Jumat, 18 Desember 2015

Let Me Smile Again -Scene.12-



Genre :
Family, Romance, Brothership, BoysLove but no Yaoi..
Sumary :
Semuanya di luar pikiranku, apa yang kuharapkan ternyata tidak selalu itu yang ku dapat. Air mata ini mampu mengisahkan perasaanku saat ini.. mengapa harus banyak air mata? Mengapa harus ada rasa kecewa? Mengapa kepedihan itu harus terjadi?
Let Me Smile Again, please…
####
Cast:
Donghae [19] :: Siwon [25] :: Kyuhyun [25] :: Sungmin/[ep.9]Donghwa [26]
OC :
Yesung [32] :: Kangin [32] :: Zoumi [30] :: Eunhyuk [19]
Kibum [24] :: Ryeowook [24] :: Henry [21]

……..

Scene 12_
Before
“Siwon hyung??”
Siwon berdiri disana dengan wajah tegang dan dingin. Ryeowook yang mengikut di belakang menjadi heran juga ada apa dengannya..
            “hyung…??”
Panggilan Donghae di abaikan. Siwon melirik Eunhyuk.. mereka saling bertatap muka. Donghae tak menyadarinya.. ia tetap memandang wajah Siwon..

Uriga mannage doen narul chugboghanun I bamun
Hanuren dari pyoigo byoldurun misojijyo
Gudeui misoga jiwojiji anhgil bareyo
Onjena hengboghan nalduri gyesog doegil bilmyo
….
[ Believe – Super Junior ]

Now
-still@2044-
Siwon mendekat pada Donghae yang masih duduk di ranjangnya dengan baju pasien. Eunhyuk yang sama terkejutnya menyingkir jauh ke sudut sofa di temani oleh Ryeowook.
            “hyung darimana tahu kalau aku di sini?”
            “gwaenchana??”
            “kau tidak menjawab pertanyaanku, hyung.. aku tahu kau lebih tua dariku tapi bisakah kau juga menghargaiku?? Jadi jawab pertanyaanku..”
Siwon menjitak kepala Donghae..
            “aauuhkk.. HYUNG!!”
            “kau bilang aku tua?? Yak!!” rupanya ia tak terima di bilang tua oleh Donghae.
            “kau memang tua hyung apalagi kalau marah malah terlihat tua!!”
            “YAK!!” Siwon menghentakkan kakinya ke lantai. Sontak Donghae tertawa melihatnya.. baru kali ini Siwon kekanakan.
            “ada apa denganmu hyung?”
            “kau… siapa dia??” tatapnya pada Donghae tapi jari telunjukkan mengarah pada Eunhyuk.
Donghae memiringkan kepalanya melirik arah telunjuk Siwon..
            “Eunhyuk?? Nae chingu.. tadi Sungmin hyung menyuruhnya menemaniku sampai mereka kembali. Apa kau bertemu dengan hyungku??” tanya Donghae polos.
Siwon menghempaskan napas lega.. “aku sudah di sini, dia bisa pulang sekarang..”
            “OMO!! Kebetulan sekali!!” seru Eunhyuk menyahut “aku memang harus pergi, ada hal yang harus ku urus.. kalau begitu kuserahkan Donghae padamu Siwon ssi..” ujarnya kemudian berlalu keluar dari kamar Donghae.
Siwon dan Donghae heran menatapnya, mereka belum mengusirnya kan tapi namja itu rupanya baik hati sekali. Bahkan setelahnya Ryeowook ikut-ikutan pergi..
            “nado.. kau pulang sendiri saja..” sambil melempar kontak mobil pada Siwon “aku akan pulang naik taksi. Tugasku sudah selesai sampai di tempat agency tadi kan? Urusan di sini.. aku tidak mau terlibat.. bye..” pamitnya, mengangkat tangan memberi salam.
Tinggallah Siwon dan Donghae yang masih belum mencerna keadaan..
            “hyung.. mereka pergi?”
Akhirnya Siwon tersenyum dalam hati..
            “ne, Hae.. biar saja, kau ku temani sampai Sungmin atau orang tuamu datang, otte??”
            “aku tidak butuh!!”
            “mworago??”
            “aku akan tidur hyung, jadi kau mau menemaniku yang tertidur?? Kau tidak bosan??” sinisnya “aku baru saja minum obat dan rasanya efek itu sudah ada.. lihat..” Donghae menunjuk kedua matanya “mataku susah ku buka.. aku..”
Plluukk…
Siwon mendorong tubuh Donghae untuk berbaring..

[ A Few Good Men – Yurisangja ]

            “kalau kau ingin tidur, lakukan saja. aku akan tetap di sini.. aku tidak akan membiarkanmu sendirian..”
Donghae mengedipkan matanya heran..
            “cepat, pejamkan matamu!!” kini tangan besar Siwon menutup kedua mata Donghae. tangan satunya mengusap lembut puncak kepalanya.. “aku akan membuatmu cepat tertidur.. ini lebih manjur dari bius..”
Benar..
Donghae juga tak menolaknya, ia melakukan apa yang Siwon minta.. bahkan usapan lembut itu membuatnya terbuai dalam mimpi lebih cepat.
Hanya butuh lima menit Siwon melakukan itu..
Setelahnya ia mendengar hembusan napas teratur dari Donghae..
Siwon tersenyum dibuatnya..
            “kau.. benar-benar membuatku selalu bahagia Hae..” ungkapnya sambil menatap lekat wajah polos Donghae yang tertidur pulas.
….
Di balik pintu kamar itu, dua orang melihat pemandangan yang indah..
            “kau lihat yeobo, namja itu membuat Donghae tertidur cepat..”
            “ne, dia sepertinya bisa menjaga anak kita dengan baik..”
Mereka, Sanghyeon dan Eunjae.. Appa dan Umma Donghae..
….
            “kenapa tidak masuk?”
Sungmin curiga dengan apa yang dilakukan orangtuanya, hanya menengok Donghae melalui kaca pintu..
            “sstt….” Sanghyeon dan Eunjae kompak memberi isyarat.
Kyuhyun yang sedang bersama Sungmin sudah melihat dulu pemandangan itu.. “ada Siwon di dalam, itu maksud Ajjuhma dan Ajjuhsi kan??”
            “OMO, benarkah?? Dia benar-benar menjenguk Donghae?”
            “lihat saja sendiri..”
Akhirnya ke-empat orang itu hanya bisa mengintip di balik pintu.. dengan bahagia tentunya.

#-#

Yesung menyesap kopi panas pesanannya tanpa mengalihkan pandangan matanya pada kertas-kertas yang di pegangnya. Setelah kasus perusahaan Cho dan Choi, ia makin disibukkan dengan kasus lainnya.
            “sepertinya ada yang menjadi tenar setelah aksinya kemarin..” sindir Zoumi padanya dari meja kerja sebelah. Kangin yang kebetulan bersama dengan mereka [bisa di bilang sekarang ketiganya menjadi satu tim yang kompak] ikut menyetujui pernyataan itu.
            “hyung, menurutmu apa yang harus ku lakukan dengan kasusku?”
            “hah, baiklah.. sekarang waktunya kau menagih janji dari pengacara handal itu..” tunjuk Kangin
Yesung memang fokus pada pekerjaannya tapi ia masih bisa mendengar percakapan rekannya “kau kan detektiv, mana mungkin kau meminta bantuan orang lain? tugasku hanya di pengadilan.. ranah hukum,. kalau soal mencari anak hilang dia lebih ahli..” lemparnya pada Kangin.
            “kau ini.. kalau aku bisa, aku sudah menemukannya sejak dulu.. jebal.. bantu aku..” rengek Zoumi membuat Yesung dan Kangin bergidik ngeri.
            “arra… arra…”
Pipp..pip..
Ponsel Kangin berdering..
            “……ne..”
            “………..”
Plup..
Yesung dan Zoumi menunggu kata dari Kepala polisi yang baru menerima panggilan..
            “Kibum membuat masalah..”
            “mworago?”
            “mollayo..”
            “aku ikut hyung..” Zoumi bangkit berdiri saat Kangin beranjak pergi. Yesung tak mau ketinggalan, ia melepas pekerjaannya untuk saat ini..

…. ….

Namja bernama Kibum itu duduk dihadapan meja polisi, kepalanya menunduk pasrah..
            “apa yang dia lakukan?”
            “dia memukul seorang pelayan kedai hingga terluka..”
Kangin mengeryitkan kening, ia menyelidik keadaan Kibum yang tak memberontak sama sekali.. “ia mabuk.. bau soju.. ia juga terluka..” ada goresan dan luka di lengan Kibum.
            “benar..”
            “hah, lepaskan saja dia..” ujar Kangin “aku paham akan kondisinya dan mungkin ia tak sadar kalau sudah memukul orang..”
            “tapi dia sudah…”
            “aku akan menghubungi orang untuk mengurusnya, termasuk biaya rumah sakit pelayan kedai yang di pukulnya..”
Zoumi maupun Yesung diam. Mereka menuntut penjelasan dari Kangin sebenarnya..
            “kalian ingin protes?” tanya Kangin pada dua rekannya “sebaiknya dengarkan aku dulu. Kalau anak ini dipenjarakan itu tidak akan menyelesaikan masalah. Dia masih sangat muda dan labil.. permasalahan yang di hadapinya sangat berat.. tidak punya teman bersandar.. sendirian.. kalau bukan kita yang setidaknya tahu tentangnya, siapa lagi yang akan menyelamatkannya?”
Yesung mengangguk..
            “aku paham..”
            “dan sangat paham bagaimana rasanya sendirian itu..” lanjut Zoumi sembari mengeluarkan foto-foto adiknya.
            “sudahlah, jangan libatkan perasaanmu pada kasusnya.. aku janji akan membantumu mencarinya” hibur Yesung “besok kita buat pengumuman di TV dan radio, juga media.. aku akan bantu juga menyebar foto..” Yesung mengambil selembar foto di tangan Zoumi.
            “YAK!! dia akan kabur kalau tahu bahwa dirinya target pencarian!! Kau malah membuat aku jauh darinya saja..”
            “HAH!! Sudahlah..” pasrah Yesung “aku pergi.. aku belum melihat Donghae hari ini..”
            “aku ikut denganmu..”
            “Yak, tadi kau ikut Kangin.. sekarang ikut denganku? Sebenarnya kau ini apa tidak punya kerjaan eooh??”
            “YAK!!” bentak Kangin “jangan bertengkar di kantorku.. kajja, sebaiknya bantu aku membawa anak ini ke rumah sakit sekalian kita menemui Donghae..” usul Kangin.

#-#

-back @2044-
Donghae kembali marah, kali ini pada Eunjae dan Sanghyeon. Tak ada yang bisa membujuknya lagi bahkan Siwon tidak ia dengarkan sama sekali.
            “aku sudah sembuh, biarkan aku pulang..”
            “tidak bisa Hae, kau dengar sendiri kan kata uisa..”
            “tapi Umma..”
            “Donghae-ya..”
            “umma bilang aku tidak apa-apa kan, lalu kenapa aku belum boleh pulang? Apa kalian bohong padaku? Aku… arrghh..” Donghae memegang dadanya yang terasa nyeri tiba-tiba.
            “lihat Hae,. kau masih sakit kan.. sudahlah, turuti kata uisa.. Appa dan Umma akan menjagamu di sini sampai kau boleh keluar dari sini nanti..”
Ia memejamkan matanya..
Setetes air mata jatuh di sudut matanya..
            “aku tidak ingin sakit lagi Appa,.” Isaknya “aku benci tempat ini..”
            “Lee Donghae.. uisa menahanmu di sini hanya agar kau bisa istirahat sekaligus mendapat perawatan yang baik.. aku jamin ini tidak ada kaitannya dengan penyakit itu..”
Donghae membuka matanya kembali, menatap Siwon.. “hyung… tahu..”
Siwon tertawa kecil “aku pernah melihat seorang namja kecil yang berjuang melawan penyakitnya.. suatu hari seorang sahabatku memberikan sebuat bola sepak untuknya karena ia selalu melihat kami bermain bola.. keajaiban itu terjadi, hanya karena sebuah bola ia mampu melawan sakitnya..”
            “MWO??”
            “sekarang.. aku ada di sini Hae, lebih dari sekedar bola mati.. aku bahkan bisa menjagamu.. apa kau tidak ingin juga menuruti perkataan uisa yang hanya beberapa hari itu untuk bisa keluar dari sini??”
            “isshh.. aku tidak mengerti ucapanmu hyung..”
Sanghyeon dan Eunjae tertawa, betapa polosnya putra mereka itu..
            “sudahlah…”
            “YAK!! JELASKAN PADAKU…”
            “sstt..”
Brrakk…
            “YAK!!”
Yesung membuka pintu kasar..
            “kau anggap rumah sakit ini milikmu?? Kau berteriak seolah rumah mu sendiri..” jengkel Yesung. Ia sempat mendengar teriakan Donghae dari luar tadi.
            “sudah noona, tidak apa-apa kalau dia ingin pulang. Mendengar teriakannya saja semua orang akan tahu kalau dia ini tidak sakit..” lanjutnya
            “Umma, benar kata samchon.. aku sudah bisa berteriak.. aku hanya tinggal makan obat saja dan tidur yang cukup di rumah..” cerianya, malah membuat mereka semakin tertawa.
            “OMO, keponakanmu ini cerdas sekali..” sindir Kangin
            “sudahlah, aku tidak mau menerima penjelasan dari kalian semua. Aku bukan anak kecil lagi yang harus diperlakukan seperti ini.. jebal Umma, bolehkan aku pulang..”
            “hah..” Sanghyeon sang Appa menyerah “ARRA!! Besok kau pulang.. Appa akan bicara pada uisa dulu..”
            “OMO, gumawo Appa…” gembiranya.
…. ….

Eunjae merapikan baju Donghae yang akan dibawanya pulang.. satu demi satu baju itu dimasukkannya ke dalam tas..

[ Mother – Suju D&E ]

            “Umma..”
Eunjae menoleh mendengar panggilan itu, dilihat putranya duduk di atas ranjang.. “waeyo Hae..”
            “selama ini, aku membuat Umma selalu cemas, mianhanda..”
Sebagai seorang ibu Eunjae hanya mampu tersenyum, mendekap wajah Donghae dengan kedua tangannya.. “tidak ada kata lelah bagi orang tua untuk selalu mencemaskan anaknya.. kau tahu, Umma rela kehilangan apapun.. bahkan pelanggan kedai kita asalkan itu bukan kau..”
            “setelah ini, Umma dan Appa bisa pulang.. kasihan Han Ajjuhssi.. aku bisa menjaga diriku Umma.. jangan kuatirkan aku lagi..”
            “ne, setelah semua selesai..”
Donghae mendesah “Umma, masalah itu akan selalu ada selama manusia hidup.. tidak akan ada selesainya.. Umma sudah menemukan Sungmin hyung, itu cukup.. tidak ada lagi yang perlu di cemaskan bukan?”
Donghae benar, tidak ada yang perlu di cemaskan lagi..
Donghae juga bukan anak kecil lagi..
Eunjae harus mencoba untuk percaya padanya kalau tidak dia akan tetap kekanakan.. lagi pula, ada Sungmin dan Yesung yang ada di dekatnya..

#-#

            “jangan terus mengganti chanel seperti itu, kau hanya akan merusak TV ku..” Yesung menjejak kaki Donghae, lalu duduk di sampingnya sambil menyandarkan kepala di bahu Donghae.
Donghae bergidik ngeri, ia menyingkirkan kepala Samchonnya dengan ujung jari telunjuk..
            “kau tidak mau membantuku?”
            “apa maksudnya?”
            “aku sedang butuh sandaran Hae-ya..”
            “Samchon.. sebaiknya kau segera mencari kekasih.. kurasa Zoumi Ajjuhsi cocok buatmu..”
Pleettaakk..
Aaoouuuww…
            “SAMCHON!! Kenapa kau malah memukulku?”
            “aku akan terus menyiksamu Hae.. selagi Noona dan Hyung pulang..”
Eunjae dan Sanghyeon memang memutuskan pulang setelah memastikan Donghae dan Sungmin baik-baik saja, karena merasa kasihan pada Hankyung yang mengurus kedai. Sudah sangat lama juga mereka di tempat Yesung..
            “akan ku adukan pada hyung.. bukankah kau tidak bisa berkutik hanya dengannya??”
            “apa artinya kau mengungkit kisah lama?”
            “itu masih terjadi kan? Kau masih lebih menyayanginya dibanding aku…”
            “kau salah…” Yesung merebut remot TV.. “aku tahu rasanya kehilangan seseorang Hae.. dan aku mengalaminya.. Sungmin dan.. kau..”
            “benarkah??”
            “terserah mau percaya atau tidak.. yang jelas karena itu sekarang aku sedang dengan keras memikirkan sesuatu..”
            “ye..??”
Yesung memberikan selembar foto pada Donghae.. “itu Zoumi dan adiknya..”
            “MWO?? HENRY??”
Degg..
Yesung menatap Donghae..

[ Give Me A Smile – M Signal ]

            “Kaa..aau.. mengenalnya??”
Donghae tertawa “tentu saja Samchon..” dia memang tidak tahu permasalahan sebenarnya “memangnya ada apa dengan foto ini??”
            “kau tahu dimana dia?? Katakan Hae.. katakan pada Samchon.. apapun yang kau minta akan kubelikan.. jebal..”
Donghae memandang Yesung heran..
            “YAK, cepat katakan..”
            “samchon… ada apa denganmu?? Aapp..apa.. kau menyukainya??”
Pleeetaakk…
Aauuww..
Dua kali..
            “SAMCHON!!”
            “Zoumi pindah ke korea hanya untuk mencari adiknya.. dia menjadi detectiv juga hanya untuk adiknya..”
            “omo… jadi Ajjuhssi itu mencari Henry?? Issh.. dasar.. detectiv tidak kreativ..”
            “YAK!!”
            “kalau dia detectiv kenapa tidak bisa menemukannya??”
            “Henry menghapus semua jejak yang mungkin menjadi akses untuk menemukannya..”
Donghae tersenyum licik..
            “aku bisa membantu samchon… tapi, apa tadi itu benar-benar sebuah janji? Apapun yang ku minta??”
            “ne..”
            “baiklah… besok, aku ingin bertemu Zoumi Ajjuhssi dulu..”
            “kenapa tidak sekarang, tinggal kau katakan saja dimana dia..”
            “tidak bisa samchon.. lagi pula apa samchon lupa kalau aku baru sembuh?? Aku ingin tidur.. ini sudah malam. Besok saja ne.. bye samchon!!” pamit Donghae berlari ke kamarnya.
Yesung melongo “yyaayysss… anak ini…” mengacak rambutnya kasar.

#-#

Kangin, Zoumi dan Yesung menunggu Donghae menghabiskan cokelat shake-nya. Mereka tidak memesan apapun, hanya menuruti anak itu saja. Setelah pagi tadi Yesung menghubungi mereka, dibuatlah kesepakatan untuk menuruti semua keinginan Donghae.
Sungmin yang sedang bermain piano di ujung ruangan caffe pun melirik ke arah mereka dengan geli. Mau-maunya para Ajjuhssi itu dipermainkan Donghae.
            “Yak, cepat habiskan lalu antar kami ke tempatnya..” sinis Kangin
            “Ajjuhssi.. sebaiknya kalian pesan sesuatu sana.. menggangguku saja..”
            “kau ini.. jangan permainkan kami Hae.. kau benar-benar mengenalnya atau tidak?”
            “aku mengenalnya samchon, bukankah sudah jelas kuceritakan tadi.. Henry hyung mantan manager Kibum, dia pernah menolongku juga waktu itu..”
            “Hae-ya.. jebal Hae..” pinta Zoumi memelas “kau tahu rasanya mencari dan menunggu untuk bisa bertemu seseorang kan??”
            “aku tahu Ajjuhssi.. sangat tahu.. menyakitkan!”
            “kalau begitu cepat antar aku menemuinya..”
Donghae menyipitkan mata menatap tiga orang dihadapannya “aku mau ice cream selama setahun..”
            “OMO!! Kau mau mati makan ice cream tiap hari?”
            “samchon mau mengingkari janji??”
            “iisshh.. arraseo.. arraseo..”
            “BINGO!!” sorak Donghae
…. …. …. ….

Tok..tok…
dok…dok…
brraak..!! brrakk!!
Pluug..
            “aauuwwhh!! YAK!!”
Donghae mengetuk pintu sebuah rumah sewa dengan tak beraturan sampai-sampai kepala sang pemilik rumah ikut di ketuknya.
            “hyung… mian..”
            “ada apa kau kemari?? Menggangguku saja..”
            “benarkah?? Kau sedang melakukan sesuatu??”
            “aku baru saja mulai menggesek biolaku dan kau.. aiish..”
Donghae tertawa “hyung.. kau tidak cemas pada Kibum? Kudengar dia masuk rumah sakit kemarin.. kau tidak menghubunginya sama sekali? Kau tidak merindukannya?? Atau kau merindukan orang lain saat ini??”
Henry mengacaukan rambutnya, bising dengan pertanyaan bertubi dari Donghae..
            “kenapa kau merusak rambutmu hyung??”
Henry menggeleng.. masuk ke dalam rumahnya, menghempaskan tubuh di sofa..
            “katakan padaku pertanyaan mana yang harus ku jawab??”
Donghae kembali tertawa..
            “aku sedang bahagia hyung dan bahagiaku akan ku salurkan padamu..”
            “bisa-bisa aku malah gila.. kau baru mengenalku dan sekarang percaya diri sekali bisa membagi kebahagiaan itu untukku..”
            “karena aku tahu hyung.. dan aku juga berjanji padamu untuk membalas pertolongan yang kemarin..”
            “benarkah? Lalu.. kau tahu apa??”
            “tahu siapa kau sebenarnya..”
            “benarkah??”
            “lebih dari benar..”
            “ccihh..”
            “akan kubuktikan.. ikut aku..” melupakan kata sopan, Donghae menyeret Henry.. hingga sampai di ujung pintu yang masih terbuka..
….
….
….
            “Henry….”
            “Ge…???”
…. …. …. ….

[ Give Me A Smile – M Signal ]

Zoumi berkeliling dalam rumah sewa Henry setelah di tinggal berdua dengan adiknya tersebut..
            “jadi kau tinggal di sini selama ini??”                                                                 
            “kau sudah menemukanku.. lalu apa yang akan kau lakukan Ge?” sinis Henry
            “tidak ada Henry-ya.. aku hanya merindukanmu.. bertahun-tahun aku mencarimu sampai ke korea.. aku hanya ingin melihatmu. Kau tak perlu cemas.. aku tak akan menyuruhmu pulang..”
Henry diam..
            “sebagai seorang kakak, aku tidak akan menghalagi mimpi adiknya.. aku hanya ingin menjagamu saja..”
            “aku minta maaf kalau sudah salah sangka..”
            “tak perlu.. aku cukup bahagia bisa melihatmu..”
Henry tersenyum.. jadi ini bahagia yang di maksud Donghae.. “Gege tahu semua tentangku..”
            “untuk itu aku mencarimu.. dengar, apapun yang menjadi mimpimu.. aku tidak akan menghalanginya.. aku hanya ingin memastikan apakah kau baik-baik saja? apakah kau sehat?? Apakah kau makan dengan baik? apakah kau butuh bantuan untuk menjadi seorang pemain biola?? Aku ingin berada di sampingmu… aku merasa gagal saat kau pergi.. gagal karena tidak bisa menjadi seorang kakak yang baik.. mianhae..”
Pluugg..
Brrgg..
Henry menubruk tubuh Zoumi..
Memeluk sang Gege dengan erat..
            “aku merindukanmu Ge..”
            “nado, saengi..” balas Zoumi.

…. …. …. ….

            “baiklah sekarang apa lagi yang kau minta?”
            “Ajjuhssi.. apa kau mempunyai seorang dongsaeng??”
Kangin yang mendapat pertanyaan itu menoleh ke arah Donghae sejenak melupakan kalau dia sedang mengemudi “kenapa kau tanyakan itu?”
            “aku merasa bahwa memiliki saudara itu menyenangkan sekali..” datar Donghae “awalnya mungkin itu menyebalkan tapi bisa berbagi perasaan dengannya itu menyenangkan..”
            “lalu?”
            “antarkan aku kembali ke tempat Sungmin hyung.. aku ada janji dengan Eunhyuk di sana..”
            “kembali ke caffe??” Heran Yesung
            “antarkan saja, aku tidak akan minta apapun dari kalian.. kalian bisa langsung pergi setelahnya, aku tahu tugas dan pekerjaan kalian banyak kan..??”
Keduanya menatap tajam Donghae..
            “waegurrae??”
            “gwaenchana??”
            “jangan buat aku memutuskan untuk mengubah kalimat tadi..”
            “ye..”
…. …. …. ….

Donghae berbohong soal ada janji dengan Eunhyuk, nyatanya ia hanya menemani Sungmin sampai ia selesai dengan pekerjaannya.
            “hey.. pengangguran!!” tegur Sungmin “aku mau ke tempat Kyuhyun nanti..”
            “boleh aku ikut hyung?”
            “kau mau mengangguku?”
            “baiklah kalau tidak boleh..” kecewanya
Sungmin hanya menggodanya.. “tentu saja kau boleh ikut.. dasar..”
            “aku bukan anak kecil hyung.. camkan itu baik-baik.. jangan sampai aku menganggapmu sama seperti samchon!!”
            “kau marah?”
            “sekali lagi kau bertanya, kau wajib membelikanku ramyeon.. untuk makan malam”
Sungmin tertawa “katakan saja kalau kau mau ku traktir.. apa uang dari Umma tidak cukup untuk makan?”
            “Yak, aku tidak mengandalkan uang dari Umma hyung. Aku juga bekerja..” Donghae keceplosan
            “OMO, benarkah.. kau bekerja apa??”
Donghae kelimpungan.. bingung.. “eeoh.. itu.. hanya.. membantu Eunhyuk saja.. ya, membantu Eunhyuk mengerjakan proyeknya..”
Sungmin menyipitkan matanya melihat kebohongan di wajah Donghae “dengar Hae, kau tidak bisa berbohong padaku..”
            “err….” Donghae menghela “aku.. tidak bisa memberitahumu sekarang..”
            “wae?”
            “er.. pokoknya tidak bisa sekarang hyung, jebal.. jangan paksa aku..” pintanya memelas.
            “baiklah.. tapi ingat, kau harus jujur padaku nanti.. aku ini kakakmu Hae.. aku punya kewajiban dan tanggungjawab atasmu di sini..” Donghae mengangguk. Tidak mungkin ia jujur sekarang kalau ia menulis lagu untuk acara Siwon. Mungkin nanti.. setelah episode itu berakhir, Donghae akan mengatakan semuanya. Ia tak mau atau tepatnya malu kalau ketahuan.. bisa-bisa Yesung dan Sungmin akan menertawakannya selama sebulan penuh.. atau sebaliknya,. Menyuruhnya berhenti melakukan hal itu karena mereka tak ingin dirinya terlibat dengan masalah Siwon dan Kibum. Permasalahan mereka adalah masalah nyata, bukan sekedar tontonan dramamusikal..
            “aku masih harus mengisi satu lagu lagi.. pesan saja makanan sembari menungguku selesai..” ujar Sungmin kemudian kembali ke belakang piano..
Donghae menurut saja apa kata hyungnya…

Here I am 여기 Here I am
Here I am yeogi Here I am
Here I am
내가 여기에 여기 있는데
Here I am naega yeogie yeogi inneunde
욕해도 괜찮아
nal yokhaedo gwaenchanha
버려도 괜찮아
nal beoryeodo gwaenchanha
내가 얼마만큼 사랑하는지를
naega neol eolmamankeum saranghaneunjireul
모를 거야 아마 Here I am
moreul geoya ama neon Here I am
….
[ Here I am – 4Men ft Mi; Ost.Secret Garden ]

_ToBeContinue_


5 komentar:

  1. Wahh... Henry adik zoumi...
    Next chingu, penasaran nih sama kelanjutannya...

    BalasHapus
  2. Lucuuuuuu~~~~ lanjut minnnn jeballl~~ tinggal nunggu happy ending.a kannn.,.

    BalasHapus
  3. Cepet do lanjut dong plieeeeeeeeeees

    BalasHapus