Senin, 15 Juli 2013

Kembang hari ini : Selembar bagi Lily

Kembang hari ini..
Hari ini, hari untuk mereka.. mereka yang terluka.. mereka yang kecewa.. mereka yang menyesal.. mereka yang kesepian..
Rintik hujan yang turun hari ini juga untuk menemani mereka.. yang bimbang.. yang bingung.. yang sedih..

Selembar bagi Lily..
Lily, menganyun langkahnya pelan ke atas panggung kecil didepan sebuah caffe. Senyum kecilnya menyapa Darin sang pemain gitar. Kemudian matanya beralih ke arah Rangga dan Garit tepat dibelakang Darin, mereka pemain drum dan keyboard. Lalu dilanjutkanya untuk menyapa Yane si pemain bas.
Lily beerbalik arah memandang microphone-nya dan siap untuk meresap bersama lagunya. Hari ini caffe cukup rame. Maklum, malam minggu. Para muda-mudi menyebut hari ini sebagai malam romantic bersama orang yang mereka sayang. Di pojok caffe terlihat dua orang yang duduk berhadapan. Mereka hanya memesan segelas cappuccino masing-masing. Tampaknya pengunjung lain di caffe juga melakukan hal yang sama.
Lily masih asik melantunkan lagunya walaupun ia tahu banyak orang yang tidak memperhatikannya. Orang hanya menikmati lagunya tanpa mau tahu siapa yang melantunkan bagi mereka.
Begitulah yang dilakukan Lily hampir disetiap malamnya. Ia menikamati dunianya sekalipun tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya.
Kata orang cinta menghampiri setiap orang dengan caranya sendiri, cara yang terkadang tidak kita mengerti. Cinta itu juga yang pernah menghampiri Lily. Pada Gilang, Lily pernah memberikan cintanya. Darin pun membuka pintu hatinya untuk Lily dan menerima dia dengan segala kekurangannya.
“kalau cinta itu tidak indah, semua orang akan menghindarinya.. tapi aku berusaha untuk tidak menghindari semua itu Lang. bagiku bukan masalah apakah cinta itu indah atau tidak melainkan apakah cinta itu membawa harapan..”
“kamu mencintaiku Lily?”
“apakah harus ku perjelas?”
“cinta itu indah tapi tidak dapat dipungkiri kalau ia juga bisa menyakitkan kita.. kini aku minta maaf Lily karena aku melakukan kedua hal itu untuk  dirimu.. aku sempat meng-iya-kan dan memberi kesempatan pada keindahan cinta menghampiri kita. Kini aku juga harus menyadari bahwa aku memberi kesempatan pada kekecewaan pada hubungan kita..”
“aku tahu, mungkin sepenggal kata terimakasih bisa ku ucapkan. Tapi rasa kecewa tak bisa ku pungkiri juga..”
Lily enggan melihat kebelakang lagi. Ia melangkah dan terus melangkah meninggalkan Gilang cintanya. Gilang memilih orang lain untuk menjadi cintanya kini. Dan Lily merniat pergi meninggalkan semua kenangan itu sekalipun jejak luka itu masih tersirat dan membekas dalam hatinya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar