Minggu, 07 Februari 2016

Crown of Prince [4]



Genre : Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk] _ Kim JongWoon [Park Yesung] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin] _ Lee Donghae [Park Donghae]
Putra pertama keluarga Park, Leeteuk [31], menjadi penerus utama perusahaan keluarganya dan sekarang menjadi Presdir Crown of Hotel. Yesung [29], berbeda dengan kakak sulungnya, ia lebih memilih menjadi seorang dokter dan sekarang bekerja di Seoul Hospital. Lain lagi dengan Sungmin [26], kecintaannya pada makanan manis seperti kue akhirnya tersalurkan. Ia kini adalah pemilik Crown of Caffe. Si bungsu Donghae [20], yang keras kepala belum memutuskan pekerjaan apa yang menjadi fokusnya nanti. Ia masih menikmati masa-masa di dunianya.
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
The Little Prince [by-Ryeowook]
>< 
..
>< 

Crown Of Prince_04
-You are a Girl I am a Boy-
>< 
..
>< 
Han Hyun Pil menyambut dua tuan mudanya yang baru pulang. Sungmin dan Donghae. dia memang kepala pelayan yang sangat setia yang pernah dikirim oleh orangtua mereka. Ya, yang sebelumnya selalu bermasalah. Sedangkan Han Hyun Pil, malah dekat dengan Donghae layaknya anaknya sendiri. itulah kenapa Leeteuk dan adiknya yang lain tidak begitu cemas saat Donghae harus di rumah tanpa mereka. Sebenarnya bukan apa-apa, toh anak itu sudah besar. Tapi kejadian yang lalu membuat mereka sedikit trauma. Kepala pelayan Kwon pernah melukai Sungmin saat ketahuan mencuri di rumah mereka. Sejak saat itu mereka lebih selektiv memilih pekerja baru.
Sungmin meletakkan kue yang di bawanya di atas meja..
            “eoh, Pelayan Han.. ini..” sebagian lagi ia berikan untuk Han Hyun Pil
            “untuk saya Tuan??”
            “Nde.. itu dari Donghae..” sambil menunjuk Donghae yang sedang duduk diantara Yesung dan Leeteuk.
Han Hyun Pil tersenyum.. “terimakasih Tuan Muda..”
            “tidak perlu Ahjjussi…”
Han Hyun Pil membungkukkan tubuh memberi hormat pada mereka. Bagaimanapun juga mereka adalah Tuan muda yang harus dilayaninya.
            “bagaimana pekerjaan hyung hari ini?”
            “kau bertanya pada siapa Hae?”
            “memangnya aku punya kakak lagi selain kalian? Tentu saja kalian berdua..” sungutnya setelah mendengar pertanyaan Yesung “terutama kau hyung” tunjuknya pada namja itu “hyung, bisakah kau pulang ke rumah sekalipun banyak pekerjaan di rumah sakit? kau pikir yang harus kau urus hanya pasienmu saja? kau tidak merindukan kami? Isshh..”
Pleettakk..
            “hyungie…..” pertengkaran itu pun di mulai
            “kau takut di rumah sendiri? namja penakut..”
            “siapa bilang?”
            “kau masih tidak mematikan lampu saat tidur, itu apa namanya??”
            “kau bercerita padanya hyung?” tuduhnya pada Leeteuk dan Sungmin
            “aku selalu pulang babo!! Kau saja yang sudah tidur saat aku pulang, dan bangunmu sangat siang saat aku sudah berangkat.. OMO!! Bahkan kau tidak ingat setiap pagi aku berusaha membangungkanmu? Kau ini..”
            “benarkah?? Kenapa aku tidak tahu..”
            “yaaiiisshh…”
Hahahaha..
            “sudahlah.. kenapa kau suka sekali memancing keributan Hae?” bijak Leeteuk “harusnya kau sudah bisa membantu kami untuk bekerja kan.. sekarang katakan, kau ingin bekerja seperti apa?”
            “hyung memaksaku?? Hyungie… kau bilang tak akan pernah memaksaku untuk melakukan apapun..”
            “setidaknya kau harus punya cita-cita..”
            “issh… aku ingin menjadi pelukis..”
            “MWO?? bagaimana bisa?? Kau menggambar anjing saja seperti monyet..”
HAHAHAHAHA.. gelak tawa membahana seisi rumah. Mereka memang tidak pernah melihat Donghae melukis. Terakhir kali yang mereka tahu adalah beberapa tahun lalu saat Donghae masih berusia 7 tahun. Seperti yang dikatakan Sungmin.. dan menjadi bahan ejekan mereka sampai sekarang.. Donghae gagal menggambar.
            “hyung.. waktu itu memang aku sengaja.. bukankah setelahnya kalian tidak mau lagi melihat gambarku? Halmonie dan Harabeoji bilang lukisanku paling indah..”
            “benarkah? Sepertinya mereka hanya ingin menyenangkanmu saja Hae..”
            “aku tidak bohong hyung.. mereka juga tidak pernah bohong..”
            “arra.. buktikan pada kami kalau kau memang bisa melukis..” tantang Yesung
            “nde, akan kubuat kalian bertiga menyesal..”
Hahaha.. haha..
Kembali mereka tertawa.
>< 
..
>< 
@the_morning        
“HYUNNGGG!!!”
Kali ini Leeteuk dan Sungmin tidak ikut Yesung berlari menghampiri suara teriakan itu.
            “waeyo??” paniknya
            “kau mau menyuruhku menukar sepeda itu dengan sepatu roda??” datar Sungmin yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Yesung
            “memangnya apa yang terjadi??”
            “kau tidak tahu hyung, ini hari ketiga dia berteriak seperti itu..” adunya.
            “ada apa Hae, kenapa kau berteriak??”
Donghae hanya tersenyum “gwaenchana.. gumawo hyung..” ucapnya ringan “aku berangkat.. bye hyungdeul..”
Yesung masih tidak mengerti.. “apa yang terjadi sebenarnya?”
            “Appa membelikannya mobil, dia minta motor. Motor sudah ada dia berteriak minta sepeda.. dan jika tadi dia masih akan protes, Leeteuk hyung berniat membelikannya sepatu roda..”
            “mwo.. dua hari tidak melihatnya dia jadi seperti itu??” guman Yesung yang akhirnya tertawa juga bersama dua saudaranya yang lain “bukankah maknae kita ini unik sekali tingkahnya??”
            “nde… membuat kita pusing menghadapinya..”
            “sudahlah.. kajja hyung, pekerjaan menunggu..” ujar Sungmin
            “pekerjaan atau SaEun yang menunggumu eoh??”
            “YAK!! HYUNG!!”
…. ….
…. ….
Donghae mengayuh sepedanya dengan ringan. Ada yang berbeda darinya hari ini yang sepertinya tidak disadari oleh ketiga kakaknya tadi. Namja itu mulai memakai kacamata. Tapi, percayalah bagi siapapun yang mengamatinya, ia tetap terlihat tampan walau penampilannya mungkin agak…..
Segera ia memarkir tepat di depan gedung Universitas tempatnya belajar.
            “maaf.. bisa saya minta tolong?” belum selesai ia memarkir sepeda seseorang menyapanya dengan pertanyaan.
            “nde??”
            “dimana ruangan seni??”
            “eoh.. apa anda pengajar baru di sini??” melihat penampilannya Donghae mencoba menebak pekerjaan yeoja tersebut. belum terlalu tua namun jelas usianya juga bukan muda lagi.
            “nde..”
            “kalau begitu, anda bisa mengikuti saya..”
            “eoh, nde… euhm..”
            “Park Donghae..” ucapnya
            “Jang Na Ra..”
…. ….
            “gumamseumida, Donghae ssi..”
            “nde Pengajar Jang..”
Jang Na Ra berdiri di depan sebuah ruang kelas yang di tunjukkan Donghae padanya. Ia salut pada namja itu.. tidak banyak siswa yang bisa begitu sopan pada pengajarnya. Dan kesan pertama yang diberikan Donghae semakin memantapkan Jang Na Ra untuk mengajar hari itu.
…. ….
…. ….
            “Gumawo Oppa..” Sora tersenyum senang menerima pemberian dari Siwon. Namja itu memang tidak ada hentinya memanjakan Sora setiap hari. Membuat semua orang yang melihatnya selalu iri hati. Siwon dan Sora memang pasangan yang serasi secara fisik, namun bagi sebagian yeoja yang tidak terima, Sora hanya yeoja biasa yang beruntung saja karena mengenal Siwon sudah lama. Coba saja mereka baru berteman, pastinya Siwon akan memilih yeoja lain yang lebih cantik dan sepadan dengannya.
Donghae melihat pemandangan itu dengan sinis..
            “masih pagi sudah bermesrahan??” sindirnya, selalu ada saja yang dibuatnya untuk memancing kemarahan Sora.
Siwon melirik sedikit “ada masalah denganmu..?? OMO!!” rupanya ia melihat keanehan di wajah Donghae “kau kenapa berpenampilan seperti itu? apa buku-buku yang kau baca selama ini membuatmu seperti itu?”
            “tidak ada salahnya membaca buku.. itu membuatku cerdas.. bukan hanya tampang saja yang keren tapi otakku bisa dipertimbangkan..” ia melempar tas punggungnya ke kursi belakang Sora. Disanalah ia duduk setiap hari..
Sora tertawa mengejek “kalau kau seperti itu tidak akan ada yeoja yang tertarik padamu Hae..”
            “aku memang tidak suka menarik hati para yeoja, aku bukan playboy!!”
            “lalu kau anggap aku playboy?” sinis Siwon
            “apa aku mengatakannya?”
Donghae benar-benar menyebalkan. Entah bagaimana dia bisa seperti itu.. di rumah, bukankah ia namja dan maknae yang baik? bahkan semua orang begitu menjaga dan menyayanginya??
            “siapa kau sebenarnya?”
            “Park Donghae..” datarnya menjawab pertanyaan Siwon
            “kau sombong sekali kawan.. apa kau ini iri dengan hubunganku dan Sora? Kulihat hanya yeojachinguku yang kau bully..”
            “kalau aku mengatakan itu benar apa yang akan kau lakukan??”
Siwon geram “iisshh..” tangannya mengepal dan hampir memukul Donghae kalau bukan Sora yang menahannya..
            “Wonnie-ya.. sudahlah..” ia menarik tubuh Siwon pergi menjauh dari namja yang bernama, Park Donghae, itu.
>< 
..
>< 
            “bagaimana kau bisa mengatakan kalau ini sudah eoh??”
@crown_of_caffe
SaEun uring-uringan di dapur..
            “masalahnya sudah ku selesaikan chagi.. jangan marah lagi, kasihan Yoon Chan..”
Yoon Chan, salah seorang karyawan Sungmin memang membuat masalah dengan menuliskan menu yang salah untuk seorang pelanggan mereka. Tapi ini pertama kalinya ia melakukan kesalahan seperti itu. pelanggan yang tidak terima lalu protes pada SaEun..
            “aku sudah meminta maaf dan mengganti pesanannya dengan gratis sebagai permintaan maaf..”
            “hyung, kau bisa memotongnya dari gajiku..” ungkap Yoon Chan sambil menunduk.
            “Sudahlah Yoon.. kau tidak perlu mencemaskan itu.. sebaiknya kau pulang dan segera bawa adikmu ke rumah sakit..”
SaEun menatap tajam pada Sungmin meminta penjelasan.
            “dia seperti ini karena adiknya sakit.. aku bisa merasakan itu. bayangkan jika kau yang berada di posisinya.. Ryeowook sakit.. kau juga tidak akan konsentrasi pada pekerjaan kan?” Sungmin mendengar berita ini dari seorang pegawainya yang lain. ia tahu masalah yang dihadapi Yoon Chan.
            “pergilah sekarang.. dan ini..” Sungmin memberikan sebuah kertas padanya “berikan ini pada Dokter Park Yesung, dia akan menolongmu..”
Yoon Chan tak sanggup berkata apapun selain “gumapta hyung..”
            “adikmu harus segera di tolong.. cepat pulang sekarang..”
            “nde.. aku pergi dulu, sekali lagi gumapta hyung..” Yoon Chan pergi dengan perasaan campur aduk. Merasa bersalah karena membuat masalah, tapi bahagia karena masalahnya selesai sekarang. ia bisa membawa adiknya ke rumah sakit.
…. ….
Secangkir teh hangat untuk SaEun diberikan oleh Ryeowook yang kemudian ia bergabung dengan dua orang yang masih duduk di dalam diam itu. Ryeowook duduk diantara mereka..
            “sampai kapan kalian akan seperti ini?” suaranya membuka percakapan “Noona, jangan bersikap berlebihan.. aku setuju dengan Sungmin hyung.. semua yang bekerja disini adalah manusia yang punya hati dan perasaan.. mereka bisa sakit.. bisa tertawa.. Yoon Chan yang kita kenal sangat baik bukan? Ia begini karena adiknya.. maklumi itu Noona.. jebal..”
Hah.. SaEun mengambil napas panjang..
            “nde.. untuk kali ini aku akan memaafkannya..”
            “jeongmal??” seru Sungmin
            “nde..” senyumnya
            “ah, ternyata seorang kakak selalu luluh dengan adiknya.. ya??” sindirnya.
            “Yak..”
            “OMO!! Noona kau mau menampar hyungku??” teriak Donghae yang tiba-tiba datang. Ia tak tahu masalahnya apa, hanya tahu kalau tangan SaEun hampir memukul Sungmin “turunkan Noona, itu menakutkan..” tunjuknya pada tangan SaEun.
Ryeowook tertawa keras mendengarnya.. “yak.. kau terlambat bekerja Hae.. kajja!!” ia menyeret Donghae menjauh dari keduanya “kita tak ada urusan dengan mereka..” bisiknya pada Donghae yang terus memberontak padanya.
>< 
..
>< 
Yesung memeriksa gadis kecil tujuh tahun itu.
            “kau tidak perlu cemas.. adikmu hanya demam, ia tidak apa-apa..”
            “jeongmal? Kansamhamnida dokter..”
            “nde.. eoh, apa kau bekerja di crown of caffe?”
            “nde..”
            “baiklah.. biaya pemeriksaan adikmu sudah ditanggung.. kau bisa membawanya pulang setelah ini, dan jangan lupa tebus dulu resep obatnya..” Yesung menyodorkan kertas resep pada Yoon Chan.
            “nde, kansamhamnida dokter..”
…. ….
            “aku penasaran dengan keluarga kalian, Yesung ssi..” Bo Young membuka percakapan mereka siang itu di kantin rumah sakit “kalian begitu baik, selalu berusaha menolong orang lain..” tambahnya lagi. kini mereka sudah menjadi teman yang cukup akrab dan tidak ada rasa canggung lagi diantaranya.
            “kami melakukan apa yang kami bisa.. selama kami mampu..”
            “begitukah??”
            “nde.. tapi kurasa kau akan heran kalau bertemu dengan mereka..”
            “kenapa??”
            “tidak sesuai dengan bayangan… hyung tertua kami memang bijaksana, dia satu-satunya yang normal bagiku..” tawa Yesung tiba-tiba saat mengingat Leeteuk “dua adikku tidak ada hentinya bertengkar apalagi maknae kami.. dia namja yang sangat keras kepala..”
Bo Young ikut tertawa mendengar penjelasan Yesung “tapi kurasa itu tidak ada kaitannya dengan kebaikan hati kalian untuk menolong orang lain..”
            “nde, Leeteuk hyung selalu mengajarkan kami hal-hal yang baik..”
            “orangtua kalian?”
            “mereka tidak pernah di rumah.. selama ini Leeteuk hyung yang mengatur semua kebutuhan kami.. dan sekarang giliranku membantunya..”
            “aku percaya itu..” Bo Young mengangguk pasti.
            “eohm.. lalu bagaimana dengan keluargamu sendiri Bo Young ssi..??”
            “nde?? Eoh.. bukankah sudah jelas? Dan semua orang mengetahuinya??”
Yesung tertawa, memang tidak ada yang disembunyikan olehnya. Lee Bo Young adalah putri dari pemilik rumah sakit tempat mereka bekerja. Ibunya dulu seorang perawat, Ayahnya seorang dokter juga. Bersama-sama akhirnya mereka berhasil membangun rumah sakit untuk menolong lebih banyak orang lagi.
>< 
..
>< 
            “bawa ini ke meja 17, Hae..” pinta Ryeowook pada Donghae. tanpa banyak kata lagi namja itu bekerja sesuai perintah. Tangannya penuh dengan pesanan dari meja yang tadi disebut Ryeowook, kini ia sudah mulai terampil mengantar pesanan. Tidak canggung lagi seperti kemarin yang hampir menumpahkan kue di atas kepala pelanggannya.
            “pesanan datang…” ramahnya.. tapi “mwo?? kalian??”
Dua orang pelanggan itu pun terkejut dengan keberadaan Donghae “kau bekerja di sini??”
Donghae mengerucutkan bibirnya lucu “isshh.. ne, aku bekerja disini.. apa masalahmu?”
            “omo, ternyata kau pekerja keras juga ya selain sifatmu yang keras..”
            “apa maumu Choi Siwon??”
            “nothing..”
            “baiklah, kalau tidak ada pesanan lagi aku kembali bekerja.. selamat menikmati..” ujarnya membalikkan badan meninggalakn Siwon dan.. Sora tentunya. Kedatangan dua orang itu membuat Donghae terus menggerutu dalam bekerja rupanya, ia tak henti memaki.. menghakimi sampai mengeluarkan olokan-olokan kecil yang hanya bisa didengarnya sendiri.
Siwon dan Sora merasa menang! Ia tahu satu hal tentang namja itu selain naik sepeda, berkacamata dan.. pelayan caffe..
Sungmin memperhatikan sikap aneh adiknya dari tadi..
            “ada apa Hae? jangan buat masalah untuk hari ini.. kami cukup pusing dengan Yoon Chan tadi..”
            “tenang saja hyung aku tidak akan membuat masalah..” ujarnya
            “lalu kenapa wajahmu seperti itu?”
            “eoh.. aku hanya lelah hyung..” ia menyembunyikan semuanya dari Sungmin “tapi tidak perlu kau cemaskan, aku masih sanggup bekerja..”
Sungmin mulai curiga “benarkah? Kau tidak bohong padaku?”
            “aku tidak punya tampang untuk itu..” guraunya.
            “baiklah.. kembalilah bekerja..”
Donghae mengangguk.. ia kembali pada pekerjaannya. Sesekali mata itu memandang Sora dan Siwon dan beberapa kali mereka bertiga adu pandang mata.. Donghae semakin sebal saat Ryeowook memutar lagu B1A4, You are a girl I am a Boy..
            “Yak, hyung… ganti lagumu!!”
            “waeyo??”
            “lebih baik mendengar lagu lain, ini membuatku pusing saja.. yaa…. Cepat gantiii…” rengeknya. Ryeowook tak mengerti tapi ia menuruti juga permintaan anak itu daripada timbul keributan lagi.
…. ….
            “Donghae gwaenchana??” SaEun mendekat pada Sungmin yang tengah bergelut dengan adonan kuenya. Namja itu menepuk adonannya sesekali sambil menatap SaEun. Yeoja itu sempat melihat Donghae sedikit uring-uringan tadi di depan Ryeowook.
            “kau sangat peduli dengan adikku, Noona..”
            “Ya, berhenti memanggilku seperti itu.. bagaimana aku tidak peduli? Aku menengal semua saudara sejak kita kecil.. mereka sudah seperti kakak dan adikku juga Sungmin-ah..”
            “arraseo.. gumawo chagiiiyaa..” manjanya
            “kau juga sangat peduli dengan Wookie..”
            “mereka dongsaeng kita kan.. ah, sudahlah.. tidak penting membicarakan mereka saat ini.. kenapa kau tidak memperhatikanku juga?”
            “waeyo?”
            “chagi…. Kau tahu aku lelah hari ini.. lihat, berapa kue yang harus  kubuat?? Bantu aku sedikit dengan menyeka keringat ini..” Sungmin menyodorkan kepalanya ke depan SaEun
            “isshh..” bukannya menyeka, SaEun malah melempar tempat tissu ke Sungmin lalu berlari meninggalkan namja yang masih kesakitan itu.
You are girl.. I am a boy..
Beberapa orang yang jatuh cinta melakukan hal konyol hanya demi dekat dengan orang yang disukainya.. tapi beberapa lagi yang tak menyadari perasaan itu mengabaikannya dengan penuh kemarahan yang tak jelas..
_ToBeContinue_


5 komentar: