Minggu, 21 Februari 2016

Crown of Prince [6]



Genre : Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk] _ Kim JongWoon [Park Yesung] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin] _ Lee Donghae [Park Donghae]
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
The Little Prince [by-Ryeowook]
>< 
..
>< 

Crown Of Prince_06
-Falling Slowly-
>< 
..
>< 
          “HYUNG, aku ke rumah sakit..” pamit Yesung dengan wajah cemasnya saat menghadap Leeteuk, bagaimanapun juga ia harus memberitahu kakak tertuanya. Ia takut Leeteuk akan mencarinya esok hari saat ia tidak turun sarapan pagi “aku akan menginap di rumah sakit malam ini..”
            “apa sangat darurat??” selidik Leeteuk yang sedikit terganggu oleh teriakan Yesung tadi. Pasalnya ia sedang melamunkan Jimin di dalam kamarnya. Yesung mengangguk.. “nde, hati-hati menyetir.. jangan terburu-buru atau kau mau aku antar saja?”
            “ah, aniyo.. hyung istirahat saja..”
            “baiklah..”
….><….
Begitu selesai ia memarkir mobilnya, Yesung berlari sepanjang lorong menuju ruang operasi. Dilihatnya Lee Bo Young yang memang berjaga malam hari ini sudah berdiri di depan pintu. Nampaknya ia bersitegang dengan beberapa dokter lainnya di sana. Apa yang terjadi? Tanya Yesung dalam hati..
            “apa yang terjadi? Kenapa semua masih di sini?”
            “eoh, Dokter Park.. pasien di dalam harus segera di tolong..”
            “lalu?”
            “ini masalah administrasi.. ibu yang di sana..” tunjuk seorang dokter  pada sebuah kursi panjang di lorong. Seorang ibu tengah menangis bersama seorang anak kecil yang tidak tahu apa-apa.. “anda tahu aturan rumah sakit ini kan dokter Park?”
            “tapi pasien di dalam tidak bisa mengikuti aturan itu, tugas kita adalah menyelamatkan orang,. kalau semua hal kita pertimbangkan dengan uang kita bukanlah seorang dokter.. kalau anda tidak mau melakukan operasi itu biar saya yang lakukan..” tegas Yesung. Ia kemudian mendekati yeoja setengah baya yang menunggui putranya itu.. Yesung jongkok di depannya agar ia bisa menatap mata sang ibu..
            “Mianhanda.. anda ibu dari pasien yang di dalam??”
            “nde.. dokter… saya mohon selamatkan putra saya.. dia masih terlalu kecil untuk menanggung semua ini, ini salahku sebagai ibu yang tidak bisa menjaganya dengan baik.. tolong dokter..”
            “jadi dia masih kecil??”
            “uri Kwangmin baru enam tahun, sama seperti kakak kembarnya.. Youngmin..” jelasnya sambil merangkul namja kecil di sebelahnya.
            “jadi mereka kembar?”
            “nde..”
            “tenang saja.. saya akan menolong Kwangmin..” ujar Yesung
            “benarkah??”
            “tentu saja..” senyumnya “Youngmin-ah.. kau ingin Kwangmin sembuh kan?” namja kecil tadi mengangguk “kalau begitu kau harus menemani Umma di sini dan berdoa untuknya..”
            “nde..”
Yesung kembali ke ruangan itu..
Pintu di tutup..
Lampu menyalah..
Yesung fokus pada luka di kepala Kwangmin.. banyak kehilangan darah karena benturan itu cukup keras melukainya.
Lee Bo Young dan dua orang dokter lainnya yang setuju dengan tindakan Yesung membantu menyelamatkan anak itu.
….><….
Satu jam lebih lima belas menit, akhirnya ia menyelesaikan operasi itu. Kwangmin Umma dan hyung kembarnya tak hentinya mengucapkan terimakasih pada Yesung..
            “jangan sampai Kwangmin terluka lagi..”
            “nde.. dokter..”
Yesung lega.. ia meninggalkan pasiennya bersama Umma dan hyungnya..
Sepanjang lorong yang di laluinya ia menghempaskan napas panjangnya. Ia akan segera mendapat masalah sekarang dari pihak rumah sakit..
            “kau melakukan yang hebat Yesung ssi..” Yesung menoleh, ia tak sadar jika yeoja itu sudah dibelakangnya sejak tadi.
            “Boyoung ssi..”
            “terkadang manusia memikirkan keselamatan dirinya sendiri tanpa melihat bahwa sebenarnya ia berada di dalam keadaan aman untuk menolong orang lain..”
            “jadi menurutmu apakah aku sekarang berada di dalam keadaan aman?”
            “nde.. kau aman untuk kali ini..”
Yesung tertawa kecil “aku tidak yakin..”
            “kalau kau tidak yakin kenapa kau mau menyelamatkan Kwangmin?”
            “aku pernah berada di posisi Kwangmin..” kini ia mengambil duduk di ujung lorong sepi menghadap ke sebuah jendela kaca. Samar ia menatap lampu-lampu menerangi beberapa bagian di daerah Seoul yang mampu ditangkap matanya dari ketinggian rumah sakit itu. Lee Bo Young merasa tertarik seketika, ia duduk di sampingnya dengan mata empati.
Namja kecil lima tahun itu terus menangis. Sudah tiga hari ia demam tinggi dan tidak ada yang bisa diperbuat oleh ibunya. Ia sudah berada di rumah sakit sekarang tapi perdebatan keras antara ibunya dengan perawat rumahsakit ini semakin membuat tangisnya pilu.
“ku mohon, tolong anakku..”
Permohonan itu akhirnya dikabulkan.. ia bisa di rawat di sana hingga sembuh.
Namun dua hari menjelang ijin pulangnya, Ia tidak lagi melihat sang Ibu datang menenami.
“dokter.. apa Umma sudah ke sini? Kenapa ia lama sekali.. kemarin Umma bilang akan membawakanku mainan tapi kenapa sampai hari ini ia tidak kembali?”
Sang dokter kebingungan juga. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan kembali menjemput putranya.
…. ….
            “aku benar-benar tidak melihatnya lagi sejak itu..” lanjut Yesung “saat aku menangis menunggu Umma dan bingung harus kemana.. aku bertemu Leeteuk hyung.. Sungmin yang baru satu tahun sedang sakit juga waktu itu..” Yesung mengambil napas sedikit mencari udara baginya lalu kembali meneruskan ceritanya “entah apa selanjutnya, yang jelas sejak itu aku menjadi bagian dari keluarga Park.. menjadi adik Leeteuk hyung dan kakak bagi Sungmin juga Donghae..”
            “jadi..”
            “aku tidak ingin Kwangmin bernasib sama denganku..”
            “sekarang aku paham alasan dokter Park memilih profesi ini..” senyum Boyoung “Yesung ssi… aku juga tahu, seorang dokter seharusnya tidak melihat siapa pasien yang ditolongnya, dia hanya boleh melihat bahwa tugasnya adalah menyelamatkan nyawa pasien dengan kemampuan yang dimilikinya..”
            “gumawo..”
            “untuk apa?”
            “karena sudah mendengarkan ceritaku.. boleh aku minta satu hal sekarang?”
            “apapun..”
            “jangan beritahu yang lain soal masa laluku..”
Boyoung menerima permintaannya lalu mengulurkan jari kelingkingnya “apa ini kenakan?” Yesung tertawa meraih jari itu mengaitkannya dengan jari kelingkingnya sendiri “yaksoke..”
>< 
..
>< 
            “bagaimana kuliahmu? Pekerjaan itu tidak mengganggumu kan?” tanya Leeteuk pagi itu pada dongsaeng bungsunya, Park Donghae. lalu dengan sedikit enggan namja itu menjawab sekenanya pertanyaan Leeteuk karena ia masih sibuk mengunyah sarapannya.
            “aku sudah terbiasa melakukan ini sejak SMA hyung.. Harabeoji dan Halmonie mengajariku untuk mandiri, jadi kau tidak perlu cemas kalau itu soal waktu..”
            “baguslah kalau kau bisa mengatasinya..”
            “dia tidak bisa mengatasi itu kalau perasaannya sedang kacau hyung..”adu Sungmin “jujur saja, kau ke Hotel kemarin untuk menghindariku kan? Kau pikir dengan berada di tempat itu akan aman?”
            “kau tahu aku di sana hyung?”
            “itu satu-satunya tempat yang bisa kau tuju selain rumah..”
            “aah.. arraseo..”
Leeteuk hanya bergumam kecil mendengar pertengkaran kedua adiknya yang sudah menjadi kebiasaan mereka di pagi hari.
            “kau memakai kacamata? Sejak kapan?”
            “mataku sakit waktu bersepeda hyung jadi ini untuk menghindari debu..”
            “siapa suruh kau membuang semua pemberian Appa??”
            “aku tidak suka Minnie hyung..”
            “sombong sekali..”
            “aku akan memakainya nanti.. aku belum membutuhkan itu..”
            “jangan munafik..” goda Sungmin disambut teriakan protes dari Donghae dan selanjutnya mereka kembali ribut dalam perdebatan.
            “jangan bertengkar seperti ini di depan Appa dan Umma..” datar Leeteuk cukup manjur menghentikan mereka berdua.
            “aiigooo.. yang ada Appa yang akan bertengkar denganku..” sambut Donghae “hyung tidak ingat bagaimana ia memaksaku memanggilnya ‘daddy’??”
            “nde, sepertinya Appa ingin terlihat keren jika anak-anaknya memanggilnya dengan sebutan itu..”
            “kalau aku.. tetap tidak akan melakukannya kecuali ia menambah uang sakuku..”
            “OMO!! Masih kurang??”
            “aniyo.. tapi lumayan untuk tabungan hyung..”
Hahahaha…
            “eoh.. Yesung hyung odie??”
            “ada pasien tadi malam, langsung menginap di rumah sakit..”
            “aigoo.. kalian ini sama saja..” keluhnya “jangan selalu pekerjaan yang dipikirkan, pikirkan juga seorang kekasih.. aku muak melihat Sungmin hyung dan SaEun Noona.. tidak adakah yang lain?”
Pleettakk..hadiah dari Sungmin.
            “apa kau bilang?”
            “hyung, kau tidak kasihan pada mereka..??”
            “hem.. semua ada saatnya Hae, saat menyukai seseorang kita tidak bisa sembarangan.. cinta itu aneh.. yang jelas ketika kita mencintai, kita harus siap juga untuk terluka..”
Plok..plok..
            “OMO!!” girang Donghae “kau hebat hyung.. aku mendukungmu dengan Noona itu..”
            “mwo?? nuguya??”
            “Yak, sudah.. habiskan sarapanmu..”
            “ani, nuguya..??” paksa Sungmin
            “aku pergi dulu..” pamit Leeteuk kemudian di susul Donghae “nado..” meninggalkan Sungmin sendiri di meja makan..
            “YAK, kalian!! Aaiisshhhh….”
>< 
..
>< 
Namja itu memarkir sepedanya seperti biasanya, membenahi sepatu blue-white-nya yang serasi dengan kaos putih salju dirangkap kemeja kotak-kotak warna biru tua. Lalu sedikit menggeser kacamatanya yang serasa sedikit longgar.
Park Donghae..
Dia sudah tahu hubungan Kang Sora dan Choi Siwon. Tapi mengapa setiap melihat mereka berdua seperti pagi ini pun rasanya ia ingin menendang namja itu jauh-jauh dari Sora atau menarik yeoja itu lari meninggalkan Siwon. OMO!! Pikiran jahat macam apa lagi itu?
Yang jelas, ia tidak suka. Tidak suka karena nyatanya Sora hanya menginginkan uang Siwon. Tidak suka karena Siwon tidak pernah keberatan sekalipun Sora meminta seluruh miliknya. Apa itu namanya cinta? Kata Leeteuk harus siap dengan luka.. sekarang, ia sudah terluka apa artinya ia juga sudah menyukai yeoja itu?
            “aaiisshh.. Donghae babo!!” gerutunya sendiri “bagaimana mungkin kau berpikir seperti itu.. aniyo.. tidak boleh, kau yang harus membuktikan omonganmu pada gadis itu.. dia yang harus jatuh cinta dulu padamu..” semangatnya sendiri.
            “Donghae-ya.. waeyo??”
Donghae menoleh. Kim Kibum teman di kelas seni menyapanya.
            “kau sangat berani membolos kelas Pengajar Jang kemarin..”
            “waeyo?”
            “aku tidak menyukai kelas itu juga.. tapi aku menyukai Pengajar Jang.. dia satu-satunya pengajar yang cantik..”
            “OMO!! Kau menyukai Ajjuhma itu??”
            “aniyo.. aku bilang aku hanya menyukainya saja bukan berarti suka yang seperti itu..”
            “kau membuatku bingung..”
            “bukan Sora yang membuatmu bingung?”
            “MWO??”
            “jangan menatapku begitu!” protes Kibum pasalnya Donghae melotot tajam ke arahnya “kau selalu menjahili yeoja itu meski kau tahu dia sudah punya namjachingu.. jauh lebih kaya darimu juga..” sindir Kibum
            “iisshh.. kenapa semua orang hanya melihat kaya.. kaya.. dan kaya.. kau ingin kaya juga eeeoh?? Kau hanya akan berteman dengan orang kaya saja eeoh??” suara tinggi Donghae
            “siapa yang tidak ingin kaya..?”
            “aku.. aku tidak ingin kaya!!” dingin Donghae menjawab Kibum sambil berjalan meninggalkannya pergi.
>< 
..
>< 
Tas punggungnya ia lempar seperti biasa ke meja dekat tempat duduk Sora. Siwon mengamatinya seksama..
            “kau lagi..” sinisnya
            “ada masalah?” enteng Donghae
            “aku heran denganmu pelajar baru.. kau selalu saja mencari ribut dengaku ataupun dengan Sora.. apa kami pernah punya masalah denganmu?”
            “eoh, ani.. kalian yang membuatku ada masalah dengan kalian..”
            “Park Donghae, kau selalu memulai duluan..” sambung Sora
Donghae menghadap Siwon “aku tahu kau orang kaya, tapi kau tidak bisa melakukan semaumu sendiri dengan harta orangtua.. apa kau pikir kau bisa menguasai orang lain?”
            “apa maksudmu..”
            “cihh… kau pura-pura lupa??
BRAAKKK!!
Begitu bunyi itu terdengar ia kaget bukan main, karena yang ia tabrak adalah seorang nenek-nenek renta dan buta..
“Yak, apa yang kau lakukan? Kau tidak lihat kalau halmoni ini sedang jalan?” teriak seorang namja seumuran dengannya. Ia bahkan nampak tak ingin membantu nenek itu berdiri malah terpaku diam di samping sepeda kayuhnya. “kau hanya diam saja? kau tidak mau tanggungjawab? Keterlaluan..”
Tanpa banyak kata ia mengeluarkan sejumlah uang dari dalam tasnya lalu memberikan pada namja itu “ini sebagai gantinya, kau bisa membawa nenek ini ke rumah sakit.. aku ada pelajaran tambahan hari ini, Appaku akan membunuhku kalau aku membolos lagi.. dia bilang aku harus masuk Senior High School dengan nilai bagus..” setelah itu dia pergi begitu saja.
“apa hubungannya semua itu dengan nenek ini?” hah, akhirnya namja itu juga yang membawa nenek itu berobat.
….
            “itu bukan sekali saja terjadi, aku melihatmu beberapa kali melakukan sesuatu yang tidak manusiawi..”
            “eoh, jadi namja itu adalah kau?”
            “kebetulan saja aku disana.. tapi kebetulan yang membuatku tahu bahwa kau adalah orang tanpa perasaan.. Siwon ssi.. ada banyak hal yang tidak bisa dibeli dengan uang..” ungkap Donghae “ini… ku kembalikan semuanya, karena nenek yang kau tabrak waktu itu adalah nenekku..” Donghae memberikan lembaran uang itu pada Siwon kembali.
Siwon tak berkutik di depan Donghae yang kini bahkan sudah pergi menjauh darinya dan Sora. Ia tatap kembali lembaran uang itu, tak menyangka bahwa apa yang dilakukannya waktu itu menyisahkan kebencian.
            “apa yang dikatakannya itu benar?” tanya Sora
            “aku bahkan baru mengingat peristiwa itu.. sebenarnya waktu itu aku sangat menyesal, aku memutuskan untuk tidak pergi mengikuti pelajaran tambahan.. tapi saat aku kembali ke tempat itu mereka sudah pergi..”
            “sudahlah.. kau bisa jelaskan nanti padanya, aku tahu saat ini pasti dia sedang marah padamu..” Sora tahu bagaimana Siwon tidak pernah menolak untuk membantunya, artinya dia orang baik bukan..
Aku jadi merasa bersalah padamu karena dulu aku menerimamu hanya demi uang Siwon-ah.. demi sebuah taruhan.. tapi.. ini semua ku lakukan juga demi Umma. Aku tidak ingin orangtua satu-satunya yang ku miliki pergi dariku. Tapi, entah kenapa sekarang aku mulai merasakan hal lain saat bersamamu.. bagaimana jika kau tahu semuanya? OMO, apa Donghae tahu akan hal ini? siapa dia sebenarnya?? Kenapa dia..
            “waeyo??” Siwon balik bertanya melihat Sora sedang melamun di depannya. Tak biasanya ia bersikap seperti itu.. “kau.. apa..”
            “aniyo..”
>< 
..
>< 
Donghae menggerutu tak jelas..
            “aaiisshh.. kepalaku jadi pusing sekarang..” umpatnya. Ia duduk di lapangan belakang gedung kesenian tempatnya menerima kelas setengah jam lagi. tangannya merogoh kasar saku celananya mengambil ponsel dan menghubungi seseorang..
            “ada apa tiba-tiba menghubungiku?”
            “hyung, pulang nanti bawakan aku obat sakit kepala..”
            “kau sakit?”
            “nde.. rasanya kepalaku terbentur tembok tebal..”
            “apa tadi kau belum makan?”
            “tentu saja sudah.. kepalaku seperti ini karena aku baru saja memarahi namja yang dulu menabrak halmoni..”
            “OMO?? Kau.. memukulnya atau.. Yak, Park Donghae jangan mencari masalah lagi dengan berkelahi.. kau ini.. itu bukan masalah besar kan? Halmoni baik-baik saja.. bahkan sekarang Halmoni juga sudah sembuh dari sakitnya.. kau ini.. aiiissh..”
            “hyung, kau memarahiku? Kau membuat kepalaku tambah sakit..!!”
            “aku tak peduli..!!”
Pip..pip…
            “aiishhh menyebalkan!!” keluhnya bertambah saat mendengar teriakan kakaknya.
Yesung memasukkan kembali ponselnya dalam saku..
            “ada masalah?”
Untuk melihat siapa yang bertanya Yesung memutar tubuhnya “eoh, Bo Young ssi.. bukan masalah besar..”
            “tapi kudengar nada bicaramu seperti marah..”
            “hahaha.. sudah biasa bagi kami. Itu tadi dongsaengku.. dia selalu membuat masalah yang aneh-aneh..”
            “eoh, begitu.. ehm, baiklah itu bukan masalahku juga. Bagaimana kalau sekarang kita makan siang bersama? Satu jam lagi ada jadwal operasi untuk pasien kamar 1123..”
Yesung tak akan pernah menolak ajakan itu “kajja..”
….
Yesung melahap makanannya dengan cepat. Begitu menyadari Boyoung meletakkan sepotong daging di mangkuknya ia tertegun..
            “hari ini banyak pekerjaan, jadi jangan sampai kau kehilangan tenaga sebelum semuanya selesai.. Kwon Uisanim mengatakan bahwa setelah operasi nanti kita boleh pulang, apalagi kau melakukannya dua kali. Bagaimanapun juga kita tidak boleh mengabaikan kesehatan sendiri..” ocehnya panjang lebar.
Begitu mendengar semua itu dari mulut Boyoung rasanya bukan hanya Donghae yang butuh obat. Yesung pun membutuhkannya, karena sekarang rasanya ia gemetar hebat. Jantungnya berpacu kencang.. kalau biasanya ia memeriksa detak jantung pasien, kali ini ia harus memeriksakan jantungnya juga.
            “kenapa diam saja, cepat makan.. waktu kita tidak banyak..”
            “eoh… nde..”
Lihat, di depan yeoja ini ia tidak berkutik. Sudah sejak lama ia menantikan saat seperti ini. tapi ketika semuanya bisa terjadi, malah Yesung yang tak bisa berbuat apapun. Perasaan itu.. bahagiakah? Karena ia bisa melihat senyum itu dari dekat tanpa banyak alasan dan sembunyi-sembunyi lagi bak detektiv. Matanya semakin bersinar saat ia tersenyum, bibirnya indah saat melengkung seperti itu.. Yesung sangat memperhatikan yeoja itu rupanya..
            “Park Uisa…” panggil Boyoung “sebaiknya kita kembali sekarang..”
            “eeoh.. nde..” lagi-lagi hanya kata itu yang bisa ia keluarkan sebagai jawaban.
>< 
..
>< 
            “sepertinya kau selalu menolak kalau aku menyuruhmu untuk menggambar seseorang, apa kau memang tidak bisa di bidang itu? harusnya kalau kau ingin profesional kau bisa melukis apapun.. menggambar apapun..”
            “Pengajar Jang, apa tugas anda disini termasuk mengurus kehidupan pribadi dari mahasiwanya?”
            “mwo?? apa yang..”
            “dan juga… kami sudah bukan anak SMA lagi yang harus selalu di dikte soal pelajaran..” ketus Donghae “kalau anda keberatan dengan keberadaan saya di kelas ini.. saya akan mundur..”
Apa? Itu sebuah ancaman atau apa? Bagaimana bisa ia tidak menghormati Pengajarnya? Tapi tidak bisa. Kalau Jang Nara tidak bisa menyelesaikan ini maka ia akan di cap sebagai pengajar yang gagal. Oh, tidak!!
            “Park Donghae, kalau kau tetap seperti ini aku tidak segan-segan memberimu pelajaran.. jangan dikira karena kau putra dari orang yang sangat berpengaruh lalu bisa seenaknya saja..”
Deegghh..
Donghae bungkam. Darimana Jang Nara bisa tahu tentang dirinya, bukankah Sungmin sudah mengurus semua ini?
            “sekali lagi ku katakan padamu, dan ini bukan ancaman.. itu akan benar-benar terjadi jika kau tidak serius mengikuti kelas ini..”
Jang Nara menatap tajam mata Donghae yang bisa dipastikan namja itu akan takut setelah ini. Donghae sendiri balik menatapnya datar. sampai sekian detik lamanya tatapan itu menjadi intens dan dalam hingga menyiratkan sebuah perasaan aneh bagi keduanya.. sorotan mata itu sama-sama berbicara dalam batinnya..
‘siapa sebenarnya kau ini pengajar Jang?’
‘kau belum tahu siapa yang kau hadapi Park Donghae..’
ah, aura apa ini? permusuhankah?
_ToBeContinue_


7 komentar:

  1. Akhirnya...update jug :) bolak balik bwt mastiin..ceritanya mkin seru..jang nara kakaknya kndung donghae kaah?#abaikan.. Aah mkin g sbr nunggu kelanjutan :) kl bisa skli updte 2 chapter atau bisa seminggu 2 kali...mianhae bnyk maunya

    BalasHapus
  2. Astaga makin penasaran aja...
    Ditunggu kelanjutannya chingu...
    ;)))

    BalasHapus
  3. Ditunggu kelanjutannya chingu.. betul kata yun_haeshi chinggu hahaha piss.. siapakah jang nara?? Donghae menyukai sora aish..

    BalasHapus
  4. Makin seru nih,, tapi plisssss klo bisa updatenya seminngu 2 kali soalnya penasaran banget ^^ :)

    BalasHapus
  5. KLu bisa updte nya lebih cepet dong k pena ,makin penasaran sama cerita nya .lanjut ya k semangat!!!!!!!!!!!!!!!

    BalasHapus
  6. diusahakan ya... lagi cari inspirasi ni..
    tapi begitu melihat koment2 yang ada.. aahh, makin encer ni otak n tangan..
    dukungan dari semua chingu yang terbaik deh :) :)

    BalasHapus