Senin, 26 Agustus 2013

Fanfic : Purple Blossom (1)





Ia menginjakkan kakinya lagi setelah lebih dari delapan tahun yang lalu ditinggalkannya Seoul. Senyum ceria khas miliknya tak luput dari wajahnya yang manis. Kini, dengan keyakinan pasti ia berdiri di depan sebuah rumah berpintu coklat mengkilap. Hanya di temani satu koper dan tas punggunya ia setia menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu. Hingga perlahan pintu itu memberi celah sedikit demi sedikit membuatnya semakin dapat melihat isi di dalam rumah itu.
“nuguya?” seorang namja lucu muncul bersama dengan terbukanya pintu tersebut “kau mau mencari Appa? Atau Umma?” tanyanya langsung saat dilihatnya bahwa namja yang berada di depannya dengan koper dan tas punggung itu tak jauh lebih tua darinya.
“Ap.. Appa…” jawabnya gugup.
“Ahhh.. gurrae.. silakan masuk…”
Ia mengekor namja pemilik rumah menuju sebuah ruang yang dapat ditebaknya dengan mudah kalau itu adalah ruang tengah serba guna. Deretan sofa yang tertata rapi menghadap pada satu ujung dinding dengan TV disana. Duduklah di sofa itu namja separuh baya dengan koran di tangannya. Matanya masih serius dalam dunia korannya hingga ia terusik dengan kedatangan dua orang ke arahnya.
“Appa.. ada yang ingin bertemu dengan Appa..”
Diturunkan koran dari tangannya sembari memandang ke arah sosok yang ingin menemuinya. Matanya membulat penuh dalam sekejab. Bibirnya bergetar seakan ingin meneriakkan sebuah kata. Dan seketika itu juga ia berdiri dan mendekati sang sosok.
“Ap.. Appa…” namja itu menduduk saat yang dipanggilnya berjalan semakin dekat dengannya.
“Hae…. Donghae.. adeul…” di peluknya erat namja yang masih mematung indah di tempatnya itu. Tanpa kata lagi ia mencium keningnya hingga sebulir air lepas di ujung matanya “kau akan tinggal di sini?”
“ne Appa.. aku akan kuliah di sini.. bolehkah?”
“tentu saja boleh.. Appa sangat merindukanmu.. dan lihat, kau sudah besar sekarang..” ujar Tn.Lee Shin Wa pemilik Blossom Hotel senang melihat putranya yang kini sudah 18 tahun itu. Lama tidak bertemu tidak membuatnya lupa akan anaknya, selama ini ia hanya memandang saja pada photo yang dikirim untuknya.
“nado boghosipoyo Appa..”
“ah, Sungmin… dia…”
“Lee Donghae, dongsaengku…” sambut namja yang tadi menggiringnya masuk ke dalam. Namja yang di panggil Sungmin oleh sang Appa. Ya, Sungmin namja 21 tahun itu sadar bahwa ia memiliki seorang dongsaeng.
Tn.Lee tersenyum mendengarnya, ia senang karena Sungmin mau menerima Donghae sekalipun masih terasa canggung antara keduanya.
“berarti mulai sekarang kau juga harus memanggilku umma..” sahut yeoja paruh baya dengan sepiring kue ditangannya. Lee Cha Hyun, yang awalnya bermarga Park itu kini telah menjadi Ny.Lee. Donghae membungkuk dan memberi hormat padanya.
“apa yang kau tunggu Sungmin-ah.. bantu dongsaengmu ke kamarnya sekarang juga, lihatlah dia sudah sangat lelah kurasa..” lanjutnya pada Sungmin yang lebih terlihat sebagai perintah.
Sungmin mengangguk, ia mengangkat koper Donghae dengan cekatan “kajja Hae.. aku bantu ke kamarmu…”
Donghae mengangguk dan sekali lagi membukukkan badanya di depan Ny dan Tn.Lee. ia mengekor lagi di belakang Sungmin hingga sampai di depan sebuah kamar. Kamar yang tak asing baginya karena memang itu kamar miliknya. Pintu bercat putih itu terbuka pelan menyambut sang pemilik yang sudah lama meninggalkannya. Dinding-dinding kamar warna biru langit dan semua isi kamar yang tak jauh berbeda warnanya seakan kembali melantunkan lagu penyambutan padanya.
“tidak ada yang berubah…” guman Donghae
“ne, kau benar.. tidak ada yang berubah. Appa membiarkan kamar ini seperti mulanya, ia tahu kau akan kembali lagi dan menempati kamar ini..”
“gurrae… eeeoh, gumawo Hyung sudah membantuku..”
“jangan pernah sungkan.. kamarku ada di sebelah kamarmu. Kau bisa memanggilku kapan saja kau mau kalau butuh bantuanku. Mulai sekarang, kau dongsaengku..” Donghae mengangguk memberi jawaban “istirahatlah.. akan ku panggil nanti saat makan malam..” ujar Sungmin sebelum ia keluar dari sana dan meninggalkan Donghae seorang diri, bernostalgia dengan kenangan masa lalunya.
………………………………………………………………………….

Bulan menggantikan Matahari menemani Bumi berputar pada porosnya. Cahayanya memang tidak seterang milik sang siang, tapi remang cahaya malam membuat kehidupan terasa teduh.
Sungmin tak sabar berlari ke kamar Donghae bermaksud mengajak dongsaengnya untuk menyantap masakan ummanya. Setelah diketok beberapa kali tak satupun sahutan ia dapatkan. Akhirnya, dengan membawa rasa penasarannya ia membuka pintu tak terkunci itu. Matanya menyipit melihat namja yang masih bergelung dalam ranjang sambil memeluk boneka wana orange menyalah itu.
“Hae… Donghae-ah.. irreona..” di tepuknya punggung namja itu sedikit keras “Hae-ah.. palli irreona..” usahanya nampak sia-sia. Donghae masih tidak bergeming, hanya dengkur napas halus yang terdengar. Sungmin menyerah, ia tidak membangunkannya lagi. Diambilnya selimut di kaki Donghae dan menutupi tubuh dongsaengnya dengan selimut itu hingga ujung dagu.

“Donghae sudah tidur Appa, Umma.. dia sangat lelah sekali kelihatannya jadi aku tidak berani membangunkannya..” Sungmin mengambil duduk di sebelah Ny.Lee
“ah, kalau begitu biarkan saja.. kita makan sekarang..” ajak Tn.Lee
……………………………………………………………………………

