Senin, 01 Februari 2016

Crown of Prince [2]



Genre : Brothership, Families, Friendship, Lovely, Hedonism
Cast :
Park Jungsoo [Park Leeteuk] _ Kim JongWoon [Park Yesung] _ Lee Sungmin [ Park Sungmin] _ Lee Donghae [Park Donghae]
Putra pertama keluarga Park, Leeteuk [31], menjadi penerus utama perusahaan keluarganya dan sekarang menjadi Presdir Crown of Hotel. Yesung [29], berbeda dengan kakak sulungnya, ia lebih memilih menjadi seorang dokter dan sekarang bekerja di Seoul Hospital. Lain lagi dengan Sungmin [26], kecintaannya pada makanan manis seperti kue akhirnya tersalurkan. Ia kini adalah pemilik Crown of Caffe. Si bungsu Donghae [20], yang keras kepala belum memutuskan pekerjaan apa yang menjadi fokusnya nanti. Ia masih menikmati masa-masa di dunianya.
OtherCast :
Han JiMin _ Lee BoYoung _ Kim SaEun _ Kang Sora
Han Hyun Pil [Kepala Pelayan Han] _ Choi Jin Hyuk [Sekretaris Choi]
Kim Ryeowook _ Choi Siwon
Park YeonSeol [Appa] _ Park ShinMin [Umma]
Song :
The Little Prince [by-Ryeowook]
>< 
..
>< 
Crown of Prince_02
-everytime I look at you-
Terjadi kecelakaan bus sekitar satu jam yang lalu. Kini semua korban sedang mendapat pertolongan. Para dokter dan perawat berlarian ke ruang operasi berusaha menyelamatkan nyawa mereka..
@Seoul Hospital
Yesung tak kalah sibuknya, peluhnya bercucuran sampai-sampai ia tak sadar jika Lee Bo Young berada di sampingnya.
            “gwaenchana dokter Park??” Yesung menoleh, hatinya tak karuan.. ia mengangguk kaku seakan lehernya membeku.
            “dia butuh donor darah sekarang..”
Lee Bo Young mengerti.. ia segera melakukan apa yang harus ia lakukan.
…. ….
            “jadi, apa alasan dokter Park memilih pekerjaan ini?” Lee Bo Young dan Yesung duduk di bangku taman sambil menghabiskan waktu makan siang mereka. Ini pertama kalinya mereka duduk berdua seperti itu.
Yesung mencari kenyamanan dengan membenahi duduknya, ia bersandar dan melipat kedua lengannya di dada..
            “aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu sekarang dokter Lee, terlalu menyakitkan untuk dikisahkan. Cukup aku dan keluargaku yang tahu..”
            “baiklah.. tidak masalah..”
            “suatu saat anda akan mengetahuinya dokter Lee, percayalah..”
            “aku percaya.. bahkan aku juga percaya anda adalah dokter yang profesional..” puji Lee Bo Young.
            “boleh aku meminta sesuatu dokter Lee?” Lee Bo Young menoleh, mereka saling beradu mata “jika sedang tidak bekerja bisakah kita menjadi teman? Bisakah kita tidak seformal ini??”
            “eeohh..” Lee Bo Young mengalihkan pandanganya “ehm, baiklah.. akan coba ku lakukan..”
            “kalau begitu, cukup panggil aku Yesung.. dan aku akan memanggilmu.. BoYoung..” kedengarannya seperti anak kecil, tapi itulah. Kaku. Hubungan mereka selama ini kaku. Yesung tak tahu memulainya dari mana. Hanya pada dokter itu saja ia bersikap kaku, berbeda saat ia bersama dengan rekan dokter lainnya. Apakah itu namanya..
….
            “suka…..”
@Crown Of Caffe
            “iya.. kau menyukainya..”
            “tentu, kue ini memang cantik.. aku jadi tidak tega untuk sekedar mencicipinya..” keluh Sa Eun. Ia mamandang sayang pada kue buatan Sungmin. Kue cokelat berhias mawar diatasnya sengaja dibuat Sungmin untuk Sa Eun.
            “tapi.. untuk apa kau lakukan ini??”
            “omo… noona, kau lupa kalau hari ini adalah hari jadi kita?” goda Sungmin.
            “Yak!!”
Sstt…
Sa Eun hampir mengeluarkan makiannya sebelum akhirnya Sungmin berhasil menghentikan. Ia menempelkan telunjuknya di bibir Sa Eun.
            “jangan katakan apapun, cukup nikmati kue buatanku..” Sa Eun yang tersipu malu hanya mengangguk.. “cepat makan sebelum Ryeowook tahu, atau kau tak akan kebagian nantinya..”
            “ne..”
            “HYUNG!!” teriak seseorang “berikan padaku Noona.. aku juga mau..”
            “mwoo… yak… YAK!! DONGHAE!!”
            “wae?”
            “iisshh kau ini.. itu kue.. kue itu..” sedih Sungmin. Ia tak menyangka adiknya akan datang tiba-tiba dan merebut kue spesialnya untuk Sa Eun.
Sa Eun melihat pemandangan itu dengan tawa.. melihat wajah Sungmin yang kesal membuatnya semakin terbahak.. “sudahlah.. salah sendiri. kenapa kau tidak membuatkannya juga..”
            “ini enak.. gumawo hyung.. boleh aku minta lagi aku masih lapar..”
            “Yak, Park Donghae.. pergi dari sini sekarang juga..” geramnya.
            “kau mengusirku??”
            “ne..”
            “tapi aku adikmu hyung..”
            “aku tahu itu, tapi kau…”
            “baiklah..” datar Donghae tanpa masalah melangkah pergi meninggalkan mereka lalu.. “RYEOWOOK HYUNG…. Bogoshippoo…” teriaknya.
Sungmin hanya mampu menepuk keningnya. Bagaimana mungkin ia memiliki adik seperti itu?? menjengkelkan.. tapi ia tak pernah bisa marah. Pada akhirnya ia mengikuti Donghae juga..
            “untuk apa kau ke sini?”
            “hyung, berikan aku pekerjaan.. aku membutuhkannya..”
            “apa uang dari Appa kurang? Apa kami juga tidak bisa memenuhi kebutuhanmu?”
            “bukan itu.. aku merasa malu saja, aku harusnya bisa bekerja juga.. lagi pula hyung.. aku tidak ingin teman-temanku mengejek karena pengangguran..”
            “tidak akan ada yang mengejekmu Hae, mereka malah akan bangga karena kau punya uang walau tidak bekerja..”
            “hyung, kau mengajari hal buruk padaku??”
            “animida…”
            “ayolah hyung.. aku hanya ingin mengisi jam kosong kuliahku saja..”
            “kau tidak malu bekerja disini??”
            “ani.. apa ada yang salah dengan pekerjaan di sini?”
            “aku tidak akan mengakuimu sebagai adik saat bekerja, kau sama seperti karyawan yang lain..!!” lugas Sungmin
            “aku tidak percaya..” cengirnya. Ia yakin Sungmin tidak akan bisa melakukan itu padanya. Bukankah diantara semua kakaknya, Sungmin yang paling overprotective??
Hahaha.. hahaha.. Donghae tertawa dalam hati.
Sungmin mendesah.. “kau sudah meminta ijin Leeteuk hyung?”
            “sudah.. tadi aku juga ingin meminta pekerjaan darinya, tapi sepertinya tidak ada yang cocok.. jadi hyung menyuruhku ke sini..” senyumnya licik.
            “baiklah… kau bisa bekerja di sini..”
            “SIINNCCHHAA?? APA HYUNG?? APA YANG BISA KU LAKUKAN??”
Sungmin bergidik ngeri.. “pelankan suaramu.. ini bukan pasar, tapi cake caffe..” Donghae bergelayut manja di lengan Sungmin mendengarkan seksama pernyataan kakaknya “bantu Ryeowook melayani pelanggan kita.. kau tidak boleh ke dapur, tugasmu hanya di depan.. aku tidak ingin kau merusak dapurku nantinya..”
Donghae senang “gumawo hyung… saranghae.. jongmal saranghae..”
>< 
..
>< 
‘jadi dia sudah ketempatmu??’ Leeteuk menghubungi Sungmin.
‘ne…’ jawab di ujung sana.
‘urus dia.. memang sudah seharusnya dia bekerja,.’
‘kau meneytujuinya hyung?’
‘tidak selamanya kita bisa memanjakannya kan?’
‘kau salah hyung, bukankah selama ini kita tidak pernah memanjakannya? Bagiku dia sangat mandiri malah.. buktinya dia sampai meminta pekerjaan pada kita..’
Leeteuk tersenyum.. ‘kau benar..’
Leeteuk menutup ponselnya.. ia kembali pada pekerjaannya..
            “Presdir.. ada yang ingin bertemu dengan anda..”
            “nugu??”
Pintu ruangan terbuka, seorang yeoja muncul di baliknya.. Sekretaris Choi membungkukkan badan memberi hormat lalu meninggalkan mereka berdua.
Leeteuk menatap kagum pada yeoja dengan setelan kemeja warna ungu tua padu dengan pita kecil di rambut panjagnya.
            “maaf mengganggu Presdir.. perkenalkan nama saya Han Ji Min..”
            “ada yang bisa ku bantu..”
            “eohm.. apa anda bisa menerima satu karyawan lagi? saya sangat membutuhkan pekerjaan..”
            “kenapa harus sampai bertemu denganku?”
            “seorang teman saya bekerja di tempat ini.. dia sudah mengingatkan bahwa tidak ada pekerjaan disini.. tapi tidak ada tempat lain juga yang bisa saya tuju, jadi saya memaksa untuk langsung menemui Presdir.. bisakah??” iba Han Ji Min
Leeteuk tersenyum dalam hati.. siapa yang akan menolaknya?? Eoh, jadi namanya Han Ji Min?? ya.. yeoja yang selama ini membuatnya penasaran..
            “ehhm.. kalau begitu kau bisa pergi ke Hotel,. Nanti akan ada yang menjelaskan pekerjaan yang harus dilakukan disana..”
            “mwooo??? Mworagooo?? Hotel?? Apa anda pikir saya ini bukan wanita baik-baik? atau anda berpikir kalau saya ini sangat cantik dan cocok untuk pekerjaan mesum??”
Leeteuk tertawa sekarang.. “apa semua pekerjaan Hotel seburuk itu?? ada banyak yang bisa dilakukan di sana.. apa Crown of Hotel adalah tempat mesum? Kalau begitu jangan melamar pekerjaan pada kami..”
Han Ji Min merutuk dirinya, sedangkal itu ternyata pikirannya.. ia memukul kepalanya sendiri dan menggerutu sesal.. “mianhanmida Presdir..”
            “jadi bagaimana??”
            “iya..”
            “bagus.. kalau sudah tahu pekerjaan yang cocok di sana.. Han Ji Min ssi.. anda bisa bekerja mulai besok..”
            “jongmal..???”
            “anda bisa pergi sekarang.. apa  masih ada yang perlu saya ulang??” datar Leeteuk
            “eeoh.. animida.. ye.. kansahamnida..” pamitnya.
Leeteuk menggerutu sambil menatap Han Ji Min keluar menutup pintu ruangannya.. ‘hah, kenapa banyak orang tak jelas mencari pekerjaan?’ gumannya saat ia mengingat Donghae juga ‘dan bodohnya aku yang dengan mudah memberi pekerjaan pada mereka..’ ia merutuk tak jelas tapi kemudian senyum merekah di bibirnya. Ada kebahagian tersendiri yang dirasakan..
…. ….
Di pinggir jalan..
Han Ji Min menghubungi seseorang..
            “Abeoji.. aku mendapatkan pekerjaan, apa kau senang??” cerianya
            “…. ….”
            “ne,, eoh.. Abeoji bisa pulang hari ini? aku akan meminta Umma untuk memasak yang enak..”
            “…. ….”
            “aah.. arraseo.. ne..”
Pip. Ji Min menghela napas.. lalu berjalan lagi dengan wajah datar dengan sesekali mengomel “hah, sebenarnya apa pekerjaannya sangat banyak di sana? Sampai-sampai pulang semalam saja tidak bisa?? Aaiisshh.. ini gara-gara Oppa.. kalau saja ia tidak berbuat nekad, pasti Aboeji tidak bekerja sedemikian berat.. ah, tenang saja Abeoji, aku akan membantumu.. mencari uang yang banyak.. lalu masalah kita selesai..”
>< 
..
>< 
“Selamat datang…” ceria Donghae saat dua orang yeoja pelanggan Crown of Caffe datang.
“OMO, kau pekerja baru di sini??”
“ne, noona.. aku dongsaeng Sungmin hyung..” jawabnya lantang.
“Yak, layani saja pesanan mereka Hae.. jangan mencari perhatian.. kau ingat kata-katanya tadi??” teriak Ryeowook dari sisi lain bermaksud menggoda Donghae.
Caffe milik Sungmin memang sedikit berbeda, di sana pelanggan bisa menjadi teman satu sama lain.. sehingga siapapun yang datang ke sana akan menganggap caffe itu rumah mereka dan yang berada di dalamnya adalah sahabat. Sungmin bersama Saeun mendesain demikian agar mereka bisa memenuhi selera pelanggan akan kue buatan-buatan Sungmin. Tempat itu juga cukup luas menampung pelanggan dengan banyak suasana. Ryeowook yang bekerja sejak di bukanya caffe itu sudah terbiasa juga bergurau dengan pelanggan layaknya teman sendiri. mereka pun tak canggung memberikan protes pada rasa kue buatan Sungmin.
            “hyung… kalau ada orang yang lebih tua menyapa bukankah aku harus menghormatinya? Kau mengajari aku yang tidak-tidak..” gerutunya membuat dua yeoja tadi malah tertawa.
            “siapa namamu dongsaeng??” goda seorang dari mereka
            “Park Donghae..”
            “kyeopta…”
            “gumawo noona, nah sekarang kalian ingin pesan apa..?”
            “katakan saja pada Saeun ssi, meja no 7 seperti biasa..”
            “arraseo.. noona,. Pesanan segera datang..” seru Donghae.
…. ….
Donghae menghempaskan tubuhnya di sofa merah muda ruangan Sungmin. Napasnya menderu.. matanya terpejam..
            “hyung.. kenapa kau tidak pernah mengatakan padaku kalau pelanggan caffe ini sangat banyak? Dan kenapa selama ini hyung tidak mau menambah pegawai?? Kalau hanya aku dan Ryeowook hyung, juga tiga orang lagi.. tetap akan menyiksa kami hyung.. apa kau membutuhkan bantuanku untuk merekrut pekerja??”
Sungmin melempar bantal ke atas kepala adiknya “caffe ini bukan sembarang caffe, hanya orang yang mencintai kue yang boleh bekerja di sini..”
            “itu karena kau belum terbiasa saja Hae..” imbuh Saeun, ia memberikan segelas cokelat hangat untuknya “minum dulu..” Donghae melirik, membenahi posisinya dan meneguk air dalam gelas itu sampai habis.
            “pulanglah kalau kau lelah, aku akan minta Ryeowook mengantarmu..”
            “tidak perlu noona, aku akan naik bis saja..”
            “tidak Hae..” potong Sungmin
            “baiklah, aku lelah.. aku akan tidur disini sampai kau selesai bekerja hyung.. aku ikut denganmu..”
Sungmin tersenyum.. “ok. Kajja.. cagiiya..” menyeret Saeun keluar meninggalkan Donghae sendiri di sana kembali berbaring.
…. ….
Donghae langsung masuk ke kamarnya dan kembali menghempaskan diri di ranjang. Sungmin mengikutinya dengan cemas..
            “kulihat dari tadi kau seperti ini, apa sangat melelahkan bekerja di caffe?”
            “bukan lelah hyung..” ujarnya “tapi aku malas dan mengantuk.. kau tahu kan, kalau sudah mencium bau bantal rasanya aku tidak ingin dipisahkan lagi..” dan… ssrrrrttt..
            “omo, kau mencoba membohongiku??” Sungmin geli melihatnya “aiishh, kau sudah tertidur?? Kelakuanmu tidak pernah berubah..” Sungmin kemudian menutup tubuh nyenyak itu dengan selimut hingga ujung dagu.
Saat Sungmin turun tangga menuju ruang tengah ia bertemu dengan Leeteuk yang baru pulang juga.
            “bagaimana pekerjaan hari ini?”
            “seperti biasa hyung..”
            “Donghae?”
            “tenang saja..” Sungmin duduk di sofa dekat dengan Leeteuk yang sibuk melepas dasinya. Seorang pelayan menyimpan tas di ruang kerjanya. Kepala pelayan Han menawari makan malam..
            “sudah kami siapkan Tuan..”
            “terimakasih Pelayan Han, tapi sepertinya aku tidak lapar..”
            “waeyo hyung? Ada masalah?”
            “aniyo.. aku sudah makan tadi bersama rekan kerja sebelum pulang..”
            “eoh..”
Sesaat kemudian Leeteuk menengok jam tangannya “dia menginap di rumah sakit lagi?”
            “sepertinya..” Sungmin tahu arah pembicaraan kakaknya. Pasti ia menantikan Yesung pulang ke rumah. Dua hari ini mereka memang tidak saling bertemu..
            “hah, baiklah aku akan langsung tidur..” ujar Leeteuk bangkit berdiri “eoh, Sungmin-ah.. urusan Donghae ku serahkan padamu..”
            “ne hyung..”
…. ….
Sungmin menatap punggung Leeteuk hingga menghilang di balik pintu kamarnya..
‘Hidup itu cukup melihat kalian bisa tersenyum.. itu adalah kekuatan paling ampuh untuk mengalahkan semua permasalahan yang ku hadapi.. jadi, cukup seperti ini.. cukup seperti ini..’
-Sungmin-

-ToBeCon-


1 komentar: