langkahnya sangat mantap.. berjalan cepat ke arah sasaran..
            “YAAAKKKK!!!” begitu sampai ia mencengkeram baju yang dikenakan orang itu, mendorongnya ke dinding dan mencekiknya..
Kejadian yang begitu cepat membuat mereka tercekat kaget..
            “APA YANG KAU LAKUKAN??”
            “DONGHAE-YA..”
            “KIBUM-AH..”
Kangin, Zoumi dan Henry yang belum jauh kembali menengok apa yang terjadi. Begitu tahu mereka langsung beralih arah..
Kibum menghampiri Donghae.. memojokkannya hingga tak bisa bergerak. Bahkan tubuh Donghae yang baru saja sembuh dari sakitnya masih terasa tak berdaya dengan tenaga Kibum. Ia pasrah.. apapun yang dilakukan Kibum padanya ia hanya bisa berdoa.. tapi matanya sendu memandang seseorang..
‘hyung.. Siwon hyung, tolong aku..’ batinnya.
Kibum memukul wajah dan perut Donghae dengan beringas tak ada ampun. Setan apa yang menghinggap pada tubuhnya hingga ia tega melakukan itu..
            “Lepaskan babo!!” bentak Siwon sambil menarik lengan Kibum menjauh dari tubuh Donghae. melempar tubuh kecil Kibum ke tanah. Tapi dia memberontak, tak peduli dengan tindakan Siwon.. sasarannya hanya Donghae.. ia sudah berhasil memukulnya tadi hingga anak itu tidak bisa melawannya dan ia ingin melakukan yang lebih dari itu.
Kekuatan Kibum bertambah tiba-tiba.. ia berhasil menyingkirkan Siwon menjauh.. ia berhasil melewati Kyuhyun dan Sungmin.. lalu..
Kaarrkk…
Ssliitt..
Bunyi pisau terlepas dari sakunya..
Kibum memegang pisau?? Pisau?? Ya.. sebilah pisau saku kecil..
Keadaan menegang..
Kangin, Zoumi dan Henry berhenti berlari..
Kyuhyun dan Sungmin terpaku melihatnya..
Siwon masih tak menyangka..
Yesung?? Ia memegang erat Donghae.. bersiap apa yang akan dilakukannya bila pisau itu tertuju pada Donghae..

[ For One Person – K.R.Y ]

            “aku tidak bisa melukai Siwon hyung.. tapi aku bisa melukaimu untuk membuatnya paham jika luka itu sakit..” geram Kibum “kau harus menerima ini…” lirih Kibum sebelum..
Srrraakk..
Kyyaaaaaa…..
Bruugkk..
Aaarrrgghh..
Donghae dan Kibum sama-sama mengerang.. Kibum menggoreskan ujung pisau itu di lengan Donghae sebelum Sungmin menendang tubuhnya hingga ambruk ke tanah.
Kangin dan Zoumi segera membawanya pergi, jelas ini tindakan kriminal..
            “Donghae-ya..” Siwon dan Sungmin panik..
            “gwaenchana??” Donghae mengangguk
            “kau bilang gwaenchana?? Lihat lenganmu..” Yesung melihat darah menembus lengan baju Donghae “kajja..”
            “aku tidak mau ke rumah sakit.. jebal..” rengeknya iba “bawa aku pulang..”
            “ne.. kita pulang..” tenang Sungmin.
Siwon tidak begitu saja membiarkan Donghae, ia menggendong namja itu ke mobilnya.. ia tahu keadaan Donghae saat ini..
            “kalian bawa dia pulang.. aku akan menyusul Kangin..” kata Yesung

…. ….

[ At Least I Still Have You – Super Junior M ]

Dengan telaten Siwon meletakkan handuk basah itu di kening Donghae. ternyata ia demam akibat luka di lengannya.
            “bagaimana??” Sungmin menengok keduanya di dalam kamar Donghae. Siwon menggeleng.. “dia masih demam hyung..” sesekali ia menyingkap poni rambut Donghae yang terlihat sudah sedikit panjang. Melihat adiknya berbaring dengan lelap di ranjang, membuat Sungmin kembali merasa bersalah. Kenapa harus dia lagi yang terluka.. kenapa bukan dirinya? Kakak macam apa dirinya ini??
            “apa perlu ku panggilkan uisa??” tawar Kyuhyun “aku bisa meminta Ahn Uisa untuk memeriksanya.. kita tidak ingin terus cemas seperti ini kan?”
Siwon mengangguk begitupun dengan Sungmin..
            “aku heran.. kenapa dia selalu seperti ini..”
            “apa maksudmu??” tanya Kyuhyun sebelum ia pergi menghubungi dokter pribadi keluarganya
            “aku benci melihatnya harus terbaring dan sekali lagi terbaring sakit..”
Kyuhyun mengerti perasaan Sungmin “sudahlah.. dia akan baik-baik saja..”
…. ….
Ahn Uisa memeriksa Donghae.. tiga pasang mata memperhatikannya mengharap..
            “kalian tenang saja, dia baik-baik saja.. hanya demam.. dan luka ini tidak ada yang serius.. hanya perlu menjaganya beberapa hari, jangan terlalu memaksanya untuk melakukan pekerjaan berat.. dia butuh banyak istirahat..”
Sungmin lega.. Siwon pun bisa bernapas sekarang.
            “syukurlah.. kamsahamnida Uisa..”
            “ne, Kyuhyun ssi.. kalau begitu saya pulang dulu.. ini obat yang harus diminumnya..” Ahn Uisa menyerahkan resep obat pada Sungmin.
            “kansamhamnida.. Uisanim..”
…. ….

Yesung dikerubungi tiga namja sekaligus..
            “bagaimana hyung??”
Tiga pasang mata itu seolah menunggu apa yang akan dikatakannya..
            “Kangin sudah mengamankannya.. untuk sementara ia ditahan..”
            “mwo??” kaget Siwon
            “wae??”
            “apa ada orang yang mengurusnya??”
            “kau masih peduli??”
            “tenang saja, pengacara keluarganya sudah mengatasi.. hanya memang Kangin ingin memberinya sedikit pelajaran..”
            “syukurlah..”

#-#

Ryeowook kesal karena Siwon tak henti memarahinya hari ini. sebenarnya bukan kesalahanya, tapi pemberitaan tentang dirinya, Kibum dan Donghae lah yang membuat Siwon dikerubungi banyak orang. bukan hanya fans tapi juga beberapa reporter stasiun TV yang mengejar beritanya..
            “bagaimana aku bisa mengusir mereka?? Mereka terus memaksa.. kita hanya bisa menghindar bukan mengusir..” gerutunya
            “apa menurutmu aku harus mengatakan saja semuanya?”
            “itu lebih bagus.. sesuatu yang benar lebih baik di katakan sejak awal sebelum menjadi masalah..” sarannya. Siwon berhenti.. berbalik badan.. dengan begitu ia bisa melihat banyak kilatan kamera ke arahnya.
            “Wookie.. kalau agency marah dan aku di pecat, kau tak punya pekerjaan lagi..” bisik Siwon
            “siapa yang berani memecatmu?? Kau tenang saja..”
            “baiklah..”

…. ….

[ All My Heart – Super Junior ]

“aku tidak ada hubungan apapun dengan Kibum, selama ini yang aku lakukan karena sebuah perjodohan tapi nyatanya itu tidak bisa membuatku menyukainya lebih dari seorang teman..”
Donghae menambah volume suara TV yang dilihatnya.. Sungmin yang dari tadi sibuk membuatkan makanan untuknya ikut duduk di samping Donghae. ia takut ada apa-apa lagi dengannya..
            “dia melakukan itu lagi…”
Sungmin mengerti maksud Donghae, ia mengusap pelan punggung adiknya menenangkan..
“apakah kalian akan memaksakan diri dengan orang yang tidak kalian cintai?? Dan aku mencintai orang lain bahkan sebelum aku mengenal Kibum..”
“jadi kau sudah pernah bertemu dengannya sebelumnya?”
“iya.. aku bertemu dengannya waktu aku duduk di bangku junior high school.. aku melihatnya di Mokpo.. namja kecil yang selalu melihat kami bermain bola di taman.. namja kecil yang selalu ingin ku temui.. meski kami baru bertemu dewasa ini, tapi itu tidak mengubah perasaanku sama sekali padanya. Sekarang, menurut kalian siapa yang jahat? Aku atau Kibum? Tentu saja kalian tidak bisa menyalakannya begitu saja..”
“kami dengar dia adalah penulis lagu..”
“iya, lagu yang ada di dalam reality show itu adalah miliknya.. bagus bukan? Bahkan itu berada di tingkat pertama tangga lagu..”
“kau.. benar-benar mencintainya? Tidak ada unsur kalau ingin balas dendam dengan apa yang telah dilakukan Kibum dan Appanya pada keluargamu dan juga Kyuhyun?”
            “YAK, kenapa bawa-bawa namaku??” Teriak Kyuhyun yang juga melihat berita itu bersama Sungmin, Donghae.
“tidak ada kaitannya dengan itu.. tidak ada hubungannya juga dengan Kyuhyun.. ini cukup tentang perasaanku padanya yang tidak pernah berubah dari dulu.. dan tidak akan berubah..” ujar Siwon “aku mencintainya, sangat mencintainya..”
            “YAK, hyung membuatku malu saja..” kini giliran Donghae yang berteriak “awas saja kalau kita bertemu nanti..”
Sungmin dan Kyuhyun terkekeh “apa kau akan menghukumnya?”
            “ya, aku akan menghukumnya hyung..!!” Donghae mantap.
            “hah… ku pikir kau sudah sembuh sekarang..”

