Rumah ini tidak terlalu besar tapi juga tidak kecil dengan lima orang penghuni, empat orang namja dan seorang yeoja yang sepertinya sudah selesai meletakkan masakannya diatas meja. Sejenak ia tersenyum melihat semua yang sudah tertata rapi di meja itu.. berikutnya ia mulai berteriak memanggil penghuni yang lain..
“CHAGIII…. Makan malam siap…”
Tak perlu menunggu lama.. yang dipanggilnya dengan cepat menghampirinya..
“hanya kita berdua?” tanyanya
Dan belum sempat ia mendapat jawaban “KAMI PULAAAANGG……..”
“Umma.. aku lapar…” dua orang namja tampak dengan wajah kusut dan lusuh melangkah masuk dan tanpa diberi aba-aba lagi mereka langsung duduk dan siap menyantap makan malamnya.
“YAK.. Hyukkie.. Minni.. cuci tangan kalian dulu..”
“Ne Umma..” sahut keduanya kembali berdiri dan mencuci tanganya.
“Chagi.. akan kupanggil yang satu lagi..” ujar sang yeoja pada Kangin suaminya.
“cepatlah..”
Yeoja itu meninggalkan mereka dan pergi ke salah satu kamar diantara tiga jejeran kamar itu. Pintu kamar dengan warna putih tulang yang di tengahlah tujuannya. Dibukanya pintu itu perlahan, berantakan.. banyak sekali komik-komik disana sini berceceran, kertas-kertas penuh dengan not-not. Sebuah gitar bersender nyaman di salah satu sudut dinding kamar, sebuah lagi terbaring di atas kasur. Sekalipun berantakan tapi kamar ini terlihat teduh dengan warna dominan biru muda.
Seorang namja berkacamata tampak tidur tengkurap dengan bantal di lantai kamar ini. Ditangannya masih menggenggam sebatang pensil, tangan satunya menindih selembar kertas yang rupanya baru saja dicorat-coretnya tadi.
“Hae-ah… irroena..” diusapnya kening namja itu dengan lembut.
“eeuugghhh…” ia hanya sedikit menggeliat.
“Yak.. palli.. irroena..”
“aku malas makan umma..” jawabnya pelan tanpa membuka mata.
“kau mau masuk rumah sakit lagi?”
“ani, umma...”
“ehhmm.. kau ini kenapa eeooh?? Ayo, bukan matamu.. kita makan!!”
Sang yeoja yang ternyata ummanya menarik paksa tubuh kurus namja itu.. dengan terpaksa ia bangun dan mengikuti dang umma.
“kenapa lama sekali?” tanya Hyukjae, putra keduanya
“ani.. sudah, sekarang kita makan ne..”
“Hae, kau ini manusia bukan? Kenapa seringkali kau malas makan? Kau tidak ingin hidup eeooh?”
“atau dia ini keturunan vampire hyung..” ujar Hyukjae menanggapi Sungmin, hyungnya.
“yak.. sudah, jangan memulai lagi Sungmin..” Kangin, appa mereka mendamaikan suasana.
Begitulah rumah ini, Kangin dan Leeteuk isterinya dan tiga orang putra mereka.. Sungmin, Hyukjae dan si bungsu Donghae. Kangin seorang manager di sebuah perusahaan, Leeteuk membuka sebuah butik yang dikelolahnya bersama Heechul sepupunya. Sungmin putra pertama mereka hampir menyelesaikan studinya.. Hyukjae dan Donghae yang hanya berbeda satu tahun berada di satu tingkat yang sama hanya berbeda jurusan. Waktu kecil, Donghae merengek dan mogok makan berhari-hari hanya karena ingin cepat sekolah seperti hyung-hyungnya. Kangin dan Leeteuk yang tidak ingin Donghae tambah sakit waktu itu akhirnya memasukkan Donghae di sekolah bersamaan dengan Hyukjae. Hyukjae yang marah karena Donghae harusnya menjadi juniornya malah menjadi teman seangkatan, membuatnya lebih dekat dengan Sungmin dan terlalu cuek pada dongsaengnya itu.
Sungmin dan Hyukjae di kamar masing-masing sejak selesai makan malam tadi, Kangin sedang mengerjakan sesuatu di kamar kerjanya. Donghae yang merasa tidak ada pekerjaan duduk diruang tengah dengan TV menyalah.
“Hae.. tidak ada tugas kuliah?” Leeteuk sang umma duduk disampingnya
“ani umma..”
“gwaenchana Hae? umma lihat dari tadi sepertinya tidak bersemangat? Waeyo.. katakan pada umma..”
“ehm.. sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu pada umma..”
“ne, apa yang ingin kau tanyakan?” jawabnya sambil membiarkan Donghae yang meletakkan kepalanya di pangkuannya.
“Hae anak umma dan appa kan? Hae dongsaeng Sungmin hyung dan Hyukkie kan umma?”
Degg… Leeteuk menatap putra bungsunya “siapa yang mengatakan kau bukan anak umma dan appa?”
“Hyukkie…” jawabnya polos. Donghae yang sudah dewasa ini memang kelewat polos. Dia bahkan tidak bisa kalau harus berbohong.
“Hyukkie? Hyungmu hanya bergurau.. kau membuat salah padanya?” dipukulnya pelan kening Donghae dengan satu jarinya.
“ani…”
“hummm?? Jinjja??” kedua anaknya itu memang seringkali bertengkar hanya karena hal sepele, dan seringkali pula Donghae yang kelewat polos selalu percaya kata-kata kakaknya.
“ne umma..” ia mengerucutkan bibirnya membuat sang umma tertawa.
“ah baiklah… eeooh, Hae, umma lihat kau tidak sedang sakit mata kan.. kau juga tidak minus.. tapi kenapa suka sekali pakai kacamata eeoohh??”
“ini.. aku tidak ingin orang tahu kalau aku sedang berbohong umma..”
“mwoo?? Jadi kau sering berbohong pada umma sekarang?”
“ani, umma adalah satu-satunya orang yang tidak pernah bisa melihat kebohongan dimataku kan? Sekalipun sudah terlindungi oleh lensa ini..” sang umma hanya menyeringai “umma tidak percaya?” Donghae segera melepas kacamatanya “apakah ada kebohongan dimataku umma”
Leeteuk tersenyum tulus kini, mata anaknya itu memang jujur dan benar-benar polos.. “ne, umma percaya..”
“eeooh? Kenapa dia bisa tidur disini?” Kangin melihat Donghae sudah terlelap dipangkuan ummanya “aaiisshh.. kita bawa kekamarnya..” Kangin menggendong pelan Donghae hingga ke kamarnya, membaringkannya lalu menyelimutinya hingga ujung dagu.
“huuhh.. anak ini tidak pernah bisa merapikan kamarnya..” keluh Leeteuk melihat kamar Donghae.
“ha..ha..ha.. anak kita yang satu ini memang terlalu hiperaktif, coba saja kau rapikan.. besok pagi pasti kembali berantakan..” bisik Kangin
“ah, sudahlah.. kita keluar saja chagi..” ajak Leeteuk sambil memberi kecupan di kening Donghae sebelum mereka keluar dari kamarnya.
Mereka beranjak ke kamar sebelahnya, kamar dengan balutan warna pink carm.. kamar milik putra sulung mereka, Sungmin, yang kini sudah meringkuk dibalik selimutnya. Jauh berbeda dari kamar maknaenya yang berantakan, kamar ini bukan hanya bersih tapi juga tertata rapi. Pantas saja Donghae tidak betah berada dikamar hyungnya yang ini. Berlanjut ke kamar lain.. milik Hyukjae. Kalau dikamar Donghae berantakan dengan komik dan kertas-kertas not, dikamar ini berantakan dengan dvd. Ya, Hyukjae yang duka dengan dance akan mengoleksi dvd apapun itu yang bisa memunculkan inspirasi dancenya.
=purplefairy=
Seorang yeoja dengan lentur menggerakkan seluruh badannya, tanpa ia ketahui ada namja yang sedang memerhatikannya diam-diam dari luar kaca ruangan itu.
“Hae.. sedang apa?” sebuah suara mengejutkan namja itu.
“hyuuungg?? Ani.. aku hanya ingin melihat hyung saja tadi tapi ternyata hanya ada Sunny noona didalam sana..” Donghae membenarkan letak kacamatanya.
“benarkah? Bukannya kau harus latihan music diruang sana?” tanya Hyukjae
“ah, kau benar hyung.. aku hampir saja lupa.. gumawo.. aku pergi dulu..” Donghae memegang erat tali tas gitarnya lalu meninggalkan Hyukjae.
‘huuuhh.. apa aku bilang saja pada Hyukjae hyung kalau aku suka pada Sunny noona? Mereka sekelas kan, siapa tahu hyung mau membantuku..’ batin Donghae selagi ia melewati lorong tempat itu.
“Yak!! Jangan nglamun dijalan..”
“Siwon hyung??” kali ini ia terkejut dengan Siwon
“andwae.. kita tak jauh beda, jangan panggil aku hyung.. arra!!” Siwon memukulnya dengan pemukul drum miliknya.
“ne, arraseo.. kajja kita ada latihan hari ini..”
Diruang music..
“Hae-ah.. aku ingin kau memastikan kalau hyungmu menjaga Sicha noona dengan baik..” Henry berdiri didepan Donghae yang tengah duduk dan hampir tenggelam dengan gitarnya.
“eeooh? Shiero…”
“wae?”
“Sungmin hyung memang akan menjaga Sicha noona, tapi noonamu bukan yang nomor satu..”
“mwo??”
“ne, yang pertama bagi Sungmin hyung adalah appa dan umma, yang kedua itu Hyukjae dan aku, jadi noonamu nomor berikutnya..” jawab Donghae enteng.
“MWO?? Ha..ha..” serentak semua yang ada diruangan itu tertawa mendengar jawaban Donghae.
“iiissh.. dasar Donghae pabbo!!”
“Yak, aku tidak pabbo, kau yang pabbo!! Dan panggil aku hyung.. kau kan adik tingkatku” seru Donghae
“mana ada hyung pabbo sepertimu?” protes Henry
“sudah.. jangan bertengkar lagi.. cepat latihan!!” lerai Shim seonsaengnim “aku tidak ingin tampilan kalian kacau hanya karena kurang latihan.. tapi tunggu, dimana Kyuhyun?”
BRAAKK!! Pintu ruangan terbuka keras..
“mian soensaengnim..” seorang namja muncul dengan nafas yang masih memburu.
“Kyuhyun, darimana saja kau?”
“ini gara-gara Arra noona tidak membangunkanku..” jawabnya cuek
“kau tidak bisa menggunakan lagi alasan itu Kyu, mana bisa Paran Band tampil tanpa vokalis?”
“ada Donghae yang juga bisa menjadi vocal soensaengnim….” Kyuhyun menunjuk Donghae
“shiero…. Kau selalu melempar bagianmu padaku? Tidak segampang itu Kyu..”
“wae? Buktinya kau memang bisa kan?”
“Aaaiishh… anak ini.. hentikan!! Hae, mainkan gitarmu.. Kyu, ambil posisi.. Henry, keluarkan biolamu sekarang.. Siwon.. Kibum.. kalian juga..!!”
=purple fairy=
Hyukjae mengajak Sunny ke kantin setelah mereka latihan dance tadi. Tidak berdua, bersama mereka mengikut pula Shindong, Yuri dan Zoumi.
“Hyuk aku dengar Donghae itu dongsaengmu? tapi aku jarang sekali melihatmu bersama dengannya..” Yuri membuka pembicaraan mereka
“mereka itu Hyung dan Dongsaeng yang aneh..” suara Shindong tidak cukup jelas, ia berbicara sambil mengunyah makanan.
“Yak, apa yang kau katakan hah?” seru Hyukjae
“kalian bahkan lebih aneh dari aku dan Siwon..” ujar Zoumi. Zoumi menjadi hyungnya Siwon 5 tahun yang lalu saat Heechul, umma Siwon menikahi Hankyung, appa Zoumi seorang pria dari Cina. Sebenarnya Zoumi dan Siwon hanya berbeda beberapa hari saja, itu juga yang membuat mereka lebih senang disebut sebagai saudara kembar daripada hyung dan dongsaeng.
“Zoumi!!” seorang namja yang baru saja disebutnya muncul di belakang mereka
“Siwon..” Siwon tidak muncul sendiri, ia masih bersama Paran Band-nya.
“aku ingin sekali bergabung tapi sepertinya meja ini tidak cukup untuk kami..” ujarnya
“Siwonie.. disini saja..” teriak Kibum tengah duduk di deretan sebelah bersama Kyuhyun. Siwon, Donghae dan Henry segera mengikuti Kibum.
“hyung, aku pulang bareng ya nanti..” kata Donghae sedikit keras agar Hyukjae mendengarnya.
“Mwo?” Hyukjae menoleh kearah Donghae
“tadi waktu pergi aku ikut mobil appa, jadi hari ini sepedaku kutinggal dirumah.. masak kau tega membiarkanku naik bis?” Donghae memelas
“aku ada latihan sampai malam Hae, kau ikut Sungmin hyung saja..” Hyukjae menghindar
“Shiero!! Akan kutunggu kau sampai selesai Hyung!” Donghae keras kepala
“aku mengantar Sunny nanti..” Hyukjae memang berjanji pada Sunny hari ini “kau mau kuletakkan dimana eeooh? Aku naik motor bukan mobil..”
“Hyuk-ah.. sudahlah.. kalau adikmu ingin pulang bersamamu aku bisa naik bisa sendiri..” Sunny mengalah
“Andwaeee… aku sudah berjanji padamu dulu..”
“Donghae-ah.. kau denganku saja..” usul Siwon yang juga sepupu dari Donghae dan Hyukjae.
“ah.. ne, baiklah.. aku ikut Siwon hyung saja..” Donghae pasrah, padahal hari ini ia ingin minta tolong pada Hyukjae soal Sunny noona “Zoumi hyung, aku bersama kembaranmu sebentar ne..” Zoumi hanya mengangguk mendengarnya. Zoumi sudah terbiasa juga dengan tingkah laku Park bersaudara ini. Ummanya sering mengajak mereka pergi bersama.
��smangat ya bikin fanfic brothership. maaf baru komen. pdhl udah lama suka baca cerita km��
BalasHapusHah akhirnya bisa blas komen dsini juga.. aku lama gak ngunjungi blog ini hehe.. nde.. gumawo chingu..
HapusYeay Ada FF donghae yg baru
BalasHapusSeneng bgt baca ffnya eonni yg semua castnya donghae
Semangat terus ya nulisnya
Jgn lama2 updatenya
Fighting :)
Semangatt......
Hapusknp ff brothership km jrg yg di post di watty?
BalasHapus