Genre : Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk] _ Kim JongWoon [Park Yesung] _ Lee
Sungmin [ Park Sungmin] _ Lee Donghae [Park Donghae]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
The Little Prince [by-Ryeowook]
><
..
><
Crown Of Prince_07
-Can I say that I
Love You?-
><
..
><
Donghae sesekali memperbaiki letak kacamatanya. Sungmin
sebenarnya merasa aneh dengan tingkah adiknya yang demikian. Kalau dia sakit
mata kenapa tidak periksa saja pada Yesung. Kalau alasannya karena ia takut
kena debu waktu naik sepeda kenapa selalu dipakainya? Tapi ia tak akan
menanyakan apapun padanya, ia tak ingin pertengkaran terjadi hari ini di saat
pengunjung sedang sangat banyak. Ia masih mengamati pekerjaan Donghae dari
jauh, bagaimana ia menyapa pelanggan, bagaimana ia mengantar pesanan dan
bagaimana ia ramah melayani mereka.
Tapi pemandangan itu tidak lama karena ia melihat Donghae
kembali ke dapur dengan sedikit membanting baki makanan.
“ada apa?”
“aniyo..”
“pembohong..”
“hyung..”
“kau kenal
dengan mereka di meja no.11 itu??” selidik Sungmin
“sepertinya
itu temanmu Hae..” sahut Ryeowook “apa mereka menghinamu? Atau..”
“aku
mohong pada kalian, jangan katakan kalau aku adalah adik Sungmin hyung, jebal
hyung..” pintanya memelas dengan mata ikan yang tak sanggup di tolak siapapun.
“waeyo?
Kau biasa mengenalkan diri sebagai adik Sungmin hyung pada pelanggan lainnya..”
“kali ini
jangan.. mereka memang temanku, bahkan aku banyak berada di kelas yang sama
dengan yeoja itu..”
“dia cukup
cantik, apa kau menyukainya?”
“lalu
hyung membiarkanku di pukul oleh namja itu? dia namjachingunya..” sinis Donghae
“aarrhh.. kenapa mereka datang lagi sih? Mereka sengaja menggoda kemarahanku..”
Ryeowook dan Sungmin tertawa “awas, jangan kau keluarkan
tandukmu di caffe-ku..” goda Sungmin.
“sudah..
lanjutkan pekerjaanmu.. antar pesanan meja 17 out door..” suruh Ryeowook
“apa
mereka pasangan Song Halbe dan Cha Halmonie?? Aahh hyung.. boleh aku mengobrol
sebentar dengan mereka?”
“nde..”
Pasangan kakek nenek itu memang menjadi salah satu
pelanggan tetap caffe milik Sungmin. Sekalipun usia mereka bukan muda lagi tapi
relasi cinta diantara mereka sangat mengesankan. Donghae sudah menganggap
mereka kakek dan neneknya sendiri, saat ia merindukan Halbe dan Halmoni maka ia
akan banyak bercakap dengan mereka.
><
..
><
Duduk bersama seperti ini sudah menjadi tradisi tidak
tersepakati bagi mereka. Setelah melakukan operasi besar-besaran pada seorang
pasien, kini mereka melepas lelah dengan makan malam bersama. Dokter Kwon
sampai hari ini hanya akan menceritakan bayi kecilnya yang baru beberapa
minggu. Sedangkan Yun Taeji masih setia menggoda Dae Yin Ah. Yesung dan Boyoung
akan selalu setia mendengarkan atau menyaksikan apa yang mereka perbuat.
“lihat..
disini aku seperti Appa kalian..” ungkap Dokter Kwon “aku sudah setua ini
rupanya??” dia memandang tangannya yang sudah mulai mengeriput. Sebenarnya ia
tidak terlalu tua tapi memang dia yang paling senior diantara mereka “setelah
aku melihat Taeji berhasil mendapatkan Yin Ah, apa kau akan menyusul mereka
juga??” tanyanya pada Yesung “apa kau tidak tertarik pada Dokter Lee??” ia
ganti menatap Boyoung.
Seketika Yesung salah tingkah..
Tidak tertarik??
Bagaimana bisa seperti itu?
Tentu saja ia tertarik, sangat tertarik malah.. bahkan
sebelum semua orang menjodohkan mereka berdua ia sudah melihat Boyoung.
Bukankah mereka satu angkatan yang sama sejak kuliah? OMO, berarti sudah lama
juga ia memendam perasaan itu..
Yesung melirik Boyoung sedikit tapi sial, yeoja itu
melakukan hal yang sama hingga mata mereka bertemu, beradu di satu garis yang
membekukan sampai ke sendi-sendi.
“lihat..
bahkan mata kalian yang saling menatap saja sudah terbaca jelas.. Yak,
Yesung-ah.. aku tidak akan melihatmu sebagai Dokter Park saat ini.. kalau kau
menyukainya, sebaiknya kau cepat mengatakannya..”
“Sunbae…”
“hah..
kita memang rekan di Rumah Sakit, tapi saat diluar itu semua.. kau adalah
temanku.. kalian juga berhak menjalin hubungan yang lebih dari sekedar teman..”
“OMO,
Sunbae.. kenapa anda banyak bicara sekali hari ini.. anda tidak minum soju
kan?” Boyoung berusaha mencairkan suasana hatinya yang terlalu tegang juga oleh
perkataan Dokter Kwon tadi.
“Ya, benar
katanya.. eoh, Yesung-ah.. apa aku harus membantumu untuk mengatakannya..”
“mengatakan
apa?”
“kalau mau
sudah melihatnya sejak masa kuliah..”
Tiba-tiba muka Yesung berubah merona merah, entah malu
entah marah.. “aisshh.. menyebalkan!! Aku pergi..” katanya undur diri, ia tak
mau jadi bahan ejekan mereka lagi.
Yesung pergi diiringi tawa mereka yang semakin membuatnya
merasa jengkel.
Ia merapatkan jaket warna coklat tua hadiah dari Donghae
tahun lalu yang menjadi jaket kesayangannya. Melewati pertokoan yang sudah
mulai menjajahkan makanan malam hari. Ia berniat membeli sekaleng minuman di
minimarket yang sudah di depan mata kalau saja tidak ada yang memanggilnya..
“kenapa
kau pergi? Apa yang dikatakan Taeji itu benar?”
“eoh..
kau? Kenapa ikut pergi?” rupanya yang memanggil tadi adalah Boyoung
“bagaimana
aku bisa bertahan duduk makan di sana, sedangkan kau tidak ada.. aku tidak
pandai bercerita atau berbicara dengan mereka.. aku rasa tidak ada yang penting
juga..”
“eoh.. aku
mau beli kopi..”
“aku mau
satu..”
Keduanya lalu masuk beriringan ke minimarket itu, mengambil
dua buah kopi dalam kaleng.. setelah membayarnya di kasir, Yesung mengajak
Boyoung duduk di bangku taman tepat di bawah lampu taman yang sudah menyalah
sejak satu jam yang lalu.
Yesung mulai mengambil satu teguk kopi “kalau itu benar..
bagaimana tanggapanmu?”
“jadi itu
benar?”
“berikan
dulu tanggapanmu baru aku akan mengatakan apa itu benar atau tidak..”
“eoh..
itu.. itu bukan masalah bagiku.. banyak orang yang menyukai kita, ada juga yang
membenci kita bukan? Jadi tidak masalah sama sekali..”
“tentu
saja bukan perasaan yang seperti itu maksud Taeji..”
“jadi..??”
Lee Boyoung menatap Yesung mencari jawab
Hah.. Yesung mengambil napas panjang “dia benar..” seketika
mereka diam. Hembusan angin malam saja sampai terdengar karena sunyi sampai
akhirnya ia melanjutkan “tidak ada yang pernah ku lihat selain kau, Boyoung
ssi.. kali pertama aku melihatmu, kali pertama pula aku memikirkan yoeja dan
tertarik padanya. Bahkan aku bersorak bahagia saat kita ditempatkan di rumah
sakit yang sama. Lebih bahagia lagi karena kita satu tim dan aku bisa melihatmu
setiap aku mau..”
Boyoung masih mendengarkan dengan penuh hati dan perhatian.
“aku tidak
pernah tahu bagaimana berhadapan dengan seorang yeoja.. aku bahkan tidak pernah
dekat dengan Umma yang membesarkanku. Yang ada di dalam hidupku hanya hyung dan
namdongsaeng… jadi aku tidak pernah tahu bahkan tidak pernah berani untuk
mengatakan bila.. aku menyukaimu.. Boyoung ssi..”
Degggh..
Deghh..
Sekarang bukan hanya Boyoung yang terkejut dengan
pernyataan itu. Yesung sendiri juga heran bagaimana ia bisa mengatakan perasaan
itu sekarang..
“aahh…”
“eoh.. mi..
mian..” gugup mereka
“aniyo..”
“lupakan
perkataanku..” Yesung yang sudah sangat gugup mendadak berdiri “ayo pergi dari
sini.. kita harus pulang..” katanya kemudian mengalihkan pembicaraan.
“Yesung
ssi… soal itu..”
“jangan
dijawab sekarang…” potongnya “aku sepertinya belum siap mendengar jawaban
apapun..”
“ahh..
nde..” Boyoung pun belum siap memberikan jawaban padanya “kajja.. kita pergi
saja dari sini..”
><
..
><
Han Hyun Pil menyambut seorang tuan mudanya yang pulang
dalam keadaan guntai. Langkahnya sedikit di seret..
“Tuan,
gwaenchana??”
“nde..
Ahjjussi..”
“mwo??”
“biarkan
seperti ini.. Donghae benar, lebih baik memanggil Ahjjussi lebih mudah dari
pada kepala pelayan Han.. terlalu panjang dan melelahkan..” lalu ia
menghempaskan diri di sofa. Melirik sedikit ke arah adiknya yang tengah
menonton drama.
“apa drama
itu bagus, Hae?” tiba-tiba ia tertarik
“nde,.”
“hah..”
“waeyo?”
“asssh…
Ajjuhssi.. aku lapar..”
“nde
tuan.. sudah kami siapkan, tinggal menunggu Tuan Leeteuk..”
“hyung
menyuruh kita menunggunya..” sahut Donghae “Sungmin hyung juga masih mandi,
hari ini kita makan bersama.. Han Ajjuhssi juga sudah membuat sup rumput laut
yang banyak tadi..”
“MWO??
siapa yang ulang tahun?”
“bukankah
kau hyung??”
“MWO??”
“Umma dan
Appa mengirimimu hadiah.. sudah ku letakkan di kamar beserta dengan hadiah dari
kami semua.. aaissh, jangan bilang kau lupa hyung..”
“YAK!!
KENAPA TIDAK ADA YANG BILANG PADAKU?”
“karena
kami tahu itu tidak penting bagimu hyung.. tapi setidaknya mengingat hari lahir
tidak ada buruknya. Eoh ya.. tadi Sungmin hyung juga membuatkan kue untukmu,
kalau kau tidak mau berikan saja padaku..” cerocos Donghae.
Ya, hari ini memang sama seperti hari biasa bagi mereka.
Tidak ada yang istimewa di hari ulang tahun mereka terutama Yesung. Jadi mereka
tidak pernah mempermasalahkan apapun kalau memang hari itu terlupa.
Ke empat penghuni rumah itu menghadap satu meja penuh
makanan dan kue untuk Yesung. Donghae duduk tepat diantara Leeteuk dan Sungmin
berhadapan dengan Yesung.
“kapan
mulai makan?”
“sekarang..”
komando Leeteuk.
Walau tak ada pesta besar dan ditemani orang tua mereka
masih berusaha mengucapkan selamat pada Yesung. Bahkan Donghae masih sempat
juga membelikan hadiah untuknya.
“hyung,
kali ini apa boleh aku yang memohon?”
“memang
ini ulangtahun siapa?”
“bukankah
Yesung hyung tidak pernah memiliki permohonan, jadi sayang sekali kan..”
“kau ingin
apa?”
“aku ingin
Yesung hyung segera memiliki yeojachingu.. untuk Teuki hyung juga..”
“MWO??”
keduanya berteriak kompak
“hyung..
selama ini tidak ada wanita didalam hidup kita kecuali SaEun Noona..”
Sungmin tertawa pingkal mendengar penuturan itu dua kali.
Lain dengan Yesung dan Leeteuk nampak diam. Mereka tiba-tiba mengingat semua
kejadian beberapa hari ini. bagaimana sebenarnya harapan Donghae adalah harapan
mereka juga.
><
..
><
@the_morning_day..
“kemana
dia?”
“sudah
berangkat sejak pagi tadi Tuan..”
“eoh..
Pelayan Han, cukup panggil nama kami saja seperti kau memanggil Donghae.. aku
sebenarnya tidak suka dengan panggilan seperti itu..”
“eoh..
nde, Leeteuk ssi..”
“apa dia
tidak mengatakan sesuatu? Kenapa pergi sepagi ini?”
“lebih
bagus bukan kalau dia bisa bangun pagi.. bagus untuk kesehatannya..” jenaka
Yesung, selalu saja dikaitkan dengan kesehatan “ya sudah, aku juga berangkat..”
pamitnya kemudian.
“sepertinya
kita harus menyediakan waktu untuk liburan hyung.. kau lihat kan, hanya pagi
dan malam saja kita bertemu.. apa kau tidak ingin bercerita atau mendengarkan
cerita kami??” ide Sungmin “apa kau tidak merasakan ada yang aneh dengan
Donghae yang pergi pagi? Hah, bukankah sudah lama kita tidak berlibur??”
“hmm..
akan ku pertimbangkan..”
“andwae
hyung.. tapi lakukan!! Bisa-bisa tahun depan baru kita liburan..”
“hahaha..
arraseo..”
><
..
><
Han Ji Min bersiap dengan sapu di tangannya. Ia bisa
menebak kalau Donghae berusaha membuka pintu kamar itu sekarang.
‘kali ini kau tak akan lolos, seenaknya saja kau.. jangan
pikir karena kau adik pemilik hotel ini lalu bisa bertindak semaumu..’
batinnya.
Cklleek..
Begitu pintu terbuka..
HHHYYYAAAAATTTT!!
“AAUUHHH!!
AARRHHGG APA YANG KAU LAKUKAN EOH?”
“aku tidak
akan terperdaya oleh kata-katamu..”
“YAK!! HAN
JIMIN KAU MAU AKU PECAT??”
“MWO??”
seketika bola mata Jimin mendelik tajam.. “OMO!! Presdir…” lemahnya
“mianhamnida.. andwae.. jangan pecat saya.. jeballl…” mohonnya begitu tahu itu
bukan Donghae tapi Leeteuk.
“apa yang
kau lakukan? Kenapa kau memukulku..”
“aku
kira.. Donghae ssi..”
“Mworago??
apa alasanmu berniat memukuli dongsaengku??”
“animida..”
“katakan..”
tegas Leeteuk “apa dia membuatmu dalam masalah?”
Jimin menggeleng “animida Presdir..”
“maldo
andwae..”
“jongmal..
hanya saja kami sering sedikit bertengkar.. tapi adik Presdir namja yang baik
sekalipun suka menjahili orang..” kata Jimin dengan sedikit mengiba wajahnya.
Tapi itu malah lucu dalam pandangan Leeteuk.
Hahaha.. Leeteuk paham sekarang, itu memang sifat Donghae
“apa dia membuatmu repot?”
“eoh,
ani..”
“Donghae
sangat menyukaimu makanya ia menjahilimu.. itu sifatnya.. pasti kau sudah
dianggap sebagai Noonanya.. apa kau selalu diperintah olehnya?”
“nde..”
“sudah ku
duga.. begitulah dia.. dia akan manja pada yeoja yang dianggapnya sebagai kakak
atau ibu.. atau nenek.. apa dia memanggilmu Halmonie?”
“mwo??”
“sudahlah..
apa pekerjaan di kamar ini sudah selesai? Kalau sudah keluarlah..”
“nde
Presdir…”
Leeteuk tertawa setelah memastikan Jimin keluar dari
kamarnya. Yeoja itu benar-benar spesial di matanya. eoh, ani.. tapi juga di
hatinya..
Hah.. ia menghempaskan tubuhnya di sofa lebar yang
menampung hampir seluruh tubuhnya itu sebelum bel berbunyi.. ia memastikan itu
adalah Choi Jin Hyuk yang datang menemuinya.
“Presdir..
kenapa tidak bicara di kantor saja?”
“aku tidak
ingin orang lain mendengarnya..”
“apa ini
bukan masalah pekerjaan? Yeoja itu??”
“tidak
juga… ini masalah pekerjaan juga. Sekretaris Choi.. beberapa waktu lagi Appa
akan pulang ke Seoul. Dia tentunya akan melihat seluruh aset miliknya berjalan
dengan baik atau tidak.. aku sudah lama tidak melihat untuk urusan Yayasan
karena sementara ini fokusku hanya Crown of Hotel. Laporan yang mereka berikan
memang terlihat baik-baik saja tapi bagaimanapun juga kondisi sebenarnya di
sana aku juga harus tahu..”
“apa kau
ingin kita ke sana? Minggu depan ada pertemuan Yayasan dengan pengurus
Universitas itu. Laporan terakhir adalah penerimaan Pengajar baru bernama Jang
Nara..” Choi Jinhyuk bersikap lebih santai dan non formal.
“eoh, itu
aku tahu dari Donghae..”
“tidak ada
masalah sejauh ini.. mereka masih menjadi salah satu Universitas terbaik di
kota ini. Bahkan banyak yang sudah mempertimbangkan kualitasnya..”
“nde..
Appa tidak main-main soal pendidikan..”
“akankah
semua baik-baik saja nanti? Bagaimana dengan Donghae?”
“itu
kenapa aku menyuruhmu kesini.. aku meminta pertimbangan..”
Jinhyuk menghempaskan napas panjangnya “tidak ada yang
harus dipertimbangkan. Kau selalu menganggapnya anak kecil. Percayalah..
Donghae memang keras kepala, dia tidak pernah mau diatur bahkan begitu banyak
kecerobohan yang dilakukannya. Tapi apa selama ini ia membuat bom atom meledak
tiba-tiba? Dia juga tidak membuat kasus yang mengharuskannya menjadi cover di
salah satu media pemberitaan..”
Ah, jadi ini yang dicemaskan Leeteuk. Dia tidak ingin
adiknya celaka. Ia tidak ingin melihat kesedihan di wajahnya. Ia tidak ingin
mengecawakan orangtuanya karena tugasnya.
“kau tahu,
suatu saat jika Appa mewariskan salah satu aset untuknya.. apa dia akan menolak
seperti Yesung..”
“Yesung
menolak?? Tidak.. kau lupa kalau Yesung juga memiliki sebagian saham di
tempatnya bekerja kan? Yak, aku ini bukan hanya sekretarismu tapi juga
mata-mata Tuan Park.. apa yang kau takutkan?”
“aku hanya
ingin berbagi.. itu saja. kau tahu hidupku ini hanya dipenuhi tingkah mereka.
Jadi aku juga ingin mereka sama merasakan apa yang kudapat..”
“arra..”
“jangan
pikirkan itu dulu..”
BRRAAAKK!!
Belum selesai Jinhyuk berkata, terdengar suara gebukan
pintu. Sepertinya ada yang menabrak pintu kamar itu dengan keras hingga
terdengar sampai dalam..
TTTEEEETTTTTTTT..
Selanjutnya bunyi bel..
Leeteuk yang penasaran akhirnya membuka pintu.
“Han
Jimin??” betapa kagetnya melihat yeoja itu setengah ketakutan menghampirinya
“waegurae??”
“Presdir,
di bawah ada polisi..”
“polisi?”
“mereka
menangkap seorang menteri yang menginap di hotel ini dan kedapatan sedang
berselingkuh dengan salah satu staff-nya.. ah, iya.. banyak reporter juga. Aku
rasa hotel kita akan segera masuk berita..” ungkapnya.
Sekarang bukan hanya terkejut lagi. Leeteuk sudah langsung
berlari menuju lantai dasar. Jinhyuk tak tinggal diam, bagaimanapun juga dia
harus menemani Leeteuk.
“kau ikut
kami..” ajaknya pada Jimin. Mereka membuntuti sang Presdir yang sudah tak
terlihat. ia sudah masuk ke dalam lift. Jinhyuk dan Jimin memilih lift
sebelahnya..
Begitu lift terbuka sudah banyak orang yang menyerbu
mereka. Jinhyuk melindungi Leeteuk dengan tubuhnya agar ia tidak mendapat luka
dari desakan orang-orang itu.
Klaapp..
Jreet..
Lampu kamera menyambar beberapa kali.
Leeteuk masih tertegun dengan apa yang terjadi..
><
..
><
Suasana kelas yang tenang dan serius tiba-tiba gaduh oleh
teriakan seorang Pengajar..
“YAK!!
DONGHAE-YA!! Mau kemana kau? Kelasmu belum selesai!!”
Donghae merapikan bukunya kasar sebelum ia mendadak berlari
keluar kelas. Bahkan teriakan sang pengajar tak di dengarnya. Kang Sora
menatapnya kelu, seakan bosan melihat kelakuan anehnya itu. Ia membenahi letak
tas punggungnya, mengambil sepeda di tempat parkir lalu mengayuhnya cepat. Ia
begitu cepat mengayuh sampai-sampai tak sadar jika hampir saja menjadi korban tabrak
mobil. Ia hanya menoleh sekejab pada pemilik mobil lalu melajukan sepedanya
lagi. oh, apa kau tidak melihat bagaimana marahnya pemilik mobil itu? ya, itu
adalah Choi Siwon. Donghae sangat hafal mobil itu tapi dalam kondisi seperti
ini ia tidak melihat apapun..
“HYUNG!!
HYUNG… HYUNG!!” begitu melempar sepedanya sembarangan ia masuk ke ruangan itu,
yang jika boleh jujur, ini adalah pertama kalinya ia cemas. Menyelonong masuk
tanpa permisi hingga dua orang mencegatnya.
“anak
muda, apa yang kau lakukan?”
“Hyung..
dimana hyungku? Dimana Leeteuk hyung?”
“tenanglah,
dia baik-baik saja..” suara bass seorang Choi Jinhyuk mampu sedikit mengurangi
kecemasannya “Leeteuk masih di periksa..”
“dimana?”
“di
dalam..”
“apa yang
terjadi?”
“kita
tunggu saja, mereka berdua hanya dimintai keterangan sementara ini. selama
tidak ada tuntutan ini akan aman..”
“kalau
tidak begitu bagaimana sekretaris Choi?” sedikit kaku saat menyebut nama marga
itu, mengingatkannya pada Choi Siwon saja.
“kita
punya pengacara yang handal, dan Tuan Park tentunya tidak akan tinggal diam..
sudah, duduk saja di sini dan kita tunggu sampai polisi selesai dengannya
dulu..”
Ah, ya.. itu adalah kantor polisi. Tentu saja, Donghae tak
pernah masuk ke tempat ini? OMO, benarkah?? Sepertinya tidak.. ia hanya tidak
pernah berada di dalam situasi seperti ini. ia juga mulai trauma dengan tempat
itu.
Hanya detik jam yang bisa didengarnya. Bahkan suara ribut
dari polisi-polisi yang bertugas di sana tidak masuk dalam indra
pendengarannya. Ia hanya memikirkan Leeteuk saat ini. ia bahkan rela
meninggalkan jam pelajarannya saat membaca sebuah berita online dari ponselnya,
kabur tanpa ijin, mengayuh dengan taruhan nyawa.. hanya untuk kakaknya. Ia
hanya ingin memastikan bahwa berita itu salah. ia bahkan yakin Sungmin dan
Yesung belum tahu masalah ini.
Leeteuk bukan hanya kakak bagi Donghae, dia juga seorang
yang paling diseganinya, paling dipercayainya dan paling dihormatinya.
Keberadaan Leeteuk bahkan mampu mengalahkan posisi orangtua di mata Donghae.
Inilah cinta.. ya, ini cinta itu.
Cinta tak terbatas ruang dan waktu.
Cinta tak terbatas aku dan kau, kekasih.
Jadi dengan inikah Donghae mengatakan kalau ia menyayangi
kakaknya??..
_ToBeCon_
Ceritanya mkin gemesin >-< gaya bahasanya aq suka :) moga mkin rajin update dan g bosen sm komenanku... pokoknya daebak
BalasHapusAstaga keren banget...
BalasHapusGak sabar nih baca kelanjutannya..
Apakah sekretaris choi itu ayah siwon???
Next ya chingu.,
Jangan lama-lama neee... 😅😅☺
Ah bingung mau bilang apa .
BalasHapusPokonya next aja deh hehe oh ya ka pena eunhaery nya dilanjut jg dong plieeeeeeees!!!!!!!
makasih ya komentnya.. di tunggu selalu, karena komen2 itu yang menjadi masukan, juga cermin, juga saran.. utk menulis yg lebih baik lagi..
BalasHapusWah seneng banget pas buka blog ada lanjutan ff nya,, makin seru aja ceritanya nih semoga inspirasinya selalu lacar mengalir jadi updatenya sering yah... Ditunggu sangat lanjutannya ^^ :)
BalasHapus