Kamis, 10 Juli 2014

Your eyes speak to Me



Fanfiction
Cast :
Donghae_Sungmin_Zhoumi_Heechul_Hankyung_(Henry)
Sumary :
Dengan mata barunya ia bisa melihat lagi. namun mata itu menyiksanya saat ia berhadapan dengan Zhoumi, namja tinggi dengan kulit putih dan berwajah tampan itu. mereka sama-sama namja tapi perasaan aneh tak bisa dihindarinya. Lebih tersiksa lagi saat sang umma menikah dengan appa Zhoumi.
*************************
            Heechul memperkenalkan calon suami dan Appa bagi kedua putranya, Sungmin dan Donghae. malam itu mereka sepakat untuk makan malam bersama di restoran ayam kesukaan Donghae. Heechul sudah berdandan cantik namun sederhana mengingat usianya bukan muda lagi. Sungmin mengenakan setelah tuxedo tanpa dasi di kemejanya dan membiarkannya terbuka. Donghae, sejak awal dia malas bertemu dengan mereka. Ada keraguan di hatinya untuk menerima Appa baru. Ia hanya memakai kemeja bermotif kotak-kotak warna biru tua yang dibiarkan tanpa mengancingkannya hingga kaos warna putihnya terlihat. namja manis ini mengerucutkan bibir sejak tadi sebelum berangkat.
            “jangan seperti itu Hae, kau ingin melihat Umma bahagia kan?” bisik Sungmin membujuk adiknya. Donghae hanya diam, tentu saja Ia ingin keluarganya bahagia.
            “kau bisa memiliki Appa lagi, kau bahkan punya satu hyung lagi.. bukankah itu menyenangkan?? Ada yang akan mengantarmu sekolah.. menemanimu bermain..” kembali kata Sungmin. Heechul hanya tersenyum mendengar penuturannya. Ia bangga pada Sungmin yang mampu berpikir dewasa itu. Sungmin memang pandai dalam hal mengatasi kelakuan adiknya. Namja 25 tahun itu mengusap kepala Donghae yang 7 tahun lebih muda darinya.
Sesaat orang yang mereka tunggu tiba. Dua orang namja keturuan Cina itu nampak elegan. Hangeng, mengubah namanya menjadi Hankyung saat ia di Korea. Di sampingnya, Zhoumi, namja tinggi dan putih itu begitu sangat tampan.
            “maaf, kalian menunggu lama?”
            “aniyo.. kami baru saja sampai..” papar Heechul.
            “kau cantik malam ini..” puji Hankyung “ahh.. aku sampai lupa mengenalkan putraku…”
            “Zhoumi imnida…”
            “ooh, kau juga bisa berbahasa Korea??”
            “ne, Umma dulu seorang Korea jadi kami belajar darinya..”
            “gurrae… ah, Zhoumi-ya.. ini Sungmin dan Donghae..” perkenal Heechul.
Mereka saling menatap. Sungmin tersenyum senang melihat Zoumi, artinya dia memiliki teman yang sepadan sekarang. Ya, jarak usia Sungmin dan Zhoumi tidak terlalu jauh. Mereka lahir di tahun yang sama hanya beda bulan saja.
            “jadi, kau bisa memanggil Sungmin dengat sebutan hyung..”
            “umma.. tapi aku lebih suka kalau dia memanggil namaku saja, jarak usia kami tidak jauh..” protes Sungmin.
            “OMO, tetap saja dia dongsaengmu Sungmin-ah..”
            “ahh.. arra..”
            “Hae, kau tidak menyapa Hyung dan Appa barumu??”
Donghae menunduk, bukan ia tak mau atau takut tapi ada perasaan aneh saat melihat mereka berdua. Terutama menatap Zhoumi, rasanya ia ingin sekali menangis saat ini..
            “waeyo??” Sungmin membaca ada yang aneh dengan dongsaengnya “gwaenchana??”
            “hyung…. Aku pusing..”
            “Mwo?? kau sakit??” sontak Sungmin dan Heechul panik. Donghae baik-baik saja tadi tapi tiba-tiba mengeluh pusing. Bahkan kini namja itu meletakkan kepalanya di bahu Sungmin sambil memejamkan mata.
Donghae sendiri tak tahu apa yang terjadi padanya. Tubuhnya melemas seketika, ia tak kuat lagi menahan berat tubuhnya sendiri.
            “sebaiknya kita bawa Donghae pulang.. Zhoumi, kau bisa memeriksanya kan??”
Zhoumi mengangguk namun dipandang heran oleh Sungmin.
            “jangan kuatir, Zhoumi baru saja lulus dari kuliah kedokterannya, ia tahu apa yang harus dilakukan..” kata Hankyung, ia tahu persis pandangan mata Sungmin yang penuh tanya itu.
Akhirnya mereka menggendong Donghae. Namja itu benar-benar lemas sekarang.
********************
            Tangannya terasa berat saat ia ingin bangun, ada seseorang di sana yang menggunakan lengannya untuk tidur.
            “hyung….. kenapa kau tidur di sini?”
            “Hae?? kau sudah bangun?? Kau baik-baik saja?? katakan kalau ada yang sakit..”
            “naneun gwaenchana hyung..”
Sungmin tak percaya, ia menyentuh kening Donghae memastikan suhu tubuhnya tidak panas. Akhirnya ia lega setelah merasakan adiknya baik-baik saja.
            “aku mengacaukan acara tadi malam ya??” sesalnya “mianhae.. tapi aku tidak tahu hyung tiba-tiba saja kepalaku pusing…”
            “semua baik-baik saja.. kau tidak mengacaukannya.. malah semalam, Zhoumi yang memeriksamu.. kau tahu? Dia seorang dokter muda…” cerita Sungmin.
            “benarkah???”
            “ne,..”
            “aku tidak tahu hyung.. saat aku melihat Zhoumi Ge.. rasanya aku ingin menangis.. aku ingin sekali memeluknya..”
            “kalau begitu lakukan.. lakukan apa yang ingin kau lakukan padanya Hae..”
            “waeyo??”
            “kau ingin tahu kenapa kau merasakan itu kan? Jadi lakukan agar kau mendapat jawabannya..”
***************************
            Donghae ragu-ragu saat melihat Zhoumi dan Hankyung berada di dalam rumahnya. Hankyung dan Heechul sepertinya sibuk mempersiapkan pernikahan mereka yang walaupun sederhana namun tetap ingin menjadi moment membahagiakan.
            “Hae.. kenapa diam saja di situ? Kemarilah.. duduklah..” ajak Heechul.
Donghae akhirnya mendekat, duduk di samping Zhoumi sekalipun masih tak berani menatapnya.
            “bagaimana keadaanmu Hae?” tanya Zhoumi.
            “na?? eoohh.. aku baik-baik saja..”
            “ehm, boleh aku memeriksamu?? Terakhir kali kau sakit tanpa sebab..” tangan Zhoumi menyentuh tangan Donghae.
            “ge…..” Donghae akhirnya menatap wajah Zhoumi “Zhoumi Ge…”
            “kau boleh memanggilku hyung, bukankah aku juga akan menjadi orang korea sekarang??”
            “akkh……” lagi lagi.. Donghae merasakan kepalanya sakit seketika. Zhoumi menangkap tubuhnya dan memeluknya.
Seketika, semua diam..
Donghae juga diam… ia merasakan kehangat saat berada di pelukan Zhoumi. Seakan pelukan itu sudah sangat lama tak dirasakannya.. hatinya juga sangat nyaman..
Perasaan apa itu?? Donghae masih bingung…
            “rasanya aku sudah mengenal Zhoumi hyung… apa kita pernah bertemu sebelumnya hyung??” tanya Donghae dalam pejaman matanya.
Zhoumi menggeleng “aniyo Hae.. memangnya kapan kita bertemu?? Aku saja baru beberapa minggu di sini..”
Zhoumi bermaksud melepaskan pelukannya, namun Donghae menahan.. ia menangis..
            “andwae hyung… bogoshipoyo..”
Sungmin kaget mendengarnya. Bagaimana mungkin Donghae merindukan orang yang belum pernah ia kenal??
            “ada apa sebenarnya??” tanya Heechul.
            “Zhoumi.. apa mungkin??” giliran Hankyung.
            “Hae.. sudah, hyung ada di sini.. akan menemanimu selalu.. kalau kau lelah tidurlah sekarang, hyung akan memelukmu seperti ini sampai kau tidur..”
Dan benar, Donghae tertidur pulas setelah beberapa menit.. Sungmin menggantikan Zhoumi memeluk Donghae.
            “sebenarnya apa yang terjadi??” kembali tanya Heechul.
Zhoumi….. “aku melihat mata yang sama…”
8 oktober… sebelas tahun silam..
Henry sedang berjalan bersama Leeteuk sang umma. Di tengah jalan tanpa sepengetahuan Leeteuk, seseorang tak sengaja menabrak Henry hingga rubik yang di pegangnya jatuh hingga sedikit ke tengah jalan raya. Melihat hal itu, namja kecil 8 tahun itu segera mengambilnya. Namun naas.. ia tak tahu kalau lampu  sedang hijau.. hampir saja ia tertabrak mobil pengankut barang kalau Leeteuk tidak menyelamatkannya. Kejadian begitu cepat.. Henry terlempar ke pinggir jalan dan kepalanya terbentur jalanan. Leeteuk?? Dia mengorbankan nyawanya demi Henry..
            “8 oktober?? Depan toko roti di perempatan jalan Jinan??” tanya Heechul
            “ne.. kau tahu kejadian itu??”
            “dulu kami tinggal di Jinan… hari itu…”
Donghae pergi bersama Kangin, appanya.. kami tidak tahu apa yang terjadi.. yang kami dengar, mereka mengalami kecelakaan beruntun. Kangin terlempar hingga keluar mobil menyisahkan Donghae yang akhirnya selamat.. walau setelah itu dia buta.. Donghae tidak pernah bercerita bagaimana kejadian waktu itu, dia selalu histeris saat mereka menyakannya. Itu membuat mereka takut dan memilih diam. Membiarkan Donghae hidup dengan kehilangan ingatan tentang Appanya. Walau mata Donghae bisa sembuh karena ada pendonor waktu itu, tapi ia belum sembuh dari ketakutannya.
            “jadi… waktu itu….”
            “mata Henry ada di tubuh Donghae sekarang.. itu kenapa dia merasa begitu dekat denganku??” Zhoumi memandang Donghae yang terlelap. Ia menyentuh pipi dongsaengnya dengan kebahagiaan di sana “Henry mengidap penyakit kanker, itu kenapa aku ingin jadi seorang dokter untuk menyembuhkannya.. tapi Tuhan berkata lain. Setelah kecelakaan itu.. ada pendarahan di kepalanya.. dokter  tidak bisa menyelamatkannya..”
            “lalu soal mata itu??” Sungmin penasaran.
            “Choi Uisanim.. memberitahu kami bahwa ada seorang anak yang membutuhkan donor mata, ia meminta persetujuan kami untuk mendonorkan mata Henry… kami setuju, karena sebelumnya Henry mengatakan ia ingin menolong seseorang sebelum ia pergi.. rupanya takdir menjawab permintaannya..”
            “aku tahu sekarang… Choi Uisanim juga yang merawat Donghae waktu itu…”
Kini terjawab sudah pertanyaan mereka, mengapa Donghae merasa mengenal Zhoumi. Karena mata itu milik Henry yang dulunya juga di gunakannya untuk memandang Zhoumi. Sudah lama bukan mata itu tidak melihat Zhoumi.. artinya, kerinduan Donghae terjawab.
            “jadi mata yang kulihat adalah mata yang sama….” Guman Zhoumi.
Hankyung dan Heechul saling pandang “aku tidak menyangka Tuhan mempertemukan kita seperti ini.. bahkan sekarang rasanya aku benar-benar bahagia..” ungkap Hankyung “paling tidak aku masih melihat mata Henry di dalam Donghae, tapi Donghae tetap Donghae.. bukan Henry.. aku akan menyayanginya sebagai Donghae..”
Heechul tersentuh “gumapta.. jongmal gumapta…”
            “Appa benar, Donghae dan Henry dua orang yang berbeda.. lihat saja, dia bahkan sangat manja.. Henry bukan anak yang manja..” tawa Zhoumi. Sungmin dan Heechul mengangguk. Tentu saja mereka setuju akan hal itu.
            “dia kelewat manja..” sambung Sungmin “tapi percayalah, kalau dia tidak manja.. dunia akan terasa aneh, itu kenapa aku menyayanginya yang manja ini..”
            “benarkah?? Kalau begitu aku juga akan merasakan sikap manja kelewat batasnya?? Aahh.. bisakah aku mengatasi ini nanti??”
Dan pecahlah tawa mereka.. mereka tak mau melihat kebelakang lagi, masa depan mereka ada di hadapan bukan di belakang. Biarlah yang lalu menjadi kenangan dan bagian hidup yang lain. mereka percaya di sana Leeteuk, Henry dan Kangin akan bahagia juga melihat keluarga mereka disatukan seperti ini.
**********************
            Donghae mengusap pipinya yang basah oleh air matanya sendiri. Matanya sayu, tangannya menyentuh fotonya bersama dengan Kangin.
            “Hae-ya..” panggil Sungmin.
            “hyunggg… aku merindukan Appa..”
Sungmin tahu, iapun juga merindukan Appanya. Untungnya keberadaan sosok Appa tergantikan oleh kehadiran Hankyung yang beberpa hari lalu resmi menjadi Appa mereka.
            “Appa belum menepati janjinya hyung…” isak Donghae.
            “katakan… apa yang dijanjikan Kangin Appa?” Sungmin merasa ini saatnya Donghae menceritakan kejadian itu.
            “Appa bilang akan mengajak kita ke Sea World.. waktu itu.. aku mendapat kupon potongan harga ke Sea World.. kau tahu hyung, Appa tidak tahu tempat itu.. makanya ia ingin kita pergi ke sana hari minggu..” Sungmin masih mendengarkan sambil sesekali mengusap kepala Donghae.
            “Appa bilang aku harus menyayikan satu lagu dulu baru Appa akan benar-benar mengajakku ke sana.. ini salahku, aku belum menyelesaikan lagu itu.. tapi Appa sudah pergi.. mobil itu berhenti tanpa tanda, Appa kehilangan kendali.. dan lagi Appa lupa memasang sabuk pengamannya.. aku melihatnya terlempar keluar lewat kaca depan… aku.. aku..” isak Donghae meledak. Tubuhnya gemetar, ia masih sangat ketakutan mengingat kejadian itu.. Sungmin memeluknya erat. Mengusap punggungnya memberi ketengangan.
Hankyung, Heechul dan Siwon tak sengaja mereka mendengarkannya dari balik pintu.
            “dia pasti sangat ketakutan waktu itu..” bisik Hankyung.
            “ne…” air mata Heechul ikut keluar, ia tak menyangka Donghae mengalami hal buruk dalam hidupnya. “mata Donghae terkena pecahan kaca… dia pasti melihat semua kejadian itu..”
            “Appa.. ku rasa saatnya kita menyembuhkan trauma Donghae..” seru Zhoumi.
****************
            “ayo masuk Hae..” Donghae menggeleng.
            “Kau tidak perlu bernyanyi dulu untuk bisa masuk..”
            “ne??”
            “dengar Donghae-ya.. mulai sekarang, biarkan Kangin Appa tenang di sana dengan melihat senyummu.. dia pasti sedih saat kau melupakannya kemarin.. dia pasti sedih kalau kau juga sedih.. Kangin Appa sudah mengirim Hankyung Appa dan juga Zhoumi hyung untuk membantunya menepati janji…” jelas Sungmin.
            “dan Henry.. memintamu untuk menggunakan matanya dengan baik.. untuk menjadi dongsaeng yang baik untuk Zhoumi hyung.. juga untuk Sungmin..”
Deegg…
Donghae ingat, mata itu milik Henry.. dan semua yang dikatakan hyungnya juga benar.. ia punya kesempatan untuk hidup dengan baik, mereka mengirim orang-orang yang baik untuk menjaga keluarganya. Lalu untuk apa ia takut lagi? semuanya sudah terjawab kini.. inilah hidupnya dan keluarganya sekarang..
            “kajja Hae..” sambut Heechul “umma ingin tahu di dalam sana ada apa??”
            “kajja… kau tidak ingin menunggu lagi sampai besok kan??” goda Hankyung.
Donghae tersenyum dan mengangguk mantab.
            “KAJJJAA!! PALLII.. PAALLII..” teriaknya sambil menyeret Sungmin dan Zhoumi.
Heechul dan Hankyung tertawa melihatnya, terlebih saat Sungmin dan Zhoumi yang kualahan dengan sikap manja Donghae.
            “sepertinya ia sudah kembali menjadi Donghae..” guman Hankyung.
            “ne, lihat saja betapa repotnya Sungmin dan Zhoumi..”
            “apa kita perlu membuatkannya dongsaeng??”
            “Yak!! kau ini.. kita sudah sepakat akan merawat mereka bertiga saja..”
            “ne.. ne.. arraseo!! Tiga saja sudah merepotkan..”
            “sebenarnya bukan tiga.. tapi cuma satu yang merepotkan!!” dan Hankyung mengangguk, tentu ia tahu siapa yang dimaksud oleh Heechul.

Your eyes speak to me…
mata memang tak pernah bohong.. karena mata, hati bisa merasakan cinta.. karena mata adalah jendela hati.. satu-satunya organ tubuh manusia yang sulit untuk berbohong. 
_Final_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar