Fanfiction
Cast :
Donghae_Sungmin_Zhoumi_Heechul_Hankyung_(Henry)
Sumary :
Dengan mata barunya ia bisa melihat
lagi. namun mata itu menyiksanya saat ia berhadapan dengan Zhoumi, namja tinggi
dengan kulit putih dan berwajah tampan itu. mereka sama-sama namja tapi
perasaan aneh tak bisa dihindarinya. Lebih tersiksa lagi saat sang umma menikah
dengan appa Zhoumi.
*************************
Heechul memperkenalkan calon suami dan Appa bagi kedua
putranya, Sungmin dan Donghae. malam itu mereka sepakat untuk makan malam
bersama di restoran ayam kesukaan Donghae. Heechul sudah berdandan cantik namun
sederhana mengingat usianya bukan muda lagi. Sungmin mengenakan setelah tuxedo
tanpa dasi di kemejanya dan membiarkannya terbuka. Donghae, sejak awal dia
malas bertemu dengan mereka. Ada keraguan di hatinya untuk menerima Appa baru.
Ia hanya memakai kemeja bermotif kotak-kotak warna biru tua yang dibiarkan
tanpa mengancingkannya hingga kaos warna putihnya terlihat. namja manis ini
mengerucutkan bibir sejak tadi sebelum berangkat.
“jangan seperti itu Hae, kau ingin melihat Umma bahagia
kan?” bisik Sungmin membujuk adiknya. Donghae hanya diam, tentu saja Ia ingin
keluarganya bahagia.
“kau bisa memiliki Appa lagi, kau bahkan punya satu hyung
lagi.. bukankah itu menyenangkan?? Ada yang akan mengantarmu sekolah..
menemanimu bermain..” kembali kata Sungmin. Heechul hanya tersenyum mendengar
penuturannya. Ia bangga pada Sungmin yang mampu berpikir dewasa itu. Sungmin
memang pandai dalam hal mengatasi kelakuan adiknya. Namja 25 tahun itu mengusap
kepala Donghae yang 7 tahun lebih muda darinya.
Sesaat orang yang
mereka tunggu tiba. Dua orang namja keturuan Cina itu nampak elegan. Hangeng,
mengubah namanya menjadi Hankyung saat ia di Korea. Di sampingnya, Zhoumi,
namja tinggi dan putih itu begitu sangat tampan.
“maaf, kalian menunggu lama?”
“aniyo.. kami baru saja sampai..” papar Heechul.
“kau cantik malam ini..” puji Hankyung “ahh.. aku sampai
lupa mengenalkan putraku…”
“Zhoumi imnida…”
“ooh, kau juga bisa berbahasa Korea??”
“ne, Umma dulu seorang Korea jadi kami belajar darinya..”
“gurrae… ah, Zhoumi-ya.. ini Sungmin dan Donghae..”
perkenal Heechul.
Mereka saling menatap.
Sungmin tersenyum senang melihat Zoumi, artinya dia memiliki teman yang sepadan
sekarang. Ya, jarak usia Sungmin dan Zhoumi tidak terlalu jauh. Mereka lahir di
tahun yang sama hanya beda bulan saja.
“jadi, kau bisa memanggil Sungmin dengat sebutan hyung..”
“umma.. tapi aku lebih suka kalau dia memanggil namaku
saja, jarak usia kami tidak jauh..” protes Sungmin.
“OMO, tetap saja dia dongsaengmu Sungmin-ah..”
“ahh.. arra..”
“Hae, kau tidak menyapa Hyung dan Appa barumu??”
Donghae menunduk, bukan
ia tak mau atau takut tapi ada perasaan aneh saat melihat mereka berdua.
Terutama menatap Zhoumi, rasanya ia ingin sekali menangis saat ini..
“waeyo??” Sungmin membaca ada yang aneh dengan
dongsaengnya “gwaenchana??”
“hyung…. Aku pusing..”
“Mwo?? kau sakit??” sontak Sungmin dan Heechul panik.
Donghae baik-baik saja tadi tapi tiba-tiba mengeluh pusing. Bahkan kini namja
itu meletakkan kepalanya di bahu Sungmin sambil memejamkan mata.
Donghae sendiri tak
tahu apa yang terjadi padanya. Tubuhnya melemas seketika, ia tak kuat lagi
menahan berat tubuhnya sendiri.
“sebaiknya kita bawa Donghae pulang.. Zhoumi, kau bisa
memeriksanya kan??”
Zhoumi mengangguk namun
dipandang heran oleh Sungmin.
“jangan kuatir, Zhoumi baru saja lulus dari kuliah
kedokterannya, ia tahu apa yang harus dilakukan..” kata Hankyung, ia tahu
persis pandangan mata Sungmin yang penuh tanya itu.
Akhirnya mereka
menggendong Donghae. Namja itu benar-benar lemas sekarang.
********************
Tangannya terasa berat saat ia ingin bangun, ada
seseorang di sana yang menggunakan lengannya untuk tidur.
“hyung….. kenapa kau tidur di sini?”
“Hae?? kau sudah bangun?? Kau baik-baik saja?? katakan
kalau ada yang sakit..”
“naneun gwaenchana hyung..”
Sungmin tak percaya, ia
menyentuh kening Donghae memastikan suhu tubuhnya tidak panas. Akhirnya ia lega
setelah merasakan adiknya baik-baik saja.
“aku mengacaukan acara tadi malam ya??” sesalnya
“mianhae.. tapi aku tidak tahu hyung tiba-tiba saja kepalaku pusing…”
“semua baik-baik saja.. kau tidak mengacaukannya.. malah
semalam, Zhoumi yang memeriksamu.. kau tahu? Dia seorang dokter muda…” cerita
Sungmin.
“benarkah???”
“ne,..”
“aku tidak tahu hyung.. saat aku melihat Zhoumi Ge..
rasanya aku ingin menangis.. aku ingin sekali memeluknya..”
“kalau begitu lakukan.. lakukan apa yang ingin kau
lakukan padanya Hae..”
“waeyo??”
“kau ingin tahu kenapa kau merasakan itu kan? Jadi
lakukan agar kau mendapat jawabannya..”
***************************
Donghae ragu-ragu saat melihat Zhoumi dan Hankyung berada
di dalam rumahnya. Hankyung dan Heechul sepertinya sibuk mempersiapkan
pernikahan mereka yang walaupun sederhana namun tetap ingin menjadi moment
membahagiakan.
“Hae.. kenapa diam saja di situ? Kemarilah.. duduklah..”
ajak Heechul.
Donghae akhirnya
mendekat, duduk di samping Zhoumi sekalipun masih tak berani menatapnya.
“bagaimana keadaanmu Hae?” tanya Zhoumi.
“na?? eoohh.. aku baik-baik saja..”
“ehm, boleh aku memeriksamu?? Terakhir kali kau sakit
tanpa sebab..” tangan Zhoumi menyentuh tangan Donghae.
“ge…..” Donghae akhirnya menatap wajah Zhoumi “Zhoumi
Ge…”
“kau boleh memanggilku hyung, bukankah aku juga akan
menjadi orang korea sekarang??”
“akkh……” lagi lagi.. Donghae merasakan kepalanya sakit
seketika. Zhoumi menangkap tubuhnya dan memeluknya.
Seketika, semua diam..
Donghae juga diam… ia
merasakan kehangat saat berada di pelukan Zhoumi. Seakan pelukan itu sudah
sangat lama tak dirasakannya.. hatinya juga sangat nyaman..
Perasaan apa itu??
Donghae masih bingung…
“rasanya aku sudah mengenal Zhoumi hyung… apa kita pernah
bertemu sebelumnya hyung??” tanya Donghae dalam pejaman matanya.
Zhoumi menggeleng
“aniyo Hae.. memangnya kapan kita bertemu?? Aku saja baru beberapa minggu di
sini..”
Zhoumi bermaksud
melepaskan pelukannya, namun Donghae menahan.. ia menangis..
“andwae hyung… bogoshipoyo..”
Sungmin kaget
mendengarnya. Bagaimana mungkin Donghae merindukan orang yang belum pernah ia
kenal??
“ada apa sebenarnya??” tanya Heechul.
“Zhoumi.. apa mungkin??” giliran Hankyung.
“Hae.. sudah, hyung ada di sini.. akan menemanimu
selalu.. kalau kau lelah tidurlah sekarang, hyung akan memelukmu seperti ini
sampai kau tidur..”
Dan benar, Donghae
tertidur pulas setelah beberapa menit.. Sungmin menggantikan Zhoumi memeluk
Donghae.
“sebenarnya apa yang terjadi??” kembali tanya Heechul.
Zhoumi….. “aku melihat
mata yang sama…”
8 oktober… sebelas tahun silam..
Henry sedang berjalan bersama Leeteuk sang umma. Di tengah
jalan tanpa sepengetahuan Leeteuk, seseorang tak sengaja menabrak Henry hingga
rubik yang di pegangnya jatuh hingga sedikit ke tengah jalan raya. Melihat hal
itu, namja kecil 8 tahun itu segera mengambilnya. Namun naas.. ia tak tahu
kalau lampu sedang hijau.. hampir saja
ia tertabrak mobil pengankut barang kalau Leeteuk tidak menyelamatkannya.
Kejadian begitu cepat.. Henry terlempar ke pinggir jalan dan kepalanya
terbentur jalanan. Leeteuk?? Dia mengorbankan nyawanya demi Henry..
“8 oktober?? Depan toko roti di perempatan jalan Jinan??”
tanya Heechul
“ne.. kau tahu kejadian itu??”
“dulu kami tinggal di Jinan… hari itu…”
Donghae pergi bersama Kangin, appanya.. kami tidak tahu apa
yang terjadi.. yang kami dengar, mereka mengalami kecelakaan beruntun. Kangin
terlempar hingga keluar mobil menyisahkan Donghae yang akhirnya selamat.. walau
setelah itu dia buta.. Donghae tidak pernah bercerita bagaimana kejadian waktu
itu, dia selalu histeris saat mereka menyakannya. Itu membuat mereka takut dan
memilih diam. Membiarkan Donghae hidup dengan kehilangan ingatan tentang
Appanya. Walau mata Donghae bisa sembuh karena ada pendonor waktu itu, tapi ia
belum sembuh dari ketakutannya.
“jadi… waktu itu….”
“mata Henry ada di tubuh Donghae sekarang.. itu kenapa
dia merasa begitu dekat denganku??” Zhoumi memandang Donghae yang terlelap. Ia
menyentuh pipi dongsaengnya dengan kebahagiaan di sana “Henry mengidap penyakit
kanker, itu kenapa aku ingin jadi seorang dokter untuk menyembuhkannya.. tapi
Tuhan berkata lain. Setelah kecelakaan itu.. ada pendarahan di kepalanya..
dokter tidak bisa menyelamatkannya..”
“lalu soal mata itu??” Sungmin penasaran.
“Choi Uisanim.. memberitahu kami bahwa ada seorang anak
yang membutuhkan donor mata, ia meminta persetujuan kami untuk mendonorkan mata
Henry… kami setuju, karena sebelumnya Henry mengatakan ia ingin menolong
seseorang sebelum ia pergi.. rupanya takdir menjawab permintaannya..”
“aku tahu sekarang… Choi Uisanim juga yang merawat
Donghae waktu itu…”
Kini terjawab sudah
pertanyaan mereka, mengapa Donghae merasa mengenal Zhoumi. Karena mata itu
milik Henry yang dulunya juga di gunakannya untuk memandang Zhoumi. Sudah lama
bukan mata itu tidak melihat Zhoumi.. artinya, kerinduan Donghae terjawab.
“jadi mata yang kulihat adalah mata yang sama….” Guman
Zhoumi.
Hankyung dan Heechul
saling pandang “aku tidak menyangka Tuhan mempertemukan kita seperti ini.. bahkan
sekarang rasanya aku benar-benar bahagia..” ungkap Hankyung “paling tidak aku
masih melihat mata Henry di dalam Donghae, tapi Donghae tetap Donghae.. bukan
Henry.. aku akan menyayanginya sebagai Donghae..”
Heechul tersentuh
“gumapta.. jongmal gumapta…”
“Appa benar, Donghae dan Henry dua orang yang berbeda..
lihat saja, dia bahkan sangat manja.. Henry bukan anak yang manja..” tawa
Zhoumi. Sungmin dan Heechul mengangguk. Tentu saja mereka setuju akan hal itu.
“dia kelewat manja..” sambung Sungmin “tapi percayalah,
kalau dia tidak manja.. dunia akan terasa aneh, itu kenapa aku menyayanginya
yang manja ini..”
“benarkah?? Kalau begitu aku juga akan merasakan sikap
manja kelewat batasnya?? Aahh.. bisakah aku mengatasi ini nanti??”
Dan pecahlah tawa
mereka.. mereka tak mau melihat kebelakang lagi, masa depan mereka ada di
hadapan bukan di belakang. Biarlah yang lalu menjadi kenangan dan bagian hidup
yang lain. mereka percaya di sana Leeteuk, Henry dan Kangin akan bahagia juga
melihat keluarga mereka disatukan seperti ini.
**********************
Donghae mengusap pipinya yang basah oleh air matanya
sendiri. Matanya sayu, tangannya menyentuh fotonya bersama dengan Kangin.
“Hae-ya..” panggil Sungmin.
“hyunggg… aku merindukan Appa..”
Sungmin tahu, iapun
juga merindukan Appanya. Untungnya keberadaan sosok Appa tergantikan oleh
kehadiran Hankyung yang beberpa hari lalu resmi menjadi Appa mereka.
“Appa belum menepati janjinya hyung…” isak Donghae.
“katakan… apa yang dijanjikan Kangin Appa?” Sungmin
merasa ini saatnya Donghae menceritakan kejadian itu.
“Appa bilang akan mengajak kita ke Sea World.. waktu
itu.. aku mendapat kupon potongan harga ke Sea World.. kau tahu hyung, Appa
tidak tahu tempat itu.. makanya ia ingin kita pergi ke sana hari minggu..” Sungmin
masih mendengarkan sambil sesekali mengusap kepala Donghae.
“Appa bilang aku harus menyayikan satu lagu dulu baru
Appa akan benar-benar mengajakku ke sana.. ini salahku, aku belum menyelesaikan
lagu itu.. tapi Appa sudah pergi.. mobil itu berhenti tanpa tanda, Appa
kehilangan kendali.. dan lagi Appa lupa memasang sabuk pengamannya.. aku
melihatnya terlempar keluar lewat kaca depan… aku.. aku..” isak Donghae
meledak. Tubuhnya gemetar, ia masih sangat ketakutan mengingat kejadian itu..
Sungmin memeluknya erat. Mengusap punggungnya memberi ketengangan.
Hankyung, Heechul dan
Siwon tak sengaja mereka mendengarkannya dari balik pintu.
“dia pasti sangat ketakutan waktu itu..” bisik Hankyung.
“ne…” air mata Heechul ikut keluar, ia tak menyangka
Donghae mengalami hal buruk dalam hidupnya. “mata Donghae terkena pecahan kaca…
dia pasti melihat semua kejadian itu..”
“Appa.. ku rasa saatnya kita menyembuhkan trauma
Donghae..” seru Zhoumi.
****************
“ayo masuk Hae..” Donghae menggeleng.
“Kau tidak perlu bernyanyi dulu untuk bisa masuk..”
“ne??”
“dengar Donghae-ya.. mulai sekarang, biarkan Kangin Appa
tenang di sana dengan melihat senyummu.. dia pasti sedih saat kau melupakannya
kemarin.. dia pasti sedih kalau kau juga sedih.. Kangin Appa sudah mengirim Hankyung
Appa dan juga Zhoumi hyung untuk membantunya menepati janji…” jelas Sungmin.
“dan Henry.. memintamu untuk menggunakan matanya dengan
baik.. untuk menjadi dongsaeng yang baik untuk Zhoumi hyung.. juga untuk
Sungmin..”
Deegg…
Donghae ingat, mata itu
milik Henry.. dan semua yang dikatakan hyungnya juga benar.. ia punya
kesempatan untuk hidup dengan baik, mereka mengirim orang-orang yang baik untuk
menjaga keluarganya. Lalu untuk apa ia takut lagi? semuanya sudah terjawab
kini.. inilah hidupnya dan keluarganya sekarang..
“kajja Hae..” sambut Heechul “umma ingin tahu di dalam
sana ada apa??”
“kajja… kau tidak ingin menunggu lagi sampai besok kan??”
goda Hankyung.
Donghae tersenyum dan
mengangguk mantab.
“KAJJJAA!! PALLII.. PAALLII..” teriaknya sambil menyeret
Sungmin dan Zhoumi.
Heechul dan Hankyung
tertawa melihatnya, terlebih saat Sungmin dan Zhoumi yang kualahan dengan sikap
manja Donghae.
“sepertinya ia sudah kembali menjadi Donghae..” guman
Hankyung.
“ne, lihat saja betapa repotnya Sungmin dan Zhoumi..”
“apa kita perlu membuatkannya dongsaeng??”
“Yak!! kau ini.. kita sudah sepakat akan merawat mereka
bertiga saja..”
“ne.. ne.. arraseo!! Tiga saja sudah merepotkan..”
“sebenarnya bukan tiga.. tapi cuma satu yang
merepotkan!!” dan Hankyung mengangguk, tentu ia tahu siapa yang dimaksud oleh
Heechul.
Your eyes speak to me…
mata memang tak pernah bohong.. karena mata, hati bisa
merasakan cinta.. karena mata adalah jendela hati.. satu-satunya organ tubuh
manusia yang sulit untuk berbohong.
_Final_
_Final_