Rabu, 01 Oktober 2014

LAMPION




Cast :
Lee Donghae
Park Jung Soo / Leeteuk
Lee Hyukjae /Eunhyuk
Genre : Family – Brothership – Friendship
Length : One Shoot

Sumarry :
**** Dia tidak gila dan bukan orang gila, trauma akan kehilangan yang membuatnya seperti itu. menutup diri, tinggal dalam ketakutan imaginasi dan menganggap dunia nyata adalah dunia lain dari dirinya. Ia hidup di alam yang dibuatnya sendiri hingga tak mengenali orang-orang disekitarnya, tak mengenali kehidupan sesungguhnya ****
****
            “Hei.. dengar, hyung tidak akan menyakitimu.. hyung hanya ingin mengajakmu jalan-jalan ke taman.. kau mau?” Park Jung Soo atau Leeteuk itu mendekatinya dan mencoba untuk tidak membuatnya ketakutan dengan sentuhan lembut di kepalanya.
Pekerjaannya yang membuatnya seperti itu dan saat melihat dia yang saat ini berada di depannya Leeteuk tidak bisa menerima tawaran itu. Ia yakin anak itu bisa sembuh dan kembali seperti dua tahun yang lalu. Seperti yang diceritakan orangtuanya, Donghae, namja yang menjadi pasien Leeteuk saat ini adalah anak yang cerdas, ceria dan aktiv. Namun peristiwa menyakitkan telah membuatnya seperti orang gila.
Sudah sebulan ini Leeteuk menangani Donghae dan namja itu mulai biasa dengan kehadirannya, tidak seperti hari pertamanya. Donghae berteriak histeris hingga hampir melukai Leeteuk saat ia melempar lampu di meja nakasnya.
            “kajja Hae…” Leeteuk membimbing Donghae bangkit dari ranjangnya dan membawanya ke taman belakang rumah. Ia mengakui bahwa baru kali ini ia memperlakukan secara special pada pasiennya. Biasanya Leeteuk menggunakan ‘paksaan’ tegas untuk mengatasi mereka, namun tidak dengan Donghae. Ada rasa terselip di hatinya.. sayang.. ya, Leeteuk menyayangi Donghae seperti adiknya sendiri. Mata polosnya yang selalu memandang kosong membuat Leeteuk tak bisa memperlakukannya dengan keras.
Donghae mengikuti langkah Leeteuk hingga keduanya duduk di bangku taman.
            “kau tahu, udara di sini sangat sejuk.. ini musim gugur Hae.. kau bisa melihat bunga-bunga jatuh dari dahannya..”
            “eeoohh.. kau suka musim apa Hae??” tidak ada sahutan “ehm, kalau hyung.. suka musim semi.. dimana semua bunga mekar dan baunya kemana-mana..”
Donghae tetap pada posisinya.. tapi sedetik kemudian Leeteuk melihat tangan kirinya terangkat.. telapak tanganya menengadah seakan ia menunggu daun dan bunga jatuh ke atasnya..
            “ja…tuh..” satu kata pertama yang Leeteuk dengar.
            “MWO?? kau bilang apa Hae?? kau bilang apa?” tangis bahagia Leeteuk.
            “bu..nga.. ja.. tuh..” sekali lagi ia mengatakannya.
Leeteuk terlalu bahagia mendengarnya, ia memeluk Donghae erat.. “ne, Hae.. bunga jatuh.. kau suka?? Kau menyukainya??”
            “su… ka.. Hae su..ka!” jawabnya.
Satu perkembangan yang luar biasa, Donghae sudah mampu merespon orang. Pertanda bahwa memang Donghae tidak gila seperti yang dikatakan dokter-dokter lain yang sebelumnya menanganinya.
****
            Leeteuk berlari cepat ke kamar Donghae. Di depan kamar itu ada Appa dan Umma Donghae yang tengah menangisi putra mereka.
            “ada apa?”
Appa Donghae menggeleng “dia terus berteriak seperti itu.. terus memanggil ‘hyung’..” Leeteuk mengerti. Ia masuk kamar Donghae yang sudah berantakan akibat ulahnya. Anak itu duduk ketakutan sambil memeluk lututnya di pojok ruangan dengan tubuhnya yang berbalut selimut. Leeteuk mendekat, berjongkok didepannya..
            “Hae.. waeyo??” tak ada sahutan.
            “katakan pada hyung.. ada apa??” kini tangan Leeteuk menggapai puncak kepalanya lalu mengusapnya pelan berusaha menenangkan anak itu.
Donghae mendongak dan melihat Leeteuk.. “h..hy..hyung….”
            “ne, hyung di sini.. ada apa?”
            “h..hyung….” hanya itu lagi yang dikatakannya.
Leeteuk tak sabar, ia angkat tubuh Donghae dan membopongnya ke atas tempat tidur.
            “baiklah, ini sudah malam.. kau tidur ya..” Leeteuk membaringkan Donghae perlahan, menyelimutinya dan masih tetap mengusap kepala Donghae.
            “hyung…..” sekali lagi panggilnya “ga..gajima….”
            “aniyo.. hyung tidak akan kemana-mana, tidurlah..”
            “hiks.. ga..jima..” isakkan kecil terdengar dari mulut Donghae.
            “Hey.. dengar Hae, hyung tidak akan kemana-mana ne..” Leeteuk cemas seketika melihat keadaan Donghae “kemarilah…” akhirnya Leeteuk membaringkan dirinya disamping Donghae, membawa Donghae dalam pelukannya hingga anak itu kembali tenang “hyung… akan disini..”
****
Keadaan sedikit berubah, sejak malam dimana Donghae menangis.. ia benar-benar tidak bisa jauh dari Leeteuk. Maka Leeteuk memutuskan membawa Donghae sementara pulang ke rumahnya dengan seijin Appa dan Umma Donghae.
            “Donghae-ya… ini Eunhyuk.. dongsaeng Leeteuk hyung, kau bisa berteman dengannya..” perkenal Leeteuk padanya.
Eunhyuk senang dengan kedatangan Donghae, paling tidak ia punya teman yang sebaya dengannya. Donghae memandang Eunhyuk dengan sedikit takut.. ia belum pernah bertemu dengan orang lain sebelumnya. Ia hanya tahu Leeteuk, Appa dan Ummanya..
            “jangan takut.. Eunhyuk akan menamanimu kalau hyung sedang bekerja.. kau juga bisa memanggilnya hyung kalau kau mau…”
            “hyung….” Protes Eunhyuk.
            “yak, bagaimanapun juga kau lebih tua darinya Hyuk..” terang Leeteuk “kau mau kan membantu hyung menyembuhkannya??” pintanya.
            “ne hyung, kapan aku menolak permintaanmu??” jawabnya “jadi Hae-ya.. kau..”
            “HYUUNGG!!” Donghae berteriak ketakutan saat Eunhyuk menyentuh pundaknya.
            “kau harus pelan-pelan Hyuk…” jelas Leeteuk “Hae-ya.. gwaenchana.. ini Eunhyuk.. Eunhyuk..” ulangnya sabar.
            “E..Eun..Eunhyuk??”
            “ne, Eunhyuk ingin jadi temanmu.. kau mau?”
Donghae mengulurkan tangannya walau nampak ragu dan takut. Eunhyuk menyambutnya gembira..
            “Hae.. mulai sekarang kita berteman.. arrachi? Kau bisa memanggilku kapan saja kalau kau butuh sesuatu..”
            “chi..ngu..”
Donghae, namja 20 tahun itu harus belajar semuanya dari awal. Hidupnya hancur 2 tahun yang lalu. Saat ia merayakan kelulusannya dari Senior High School, ia dan Donghwa hyungnya mengendarai mobil ke sebuah restorant. Karena asyik bergurau Donghwa tak sempat menginjak rem saat sebuah bus melaju kencang tanpa kendali dari arah sebaliknya. Seketika itu juga mobil mereka masuk ke dalam sungai dari jalan jembatan itu. Donghae sempat melihat bagaimana Donghwa yang terluka parah mencoba membuka sabuk pengaman Donghae.
‘kau harus selamat Hae…’ ucap Donghwa tanpa menghiraukan dirinya sendiri. Donghae tak bisa berbuat apapun, ia tak bisa menggerakkan tubuhnya yang memang sudah sangat lemas.
Cukup lama mereka di dalam air sampai tim penyelamat mengeluarkan keduanya. Donghae benar-benar selamat tapi tidak dengan Donghwa tapi keadaannya tak lebih baik. Donghae mengalami trauma yang sangat hebat hingga ia tak mampu berinteraksi dengan orang lain. Ia sering berteriak memanggil nama hyungnya.
2 tahun hidup dalam keadaan yang seperti itu, sampai Appanya menemui Leeteuk seorang dokter baru yang bekerja di rumah sakit milik keluarga Lee.
****
            “kemarilah…”ajak Eunhyuk “aku baru saja membuat lampion.. kau mau membantuku memasangnya??” Donghae hanya diam dengan pertanyaan Eunhyuk “baiklah.. kau duduk disini dan hanya lihat aku..” ucapnya kemudian mendudukkan Donghae di sisi ranjangnya.
Eunhyuk membuat kamarnya penuh dengan lampion kecil, bahkan ia memenuhi langit-langit kamarnya dengan benda itu hingga nampak bagai bintang.
            “in… dah…” guman Donghae.
Eunhyuk tersenyum.. dalam kamar gelapnya, lampion-lampion kecil itu menjadi cahaya yang indah bagaikan bintang-bintang kecil di langit..
            “seperti bintang bukan??” tanyanya tanpa jawaban “kau menyukainya Hae?”
            “Ha..e.. suka.. bintang..” seulas senyum di wajah Donghae membuat Eunhyuk bersorak dalam hatinya.
            “kau mau tidur di kamarku malam ini? kita akan tidur dengan bintang-bintang itu…”
Tanpa menunggu jawabannya Eunhyuk sudah membaringkan Donghae di sisinya, menarik selimut yang menutup tubuh mereka.
            “kau boleh menikmatinya sampai puas Hae..” ujarnya sambil memejamkan mata.
*
Leeteuk kelimpungan mencari Donghae berlari ke kamar Eunhyuk. Cemas diwajahnya berubah seketika saat melihat pemandangan mengharukan di ruangan itu. Eunhyuk dan Donghae tidur bersama.. tangan Donghae memeluk lengan Eunhyuk, mungkin tadi ia sempat takut kalau Eunhyuk meninggalkannya.
            “kau membuat kamar yang indah Hyuk-ah…” gumannya menatap bagaimana kamar dongsaengnya malam ini. ia mendekati kedua namja di ranjang itu, merapikan selimutnya..
            “jaljjayo Hyuk.. Hae..”
****
Leeteuk menyodorkan dua cup penuh ice cream di hadapan Eunhyuk dan Donghae. Hari ini ia libur dan membawa dongsaeng-dongsaengnya ke kedai ice cream.
            “hyung tidak tahu kau suka rasa apa Hae, jadi hyung belikan rasa coklat…” tapi Donghae menatap ice cream milik Eunhyuk intens “eeoh, kau mau rasa stroberry seperti Eunhyuk juga?? Eunhyuk-ah.. bagi milikmu untuk Hae..”
Eunhyuk tak keberatan, ia menyodorkan miliknya pada Donghae..
            “buka mulutmu.. akan kusuapi..” perintahnya. Donghae melakukan perintah itu, membuka mulutnya dan langsung melahap habis ice cream Eunhyuk.
            “hyung…. La..gi..” rengeknya.
Eunhyuk dan Leeteuk tertawa seketika mendengarnya. Donghae sudah bisa berinteraksi dengan cukup baik sejauh ini. keputusan Leeteuk membawanya ke rumah ternyata tidaklah salah. Bahkan ia begitu bahagia karena Eunhyuk mampu membantunya menjaga Donghae.
            “Hae.. begitu.. katakan semuanya yang Hae ingin, ne..” Leeteuk mengusap puncak kepalanya “hyung akan membelikannya lagi nanti, sekarang habiskan dulu yang ini..”
*
Leeteuk menatap langkah kedua adiknya yang berjalan lebih dulu di depan. Eunhyuk menuntun Donghae dan berceloteh ini dan itu. Donghae awalnya begitu takut keluar rumah, sekarang sudah mulai memberanikan diri namun masih harus ditemani Leeteuk atau Eunhyuk.
Hari semakin senja, jalanan mulai remang…
            “hyung…. Lam..pion..” tunjuk Donghae pada seseorang penjual lampion di pinggir sungai Han.
            “Kajja…” Eunhyuk menyeret lengannya..
*
            “wooaahh… Hae.. senang… gumawo hyung..” ini pertama kalinya Donghae mengatakan kalimat yang cukup panjang pada mereka. Mereka melepas lampion-lampion yang dibelikan Leeteuk di pinggir Sungai Han itu. Eunhyuk dan Donghae tak henti menatapnya hingga cahaya-cahaya itu semakin kecil dan seakan menyatu dengan bintang.
Leeteuk tersenyum “Hae benar senang?? Hyung juga senang kalau Hae senang.. apalagi kalau Hae bisa kembali seperti dulu.. Hae tidak ingin bermain seperti ini tiap hari? Hae tidak ingin punya banyak teman lagi? bahkan Hae bisa sekolah lagi…”
            “Hae..” ia menunduk “hyung…. Donghwa..hyung???”
****
Hari ini tepat dua tahun peringatan kematian Donghwa. Dan untuk pertama kalinya Donghae mengunjungi makam kakaknya itu bersama Appa dan Umma juga Leeteuk dan Eunhyuk karena mereka takut terjadi sesuatu pada Donghae jika tanpa mereka.
Donghae menatap nisan Donghwa dengan tatapan kosong, banyangan dua tahun silam kembali teringat olehnya.
            “bo..boghosipo hyung… mian.. Hae.. Hae baru datang.. sekarang..” isaknya pilu.
Namun..
            “WAE?? WAE HYUNG?? GAJIMA.. GAJIMA!!” teriaknya tiba-tiba sambil memumul tanah gundukan itu dengan tangannya membuat mereka semua tersentak.
            “Hae-ya..” Usap lembut Ummanya di punggung Donghae.
            “KAU JAHAT HYUNG.. Ka..kau.. jahat..!!” ia terengah-engah mengeluarkan semua emosinya yang selama ini terpendam.
            Umma menarik Donghae dalam pelukannya, ia pun ikut menangis melihat Donghae yang seperti itu “Umma… Donghwa hyung.. ja..jahat.. pa..padaku..” masih dalam isaknya.
            “Hae.. Donghwa hyung bukan orang yang jahat, ia hanya ingin dongsaeng yang disayanginya bisa tersenyum bahagia.. ia ingin dongsaengnya menjadi orang yang kuat.. jadi, jangan menganggap Donghwa jahat..” jelas Leeteuk sambil berbisik pelan “Hae ingin Donghwa hyung bahagia di sana?” tanyanya.
Donghae mengangguk..
            “Hae ingin pengorbanan Donghwa hyung tidak menjadi sia-sia kan?? Jadi mulai sekarang kau harus jadi namja yang kuat.. kau harus sekolah.. bukankah kau ingin menjadi seorang dancer terkenal?? Wujudkan mimpi itu agar Donghwa bisa bahagia di sana..” terang Leeteuk seakan pada dongsaeng kecilnya yang baru berusia 5 tahun. Namun memang saat ini seperti itulah caranya ia harus memberitahu Donghae..
Namja itu tidak menjawab, malah ia beralih memeluk erat Leeteuk.
            “gu..gumawo.. hyung…”
Setitik kebahagiaan terselip di hati Appa dan Umma Donghae melihat putranya sudah mulai kembali lagi pada Donghae yang dulu. Demikian juga Eunhyuk.. semenjak Donghae bersamanya ia menyayanginya seperti dongsaengnya sendiri, maklum selama ini ialah yang menjadi dongsaeng di rumahnya. Dan rasa itu ialah rasa bahagia karena telah merasa menjadi seorang hyung..
****
_FIN_

6 komentar:

  1. loh loh hae trauma selama 2 tahun ??? OMG kasian hae.. hae emang orangnya penyayang terhadap seseorang yang dekat dengannya apalagi kaka kandungnya pantaslah kalau hae trauma.. tp kayak anak kecil yah hae disini padahal umurnya 20th.. Leeteuk dan Eunhyuk pasti jadi orang terdekat hae selalu kalau d ff.. bagus bagus bagus.. 3 jari jempol ke atas buat mimin dah.. rajin2 bikin ff donghae trus yah.. ditunggu

    BalasHapus
  2. aku suka dan di ff ini hae selalu jadi objek penderita >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya... tema utama ff di blog ini adlah menyiksa donghae.. hehehe.. :)
      bukan apa2, suka aja kalau melihatnya selalu jd objek "pelampiasan rasa sayang" dari yg lainnya..
      habis, pantas selalu di sayangi sih..

      Hapus
  3. Nyesel baru nemunya sekarang.
    Ff nya bagus banget onnie.
    Ampe ikut terhura saya.😀😁☺

    BalasHapus