Genre : Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk] _ Kim JongWoon [Park Yesung] _ Lee
Sungmin [ Park Sungmin] _ Lee Donghae [Park Donghae]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
The Little Prince [by-Ryeowook]
><
..
><
Crown Of Prince_06
-Falling Slowly-
><
..
><
“HYUNG,
aku ke rumah sakit..” pamit Yesung dengan wajah cemasnya saat menghadap
Leeteuk, bagaimanapun juga ia harus memberitahu kakak tertuanya. Ia takut
Leeteuk akan mencarinya esok hari saat ia tidak turun sarapan pagi “aku akan
menginap di rumah sakit malam ini..”
“apa
sangat darurat??” selidik Leeteuk yang sedikit terganggu oleh teriakan Yesung
tadi. Pasalnya ia sedang melamunkan Jimin di dalam kamarnya. Yesung
mengangguk.. “nde, hati-hati menyetir.. jangan terburu-buru atau kau mau aku
antar saja?”
“ah,
aniyo.. hyung istirahat saja..”
“baiklah..”
….><….
Begitu selesai ia memarkir mobilnya, Yesung berlari
sepanjang lorong menuju ruang operasi. Dilihatnya Lee Bo Young yang memang
berjaga malam hari ini sudah berdiri di depan pintu. Nampaknya ia bersitegang
dengan beberapa dokter lainnya di sana. Apa yang terjadi? Tanya Yesung dalam
hati..
“apa yang
terjadi? Kenapa semua masih di sini?”
“eoh,
Dokter Park.. pasien di dalam harus segera di tolong..”
“lalu?”
“ini
masalah administrasi.. ibu yang di sana..” tunjuk seorang dokter pada sebuah kursi panjang di lorong. Seorang
ibu tengah menangis bersama seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa.. “anda
tahu aturan rumah sakit ini kan dokter Park?”
“tapi
pasien di dalam tidak bisa mengikuti aturan itu, tugas kita adalah
menyelamatkan orang,. kalau semua hal kita pertimbangkan dengan uang kita
bukanlah seorang dokter.. kalau anda tidak mau melakukan operasi itu biar saya
yang lakukan..” tegas Yesung. Ia kemudian mendekati yeoja setengah baya yang
menunggui putranya itu.. Yesung jongkok di depannya agar ia bisa menatap mata
sang ibu..
“Mianhanda..
anda ibu dari pasien yang di dalam??”
“nde..
dokter… saya mohon selamatkan putra saya.. dia masih terlalu kecil untuk
menanggung semua ini, ini salahku sebagai ibu yang tidak bisa menjaganya dengan
baik.. tolong dokter..”
“jadi dia
masih kecil??”
“uri
Kwangmin baru enam tahun, sama seperti kakak kembarnya.. Youngmin..” jelasnya
sambil merangkul namja kecil di sebelahnya.
“jadi
mereka kembar?”
“nde..”
“tenang
saja.. saya akan menolong Kwangmin..” ujar Yesung
“benarkah??”
“tentu
saja..” senyumnya “Youngmin-ah.. kau ingin Kwangmin sembuh kan?” namja kecil
tadi mengangguk “kalau begitu kau harus menemani Umma di sini dan berdoa
untuknya..”
“nde..”
Yesung kembali ke ruangan itu..
Pintu di tutup..
Lampu menyalah..
Yesung fokus pada luka di kepala Kwangmin.. banyak
kehilangan darah karena benturan itu cukup keras melukainya.
Lee Bo Young dan dua orang dokter lainnya yang setuju
dengan tindakan Yesung membantu menyelamatkan anak itu.
….><….
Satu jam lebih lima belas menit, akhirnya ia menyelesaikan
operasi itu. Kwangmin Umma dan hyung kembarnya tak hentinya mengucapkan terimakasih
pada Yesung..
“jangan
sampai Kwangmin terluka lagi..”
“nde..
dokter..”
Yesung lega.. ia meninggalkan pasiennya bersama Umma dan
hyungnya..
Sepanjang lorong yang di laluinya ia menghempaskan napas
panjangnya. Ia akan segera mendapat masalah sekarang dari pihak rumah sakit..
“kau
melakukan yang hebat Yesung ssi..” Yesung menoleh, ia tak sadar jika yeoja itu
sudah dibelakangnya sejak tadi.
“Boyoung
ssi..”
“terkadang
manusia memikirkan keselamatan dirinya sendiri tanpa melihat bahwa sebenarnya
ia berada di dalam keadaan aman untuk menolong orang lain..”
“jadi
menurutmu apakah aku sekarang berada di dalam keadaan aman?”
“nde.. kau
aman untuk kali ini..”
Yesung tertawa kecil “aku tidak yakin..”
“kalau kau
tidak yakin kenapa kau mau menyelamatkan Kwangmin?”
“aku
pernah berada di posisi Kwangmin..” kini ia mengambil duduk di ujung lorong
sepi menghadap ke sebuah jendela kaca. Samar ia menatap lampu-lampu menerangi
beberapa bagian di daerah Seoul yang mampu ditangkap matanya dari ketinggian
rumah sakit itu. Lee Bo Young merasa tertarik seketika, ia duduk di sampingnya
dengan mata empati.
Namja kecil lima tahun
itu terus menangis. Sudah tiga hari ia demam tinggi dan tidak ada yang bisa
diperbuat oleh ibunya. Ia sudah berada di rumah sakit sekarang tapi perdebatan keras
antara ibunya dengan perawat rumahsakit ini semakin membuat tangisnya pilu.
“ku mohon, tolong
anakku..”
Permohonan itu
akhirnya dikabulkan.. ia bisa di rawat di sana hingga sembuh.
Namun dua hari
menjelang ijin pulangnya, Ia tidak lagi melihat sang Ibu datang menenami.
“dokter.. apa Umma
sudah ke sini? Kenapa ia lama sekali.. kemarin Umma bilang akan membawakanku
mainan tapi kenapa sampai hari ini ia tidak kembali?”
Sang dokter
kebingungan juga. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan kembali menjemput
putranya.
…. ….
“aku
benar-benar tidak melihatnya lagi sejak itu..” lanjut Yesung “saat aku menangis
menunggu Umma dan bingung harus kemana.. aku bertemu Leeteuk hyung.. Sungmin
yang baru satu tahun sedang sakit juga waktu itu..” Yesung mengambil napas
sedikit mencari udara baginya lalu kembali meneruskan ceritanya “entah apa
selanjutnya, yang jelas sejak itu aku menjadi bagian dari keluarga Park..
menjadi adik Leeteuk hyung dan kakak bagi Sungmin juga Donghae..”
“jadi..”
“aku tidak
ingin Kwangmin bernasib sama denganku..”
“sekarang
aku paham alasan dokter Park memilih profesi ini..” senyum Boyoung “Yesung ssi…
aku juga tahu, seorang dokter seharusnya tidak melihat siapa pasien yang
ditolongnya, dia hanya boleh melihat bahwa tugasnya adalah menyelamatkan nyawa
pasien dengan kemampuan yang dimilikinya..”
“gumawo..”
“untuk
apa?”
“karena
sudah mendengarkan ceritaku.. boleh aku minta satu hal sekarang?”
“apapun..”
“jangan
beritahu yang lain soal masa laluku..”
Boyoung menerima permintaannya lalu mengulurkan jari
kelingkingnya “apa ini kenakan?” Yesung tertawa meraih jari itu mengaitkannya
dengan jari kelingkingnya sendiri “yaksoke..”
><
..
><
“bagaimana
kuliahmu? Pekerjaan itu tidak mengganggumu kan?” tanya Leeteuk pagi itu pada
dongsaeng bungsunya, Park Donghae. lalu dengan sedikit enggan namja itu
menjawab sekenanya pertanyaan Leeteuk karena ia masih sibuk mengunyah
sarapannya.
“aku sudah
terbiasa melakukan ini sejak SMA hyung.. Harabeoji dan Halmonie mengajariku
untuk mandiri, jadi kau tidak perlu cemas kalau itu soal waktu..”
“baguslah
kalau kau bisa mengatasinya..”
“dia tidak
bisa mengatasi itu kalau perasaannya sedang kacau hyung..”adu Sungmin “jujur
saja, kau ke Hotel kemarin untuk menghindariku kan? Kau pikir dengan berada di
tempat itu akan aman?”
“kau tahu
aku di sana hyung?”
“itu
satu-satunya tempat yang bisa kau tuju selain rumah..”
“aah..
arraseo..”
Leeteuk hanya bergumam kecil mendengar pertengkaran kedua
adiknya yang sudah menjadi kebiasaan mereka di pagi hari.
“kau
memakai kacamata? Sejak kapan?”
“mataku
sakit waktu bersepeda hyung jadi ini untuk menghindari debu..”
“siapa
suruh kau membuang semua pemberian Appa??”
“aku tidak
suka Minnie hyung..”
“sombong
sekali..”
“aku akan
memakainya nanti.. aku belum membutuhkan itu..”
“jangan
munafik..” goda Sungmin disambut teriakan protes dari Donghae dan selanjutnya
mereka kembali ribut dalam perdebatan.
“jangan
bertengkar seperti ini di depan Appa dan Umma..” datar Leeteuk cukup manjur
menghentikan mereka berdua.
“aiigooo..
yang ada Appa yang akan bertengkar denganku..” sambut Donghae “hyung tidak
ingat bagaimana ia memaksaku memanggilnya ‘daddy’??”
“nde,
sepertinya Appa ingin terlihat keren jika anak-anaknya memanggilnya dengan
sebutan itu..”
“kalau
aku.. tetap tidak akan melakukannya kecuali ia menambah uang sakuku..”
“OMO!!
Masih kurang??”
“aniyo..
tapi lumayan untuk tabungan hyung..”
Hahahaha…
“eoh..
Yesung hyung odie??”
“ada
pasien tadi malam, langsung menginap di rumah sakit..”
“aigoo..
kalian ini sama saja..” keluhnya “jangan selalu pekerjaan yang dipikirkan,
pikirkan juga seorang kekasih.. aku muak melihat Sungmin hyung dan SaEun
Noona.. tidak adakah yang lain?”
Pleettakk..hadiah dari Sungmin.
“apa kau
bilang?”
“hyung,
kau tidak kasihan pada mereka..??”
“hem..
semua ada saatnya Hae, saat menyukai seseorang kita tidak bisa sembarangan..
cinta itu aneh.. yang jelas ketika kita mencintai, kita harus siap juga untuk
terluka..”
Plok..plok..
“OMO!!”
girang Donghae “kau hebat hyung.. aku mendukungmu dengan Noona itu..”
“mwo??
nuguya??”
“Yak,
sudah.. habiskan sarapanmu..”
“ani,
nuguya..??” paksa Sungmin
“aku pergi
dulu..” pamit Leeteuk kemudian di susul Donghae “nado..” meninggalkan Sungmin
sendiri di meja makan..
“YAK,
kalian!! Aaiisshhhh….”
><
..
><
Namja itu memarkir sepedanya seperti biasanya, membenahi
sepatu blue-white-nya yang serasi dengan kaos putih salju dirangkap kemeja
kotak-kotak warna biru tua. Lalu sedikit menggeser kacamatanya yang serasa
sedikit longgar.
Park Donghae..
Dia sudah tahu hubungan Kang Sora dan Choi Siwon. Tapi
mengapa setiap melihat mereka berdua seperti pagi ini pun rasanya ia ingin
menendang namja itu jauh-jauh dari Sora atau menarik yeoja itu lari
meninggalkan Siwon. OMO!! Pikiran jahat macam apa lagi itu?
Yang jelas, ia tidak suka. Tidak suka karena nyatanya Sora
hanya menginginkan uang Siwon. Tidak suka karena Siwon tidak pernah keberatan
sekalipun Sora meminta seluruh miliknya. Apa itu namanya cinta? Kata Leeteuk
harus siap dengan luka.. sekarang, ia sudah terluka apa artinya ia juga sudah
menyukai yeoja itu?
“aaiisshh..
Donghae babo!!” gerutunya sendiri “bagaimana mungkin kau berpikir seperti itu..
aniyo.. tidak boleh, kau yang harus membuktikan omonganmu pada gadis itu.. dia
yang harus jatuh cinta dulu padamu..” semangatnya sendiri.
“Donghae-ya..
waeyo??”
Donghae menoleh. Kim Kibum teman di kelas seni menyapanya.
“kau
sangat berani membolos kelas Pengajar Jang kemarin..”
“waeyo?”
“aku tidak
menyukai kelas itu juga.. tapi aku menyukai Pengajar Jang.. dia satu-satunya
pengajar yang cantik..”
“OMO!! Kau
menyukai Ajjuhma itu??”
“aniyo..
aku bilang aku hanya menyukainya saja bukan berarti suka yang seperti itu..”
“kau
membuatku bingung..”
“bukan
Sora yang membuatmu bingung?”
“MWO??”
“jangan
menatapku begitu!” protes Kibum pasalnya Donghae melotot tajam ke arahnya “kau
selalu menjahili yeoja itu meski kau tahu dia sudah punya namjachingu.. jauh
lebih kaya darimu juga..” sindir Kibum
“iisshh..
kenapa semua orang hanya melihat kaya.. kaya.. dan kaya.. kau ingin kaya juga
eeeoh?? Kau hanya akan berteman dengan orang kaya saja eeoh??” suara tinggi
Donghae
“siapa
yang tidak ingin kaya..?”
“aku.. aku
tidak ingin kaya!!” dingin Donghae menjawab Kibum sambil berjalan meninggalkannya
pergi.
><
..
><
Tas punggungnya ia lempar seperti biasa ke meja dekat
tempat duduk Sora. Siwon mengamatinya seksama..
“kau
lagi..” sinisnya
“ada
masalah?” enteng Donghae
“aku heran
denganmu pelajar baru.. kau selalu saja mencari ribut dengaku ataupun dengan
Sora.. apa kami pernah punya masalah denganmu?”
“eoh,
ani.. kalian yang membuatku ada masalah dengan kalian..”
“Park
Donghae, kau selalu memulai duluan..” sambung Sora
Donghae menghadap Siwon “aku tahu kau orang kaya, tapi kau
tidak bisa melakukan semaumu sendiri dengan harta orangtua.. apa kau pikir kau
bisa menguasai orang lain?”
“apa
maksudmu..”
“cihh… kau
pura-pura lupa??
BRAAKKK!!
Begitu bunyi itu
terdengar ia kaget bukan main, karena yang ia tabrak adalah seorang nenek-nenek
renta dan buta..
“Yak, apa yang kau
lakukan? Kau tidak lihat kalau halmoni ini sedang jalan?” teriak seorang namja
seumuran dengannya. Ia bahkan nampak tak ingin membantu nenek itu berdiri malah
terpaku diam di samping sepeda kayuhnya. “kau hanya diam saja? kau tidak mau
tanggungjawab? Keterlaluan..”
Tanpa banyak kata ia
mengeluarkan sejumlah uang dari dalam tasnya lalu memberikan pada namja itu
“ini sebagai gantinya, kau bisa membawa nenek ini ke rumah sakit.. aku ada
pelajaran tambahan hari ini, Appaku akan membunuhku kalau aku membolos lagi..
dia bilang aku harus masuk Senior High School dengan nilai bagus..” setelah itu
dia pergi begitu saja.
“apa hubungannya semua
itu dengan nenek ini?” hah, akhirnya namja itu juga yang membawa nenek itu
berobat.
….
“itu bukan
sekali saja terjadi, aku melihatmu beberapa kali melakukan sesuatu yang tidak
manusiawi..”
“eoh, jadi
namja itu adalah kau?”
“kebetulan
saja aku disana.. tapi kebetulan yang membuatku tahu bahwa kau adalah orang
tanpa perasaan.. Siwon ssi.. ada banyak hal yang tidak bisa dibeli dengan
uang..” ungkap Donghae “ini… ku kembalikan semuanya, karena nenek yang kau
tabrak waktu itu adalah nenekku..” Donghae memberikan lembaran uang itu pada
Siwon kembali.
Siwon tak berkutik di depan Donghae yang kini bahkan sudah
pergi menjauh darinya dan Sora. Ia tatap kembali lembaran uang itu, tak
menyangka bahwa apa yang dilakukannya waktu itu menyisahkan kebencian.
“apa yang
dikatakannya itu benar?” tanya Sora
“aku
bahkan baru mengingat peristiwa itu.. sebenarnya waktu itu aku sangat menyesal,
aku memutuskan untuk tidak pergi mengikuti pelajaran tambahan.. tapi saat aku
kembali ke tempat itu mereka sudah pergi..”
“sudahlah..
kau bisa jelaskan nanti padanya, aku tahu saat ini pasti dia sedang marah
padamu..” Sora tahu bagaimana Siwon tidak pernah menolak untuk membantunya,
artinya dia orang baik bukan..
Aku jadi merasa
bersalah padamu karena dulu aku menerimamu hanya demi uang Siwon-ah.. demi
sebuah taruhan.. tapi.. ini semua ku lakukan juga demi Umma. Aku tidak ingin
orangtua satu-satunya yang ku miliki pergi dariku. Tapi, entah kenapa sekarang
aku mulai merasakan hal lain saat bersamamu.. bagaimana jika kau tahu semuanya?
OMO, apa Donghae tahu akan hal ini? siapa dia sebenarnya?? Kenapa dia..
“waeyo??”
Siwon balik bertanya melihat Sora sedang melamun di depannya. Tak biasanya ia
bersikap seperti itu.. “kau.. apa..”
“aniyo..”
><
..
><
Donghae menggerutu tak jelas..
“aaiisshh..
kepalaku jadi pusing sekarang..” umpatnya. Ia duduk di lapangan belakang gedung
kesenian tempatnya menerima kelas setengah jam lagi. tangannya merogoh kasar
saku celananya mengambil ponsel dan menghubungi seseorang..
“ada apa tiba-tiba menghubungiku?”
“hyung, pulang nanti bawakan aku
obat sakit kepala..”
“kau sakit?”
“nde.. rasanya kepalaku terbentur
tembok tebal..”
“apa tadi kau belum makan?”
“tentu saja sudah.. kepalaku seperti
ini karena aku baru saja memarahi namja yang dulu menabrak halmoni..”
“OMO?? Kau.. memukulnya atau.. Yak,
Park Donghae jangan mencari masalah lagi dengan berkelahi.. kau ini.. itu bukan
masalah besar kan? Halmoni baik-baik saja.. bahkan sekarang Halmoni juga sudah
sembuh dari sakitnya.. kau ini.. aiiissh..”
“hyung, kau memarahiku? Kau membuat
kepalaku tambah sakit..!!”
“aku tak peduli..!!”
Pip..pip…
“aiishhh
menyebalkan!!” keluhnya bertambah saat mendengar teriakan kakaknya.
Yesung memasukkan kembali ponselnya dalam saku..
“ada
masalah?”
Untuk melihat siapa yang bertanya Yesung memutar tubuhnya
“eoh, Bo Young ssi.. bukan masalah besar..”
“tapi
kudengar nada bicaramu seperti marah..”
“hahaha..
sudah biasa bagi kami. Itu tadi dongsaengku.. dia selalu membuat masalah yang
aneh-aneh..”
“eoh,
begitu.. ehm, baiklah itu bukan masalahku juga. Bagaimana kalau sekarang kita
makan siang bersama? Satu jam lagi ada jadwal operasi untuk pasien kamar
1123..”
Yesung tak akan pernah menolak ajakan itu “kajja..”
….
Yesung melahap makanannya dengan cepat. Begitu menyadari
Boyoung meletakkan sepotong daging di mangkuknya ia tertegun..
“hari ini
banyak pekerjaan, jadi jangan sampai kau kehilangan tenaga sebelum semuanya
selesai.. Kwon Uisanim mengatakan bahwa setelah operasi nanti kita boleh
pulang, apalagi kau melakukannya dua kali. Bagaimanapun juga kita tidak boleh
mengabaikan kesehatan sendiri..” ocehnya panjang lebar.
Begitu mendengar semua itu dari mulut Boyoung rasanya bukan
hanya Donghae yang butuh obat. Yesung pun membutuhkannya, karena sekarang
rasanya ia gemetar hebat. Jantungnya berpacu kencang.. kalau biasanya ia
memeriksa detak jantung pasien, kali ini ia harus memeriksakan jantungnya juga.
“kenapa
diam saja, cepat makan.. waktu kita tidak banyak..”
“eoh…
nde..”
Lihat, di depan yeoja ini ia tidak berkutik. Sudah sejak
lama ia menantikan saat seperti ini. tapi ketika semuanya bisa terjadi, malah
Yesung yang tak bisa berbuat apapun. Perasaan itu.. bahagiakah? Karena ia bisa
melihat senyum itu dari dekat tanpa banyak alasan dan sembunyi-sembunyi lagi
bak detektiv. Matanya semakin bersinar saat ia tersenyum, bibirnya indah saat
melengkung seperti itu.. Yesung sangat memperhatikan yeoja itu rupanya..
“Park
Uisa…” panggil Boyoung “sebaiknya kita kembali sekarang..”
“eeoh..
nde..” lagi-lagi hanya kata itu yang bisa ia keluarkan sebagai jawaban.
><
..
><
“sepertinya
kau selalu menolak kalau aku menyuruhmu untuk menggambar seseorang, apa kau
memang tidak bisa di bidang itu? harusnya kalau kau ingin profesional kau bisa
melukis apapun.. menggambar apapun..”
“Pengajar
Jang, apa tugas anda disini termasuk mengurus kehidupan pribadi dari
mahasiwanya?”
“mwo?? apa
yang..”
“dan juga…
kami sudah bukan anak SMA lagi yang harus selalu di dikte soal pelajaran..”
ketus Donghae “kalau anda keberatan dengan keberadaan saya di kelas ini.. saya
akan mundur..”
Apa? Itu sebuah ancaman atau apa? Bagaimana bisa ia tidak
menghormati Pengajarnya? Tapi tidak bisa. Kalau Jang Nara tidak bisa menyelesaikan
ini maka ia akan di cap sebagai pengajar yang gagal. Oh, tidak!!
“Park
Donghae, kalau kau tetap seperti ini aku tidak segan-segan memberimu
pelajaran.. jangan dikira karena kau putra dari orang yang sangat berpengaruh
lalu bisa seenaknya saja..”
Deegghh..
Donghae bungkam. Darimana Jang Nara bisa tahu tentang
dirinya, bukankah Sungmin sudah mengurus semua ini?
“sekali
lagi ku katakan padamu, dan ini bukan ancaman.. itu akan benar-benar terjadi
jika kau tidak serius mengikuti kelas ini..”
Jang Nara menatap tajam mata Donghae yang bisa dipastikan
namja itu akan takut setelah ini. Donghae sendiri balik menatapnya datar.
sampai sekian detik lamanya tatapan itu menjadi intens dan dalam hingga
menyiratkan sebuah perasaan aneh bagi keduanya.. sorotan mata itu sama-sama
berbicara dalam batinnya..
‘siapa sebenarnya kau
ini pengajar Jang?’
‘kau belum tahu siapa
yang kau hadapi Park Donghae..’
ah, aura apa ini? permusuhankah?
_ToBeContinue_
Akhirnya...update jug :) bolak balik bwt mastiin..ceritanya mkin seru..jang nara kakaknya kndung donghae kaah?#abaikan.. Aah mkin g sbr nunggu kelanjutan :) kl bisa skli updte 2 chapter atau bisa seminggu 2 kali...mianhae bnyk maunya
BalasHapusAstaga makin penasaran aja...
BalasHapusDitunggu kelanjutannya chingu...
;)))
Ditunggu kelanjutannya chingu.. betul kata yun_haeshi chinggu hahaha piss.. siapakah jang nara?? Donghae menyukai sora aish..
BalasHapusMakin seru nih,, tapi plisssss klo bisa updatenya seminngu 2 kali soalnya penasaran banget ^^ :)
BalasHapusKLu bisa updte nya lebih cepet dong k pena ,makin penasaran sama cerita nya .lanjut ya k semangat!!!!!!!!!!!!!!!
BalasHapusdiusahakan ya... lagi cari inspirasi ni..
BalasHapustapi begitu melihat koment2 yang ada.. aahh, makin encer ni otak n tangan..
dukungan dari semua chingu yang terbaik deh :) :)
Author....hwaiting nulis ff nya:)
Hapus