Jumat, 18 Desember 2015

Kiss The Rain



[Eunhyuk – Donghae – Henry]
-Kiss The Rain-
Jark.. jarkk..
Jark..
Suara seseorang yang tengah berlari dan bunyi itu berasal dari sepatu yang menginjak genangan air. Hari memang sedang hujan karena bulan ini mulai masuk musim penghujan. Tapi sepertinya runtuhnya air langit itu tak menghentikan langkahnya untuk tetap mempertahankan alunan kakinya. Tubuhnya sudah basah kuyup tapi ia tersenyum bahagia di tengah lebatnya hujan malam itu.
            “tunggu aku Hyeri-ya..” katanya di sela suara air yang bersentuhan dengan jalanan. Tangannya memegang kotak kecil merah tua yang akan diberikannya untuk Hyeri. Yeojachingu yang amat disayanginya itu kini terbaring koma di rumah sakit sejak beberapa minggu lalu. Setelah menjalani operasi melawan penyakit mematikan, Hyeri belum juga sadar.
            Karena tak sabar memberikan benda itu untuk Hyeri, ia bekerja keras siang malam demi mendapatkan uang yang cukup. Dia berharap Hyeri akan membuka matanya saat ia melamarnya nanti.. ya, kotak merah itu berisi sebuah kalung.
Diantara deru deras hujan dan degub jantungnya ia tak menyadari satu hal..
Sebuah sorot cahaya yang melintas lalu sesaat kemudian..
Ttiiiinnn….
Tiiinnnn…
Namja itu menengok, matanya terbuka lebar, jantungnya berdetak kencang..
Brraakkhh!!

…. ….

Donghae memarahi Henry karena meninggalkannya di sungai Han tadi.
            “bagaimana dia bisa pergi begitu saja tanpa memberitahuku? Apa pekerjaan lain itu sangat penting baginya?” gerutunya. Tubuhnya sudah basah kuyub dan menggigil dingin sekalipun memakai jaket tebal. Tidak ada uang untuk naik bis hari ini, semuanya sudah ia bayarkan untuk membayar tagihan. Karena hujan tak kunjung berhenti ia memutuskan berlari untuk cepat sampai di tempat Eunhyuk.
Traap..
Trapp..
Tr… ada yang mengganjal di kakinya. Ia menunduk dan..
            “milik siapa?” sebuah kalung. Donghae menoleh kanan dan kiri, tak ada seorang pun di sana. Sayang untuk dibuang, ia memungutnya. Mamasukkannya ke dalam saku jaket lalu kembali berlari pergi.

…. ….

Dengan handuk biru tua ia membasuh rambut basahnya, tangan lainnya memegang secangkir cokelat panas.
            “Ya… kenapa kau meninggalkanku begitu saja tadi?” marahnya pada Henry di sudut lantai ruang tengah. Mereka sedang menonton TV.
            “mian Hae.. dia mengancam akan memecatku kalau tidak datang tepat waktu..”
            “lalu?” Donghae turut duduk di sampingnya bersama Eunhyuk
            “tetap saja aku di pecatnya..”
            “bagaimana bisa?”
            “kurasa ia tidak menyukaiku sejak dulu.. padahal pekerjaanku bagus, aku menata rapi semua bunga yang di petik para pekebun itu..”
            “jadi sekarang kita miskin lagi??”
Eunhyuk tertawa “kita hanya kurang uang Hae.. bukannya miskin..”
            “sama saja bagiku..”

…. ….

Rupanya hujan diluar sana belum berhenti sampai-sampai di dalam rumah pun udara masih terasa dingin. Donghae menarik selimutnya yang di rampas Eunhyuk dalam tidurnya. Sekalipun ia tidur di tengah Eunhyuk dan Henry tetap saja dinginnya malam itu masih menyakiti kulit membuatnya tidak bisa tidur.
Tubuhnya terlentang, matanya memandang langit-langit.. pikirannya melayang..
Teess…
Tes..
Donghae mengusap wajahnya yang basah..
            “apa atap rumah ini sudah rusak? Kenapa air hujan bisa masuk?” gumannya sambil membenahi tubuhnya dari berbaring menjadi duduk.. “bahkan udara semakin dingin.. musim seperti apa ini?” ujarnya.
Ssrrkk…
Jjrrkk…
Donghae mendongak datar..
Tubuhnya dingin dan kaku.. mulutnya terjahit rapi hingga tak bisa dibuka..
Walau dalam keadaan gelap karena lampu kamar dipadamkan Henry tadi sebelum tidur, ia mampu melihat dengan samar sesosok namja berdiri di depannya.. tubuh basah kuyub, wajah pucat pasi, bibir biru lebam.. angin lembab tiba-tiba ia rasakan.
            “Hyeri…” gema suara namja itu.
Donghae masih diam..
            “Hyeri… itu milik Hyeri… milik Hyeri…”
Donghae bernapas kasar.. degub jantungnya tak karuang.. bahunya naik turun.. “hah.. hah.. hah..”
            “Hyeri..”
            “nuguya??” usaha Donghae tak sia-sia, ia mengeluarkan pertanyaan sekalipun berat “Nuguya??” sekali lagi.. “NUGUYA??” akhirnya ia berteriak!!
            “YAK… YAK.. Donghae-ya.. Donghae-ya..” Eunhyuk merasa terganggu dengan teriakan keras itu. Henry ikut terbangun, mengucek matanya pelan.. “waegurrae??”
            “hah..hah..” Donghae masih membenahi napasnya yang terengah “namja itu.. itu..” tangannya menunjuk udara hampa didepannya.
            “namja apa? Siapa?? Kau ini… tidak ada namja lain di tempat ini.. tidak ada namja yang ingin memperkosamu juga Hae..” bantah Eunhyuk.
            “sudahlah, kajja.. tidur lagi..” Henry menarik tubuh Donghae untuk berbaring, menyelimuti tubuhnya dan menutup mata lagi.
            “tadi ada seseorang di sana.. dengan wajah basah kuyub..” ceritanya “Eunhyuk-ah.. Eunhyuk-ah..” Donghae menggoncang tubuh Eunhyuk agar ia membuka mata kembali.
            “kau hanya bermimpi Hae..”
            “aku tidak bohong… dia dikamar ini.. aku tidak bisa tidur..”
Clleekk…
Henry menghidupkan lagi lampu kamar mereka..
            “sekarang kau bisa tidur?? Semua kelihatan kalau lampu menyala.. jadi jangan bangunkan kami lagi.. besok ada pekerjaan yang harus ku lakukan..” omelnya. Henry kembali berbaring memunggungi Donghae dan.. tidur..

…. ….

Kalung itu ia lemparkan ke jalanan semula..
            “aku tidak mau berurusan denganmu..” Donghae.
….

Donghae menata tumpukan buku baru di rak yang masih kosong. Ini memang sudah pekerjaannya di toko buku milik Heechul. Sesekali ia merapatkan lagi jaketnya karena udara masih saja dingin padahal pekerjaannya menguras tenaga juga tapi ia tak berkeringat.
            “Donghae-ya.. hari ini akan banyak pengunjung, sebaiknya selesaikan pekerjaanmu cepat..” pinta Heechul dari meja Kassa.
            “memangnya siapa yang akan datang hyung?”
            “seorang penulis novel akan mengadakan pertemuan dengan fans-nya disini..”
            “eohh.. arra..”
Toko buku milik Heechul memang berbeda dari tempat lain. di bagian luarnya di gunakan Heechul sebagai caffe kecil sehingga pengunjung yang hanya ingin membaca saja bisa bersantai di sana. Oh, iya.. toko ini bukan hanya menjual buku melainkan menyediakan beberapa buku khusus untuk di baca.. jadi semacam perpustakaan, toko buku dan caffe jadi satu tempat. Itulah kenapa setiap harinya ramai pengunjung.
Donghae menjadi salah satu pegawai dari tujuh orang lainnya. Heechul hanya mempekerjakan orang-orang yang bekerja dengan baik dan bukannya sekedar mendapatkan upah saja.
            “ah, akhirnya selesai..” Donghae berdiri dan berjalan menuju sisih caffe “hyung, boleh aku minta coffie?? Ini dingin sekali..” Heechul hanya mengangguk mengiyakan. Ia tak pernah menolak apapun yang di minta Donghae, entahlah ia menyayangi anak itu seperti adiknya sendiri.
Donghae tersenyum.. untuk menghindari dingin sementara ia memasukkan tangannya ke saku jaket..
Sesaat ia kaku berdiri..
Donghae mengeluarkan benda di sakunya..
            “bagaimana??? Bagaimana bisa ini di sini? Aku sudah membuangnya tadi..”
Kalung yang tadi di buang Donghae kembali padanya. Sepertinya ia tak bisa dibuang..
            “apa maksudnya??”
‘Hyeriiiii….. itu milik Hyeriiii…’ suara itu lagi. tengkuk Donghae merinding, ia menoleh ke kanan kiri.. taka ada orang mencurigakan semua bekerja sama seperti tadi. Apa hanya ia yang mendengar suara itu? udara bahkan menjadi sangat dingin dan lembab.
‘Hyeriiii….. milik Hyeriii…’
            “apa aku harus mengembalikan ini pada Hyeri?” gumam Donghae masih dalam takutnya “nugu?? Odie..??”
Brraakk…
Seseorang menabrak tubuh Donghae.. membuyarkan dunianya..
            “eoh, mian.. aku tidak sengaja, aku buru-buru..” seoang namja berkacamata pelakunya. Sepertinya ia seorang penggemar dari penulis yang disebut Heechul. Pasalnya ia langsung duduk di caffe dan sepertinya senang sekali mendapatkan tempat itu.
            “apa dia penggemar gila??” gerutunya sendiri.

….

            “Hyeriii….”
Suara itu lagi.. Donghae mengeratkan pelukannya pada dirinya sendiri. bodoh. Kenapa tapi dia menolak tawaran Heechul yang akan mengantarnya pulang hanya dengan alasan tidak ingin merepotkan? Sekarang tahu sendiri akibatnya..
Jalanan sepi.. lampu yang tadi meneranginya tiba-tiba mati.. dan ia melihat namja itu lagi.. tubuhnya basah kuyub padahal tidak sedang hujan..  wajah pucat, bibirnya gemetar.. matanya sayu..
Donghae ingin berlari saat itu juga, tapi seakan ada hal lain yang menahannya untuk tetap berdiri..
Deegg….
Namja yang tadi masih jauh darinya kini mendadak sudah berada setengah meter dengannya..
Donghae mendelik.. dadanya seakan berhenti saat itu juga.. napasnya tak karuan.. bibirnya terkatub..
Kakinya kaku..
‘kalung itu untuk Hyeri.. berikan padanya..’
            “Hye… riii??”
‘untuk Hyeri..’
            “kenapa tidak kau berikan sendiri?” Donghae memberanikan diri
‘berikan untuknya..’
            “tapi… aku.. tidak tahu.. siapa Hyeri? Dimana Hyeri?”
‘Hyeri… Hyeri…’
Blluugghh…
Namja itu.. yang ternyata hanyalah roh masuk ke dalam tubuh Donghae..
Ia berjalan hingga ke suatu tempat, sebuah rumah sewa yang tidak terlalu besar tapi dilihat dari luar saja jelas bahwa rumah itu cukup bagus.
Slluutthh…
‘ini rumah Hyeri..’
Donghae tersadar.. “kenapa aku di sini?” ia menyeimbangkan tubuhnya, kepalanya masih terasa pening
‘ini rumah Hyeri..’
            “kalau sudah sampai di rumahnya… kenapa.. tidak kau berikan sendiri?” ia masih mengatur napasnya.
‘aku tidak bisa.. aku sudah mati..’
            “lalu.. kenapa.. harus aku?”
‘kau yang bisa..’
Donghae masih tidak mengerti kenapa hantu itu menyuruhnya.. malah seenaknya masuk ke dalam tubuhnya. Kini rasanya ia sudah sangat lemas.. ia tidak terbiasa dengan roh lain di tubuhnya..
            “kurasa… aku..”
            “DONGHAE!!”
Plllaasshhh.. namja itu menghilang..
Donghae menoleh, Eunhyuk dan Henry yang memanggilnya. Kini ia sadar jika tempat Hyeri hanya berjarak beberapa meter dari tempat mereka.
            “kenapa tidak masuk? Udara sangat dingin…” Donghae hanya diam..
            “YAK, kau ini kenapa eeohh.. ada apa?”
            “Hyuk… hantu itu membawaku kesini..”
            “OMO, jadi kau berjalan sendiri ke sini tanpa kau sadari?? Aiisshh.. kau lupa rumah kita??” sindir Henry
            “aku tidak bohong.. namja itu memintaku…”
            “aiggoo.. sudahlah, kajja kita pulang...”
            “ne..” tunduk Donghae akhirnya.

………….

Seorang namja setengah berlari di tengah hujan..
Ttiiiinnn….
Tiiinnnn…
Namja itu menengok, matanya terbuka lebar, jantungnya berdetak kencang..
Brraakkhh!!
Donghae terkejut.. seseorang baru saja tertabrak mobil.. dengan setengah berlari ia menghampirinya.. Donghae menyibak beberapa orang yang tengah berkerumun, sekalipun tidak banyak karena jarang ada orang yang keluar di tengah hujan seperti ini.
Pengemudi mobil langsung memanggil ambulan..
Sementara orang yang tertabrak tadi masih tergeletak di tengah jalan..
Donghae lebih terkejut lagi setelah tahu siapa namja tadi.. tangan namja itu berusaha menggapai kotak biru yang terlepas dari tangannya..
            “Hyeri, mianhae.. saranghae..”
Suara tiba-tiba bising… telinganya berdengung..
‘ia sudah tidak bernapas lagi..’
‘cepat.. mana ambulan-nya?’
‘dia sudah….’
            “ANDDDWWAAEE!!” teriak Donghae, menutup mata dan telinganya.
Eunhyuk dan Henry berjingkat dari tidurnya..
Pluugg.. sebuah bantal terlempar di atas kepala Donghae..
            “Waegurrae??”
            “Hyuk-ah.. Henry-ah.. sekarang aku tahu.. namja itu tertabrak mobil saat akan memberikan kalungnya pada Hyerii..”
Henry makin sebal, Donghae aneh akhir-akhir ini.. “Yak, Lee Donghae, ceritakan semuanya pada kami apa yang terjadi?? Kau sering mengatakan namja itu.. namja itu.. siapa dia? Apa dia hantu yang mengikutimu?? Apa dia…”
            “ne,,” Donghae mengangguk.. lalu mengeluarkan sebuah kalung di saku jaketnya.. “ini, harus ku berikan pada Hyeri.. kalau tidak sepertinya dia akan mengikutiku terus..”
            “Hyeri?? Nuguya??”
            “apa maksudmu penulis itu??” tebak Henry, dia memang selalu cerdas dimata teman-temannya “penulis yang tinggal di dekat tempat kita itu..?? kau disana kan tadi??”
            “OMO, kau tahu tentang dia??”
            “dasar babo, siapa yang tidak tahu seorang penulis terkenal seperti dia? Bahkan aku membaca novelnya..” Henry mengeluarkan sebuah novel dari dalam tasnya..
‘Kiss The Rain…..’
            “Kiss The Rain??” guman Donghae
            “dia menceritakan bagaimana kekasihnya suka menciumnya di waktu hujan.. baginya itu romantis.. tapi sesuatu terjadi, saat dirinya di vonis sakit dan koma selama sebulan.. tiba-tiba waktu ia bangun, ia mendengar kabar menyedihkan. Kekasihnya meninggal.. kecelakaan..” singkat Henry
            “YAK!! itu bukan cerita novel!!” protes Donghae “itu sungguh-sungguh terjadi pada mereka.. dan namja itu menyuruhku memberikan kalung ini padanya.. jebal Henry-ah bantu aku.. aku tidak mau ia muncul di depanku lagi.. bahkan tadi ia memakai tubuhku tanpa ijin.. memangnya tubuhku ini barang pinjaman??”
Eunhyuk dan Henry ingin sekali tertawa dengan kalimat Donghae,. tapi mendengar rengekkan itu mereka tak tahan kalau diam saja.. dan bahkan, mereka sebenarnya percaya dengan perkataan Donghae. ini bukan kali pertamanya mereka berurusan dengan hantu.. dan lagi-lagi… Donghae yang memulai.

……..

Kini mereka bertiga berdiri di depan semua rumah, rumah Hyeri tepatnya..
            “apa menurutmu dia percaya dengan yang kita ucapkan??”
            “kurasa tidak…” ringan Henry “kecuali ia juga melihat kekasihnya itu di sini.. bersama kita..”
            “maksudmu hantu itu??”
            “dia sudah bersama kita..”
            “MWO??” Eunhyuk dan Henry terang saja kaget dengan pernyataan Donghae
            “di belakangmu Hyuk..”
Eunhyuk menoleh..
Deeghhh…
Dia melihat.. Henry juga dapat melihatnya..
Namja pucat dengan tubuh basah kuyub…
            “aku benci kemampuan ini..” ujar Eunhyuk
            “ne, selalu saja mengerikan.. apa tidak ada hantu yang cantik??” tambah Henry. Ditengah ketakutakan mereka pun ternyata masih bisa berguarau..
‘untuk Hyeri…’
            “ne… kami sudah tahu kalung itu untuk Hyeri..” sahut Henry
Akhirnya, setelah kian lama ia membuat takut Donghae dengan wajah seramnya.. ia bisa tersenyum juga..
            “ssttt… dia keluar…!!” kode Eunhyuk
Ya, pintu rumah yang dari tadi tertutup rapat itu terbuka.. keluarlah seorang namja anggun di sana. Sepertinya ia akan pergi.. tapi kemana malam-malam begini??
Donghae tak mau membuang kesempatan.. “Noona…!!”
            “nuguya??”
            “Hyeri Noona..??”
            “Yak, penguntit darimana kau tahu namaku?”
            “aku bukan penguntit Noona.. namja itu yang menyuruhku ke sini..”
            “namja??”
            “ne, kekasih Noona.. yang meninggal karena tertabrak mobil waktu Noona masih sakit dan.. koma..”
Hyeri terkejut.. “siapa kau sebenarnya, bagaimana kau bisa tahu semua tentangku??”
            “tentu saja karena namja itu…”
            “Leeteuk tidak memiliki siapapun.. ia juga tak pernah bercerita kalau punya dongsaeng.. kau, jangan bergurau dengan mengaku mengenalnya..”
Donghae mendesah “aku memang baru tahu namanya.. jadi namanya Leeteuk??” gumannya “ah, sudahlah.. tidak penting bagaimana aku mengenalnya, dia hanya ingin aku memberikan ini untuk Noona..”
Kalung itu diserahkannya pada Hyeri..
            “bagaimana aku bisa percaya kalau ia yang memberi ini?”
            “Noona, Leeteuk hyung di sini sekarang..”
Hantu Leeteuk memang sejak tadi diantara mereka..
Henry dan Eunhyuk yang tadi bersembunyi ikut keluar..
            “dia menemui Donghae dan memintanya untuk memberikan itu pada Noona..” imbuh Henry “kami tahu kau tidak akan percaya dengan ucapan kami, tapi jika Noona tidak menerimanya maka ia akan sangat sedih.. itu hadiah terakhir darinya untuk Noona.. dia berharap kalau Noona menerimanya waktu itu, Noona akan segera sembuh.. tapi malapetaka itu tidak dapat dihindarinya..” lihat, Henry sangat cerdas bukan? Ia bisa menganalisa semuanya dengan baik. ya, inilah kemampuannya..
Hyeri menatap lekat pada kalung itu.. memang.. ada namanya di bagian liontin..
            “apa dia benar-benar di sini?”
            “ne..”
            “Aku di sini, Hyeri-ya…”
DEGGHH…
Itu.. Donghae.. ya, tanpa mereka sadar Leeteuk sudah masuk ke tubuh Donghae lagi..
            “Leeteuk-ah..” mata Hyeri berkaca-kaca, ia tak tahan untuk tidak menangis.. “jadi ini kau?? Kau benar-benar datang??” Hyeri sangat mengenali mata Leeteuk, ia paham.. sekalipun Leeteuk di tubuh orang lain.. tapi perasaan tidak bisa dibohongi..
Tess…
Tes..Tes…
Hujan turun tiba-tiba…
Hyeri semakin terisak..
            “jangan menangis..”
            “Oppa… Mianhae… gara-gara aku, Oppa jadi seperti ini..”
            “aniyo… aku senang akhirnya kau menerima kalung itu.. simpan baik-baik Hyeri-ya.. kau harus hidup dengan baik juga..”
            “Oppa…”
            “saranghae..”
            “nado saranghae.. oppa..”
            “sekarang aku bisa pergi dengan tenang.. aku akan menjagamu dari atas sana.. Hyeri-ya.. kau harus membuka hati untuk namja yang baik..” Hyeri mengangguk “jaga dirimu baik-baik..”
Hujan semakin deras… Hyeri mendekat pada Leeteuk.. saling menatap..
Tiba-tiba Leeteuk keluar dari tubuh Donghae hingga namja itu ambruk ke belakang, untung saja di tangkap oleh Henry dan Eunhyuk..
Hyeri memejamkan mata..
Satu ciuman terakhir mereka di bawah hujan..
Kiss The Rain…
……..
Prrrookk…prrookk… prrokkk…
Tepuk tangan ucapan selamat..
Hyeri menutup novelnya..
            “jadi, begitulah kisah kami.. terimakasih sudah membacanya..”
Selanjutnya ia sibuk memberi tandan tangan bagi para penggemarnya..
…….
            “Donghae-ya.. gumawo..”
Donghae meletakkan kembali buku yang akan di tatanya.. ia menoleh ke arah Hyeri, penulis novel itu..
            “ne, Noona..”
            “eeoh, sebagai gantinya mau ku traktir makan siang hari ini??”
            “dengan senang hati..” riangnya.
Donghae berjalan mengikuti Hyeri…
Di sudut ruangan itu.. Leeteuk dengan wajah sempurna seperti malaikat, tidak menyeramkan.. tersenyum bahagia..
            “jaga diri kalian baik-baik..”
Plussshh….
Ia menghilang lagi.. dalam ketenangan..
_The End_

Hah, lagi-lagi.. Author tidak puas dengan ff ini.. sepertinya memang tidak berbakat untuk horor.. ujung-ujungnya.. begitu lagi hehehe.. gak papa deh,.
:) :)

4 komentar:

  1. Ka pena mungkin maksud nya yeoja kali ya bukan namja karena setau aku namja itu sebutan untuk cowo,bukan tp selebih nya aku suka 😘😘😘😘😘semangat untuk ff selanjutnya dan klu bs jng lama hehe aduh kepanjangan komenih ✌✌✌

    BalasHapus
  2. Untuk ff ini aku gak komen lahhhh.... :p

    BalasHapus
  3. Ka pena kapan di lanjutnya ni ff

    BalasHapus