Senin, 15 Juli 2013

Kembang hari ini : Selembar untuk Melati



Selembar untuk Melati

Dia seorang pekerja keras, rasa ingin tahu yang besar telah menuntunnya kepada keberhasilan. Tak pantang menyerah dan hebatnya lagi, ia menjadi motivasi banyak orang. Sahabat dekatnya merasa bahwa ia memiliki bakat unik untuk tahu sebuah masa depan. Itu yang membuatnya bisa mengambil keputusan untuk melakukan hal dengan pertimbangan yang tidak pernah dipikirkan orang.
Namun, untuk satu hal Melati tidak bisa melakukannya dengan baik. Hal itu adalah cinta…
Melati cukup lama meletakkan hati pada Aska. Tetapi selama itu pula ia tak berani mengungkapnya. Kedekatan mereka sudah semakin jauh, tapi sejauh itu pula ia menimbun banyak pertimbangan yang terkadang tak masuk akal. Teman-temannya nyaris menyerah mengahadapi tingkah Melati.
Sore ini seperti biasa, Aska menjemputnya dari kantor. Aska merasakan Melati sudah berada di boncengannya kini. Entah apa yang ada di benak mereka berdua hingga kedekatan yang sudah jelas-jelas aneh di mata orang itu mereka anggap bukan apa-apa. siapa yang salah sekarang? Aska sebagai cowok yang harus mengungkapkan perasaan lebih dulu atau Melati yang ingin segera hubungannya dipastikan?
“aku lelah Ang, bahkan kini aku berpikir untuk menyerah..” keluhnya pada sahabatnya
“apa yang membuatmu sampai berpikir seperti itu? Ini bukan zamannya siti nurbaya.. zaman ini sudah diperjuangkan oleh Kartini.. kau juda sudah belajar Feminisme.. apa lagi yang kurang kau paham? Kau mau menyesal atau perjuangkan itu sekarang..”
“aku takut ini hanya perasaanku semata, aku takut apa yang aku rasakan yang aku pikrkan tak sama dengan yang disarakannya.. aku takut semua perjuanganku sia-sia saja. tapi aku juga gak mau menyesal.. selama ini akulah yang selalu memulai, kenapa bukan dia? Kenapa harus aku dan aku.. kalau begini terus, bukankah ini sama halnya hanya aku yang berjuang.. kalau begitu lebih baik aku menyerah..”
Begitulah Melati, ia masih hidup dalam kebimbangannya. Ia masih ingin menanti sampai Aska memastikan hubungan mereka tapi ia tak bisa lama-lama. Ia juga ingin memperjuangkan semuanya rangkaian yang sudah dijalaninya selama ini. Namun rupanya ia sudah cukup lelah untuk berbuat sesuatu hingga akhirnya memutuskan untuk diam, mengalihkan semua pikiran tentang Aska dengan hal lain.. pekerjaan-pekerjaan kantor. Hanya saja, entah sampai kapan ia bisa bertahan untuk mengalihkannya. Mengalihkan Aska tidak menyelesaikan masalahnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar