Ia menginjakkan
kakinya lagi setelah lebih dari delapan tahun yang lalu ditinggalkannya Seoul.
Senyum ceria khas miliknya tak luput dari wajahnya yang manis. Kini, dengan
keyakinan pasti ia berdiri di depan sebuah rumah berpintu coklat mengkilap.
Hanya di temani satu koper dan tas punggunya ia setia menunggu sang pemilik
rumah membukakan pintu. Hingga perlahan pintu itu memberi celah sedikit demi
sedikit membuatnya semakin dapat melihat isi di dalam rumah itu.
“nuguya?” seorang
namja lucu muncul bersama dengan terbukanya pintu tersebut “kau mau mencari
Appa? Atau Umma?” tanyanya langsung saat dilihatnya bahwa namja yang berada di
depannya dengan koper dan tas punggung itu tak jauh lebih tua darinya.
“Ap.. Appa…” jawabnya
gugup.
“Ahhh.. gurrae..
silakan masuk…”
Ia mengekor namja
pemilik rumah menuju sebuah ruang yang dapat ditebaknya dengan mudah kalau itu
adalah ruang tengah serba guna. Deretan sofa yang tertata rapi menghadap pada
satu ujung dinding dengan TV disana. Duduklah di sofa itu namja separuh baya
dengan koran di tangannya. Matanya masih serius dalam dunia korannya hingga ia
terusik dengan kedatangan dua orang ke arahnya.
“Appa.. ada yang ingin
bertemu dengan Appa..”
Diturunkan koran dari
tangannya sembari memandang ke arah sosok yang ingin menemuinya. Matanya
membulat penuh dalam sekejab. Bibirnya bergetar seakan ingin meneriakkan sebuah
kata. Dan seketika itu juga ia berdiri dan mendekati sang sosok.
“Ap.. Appa…” namja itu
menduduk saat yang dipanggilnya berjalan semakin dekat dengannya.
“Hae…. Donghae..
adeul…” di peluknya erat namja yang masih mematung indah di tempatnya itu.
Tanpa kata lagi ia mencium keningnya hingga sebulir air lepas di ujung matanya
“kau akan tinggal di sini?”
“ne Appa.. aku akan
kuliah di sini.. bolehkah?”
“tentu saja boleh..
Appa sangat merindukanmu.. dan lihat, kau sudah besar sekarang..” ujar Tn.Lee
Shin Wa pemilik Blossom Hotel senang melihat putranya yang kini sudah 18 tahun
itu. Lama tidak bertemu tidak membuatnya lupa akan anaknya, selama ini ia hanya
memandang saja pada photo yang dikirim untuknya.
“nado boghosipoyo
Appa..”
“ah, Sungmin… dia…”
“Lee Donghae,
dongsaengku…” sambut namja yang tadi menggiringnya masuk ke dalam. Namja yang
di panggil Sungmin oleh sang Appa. Ya, Sungmin namja 21 tahun itu sadar bahwa
ia memiliki seorang dongsaeng.
Tn.Lee tersenyum mendengarnya,
ia senang karena Sungmin mau menerima Donghae sekalipun masih terasa canggung
antara keduanya.
“berarti mulai
sekarang kau juga harus memanggilku umma..” sahut yeoja paruh baya dengan
sepiring kue ditangannya. Lee Cha Hyun, yang awalnya bermarga Park itu kini
telah menjadi Ny.Lee. Donghae membungkuk dan memberi hormat padanya.
“apa yang kau tunggu
Sungmin-ah.. bantu dongsaengmu ke kamarnya sekarang juga, lihatlah dia sudah
sangat lelah kurasa..” lanjutnya pada Sungmin yang lebih terlihat sebagai
perintah.
Sungmin mengangguk, ia
mengangkat koper Donghae dengan cekatan “kajja Hae.. aku bantu ke kamarmu…”
Donghae mengangguk dan
sekali lagi membukukkan badanya di depan Ny dan Tn.Lee. ia mengekor lagi di
belakang Sungmin hingga sampai di depan sebuah kamar. Kamar yang tak asing
baginya karena memang itu kamar miliknya. Pintu bercat putih itu terbuka pelan
menyambut sang pemilik yang sudah lama meninggalkannya. Dinding-dinding kamar
warna biru langit dan semua isi kamar yang tak jauh berbeda warnanya seakan
kembali melantunkan lagu penyambutan padanya.
“tidak ada yang
berubah…” guman Donghae
“ne, kau benar.. tidak
ada yang berubah. Appa membiarkan kamar ini seperti mulanya, ia tahu kau akan
kembali lagi dan menempati kamar ini..”
“gurrae… eeeoh, gumawo
Hyung sudah membantuku..”
“jangan pernah
sungkan.. kamarku ada di sebelah kamarmu. Kau bisa memanggilku kapan saja kau
mau kalau butuh bantuanku. Mulai sekarang, kau dongsaengku..” Donghae
mengangguk memberi jawaban “istirahatlah.. akan ku panggil nanti saat makan
malam..” ujar Sungmin sebelum ia keluar dari sana dan meninggalkan Donghae
seorang diri, bernostalgia dengan kenangan masa lalunya.
………………………………………………………………………….
Bulan menggantikan
Matahari menemani Bumi berputar pada porosnya. Cahayanya memang tidak seterang
milik sang siang, tapi remang cahaya malam membuat kehidupan terasa teduh.
Sungmin tak sabar
berlari ke kamar Donghae bermaksud mengajak dongsaengnya untuk menyantap
masakan ummanya. Setelah diketok beberapa kali tak satupun sahutan ia dapatkan.
Akhirnya, dengan membawa rasa penasarannya ia membuka pintu tak terkunci itu.
Matanya menyipit melihat namja yang masih bergelung dalam ranjang sambil
memeluk boneka wana orange menyalah itu.
“Hae… Donghae-ah..
irreona..” di tepuknya punggung namja itu sedikit keras “Hae-ah.. palli
irreona..” usahanya nampak sia-sia. Donghae masih tidak bergeming, hanya
dengkur napas halus yang terdengar. Sungmin menyerah, ia tidak membangunkannya
lagi. Diambilnya selimut di kaki Donghae dan menutupi tubuh dongsaengnya dengan
selimut itu hingga ujung dagu.
“Donghae sudah tidur
Appa, Umma.. dia sangat lelah sekali kelihatannya jadi aku tidak berani
membangunkannya..” Sungmin mengambil duduk di sebelah Ny.Lee
“ah, kalau begitu
biarkan saja.. kita makan sekarang..” ajak Tn.Lee
……………………………………………………………………………
“Yak!! kau ini kenapa
eeoh? Serakah sekali?” teriak Lee Sungmin pagi itu.
“Hyung, aku hanya
meminta sedikit sarapanmu dan kau berteriak sekeras itu?”
“apa kau bilang? Minta
sedikit? Kau mengambil semua sarapanku Park Hyukjae!!” Sungmin melotot tegas
pada Hyukjae, namja 19 tahun tersebut adalah adik sepupunya yang pagi itu sudah
berada di rumahnya. Seharusnya namja itu juga tinggal bersama Sungmin, tetapi
karena tidak ingin merepotkan orang lain Hyukjae lebih memilih tinggal di
sebuah apartement sederhana bersama seorang sahabat masa kecilnya, Kim Kibum.
“Kibum odieyo?” tanya
Sungmin sedikit melunak
“dia sudah berangkat
ke kampus pagi sekali, sepertinya dia akan ikut chasting hari ini. kau tahu
sendiri Hyung kalau dia sangat bermimpi menjadi aktor terkenal nantinya..”
Hyukjae mengatakan itu sambil melahap sarapan milik Sungmin yang tadi
direbutnya.
“dia memang berbakat,
sama seperti Ayahnya kurasa.. dan aku sangat mengagumi Kim Ajjussi sampai
sekarang..” nyatanya Sungmin memang mengagumi pria paruh baya itu, yang di
sebutnya sebagai Appa Kibum. Siapa yang tidak akan memandangnya? Aktor papan
atas yang terkenal dan sangat bijaksana dalam pemikiran Sungmin. Namun,
baginya.. Tn.Lee, sang Appa adalah tokoh utama dalam deretan ‘orang yang
dikagumi’.
“apa kau juga akan
mengagumiku nanti kalau aku menjadi seorang dancer terkenal Hyung? Akan ku
buktikan suatu saat nanti kau pasti akan selalu menangis bahagia kalau
melihatku di TV..”
“Ajjussi tidak sabar
dengan hari itu Hyuk..!” sahut Tn.Lee tiba-tiba. Di belakangnya seorang namja
berwajah polos mengikutinya, duduk di sebelah Appanya dan memainkan sarapan.
“Ajjussi…….??” Rengek
Hyukjae “nuguya?” kali ini pandangan matanya beralih pada namja yang baru saja
dilihatnya.
“dia dongsaengku
Hyuk..”
“ne, benar..
Donghae-ah.. perkenalkan dia Park Hyukjae, putra dari Park Boo Myeol adik dari
Cha Hyun Umma..” terang Tn.Lee
Donghae tersenyum
memperlihatkan wajah manis dan polosnya pada Hyukjae “Lee Donghae imnida..”
“aahh, Hyukjae… kau
sepertinya lebih muda dariku jadi panggil saja aku Hyung..” tanggapnya.
“ne.. Hyukjae hyung..”
“ah, Hae-ah.. hari ini
kau bisa pergi dengan Hyukjae. Dia akan mengantarmu ke kampus baru.. “ujar
Tn.Lee selanjutnya ia beralih pada Hyukjae “kau bisa membantuku kan Hyuk-ah?
Aku ada meeting hari ini, Ajjuma harus ke Busan dan Sungmin ada pertandingan
Tae Kwon Do..” jelasnya.
“gwaenchana Ajjussi..
aku senang bisa membantumu.. eeooh, jadi Donghae akan sekampus denganku?” ceria
Hyukjae
“dengan kita Hyuk!!”
protes Sungmin, pasalnya ia juga masih kuliah di tempat itu.
“aahh.. arra hyung…!!”
“Mian, Appa tidak bisa
mengantarmu hari ini… hyung juga umma..” sesal Tn.Lee pada Donghae
“gwaenchana Appa..
bukankah aku sudah besar sekarang? Lagi pula ada Hyukjae hyung.. kau tidak
perlu cemas Appa..” Donghae mengerti perkataan Tn.Lee. ini juga bukan hal yang
berat bukan? Hanya mendaftar saja dan memastikan kalau dia akan kuliah di
tempat itu.
“kalau begitu habiskan
sarapannya.. kau mau umma buatkan yang lain Hae?” tawar Ny.Lee melihat Donghae
hanya memandangi saja sarapannya tanpa memakannya.
“ani umma, hanya aku
tidak terbiasa sarapan… aku baru bisa makan pagi jam 10.. mianhae..” jujurnya
sambil menundukkan kepala menyembunyikan wajah menyesalnya.
Ny.Lee tidak kehabisan
akal sepertinya “gurrae.. kalau begitu umma akan buatkan bekal dan setelah jam
10 kau harus cepat memakannya..!! Hyukjae, tolong ingatkan Donghae untuk makan
bekalnya nanti..”
Donghae mendongakkan
wajahnya, ia tidak tahu harus bagaimana berekspresi. Yeoja yang sekarang di
panggilnya umma itu ternyata sangat baik padanya. Bahkan ia tidak membedakannya
dengan Sungmin. “Gumapsemida umma…” lirihnya.
“untuk apa Hae? sudah
kewajiban seorang umma yang memperhatikan kebutuhan anaknya bukan? Kau dan
Sungmin.. juga Hyukjae sama di mataku.. arraseo..?” ia mengatakan itu sambil
mengoyak pelan pucuk kepala Donghae membuat namja itu semakin terharu.
……………………………………………………………………
Hyukjae selesai dengan
tugasnya pada Donghae. namja itu sudah resmi menjadi mahasiswa di kampus yang
sama dengannya. Ia juga sudah memastikan Donghae memakan habis bekalnya. Kini
ia mengajak Donghae menemui sahabat satu-satunya.
“Hae, di rumahmu
sedang tidak ada orang.. jadi kau ikut aku saja ne.. nanti akan ku traktir
makan siang..” Hyukjae masih setia di belakang kemudinya dan membawa mobilnya
ke sebuah tempat..
Kedai ice cream..
“bagaimana? Sukses?”
tanya Hyukjae sementara mereka baru datang ke kedai itu dan belum duduk. Namja
yang di sapanya tersenyum memberi jawaban.
“duduklah.. sampai
kapan kau mau berdiri seperti itu eoh?”
“ah.. kau benar..”
Hyukjae tersadar “Kibum-ah.. aku ingin kau mengenal seseorang..” Kibum mengerti
maksud perkataan sahabatnya. Nyatanya Hyukjae tidak datang sendiri hari itu.
Tentu saja ia adalah namja yang sudah mengikut Hyukjae dari tadi pagi.
“Kim Kibum…” ucap
Kibum datar “siapa namamu?” tanya Kibum pada Donghae bahkan sebelum Hyukjae
menjelaskan dan mengenalkan mereka.
“Lee Donghae… na
Donghae imnida, Kibum ssi..”
“dia dongsaeng Sungmin
hyung yang baru saja datang dari Cina..”
“aku tidak bertanya
padamu Hyuk..” ujar Kibum. Ia masih memperhatikan Donghae dengan seksama,
rupanya dia sudah menarik hati Kibum “senang bertemu denganmu Donghae.. dan
jangan panggil aku seformal itu, panggil aku hyung..”
“ne, Bummie hyung…”
Deg.. ‘dia memanggilku Bummie hyung? Rasanya aneh tapi aku
menyukainya.. aaiish, kenapa ini? ada apa denganku?’ suara Kibum tertahan di
batin.
“ah, kau suka makan
ice cream Hae?” Kibum mengalihkan hatinya.
“aku sangat suka ice
cream hyung… bahkan aku berniat memesan dua porsi!!” kedua bola matanya sudah
bersinar mendengar kata ice cream.
“MWOO?? Haha..
pesanlah yang kau suka Hae..”
“kau yang akan bayar
hyung?”
“ne.. sebagai
sambutanmu yang baru datang ke Seoul!” Kibum senang Donghae bisa cepat akrab
dengannya. Manik matanya tak lepas dari wajah Donghae yang terus saja
dipandangnya, membuat Hyukjae menebak ada yang lain dari sahabatnya hari ini.
“kau kenapa Hyuk? Kau juga sama seperti Donghae kalau soal ice cream..
pesanlah” cibir Kibum.
Hyukjae memilih
mengangguk, ia sudah terbiasa dengan sikap Kibum yang menraktirnya kalau punya
uang.
……………………………………………………………………..
“kemana saja kalian?
Kenapa baru pulang?”
“mianhae Ajjuma, aku
mengajak mereka jalan-jalan hingga tak sadar kalau sudah malam.. tapi tenang
saja, aku sudah mengajak mereka makan malam..” sahut Kibum. Ia memang
bertanggungjawab karena membuat Donghae pulang hingga malam.
Ny.Lee melenguh pelan,
bukan karena ia melarang anaknya pulang malam tapi hanya kuatir terlebih
Donghae. “kenapa tidak ada yang memberitahuku? Hyukjae, kenapa kau tidak
menghubungiku eeooh?? Untung saja tidak terjadi sesuatu pada Donghae.. awas
saja kalian kalau…”
“Yak!! Ajjuma!! Jadi
kau hanya kuatir pada Donghae sampai memarahi kami seperti itu?” protes Hyukjae
“bahkan kau tidak menyuruh kami masuk? Ini dingin sekali..” ia menggosok kedua
telapak tangannya membuat kehangatan di sana.
“Aigo!! Cepat kalian
masuk… akan ku buatkan coklat panas..” Ny.Lee membuka pintu dengan lebar agar
ketiganya bisa masuk rumah melupakan kekesalannya.
Sungmin nampak keluar
dari kamarnya dan bergabung dengan mereka. Duduk di sebelah Donghae yang
wajahnya sedikit lelah “gwaenchana Hae?”
“ne hyung…”
“kalian ajak kemana
dongsaengku hah??” serunya “kalian tidak bisa lihat Donghae kelelahan? Aku
tidak akan mengampuni kalian kalau Donghae sampai sakit!”
“Hyung.. kau seperti
Ajjuma saja? Donghae bukan anak kecil.. dia tahu mana yang baik dan buruk
menurutnya, dan aku pikir jalan-jalan itu bukan hal yang buruk..” jawab Kibum
“ne hyung, jangan
berlebihan.. aku baik-baik saja.. gumawo sudah mengkawatirkanku!” wajahnya
menampakkan rasa terimakasih yang dalam. Rasanya ribuan kekacauan itu justru
membuat kehangatan baginya. Ia tak pernah bermimpi akan mendapat sejuta sayang
dari Umma dan Hyung tirinya.
“aku sudah berjanji
pada Appa untuk menjagamu Hae, jadi kalau mereka macam-macam denganmu bilang
saja padaku. Akan kuhajar mereka!!” candanya di iringi serangkaian tawa kecil
dan protes dari mulut Kibum dan Hyukjae.
“Ne hyung, Bummie
hyung dan Hyukkie hyung menjagaku dengan baik.. kau tenang saja!”
Kibum dan Hyukjae
terpaku, Donghae memanggil mereka dengan panggilan yang menampakkan bahwa
mereka sudah sangat dekat padahal baru hari ini mereka bertemu. Keduanya lalu
tersenyum menyimpul, Donghae memang pantas untuk di jaga.
Suasana kembali hangat
hingga Ny.Lee membawa senampan coklat panas untuk mereka. Bahkan kini Tn.Lee
sudah berada di tengah-tengahnya. Entah sejak kapan ia pulang dari urusan
kantornya.
Kenapa gak dilanjut ceritanyaaa??? Ini bagus bgt lohhhh.... Plisss lanjut yaaa, jeballll.
BalasHapusLanjut dong aku nungguin tapi gak lanjuy lanjut plies k pena dilanjut yaaaaaaaa
BalasHapus