Minggu, 27 Maret 2016

Crown of Prince [Fin]



 Genre :
Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk][31] _ Kim JongWoon [Park Yesung][29] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin][26] _ Lee Donghae [Park Donghae][20]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
THE LITTLE PRINCE [by-Ryeowook]
>< 
..
>< 
DIANJURKAN UNTUK MEMBUKA BLOG INI SECARA LANGSUNG [NON SELULAR] COZ, MUSIK YANG ADA DI BLOG MENDUKUNG UNTUK MENGADUK PERASAAN KITA.. :) HEHEHE.. TP TDK MEMAKSA KOK ^^
>< 
..
>< 
Crown of Prince_17
-the way to break up-
>< 
..
>< 
Donghae memainkan tangannya sambil menunduk, enggan menatap dua pasang mata yang sejujurnya juga sungkan berada di sana. Setelah Pelayan Han dan Jimin memutuskan untuk keluar, tinggalah Donghae bersama mereka.
Kamar sunyi itu akhirnya terpecah oleh suara bass Choi Siwon..
       “kami ingin melihat keadaanmu.. kau baik-baik saja?”
       “nde, gwaenchana..”
       “mianhaeyo Hae.. georigo.. gumawoyeo..”
       “wae?”
       “tidak ada hubungannya dengan siapa kita saat ini, aku akan melupakan itu sejenak.. pikirkan saja kita hanya sebagai teman.. bukan putra siapa ataupun kekasih siapa..”
       “apa maksudmu Choi Siwon?” Donghae menatap tajam padanya “kau ingin mengejekku sekarang?? kau akan mengolokku karena ternyata aku bukan putra Park Yeonseol? Atau kau akan menghinaku karena aku kalah darimu soal perasaan Sora?”
       “yaakk….” Seru Sora “kenapa kau membawa namaku? Kita datang ke sini sebagai teman, selama ini kita selalu bertengkar hanya karena alasan tidak masuk akal. Kenapa tidak kita mulai hubungan kita sebaik mungkin? Aku akan melupakan semua yang pernah terjadi.. karena dalam sebuah pertemanan tidak penting dari mana asal keluarga kita..”
Mata Donghae berkedip lucu..
       “kalian benar-benar ingin kita menjadi teman?”
       “apa kami terlihat berbohong?”
       “eoh.. aniyo..”
       “jadi.. bagaimana??”
Donghae mengulurkan tangannya “kita teman..”
Choi Siwon dan Kang Sora berbinar.. “nde, kita teman..” sambut mereka.
>< 
..
>< 
       “kau punya ide baru??” Leeteuk duduk berhadapan dengan Jinhyuk sekretarisnya di kamar Hotelnya. Sepertinya ini akan menjadi pembicaraan serius..
       “sebenarnya Crown sudah sangat bagus dalam pelayanan, bahkan pendapatan kita akhir-akhir ini meningkat.. masalah dengan perdana menteri kemarin bahkan seakan menjadi bagian promosi tak langsung kita. para saksi itu menjelaskan dengan begitu bagus..”
       “nde, arrayo.. tapi ku pikir tidak seharusnya kita diam dengan keadaan ini. di luar sana pemilik hotel lainnya juga memikirkan hal baru agar Hotel mereka laku.. yang terpenting adalah mempertahankan ciri khas yang ada..”
       “eoh, Leeteuk ssi.. bagaimana dengan caffe Sungmin?”
       “maksudmu??”
       “aku dengar kue di caffe itu adalah yang nomor satu bukan? Kenapa kalian tidak mencoba untuk kerjasama?? Sungmin belum punya cabang selama ini.. kau bisa membantunya dalam hal itu..”
       “menambah menu di rerstoran Hotel ini dengan menu milik caffe Sungmin?? Atau??”
       “nde, itu bisa juga.. ada yang lain.. selama ini kita hanya menyediakan kamar untuk menginap saja.. bagaimana dengan biro perjalanan?”
       “biro perjalanan??”
       “nde..”
       “eoh.. kurasa itu cukup hebat..”
       “cukup??”
       “nde, tidak lebih..”
       “aiisshh..”
       “aku akan ke tempat Sungmin nanti..”
…. ….
…. ….
       “Han Jimin..” yeoja itu mencari sumber suara yang memanggilnya “kau menunggu bus lagi??”
       “Presdir?? Nde..”
       “ada yang ingin ku bicarakan denganmu.. masuklah..” Leeteuk membuka pintu mobilnya “ikut aku sebentar..”
Han Jimin menurut, ia tak mau mendengar ancaman lagi dari mulut Leetuk.
…. ….
@Crown of Caffe
Ryeowook begitu cerewet seperti biasa,. Meneriaki orang-orang di dapur untuk cepat mengeluarkan pesanan pelanggan. Banyak meja yang masih kosong menu dan ia tak bisa membiaran pelanggan itu lebih lama menunggu pesanannya.
Trringg…
Suara pintu berderit. Tanda ada pelanggan lagi yang masuk ke dalam caffe itu..
       “anyeong…ha.. OMO!! Hyung??” begitu melihat Leeteuk, mata bulatnya melotot lucu “kau datang??”
       “Ryeowook-ah.. ada meja kosong??”
       “nde, kajja ku antar..” sanggupnya mengantar Leeteuk pada meja nomor 17. Pilihan yang tepat,. Ia menyiapkan tempat duduk untuk Leeteuk dan… Han Jimin tentunya kemudian berlari ke dalam bermaksud memanggil Sungmin.
Beberapa menit setelahnya, Sungmin datang dengan wajah menyelidik..
       “nuguya???”
       “Yak, bisa kau sopan pada kami??”
       “hyung.. iisshh.. Mianhanda Han Jimin ssi..” ya, tentu saja ia mengenal yeoja itu. putri Han Hyun Pil. Tapi kenapa Leeteuk membawanya ke caffe?
       “anyeong..”
Ryeowook duduk diantara keduanya “ada apa?”
       “bisa aku pesan makanan dulu??”
       “nde..” tanpa menunggu Leeteuk, Sungmin sudah memberi kode pada salah satu pelayan di caffenya. Menyuruhnya mengeluarkan menu spesial yang ada.
       “sekarang katakan..”
       “aku punya proyek baru..”
       “mwo??”
Pertanyaan itu akhirnya membuat Leeteuk memberi penjelasan panjang lebar pada adiknya.. Sungmin beberapa kali mengangguk, tersenyum dan menampakkan wajah senangnya..
       “nde, aku setuju hyung..!!”
…. ….
…. ….
Malam itu di sudut gang seperti biasa, ia membuka pintu mobil untuk Han Jimin.
       “gumapta Leeteuk ssi..”
       “nde,.”
       “baiklah, aku masuk dulu.. kau bisa pergi setelahnya..”
       “arraseo..”
Ia kembali mengemudi mobil. Biasanya ia akan langsung pulang ke rumah dan disambut dengan wajah menjengkelkan dari dongsaengnya. Kali ini ia menuju rumah sakit karena dongsaeng itu ada di sana..
Di kamar Donghae..
Bukan sambutan indah yang di dapat melainkan sunyi dan sepi.
Donghae sudah tidur. Shinmin masih menemaninya di sana.. Harrabeoji dan Halmoni sudah kembali pulang tadi siang. Yeonseol, Appa mereka.. mungkin masih di Busan seperti katanya kemarin. Shinmin sendiri memutuskan untuk tidak kemana-mana selama Donghae sakit. ia mencemaskan anak itu..
       “dia sudah tidur umma??”
       “nde..”
       “gwaenchana??”
       “nde, besok Yesung sudah mengijinkannya pulang.. akan lebih baik kalau dia di rumah.. lagi pula ia sudah tidak apa-apa..”
       “syukurlah.. ehm, Umma.. kau bisa pulang sekarang biar aku yang menjaganya..”
       “aniyo.. Umma tidak punya pekerjaan lain saat ini selain menjaganya.. kau yang lelah bekerja seharian.. istirahatlah..”
       “eoh, kalau begitu.. aku pulang dulu..”
       “nde..”
Leeteuk memang tidak begitu cemas, karena ia tahu Yesung pun menginap di sana..
Satu kecupan di kening adiknya sebelum ia pergi dan pulang ke rumah.
>< 
..
>< 
Apakah semua cinta di dunia ini selalu berada di dalam mistery yang tidak terpecahkan?? Atau bagaimana.. karena setelah lama mereka bersama, bercakap, bertengkar, menguatkan dan berada setia saat yang lainnya membutuhkan sandaran, saat itu perasaan cinta muncul tanpa bicara. Ia tak pernah dan tak perlu minta ijin. Bagi sebagian orang itu anugerah tapi bagi yang lain mungkin itu petaka. Tapi bagaimanapun juga anugerah dan petaka itu sama-sama di sebut sebagai cinta. Semakin dalam perasaan itu dibiarkan, maka semakin melekat ia di hati manusia..
Itulah yang di alami Leeteuk saat ini..
Tapi nyali itu menciut saat Yeonseol menghubunginya tadi..
       “mereka mengirimiku photo itu.. katakan padaku Leeteuk-ah, apa itu benar?? Kau menyukai pegawai Hotel itu yang nyatanya adalah anak dari Kepala pelayan di rumah kita?”
Ia tak menjawab.. belum menjawab..
       “Appa ingin kita bicara besok setelah Appa pulang dari Busan.. temui Appa di kantor..”
…. ….
…. ….
Celaka kah kali ini nasibnya? Kalah kah dia seperti yang dikatakan Donghae??
>< 
..
>< 
Park YeonSeol mengetuk-ketuk meja kerjanya dengan ujung jari telunjuk seirama dengan detik jarum yang bergerak tiap ia bergeser ke kanan. Ia tatap putra sulungnya itu dengan tatapan penuh arti. Ini kali pertama ia menatap seperti itu.. tatapan antara seorang Appa dan Adeul..
       “katakan padaku..”
Leeteuk menunduk “tidak ada yang perlu ku katakan Appa, semuanya sudah jelas di sana..”
       “jadi ini benar?”
       “nde, aku menyukainya..” mantab Leeteuk. Ini kali pertamanya ia mengakui perasaanya di depan sang Appa “jika Appa mengatakan aku salah, aku minta maaf.. lantas siapa yang harus ku salahkan setelahnya? Cinta itu tidak peduli pada siapa ia akan datang.. itu kan yang Appa ajarkan pada kami? Kau selalu bijak menyikapi semua perasaan yang ada.. jadi apa sekarang aku akan di salahkan?”
       “apa aku mengatakan itu?”
       “aaa…ani..”
       “aku hanya ingin bertanya, apa Han Hyun Pil sudah tahu hal ini? jika putrinya ternyata adalah yeoja yang disukai oleh putra sulung keluarga Park tempat ia bekerja?”
Leeteuk menggeleng..
       “kalau begitu segera katakan padanya, aku tidak bisa melihat calon mertua anakku sendiri menjadi pelayan di rumah kita..”
       “MWO?? mworrago?? App…appa?? Kkaauu??”
       “nde..” senyum Park Yeonseol “palliwa..”
       “gumapsemida Appa..” bahagianya.
>< 
..
>< 
Han Hyun Pil menyambut Donghae dengan gembira. Ia malah sudah menyediakan banyak masakan untuk tuan mudanya itu. kamar Donghae dibersihkannya beberapa waktu lalu agar saat Donghae pulang ia bisa istirahat dengan nyaman.
       “berbaringlah dulu…” Shinmin membantu Donghae tidur di ranjangnya “kau mau minum??”
       “nde..”
       “Pelayan Han, tolong ambilkan minum untuk Donghae..”
       “nde, Nyonya..”
Shinmin kembali pada putranya, ia membenahi selimut Donghae sampai Han Hyun Pil kembali ke kamar itu dengan segelas air dan semangkuk soup hangat..
       “Nyonya, saya membawakan sekalian soup hangat untuk Donghae ssi.. udara di luar cukup dingin, ini bisa membantu memulihkan suhu yang ada..”
       “eoh, gumapta Pelayan Han.. kau selalu mengerti apa yang dibutuhkan Donghae..”
       “sudah kewajiban saya Nyonya..”
       “nde,.”
       “baiklah, saya keluar dulu.. panggil saja kalau membutuhkan sesuatu..” Shinmin mengangguk..
       “gumapsemida Ajjuhssi..” ungkap Donghae sebelum namja itu pergi dari sana. Han Hyun Pil memberi hormatnya, mundur diri dari hadapan mereka.
>< 
..
>< 
Han Hyun Pil sangat terkejut saat Leeteuk pulang.. bersama Han Jimin.
       “Abeoji..”
       “Yak, apa yang kau lakukan di sini eoh?”
       “aku.. Presdir mengajakku.. aku pun tidak tahu apa aku punya salah.. aku takut di pecat jadi aku mengikut saja..” bisiknya dengan keras dan tetap bisa di dengar Leeteuk.
       “sudahlah, kajja..” ia menuntun yeoja itu masuk ke dalam..
Rupanya kedatangannya bukan hanya membuat Han Hyun Pil saja yang kaget, melainkan mereka semua..
Sungmin dan Yesung menatap lekat pada yeoja itu.. Shinmin mulai bertanya-tanya.. dan Donghae..
       “Hyung, kau mengajak Jimin Noona?? Wae??”
       “duduklah dulu..” ia menyuruh Han Jimin untuk bergabung dengan keluarganya “Pelayan Han, kau juga.. duduklah..”
Suasana semakin membingungkan…
‘apa hyung akan mengenalkan Noona sebagai kekasihnya?’ batin Donghae yang tentu saja itu bukan tebakan biasa ‘apa dia sudah tidak takut lagi dengan Appa? Bahaya kalau sampai Appa tahu..’
Oh, kau belum tahu saja Park Donghae..
       “Umma,. Aku.. menyukai Han Jimin, putri pelayan Han..”
DEG!!
Kali ini semua terkejut. Termasuk Han Jimin sendiri..
       “Leeteuk ssi.. apa yang kau katakan??” protes Jimin “kau..”
       “aku sedang tidak bergurau Han Jimin.. aku memang menyukaimu, bahkan sebelum kau ku terima kerja di Hotel..”
       “Leeteuk-ah.. kau sudah memikirkan baik-baik?”
       “Tuan.. anda tidak salah kah?? Tolong pikirkan lagi..”
       “animida.. aku tidak keliru.. aku sudah mengatakannya pada Appa, dan Appa juga sudah setuju..”
       “MWO??”
       “nde, aku hanya meminta persetujuan dari kalian saat ini..” pintanya “Han Jimin.. aku tahu ini terlalu cepat.. tapi perasaan ini sudah lama.. hanya aku belum berani mengatakannya padamu, jadi sekarang.. aku jujur.. aku menyukaimu.. dan aku juga memintamu untuk menjadi kekasihku.. aku tidak peduli dengan status.. tidak ada dalam hidupku prinsip membedakan status,, dan anda Han Hyun Pil.. tidak perlu cemas dengan pekerjaan itu..”
Hah..
ShinMin menggelengkan kepalanya. Ia merasa pusing sekarang..
       “entah ini berita bagus atau buruk.. tapi sepertinya aku memang harus siap mendengar semua kenyataan.. baiklah..” ungkapnya “Han Jimin ssi.. aku memintamu untuk menjadi kekasih putra sulungku, Park Leeteuk.. aku pikir dia menjadi gila setelah dongsaeng-dongsaengnya sudah memiliki kekasih.. jadi jangan biarkan dia semakin gila dengan kata penolakan!!”
Aiiggoo!! Apa artinya itu pemaksaan??
Bagaimana Han Jimin??
       “Jimin-ah.. katakan pada Abeoji sekarang, apa kau menyukai Presdir??  Atau bagaimana??”
Han Jimin bingung.. ia bahkan belum selesai mengatur getaran jantungnya..
       “Abeoji…” suaranya gemetar “mianhaeyo.. jongmal mianhae.. aku juga menyukai Presdir..”
Senyum di bibir Leeteuk akhirnya tersungging manis apalagi lekuk di pipinya yang makin menambah kenyataan jika ia sedang sangat bahagia saat ini.
       “Ji..min..ah..”
       “Pelayan Han.. ah, ani.. Ajjuhssi.. tolong ijinkan kami..” pinta Leeteuk iba.
       “aiigo.. Tuan.. kau tidak perlu memohon seperti itu padaku. Jika anak ini memang sudah menyukai anda.. saya bisa apa??” apakah artinya itu tanda persetujuan?? Artinya usaha Leeteuk berhasil?? YAP!! Leeteuk mendapat ijin dari ayah Jimin.
       “kansamhamnida Ajjuhssi..”
       “Daebak!! Chukkkae hyuuungg…” ucap Donghae panjang.
>< 
..
>< 
Sejak tadi hanya selimut yang menutup sebagian tubuhnya saja yang dipermainkan oleh jemari tangannya. Punggung yang ia sandarkan pada tumpukan bantal cukup membuatnya berbaring dengan nyaman. Tapi tidak dengan pikirannya..
Ini malam kedua ia merasakan tak bisa tidur lagi. sayang sekali. Obat tidurnya diambil oleh Yesung jadi tidak ada yang bisa menolongnya malam ini.
Kleek..
Pintu kamarnya terbuka perlahan namun ia tak menoleh untuk menengok. Dibiarkan saja ia yang membuka pintu masuk ke dalam..
       “saengi.. kau belum tidur?”
Donghae mendongak sedikit.. lalu menggeleng lenguh..
Leeteuk. Duduk diranjang samping Donghae berbaring.. membenahi selimut adiknya..
       “ada yang kau pikirkan?? Katakan pada hyung..” usap lembut pada kening Donghae.
       “hyung…”
       “eumh??”
       “jika aku bertemu dengannya sekali saja.. apa boleh?”
Leeteuk menghela napas.. “dia ibu kandungmu Hae.. kau bisa menemuinya..”
       “tapi bagaimana dengan kalian?”
       “apa kami pernah melarangmu bertemu? Bahkan Appa saja berusaha untuk membuatnya di terima sebagai pengajar agar bisa melihatmu setiap hari.. apalagi?”
       “aku bahagia bersama kalian.. aku senang melihat kita seperti ini. tapi entah kenapa aku merasa sakit mengingat semua itu.. aku tidak tahu dimana dia berada saat ini, apa dia baik-baik saja? kenapa dia bahkan tidak menungguku sampai bangun kemarin? Kenapa dia pergi menghilang begitu saja? apa dia pikir aku ini boneka yang bisa dipermainkan begitu saja? kenapa tidak ditanyakan dulu perasaanku? Apa dengan memberikan darahnya padaku semuanya sudah berakhir? Kesalahannya bisa ku maafkan?? Atau..”
       “Yak.. sudahlah..” potong Leeteuk “kau semakin bicara tak karuan. Apa pikiranmu sedang kacau hari ini??”
       “hyung…”
       “sudahlah Hae.. hyung tidak ingin mendengar semua pikiran tak karuan itu. dia memutuskan pergi hanya ingin kau bahagia tanpa mengingat masa lalu itu..”
       “hyung, apa aku membuatmu kecewa?”
       “wae?”
       “aku… aku merasa.. tidak pantas..”
       “HENTIKAN!!” bentak Leeteuk “hentikan pikiran anehmu itu..” kerasnya pada Donghae. ia marah? Ya, Leeteuk marah. Ia tak ingin masalah ini menjadi panjang.. ia ingin semuanya di lupakan. Ia tak ingin Donghae terluka lagi.. makanya, ia tak ingin Donghae larut dalam masalah ini lebih lama.
Donghae tersentak bentakan Leeteuk. Matanya berair menahan isak.. untung saja Leeteuk tahu akan hal itu. di usapnya pipi Donghae pelan.. di tatapnya mata itu lembut..
       “mian Hae-ya.. hyung tidak bermaksud menakutimu. Tidak bermaksud membentakmu.. hyung hanya ingin kau hentikan semua ini. kita mulai dari awal.. kau tahu, bukankah malam ini malam yang menyenangkan? Kau bahkan mulai sekarang akan terus ditemani Umma.. kau dengar tadi apa katanya..??”
Donghae mengangguk..
       “Umma berhenti dari pekerjaannya dan memilih berada di sini.. bersama kita..”
       “Han Ajjuhssi??”
       “kau pikir aku bisa mempekerjakan Appa Han Jimin sebagai pelayan di rumah kita huh??” Leeteuk memukul kening Donghae dengan telunjuknya.
Donghae tertawa.. suasana berubah..
       “lalu bagaimana dengan Jimin Noona sendiri?”
       “aku sudah memikirkan itu Hae.. tentu saja seorang kekasih Presdir Crown of Hotel tidak akan menjadi pelayan lagi,.”
       “kau menang kali ini hyung..”
       “jongmal??”
       “hum..” angguknya
Leeteuk tertawa..
       “wae?”
       “ani.. aku melihat Donghae kecilku saat ini..”
       “HYUNG!”
       “kau tidak pernah berubah.. kau tahu betapa takutnya aku saat kau sakit kemarin? Aku tidak bisa kehilanganmu Donghae-ya.. tidak bisa..” akunya jujur “bahkan harus ditukar dengan apapun aku rela asal kau tetap di sini bersama kami..”
Donghae mengerti perasaan kakaknya.. selama ini memang Leeteuk lah yang paling dekat dengannya. Paling menjaganya..
       “gumawo hyung..” lirihnya trenyuh sambil memeluk erat Leeteuk “saranghae hyung.. jongmal saranghaeyo..”
       “nado saengi..” balas Leeteuk.
>< 
..
>< 
Kehidupan itu tidak akan berhenti selama kita masih bernapas. Tidak ada kebahagiaan yang abadi begitu pula dengan kepedihan. Keduanya silih berganti dari waktu ke waktu. Jika kau berharap akhir cerita kehidupan manusia itu happy ending, maka tanyakan pada Tuhan.. bahagia itu seperti apa? Apa saat kita bebas dari masalah? Saat kita tidak pernah merasakan lagi sakit dan luka? Atau saat kita mendapat kepuasan dari semua pekerjaan kita? harta melimpah atau? Hal yang sederhana saat kita bisa bersama dengan keluarga kita??
-one month later-
Walk in the World with Crown Travel and Tour..
Han Jimin menjalani pekerjaan barunya atas permintaan Leeteuk. Tentu saja ia tak ingin jika kekasihnya itu masih membersihkan kamar Hotel dan mengeluarkan banyak keringat. Kerjasama antara Hotel dan Caffe itu merambah ke biro perjalanan yang sekarang di kelolah Han Jimin.
Sukses??
Belum.. masih dalam tahap perjalanan menuju ke sana..
Dua putra keluarga Park itu memang jago dalam hal bisnis, di tambah para kekasih mereka ikut membantu dan terlibat di dalamnya.
Kini setelahnya.. masih ada satu lagi..
…. ….
…. ….
       “bagaimana? Bagus bukan??” Donghae menatap lukisan yang dibuatnya khusus untuk pembukaan Crown of Galery miliknya.. tentu saja itu janji dari kakak-kakaknya dulu..
       “nde.. ini sangat indah..”
       “eoh, apa mereka belum datang? Bukankah mereja janji tidak akan telat??”
       “tunggulah sebentar.. kurasa sudah di jalan..” sahutnya yang ternyata adalah Kibum.
Tak lama.. Siwon dan Sora yang tadi di tunggunya akhirnya tiba juga..
Ya. Galery milik Donghae ini berisi lukisan-lukisan mereka berempat.. semenjak kejadian kemarin, mereka sepakat untuk menjadi teman baik.. Siwon kini lebih menghargai Donghae disamping masih jengkel juga jika anak itu mengeluarkan kata-kata kasar hanya saja sekarang ia sudah lebih terbiasa dan menganggapnya sebagai guyonan. Donghae sendiri mulai melupakan dan berusaha merelakan Sora dengan Siwon sekalipun ia juga jengkel jika setiap hari ia melihat mereka bermesrahan di depannya.
Di sudut ruang itu, Donghae menyimpan satu goresannya..
       “Gumawo..” lirihnya menatap gambar di dinding itu “bogoshipoyo… Umma..”
Itu adalah wajah seseorang.. salah satu yang berharga miliknya..
Jang Nara…
Di tempat lain ia tak berkedip menatap wajahnya sendiri di layar TV..
       “gumawo Hae-ya.. kau masih mengingat Umma..” ujarnya bersama dengan satu air mata kebahagiaan di sana.
_FIN_

:: sebuah kisah kehidupan tidak dapat kita tentukan apakah itu happy ending atau sad ending atau malah tanpa ending. Jadi.. demikian, tentukan sendiri semua kisah yang ada.. DONGHAE tak akan menyadari apa yang ada didepannya, setidaknya untuk sampai di saat ini semuanya bisa ia lewati dengan baik ::
^..^