셋 [set] tiga
Musik berdebum tak
beraturan yang biasa di dengarnya kini tak lagi membawanya untuk bisa hanya
sekedar menggoyangkan kakinya. Segelas alkohol di tangannya tak lagi di sentuh
bibirnya sejak tegukkannya yang pertama tadi. Bahkan beberapa gadis yang datang
padanya nampak tak terhiraukan. Pikirannya tidak berada bersama nyawa dan
tubuhnya saat ini, tapi berada dan mungkin sekarang sedang mengintai seseorang
di luar sana yang tak lain adalah Hana. Gadis yang mampu membuatnya berada
dalam keheningan yang manjatuhkan hatinya hingga ke lembah paling dalam
penyesalannya.
Dia, Lintang.. yang
berada di dunianya tapi tidak dengan hatinya. Matanya menerawang jauh ke masa
lalunya yang kelam. Tak ingin lagi ia menyentuh bahkan mengingat masa lalu itu
barang sejenak. Ia tak ingin bibirnya menuturkan sederetan kisah masa lalu yang
menjadikannya seperti ini.
Hana.. sang peri yang
memberi seberkah harapan padanya yang sudah gelap tak tahu arah. Ah, bukan tak
tahu arah tapi tak peduli lagi pada arah hidupnya.
“Lintang..”
“Tara?” Lintang terkejut mendengar
teguran Tara
“ada masalah?”
“tidak..”
“kau tidak pernah bisa bohong padaku
kan?” ujarnya. ia masih mengaduk minuman yang dibuatnya. Setelah kejadian
beberapa hari yang lalu, Tara nekad keluar dari rumah sakit karena ia tak ingin
Hana curiga. Ia juga tak ingin di anggap lemah karena penyakitnya. Ia menyukai
perkerjaannya saat ini, dan itu salah satu yang menghibur hatinya selain Hana
di urutan terpentingnya.
“kau selalu bisa membaca
pikiranku..” jawabnya sambil tersenyum “ah.. aku hanya meratapi nasib saja..”
“jangan lakukan itu.. tidak ada
gunanya.. ratapi saja bagaimana masa depanmu nanti itu jauh lebih berarti..”
Lintang kembali
tertsenyum, kali ini mungkin ia tertawa “kau bisa saja..”
“sudahlah.. mungkin sudah saatnya
kau tegas dengan jalan hidupmu.. tegas dan berani..” tara menghentikan
aktivitasnya sebentar saat memberi penekanan pada kalimatnya “aku akan
mendukungmu, kau itu orang baik.. hanya keadaannya yang menjadikanmu menjadi
jahat..”
“begitukah? Kau tidak sedang
menghiburku kan?”
“apa aku kelihatan seperti itu?”
Lintang menggeleng… ia
meneguk sisah alkoholnya kini.. namun tidak sampai habis dan ia memutuskan
untuk pergi.
“akan ku pikirkan semuanya.. semua
yang kalian katakan.. kau dan Hana..” ujarnya sebelum meninggalkan Tara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar