Senin, 16 April 2018

Always Nae Dongsaeng 2

Part =2=
“hyung.. kata Henry kau harus menjaga Sicha noona.. tapi tadi aku bilang kalau Sicha noona itu nomor 3 bagimu..”
“MWO??” Sungmin hampir menyemburkan makanan yang masih dikunyahnya. Hukjae tak kalah kaget dengan pernyataan Donghae.
“kenapa kau mengatakan seperti itu Hae?” Leeteuk umma pun ikut penasaran dibuatnya.
“aku bilang, yang nomor 1 itu umma dan appa, nomor 2 Hyukjae hyung dan aku.. jadi Sicha noona no 3..” Hyukjae dan Kangin tertawa seketika. Acara makan malam mereka menjadi sedikit ramai karena ulah Donghae.
“iissshh…” Sungmin hanya bisa mencibirnya.. “kau tidak perlu mengatakan seperti itu juga Hae-ah..” ujarnya. Leeteuk hanya tersenyum geli..
“benar Hae.. tidak ada tingkatan untuk orang yang kita cintai.. semuanya sama dan sejajar..” Kangin mengacak rambut Dongahe
“jadi aku salah bicara?” tanya Donghae polos..
“ani, hanya saja kalau kau disuruh memberi peringkat.. umma appa dan hyung.. ottoke?”
“umma nomor satu..” jawaban polos keluar lagi dari mulutnya
“Yak!! Mengapa hanya umma? Aku ini hyung-mu.. umma juga bukan milikmu seorang..” Hyukjae memukulnya dengan sendok.
“appo hyung…. Kau itu sering mengacuhkanku…”
“iissshhh...” hampir saja Hyukjae memukulnya kedua kali sebelum akhirnya Kangin menyuruh mereka menghabiskan makanan.


“appa, aku ingin belajar sesuatu dari appa..” pinta Sungmin pada Kangin. Putra sulungnya itu memang rajin belajar apalagi ia berniat menjadi seperti appanya.. selama ini ia banyak belajar soal bisnis dengan appanya.
“kalau begitu kau ke kamar kerja appa saja..”
“ne..” Sungmin mengikuti Kangin ke sebuah ruangan yang sudah sering dikunjunginya. Dan sepertinya hanya dirinya dan Kangin yang sering berada ditempat ini. Hyukjae dan Donghae tidak betah diruangan kerja itu kalau bukan karena ada sesuatu yang penting yang mengharuskan mereka masuk kesana. Leeteuk umma sendiri hanya akan disana kalau Kangin appa memintanya untuk menemani. Selebihnya ia akan sibuk dengan urusan butiknya..
“apa yang ingin kau tahu?” Kangin duduk didepan meja kerjanya menghadap ke Sungmin.
“aku hanya ingin tahu soal menjadi pemimpin yang bijaksana appa..”
“mwo…?”
“ne, aku tahu menjadi seorang pemimpin itu tidak mudah bukan.. kalau soal materi dan yang lainnya bisa kupelajari.. tapi kalau ini..” Sungmin menghentikan perkataannya.
Kangin mengerti maksud anaknya. Ia berdiri dari tempat semula mengambil beberapa file di rak bukunya dan memberikannya pada Sungmin.
“ini.. kasus yang pernah terjadi di kantor appa.. baca dulu dan simpulkan pendapatmu..”
“eeoohh? Baiklah appa..” ujarnya kemudian.


Donghae mendengar suara berisik di kamar Hyukjae, karena penasaran ia akhirnya masuk tanpa mengetuk pintu. Itu akan percuma dan Hyukjae tidak akan mendengarnya..
“Hyung…??” Donghae hanya tertegun melihat Hyukjae yang loncat sana dan sini dengan gaya anehnya. Tadinya ia berpikir Hyukjae sedang latihan dance tapi gerakan aneh itu membuatnya tertawa.
“YAK!! Donghae!! Apa yang kau lakukan? Kau tidak mengetuk pintu dulu..” teriak Hyukjae
“sudah.. hyung saja yang tidak mendengarnya..” Donghae mencari alasan
“mau apa kau eeooh?”
“aku sudah biasa masuk kamarmu hyung.. aku bosan dikamar, tadinya aku ingin mengajakmu main tapi sepertinya kau sedang sibuk..”
“Ne, aku memang sibuk..” Hyukjae menatapnya tajam “Keluar dari kamarku, kau mengganggu saja!!”
“MWO? Kau mengusirku?”
“Keluar…” kali ini Hyukjae mendorong Donghae keluar kamarnya, lalu menutup pintu keras-keras.
“Aaaiisshh.. dasar hyung aneh..” ujarnya
Sungmin yang baru keluar dari kamar appanya melihat kejadian itu “jangan ganggu hyungmu Hae.. ke kamarku saja..” ajaknya
Donghae kaget bukan main “ANI HYUNG… AKU DIKAMAR SAJA..” teriaknya sambil berlari kekamarnya.
Sungmin hanya tersenyum geli melihatnya, ia tahu alasan kenapa Donghae enggan kekamarnya. Namja itu membenci warna pink.. dan lagi, ia tidak bisa sembarangan membuat kamar Sungmin berantakan. Kalau ia melakukan itu, Sungmin dengan senang hati menghukumnya.. membersihkan kamar Sungmin seminggu penuh.

=purple fairy=
Seperti biasa, ia melihat yeoja itu latihan lagi.. sejak ia dikelas tingkat pertama hanya itu yang bisa dilakukannya. Pasalnya tidak ada keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya itu pada sunbae-nya..
‘Sunny noona.. aku harus segera mengatakannya padamu.. kalau tidak aku bisa menyesal nanti.. ya, aku harus mengatakannya dengan atau tanpa bantuan Hyukjae hyung..’ ujarnya dalam hati.
“Yak!! Kau melamun lagi..” Donghae memalingkan kepalanya, Siwon sudah berjalan di sampingnya “apa yang kau pikirkan Hae?”
“ani…” jawabnya pelan
“jangan bohong.. kau tidak bisa menyembunyikannya. Matamu mengatakan begitu.. kau tidak bisa bersembunyi dibalik kacamatamu..”
“mwo? Hyung… kau…? Padahal aku pikir Cuma umma yang tidak bisa kubohongi..” Siwon menepuk bahunya pelan. Ia mengenal Donghae sejak lama.. sejak kecil bahkan.
“berarti benar kau sedang menyembunyikan sesuatu?”
“aku.. sedang menyukai seseorang..”
“MWO??” kali ini Siwon terkejut dibuatnya “Siapa? Sejak kapan? Kenapa bisa?”
“sudah sejak lama hyung.. sejak aku di tingkat pertama..”
=flash back on=
Setelah upacara penerimaan murid baru, Hyukjae langsung mencari kelasnya bersama Siwon dan Zoumi, meninggalkan Donghae yang tengah kebingungan..
“aiisshh.. bagaimana bisa Hyukjae hyung meninggalkanku sendiri?  Huff.. dimana kelasku? Sepertinya aku sudah puluhan kali memutari tempat ini..?” Donghae hampir menyerah mencari kelasnya.
“kau mencari kelasmu?” Donghae terkejut melihat seorang yeoja menyapanya. Seketika rasanya waktu berhenti dan jam diam tak berdetak..
“ah, ne noona..” Donghae bangun dari lamunannya
“aku juga murid baru disini.. tapi mungkin aku bisa membantumu..” ujarnya
“jinjja?” Donghae berbinar “syukurlah.. tadi aku ditinggal oleh hyung-hyungku jadi beginilah aku kebingungan.. ini kelasku..” Donghae menyodorkan selembar kertas pada Yeoja itu
“ahh.. aku tahu dimana kelasmu.. kajja..” ajaknya “In Sunny imnida.. kau?”
“Donghae.. Park Donghae..”
“eooh.. ne, tadi kau bilang ditinggal hyungdeul? Memang berapa hyungmu? Kenapa semua membiarkanmu sendiri?”
“Sungmin hyung di tingkat 3 dan Hyukjae hyung, dia murid baru juga.. tadi ada sepupuku juga.. Zoumi hyung dan Siwon hyung.. entahlah, tiba-tiba mereka menghilang dan mematikan ponselnya”
“mwo? Jadi kau dongsaengnya Hyukjae?” Sunny tidak menyakan lebih lanjut alasan Donghae ditinggal, ia malah tertarik karena satu nama.
“kau mengenal hyungku noona?”
“ne, kami berteman sejak setahun yang lalu waktu itu aku bertemu dengannya di kompetisi dance SMA.. kebetulan sekali aku sekelas denganya sekarang.”
“ehmm” Donghae hanya mengangguk.. ia memandang Sunny lekat, ada yang menarik dengan yeoja itu..
“sebentar, tadi kau bilang dongsaengnya Hyukjae kan? Kenapa bisa kita seangkatan?”
“eooh, itu.. waktu kecil aku merengek pada umma untuk bisa sekolah bareng Hyukjae hyung..” Donghae memegang leher belakangnya dan sedikit mengusapnya
“begitu? Ah.. baikalah.. berarti kau memang harus memanggilku noona..” Sunny menjadi akrab seketika dengan Donghae “nah, Donghae.. ini kelasmu..” mereka tiba di ruangan yang dicariya
“ne, gumawo noona..”
=flash back off=

“jadi yeoja yang kau maksud itu Sunny?” Siwon memastikan dan benar, Donghae mengangguk “tapi Hae.. tidakkah kau tahu kalau Sunny itu menyukai Hyukjae?”
“mwo?” Donghae menghentikan langkahnya.
“ne, dan itu sudah lama.. sejak Sunny mengenal Hyukjae di kompetisi dance SMA..”
“benarkah?”
“Hae-ah.. aku tahu perasaanmu.. kau masih bisa mencoba, Sunny belum mengatakan apapun pada Hyukjae dan Hyukjae belum tentu juga menyukai Sunny bukan?” Siwon merangkul bahu Donghae yang sudah seperti dongsaengnya sendiri itu.
“ne, hyung…” jawab Donghae pelan
“kajja.. kita ke kelas..”


Sungmin membuka lembar demi lembar file yang diberikan appanya semalam. Sesekali ia mengangguk atau juga menggelengkan kepala saat ia tidak mengerti dengan yang dibacanya. Dan sesekali juga matanya menatap tajam tanda terkejut. Ia begitu tenggelam sampai tidak sadar kalau ada yang memperhatikannya..
“oppa.. jangan terlalu serius..” terdengar suara pelan berbisik karena ini di perpustakaan.
“Sicha?” ya, seorang yang memperhatikannya itu adalah yeojachingunya sendiri.
“ne, kau sedang membaca apa?”
“kumpulan kasus yang pernah ada di sebuah perusahaan.. tepatnya tempat appa bekerja”
“eooh? Sepertinya menarik…”
“kemarilah..” Sungmin menyuruhnya duduk disebalahnya “ehm, Sicha.. apa Henry bercerita sesuatu padamu?” tanya Sungmin tiba-tiba.
“aku mengerti maksudmu oppa.. pasti soal maknae-mu kan?”
“ne.. dia memang terkadang terlalu polos..”
“bukan terkadang oppa.. dia memang polos..” Sicha tersenyum menanggapinya “kau beruntung punya dongsaeng seperti dia..”
“mwo?” Sungmin mencoba mencari jawaban
“ne, kau akan kualahan kalau Henry yang menjadi dongsaengmu..” Jesicha membayangkan bagaimana ia selalu saja bertengkar dengan Henry hampir setiap hari. Dongsaengnya itu terlalu overprotektiv apalagi sejak appa mereka meninggal.
“hahaha.. aku pikir sama saja.. kau tidak tahu berapa kali kami harus memarahi Donghae kalau dirumah..”
“jinjja? Berarti dongsaeng kita sama-sama menyebalkan?”
“ani.. sebenarnya bukan menyebalkan.. mereka punya alasan untuk bersikap seperti itu..” Sicha mengangguk, menyetujui ucapan Sungmin sebelum akhirnya mereka kembali tenggelam dengan file-file itu.
“ah, sebentar.. ini…? Dari semua data yang ada.. sepertinya sedikit ganjil..” Sungmin menujuk pada satu halaman file “ini daftar karyawan di kantor appa.. semuanya terdaftar rapi dari mereka masuk sampai mereka keluar. Tapi ini.. Kim Ryeowook.. menghilang setelah 5 tahun bekerja..”
“itu biasa kan oppa, mungkin dia tidak sempat mengundurkan diri tapi harus berhenti bekerja.. lagipula bukan urusan perusahaan sampai urusan pribadi karyawan harus diketahui..”
“bukan masalah itu Sicha.. tapi paling tidak perusahaan akan memberi keterangan mengenai keluarnya seorang karyawan apalagi ia sekretaris.. dan lagi, ia tidak tercantum sebagai karyawan yang non aktiv.. artinya ia masih bekerja sampai sekarang kan? Masalahnya.. ia tidak bekerja sejak.. mwo?? 19 tahun? Bukankah ini berpengaruh pada perusahaan yang harus memberinya gaji sedangkan ia sendiri tidak bekerja?”
“yak oppa.. kenapa kau jadi memikirkan perusahaan orang lain? Itu bukan urusan kita kan? Jangan sampai kau dituntut karena hal ini..” Jesicha memukul bahu Sungmin
“aaiishh.. kasus seperti ini harus kita pelajari juga Sicha.. andaikan itu perusahaanmu, dan kau tidak tahu masalah seperti ini karena kau tidak tahu dan tidak hafal semua karyawanmu kan.. sekalipun kau mempercayakan ini pada pegawaimu bukan berarti mereka tidak melakukan penipuan padamu.. siapa tahu mereka memakai uang itu dengan sembarangan..” Sungmin bicara panjang lebar makin membuat Jesicha tambah pusing sepertinya.
“aaiissh.. sudahlah oppa.. aku pusing.. kita ke kantin saja ottoke?”
“dasar…” Sungmin hanya tersenyum melihat tingkah yeojachingunya “gurrae.. kajja..” ia menutup file itu itu.. bermaksud menarik lengan Jesicha pergi keluar dari perpustakaan sebelum langkahnya terhenti karena dirasa ada selembaran yang jatuh dalam kumpulan file itu.. “eeoohh? Sepertinya ini foto Donghae waktu bayi..” Sungmin sedikit tertawa melihatnya..
“kenapa bisa di dalam file itu?”
“appa sering memakai foto-foto kami sebagai pembatas kalau dia sedang membaca sesuatu..”
“mwo?”
“ne, sedikit aneh.. tapi itu dilakukannya.. aku pernah menemukan foto Hyukjae di buku bisnis appa.. juga foto umma dan fotoku dibuku yang lain.. dia bilang itu akan membantunya untuk semangat membaca..”
“hahaha… sepertinya itu bisa menjadi inspirasiku..” kata Jesicha
“maksudmu?”
“daripada memajang gambar kucing sebagai pembatas sepertinya fotomu lebih manjur untuk membuatku semangat membaca oppa..”
“mwo? Kalau begitu lakukan..” ujar Sungmin
“aaaiishh.. sudahlah, kajja.. aku sudah sangat lapar…”

=purple fairy=
Heechul membantu Leeteuk menata baju-baju itu di tempat yang seharusnya. Bukan karena mereka tidak memiliki pegawai.. tapi mereka senang mengerjakannya sendiri selagi mereka bisa.
“aku pikir ini cukup cantik..”
“jangan dipikir lagi.. kau akan menyuruh Zoumi atau Siwon untuk segera membawa seorang yeojachingu..” ujar Leeteuk. Benar saja yang dikatakannya, Heechul selalu memaksa kedua anaknya untuk mencari yeojachingu.
“UMMA!! AJJUMA!!” Leeteuk dan Heechul menoleh bersama..
“YAK!! Kau ini.. selalu saja mengagetkanku..”
“Mian ajjuma..”
“kau sendiri Hae?” tanya Leeteuk yang tahu kalau yang membuat mereka terkejut adalah anaknya sendiri
“ne..”
“sudah makan siang?”
“oohh..itu..”
“Yak, kau masih suka malas makan? Kekanakan sekali!! Kau itu manusia bukan?”
“kata Hyukkie hyung mungkin aku seorang vampire ajjuma..” jawab Donghae sekenanya
“jadi kau hanya memakan darah manusia?” Heechul menanggapi jawaban Donghae. Leeteuk tak habis pikir kalau Heechul sepupunya itu selalu menanggapi perkataan Donghae.
“Heechul, hentikan pekerjaanmu.. suruh Sora mengerjakannya.. kita makan siang sekarang..” Leeteuk menarik lengan Donghae dan Heechul di kanan kirinya.
“Unnie… umma..” ucap Heechul dan Donghae bersama

1 komentar:

  1. Yeah akhirnya update juga tiap hari ngecek blog ini akhirnya afayg baru juga hehehe
    Masih belun keliatan konfliknya Di part ini ato mungkin Aku yg Belum nangkep
    Pokoknya ditunggu terus deh kelanjutan ffnya kakak
    Semangat :)

    BalasHapus