Rabu, 13 Juli 2016

HERO [19]

Dear Chingu, maaf ya jika update lama.. perlu di ketahui jika author bukan lagi anak sekolahan yang punya jdwal main, belajar, libur yg tetap. Hehehehe… ^^ disaat semua orang libur, justru pekerjaan menumpuk.. tiada libur, tiada cuti, 24 jam.. maklum, bukan pekerjaan biasa soalnya.. ini pekerjaan langkah yang hanya sedikit orang akan menerimanya.. xixixixi…
*Lha, kok malah curhat..??
Ok, lanjut deh bacanya.. hahaha..
Happy reading!! ^^
::
::
-MY NAME, HAE!-
[Donghae]
[Siwon][Zoumi][Kyuhyun]
[Aerin Lee]
[Yun Shi Yoon][Ki Yong Gun]
[Daniel Lee/Le Dong Il][Kim Woo Ri][Kim Hee Joon]
::
::
Ketika hidup tak lagi mengerti perasaan dan memaksa manusia mengikuti sebuah takdir, maka mengalirlah itu semua dengan sendirinya. Tak ada yang bisa menghentikan takdir, tak ada pula yang bisa menghentikan cerita sang Ilahi jika aku harus bertemu denganmu.
Kau dan Aku… kita adalah..
-HAE-
::
PART 19
::
Hari persidangan…
Tegang adalah satu kata yang menggambarkan suasana di ruang pengadilan saat ini. Song Ji Do dan Kim Woori, keduanya akan diadili bersama. Jaksa penuntut sudah menyiapkan bukti kejahatan mereka juga beberapa orang saksi termasuk Ha Myung Jung.
Woori nampak lebih menyedihkan dibanding Ji Do. Penyesalan yang sangat dalam menghinggapinya saat ia menatap suami dan anak-anaknya. Begitu juga dengan Donghae yang tak lepas memandangnya tajam. Sedangkan Ji Do tak peduli sekalipun Young Na ada di sana juga di temani Kyuhyun.
            “silakan…” hakim pada Jaksa.
Seorang lelaki bertubuh tegap, berpakaian rapi dengan jas yang elegan berdiri..
            “tak akan ada basi-basi.. jadi langsung saja, Bagaimana Nyonya Kim Woori? Dalam dokumen ini menjelaskan jika anda terlibat dalam kasus penculikan Aiden Lee putra Daniel Lee, dan juga perjanjian hutang piutang dengan SkySea..”
Woori tak ingin membela diri “nde…”
            “jadi benar anda melakukan ini? Untuk apa? Perjanjian itu anda buat demi penculikan itu? Menyewa gedung Skysea dan berani membayar mahal…”
            “nde..”
            “jelaskan pada kami, kenapa anda lakukan itu.. bukan hanya pengakuan saja..” serunya.
Woori menatapnya tajam “aku hanya ingin putraku Kim Heejoon mendapatkan warisan utamanya.. karena dalam keluarga Lee, hanya seorang anak laki-laki yang berhak menjadi pewaris utama..”
            “hanya itu??”
            “nde…”
            “Bohong!!” kata Donghae “Appa, dia bohong..”
Donghae memang tidak menimbulkan kekacauan tapi suara itu didengar oleh jaksa. Ini sangat menarik.. hingga pengacara Woori sedikit was-was jika masih ada yang belum ia ketahui untuk membela kliennya. Untungnya, belum ada yang tahu siapa Donghae.
            “ada saksi yang bisa lebih menjelaskan ini..” ujarnya kemudian “Tuan Jung..”
Ya, siapa yang tidak tahu Ha Myung Jung, tokoh utama di balik semua permasalahan ini. Lelaki tua itu duduk tenang dengan senyum kemenangan. Ia sedikit melirik pada Daniel Lee..
            “anda adalah pemilik SkySea..”
            “nde,. Nyonya Kim mendatangi saya dan meminta ijin untuk menggunakan gedung itu..”
            “anda setuju?”
            “awalnya tidak, tapi karena dipaksa dan terus diyakinkan dengan tawaran yang besar maka aku menyetujuinya.. hingga bertahun-tahun janji itu tak kunjung ia tepati..”
            “kenapa baru sekarang semuanya anda ungkapkan? Setidaknya anda bisa melaporkan itu sejak dulu..”
            “peristiwa terbakarnya gedung itu mengakibatkan korban.. itu alasannya, bisa jadi malah SkySea yang di tuntut.. semua orang tahu jika itu gedung kosong.. aku tidak ingin terlibat dengan masalah yang terjadi..”
            “lalu.. kenapa sekarang??”
            “sekarang?? Aku sudah menemukan bukti.. gedung itu sengaja dibakar..”
            “ANIYO!! Aku tidak membakar gedung itu.. aku tidak menyuruh orang untuk membakarnya..” teriak Woori.
            “tunggu, jika anda tidak tahu nyonya.. maka darimana kebakaran itu?”
            “aku tidak tahu.. sungguh tidak tahu..”
            “jangan bohong Nyonya Kim..” sahut Ha Myung Jung “orang suruhanmu yang membakarnya.. bahkan anaknya sendiri menjadi korban di sana..”
            “anaknya?? Nuguya??”
            “Song Gi Soo…”
            “Song Gi Soo?? Darimana kau tahu anakku di sana??” giliran Song Ji Do yang berteriak, sekalipun ia tersangka ia tak rela jika hukumannya begitu berat..”
Degh!!
Benar.. darimana Ha Myung Jung tahu jika putra Ji Do di sana waktu itu?
            “bahkan tidak ada yang tahu jika ada korban lain selain Aiden..”
            “DIA!! Disana.. Song Gi Soo…” tunjuk Ha Myung Jung pada Donghae “aku tahu dia adalah Song Gi Soo.. anakmu.. ada orang yang melihat keberadaannya waktu itu.. seorang pekerja yang menjaga Gedung itu.. setelah kejadian itu aku memberhantikannya, baru beberapa minggu yang lalu akhirnya aku bertemu lagi dengannya..”
            “pekerja??”
            “nde, walau gedung itu tidak digunakan sementara waktu tapi ada seorang pekerja yang menjaganya setiap beberapa jam dalam sehari..”
Ini semakin menarik, apa sebenarnya yang ada dalam pikiran Tuan Jung ini??
            “jika begitu bisa ia memberi keterangannya?” kenapa semakin melebar sekarang? kenapa banyak hal yang tidak disangka terjadi di sini?
Seorang namja lebih lebih tepatnya seorang namja tua berdiri di antara mereka. Wajahnya datar hingga tak ada yang bisa menebak bagaimana gerangan orang ini.
            “nama saya Seo Ma Roo, tiga belas tahu yang lalu bekerja pada SkySea.. setiap pagi dan menjelang petang saya pergi ke gedung itu untuk melihat keadaan..” semua mata menegang mendengar pengakuan itu termasuk Donghae “waktu itu saya melihat Song Ji Do di sana dengan beberapa orang sambil menggendong anak laki-laki hingga ke salah satu ruangan di sana. Beberapa saat ia keluar sendiri dan bertemu dengan putranya. Mereka sempat bertengkar tapi tak lama.. setelah Song Ji Do pergi, anaknya malah masuk ke ruangan tadi.. entah apa yang terjadi setelahnya.. karena ketakutan saya berniat memanggil polisi, tapi kemudian saya melihat ada seseorang yang malah membakar ruangan itu.. tidak ada orang lain selain mereka..”
Benarkah begitu ceritanya? Benarkah jika Song Ji Do yang membakar?
            “setelah berita itu keluar, tidak ada yang menyebutkan jika ada dua anak laki-laki di sana..”
Kini pandangan mereka beralih pada Donghae..
            “Song Gi Soo?? Benarkah anda Song Gi Soo??”
Apa yang harus di jawabnya kini. Donghae semakin bingung dengan keadaan ini.. tidak seperti yang ia pikirkan. Kenapa semuanya jadi serba sulit?
            “Appa…” lirihnya.
            “katakan yang sebenarnya…” kuat Daniel Lee “Appa akan di sini.. kau tenang saja.. katakan semuanya Aiden..” bisiknya.
Bukan hanya sang ayah, Aerin dan Yong Gun memberi isyarat yang sama.
::
::
Donghae berdiri “Na.. Aiden Lee imnida..” hormatnya.
DEGH!!
Kembali keadaan menjadi lebih tegang dari yang semula.
            “MWOOO??” seru Kim Woori
            “bagaimana bisa??” Ha Myung Jung tertegun.
Lihatlah, rupanya Donghae mampu membuat semua orang terkejut. Siapa yang menyangka jika Aiden justru masih hidup hingga sekarang. setelah menghilang sekian lama dan muncul dengan berani mengakui dirinya.
            “aku.. ingin mengatakan banyak hal.. bolehkah??”
            “eoh… nde, Aiden ssi… silakan..”
            “aku tidak bisa melawan saat mereka membawaku waktu itu karena aku sedang sakit. bahkan saat mereka mengikatku di sebuah ruangan yang tidak aku tahu. Alasan apa yang membuat mereka melakukan itu pun tak pernah aku tahu.. di tengah ketakutan itu..” Donghae berhenti sejenak, ia sedang menahan diri untuk tidak menangis karena menceritakan semuanya.. Yong Gun tahu persis keadaanya, ia malah cemas kini, takut jika anak itu kehilangan diri lalu melakukan hal bodoh di depan mereka semua. TIDAK. Kekuatan Donghae tidak boleh keluar disana.. perlahan namja itu memegang tangan Donghae erat.. Donghae menatap Yong Gun sampai namja itu menganggukkan kepala agar Donghae melanjutkan ceritanya.
            “Gi Soo hyung datang menyelamatkanku.. aku mendengar pertengkaran itu, sampai saat Gi Soo hyung meyakinkan jika aku akan selamat.. aku melihat juga saat kedua orang yang mengikatku memukulinya.. sampai tiba-tiba..”
Donghae mengambil napas..
            “tiba-tiba ada asap di ruangan itu.. orang-orang tadi panik.. mereka tidak bisa lari karena pintu terkunci.. dan Gi Soo hyung.. dia.. dia.. melindungiku dari api.. hiks..” ah, akhirnya dia tidak bisa menahan lagi. Donghae terisak..
::
::
‘nuguya?’ seorang namja kecil tengah terheran saat ada seorang anak menghampirinya.
‘na.. Song Gi Soo imnida..’
‘Song Gi Soo??’ ia mengulang nama itu ‘tolong aku…’ pintanya kemudian dengan tangis pilu ‘jebal.. tolong aku..’
Song Gi Soo paham jika anak itu ketakutan ‘tenanglah.. aku akan menolongmu, kita akan keluar dari sini..’
‘aku tidak bisa bernapas hyung…’ isaknya
Merasa di panggil ‘hyung’ Gi Soo semakin melindunginya..
‘jangan bicara keras-keras, aku akan melepaskan ikatanmu selagi mereka sibuk..’ katanya sambil melihat kesempatan saat sang penculik sibuk memadamkan api.
Aiden mengangguk sambil sesekali sesenggukan.
Tangan mungil itu terus mencoba membuka ikatan Aiden..
‘Ha.. akhirnya terlepas.. kajja, kita pergi dari sini..’ bisiknya.
Sambil menuntun tangan Aiden, Gi Soo mencoba membuka pintu. Ia pernah melihat orang mendobrak pintu sebelumnya. Itulah yang ia lakukan, menabrakkan tubuhnya sendiri ke papan lebar itu berulang kali hingga akhirnya..
BRAAKK!! BEEUHG!! Terbuka.
Mendengar bunyi itu, dua penculik tadi menoleh dan terkejut jika tawanan mereka berusaha kabur. Di tengah asap dan api yang terus merambat ke seluruh gedung, kedua namja kecil tadi berlari sekuat mereka. Tak peduli betapa sakit dan lemahnya tubuh mereka, harus cepat keluar dari gedung itu yang terpenting.
‘hyung, mereka masih mengejar?’ Aiden gemetar.
Gi Soo mencoba mencari akal ‘aku akan mengalihkan mereka.. carilah jalan keluar sebelum gedung ini terbakar habis..’
‘tapi.. hyung.. kau bisa..’
‘jangan pedulikan aku, kau harus keluar dari sini.. berjanjilah..’
‘hyung…’ suara lemah Aiden..
‘Ya.. jika kau memanggilku hyung berarti kau harus mendengarkan kata-kata hyungmu..’ bentak Gi Soo. Donghae semakin gemetar takut. Ia bahkan sudah sangat takut dengan api yang ada di mana-mana. Dadanya juga semakin sesak saja sekarang.
‘dengar.. kau harus lari sekarang.. palliwa.. palli…’ Gi Soo mendorong tubuh Aiden berulang agar ia menuruti perkataannya.
‘PALLIIWWA!!’ bentaknya keras tapi Aiden tidak berkutik. ‘dengarkan aku.. kita akan bertemu di luar, jadi tunggu aku di sana arraacchi..’
Syukurlah. Bujukan itu berhasil. Aiden berlari mencari jalan keluar..
Gi Soo lega setelah memastikan Aiden sudah lari jauh. Tapi..
Brreuhgh!! Ada yang mendekapnya dari belakang.
‘YAK, cepat ikat anak ini agar tidak lari lagi.. Boss bisa marah jika kita kehilangannya..’
‘tapi gedung ini.. sebaiknya kita tinggalkan dia, kita bisa mati jika mengurusinya..’
‘YA.. aku tidak peduli, aku butuh uang itu,,’
‘tapi..’
‘lakukan saja!!’
Mereka tak peduli dengan Gi Soo yang meronta sejak tadi. Bahkan kini mereka mengikatnya. Mengangakat tubuhnya yang rupanya semakin lemah karena asap semakin tebal dan membuatnya tak bisa bernapas.
::
::
            “saat aku keluar…” Donghae masih melanjutkan ceritanya “aku melihat seseorang memegang korek api sambil berbicara di ponsel..”
            “apa yang dia bicarakan?”
            “dia… dia.. hanya mengatakan.. kalau.. -aku sudah membakar gedung ini seperti yang anda pinta-..”
            “dia menyebutkan nama?”
Donghae menggeleng tapi kemudian ia menunjuk seseorang “aku masih ingat wajahnya… orang itu.. dia yang berdiri waktu itu.. aku sangat ingat, aku ingat ada luka bakar di pergelangan tangannya saat memegang ponsel..” ujarnya sambil bergetar.
            “TIDAK! Aku tidak melakukan itu..” teriak Seo Ma Roo yang sudah dituduh Donghae “aku hanya berjaga saja di sana.. lagipula aku tidak tahu sama sekali..” protesnya dengan informal.
“Kesaksian itu palsu, jelas ia bukan sebagai saksi di sini.. dia tidak punya hak untuk bicara..” Ha Myung Jung juga terlihat emosi. Song Gi Soo yang ia kira ternyata Aiden Lee, dan kehadiran Seo Ma Roo makin mengacaukan keadaan.
Tidak dengan Kim Woori dan Song Ji Do, yang tertawa dan terkejut dalam waktu sama. Terkejut akan kemunculan Aiden dan tertawa karena memang bukan mereka yang membakar gedung itu.
            “Tapi tadi anda sendiri yang menyebutkan namanya Tuan Jung..” jaksa pembela berbicara “jika begitu maka aku akan membawanya sebagai saksi..”
            “YAK…”
DOOGH!! Satu pukulan palu kembali menenangkan suasana.
Brugh..!! Donghae semakin tak kuat menahan dirinya, ia ingin sekali mengobrak-abrik tempat itu. Namun kini ia malah lemah. Tubuhnya tersungkur hingga kursi yang ia duduki tersingkir beberapa senti mundur.
            “Donghae…”
            “Aiden…”
Bersamaan Yong Gun dan Aerin menopangnya kembali berdiri..
            “sudah…”
            “aku belum selesai samchon… masih ada satu lagi yang harus aku katakan…”
            “sudah Hae, apa lagi yang ingin kau katakan..” Daniel Lee juga ikut cemas sejak tadi, berusaha melarangnya untuk bicara lagi.
            “ijinkan… ijinkan satu hal lagi…” Donghae berdiri dan memohon pada hakim.. “eomma… penyebab eomma meninggal bukan karena sakit yang di deritanya.. tapi karena dia..” kembali ia menunjuk satu orang di depan –Kim Woori-. Langsung saja pernyataan itu membuat semua  mata tercekat. Termasuk Daniel Lee dan Aerin.
            “bagaimana… bagaimana bisa..??”
            “Ajjuhma itu memberi eomma obat setiap hari..”
::
            ‘Ajjuhma… ige mwoya?’ namja kecil itu bertanya saat seorang yeoja menyiapkan beberapa obat untuk eommanya.
            ‘uri Aiden ingin eomma sembuh kan?’ Aiden kecil mengangguk ‘jika begitu maka eomma harus meminum obat ini agar segera sembuh..’
            ‘jeongmal??’
            ‘nde..’
::
            “setiap kali memenumnya, eomma selalu merasa sakit kepala.. Ajjuhma itu mengatakan jika itu adalah reaksi obat.. sampai di hari itu…” Donghae menunduk, menghapus air matanya “eomma kesakitan.. aku berteriak minta tolong TAPI MEREKA DIAM!! YEOJA ITU DAN ANAKNYA DIAM SAJA!!” teriak Donghae histeris “AKU MEMANGGILNYA.. -AJJUHMA,, HYUNG.. TOLONG AKU.. TOLONG EOMMA..- TAPI MEREKA HANYA DIAM BERDIRI DI SANA..”
Hiks…
Hiks..
Bahu Donghae bergetar, ia menangis pilu.
Aerin? Daniel??
Ini pertama kalinya ia mendengar kebenarannya. Bagaimana bisa ini terjadi? Kebencian Aerin muncul lagi.. bukan hanya menculik Aiden, tetapi juga membunuh sang eomma, dan mereka tinggal bersama sebagai keluarga selama ini? Bagaimana bisa??
Kim Hee Joon?
Sejak Donghae berdiri tadi, tubuhnya sudah ikut menegang. Dan kini ia hanya bisa menatap kosong ke depan. Ia mengingat semuanya.. ingat teriakan minta tolong Aiden yang terus menangisi eommanya dan dia hanya diam berdiri. Persis seperti sekarang, ia tak melakukan apapun. Ia tahu.. ini alasan Aiden seakan ragu menerima kehadirannya kembali waktu itu. Kenapa ia bisa lupa akan hal ini? Kenapa ia bisa sejahat itu pada mereka?
Hee Joon mengingat juga bagaimana kebaikan Daniel yang menyebutnya sebagai anak, juga Aerin yang selalu memanggilnya ‘oppa’.
Ia merasa bersalah.. sebuah kesalahan fatal dalam hidupnya.
Kim Woori??
Yeoja itu tak menyangka jika Aiden masih hidup, dan belum sempat ia selesai dari keterkejutannya tadi kini satu bab baru dibuka olehnya.
Ya.. dia memang melakukan itu pada sahabatnya –Shin Hyo In-. Woori ingin mengambil apa yang dimiliki Hyo In termasuk perasaan Daniel padanya. Mata hatinya yang tertutup waktu itu menuntunnya untuk melakukan tindakan keji. Kini ia pasrah jika harus menerima hukuman yang lebih berat. Karena sudah membuat Aiden terluka dan tersiksa selama ini, membohongi suami dan anaknya tentang kebenaran itu dan membungkam putranya sendiri agar bisa hidup dengan layak sebagai pewaris utama.
Ha Myung Jung semakin bingung. Yang ia ingat, Kim Woori pernah juga meminta bantuannya untuk bertemu seorang dokter untuk sesuatu hal. Apakah artinya ia terlibat lagi dengan masalah ini? Dialah yang memberi rekomendasi dokter itu..
BRUGH!!
Kali ini Donghae benar-benar tak kuat lagi. Tubuhnya lunglai dan untung masih sempat di tangkap oleh Yong Gun.
            “eomma…” lirihnya.
            “Hae-ya… gwaenchana??” paniknya “nona, aku akan membawanya keluar dulu..” pamitnya pada Aerin.
            “aku ikut Ajjuhssi..”
Aerin membantu Yong Gun membopong Donghae keluar dari ruang itu.
Daniel Lee berdiri..”aku harus mengurus putraku.. aku harap, kali ini keadilan bisa berpihak pada kami..” katanya yang lebih terlihat sebagai sebuah permintaan sebelum ia pergi menyusul mereka, keluar.
Eoh, jangan lupakan Young Na dan Kyuhyun. Sejak mengetahui jika Song Gi Soo benar-benar meninggal dalam kebakaran itu, Young Na sudah tak ingin mendengarkan apa-apa lagi di sana. Ia juga tak peduli lagi dengan nasib Song Ji Do. Toh, ia bukan lagi isterinya sekarang dan tidak ada hubungan apapun yang mengikat mereka. Karena putra mereka, memang sudah tidak ada lagi.
::
::
Ki Yong Gun dan Aerin menuntun Donghae masuk ke dalam mobil. Namja itu masih antara sadar dan tidak, pandangannya kosong dan setiap gerakannya hanya mengikuti orang yang membawannya. Begitu pintu mobil terbuka, perlahan Yong Gun membantunya untuk masuk tapi..
Srraajjkh…
Brraaghk!!
            “Arrgghhh…”
Satu orang mendorong Aerin, seorang lagi memukul Yong Gun dan satunya lagi menyeret Donghae untuk masuk dalam mobil mereka.
Ya, tiba-tiba ada tiga orang datang dan mengacaukan semuanya. Daniel tercekat.. ia melihat semua itu di depan matanya. Dan dengan jelas ia tahu mereka membawa putranya pergi dengan mobil itu tanpa perlawanan. Tentu saja..
            “OMO!! DONGHAE!!”
            “AIDEN!! AIDEEEENN!!” histeris Aerin, ia takut sekali kehilangan adiknya lagi.
Kyuhyun pun yang bersama mereka tak berhasil mengejarnya.
            “Yong Gun ssi…. Ottoke??”
            “Tuan, sebaiknya kita segera pergi dari sini, kita harus meminta bantuan.. aku sudah mengingat plat mobilnya..”
            “baiklah.. Aerin, kajja..” Daniel sedikit menyeret anak itu yang masih terlihat kalut dan terus memanggil nama Aiden.
::
::
Di mobil itu..
Donghae sudah benar-benar kehilangan kesadarannya. Ia memejamkan mata rapat tak berdaya. Melihat hal itu mereka tersenyum, sampai seorang dari mereka mengirim sebuah pesan..
-kami sudah mendapatkannya..-
Pip.
Tangan di ujung ponsel itu membuka pesan dengan mata bahagia. Eoh, rupanya ia yang menyuruh mereka tadi.
Dia…
-Ha Myung Jung- yang diam-diam memberi pesan pada orang-orang suruhannya sejak Donghae dibawa keluar tadi.
‘lihat, ini belum selesai…’ katanya licik dalam hati.
-TBC-

 tinggalkan jejak ya untuk part ini ^^ kansamhamnida..

10 komentar:

  1. Akhirnyaaaa aku udah bolak balik heehehe. Akhirnya dilanjut

    BalasHapus
  2. Akhirnyaaaa aku udah bolak balik heehehe. Akhirnya dilanjut

    BalasHapus
  3. Astaga akhirnya update juga... next chapt thor

    BalasHapus
  4. Akhirnya yawoh ... Rasa penasaran udah terbayar sekarang . Tapi dibuat tegang sama donghae yg dibawa pergi .. Lanjutnya ditunggu thor

    BalasHapus
  5. Astagaa., makin rumit ajaa...
    Semoga masalahnya cpet selesai n keadilan dpat ditegakkan...
    Hehhe πŸ˜…πŸ˜…

    BalasHapus
  6. Yeay,,, akhirnya update juga...
    Bikin deg2an Donghae nya di culik lg...
    Next chingu

    BalasHapus
  7. Akhirnya ada lanjutannya juga... Ha myung jung juga harusnya di penjara soalnya dia juga jahat,, semoga aiden ga apa2 dan baik2 saja.. Dan semoga aja lanjutannya ga lama-lama hehehe ^^ :)

    BalasHapus
  8. Keren dan mkin menengangkan ^^ good job for author..... Kangen pake laptop smbil dengerin musiknya... Musiknya msih sm atau udh di ganti?

    BalasHapus
  9. Akhirnya..setelah ampir tiap hari antengin ni blog, akhirnya update juga...mengobati rasa penasaran ama apa yang disembunyiin ama hae...pi tbc negangin thorr...
    Itu aidennnya jangan diapa apain ya thorr.....πŸ˜ƒπŸ˜ƒ
    Lannjuutt..next chap ditunggu...

    BalasHapus
  10. Akhirnya update jg.. πŸ™Œ
    Donghae diculik lg,semoga ga knp2..#poor Donghae😭
    Next chapter Author.. πŸ™ŒπŸ‘‰

    BalasHapus