Minggu, 05 Januari 2014

LOTUS (3)



[set] tiga
Musik berdebum tak beraturan yang biasa di dengarnya kini tak lagi membawanya untuk bisa hanya sekedar menggoyangkan kakinya. Segelas alkohol di tangannya tak lagi di sentuh bibirnya sejak tegukkannya yang pertama tadi. Bahkan beberapa gadis yang datang padanya nampak tak terhiraukan. Pikirannya tidak berada bersama nyawa dan tubuhnya saat ini, tapi berada dan mungkin sekarang sedang mengintai seseorang di luar sana yang tak lain adalah Hana. Gadis yang mampu membuatnya berada dalam keheningan yang manjatuhkan hatinya hingga ke lembah paling dalam penyesalannya.
Dia, Lintang.. yang berada di dunianya tapi tidak dengan hatinya. Matanya menerawang jauh ke masa lalunya yang kelam. Tak ingin lagi ia menyentuh bahkan mengingat masa lalu itu barang sejenak. Ia tak ingin bibirnya menuturkan sederetan kisah masa lalu yang menjadikannya seperti ini.
Hana.. sang peri yang memberi seberkah harapan padanya yang sudah gelap tak tahu arah. Ah, bukan tak tahu arah tapi tak peduli lagi pada arah hidupnya.
            “Lintang..”
            “Tara?” Lintang terkejut mendengar teguran Tara
            “ada masalah?”
            “tidak..”
            “kau tidak pernah bisa bohong padaku kan?” ujarnya. ia masih mengaduk minuman yang dibuatnya. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, Tara nekad keluar dari rumah sakit karena ia tak ingin Hana curiga. Ia juga tak ingin di anggap lemah karena penyakitnya. Ia menyukai perkerjaannya saat ini, dan itu salah satu yang menghibur hatinya selain Hana di urutan terpentingnya.
            “kau selalu bisa membaca pikiranku..” jawabnya sambil tersenyum “ah.. aku hanya meratapi nasib saja..”
            “jangan lakukan itu.. tidak ada gunanya.. ratapi saja bagaimana masa depanmu nanti itu jauh lebih berarti..”
Lintang kembali tertsenyum, kali ini mungkin ia tertawa “kau bisa saja..”
            “sudahlah.. mungkin sudah saatnya kau tegas dengan jalan hidupmu.. tegas dan berani..” tara menghentikan aktivitasnya sebentar saat memberi penekanan pada kalimatnya “aku akan mendukungmu, kau itu orang baik.. hanya keadaannya yang menjadikanmu menjadi jahat..”
            “begitukah? Kau tidak sedang menghiburku kan?”
            “apa aku kelihatan seperti itu?”
Lintang menggeleng… ia meneguk sisah alkoholnya kini.. namun tidak sampai habis dan ia memutuskan untuk pergi.
            “akan ku pikirkan semuanya.. semua yang kalian katakan.. kau dan Hana..” ujarnya sebelum meninggalkan Tara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar