[Eunhyuk – Donghae
– Henry]
-Kiss The Rain-
Jark..
jarkk..
Jark..
Suara seseorang yang tengah berlari dan bunyi itu berasal dari
sepatu yang menginjak genangan air. Hari memang sedang hujan karena bulan ini
mulai masuk musim penghujan. Tapi sepertinya runtuhnya air langit itu tak
menghentikan langkahnya untuk tetap mempertahankan alunan kakinya. Tubuhnya
sudah basah kuyup tapi ia tersenyum bahagia di tengah lebatnya hujan malam itu.
“tunggu aku
Hyeri-ya..” katanya di sela suara air yang bersentuhan dengan jalanan.
Tangannya memegang kotak kecil merah tua yang akan diberikannya untuk Hyeri.
Yeojachingu yang amat disayanginya itu kini terbaring koma di rumah sakit sejak
beberapa minggu lalu. Setelah menjalani operasi melawan penyakit mematikan,
Hyeri belum juga sadar.
Karena tak
sabar memberikan benda itu untuk Hyeri, ia bekerja keras siang malam demi
mendapatkan uang yang cukup. Dia berharap Hyeri akan membuka matanya saat ia
melamarnya nanti.. ya, kotak merah itu berisi sebuah kalung.
Diantara deru deras hujan dan degub jantungnya ia tak menyadari
satu hal..
Sebuah sorot cahaya yang melintas lalu sesaat kemudian..
Ttiiiinnn….
Tiiinnnn…
Namja itu menengok, matanya terbuka lebar, jantungnya berdetak
kencang..
Brraakkhh!!
…. ….
Donghae memarahi Henry karena meninggalkannya di sungai Han
tadi.
“bagaimana dia
bisa pergi begitu saja tanpa memberitahuku? Apa pekerjaan lain itu sangat
penting baginya?” gerutunya. Tubuhnya sudah basah kuyub dan menggigil dingin
sekalipun memakai jaket tebal. Tidak ada uang untuk naik bis hari ini, semuanya
sudah ia bayarkan untuk membayar tagihan. Karena hujan tak kunjung berhenti ia
memutuskan berlari untuk cepat sampai di tempat Eunhyuk.
Traap..
Trapp..
Tr… ada yang mengganjal di kakinya. Ia menunduk dan..
“milik siapa?”
sebuah kalung. Donghae menoleh kanan dan kiri, tak ada seorang pun di sana.
Sayang untuk dibuang, ia memungutnya. Mamasukkannya ke dalam saku jaket lalu
kembali berlari pergi.
…. ….
Dengan handuk biru tua ia membasuh rambut basahnya, tangan
lainnya memegang secangkir cokelat panas.
“Ya… kenapa kau
meninggalkanku begitu saja tadi?” marahnya pada Henry di sudut lantai ruang
tengah. Mereka sedang menonton TV.
“mian Hae.. dia
mengancam akan memecatku kalau tidak datang tepat waktu..”
“lalu?” Donghae
turut duduk di sampingnya bersama Eunhyuk
“tetap saja aku
di pecatnya..”
“bagaimana
bisa?”
“kurasa ia
tidak menyukaiku sejak dulu.. padahal pekerjaanku bagus, aku menata rapi semua
bunga yang di petik para pekebun itu..”
“jadi sekarang
kita miskin lagi??”
Eunhyuk tertawa “kita hanya kurang uang Hae.. bukannya miskin..”
“sama saja
bagiku..”
…. ….
Rupanya hujan diluar sana belum berhenti sampai-sampai di dalam
rumah pun udara masih terasa dingin. Donghae menarik selimutnya yang di rampas
Eunhyuk dalam tidurnya. Sekalipun ia tidur di tengah Eunhyuk dan Henry tetap
saja dinginnya malam itu masih menyakiti kulit membuatnya tidak bisa tidur.
Tubuhnya terlentang, matanya memandang langit-langit..
pikirannya melayang..
Teess…
Tes..
Donghae mengusap wajahnya yang basah..
“apa atap rumah
ini sudah rusak? Kenapa air hujan bisa masuk?” gumannya sambil membenahi
tubuhnya dari berbaring menjadi duduk.. “bahkan udara semakin dingin.. musim
seperti apa ini?” ujarnya.
Ssrrkk…
Jjrrkk…
Donghae mendongak datar..
Tubuhnya dingin dan kaku.. mulutnya terjahit rapi hingga tak
bisa dibuka..
Walau dalam keadaan gelap karena lampu kamar dipadamkan Henry
tadi sebelum tidur, ia mampu melihat dengan samar sesosok namja berdiri di
depannya.. tubuh basah kuyub, wajah pucat pasi, bibir biru lebam.. angin lembab
tiba-tiba ia rasakan.
“Hyeri…” gema
suara namja itu.
Donghae masih diam..
“Hyeri… itu
milik Hyeri… milik Hyeri…”
Donghae bernapas kasar.. degub jantungnya tak karuang.. bahunya
naik turun.. “hah.. hah.. hah..”
“Hyeri..”
“nuguya??”
usaha Donghae tak sia-sia, ia mengeluarkan pertanyaan sekalipun berat
“Nuguya??” sekali lagi.. “NUGUYA??” akhirnya ia berteriak!!
“YAK… YAK..
Donghae-ya.. Donghae-ya..” Eunhyuk merasa terganggu dengan teriakan keras itu.
Henry ikut terbangun, mengucek matanya pelan.. “waegurrae??”
“hah..hah..”
Donghae masih membenahi napasnya yang terengah “namja itu.. itu..” tangannya
menunjuk udara hampa didepannya.
“namja apa?
Siapa?? Kau ini… tidak ada namja lain di tempat ini.. tidak ada namja yang
ingin memperkosamu juga Hae..” bantah Eunhyuk.
“sudahlah,
kajja.. tidur lagi..” Henry menarik tubuh Donghae untuk berbaring, menyelimuti
tubuhnya dan menutup mata lagi.
“tadi ada
seseorang di sana.. dengan wajah basah kuyub..” ceritanya “Eunhyuk-ah..
Eunhyuk-ah..” Donghae menggoncang tubuh Eunhyuk agar ia membuka mata kembali.
“kau hanya
bermimpi Hae..”
“aku tidak
bohong… dia dikamar ini.. aku tidak bisa tidur..”
Clleekk…
Henry menghidupkan lagi lampu kamar mereka..
“sekarang kau
bisa tidur?? Semua kelihatan kalau lampu menyala.. jadi jangan bangunkan kami
lagi.. besok ada pekerjaan yang harus ku lakukan..” omelnya. Henry kembali
berbaring memunggungi Donghae dan.. tidur..
…. ….
Kalung itu ia lemparkan ke jalanan semula..
“aku tidak mau
berurusan denganmu..” Donghae.
….
Donghae
menata tumpukan buku baru di rak yang masih kosong. Ini memang sudah
pekerjaannya di toko buku milik Heechul. Sesekali ia merapatkan lagi jaketnya
karena udara masih saja dingin padahal pekerjaannya menguras tenaga juga tapi
ia tak berkeringat.
“Donghae-ya.. hari ini akan banyak
pengunjung, sebaiknya selesaikan pekerjaanmu cepat..” pinta Heechul dari meja
Kassa.
“memangnya siapa yang akan datang
hyung?”
“seorang penulis novel akan
mengadakan pertemuan dengan fans-nya disini..”
“eohh.. arra..”
Toko buku milik Heechul memang berbeda dari tempat lain. di
bagian luarnya di gunakan Heechul sebagai caffe kecil sehingga pengunjung yang
hanya ingin membaca saja bisa bersantai di sana. Oh, iya.. toko ini bukan hanya
menjual buku melainkan menyediakan beberapa buku khusus untuk di baca.. jadi
semacam perpustakaan, toko buku dan caffe jadi satu tempat. Itulah kenapa
setiap harinya ramai pengunjung.
Donghae menjadi salah satu pegawai dari tujuh orang lainnya.
Heechul hanya mempekerjakan orang-orang yang bekerja dengan baik dan bukannya
sekedar mendapatkan upah saja.
“ah, akhirnya
selesai..” Donghae berdiri dan berjalan menuju sisih caffe “hyung, boleh aku
minta coffie?? Ini dingin sekali..” Heechul hanya mengangguk mengiyakan. Ia tak
pernah menolak apapun yang di minta Donghae, entahlah ia menyayangi anak itu
seperti adiknya sendiri.
Donghae tersenyum.. untuk menghindari dingin sementara ia
memasukkan tangannya ke saku jaket..
Sesaat ia kaku berdiri..
Donghae mengeluarkan benda di sakunya..
“bagaimana???
Bagaimana bisa ini di sini? Aku sudah membuangnya tadi..”
Kalung yang tadi di buang Donghae kembali padanya. Sepertinya ia
tak bisa dibuang..
“apa
maksudnya??”
‘Hyeriiiii….. itu milik Hyeriiii…’ suara itu lagi. tengkuk
Donghae merinding, ia menoleh ke kanan kiri.. taka ada orang mencurigakan semua
bekerja sama seperti tadi. Apa hanya ia yang mendengar suara itu? udara bahkan
menjadi sangat dingin dan lembab.
‘Hyeriiii….. milik Hyeriii…’
“apa aku harus
mengembalikan ini pada Hyeri?” gumam Donghae masih dalam takutnya “nugu??
Odie..??”
Brraakk…
Seseorang menabrak tubuh Donghae.. membuyarkan dunianya..
“eoh, mian..
aku tidak sengaja, aku buru-buru..” seoang namja berkacamata pelakunya.
Sepertinya ia seorang penggemar dari penulis yang disebut Heechul. Pasalnya ia
langsung duduk di caffe dan sepertinya senang sekali mendapatkan tempat itu.
“apa dia
penggemar gila??” gerutunya sendiri.
….
“Hyeriii….”
Suara itu lagi.. Donghae mengeratkan pelukannya pada dirinya
sendiri. bodoh. Kenapa tapi dia menolak tawaran Heechul yang akan mengantarnya
pulang hanya dengan alasan tidak ingin merepotkan? Sekarang tahu sendiri
akibatnya..
Jalanan sepi.. lampu yang tadi meneranginya tiba-tiba mati.. dan
ia melihat namja itu lagi.. tubuhnya basah kuyub padahal tidak sedang
hujan.. wajah pucat, bibirnya gemetar..
matanya sayu..
Donghae ingin berlari saat itu juga, tapi seakan ada hal lain
yang menahannya untuk tetap berdiri..
Deegg….
Namja yang tadi masih jauh darinya kini mendadak sudah berada
setengah meter dengannya..
Donghae mendelik.. dadanya seakan berhenti saat itu juga..
napasnya tak karuan.. bibirnya terkatub..
Kakinya kaku..
‘kalung itu untuk Hyeri.. berikan padanya..’
“Hye… riii??”
‘untuk Hyeri..’
“kenapa tidak
kau berikan sendiri?” Donghae memberanikan diri
‘berikan untuknya..’
“tapi… aku..
tidak tahu.. siapa Hyeri? Dimana Hyeri?”
‘Hyeri… Hyeri…’
Blluugghh…
Namja itu.. yang ternyata hanyalah roh masuk ke dalam tubuh
Donghae..
Ia berjalan hingga ke suatu tempat, sebuah rumah sewa yang tidak
terlalu besar tapi dilihat dari luar saja jelas bahwa rumah itu cukup bagus.
Slluutthh…
‘ini rumah Hyeri..’
Donghae tersadar.. “kenapa aku di sini?” ia menyeimbangkan
tubuhnya, kepalanya masih terasa pening
‘ini rumah Hyeri..’
“kalau sudah
sampai di rumahnya… kenapa.. tidak kau berikan sendiri?” ia masih mengatur
napasnya.
‘aku tidak bisa.. aku sudah mati..’
“lalu..
kenapa.. harus aku?”
‘kau yang bisa..’
Donghae masih tidak mengerti kenapa hantu itu menyuruhnya..
malah seenaknya masuk ke dalam tubuhnya. Kini rasanya ia sudah sangat lemas..
ia tidak terbiasa dengan roh lain di tubuhnya..
“kurasa… aku..”
“DONGHAE!!”
Plllaasshhh.. namja itu menghilang..
Donghae menoleh, Eunhyuk dan Henry yang memanggilnya. Kini ia
sadar jika tempat Hyeri hanya berjarak beberapa meter dari tempat mereka.
“kenapa tidak
masuk? Udara sangat dingin…” Donghae hanya diam..
“YAK, kau ini
kenapa eeohh.. ada apa?”
“Hyuk… hantu
itu membawaku kesini..”
“OMO, jadi kau
berjalan sendiri ke sini tanpa kau sadari?? Aiisshh.. kau lupa rumah kita??”
sindir Henry
“aku tidak
bohong.. namja itu memintaku…”
“aiggoo..
sudahlah, kajja kita pulang...”
“ne..” tunduk
Donghae akhirnya.
………….
Seorang namja setengah berlari di tengah hujan..
Ttiiiinnn….
Tiiinnnn…
Namja itu menengok, matanya terbuka lebar, jantungnya berdetak
kencang..
Brraakkhh!!
Donghae terkejut.. seseorang baru saja tertabrak mobil.. dengan
setengah berlari ia menghampirinya.. Donghae menyibak beberapa orang yang
tengah berkerumun, sekalipun tidak banyak karena jarang ada orang yang keluar
di tengah hujan seperti ini.
Pengemudi mobil langsung memanggil ambulan..
Sementara orang yang tertabrak tadi masih tergeletak di tengah
jalan..
Donghae lebih terkejut lagi setelah tahu siapa namja tadi..
tangan namja itu berusaha menggapai kotak biru yang terlepas dari tangannya..
“Hyeri,
mianhae.. saranghae..”
Suara tiba-tiba bising… telinganya berdengung..
‘ia sudah tidak bernapas lagi..’
‘cepat.. mana ambulan-nya?’
‘dia sudah….’
“ANDDDWWAAEE!!”
teriak Donghae, menutup mata dan telinganya.
Eunhyuk dan Henry berjingkat dari tidurnya..
Pluugg.. sebuah bantal terlempar di atas kepala Donghae..
“Waegurrae??”
“Hyuk-ah..
Henry-ah.. sekarang aku tahu.. namja itu tertabrak mobil saat akan memberikan
kalungnya pada Hyerii..”
Henry makin sebal, Donghae aneh akhir-akhir ini.. “Yak, Lee
Donghae, ceritakan semuanya pada kami apa yang terjadi?? Kau sering mengatakan
namja itu.. namja itu.. siapa dia? Apa dia hantu yang mengikutimu?? Apa dia…”
“ne,,” Donghae
mengangguk.. lalu mengeluarkan sebuah kalung di saku jaketnya.. “ini, harus ku
berikan pada Hyeri.. kalau tidak sepertinya dia akan mengikutiku terus..”
“Hyeri??
Nuguya??”
“apa maksudmu
penulis itu??” tebak Henry, dia memang selalu cerdas dimata teman-temannya
“penulis yang tinggal di dekat tempat kita itu..?? kau disana kan tadi??”
“OMO, kau tahu
tentang dia??”
“dasar babo,
siapa yang tidak tahu seorang penulis terkenal seperti dia? Bahkan aku membaca
novelnya..” Henry mengeluarkan sebuah novel dari dalam tasnya..
‘Kiss The Rain…..’
“Kiss The
Rain??” guman Donghae
“dia
menceritakan bagaimana kekasihnya suka menciumnya di waktu hujan.. baginya itu
romantis.. tapi sesuatu terjadi, saat dirinya di vonis sakit dan koma selama
sebulan.. tiba-tiba waktu ia bangun, ia mendengar kabar menyedihkan. Kekasihnya
meninggal.. kecelakaan..” singkat Henry
“YAK!! itu
bukan cerita novel!!” protes Donghae “itu sungguh-sungguh terjadi pada mereka..
dan namja itu menyuruhku memberikan kalung ini padanya.. jebal Henry-ah bantu
aku.. aku tidak mau ia muncul di depanku lagi.. bahkan tadi ia memakai tubuhku
tanpa ijin.. memangnya tubuhku ini barang pinjaman??”
Eunhyuk dan Henry ingin sekali tertawa dengan kalimat Donghae,.
tapi mendengar rengekkan itu mereka tak tahan kalau diam saja.. dan bahkan,
mereka sebenarnya percaya dengan perkataan Donghae. ini bukan kali pertamanya
mereka berurusan dengan hantu.. dan lagi-lagi… Donghae yang memulai.
……..
Kini mereka bertiga berdiri di depan semua rumah, rumah Hyeri
tepatnya..
“apa menurutmu
dia percaya dengan yang kita ucapkan??”
“kurasa tidak…”
ringan Henry “kecuali ia juga melihat kekasihnya itu di sini.. bersama kita..”
“maksudmu hantu
itu??”
“dia sudah
bersama kita..”
“MWO??” Eunhyuk
dan Henry terang saja kaget dengan pernyataan Donghae
“di belakangmu
Hyuk..”
Eunhyuk menoleh..
Deeghhh…
Dia melihat.. Henry juga dapat melihatnya..
Namja pucat dengan tubuh basah kuyub…
“aku benci
kemampuan ini..” ujar Eunhyuk
“ne, selalu
saja mengerikan.. apa tidak ada hantu yang cantik??” tambah Henry. Ditengah
ketakutakan mereka pun ternyata masih bisa berguarau..
‘untuk Hyeri…’
“ne… kami sudah
tahu kalung itu untuk Hyeri..” sahut Henry
Akhirnya, setelah kian lama ia membuat takut Donghae dengan
wajah seramnya.. ia bisa tersenyum juga..
“ssttt… dia
keluar…!!” kode Eunhyuk
Ya, pintu rumah yang dari tadi tertutup rapat itu terbuka..
keluarlah seorang namja anggun di sana. Sepertinya ia akan pergi.. tapi kemana
malam-malam begini??
Donghae tak mau membuang kesempatan.. “Noona…!!”
“nuguya??”
“Hyeri
Noona..??”
“Yak, penguntit
darimana kau tahu namaku?”
“aku bukan
penguntit Noona.. namja itu yang menyuruhku ke sini..”
“namja??”
“ne, kekasih
Noona.. yang meninggal karena tertabrak mobil waktu Noona masih sakit dan..
koma..”
Hyeri terkejut.. “siapa kau sebenarnya, bagaimana kau bisa tahu
semua tentangku??”
“tentu saja
karena namja itu…”
“Leeteuk tidak
memiliki siapapun.. ia juga tak pernah bercerita kalau punya dongsaeng.. kau,
jangan bergurau dengan mengaku mengenalnya..”
Donghae mendesah “aku memang baru tahu namanya.. jadi namanya
Leeteuk??” gumannya “ah, sudahlah.. tidak penting bagaimana aku mengenalnya,
dia hanya ingin aku memberikan ini untuk Noona..”
Kalung itu diserahkannya pada Hyeri..
“bagaimana aku
bisa percaya kalau ia yang memberi ini?”
“Noona, Leeteuk
hyung di sini sekarang..”
Hantu Leeteuk memang sejak tadi diantara mereka..
Henry dan Eunhyuk yang tadi bersembunyi ikut keluar..
“dia menemui
Donghae dan memintanya untuk memberikan itu pada Noona..” imbuh Henry “kami
tahu kau tidak akan percaya dengan ucapan kami, tapi jika Noona tidak
menerimanya maka ia akan sangat sedih.. itu hadiah terakhir darinya untuk
Noona.. dia berharap kalau Noona menerimanya waktu itu, Noona akan segera
sembuh.. tapi malapetaka itu tidak dapat dihindarinya..” lihat, Henry sangat
cerdas bukan? Ia bisa menganalisa semuanya dengan baik. ya, inilah
kemampuannya..
Hyeri menatap lekat pada kalung itu.. memang.. ada namanya di
bagian liontin..
“apa dia
benar-benar di sini?”
“ne..”
“Aku di sini,
Hyeri-ya…”
DEGGHH…
Itu.. Donghae.. ya, tanpa mereka sadar Leeteuk sudah masuk ke
tubuh Donghae lagi..
“Leeteuk-ah..”
mata Hyeri berkaca-kaca, ia tak tahan untuk tidak menangis.. “jadi ini kau??
Kau benar-benar datang??” Hyeri sangat mengenali mata Leeteuk, ia paham..
sekalipun Leeteuk di tubuh orang lain.. tapi perasaan tidak bisa dibohongi..
Tess…
Tes..Tes…
Hujan turun tiba-tiba…
Hyeri semakin terisak..
“jangan
menangis..”
“Oppa… Mianhae…
gara-gara aku, Oppa jadi seperti ini..”
“aniyo… aku
senang akhirnya kau menerima kalung itu.. simpan baik-baik Hyeri-ya.. kau harus
hidup dengan baik juga..”
“Oppa…”
“saranghae..”
“nado
saranghae.. oppa..”
“sekarang aku
bisa pergi dengan tenang.. aku akan menjagamu dari atas sana.. Hyeri-ya.. kau
harus membuka hati untuk namja yang baik..” Hyeri mengangguk “jaga dirimu
baik-baik..”
Hujan semakin deras… Hyeri mendekat pada Leeteuk.. saling
menatap..
Tiba-tiba Leeteuk keluar dari tubuh Donghae hingga namja itu
ambruk ke belakang, untung saja di tangkap oleh Henry dan Eunhyuk..
Hyeri memejamkan mata..
Satu ciuman terakhir mereka di bawah hujan..
Kiss The Rain…
……..
Prrrookk…prrookk… prrokkk…
Tepuk tangan ucapan selamat..
Hyeri menutup novelnya..
“jadi,
begitulah kisah kami.. terimakasih sudah membacanya..”
Selanjutnya ia sibuk memberi tandan tangan bagi para
penggemarnya..
…….
“Donghae-ya..
gumawo..”
Donghae meletakkan kembali buku yang akan di tatanya.. ia
menoleh ke arah Hyeri, penulis novel itu..
“ne, Noona..”
“eeoh, sebagai
gantinya mau ku traktir makan siang hari ini??”
“dengan senang
hati..” riangnya.
Donghae berjalan mengikuti Hyeri…
Di sudut ruangan itu.. Leeteuk dengan wajah sempurna seperti
malaikat, tidak menyeramkan.. tersenyum bahagia..
“jaga diri
kalian baik-baik..”
Plussshh….
Ia menghilang lagi.. dalam ketenangan..
_The End_
Hah, lagi-lagi.. Author tidak puas dengan ff ini.. sepertinya memang tidak berbakat untuk horor.. ujung-ujungnya.. begitu lagi hehehe.. gak papa deh,.
:) :)
Ka pena mungkin maksud nya yeoja kali ya bukan namja karena setau aku namja itu sebutan untuk cowo,bukan tp selebih nya aku suka πππππsemangat untuk ff selanjutnya dan klu bs jng lama hehe aduh kepanjangan komenih ✌✌✌
BalasHapusah, iya itu maksudnya..
Hapusgumapta.. :)
Untuk ff ini aku gak komen lahhhh.... :p
BalasHapusKa pena kapan di lanjutnya ni ff
BalasHapus