-MY NAME, HAE!-
[Donghae]
[Siwon][Zoumi][Kyuhyun]
[Aerin Lee]
[Yun Shi Yoon][Ki Yong Gun]
[Daniel Lee/Le Dong Il][Kim Woo Ri][Kim Hee Joon]
[Siwon][Zoumi][Kyuhyun]
[Aerin Lee]
[Yun Shi Yoon][Ki Yong Gun]
[Daniel Lee/Le Dong Il][Kim Woo Ri][Kim Hee Joon]
::
::
Ketika hidup tak
lagi mengerti perasaan dan memaksa manusia mengikuti sebuah takdir, maka
mengalirlah itu semua dengan sendirinya. Tak ada yang bisa menghentikan takdir,
tak ada pula yang bisa menghentikan cerita sang Ilahi jika aku harus bertemu
denganmu.
Kau dan Aku… kita adalah..
Kau dan Aku… kita adalah..
-HAE-
::
PART 17
::
Sementara hari
menjelang malam, di depan rumah Daniel Lee nampak seseorang dengan baju serba
hitam menyeringai tajam. Sepertinya ia mengincar sesuatu hingga senyum liciknya
terukir seakan dunia akan menjadi miliknya sebentar lagi hingga ia mengeluarkan
hinaan pada semua manusia. Hingga tanpa sepengetahuan sang penghuni rumah ia
dengan mudah masuk ke dalam melalui jendela lantai dua yang dibobolnya.
Mengendap masuk dan mencari apa yang ia
cari..
Hingga ia sampai di
kamar yang di tujunya..
Pelan ia membuka
pintu kamar itu hingga menampakkan seseorang tengah terlelap di ranjangnya
bergelung selimut tebal. Sekali lagi sosok itu menyeringai tajam hingga
mendekati ia yang terbaring di sana. Walau keadaan tak cukup terang karena
hanya ada cahaya lampion kecil tapi itu tak mengurangi pandangannya.
Tanpa menunggu lama,
sesuai dengan tujuannya..
Ehhmmmppp….
Eeuhmmppp…
Tak sempat ia
membuka mata, sosok tadi sudah membekap mulutnya hingga membuatnya kembali
tertidur. Bius di saputangan itu lebih cepat bekerja dari gerakan berontaknya.
Dan begitu melihat ia kembali tak berdaya maka dengan mudah ia membopong
tubuh itu.
Namun sebelum ia
berhasil kabur dengan membawanya..
DAAKKHH!!
BRUGH!!
“siapa kau? Apa yang kau lakukan
eoh??”
Ki Yong Gun
menerjang sosok hitam tadi hingga tubuh dalam gendongannya terjatuh menghantam
dinding. Yong Gun tidak sendiri.. Daniel Lee ada bersamanya. Melihat dua orang
itu mau tak mau ia melawan hingga perkelahian terjadi. Untuk saat ini Yong Gun
menunjukkan kemampuan yang sebenarnya dan tidak salah saat Tuan Lee mengatakan
jika ia pernah menjadi seorang bodyguard. Keahlian bela dirinya cukup tinggi
hingga pada akhirnya mampu menundukkan sosok tadi..
“Arrghhh….” Yong Gun menekuk kedua
tangannya ke belakang hingga ia tak berkutik. Seketika kemudian Yong Gun
membuka kain yang menutup mulutnya yang ia gunakan untuk topeng wajah. Dan
jelas sekarang.. siapa wajah itu..
“MWO?? KAU??” bukan hanya Yong Gun
tapi juga Daniel Lee..
“Song Ji Do??”
“Sekretaris Ji??” Aerin memekik, ia
yang sebenarnya sudah melihat adegan itu dari tadi dibuatnya terkejut “Kau mau
membawa Aiden?? Lagi?? YAAAAKK!!” dalam sedetik, emosi Aerin memuncak, ia
mendekati Song Ji Do lalu memukulinya “TIDAK AKAN KUBIARKAN KAU MEMBAWANYA LAGI..
TIDAK AKAN KU BIARKAN KAU MENCULIKNYA LAGI..!!” begitu ia sangat marah dengan
tindakan Song Ji Do, hingga ia terisak..
“Aerin.. tenanglah..” Daniel sengaja
memeluk putrinya menjauh dari orang itu.. “tahan orang ini sebentar Yong Gun
ssi..” sambil ia mengkode Yong Gun.
“Rin-ah.. diam di sini dan jaga
Aiden..” pinta Daniel, ia mendekatkan Aerin pada tubuh Donghae, namja yang
dibuat pingsan oleh Ji Song Min tadi. Sementara ia sendiri menghubungi polisi.
::
::
Secepat inikah nasib
Song Ji Do? Bukannya mendapatkan kembali Aiden malah dirinya di tangkap polisi
sekarang. Beberapa kali ia berusaha memberontak namun kekuatan Yong Gun masih
bertahan untuk membuatnya takhluk.. aura dan tatapan kebencian di wajah Song Ji
Do, sementara ia digiring masuk mobil polisi.
Tidak ada kata atau
bahkan kalimat pembelaan atau makian, tetapi percayalah jika mereka sudah
berperang sejak perkelahian tadi.
::
::
Sementara di dalam
kamar Aerin setia menemani Donghae yang masih dalam keadaan tidak sadar. Ia
mengusap lembut kening adiknya dengan penuh kecemasan. Ia hampir saja
kehilangan Aiden untuk kedua kalinya dan itu tidak akan dibiarkan terjadi lagi.
“Appa.. bagaimana bisa orang itu
masuk ke rumah kita?” tanyanya pada sang Appa yang kini berada juga di kamar
itu, bahkan Yong Gun juga bersama mereka.
“Song Ji Do sudah mengetahui rumah
ini sejak tiga belas tahun yang lalu.. jika dulu ia sedikit halus dalam
permainannya, sekarang ia mulai berani..”
“nde, pernyataan itu benar Tuan
Lee..” sambung Yong Gun “aku sudah menduganya… selama ini Song Ji Do sebenarnya
mengawasi kita terutama Donghae, yang ia pikir adalah anaknya.. sekarang,
mungkin ia sudah tahu jika Donghae adalah Aiden.. bukan Gi Soo..”
“lalu bagaimana Ajjuhssi??”
“tidak ada yang bisa kita lakukan..
bersembunyi pun tak akan menyelesaikan masalah.. hanya menjaganya untuk tetap
aman dan baik-baik saja sampai persidangan itu yang harus kita lakukan..”
“Appa.. kalau begitu pekerjakan
beberapa orang untuk mengawal Aiden sampai hari itu..”
“Nona, sebenarnya anak ini bisa
menjaga dirinya sendiri.. hanya saja akhir-akhir ini yang ku lihat tubuhnya
seakan lemah.. itu kenapa kita harus menjaganya agar ia tidak mengeluarkan
kekuatannya sementara ini. Rupanya itu sangat membahayakan.. tidak seperti
bayanganku.. mungkin karena ia berada dekat dengan keluarganya jadi kekuatan
itu justru menarik seluruh emosinya..” penjelasan Yong Gun panjang lebar.
“benarkah begitu? Bukankah jika
seseorang memiliki kekuatan ia justru hebat??”
“nde.. tapi beda kasusnya dengan
Donghae.. ia memilikinya sejak kejadian penculikannya.. mungkin sesuatu yang
tidak kita ketahui terjadi pada saat itu..”
“apa??”
“entahlah Nona..”
Daniel yang
mendengarkan percakapan itu hanya bisa diam. Kali ini ia tak bisa memecahkan
permasalahan itu.
“Ya sudah.. Aerin, kembalilah
kekamarmu.. biarkan Aiden istirahat..”
“Appa.. kau tidak lihat jika Aiden
tidak sadarkan diri, bukan sedang istirahat..”
“Ya… Song Ji Do memberinya obat
bius.. bukan memukulnya sampai pingsan..”
“tetap saja, biarkan aku di sini..
aku akan menemaninya..”
“YA… Aerin..”
“Appa… Aiden adalah adikku.. saudara
kembarku..”
Hah, Daniel kalah!
“baiklah…” dan mengalah tentunya.
::
::
::
::
Kyuhyun, Siwon dan
Zoumi berdatangan ke rumah Aerin setelah yeoja itu menceritakan apa yang
terjadi semalam.
“bagaimana keadaannya?”
“gwaenchana, hanya saja ia sedikit
trauma sepertinya..”
“hey… bagaimana bisa Song Ji Do
berada di rumah ini? Apa dia memang ingin mengambil putranya? Isshh.. kalian
bisa dituntut jika persidangan tahu jika Donghae adalah Gi Soo..” celutuk Siwon
yang memang belum tahu kebenaran yang sesungguhnya “eoh, yogie.. Oemma
membawakan makanan untuknya..”
Oemma?? Aerin tak
salah dengar kan? Jadi Siwon dan Kyuhyun sudah mengakui Yong Na sebagai
Oemmanya? Berarti mereka juga sudah menerima kehadiran Song Gi Soo??
“Ajjuhma pasti senang kalian
memanggilnya Oemma..”
“nde, Oemma senang sekali..” sahut
Zoumi yang rupanya juga memanggil Oemma pada Young Na.
“aiihh… sekarang dia akan pusing
memikirkan ketiga putranya..”
“empat..” sahut Siwon “bukankah
Donghae adalah Gi Soo, jadi dia juga anak Oemma..”
“kami ke sini untuk mengajaknya
kembali ke rumah.”
“yaa.. kalian..” begitu mendengar
kata ‘membawanya’, Daniel Lee muncul “Donghae akan aman di rumah ini, semalam
memang Ji Song Min yang datang, tapi ha Myung Jung juga Moon Cae Won akan
mengawasi rumah kalian.. mereka belum tahu jika Donghae sudah berada di sini.
Jadi, ini adalah tempat yang aman sampai persidangan.. jelaskan itu pada Oemma
kalian nanti..”
“MWO?? Tapi.. Tuan Lee…”
“kalian ingin mereka membunuhnya??
Ya.. percayalah pada kami..”
“Tuan Lee benar.. Siwon ssi.. aku
melihat beberapa anak buah Ha Myung Jung dan reporter BigMoon kemarin
membuntutiku.. jadi, sebaiknya biarkan mereka mengira Donghae di sana..
sementara ia aman di sini..”
Akhirnya Siwon
menyerah jika penjelasannya seperti itu. Ia tak ingin juga anak itu celaka.
“sudah, sebaiknya kalian temui
Donghae.. ia mengurung dirinya sejak semalam.. dan tolong bujuk dia makan..”
pinta Daniel.
::
::
::
::
Sementara di
ruangaan berjeruji itu, Song Ji Do mendekam.
“Aiden?? Kenapa Aerin menyebutnya
Aiden?? Bukankah dia Gi Soo??” tanyanya bermonolog “apa aku salah paham selama
ini? Bukankah yang mati waktu itu adalah Aiden? Aku yakin sudah mengikat anak
itu.. dia tidak akan bisa lolos saat kebakaran terjadi.. lalu mengapa itu bisa
Aiden? Gi Soo hanya bertengkar denganku lalu pergi.. jadi jika ia ikut terbakar
harusnya.. ia tidak terikat.. bagaimana ini bisa terjadi?”
Song Ji Do mencoba
mencari jawaban dari semua itu. Tetapi
kemudian ia tersenyum “jika dia Aiden, maka aku bisa bebas.. aku tidak
bersalah.. ha..ha..ha.. aku tidak membakar gedung itu..”
HA..HA..HA.. “AKU
TIDAK MEMBAKAR GEDUNG ITU!”
::
::
::
::
Suara tawa itu
berbalik dengan tangisan Kim Hee Joon yang masih meratap di apartemennya.
Beberapa hari ini ia tidak melakukan apapun, tubuhnya kotor, rumahnya
berantakan dan bahkan ia belum memasukkan makanan apapun sejak terakhir Aerin
datang merawatnya kemarin.
“aku merindukan keluarga yang utuh
saat laki-laki yang mengaku ayahku itu pergi meninggalkan kita Oemma..” isak
Hee Joon “aku salah, karena aku tidak menahan Oemma untuk berbuat jahat.. aku
membayangkan kebahagiaan yang aku inginkan tanpa mengingat jika semua jalan
kita itu salah.. Oemma.. sekarang bagaimana?”
Ya, kekecewaan
kepada dirinya sendiri.
Kim Hee Joon tahu
waktu itu..
_OnFlashBack_
Kim Woori diam-diam
menemui Song Ji Do,.
“singkirkan anak itu atau gunakan
anak itu.. kita akan mendapatkan semuanya..”
“nde, Nyonya Kim..”
“aku melakukan ini untuk Hee Joon,
selain keluarga aku akan memberikan kenikmatan sebagai putra mahkota..”
“Oemma.. apa tidak apa-apa?” Hee
Joon yang menemani Woori hanya mencoba bertanya.
“serahkan semuanya pada Oemma, Hee
Joon-ah.. bukankah Oemma berjanji akan membuatmu bahagia? Setelah kau
memutuskan untuk ikut dengan Oemma itu adalah janji Oemma padamu.. arraseo..”
“bagaimana…”
“kalau terjadi sesuatu, Oemma yang
akan menanggungnya.. kau tak perlu memikirkannya.. semua pasti baik-baik
saja..”
_OffLashBack_
“Oemma.. jika aku tahu semua ini
akan terjadi maka aku akan mencegahmu saat itu..” ujarnya “jika aku tahu Oemma
menderita seperti ini maka aku rela mengorbankan impianku memiliki keluarga..
aku bahagia cukup dengan Oemma saja..” isaknya.
::
::
::
::
Sejak tadi ia hanya
diam duduk di jendela kamarnya dan menatap kosong ke depan.
“udara di sini dingin.. kau harus
memakai jaket jika tidak ingin sakit..” Aerin memakaikan jaket untuknya
_Donghae_ “Ajjuhsi mengatakan jika kau suka sekali duduk di jendela tidak
peduli udara dingin atau tidak..”
Donghae tetap diam..
“eoh, ada yang ingin bertemu
denganmu..” bisiknya.
Lalu pintu kamarnya
terbuka dan menampakkan tiga Hero yang sudah dikenalnya “mereka mencemaskanmu
Hae..”
“Hey.. gwaenchana??” tegur Zoumi
“kami sangat merindukanmu..” ia mengoyak kepala Donghae hingga rambutnya
berantakan.
“eoh.. lihat ini.. Yong Na Oemma
menitipkan makanan ini untukmu.. sebaiknya kau makan segera..” Siwon
menunjukkan bungkusan yang ia bawa.
“Kajja.. tidak baik menyia-nyiakan
pemberian seorang ibu..” imbuh Aerin sambil mengajak Donghae untuk duduk di
ranjangnya.
Donghae tak
mengelak, ia hanya malas melakukan apapun. Pikirannya kacau bahkan sejak
kejadian semalam ia menjadi pendiam seperti sekarang.
Aerin dan Kyuhyun
menyiapkan makanan itu hingga meletakkanya di depan Donghae dengan sebuah meja
kecil. Posisi Donghae memang duduk bersandar pada ranjangnya..
“makanlah.. kau mau aku menyuapimu?”
tawar Aerin.
Hah.. melihat
permohonan itu akhirnya ia menyerah.. “aku bisa sendiri Noona..” ia merebut
sendok di tangan Aerin dan mencoba menyuapkan sendiri makanan itu.
Enak.. tapi kenapa
rasanya hambar? Padahal ia tahu masakan Young Na selalu enak baginya. Tapi kali
ini mulutnya terasa lain..
“kalian makanlah juga..” akhirnya ia
mengajak yang lainnya “aku tak akan makan lagi jika kalian tidak makan juga..”
ancamnya.
Sukses. Hal itu
membuat Zoumi dan Siwon senang. Mereka segera menyiapkan sendoknya lalu ikut
makan bersama Donghae. Bagaimanapun juga, membuat Donghae mau makan adalah
tugasnya.
“dengar Hae.. kau tak perlu cemas
lagi, Song Ji Do sudah ditangkap polisi.. ia tak akan bisa melukaimu..”
“apa.. kau sedih.. karena dia adalah
Appamu?” tanya Siwon.
“aniyo..” ujarnya “aku hanya takut
dia akan melukai keluargaku.. Noonaku..
dan hyungdeulku..”
Kyuhyun trenyuh
dengan penuturannya.. “aku juga tidak ingin kau terluka lagi.. aku akan
menjagamu Hae, mulai sekarang..”
“Kyu??” Siwon dan Zoumi menangkap
hal yang aneh darinya.
“gumawo Kyu Hyung…”
“sekarang sebaiknya kau habiskan
makananmu.. itu juga akan melukaimu nanti jika tidak kau makan.. kau mau berbaring
di rumah sakit?”
“aiisshh.. kau mengancamku hyung??”
“nde..”
::
::
::
::
The Hero mengadakan
rapat darurat..
“ada apa? Kenapa kau mengambil ahli
tugasku??” geram Siwon. Pasalnya Kyuhyunlah yang mengumpulkan mereka semua di
studio itu.
“begini hyung..” seriusnya
“LittleStar tinggal menghitung hari, jika persidangan itu dimenangkan BigMoon
makan karier kita dan artis Littlestar agency akan hilang. Sekarang hanya kita
dan beberapa orang yang masih setia dengan agency ini..”
“kau ingin kita pindah agency??”
“Ya… jangan potong perkataanku Zoumi
hyung.. aku belum selesai..”
“lanjutkan Kyu..” ujar Shi Yoon
manager
“kita adalah team kecil sekarang,
hanya menghitung jari saja yang masih bertahan dengan agency ini.. aku ingin
kita berjuang walau jumlah kita tidak banyak..”
“bagaimana?”
“Presdir Lee memberitahuku jika
sekarang dialah pemilik saham terbesar Littlestar tanpa diketahui Kim Heejoon
dan juga Kim Woori.. ia hanya tidak ingin agency yang membesarkan kita ini
lenyap hanya karena masalah pribadi pemimpinnya.. jadi, dia menawarkan
kerjasama..”
“benarkah??” Shi Yoon bergirang
mendengar itu “jika begitu aku akan bekerja sekuat tenaga, apapun itu demi
agency kita..”
“aiigoo.. kau sangat menyayangi
agency ini rupanya..” sindir Siwon
“bagaimanapun juga, Littlestar yang
mempertemukanku dengan The Hero dan membuat aku menjadi orang yang berguna..
itu adalah impianku selama ini.. menjadi manager dengan sepenuh hati..”
“MWO?? Jadi cita-citamu menjadi
manager??”
“nde.. karena dengan begitu aku bisa
bekerja.. karena aku tidak suka bekerja di depan, maka aku akan mejadikan
artisku yang terkenal..”
“sudah, lupakan dulu itu sementara..
bagaimana sekarang caranya??”
Kyuhyun tersenyum
tipis mendengar pertanyaan yang ia tunggu dari tadi..
::
::
::
::
Daniel Lee
bagaimanapun juga masih berstatus suami dari Kim Woori. Namja itu bahkan kini
menjenguk isterinya..
“kenapa kau datang?” sinis Woori
“aku masih suamimu bukan? Jadi aku
punya hak untuk menemuimu..”
Mata Kim Woori
memanas menahan tangis “mianhae.. jeongmal mianhae yeobo..” pintanya tulus hati
“aku bersalah padamu juga Aerin.. aku tidak pantas untuk dimaafkan, tapi aku
masih mengharap maaf itu..”
“aku memaafkanmu..” Woori mendongak
menatap Daniel “tapi katakan semua yang sudah kau perbuat pada keluargaku di
pengadilan nanti.. aku tidak ingin kau
berbohong lagi, katakan semuanya.. mengakulah.. maka aku akan memaafkanmu.. aku
juga akan tetap menganggap Heejoon sebagai putraku, aku tidak akan
meninggalkannya.. karena selama ini aku
sudah menyayanginya seperti putra kandungku sendiri.. jadi, jika kau mau semua
itu.. turuti permintaanku..”
Kim Woori lega
mendengar pernyataan yang terakhir.. “nde, aku akan mengatakan semuanya..
gumawo, karena masih mau menerima Heejoon.. aku tidak peduli kau mau menerimaku
lagi apa tidak, tapi aku titip Heejoon padamu.. tidak ada yang bisa ku percaya
lagi.. aku tahu kau orang yang baik..” tangisnya bahagia.
“jika kau menganggap aku baik maka
jangan sia-siakan kebaikanku..”
::
::
::
::
“App…pa..??” HeeJoon menundukan
kepala gemetar saat menemui ayahnya sesuai dengan pesan ajakan yang ia terima
tadi.
“pulanglah ke rumah.. Aerin sangat
merindukanmu..”
“tidak.. aku tidak pantas di sana..”
“aku sudah memaafkanmu HeeJoon-ah..
Oemmamu yang harus menanggung semua ini, kau tetap akan menjadi putraku..
kembalilah pada LittleStar.. agency sangat membutuhkanmu saat ini.. bukankah
itu adalah impianmu selama ini? Jadi ku rasa dengan memperjuangkan LittleStar,
kau bisa membuktikan padaku penyesalanmu..”
“tapi.. aku tidak bisa..”
“waeyo?? Kau mau menjadi pengecut
juga?? Semua orang akan mencibirmu sekarang dan melihatmu sebagai orang yang
gagal.. kau tidak mau itu terjadi kan? Hidupmu akan sia-sia jika kau tidak
mengambil kesempatan ini.. jika kau tidak mau melakukan ini karena aku yang meminta
maka lakukan itu untuk Aerin..”
Heejoon semakin
merasa tidak layak di depan Daniel Lee yang sudah lebih dari kata ‘orang baik’
baginya. Ia masih menganggapnya putra.. ia masih menerima keberadaannya..
bahkan memberikan kehidupan layaknya anak kandung. Jika ia tahu Daniel sebaik
itu maka ia akan menolak untuk mengacaukan keluarganya tiga belas tahun yang
lalu.
“App..a..” bahkan ia masih
memperbolehkan memanggilnya ‘Appa’.. “kenapa kau lakukan ini semua? Harusnya
benci dan dendam yang ada tapi kenapa justru seperti ini??”
“aku membesarkanmu belasan tahun
ini.. disaat aku merindukan putraku, kau ada di sampingku Heejoon-ah..
sekarang, kembalilah lagi.. kau tidak mau mendengarkan permintaan seorang
Appa?” lembut Daniel “ada satu hal lagi yang akan ku minta setelah ini, jadi
kau harus pulang. Jika kau tidak mendengarkanku, jika Aerin tidak bisa kau
jadikan alasan.. maka, anggap saja ini balas budi yang kami tuntut darimu..”
Heejoon tak kuasa.
Bagaimana bisa Daniel Lee begitu memaksanya untuk kembali sedangkan ia saja
masih marah pada dirinya sendiri. Tapi akhirnya ia mengangguk..
“Appa…. Gumapseumida…”
Daniel menang, ia
lega karena Heejoon setidaknya mau mendengarkannya.. “ambil barangmu di apartemen
lalu segeralah pulang,.”
Satu lagi sebenarnya
alasan Daniel memaksanya pulang. Bisa jadi Ha Myung Jung atau Moon Cae Woon
menjadikan Heejoon sasaran untuk menghancurkan Woori, karena bagi wanita itu
Heejoon adalah hal yang paling berharga.
Jadi, sebisa mungkin
Daniel melindungi anak-anaknya dan mengawasi mereka hingga masalah selesai.
::
::
::
::
Begitu ia mendengar
suara pintu terbuka hatinya melonjak lalu tubuhnya melompat. Ia bisa memastikan
siapa yang datang..
“APPA… sudah pulang??” teriak Aerin
sambil menyambut Ayahnya dengan sebuah
pelukan.
“Appa… aahh, Noona.. aku juga mau
memeluk Appa..” protes suara yang lain, Donghae. Ia tak terima jika Aerin
memonopili sendiri ayahnya.
Daniel hanya
tertawa, tak disangka putra putrinya begitu kekanakan.. “Ya…. Jangan bersikap
seperti anak kecil, aiishh.. Appa kalian ini bahkan sudah sangat tua..”
Mendengar kata ‘tua’
Aerin memandang wajah Daniel lekat.. “tua?? Kenapa si tua ini tidak memiliki
keriput? Appa dia meminum cairan magic yang membuatnya muda lagi??”
TAAKK!!
“YA… APPA, sakit.. kenapa kau
memukulku?” Aerin memegang keningnya.
“jangan hanya menyambut Appa..
sambut juga Oppamu..”
Degh!!
Jadi Daniel tidak
pulang sendiri? Aerin mencari seseorang yang dimaksud Appanya.. ya, ia muncul
di balik punggung Daniel perlahan dengan menundukkan kepala..
“Appa menyuruh HeeJoon pulang, tidak
baik memendam kebencian terus menerus.. dia akan memperbaiki semua
kesalahannya.. jadi, terima kakak kalian..”
Donghae kaku
berdiri. Ini pertama kalinya ia berhadapan dengan HeeJoon sebagai Aiden. Jika kemarin
ia tak sungkan karena sebatas Direktur dan Asisten Manager..
“Appa sudah menceritakan semuanya
pada Heejoon, jadi mulai sekarang.. kau harus memanggilnya Hyung..” pintanya
pada Donghae “kuharap kau mengerti apa yang ku lakukan ini Aiden-ah..”
“euhm…” walau ragu dan tak bisa tersenyum
Donghae masih berusaha mengangguk “hyung….” Sebutnya.
“Oppa.. mianhae.. waktu itu..”
ungkap Aerin “aku tidak membencimu.. hanya saja aku marah dan kecewa.. tapi aku
akan mencoba untuk memaafkan Oppa.. bagaimanapun juga, kau adalah Oppa yang
selalu ada dan melindungiku selama ini.. kau bahkan tidak pernah melukaiku
selama kita hidup bersama..”
“gumawo…” trenyuh Heejoon “mianhae..
Lee Donghae.. eoh, ani.. Aiden Lee…” Heejoon menyentuh pundak Donghae tapi
namja itu mundur setengah terkejut.
“eoh.. aku.. ada yang harus aku
kerjakan..” undurnya dari pertemuan pertama itu. Meninggalkan Heejoon bersama
Aerin dan Daniel dalam kepasrahan.
“jangan tersinggung.. butuh waktu
untuk memberinya pengertian, tapi percayalah.. dia akan menerimamu nanti..”
hibur Daniel Lee.
“nde.. Appa..”
::
::
Donghae masih tidak
percaya.. bukan bermaksud membenci Kim HeeJoon. Tapi melihat namja itu
mengingatkanya pada satu kejadian menyakitkan.. walau ia akui, dulu sempat
hubungan antara dongsaeng dan hyung itu terjalin walau hanya sebentar..
“jadi aku punya
hyung sekarang Appa??” girang Aiden kecil.
“nde…”
“HORRREEE!! Aku punya
hyung… aku punya noona…”
“kau senang??”
“nde… mulai sekarang
ada yang menemaniku bermain.. kalau Noona hanya akan ribut dengan bonekanya
saja.. aku tidak suka!!” celotehnya.
Betapa bahagia dunia
waktu itu.. sampai satu kejadian menyakitkan mata dan hatinya hingga kini. Ia tak
akan melupakan semua itu.. ia masih mendengar suara itu.. masih sangat lekat
dalam memorinya..
‘Oemma…’
-tbc-
Anyeong chingudeul.. kembali lagi update nie.. hehe,.
Happy reading yach.. ^^
And… Thanks for reading..
Yeaa., akhirnya dilanjutin... Hehhee
BalasHapusSong ji do gak kapok juga ya., dasar...
Ahh., next chingu...
Semoga persidangannya lancar...
Gomawo udah update....donghae-donghae
BalasHapusYeayy... udah uday update. Sukaa sukaaa 🙌🙌🙌
BalasHapusGmana akir crita nanti . Penasaran . Semangat
BalasHapusWah update juga akhirnya,,
BalasHapusLanjut lg chingu
Seneng deh pas buka blog ini ada update baru... Makin seru makasih yah fast updatenya ^^
BalasHapusKok aku deg degan yaa .. Ah lanjutt lagi fast update kalo bisa ✌
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWahhhhhh makin seruuuuu..
BalasHapusNext chapter Author.. ;)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusThoorr....
BalasHapusKpn update lgi....
Penasaran bgt ama lanjutannya....
Thoorr....
BalasHapusKpn update lgi....
Penasaran bgt ama lanjutannya....
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusChingu,, kapan lg updatenya?? Akk nungguin...
BalasHapusLanjutttt donk ... penasaarrran nihh.... thank'z
BalasHapusKok gak dilanjut labjut sih ? Ayodonggg next udah penasaran nih ..
BalasHapus