#-#

            “kau puas sekarang hyung?” sindir Kibum di balik jeruji
            “tidak.. aku bahkan tidak pernah mengharapkanmu berada di tempat ini, kau sendiri yang berulah..” jawab Siwon. Hari itu ia meminta Ryeowook menemaninya menemui Kibum. “aku ingin semuanya baik-baik saja.. apa aku pernah melakukan hal yang bodoh padamu? Tidak pernah.. itu karena kau sendiri yang melakukannya Kibum-ah..”
            “waeyo? Kau lebih menyukainya daripada aku? Kenapa kau bisa tertawa dengannya hyung?”
            “karena Donghae berda darimu.. kau selalu menginginkan sesuatu yang kau anggap baik tapi tak peduli perasaan orang lain hingga berani melakukan hal bodoh.. Donghae.. dia bahkan rela melepaskanku kalau itu adalah yang terbaik..”
            “baguslah..”
            “tapi aku tidak akan melepasnya sampai kapanpun.. kalau dia melepas tanganku maka aku yang akan menggenggamnya.. jika dia menjauh dariku maka aku yang akan mendekat.. dengan begitu, aku tidak akan pernah kehilangannya..”
            “….”
            “apakah ini tidak membuatmu jera Kibum-ah? Tidak cukupkah yang kau lakukan bersama Appamu? Kau masih kurang dengan hidup ini?”
            “itu bukan urusanmu lagi kan..”
            “akan tetap menjadi urusanku kalau kau berusaha melukai Donghae lagi..”
            “kau benar-benar tidak kasihan padaku?” sinisnya “aku sendiri hyung.. aku berjuang untuk semuanya..”
            “aku kasihan padamu karena kau tidak bisa mengambil keputusan yang baik.. Kibum-ah.. renungkan semua yang sudah terjadi baik-baik.. kau masih punya kesempatan untuk memperbaikinya..” ujar Siwon lalu pergi begitu saja meninggalkan Kibum di tempat itu.

#-#

            “Dia pergi…”
            “MWO??”
Siwon terkejut saat Sungmin mengatakan kalau Donghae kembali ke Mokpo..
…. ….

Hankyung membawa semangkuk ramyeon untuk Donghae yang langsung disantapnya habis..
            “Jadi dia.. kekasihmu Ajjuhssi??” tunjuknya pada namja tinggi dan cantik di samping Hankyung
            “waeyo?”
            “kau pandai mencari kekasih..” senyumnya
Sanghyeon dan Eunjae malah tertawa..
            “kau sudah bilang pada Hyungmu?”
            “Ne, Umma..”
            “OMO.. kau tahu kami sangat mencemaskanmu.. dasar anak nakal, kenapa kau selalu membuat kami menderita dengan perasaan itu eeoh??” tuding Sanghyeon
            “APPA!!”
            “DONGHAE!!”
Semuanya diam, menatap ke satu arah, sumber suara yang meneriaki nama Donghae..
            “HYUNG!!” Donghae melempar supitnya..
            “Yak, kenapa kau tidak bilang apapun kalau kau pulang ke Mokpo? Kau tidak tahu betapa cemasnya aku?”
            “aiigooo.. kenapa semua orang mencemaskanku?? YAK!! AKU INI SUDAH BESAR, AKU INI NAMJA!!”
Pluugg..
Huh??
Donghae mendelik kaget,,
            “YAK…!!”
            “Diamlah..”
Siwon kembali mengeratkan pelukannya saat Donghae memberontak lepas.
            “aku merindukanmu Hae.. aku mencintaimu..”
            “hyung…” bisiknya “kau harus meminta ijin dulu dari Appa dan Umma..”
OMO!!
Seketika pelukan itu lepas paksa.
Siwon membungkukkan badan memberi hormat saat menyadari bahwa mereka tidak berdua saja..
            “Anyeonghaseyo.. Umma, Appa..”
            “kau menyusulkan kemari Siwon-ah?”
            “Ne..”
            “baguslah..”
Donghae tiba-tiba berbisik di telinga Sanghyeon..
            “aahhh…” senyum Sanghyeon “Siwon-ah.. apa kau benar-benar menginginkan putra kami?” Siwon mengangguk “jika begitu kau harus melalui ujian terlebih dahulu, kau harus bersedia kalau tidak maka kau tidak akan kami restui..”
            “Ne, Appa..”
            “baiklah.. Hankyung-ah.. kau tahu apa yang harus dilakukannya??”
Mata Hankyung mengerling senang.. “Siwon ssi.. kau harus membantu pekerjaan kami disini, lihat pelanggan kami sudah menunggu.. Kajja!!” Hankyung menarik Siwon ke belakang. Seketika wajah namja itu pucat pasi.. sedangkan Donghae malah sumringah senang..

…. ….

            “dia membawa banyak mangkuk hyung.. bahkan pelanggan kami makin banyak saat tahu itu adalah Choi Siwon..” tawa Donghae meledak saat menceritakan hukuman bagi Siwon pada Sungmin.
            “benarkah??”
            “ne hyung…”
            “kau senang??”
            “ne, aku senang sekali..” tawanya kembali

[ The One I Love – K.R.Y ]

Tanpa ia sadari beberapa pasang mata melihatnya haru..
            “ini pertama kalinya ia tertawa seperti itu..” ujar Eunjae
            “kau benar yeobo… ah.. Siwon-ah.. aku tidak mengingi apapun, hanya aku mohon.. sebagai seorang Appa, tolong jaga kebahagiaan Donghae.. tolong jaga senyum itu untuk kami..”
            “ne..” janji Siwon.
Tanpa ragu ia melangkah mendekati Donghae yang masih tertawa karena menelpon Sungmin. Ia lalu mendekap erat dari belakang, memejamkan matanya.. merasakan bau tubuh Donghae..
            “saranghae.. jongmal saranghaeyo Lee Donghae..”
            “uhhmm…”
            “jangan bergerak.. dengarkan saja semua yang akan ku katakan..”
            “….”
            “aku hampir putus asa saat kau menghilang waktu itu.. tapi kau harus tahu bahwa aku tidak pernah mengubah perasaanku padamu Hae.. aku sudah membuat perjanjian dengan appa-mu.. aku akan menjagamu selamanya..”
Donghae terkesiap..
            “hyung…”
            “saranghaeyo..”
            “nado saranghae, hyung..”
Siwon makin mempererat pelukannya.. “kau senang hari ini?”
            “eum..” Donghae mengangguk
            “aku lebih senang lagi..”
            “benarkah?”
            “tentu saja.. eoh, kau mau membuatkan lagu lagi untukku??”
            “ne..”
Siwon memutar tubuh Donghae, menatap matanya yang tulus.. lalu..
Cuup..
Mencium kening Donghae lembut..
            “Wonnie hyung.. saranghanda..”
            “aku lebih mencintaimu, Hae..”
Bersama perasaan mereka.. salju semakin turun lebat..

[ Smile Again – Ryeowook ]

-akhirnya senyum itu bisa kembali.. senyum yang selama ini dinantikan banyak orang.. oh, Donghae tak tahukah kau bahwa sekarang ini Sungmin, Kyuhyun dan Yesung sedang mematap kalian dari jauh??-
-Video.Hankyung-

_FIN_