“Yak!! kau ini kenapa eeoh? Serakah sekali?” teriak Lee Sungmin pagi itu.
“Hyung, aku hanya meminta sedikit sarapanmu dan kau berteriak sekeras itu?”
“apa kau bilang? Minta sedikit? Kau mengambil semua sarapanku Park Hyukjae!!” Sungmin melotot tegas pada Hyukjae, namja 19 tahun tersebut adalah adik sepupunya yang pagi itu sudah berada di rumahnya. Seharusnya namja itu juga tinggal bersama Sungmin, tetapi karena tidak ingin merepotkan orang lain Hyukjae lebih memilih tinggal di sebuah apartement sederhana bersama seorang sahabat masa kecilnya, Kim Kibum.
“Kibum odieyo?” tanya Sungmin sedikit melunak
“dia sudah berangkat ke kampus pagi sekali, sepertinya dia akan ikut chasting hari ini. kau tahu sendiri Hyung kalau dia sangat bermimpi menjadi aktor terkenal nantinya..” Hyukjae mengatakan itu sambil melahap sarapan milik Sungmin yang tadi direbutnya.
“dia memang berbakat, sama seperti Ayahnya kurasa.. dan aku sangat mengagumi Kim Ajjussi sampai sekarang..” nyatanya Sungmin memang mengagumi pria paruh baya itu, yang di sebutnya sebagai Appa Kibum. Siapa yang tidak akan memandangnya? Aktor papan atas yang terkenal dan sangat bijaksana dalam pemikiran Sungmin. Namun, baginya.. Tn.Lee, sang Appa adalah tokoh utama dalam deretan ‘orang yang dikagumi’.
“apa kau juga akan mengagumiku nanti kalau aku menjadi seorang dancer terkenal Hyung? Akan ku buktikan suatu saat nanti kau pasti akan selalu menangis bahagia kalau melihatku di TV..”
“Ajjussi tidak sabar dengan hari itu Hyuk..!” sahut Tn.Lee tiba-tiba. Di belakangnya seorang namja berwajah polos mengikutinya, duduk di sebelah Appanya dan memainkan sarapan.
“Ajjussi…….??” Rengek Hyukjae “nuguya?” kali ini pandangan matanya beralih pada namja yang baru saja dilihatnya.
“dia dongsaengku Hyuk..”
“ne, benar.. Donghae-ah.. perkenalkan dia Park Hyukjae, putra dari Park Boo Myeol adik dari Cha Hyun Umma..” terang Tn.Lee
Donghae tersenyum memperlihatkan wajah manis dan polosnya pada Hyukjae “Lee Donghae imnida..”
“aahh, Hyukjae… kau sepertinya lebih muda dariku jadi panggil saja aku Hyung..” tanggapnya.
“ne.. Hyukjae hyung..”
“ah, Hae-ah.. hari ini kau bisa pergi dengan Hyukjae. Dia akan mengantarmu ke kampus baru.. “ujar Tn.Lee selanjutnya ia beralih pada Hyukjae “kau bisa membantuku kan Hyuk-ah? Aku ada meeting hari ini, Ajjuma harus ke Busan dan Sungmin ada pertandingan Tae Kwon Do..” jelasnya.
“gwaenchana Ajjussi.. aku senang bisa membantumu.. eeooh, jadi Donghae akan sekampus denganku?” ceria Hyukjae
“dengan kita Hyuk!!” protes Sungmin, pasalnya ia juga masih kuliah di tempat itu.
“aahh.. arra hyung…!!”
“Mian, Appa tidak bisa mengantarmu hari ini… hyung juga umma..” sesal Tn.Lee pada Donghae
“gwaenchana Appa.. bukankah aku sudah besar sekarang? Lagi pula ada Hyukjae hyung.. kau tidak perlu cemas Appa..” Donghae mengerti perkataan Tn.Lee. ini juga bukan hal yang berat bukan? Hanya mendaftar saja dan memastikan kalau dia akan kuliah di tempat itu.
“kalau begitu habiskan sarapannya.. kau mau umma buatkan yang lain Hae?” tawar Ny.Lee melihat Donghae hanya memandangi saja sarapannya tanpa memakannya.
“ani umma, hanya aku tidak terbiasa sarapan… aku baru bisa makan pagi jam 10.. mianhae..” jujurnya sambil menundukkan kepala menyembunyikan wajah menyesalnya.
Ny.Lee tidak kehabisan akal sepertinya “gurrae.. kalau begitu umma akan buatkan bekal dan setelah jam 10 kau harus cepat memakannya..!! Hyukjae, tolong ingatkan Donghae untuk makan bekalnya nanti..”
Donghae mendongakkan wajahnya, ia tidak tahu harus bagaimana berekspresi. Yeoja yang sekarang di panggilnya umma itu ternyata sangat baik padanya. Bahkan ia tidak membedakannya dengan Sungmin. “Gumapsemida umma…” lirihnya.
“untuk apa Hae? sudah kewajiban seorang umma yang memperhatikan kebutuhan anaknya bukan? Kau dan Sungmin.. juga Hyukjae sama di mataku.. arraseo..?” ia mengatakan itu sambil mengoyak pelan pucuk kepala Donghae membuat namja itu semakin terharu.
……………………………………………………………………

Hyukjae selesai dengan tugasnya pada Donghae. namja itu sudah resmi menjadi mahasiswa di kampus yang sama dengannya. Ia juga sudah memastikan Donghae memakan habis bekalnya. Kini ia mengajak Donghae menemui sahabat satu-satunya.
“Hae, di rumahmu sedang tidak ada orang.. jadi kau ikut aku saja ne.. nanti akan ku traktir makan siang..” Hyukjae masih setia di belakang kemudinya dan membawa mobilnya ke sebuah tempat..
Kedai ice cream..
“bagaimana? Sukses?” tanya Hyukjae sementara mereka baru datang ke kedai itu dan belum duduk. Namja yang di sapanya tersenyum memberi jawaban.
“duduklah.. sampai kapan kau mau berdiri seperti itu eoh?”
“ah.. kau benar..” Hyukjae tersadar “Kibum-ah.. aku ingin kau mengenal seseorang..” Kibum mengerti maksud perkataan sahabatnya. Nyatanya Hyukjae tidak datang sendiri hari itu. Tentu saja ia adalah namja yang sudah mengikut Hyukjae dari tadi pagi.
“Kim Kibum…” ucap Kibum datar “siapa namamu?” tanya Kibum pada Donghae bahkan sebelum Hyukjae menjelaskan dan mengenalkan mereka.
“Lee Donghae… na Donghae imnida, Kibum ssi..”
“dia dongsaeng Sungmin hyung yang baru saja datang dari Cina..”
“aku tidak bertanya padamu Hyuk..” ujar Kibum. Ia masih memperhatikan Donghae dengan seksama, rupanya dia sudah menarik hati Kibum “senang bertemu denganmu Donghae.. dan jangan panggil aku seformal itu, panggil aku hyung..”
“ne, Bummie hyung…”
Deg.. ‘dia memanggilku Bummie hyung? Rasanya aneh tapi aku menyukainya.. aaiish, kenapa ini? ada apa denganku?’ suara Kibum tertahan di batin.
“ah, kau suka makan ice cream Hae?” Kibum mengalihkan hatinya.
“aku sangat suka ice cream hyung… bahkan aku berniat memesan dua porsi!!” kedua bola matanya sudah bersinar mendengar kata ice cream.
“MWOO?? Haha.. pesanlah yang kau suka Hae..”
“kau yang akan bayar hyung?”
“ne.. sebagai sambutanmu yang baru datang ke Seoul!” Kibum senang Donghae bisa cepat akrab dengannya. Manik matanya tak lepas dari wajah Donghae yang terus saja dipandangnya, membuat Hyukjae menebak ada yang lain dari sahabatnya hari ini. “kau kenapa Hyuk? Kau juga sama seperti Donghae kalau soal ice cream.. pesanlah” cibir Kibum.
Hyukjae memilih mengangguk, ia sudah terbiasa dengan sikap Kibum yang menraktirnya kalau punya uang.
……………………………………………………………………..

“kemana saja kalian? Kenapa baru pulang?”
“mianhae Ajjuma, aku mengajak mereka jalan-jalan hingga tak sadar kalau sudah malam.. tapi tenang saja, aku sudah mengajak mereka makan malam..” sahut Kibum. Ia memang bertanggungjawab karena membuat Donghae pulang hingga malam.
Ny.Lee melenguh pelan, bukan karena ia melarang anaknya pulang malam tapi hanya kuatir terlebih Donghae. “kenapa tidak ada yang memberitahuku? Hyukjae, kenapa kau tidak menghubungiku eeooh?? Untung saja tidak terjadi sesuatu pada Donghae.. awas saja kalian kalau…”
“Yak!! Ajjuma!! Jadi kau hanya kuatir pada Donghae sampai memarahi kami seperti itu?” protes Hyukjae “bahkan kau tidak menyuruh kami masuk? Ini dingin sekali..” ia menggosok kedua telapak tangannya membuat kehangatan di sana.
“Aigo!! Cepat kalian masuk… akan ku buatkan coklat panas..” Ny.Lee membuka pintu dengan lebar agar ketiganya bisa masuk rumah melupakan kekesalannya.
Sungmin nampak keluar dari kamarnya dan bergabung dengan mereka. Duduk di sebelah Donghae yang wajahnya sedikit lelah “gwaenchana Hae?”
“ne hyung…”
“kalian ajak kemana dongsaengku hah??” serunya “kalian tidak bisa lihat Donghae kelelahan? Aku tidak akan mengampuni kalian kalau Donghae sampai sakit!”
“Hyung.. kau seperti Ajjuma saja? Donghae bukan anak kecil.. dia tahu mana yang baik dan buruk menurutnya, dan aku pikir jalan-jalan itu bukan hal yang buruk..” jawab Kibum
“ne hyung, jangan berlebihan.. aku baik-baik saja.. gumawo sudah mengkawatirkanku!” wajahnya menampakkan rasa terimakasih yang dalam. Rasanya ribuan kekacauan itu justru membuat kehangatan baginya. Ia tak pernah bermimpi akan mendapat sejuta sayang dari Umma dan Hyung tirinya.
“aku sudah berjanji pada Appa untuk menjagamu Hae, jadi kalau mereka macam-macam denganmu bilang saja padaku. Akan kuhajar mereka!!” candanya di iringi serangkaian tawa kecil dan protes dari mulut Kibum dan Hyukjae.
“Ne hyung, Bummie hyung dan Hyukkie hyung menjagaku dengan baik.. kau tenang saja!”
Kibum dan Hyukjae terpaku, Donghae memanggil mereka dengan panggilan yang menampakkan bahwa mereka sudah sangat dekat padahal baru hari ini mereka bertemu. Keduanya lalu tersenyum menyimpul, Donghae memang pantas untuk di jaga.
Suasana kembali hangat hingga Ny.Lee membawa senampan coklat panas untuk mereka. Bahkan kini Tn.Lee sudah berada di tengah-tengahnya. Entah sejak kapan ia pulang dari urusan kantornya.

2 komentar:

  1. Kenapa gak dilanjut ceritanyaaa??? Ini bagus bgt lohhhh.... Plisss lanjut yaaa, jeballll.

    BalasHapus
  2. Lanjut dong aku nungguin tapi gak lanjuy lanjut plies k pena dilanjut yaaaaaaaa

    BalasHapus