Genre :
Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk][31] _ Kim JongWoon [Park Yesung][29] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin][26] _ Lee Donghae [Park Donghae][20]
Park Jungsoo [Park Leeteuk][31] _ Kim JongWoon [Park Yesung][29] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin][26] _ Lee Donghae [Park Donghae][20]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
THE LITTLE PRINCE [by-Ryeowook]
THE LITTLE PRINCE [by-Ryeowook]
><
..
><
DIANJURKAN UNTUK MEMBUKA BLOG INI SECARA LANGSUNG [NON SELULAR]
COZ, MUSIK YANG ADA DI BLOG MENDUKUNG UNTUK MENGADUK PERASAAN KITA.. :)
HEHEHE.. TP TDK MEMAKSA KOK ^^
><
..
><
Crown of Prince_17
-the way to break up-
><
..
><
Donghae memainkan tangannya
sambil menunduk, enggan menatap dua pasang mata yang sejujurnya juga sungkan
berada di sana. Setelah Pelayan Han dan Jimin memutuskan untuk keluar,
tinggalah Donghae bersama mereka.
Kamar sunyi itu akhirnya
terpecah oleh suara bass Choi Siwon..
“kami
ingin melihat keadaanmu.. kau baik-baik saja?”
“nde,
gwaenchana..”
“mianhaeyo
Hae.. georigo.. gumawoyeo..”
“wae?”
“tidak
ada hubungannya dengan siapa kita saat ini, aku akan melupakan itu sejenak..
pikirkan saja kita hanya sebagai teman.. bukan putra siapa ataupun kekasih
siapa..”
“apa
maksudmu Choi Siwon?” Donghae menatap tajam padanya “kau ingin mengejekku
sekarang?? kau akan mengolokku karena ternyata aku bukan putra Park Yeonseol? Atau
kau akan menghinaku karena aku kalah darimu soal perasaan Sora?”
“yaakk….”
Seru Sora “kenapa kau membawa namaku? Kita datang ke sini sebagai teman, selama
ini kita selalu bertengkar hanya karena alasan tidak masuk akal. Kenapa tidak
kita mulai hubungan kita sebaik mungkin? Aku akan melupakan semua yang pernah
terjadi.. karena dalam sebuah pertemanan tidak penting dari mana asal keluarga
kita..”
Mata Donghae berkedip lucu..
“kalian
benar-benar ingin kita menjadi teman?”
“apa
kami terlihat berbohong?”
“eoh..
aniyo..”
“jadi..
bagaimana??”
Donghae mengulurkan tangannya
“kita teman..”
Choi Siwon dan Kang Sora
berbinar.. “nde, kita teman..” sambut mereka.
><
..
><
“kau
punya ide baru??” Leeteuk duduk berhadapan dengan Jinhyuk sekretarisnya di
kamar Hotelnya. Sepertinya ini akan menjadi pembicaraan serius..
“sebenarnya
Crown sudah sangat bagus dalam pelayanan, bahkan pendapatan kita akhir-akhir
ini meningkat.. masalah dengan perdana menteri kemarin bahkan seakan menjadi
bagian promosi tak langsung kita. para saksi itu menjelaskan dengan begitu
bagus..”
“nde,
arrayo.. tapi ku pikir tidak seharusnya kita diam dengan keadaan ini. di luar
sana pemilik hotel lainnya juga memikirkan hal baru agar Hotel mereka laku..
yang terpenting adalah mempertahankan ciri khas yang ada..”
“eoh,
Leeteuk ssi.. bagaimana dengan caffe Sungmin?”
“maksudmu??”
“aku
dengar kue di caffe itu adalah yang nomor satu bukan? Kenapa kalian tidak
mencoba untuk kerjasama?? Sungmin belum punya cabang selama ini.. kau bisa
membantunya dalam hal itu..”
“menambah
menu di rerstoran Hotel ini dengan menu milik caffe Sungmin?? Atau??”
“nde,
itu bisa juga.. ada yang lain.. selama ini kita hanya menyediakan kamar untuk
menginap saja.. bagaimana dengan biro perjalanan?”
“biro
perjalanan??”
“nde..”
“eoh..
kurasa itu cukup hebat..”
“cukup??”
“nde,
tidak lebih..”
“aiisshh..”
“aku
akan ke tempat Sungmin nanti..”
…. ….
…. ….
“Han
Jimin..” yeoja itu mencari sumber suara yang memanggilnya “kau menunggu bus
lagi??”
“Presdir??
Nde..”
“ada
yang ingin ku bicarakan denganmu.. masuklah..” Leeteuk membuka pintu mobilnya
“ikut aku sebentar..”
Han Jimin menurut, ia tak mau
mendengar ancaman lagi dari mulut Leetuk.
…. ….
@Crown of Caffe
Ryeowook begitu cerewet seperti
biasa,. Meneriaki orang-orang di dapur untuk cepat mengeluarkan pesanan
pelanggan. Banyak meja yang masih kosong menu dan ia tak bisa membiaran
pelanggan itu lebih lama menunggu pesanannya.
Trringg…
Suara pintu berderit. Tanda ada
pelanggan lagi yang masuk ke dalam caffe itu..
“anyeong…ha..
OMO!! Hyung??” begitu melihat Leeteuk, mata bulatnya melotot lucu “kau
datang??”
“Ryeowook-ah..
ada meja kosong??”
“nde,
kajja ku antar..” sanggupnya mengantar Leeteuk pada meja nomor 17. Pilihan yang
tepat,. Ia menyiapkan tempat duduk untuk Leeteuk dan… Han Jimin tentunya
kemudian berlari ke dalam bermaksud memanggil Sungmin.
Beberapa menit setelahnya,
Sungmin datang dengan wajah menyelidik..
“nuguya???”
“Yak,
bisa kau sopan pada kami??”
“hyung..
iisshh.. Mianhanda Han Jimin ssi..” ya, tentu saja ia mengenal yeoja itu. putri
Han Hyun Pil. Tapi kenapa Leeteuk membawanya ke caffe?
“anyeong..”
Ryeowook duduk diantara keduanya
“ada apa?”
“bisa
aku pesan makanan dulu??”
“nde..”
tanpa menunggu Leeteuk, Sungmin sudah memberi kode pada salah satu pelayan di
caffenya. Menyuruhnya mengeluarkan menu spesial yang ada.
“sekarang
katakan..”
“aku
punya proyek baru..”
“mwo??”
Pertanyaan itu akhirnya membuat
Leeteuk memberi penjelasan panjang lebar pada adiknya.. Sungmin beberapa kali
mengangguk, tersenyum dan menampakkan wajah senangnya..
“nde,
aku setuju hyung..!!”
…. ….
…. ….
Malam itu di sudut gang seperti
biasa, ia membuka pintu mobil untuk Han Jimin.
“gumapta
Leeteuk ssi..”
“nde,.”
“baiklah,
aku masuk dulu.. kau bisa pergi setelahnya..”
“arraseo..”
Ia kembali mengemudi mobil.
Biasanya ia akan langsung pulang ke rumah dan disambut dengan wajah
menjengkelkan dari dongsaengnya. Kali ini ia menuju rumah sakit karena
dongsaeng itu ada di sana..
Di kamar Donghae..
Bukan sambutan indah yang di
dapat melainkan sunyi dan sepi.
Donghae sudah tidur. Shinmin
masih menemaninya di sana.. Harrabeoji dan Halmoni sudah kembali pulang tadi
siang. Yeonseol, Appa mereka.. mungkin masih di Busan seperti katanya kemarin.
Shinmin sendiri memutuskan untuk tidak kemana-mana selama Donghae sakit. ia
mencemaskan anak itu..
“dia
sudah tidur umma??”
“nde..”
“gwaenchana??”
“nde,
besok Yesung sudah mengijinkannya pulang.. akan lebih baik kalau dia di rumah..
lagi pula ia sudah tidak apa-apa..”
“syukurlah..
ehm, Umma.. kau bisa pulang sekarang biar aku yang menjaganya..”
“aniyo..
Umma tidak punya pekerjaan lain saat ini selain menjaganya.. kau yang lelah
bekerja seharian.. istirahatlah..”
“eoh,
kalau begitu.. aku pulang dulu..”
“nde..”
Leeteuk memang tidak begitu
cemas, karena ia tahu Yesung pun menginap di sana..
Satu kecupan di kening adiknya
sebelum ia pergi dan pulang ke rumah.
><
..
><
Apakah semua cinta di dunia ini
selalu berada di dalam mistery yang tidak terpecahkan?? Atau bagaimana.. karena
setelah lama mereka bersama, bercakap, bertengkar, menguatkan dan berada setia
saat yang lainnya membutuhkan sandaran, saat itu perasaan cinta muncul tanpa
bicara. Ia tak pernah dan tak perlu minta ijin. Bagi sebagian orang itu
anugerah tapi bagi yang lain mungkin itu petaka. Tapi bagaimanapun juga
anugerah dan petaka itu sama-sama di sebut sebagai cinta. Semakin dalam
perasaan itu dibiarkan, maka semakin melekat ia di hati manusia..
Itulah yang di alami Leeteuk
saat ini..
Tapi nyali itu menciut saat
Yeonseol menghubunginya tadi..
“mereka
mengirimiku photo itu.. katakan padaku Leeteuk-ah, apa itu benar?? Kau menyukai
pegawai Hotel itu yang nyatanya adalah anak dari Kepala pelayan di rumah kita?”
Ia tak menjawab.. belum
menjawab..
“Appa
ingin kita bicara besok setelah Appa pulang dari Busan.. temui Appa di
kantor..”
…. ….
…. ….
Celaka kah kali ini nasibnya?
Kalah kah dia seperti yang dikatakan Donghae??
><
..
><
Park YeonSeol mengetuk-ketuk
meja kerjanya dengan ujung jari telunjuk seirama dengan detik jarum yang
bergerak tiap ia bergeser ke kanan. Ia tatap putra sulungnya itu dengan tatapan
penuh arti. Ini kali pertama ia menatap seperti itu.. tatapan antara seorang
Appa dan Adeul..
“katakan
padaku..”
Leeteuk menunduk “tidak ada yang
perlu ku katakan Appa, semuanya sudah jelas di sana..”
“jadi
ini benar?”
“nde,
aku menyukainya..” mantab Leeteuk. Ini kali pertamanya ia mengakui perasaanya
di depan sang Appa “jika Appa mengatakan aku salah, aku minta maaf.. lantas
siapa yang harus ku salahkan setelahnya? Cinta itu tidak peduli pada siapa ia
akan datang.. itu kan yang Appa ajarkan pada kami? Kau selalu bijak menyikapi
semua perasaan yang ada.. jadi apa sekarang aku akan di salahkan?”
“apa
aku mengatakan itu?”
“aaa…ani..”
“aku
hanya ingin bertanya, apa Han Hyun Pil sudah tahu hal ini? jika putrinya
ternyata adalah yeoja yang disukai oleh putra sulung keluarga Park tempat ia
bekerja?”
Leeteuk menggeleng..
“kalau
begitu segera katakan padanya, aku tidak bisa melihat calon mertua anakku
sendiri menjadi pelayan di rumah kita..”
“MWO??
mworrago?? App…appa?? Kkaauu??”
“nde..”
senyum Park Yeonseol “palliwa..”
“gumapsemida
Appa..” bahagianya.
><
..
><
Han Hyun Pil menyambut Donghae
dengan gembira. Ia malah sudah menyediakan banyak masakan untuk tuan mudanya
itu. kamar Donghae dibersihkannya beberapa waktu lalu agar saat Donghae pulang
ia bisa istirahat dengan nyaman.
“berbaringlah
dulu…” Shinmin membantu Donghae tidur di ranjangnya “kau mau minum??”
“nde..”
“Pelayan
Han, tolong ambilkan minum untuk Donghae..”
“nde,
Nyonya..”
Shinmin kembali pada putranya,
ia membenahi selimut Donghae sampai Han Hyun Pil kembali ke kamar itu dengan
segelas air dan semangkuk soup hangat..
“Nyonya,
saya membawakan sekalian soup hangat untuk Donghae ssi.. udara di luar cukup
dingin, ini bisa membantu memulihkan suhu yang ada..”
“eoh,
gumapta Pelayan Han.. kau selalu mengerti apa yang dibutuhkan Donghae..”
“sudah
kewajiban saya Nyonya..”
“nde,.”
“baiklah,
saya keluar dulu.. panggil saja kalau membutuhkan sesuatu..” Shinmin
mengangguk..
“gumapsemida
Ajjuhssi..” ungkap Donghae sebelum namja itu pergi dari sana. Han Hyun Pil
memberi hormatnya, mundur diri dari hadapan mereka.
><
..
><
Han Hyun Pil sangat terkejut
saat Leeteuk pulang.. bersama Han Jimin.
“Abeoji..”
“Yak,
apa yang kau lakukan di sini eoh?”
“aku..
Presdir mengajakku.. aku pun tidak tahu apa aku punya salah.. aku takut di
pecat jadi aku mengikut saja..” bisiknya dengan keras dan tetap bisa di dengar
Leeteuk.
“sudahlah,
kajja..” ia menuntun yeoja itu masuk ke dalam..
Rupanya kedatangannya bukan hanya
membuat Han Hyun Pil saja yang kaget, melainkan mereka semua..
Sungmin dan Yesung menatap lekat
pada yeoja itu.. Shinmin mulai bertanya-tanya.. dan Donghae..
“Hyung,
kau mengajak Jimin Noona?? Wae??”
“duduklah
dulu..” ia menyuruh Han Jimin untuk bergabung dengan keluarganya “Pelayan Han,
kau juga.. duduklah..”
Suasana semakin membingungkan…
‘apa hyung akan mengenalkan
Noona sebagai kekasihnya?’ batin Donghae yang tentu saja itu bukan tebakan
biasa ‘apa dia sudah tidak takut lagi dengan Appa? Bahaya kalau sampai Appa
tahu..’
Oh, kau belum tahu saja Park
Donghae..
“Umma,.
Aku.. menyukai Han Jimin, putri pelayan Han..”
DEG!!
Kali ini semua terkejut.
Termasuk Han Jimin sendiri..
“Leeteuk
ssi.. apa yang kau katakan??” protes Jimin “kau..”
“aku
sedang tidak bergurau Han Jimin.. aku memang menyukaimu, bahkan sebelum kau ku
terima kerja di Hotel..”
“Leeteuk-ah..
kau sudah memikirkan baik-baik?”
“Tuan..
anda tidak salah kah?? Tolong pikirkan lagi..”
“animida..
aku tidak keliru.. aku sudah mengatakannya pada Appa, dan Appa juga sudah
setuju..”
“MWO??”
“nde,
aku hanya meminta persetujuan dari kalian saat ini..” pintanya “Han Jimin.. aku
tahu ini terlalu cepat.. tapi perasaan ini sudah lama.. hanya aku belum berani
mengatakannya padamu, jadi sekarang.. aku jujur.. aku menyukaimu.. dan aku juga
memintamu untuk menjadi kekasihku.. aku tidak peduli dengan status.. tidak ada
dalam hidupku prinsip membedakan status,, dan anda Han Hyun Pil.. tidak perlu
cemas dengan pekerjaan itu..”
Hah..
ShinMin menggelengkan kepalanya.
Ia merasa pusing sekarang..
“entah
ini berita bagus atau buruk.. tapi sepertinya aku memang harus siap mendengar
semua kenyataan.. baiklah..” ungkapnya “Han Jimin ssi.. aku memintamu untuk
menjadi kekasih putra sulungku, Park Leeteuk.. aku pikir dia menjadi gila
setelah dongsaeng-dongsaengnya sudah memiliki kekasih.. jadi jangan biarkan dia
semakin gila dengan kata penolakan!!”
Aiiggoo!! Apa artinya itu
pemaksaan??
Bagaimana Han Jimin??
“Jimin-ah..
katakan pada Abeoji sekarang, apa kau menyukai Presdir?? Atau bagaimana??”
Han Jimin bingung.. ia bahkan
belum selesai mengatur getaran jantungnya..
“Abeoji…”
suaranya gemetar “mianhaeyo.. jongmal mianhae.. aku juga menyukai Presdir..”
Senyum di bibir Leeteuk akhirnya
tersungging manis apalagi lekuk di pipinya yang makin menambah kenyataan jika
ia sedang sangat bahagia saat ini.
“Ji..min..ah..”
“Pelayan
Han.. ah, ani.. Ajjuhssi.. tolong ijinkan kami..” pinta Leeteuk iba.
“aiigo..
Tuan.. kau tidak perlu memohon seperti itu padaku. Jika anak ini memang sudah
menyukai anda.. saya bisa apa??” apakah artinya itu tanda persetujuan?? Artinya
usaha Leeteuk berhasil?? YAP!! Leeteuk mendapat ijin dari ayah Jimin.
“kansamhamnida
Ajjuhssi..”
“Daebak!!
Chukkkae hyuuungg…” ucap Donghae panjang.
><
..
><
Sejak tadi hanya selimut yang
menutup sebagian tubuhnya saja yang dipermainkan oleh jemari tangannya.
Punggung yang ia sandarkan pada tumpukan bantal cukup membuatnya berbaring
dengan nyaman. Tapi tidak dengan pikirannya..
Ini malam kedua ia merasakan tak
bisa tidur lagi. sayang sekali. Obat tidurnya diambil oleh Yesung jadi tidak
ada yang bisa menolongnya malam ini.
Kleek..
Pintu kamarnya terbuka perlahan
namun ia tak menoleh untuk menengok. Dibiarkan saja ia yang membuka pintu masuk
ke dalam..
“saengi..
kau belum tidur?”
Donghae mendongak sedikit.. lalu
menggeleng lenguh..
Leeteuk. Duduk diranjang samping
Donghae berbaring.. membenahi selimut adiknya..
“ada
yang kau pikirkan?? Katakan pada hyung..” usap lembut pada kening Donghae.
“hyung…”
“eumh??”
“jika
aku bertemu dengannya sekali saja.. apa boleh?”
Leeteuk menghela napas.. “dia
ibu kandungmu Hae.. kau bisa menemuinya..”
“tapi
bagaimana dengan kalian?”
“apa
kami pernah melarangmu bertemu? Bahkan Appa saja berusaha untuk membuatnya di
terima sebagai pengajar agar bisa melihatmu setiap hari.. apalagi?”
“aku
bahagia bersama kalian.. aku senang melihat kita seperti ini. tapi entah kenapa
aku merasa sakit mengingat semua itu.. aku tidak tahu dimana dia berada saat
ini, apa dia baik-baik saja? kenapa dia bahkan tidak menungguku sampai bangun
kemarin? Kenapa dia pergi menghilang begitu saja? apa dia pikir aku ini boneka
yang bisa dipermainkan begitu saja? kenapa tidak ditanyakan dulu perasaanku?
Apa dengan memberikan darahnya padaku semuanya sudah berakhir? Kesalahannya
bisa ku maafkan?? Atau..”
“Yak..
sudahlah..” potong Leeteuk “kau semakin bicara tak karuan. Apa pikiranmu sedang
kacau hari ini??”
“hyung…”
“sudahlah
Hae.. hyung tidak ingin mendengar semua pikiran tak karuan itu. dia memutuskan
pergi hanya ingin kau bahagia tanpa mengingat masa lalu itu..”
“hyung,
apa aku membuatmu kecewa?”
“wae?”
“aku…
aku merasa.. tidak pantas..”
“HENTIKAN!!”
bentak Leeteuk “hentikan pikiran anehmu itu..” kerasnya pada Donghae. ia marah?
Ya, Leeteuk marah. Ia tak ingin masalah ini menjadi panjang.. ia ingin semuanya
di lupakan. Ia tak ingin Donghae terluka lagi.. makanya, ia tak ingin Donghae
larut dalam masalah ini lebih lama.
Donghae tersentak bentakan
Leeteuk. Matanya berair menahan isak.. untung saja Leeteuk tahu akan hal itu.
di usapnya pipi Donghae pelan.. di tatapnya mata itu lembut..
“mian
Hae-ya.. hyung tidak bermaksud menakutimu. Tidak bermaksud membentakmu.. hyung
hanya ingin kau hentikan semua ini. kita mulai dari awal.. kau tahu, bukankah
malam ini malam yang menyenangkan? Kau bahkan mulai sekarang akan terus
ditemani Umma.. kau dengar tadi apa katanya..??”
Donghae mengangguk..
“Umma
berhenti dari pekerjaannya dan memilih berada di sini.. bersama kita..”
“Han
Ajjuhssi??”
“kau
pikir aku bisa mempekerjakan Appa Han Jimin sebagai pelayan di rumah kita
huh??” Leeteuk memukul kening Donghae dengan telunjuknya.
Donghae tertawa.. suasana
berubah..
“lalu
bagaimana dengan Jimin Noona sendiri?”
“aku
sudah memikirkan itu Hae.. tentu saja seorang kekasih Presdir Crown of Hotel
tidak akan menjadi pelayan lagi,.”
“kau
menang kali ini hyung..”
“jongmal??”
“hum..”
angguknya
Leeteuk tertawa..
“wae?”
“ani..
aku melihat Donghae kecilku saat ini..”
“HYUNG!”
“kau
tidak pernah berubah.. kau tahu betapa takutnya aku saat kau sakit kemarin? Aku
tidak bisa kehilanganmu Donghae-ya.. tidak bisa..” akunya jujur “bahkan harus
ditukar dengan apapun aku rela asal kau tetap di sini bersama kami..”
Donghae mengerti perasaan
kakaknya.. selama ini memang Leeteuk lah yang paling dekat dengannya. Paling
menjaganya..
“gumawo
hyung..” lirihnya trenyuh sambil memeluk erat Leeteuk “saranghae hyung..
jongmal saranghaeyo..”
“nado
saengi..” balas Leeteuk.
><
..
><
Kehidupan itu tidak akan
berhenti selama kita masih bernapas. Tidak ada kebahagiaan yang abadi begitu
pula dengan kepedihan. Keduanya silih berganti dari waktu ke waktu. Jika kau
berharap akhir cerita kehidupan manusia itu happy ending, maka tanyakan pada
Tuhan.. bahagia itu seperti apa? Apa saat kita bebas dari masalah? Saat kita
tidak pernah merasakan lagi sakit dan luka? Atau saat kita mendapat kepuasan
dari semua pekerjaan kita? harta melimpah atau? Hal yang sederhana saat kita
bisa bersama dengan keluarga kita??
-one month later-
Walk in the World with Crown
Travel and Tour..
Han Jimin menjalani pekerjaan
barunya atas permintaan Leeteuk. Tentu saja ia tak ingin jika kekasihnya itu
masih membersihkan kamar Hotel dan mengeluarkan banyak keringat. Kerjasama
antara Hotel dan Caffe itu merambah ke biro perjalanan yang sekarang di kelolah
Han Jimin.
Sukses??
Belum.. masih dalam tahap
perjalanan menuju ke sana..
Dua putra keluarga Park itu
memang jago dalam hal bisnis, di tambah para kekasih mereka ikut membantu dan
terlibat di dalamnya.
Kini setelahnya.. masih ada satu
lagi..
…. ….
…. ….
“bagaimana?
Bagus bukan??” Donghae menatap lukisan yang dibuatnya khusus untuk pembukaan
Crown of Galery miliknya.. tentu saja itu janji dari kakak-kakaknya dulu..
“nde..
ini sangat indah..”
“eoh,
apa mereka belum datang? Bukankah mereja janji tidak akan telat??”
“tunggulah
sebentar.. kurasa sudah di jalan..” sahutnya yang ternyata adalah Kibum.
Tak lama.. Siwon dan Sora yang
tadi di tunggunya akhirnya tiba juga..
Ya. Galery milik Donghae ini
berisi lukisan-lukisan mereka berempat.. semenjak kejadian kemarin, mereka
sepakat untuk menjadi teman baik.. Siwon kini lebih menghargai Donghae
disamping masih jengkel juga jika anak itu mengeluarkan kata-kata kasar hanya
saja sekarang ia sudah lebih terbiasa dan menganggapnya sebagai guyonan.
Donghae sendiri mulai melupakan dan berusaha merelakan Sora dengan Siwon
sekalipun ia juga jengkel jika setiap hari ia melihat mereka bermesrahan di
depannya.
Di sudut ruang itu, Donghae
menyimpan satu goresannya..
“Gumawo..”
lirihnya menatap gambar di dinding itu “bogoshipoyo… Umma..”
Itu adalah wajah seseorang..
salah satu yang berharga miliknya..
Jang Nara…
Di tempat lain ia tak berkedip
menatap wajahnya sendiri di layar TV..
“gumawo
Hae-ya.. kau masih mengingat Umma..” ujarnya bersama dengan satu air mata kebahagiaan
di sana.
_FIN_
:: sebuah kisah kehidupan tidak dapat kita tentukan apakah itu
happy ending atau sad ending atau malah tanpa ending. Jadi.. demikian, tentukan
sendiri semua kisah yang ada.. DONGHAE tak akan menyadari apa yang ada
didepannya, setidaknya untuk sampai di saat ini semuanya bisa ia lewati dengan
baik ::
^..^