Happy Ending or Sad Ending?
Kupejamkan mata ini untuk bisa melihat begitu indah kenangan
lalu itu. udara dingin mengiring rintik hujan sore itu. ku hirup udara yang
cukup untuk membuat dadaku yang terasa sesak ini lega bernapas. Alunan musik
seakan makin membuat aku terjebak dalam mimpi masa lalu itu. kenapa mesti
terjadi, kenangan itu memang indah. Namun ketika semua berakhir, aku tak mampu
mengulang lagi langkah baru ditempat yang sama.
Brak Brak Brak!! (suara gedoran pintu)
“KEYRA!!”
ditambah teriakan dari luar kamar
Keyra kaget, menengok dibalik jeruji kaca jendela kamar kostnya
lalu segera membuka pintu setelah tau siapa yang teriak.
“Berisik tau!!
Ada apa?” setelah pintu terbuka
“Jalan yuk!!”
Radhe masuk kamarnya
“kemana?”
“Male!!” (Male
= Malioboro)
“ngapain?”
“suntuk..”
“males ach!”
“Key, pliss!!”
“Keluar dulu!!
Aku mau ganti baju!”
Radhe nurut. Keluar kamar Keyra sambil nyengir.
Lima menit. Keyra keluar sambil membawa helm, mengunci pintu
kamar kostnya.
“buruan!!”
Tiga menit. Keyra berada diboncengan Radhe, menelusur jalan.
Lima belas menit. Radhe membawa motornya untuk diparkir depan
Male Mall. Menggandeng lengan Keyra dan mengajaknya masuk Mall itu.
“berantem sama pacar?” tanya Keyra sejenak mereka jalan
“sejak kapan aku punya pacar? Bahagia sekali kalau aku punya
pacar dan yang pasti tak kan ku ajak kau jalan saat ini..”
“Kurang asem!! Gitu yang namanya teman?”
“Kau yang mulai pertengkaran ini..”
“pertengkaran
ini? aku tidak merasa sedang bertengkar denganmu..”
“tapi aku
merasa..”
“itukan kau,
bukan aku!!”
“sama saja..”
“sama dari
mana?”
“dari tadi..”
“maksa
banget..”
“biarin..!!”
Keduanya diam.
“aku mau
makan..” gerutu Keyra
Radhe masih menggandeng lengannya, naik eskalator ke lantai tiga
lalu pesan makan. Makanan yang sama tiap kali mereka pergi berdua seperti ini.
Ayam krispi.
“jadi kenapa?”
ulang Keyra
“gak jelas,
tiba-tiba suntuk!!”
“sebenarnya aku
juga!!”
“kenapa?” Radhe balik tanya
“gak jelas, tiba-tiba suntuk”
“terus gimana..?”
“cuma kamu yang bikin suntuk ini ngilang..”
“benarkah?”
“jangan GR..”
Radhe mengulurkan jari manisnya. Keyra menyambut sambil
tersenyum.
“udah, makan
dulu yuk..”
“habis ini mau kemana?”
“kemana aja,
yang penting jalan!!”
Empat puluh lima menit. Selesai makan, Radhe mengajak Keyra
jalan lagi menyusur Malioboro. Terpajang dagangan para penjual baju batik,
hiasan batik, asesoris batik, gelang, kalung, segala macam lainya yang aneh dan
berbau budaya Jogja.
Sampai didepan Benteng.
“mas, gulalinya
satu..” ucap Keyra pada penjual gulali sambil menyodorkan uang dua ribu rupiah.
“duduk situ
yuk..” Radhe menariknya. Duduk di gasebo dengan kapasitas lima orang dipinggir
jalan itu.
Keyra asyik menikmati gulali yang dibelinya.
“mau?!”
Tanpa ragu, Radhe menggigit daun bunga gulali. Lalu keduanya
sibuk menghabiskannya. Lama sekali tanpa suara.
“kenapa?” tanya
Keyra lagi
“hampa.. gak
tau kenapa, tapi benar-benar hampa..”
“rasanya
seperti capek untuk hidup?” sambung Keyra
“he..e..” Radhe
mengangguk.
Keyra duduk bersandar, memejamkan mata dan mengambil napas panjang.
“aku juga
capek, rasanya hidup ini gak ada tujuan.. aku sendiri bingung, untuk apa
sebenarnya aku hidup? Kuliah.. cari ilmu.. kerja.. makan.. cuma gitu-gitu
doank.. gak bermakna..”
“lalu Tuhan?”
“itu dia Dhe..
pernah gak kamu nanya kenapa Tuhan nyiptain kita untuk hidup, nyiptain dunia
ini, nyiptain masalah untuk kita hadapi..”
“emang masalah
dari Tuhan? Bukan kita yang bikin?”
“bukan itu,
maksudnya kenapa kita mesti menghadapi masalah? Untuk hidup?”
“kalau gak ada
masalah berarti gak ada kehidupan..”
“sok tau?”
“bukan aku yang ngomong!”
“Habis makan gulali? Jadi nglantur..”
“haha..”
“Dhe.. lihat!!”
seru Keyra
Jauh kedepan ada adegan cinta.
“lagi
shoting..!! FTV paling-paling..”
“permainan
hidup lagi?”
“he..e..” Radhe
mengiyakan.
Andai hidup seperti cerita dalam sinema-sinema.. alangkah sangat
begitu sekali indah. Bagaimana tidak? Jalan ceritanya kan kita bisa menentukan
sendiri hingga menjadi cerita yang Happy Ending..
“akhir yang
bahagia!!”
“tapi kita cuma
manusia, gak ada yang bisa menebak jalan Tuhan..” lanjut Radhe
“he..e.., kita
jalani aja semua ini. yang penting udah usaha, entah happy ending.. sad
ending.. biar Dia yang menentukan!”
“bijaksana
sekali? Tumben?”
“gara2 gulali
nich..!”
“haha..”
God!! Help me to walk in my life..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar