“OMO!! Hae.. demammu tinggi..” Leeteuk terkejut melihat keadaan Donghae pagi itu. Keringat dingin membasahi wajahnya yang mulai pucat. Matanya terpejan lekat tapi sepertinya ia tidak tidur dengan tenan.
“umma…” Donghae mengigau.
“sebentar ne.. umma ambilkan air hangat dulu..” Leeteuk keluar kamar Donghae dengan sedikit tergesa.
Sungmin baru saja duduk dan menghabiskan sarapannya bersama Hyukjae dan Kangin waktu Leeteuk datang.
“Umma, mana Hae?”
“dia demam tinggi.. chagi-ah.. bisa kau hubungi Hankyung? Aku takut terjadi sesuatu pada Donghae..”
“ne..” jawab Kangin. Ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Hankyung suami Heechul sepupunya itu yang kebetulan menjadi dokter. Leeteuk kembali ke kamar Donghae dengan air hangat dan handuk basah..
“ah.. Sungmin, tolong bawakan sarapan Donghae ke atas ne.. dank au Hyukjae, ambilkan obat penurun panas..” Sungmin dan Hyukjae hanya mengangguk dan melakukan pinta ummanya.
Hankyung menyuntikan sesuatu di lengan Donghae yang masih tertidur. Leeteuk tak hentinya mengusap kening anak bungsunya itu.
“ottoke? Donghae gawenchana?” tanya Kangin
“ada yang terjadi sebelum ini?” Hankyung kembali bertanya
“dia.. tahu kebenarannya Hankyung-ah..”
“aahh.. aku rasa itu penyebabnya.. dia banyak pikiran dan mungkin juga shock dengan apa yang dia tahu.. untuk sementara, biarkan Donghae istirahat.. jangan bebankan pikirannya dengan hal yang berat.. kau tahu Kangin-ah, anakmu ini sensitive.. kalian harus hati-hati. Dalam kondisi tertentu dia bisa melakukan hal yang membahayakan dirinya sendiri..”
“eeohh?”
“aku sudah sering dengan kasus seperti ini.. dan Donghae, keponakanku jadi aku tahu bagaimana dia.. hampir sama dengan Zoumi..”
“arraseo..”
“baiklah.. jaga dia baik-baik Leeteuk-ah..”
“ehmm..”
“hubungi aku kalau ada apa-apa.. oh, ya.. kau tidak perlu ke butik tadi Heechul bilang dia akan mengurus butik sementara..”
“ne, gumawo..”
Donghae membuka matanya pelan, dilihatnya sang umma masih disampingnya mengompresnya dengan sabar dan sesekali mengusap puncak kepalanya dengan lembut.
“umma..”
“Hae.. kau sudah bangun? Kau butuh sesuatu?”
“aku haus..” katanya pelan. Leeteuk mengambil segelas air minum di meja nakas dekat ranjangnya kemudian membantunya untuk minum.
“gwaenchana?”
“pusing…”
“ne, umma tahu.. istirahatlah.. jangan pikirkan yang macam-macam. Umma akan disini sampai kau sembuh..”
“gumawo umma..” ucap Donghae kemudian kembali ia memejamkan mata.
=purple fairy=
Hyukjae memperhatikan ummanya di kamar Donghae. Ia masuk tanpa enggan lagi dan memastikan langkahnya.
“umma..”
“Hyuk..? kau sudah pulang? Sudah makan?”
“ne umma.. ehm, jangan terlalu memanjakannya umma.. aku mendengar semua percakapan kalian kemarin malam.. Donghae bukan anak umma kan?” Hyukjae duduk disamping Donghae yang berbaring dan tidur pulas rupanya.
“kau.. kau tahu?? Ne.. Donghae bukan anak umma secara biologis tapi dia tetap anak umma.. karena hati umma menyayanginya..” Leeteuk mengusap kepalanya
“lalu bagaimana dengan kami? Selama ini umma hanya memperhatikannya saja..”
“mwo kau cemburu?” Leeteuk memukul pelan pipi Hyukjae
“ne, aku cemburu umma..”
“aaiisshh anak ini.. padahal aku tidak pernah sedikitpun membedakan kalian.. sayangku sama ke kalian semua..”
“lalu kenapa umma seringkali memperhatikan dia lebih dari kami yang anak kandung umma sendiri?”
“ehm, kau mau tahu alasannya?” Hyukjae mengangguk “kau dan Sungmin adalah anak umma yang hebat dan pintar. Kalian bahkan bisa melakukan apapun yang kalian mau.. kalian punya banyak teman. Tapi tahukah kalau kalian selama ini mengabaikannya? Umma tahu.. memang sepertinya baik-baik saja bukan? Tapi umma sering melihat dongsaengmu ini murung karena selalu gagal ketika ia ingin lebih dekat dengan kalian diluar acara makan malam kita.. Donghae hanya bisa menceritakan keluh kesahnya pada umma itupun tidak semua.. dia butuh teman yang bisa dipercayainya.. dan ia mengaharapkan itu pada kalian.. tapi karena ia tidak mendapatkan hal itu, akhirnya semua hal disimpannya sendiri. Membuatnya tidak pernah bisa percaya pada orang lain. Apa kau tidak merasa bahwa sebenarnya sikap Donghae yang manja dan kekanakan, sikapnya yang ceria itu hanya untuk menutupi kesedihannya? Dia berusaha menarik perhatian kalian..” suara Leeteuk pelan tapi masih bisa didengar Hyukjae
“eeooh??”
“ne, uri Donghae sudah dewasa Hyukjae.. sama seperti ketika ia melepas dan merelakan Sunny bahagia denganmu..”
“mwo? Maksud umma?”
“ehm..” Leeteuk mengambil nafas panjang “apa kau tahu Donghae menyukai Sunny sejak pertama masuk kuliah?”
“aahh…??” Hyukjae nampak terkejut
“ne, umma juga baru tahu kemarin.. saat Siwon ke butik dan menceritakannya.. dia ingin sekali mengungkapkannya tapi ia tidak tahu bagaimana caranya. Kurasa ia ingin meminta bantuanmu tapi karena Donghae tahu Sunny menyukaimu bukan dirinya ia melepaskannya dengan rela.. ingat saat Donghae pulang kehujanan? Umma menemukannya menangis dikamarnya hingga ia demam.. itu adalah hari dimana ia memutuskan untuk melepas Sunny karena ia sangat menyayangimu Hyukjae..”
“Donghae.. melakukan itu?”
“ne, selama ini kita tidak tahu kan bagaimana perasaannya yang sebenarnya? Ia selalu menanggung bebannya sendiri.. didepan kita ia anak yang manja, tapi dibelakang, Donghae justru tidak ingin merepotkan orang lain.. ia memikirkan perasaan kita jauh daripada kita tahu tentang dirinya..”
“jadi aku salah menilainya selama ini??” Hyukjae memandang dongsaengnya sendu “justru akulah yang kekanakan.. berpikiran bahwa ia selalu merebut apa yang seharusnya aku miliki..” Hukjae mengusap kening dongsaengnya “Mianhae Hae.. hyung tidak bisa jadi hyung baik buatmu..”bisiknya dan kali ini Hyukjae menciung kening Donghae.
Merasa terganggu dengan itu Donghae membuka matanya perlahan..
“eugghh… Hyukjae hyung? Umma?”lenguhnya setelah matanya terbuka “hmm.. aku terbangun dari mimpi indah.. aku tidur lagi..” ucapnya
“Hae.. memangnya kau mimpi apa eeohh?”
“aku mimpi Hyukjae hyung menciumku umma..” katanya sambil memejamkan mata. Tapi sedetik berikutnya ia membuka mata lagi..
“umma.. mimpi itu seperti nyata..” ujarnya
“kau tidak mimpi Hae..” Hyukjae mengulangi perbuatannya. Donghae hanya terdiam melihat apa yang dilakukan hyungnya.
“hyung…” dipeluknya Hyukjae dengan erat “gajima..”
“memang aku akan kemana?”
“kalau kau pergi mimpiku tak kan indah lagi..”
“dasar pabbo!!” Hyukjae memukul kepalanya
“aaiishh.. appo…” keluhnya “jadi aku sudah bangun?”
“YAK!! Tentu saja kau sudah bangun dan harus bangun kalau tidak makananmu akan ku habiskan..” teriak Hyukjae
“akan kuberikan semuanya hyung.. asal kau memelukku lagi..” Hyukjae memeluk donghae kemudian.
“aku akan memelukmu tanpa harus kau memberiku apa-apa..”
“saranghae hyung..”
“aku masih normal Hae..”
“nado.. tapi kau hyungku..”
“sudah selesai?” tanya Leeteuk yang merasa diabaikan daritadi.. “umma ambilkan makananmu Hae..”
“ani.. aku makan diluar saja.. Hyung, gendong aku!!”
“mwo? Manjamu kambuh lagi… aiisshh..” Hyukjae mengeluh tapi ia menuruti perkataan dongsaengnya. Beberapa saat kemudian Donghae sudah dipunggungnya.
“Hae.. jangan lagi berikan makanamu pada Hyukkie..”
“ini karena tadi Hyukkie hyung sudah memelukku appa..” ujarnya
“mwo?? Kemarin aku memelukmu.. berikan aku juga..” protes Sungmin
“yak!! Kalian berdua.. tidak apa kalau Donghae sedang sakit.. biarkan dia makan yang banyak..” seru Kangin
“gurrae.. sebagai gantinya nanti kau tidur denganku..” sambung Sungmin
“MWOO?? SHIRREO!! Kau mau membunuhku hyung?” bukan jadi rahasia lagi kalau Donghae benci warna pink. Kalau ia harus tidur dengan Sungmin artinya ia tidur dengan penuh warna pink.
“denganku saja..”
“Hyuk, aku yang duluan mengajaknya..”
“tapi dia akan tersiksa kalau denganmu hyung..”
“pokonya tidak bisa..”
“bisa..”
“ani..”
“shirreo..”
“umma.. kepalaku pusing…” Hyukjae dan Sungmin berhenti bertengkar mendengar suara Donghae “hyung.. antarkan aku kekamar..” keduanya langsung berdiri dan memapahnya kembali kekamar. Donghae segera berbaring dan memejamkan matanya..
“Hae.. kau tidak berbohong pada kami kan?”
“jangan bertengkar lagi hyung.. sebaiknya kalian disini menemaniku sampai aku tidur..”
“kau memang masih pucat..”
“baiklah.. tidurlah..” Hyukjae membaringkan dirinya disamping Donghae. Sungmin tak ingin ketinggalan, ia membaringkan dirinya juga di sisi yang lain.
“kita tidur, ne…” ujarnya
Sejenak kemudian hanya deru nafas beraturan yang terdengar. Ketiga kakak beradik itu sudah larut dalam mimpi masing-masing. Leeteuk dan Kangin masuk kamar Donghae, sedikit geli melihat tingkah ketiga anaknya.
“mereka terlihat polos kalau seperti ini..” Leeteuk membenahi selimut mereka hingga ketiganya tenggelam hangat dibailknya.
“ne, dan kau adalah umma yang hebat chagi…”
“ne, kau juga appa yang hebat bukan?”
“jinjja?? Aigooo…”
“aaisshh.. sebaiknya kita keluar.. biarkan mereka tidur tenang..”
“ne, kajja..!!”
Yeay akhirnya update juga, masalahnya udah kelar ato bakal Ada lg nih. Update dicepetin dong kak jgn sebulan sekali hehehe
BalasHapusSemangat lanjutin ceritanya :)
Kak,,, wattpad kakak namanya apa?
BalasHapus@VieLoveLee
Hapus@VieLoveLee
HapusKenapa ini nggak di lanjut" ya ??
BalasHapus