Kamis, 25 Februari 2016

Crown of Prince [7]



Genre : Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk] _ Kim JongWoon [Park Yesung] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin] _ Lee Donghae [Park Donghae]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
The Little Prince [by-Ryeowook]
>< 
..
>< 
Crown Of Prince_07
-Can I say that I Love You?-
>< 
..
>< 
Donghae sesekali memperbaiki letak kacamatanya. Sungmin sebenarnya merasa aneh dengan tingkah adiknya yang demikian. Kalau dia sakit mata kenapa tidak periksa saja pada Yesung. Kalau alasannya karena ia takut kena debu waktu naik sepeda kenapa selalu dipakainya? Tapi ia tak akan menanyakan apapun padanya, ia tak ingin pertengkaran terjadi hari ini di saat pengunjung sedang sangat banyak. Ia masih mengamati pekerjaan Donghae dari jauh, bagaimana ia menyapa pelanggan, bagaimana ia mengantar pesanan dan bagaimana ia ramah melayani mereka.
Tapi pemandangan itu tidak lama karena ia melihat Donghae kembali ke dapur dengan sedikit membanting baki makanan.
            “ada apa?”
            “aniyo..”
            “pembohong..”
            “hyung..”
            “kau kenal dengan mereka di meja no.11 itu??” selidik Sungmin
            “sepertinya itu temanmu Hae..” sahut Ryeowook “apa mereka menghinamu? Atau..”
            “aku mohong pada kalian, jangan katakan kalau aku adalah adik Sungmin hyung, jebal hyung..” pintanya memelas dengan mata ikan yang tak sanggup di tolak siapapun.
            “waeyo? Kau biasa mengenalkan diri sebagai adik Sungmin hyung pada pelanggan lainnya..”
            “kali ini jangan.. mereka memang temanku, bahkan aku banyak berada di kelas yang sama dengan yeoja itu..”
            “dia cukup cantik, apa kau menyukainya?”
            “lalu hyung membiarkanku di pukul oleh namja itu? dia namjachingunya..” sinis Donghae “aarrhh.. kenapa mereka datang lagi sih? Mereka sengaja menggoda kemarahanku..”
Ryeowook dan Sungmin tertawa “awas, jangan kau keluarkan tandukmu di caffe-ku..” goda Sungmin.
            “sudah.. lanjutkan pekerjaanmu.. antar pesanan meja 17 out door..” suruh Ryeowook
            “apa mereka pasangan Song Halbe dan Cha Halmonie?? Aahh hyung.. boleh aku mengobrol sebentar dengan mereka?”
            “nde..”
Pasangan kakek nenek itu memang menjadi salah satu pelanggan tetap caffe milik Sungmin. Sekalipun usia mereka bukan muda lagi tapi relasi cinta diantara mereka sangat mengesankan. Donghae sudah menganggap mereka kakek dan neneknya sendiri, saat ia merindukan Halbe dan Halmoni maka ia akan banyak bercakap dengan mereka.
>< 
..
>< 
Duduk bersama seperti ini sudah menjadi tradisi tidak tersepakati bagi mereka. Setelah melakukan operasi besar-besaran pada seorang pasien, kini mereka melepas lelah dengan makan malam bersama. Dokter Kwon sampai hari ini hanya akan menceritakan bayi kecilnya yang baru beberapa minggu. Sedangkan Yun Taeji masih setia menggoda Dae Yin Ah. Yesung dan Boyoung akan selalu setia mendengarkan atau menyaksikan apa yang mereka perbuat.
            “lihat.. disini aku seperti Appa kalian..” ungkap Dokter Kwon “aku sudah setua ini rupanya??” dia memandang tangannya yang sudah mulai mengeriput. Sebenarnya ia tidak terlalu tua tapi memang dia yang paling senior diantara mereka “setelah aku melihat Taeji berhasil mendapatkan Yin Ah, apa kau akan menyusul mereka juga??” tanyanya pada Yesung “apa kau tidak tertarik pada Dokter Lee??” ia ganti menatap Boyoung.
Seketika Yesung salah tingkah..
Tidak tertarik??
Bagaimana bisa seperti itu?
Tentu saja ia tertarik, sangat tertarik malah.. bahkan sebelum semua orang menjodohkan mereka berdua ia sudah melihat Boyoung. Bukankah mereka satu angkatan yang sama sejak kuliah? OMO, berarti sudah lama juga ia memendam perasaan itu..
Yesung melirik Boyoung sedikit tapi sial, yeoja itu melakukan hal yang sama hingga mata mereka bertemu, beradu di satu garis yang membekukan sampai ke sendi-sendi.
            “lihat.. bahkan mata kalian yang saling menatap saja sudah terbaca jelas.. Yak, Yesung-ah.. aku tidak akan melihatmu sebagai Dokter Park saat ini.. kalau kau menyukainya, sebaiknya kau cepat mengatakannya..”
            “Sunbae…”
            “hah.. kita memang rekan di Rumah Sakit, tapi saat diluar itu semua.. kau adalah temanku.. kalian juga berhak menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman..”
            “OMO, Sunbae.. kenapa anda banyak bicara sekali hari ini.. anda tidak minum soju kan?” Boyoung berusaha mencairkan suasana hatinya yang terlalu tegang juga oleh perkataan Dokter Kwon tadi.
            “Ya, benar katanya.. eoh, Yesung-ah.. apa aku harus membantumu untuk mengatakannya..”
            “mengatakan apa?”
            “kalau mau sudah melihatnya sejak masa kuliah..”
Tiba-tiba muka Yesung berubah merona merah, entah malu entah marah.. “aisshh.. menyebalkan!! Aku pergi..” katanya undur diri, ia tak mau jadi bahan ejekan mereka lagi.
Yesung pergi diiringi tawa mereka yang semakin membuatnya merasa jengkel.
Ia merapatkan jaket warna coklat tua hadiah dari Donghae tahun lalu yang menjadi jaket kesayangannya. Melewati pertokoan yang sudah mulai menjajahkan makanan malam hari. Ia berniat membeli sekaleng minuman di minimarket yang sudah di depan mata kalau saja tidak ada yang memanggilnya..
            “kenapa kau pergi? Apa yang dikatakan Taeji itu benar?”
            “eoh.. kau? Kenapa ikut pergi?” rupanya yang memanggil tadi adalah Boyoung
            “bagaimana aku bisa bertahan duduk makan di sana, sedangkan kau tidak ada.. aku tidak pandai bercerita atau berbicara dengan mereka.. aku rasa tidak ada yang penting juga..”
            “eoh.. aku mau beli kopi..”
            “aku mau satu..”
Keduanya lalu masuk beriringan ke minimarket itu, mengambil dua buah kopi dalam kaleng.. setelah membayarnya di kasir, Yesung mengajak Boyoung duduk di bangku taman tepat di bawah lampu taman yang sudah menyalah sejak satu jam yang lalu.
Yesung mulai mengambil satu teguk kopi “kalau itu benar.. bagaimana tanggapanmu?”
            “jadi itu benar?”
            “berikan dulu tanggapanmu baru aku akan mengatakan apa itu benar atau tidak..”
            “eoh.. itu.. itu bukan masalah bagiku.. banyak orang yang menyukai kita, ada juga yang membenci kita bukan? Jadi tidak masalah sama sekali..”
            “tentu saja bukan perasaan yang seperti itu maksud Taeji..”
            “jadi..??” Lee Boyoung menatap Yesung mencari jawab
Hah.. Yesung mengambil napas panjang “dia benar..” seketika mereka diam. Hembusan angin malam saja sampai terdengar karena sunyi sampai akhirnya ia melanjutkan “tidak ada yang pernah ku lihat selain kau, Boyoung ssi.. kali pertama aku melihatmu, kali pertama pula aku memikirkan yoeja dan tertarik padanya. Bahkan aku bersorak bahagia saat kita ditempatkan di rumah sakit yang sama. Lebih bahagia lagi karena kita satu tim dan aku bisa melihatmu setiap aku mau..”
Boyoung masih mendengarkan dengan penuh hati dan perhatian.
            “aku tidak pernah tahu bagaimana berhadapan dengan seorang yeoja.. aku bahkan tidak pernah dekat dengan Umma yang membesarkanku. Yang ada di dalam hidupku hanya hyung dan namdongsaeng… jadi aku tidak pernah tahu bahkan tidak pernah berani untuk mengatakan bila.. aku menyukaimu.. Boyoung ssi..”
Degggh..
Deghh..
Sekarang bukan hanya Boyoung yang terkejut dengan pernyataan itu. Yesung sendiri juga heran bagaimana ia bisa mengatakan perasaan itu sekarang..
            “aahh…”
            “eoh.. mi.. mian..” gugup mereka
            “aniyo..”
            “lupakan perkataanku..” Yesung yang sudah sangat gugup mendadak berdiri “ayo pergi dari sini.. kita harus pulang..” katanya kemudian mengalihkan pembicaraan.
            “Yesung ssi… soal itu..”
            “jangan dijawab sekarang…” potongnya “aku sepertinya belum siap mendengar jawaban apapun..”
            “ahh.. nde..” Boyoung pun belum siap memberikan jawaban padanya “kajja.. kita pergi saja dari sini..”
>< 
..
>< 
Han Hyun Pil menyambut seorang tuan mudanya yang pulang dalam keadaan guntai. Langkahnya sedikit di seret..
            “Tuan, gwaenchana??”
            “nde.. Ahjjussi..”
            “mwo??”
            “biarkan seperti ini.. Donghae benar, lebih baik memanggil Ahjjussi lebih mudah dari pada kepala pelayan Han.. terlalu panjang dan melelahkan..” lalu ia menghempaskan diri di sofa. Melirik sedikit ke arah adiknya yang tengah menonton drama.
            “apa drama itu bagus, Hae?” tiba-tiba ia tertarik
            “nde,.”
            “hah..”
            “waeyo?”
            “asssh… Ajjuhssi.. aku lapar..”
            “nde tuan.. sudah kami siapkan, tinggal menunggu Tuan Leeteuk..”
            “hyung menyuruh kita menunggunya..” sahut Donghae “Sungmin hyung juga masih mandi, hari ini kita makan bersama.. Han Ajjuhssi juga sudah membuat sup rumput laut yang banyak tadi..”
            “MWO?? siapa yang ulang tahun?”
            “bukankah kau hyung??”
            “MWO??”
            “Umma dan Appa mengirimimu hadiah.. sudah ku letakkan di kamar beserta dengan hadiah dari kami semua.. aaissh, jangan bilang kau lupa hyung..”
            “YAK!! KENAPA TIDAK ADA YANG BILANG PADAKU?”
            “karena kami tahu itu tidak penting bagimu hyung.. tapi setidaknya mengingat hari lahir tidak ada buruknya. Eoh ya.. tadi Sungmin hyung juga membuatkan kue untukmu, kalau kau tidak mau berikan saja padaku..” cerocos Donghae.
Ya, hari ini memang sama seperti hari biasa bagi mereka. Tidak ada yang istimewa di hari ulang tahun mereka terutama Yesung. Jadi mereka tidak pernah mempermasalahkan apapun kalau memang hari itu terlupa.
Ke empat penghuni rumah itu menghadap satu meja penuh makanan dan kue untuk Yesung. Donghae duduk tepat diantara Leeteuk dan Sungmin berhadapan dengan Yesung.
            “kapan mulai makan?”
            “sekarang..” komando Leeteuk.
Walau tak ada pesta besar dan ditemani orang tua mereka masih berusaha mengucapkan selamat pada Yesung. Bahkan Donghae masih sempat juga membelikan hadiah untuknya.
            “hyung, kali ini apa boleh aku yang memohon?”
            “memang ini ulangtahun siapa?”
            “bukankah Yesung hyung tidak pernah memiliki permohonan, jadi sayang sekali kan..”
            “kau ingin apa?”
            “aku ingin Yesung hyung segera memiliki yeojachingu.. untuk Teuki hyung juga..”
            “MWO??” keduanya berteriak kompak
            “hyung.. selama ini tidak ada wanita didalam hidup kita kecuali SaEun Noona..”
Sungmin tertawa pingkal mendengar penuturan itu dua kali. Lain dengan Yesung dan Leeteuk nampak diam. Mereka tiba-tiba mengingat semua kejadian beberapa hari ini. bagaimana sebenarnya harapan Donghae adalah harapan mereka juga.
>< 
..
>< 
@the_morning_day..
            “kemana dia?”
            “sudah berangkat sejak pagi tadi Tuan..”
            “eoh.. Pelayan Han, cukup panggil nama kami saja seperti kau memanggil Donghae.. aku sebenarnya tidak suka dengan panggilan seperti itu..”
            “eoh.. nde, Leeteuk ssi..”
            “apa dia tidak mengatakan sesuatu? Kenapa pergi sepagi ini?”
            “lebih bagus bukan kalau dia bisa bangun pagi.. bagus untuk kesehatannya..” jenaka Yesung, selalu saja dikaitkan dengan kesehatan “ya sudah, aku juga berangkat..” pamitnya kemudian.
            “sepertinya kita harus menyediakan waktu untuk liburan hyung.. kau lihat kan, hanya pagi dan malam saja kita bertemu.. apa kau tidak ingin bercerita atau mendengarkan cerita kami??” ide Sungmin “apa kau tidak merasakan ada yang aneh dengan Donghae yang pergi pagi? Hah, bukankah sudah lama kita tidak berlibur??”
            “hmm.. akan ku pertimbangkan..”
            “andwae hyung.. tapi lakukan!! Bisa-bisa tahun depan baru kita liburan..”
            “hahaha.. arraseo..”
>< 
..
>< 
Han Ji Min bersiap dengan sapu di tangannya. Ia bisa menebak kalau Donghae berusaha membuka pintu kamar itu sekarang.
‘kali ini kau tak akan lolos, seenaknya saja kau.. jangan pikir karena kau adik pemilik hotel ini lalu bisa bertindak semaumu..’ batinnya.
Cklleek..
Begitu pintu terbuka..
HHHYYYAAAAATTTT!!
            “AAUUHHH!! AARRHHGG APA YANG KAU LAKUKAN EOH?”
            “aku tidak akan terperdaya oleh kata-katamu..”
            “YAK!! HAN JIMIN KAU MAU AKU PECAT??”
            “MWO??” seketika bola mata Jimin mendelik tajam.. “OMO!! Presdir…” lemahnya “mianhamnida.. andwae.. jangan pecat saya.. jeballl…” mohonnya begitu tahu itu bukan Donghae tapi Leeteuk.
            “apa yang kau lakukan? Kenapa kau memukulku..”
            “aku kira.. Donghae ssi..”
            “Mworago?? apa alasanmu berniat memukuli dongsaengku??”
            “animida..”
            “katakan..” tegas Leeteuk “apa dia membuatmu dalam masalah?”
Jimin menggeleng “animida Presdir..”
            “maldo andwae..”
            “jongmal.. hanya saja kami sering sedikit bertengkar.. tapi adik Presdir namja yang baik sekalipun suka menjahili orang..” kata Jimin dengan sedikit mengiba wajahnya. Tapi itu malah lucu dalam pandangan Leeteuk.
Hahaha.. Leeteuk paham sekarang, itu memang sifat Donghae “apa dia membuatmu repot?”
            “eoh, ani..”
            “Donghae sangat menyukaimu makanya ia menjahilimu.. itu sifatnya.. pasti kau sudah dianggap sebagai Noonanya.. apa kau selalu diperintah olehnya?”
            “nde..”
            “sudah ku duga.. begitulah dia.. dia akan manja pada yeoja yang dianggapnya sebagai kakak atau ibu.. atau nenek.. apa dia memanggilmu Halmonie?”
            “mwo??”
            “sudahlah.. apa pekerjaan di kamar ini sudah selesai? Kalau sudah keluarlah..”
            “nde Presdir…”
Leeteuk tertawa setelah memastikan Jimin keluar dari kamarnya. Yeoja itu benar-benar spesial di matanya. eoh, ani.. tapi juga di hatinya..
Hah.. ia menghempaskan tubuhnya di sofa lebar yang menampung hampir seluruh tubuhnya itu sebelum bel berbunyi.. ia memastikan itu adalah Choi Jin Hyuk yang datang menemuinya.
            “Presdir.. kenapa tidak bicara di kantor saja?”
            “aku tidak ingin orang lain mendengarnya..”
            “apa ini bukan masalah pekerjaan? Yeoja itu??”
            “tidak juga… ini masalah pekerjaan juga. Sekretaris Choi.. beberapa waktu lagi Appa akan pulang ke Seoul. Dia tentunya akan melihat seluruh aset miliknya berjalan dengan baik atau tidak.. aku sudah lama tidak melihat untuk urusan Yayasan karena sementara ini fokusku hanya Crown of Hotel. Laporan yang mereka berikan memang terlihat baik-baik saja tapi bagaimanapun juga kondisi sebenarnya di sana aku juga harus tahu..”
            “apa kau ingin kita ke sana? Minggu depan ada pertemuan Yayasan dengan pengurus Universitas itu. Laporan terakhir adalah penerimaan Pengajar baru bernama Jang Nara..” Choi Jinhyuk bersikap lebih santai dan non formal.
            “eoh, itu aku tahu dari Donghae..”
            “tidak ada masalah sejauh ini.. mereka masih menjadi salah satu Universitas terbaik di kota ini. Bahkan banyak yang sudah mempertimbangkan kualitasnya..”
            “nde.. Appa tidak main-main soal pendidikan..”
            “akankah semua baik-baik saja nanti? Bagaimana dengan Donghae?”
            “itu kenapa aku menyuruhmu kesini.. aku meminta pertimbangan..”
Jinhyuk menghempaskan napas panjangnya “tidak ada yang harus dipertimbangkan. Kau selalu menganggapnya anak kecil. Percayalah.. Donghae memang keras kepala, dia tidak pernah mau diatur bahkan begitu banyak kecerobohan yang dilakukannya. Tapi apa selama ini ia membuat bom atom meledak tiba-tiba? Dia juga tidak membuat kasus yang mengharuskannya menjadi cover di salah satu media pemberitaan..”
Ah, jadi ini yang dicemaskan Leeteuk. Dia tidak ingin adiknya celaka. Ia tidak ingin melihat kesedihan di wajahnya. Ia tidak ingin mengecawakan orangtuanya karena tugasnya.
            “kau tahu, suatu saat jika Appa mewariskan salah satu aset untuknya.. apa dia akan menolak seperti Yesung..”
            “Yesung menolak?? Tidak.. kau lupa kalau Yesung juga memiliki sebagian saham di tempatnya bekerja kan? Yak, aku ini bukan hanya sekretarismu tapi juga mata-mata Tuan Park.. apa yang kau takutkan?”
            “aku hanya ingin berbagi.. itu saja. kau tahu hidupku ini hanya dipenuhi tingkah mereka. Jadi aku juga ingin mereka sama merasakan apa yang kudapat..”
            “arra..”
            “jangan pikirkan itu dulu..”
BRRAAAKK!!
Belum selesai Jinhyuk berkata, terdengar suara gebukan pintu. Sepertinya ada yang menabrak pintu kamar itu dengan keras hingga terdengar sampai dalam..
TTTEEEETTTTTTTT..
Selanjutnya bunyi bel..
Leeteuk yang penasaran akhirnya membuka pintu.
            “Han Jimin??” betapa kagetnya melihat yeoja itu setengah ketakutan menghampirinya “waegurae??”
            “Presdir, di bawah ada polisi..”
            “polisi?”
            “mereka menangkap seorang menteri yang menginap di hotel ini dan kedapatan sedang berselingkuh dengan salah satu staff-nya.. ah, iya.. banyak reporter juga. Aku rasa hotel kita akan segera masuk berita..” ungkapnya.
Sekarang bukan hanya terkejut lagi. Leeteuk sudah langsung berlari menuju lantai dasar. Jinhyuk tak tinggal diam, bagaimanapun juga dia harus menemani Leeteuk.
            “kau ikut kami..” ajaknya pada Jimin. Mereka membuntuti sang Presdir yang sudah tak terlihat. ia sudah masuk ke dalam lift. Jinhyuk dan Jimin memilih lift sebelahnya..
Begitu lift terbuka sudah banyak orang yang menyerbu mereka. Jinhyuk melindungi Leeteuk dengan tubuhnya agar ia tidak mendapat luka dari desakan orang-orang itu.
Klaapp..
Jreet..
Lampu kamera menyambar beberapa kali.
Leeteuk masih tertegun dengan apa yang terjadi..
>< 
..
>< 
Suasana kelas yang tenang dan serius tiba-tiba gaduh oleh teriakan seorang Pengajar..
            “YAK!! DONGHAE-YA!! Mau kemana kau? Kelasmu belum selesai!!”
Donghae merapikan bukunya kasar sebelum ia mendadak berlari keluar kelas. Bahkan teriakan sang pengajar tak di dengarnya. Kang Sora menatapnya kelu, seakan bosan melihat kelakuan anehnya itu. Ia membenahi letak tas punggungnya, mengambil sepeda di tempat parkir lalu mengayuhnya cepat. Ia begitu cepat mengayuh sampai-sampai tak sadar jika hampir saja menjadi korban tabrak mobil. Ia hanya menoleh sekejab pada pemilik mobil lalu melajukan sepedanya lagi. oh, apa kau tidak melihat bagaimana marahnya pemilik mobil itu? ya, itu adalah Choi Siwon. Donghae sangat hafal mobil itu tapi dalam kondisi seperti ini ia tidak melihat apapun..
            “HYUNG!! HYUNG… HYUNG!!” begitu melempar sepedanya sembarangan ia masuk ke ruangan itu, yang jika boleh jujur, ini adalah pertama kalinya ia cemas. Menyelonong masuk tanpa permisi hingga dua orang mencegatnya.
            “anak muda, apa yang kau lakukan?”
            “Hyung.. dimana hyungku? Dimana Leeteuk hyung?”
            “tenanglah, dia baik-baik saja..” suara bass seorang Choi Jinhyuk mampu sedikit mengurangi kecemasannya “Leeteuk masih di periksa..”
            “dimana?”
            “di dalam..”
            “apa yang terjadi?”
            “kita tunggu saja, mereka berdua hanya dimintai keterangan sementara ini. selama tidak ada tuntutan ini akan aman..”
            “kalau tidak begitu bagaimana sekretaris Choi?” sedikit kaku saat menyebut nama marga itu, mengingatkannya pada Choi Siwon saja.
            “kita punya pengacara yang handal, dan Tuan Park tentunya tidak akan tinggal diam.. sudah, duduk saja di sini dan kita tunggu sampai polisi selesai dengannya dulu..”
Ah, ya.. itu adalah kantor polisi. Tentu saja, Donghae tak pernah masuk ke tempat ini? OMO, benarkah?? Sepertinya tidak.. ia hanya tidak pernah berada di dalam situasi seperti ini. ia juga mulai trauma dengan tempat itu.
Hanya detik jam yang bisa didengarnya. Bahkan suara ribut dari polisi-polisi yang bertugas di sana tidak masuk dalam indra pendengarannya. Ia hanya memikirkan Leeteuk saat ini. ia bahkan rela meninggalkan jam pelajarannya saat membaca sebuah berita online dari ponselnya, kabur tanpa ijin, mengayuh dengan taruhan nyawa.. hanya untuk kakaknya. Ia hanya ingin memastikan bahwa berita itu salah. ia bahkan yakin Sungmin dan Yesung belum tahu masalah ini.
Leeteuk bukan hanya kakak bagi Donghae, dia juga seorang yang paling diseganinya, paling dipercayainya dan paling dihormatinya. Keberadaan Leeteuk bahkan mampu mengalahkan posisi orangtua di mata Donghae.
Inilah cinta.. ya, ini cinta itu.
Cinta tak terbatas ruang dan waktu.
Cinta tak terbatas aku dan kau, kekasih.
Jadi dengan inikah Donghae mengatakan kalau ia menyayangi kakaknya??..
_ToBeCon_


5 komentar:

  1. Ceritanya mkin gemesin >-< gaya bahasanya aq suka :) moga mkin rajin update dan g bosen sm komenanku... pokoknya daebak

    BalasHapus
  2. Astaga keren banget...
    Gak sabar nih baca kelanjutannya..
    Apakah sekretaris choi itu ayah siwon???
    Next ya chingu.,
    Jangan lama-lama neee... 😅😅☺

    BalasHapus
  3. Ah bingung mau bilang apa .
    Pokonya next aja deh hehe oh ya ka pena eunhaery nya dilanjut jg dong plieeeeeeees!!!!!!!

    BalasHapus
  4. makasih ya komentnya.. di tunggu selalu, karena komen2 itu yang menjadi masukan, juga cermin, juga saran.. utk menulis yg lebih baik lagi..

    BalasHapus
  5. Wah seneng banget pas buka blog ada lanjutan ff nya,, makin seru aja ceritanya nih semoga inspirasinya selalu lacar mengalir jadi updatenya sering yah... Ditunggu sangat lanjutannya ^^ :)

    BalasHapus