Senin, 15 Desember 2014

Waflle&Macaroon Ch.3(b)



Ch.3(b)_Nan neo eobsi mossala_
(I can’t life wihthout you)
            “apa kau takut aku tak kembali?”
            “animida.. aku hanya takut sam menjauhiku..”
            “aku tidak ingin disebut sebagai pecundang..”
            “benarkah??”
            “kau tidak membenciku?”
            “kalau aku membenci sam, aku tak akan menyuruh sam kembali.. aku akan membiarkan sam pergi menghilang.. aku tidak peduli..”
            “sekejam itukah hatimu?”
            “tidak ada bukti aku kejam sam.. yang ada bukti kalau aku mengharapkan sam tetap di sini..”
Jitae terharu.. ia memeluk Donghae dan namja itu balas memeluknya.
            “sudahlah jangan bicarakan itu lagi.. aku ingin kau mempersiapkan diri untuk audisi nanti..”
            “audisi?”                                
            “aku mendaftarkanmu untuk ikut audisi.. kau takut?”
            “Umma….”
            “aku yang akan bicara pada umma-mu..”
            “kau berani, sam?”
            “aku mengenal Junghyin sudah sangat lama, sejak kami masih seusiamu.. aku hafal dan tahu betul sikapnya.. dia tak akan berani melukaimu.. kalaupun ia membuatmu terluka, ia akan masuk kamarnya dan menangis menyesal..”
            “OMO!! Sam.. kau sangat tahu kebiasaan umma…”
            “tentu saja…”
            “ne..”
**waffle_macaroon**
            Kali ini mereka tidak berdua, Sungmin dan Eunhyuk rupanya ikut bersama mereka. Duduk di caffe dan di tempat biasa.. meja yang penuh dengan waffle dan macaroon.. dua buah cangkir berisi kopi panas, satu cangkir coklat panas dan segelas susu hangat…
            “hyung minta maaf kalau apa yang akan hyung lakukan kali ini menyakiti Yoonhae noona..”
            “aku mengerti hyung…”
            “hanya ini rencana yang ada, setidaknya agar Myungsoo tahu bahwa tindakannya sangat gegabah dan curang…”
            “aku akan selalu mendukungmu hyung, apapun itu…”
            “kau ini, kalau tidak tahu permasalahannya jangan langsung setuju..” marah Eunhyuk
Donghae tersenyum sinis, ia merasa di remehkan “aku paham hyung…”
            “Siwon mencertikan padamu?”
            “Ne!!” serunya
Sungmin hanya mampu tertawa mendengar perdebatan kecil antara Eunhyuk dan Donghae. ia sendiri tak bisa berbuat banyak, tugasnya hanya menjaga dan mengawasi Donghae bukan untuk membantu Siwon. Setidaknya ia tahu kalau Siwon memiliki asisten yang cerdas seperti Eunhyuk.
Kegiatan ini jarang sekali mereka lakukan. Namun kali ini mereka berempat bisa duduk di meja yang sama, menikmati makanan yang sama…
            “kau seperti sangat senang hari ini??” selidik Siwon
            “Jitae Songsaenim sudah kembali hyung..” girang Donghae
            “untukmu?”
            “untuk siapa lagi? ia hanya memilikiku di dunia ini..”
            “Aigo!!, kau percaya diri sekali…” kembali ledek Eunhyuk
            “itu yang dia katakan hyungnim…”
            “sincha??”
            “issshhh… Hyung sepertinya kau harus segera mencari Yeoja, namja yang selalu bersamamu ini menjengkelkan sekali…” gerutu Donghae mengundang tawa mereka.
            “tidak bisa, kau tidak bisa menelantarkanku begitu saja Siwon-ah..” akting Eunhyuk.
            “OMO??? Kau benar-benar menyebalkan..”
Selagi Eunhyuk yang sibuk mengejek dan menggoda Donghae, Siwon mendapat sambungan telp…
“……………….”
“……………….”
            “kita harus pulang sekarang, Hae… ada masalah di rumah…” kata Siwon tiba-tiba “Eunhyuk hyung, kau bisa pulang dulu kita bertemu lagi besok.. Sungmin hyung, kau harus mengantar kami pulang…”
            “baiklah…” ujar mereka tanpa bertanya lebih banyak lagi.
**waffle_macaroon*
            Ruangan tengah itu rasanya menegangkan… seorang pengacara kepercayaan Tuan lee duduk diantara mereka. Tuan Lee sendiri di dampingin Joongkok begitu serius memandang anak dan cucu-cucunya. Junghyin berulang kali bertatapan dengan Yoonhae seakan berbagi kode rahasia. Siwon mencoba bersikap santai sedangkan Donghae, namja itu hanya duduk diam menunggu apa yang akan terjadi karena ia tak tahu apa-apa.
            “kau bisa membacanya sekarang SooHa-ya??”
            “tentu Tuan…” SooHa membuka map coklat kelamnya dan mengeluarkan selembar kertas dari dalamnya. “ini adalah surat pembagian harta dan perusahaan dari Tuan Lee…” lanjutnya “harap mendengarkan dan menerima keputusan ini…”
            “…….”          
            “Siwon ssi… 40% saham perusahaan menjadi milik anda juga beberapa anak cabang di Busan dan Jinan termasuk juga rumah ini… untuk Yoonhae ssi.. 15% saham kepemilikan sama seperti Donghae ssi…” (30% lainnya adalah saham kepemilikan bersama oleh 6 pengusaha lain yang termasuk dalam kerja sama yang masing-masing memegang 5% saham).
            “MWO??? Abeoji kenapa pembagian itu tidak adil??”
            “kau menginginkan bagianmu?? Aku sudah memberikannya pada dua anakmu.. jadi itu sama artinya kau juga memiliki apa yang mereka miliki…”
Junghyin geram dan tetap tidak mengerti “kenapa begitu banyak bagian Siwon??”
            “Siwon akan mengelolah perusahaan dengan baik, aku percaya itu… untuk Yoonhae dan Donghae… kau tenang saja, aku sudah menjamin kehidupan mereka dengan baik.. Siwon akan bertanggung jawab atas hidup saudaranya, kau tidak perlu cemas…”
            “apa maksudnya??”
            “akan lebih baik jika perusahaan dipimpin oleh orang yang bertanggungjawab…”
            “Abeoji pikir Yoonhae tidak bertanggungjawab selama ini?”
            “maumu apa?? Kau ingin aku memberikan bagian yang besar untuk siapa? Yoonhae atau Donghae??”
            “berikan pada mereka berdua…”
            “tidak bisa… Siwon tetap pewaris utama…”
            “tapi aku ini anak Abeoji yang masih hidup, jadi aku berhak membela anak-anakku untuk mendapat bagian lebih baik…”
            “tidak ada aturan semacam itu.. semua keputusan aku yang menentukan…”
            “aahh.. gurrae… aku sangat kecewa Abeoji…” Junghyin meninggalkan ruangan itu tanpa sopan santun.
Donghae hanya menatap ummanya yang pergi begitu saja, lalu begantian menatap Tuan Lee dan Siwon bergantian…
            “apa yang membuat Umma semarah itu??”
Yoonhae kesal dengan sikap Donghae yang seolah tak mengerti apapun, ia mengikuti jejak ummanya dan keluar meninggalkan mereka.
            “imitasi ide… noona tidak kreatif, mengkuti cara umma…” gerutunya yang malah mengundang tawa mereka yang ada di sana.
            “waeyo??”
            “kau ini… umma dan noona sedang marah kau malah membuat kami menertawakan mereka…” sindir Siwon
            “apa aku salah berkata? Aku hanya mengikutimu hyung… isshh!!”
            “dasar.. kau, hah.. bagaimanapun aku harus sadar kalau kau memang masih di bawah umur..”
            “jangan bawa-bawa umur Hyung, aku memang masih 18 tahun tapi aku paham.. sangat paham..”
            “OMO??”
            “sudah, berhentilah bertengkar..”
            “Shierroo!!” Keduanya menolak bersamaan
            “baiklah, kalau begitu lanjutkan aku tidak ingin mendengarnya..” Tuan Lee pergi meninggalkan kedua cucunya yang masih berdebat.
**waffle_macaroon**
Donghae diam tak menyentuh makanannya. Ia bahkan hanya memandang masakan itu dengan nanar. Meja makan menjadi begitu kosong dan sepi..
            “Halbae, mianhae.. karena aku semua ini terjadi..”
            “apa maksudmu?”
            “Umma dan Noona pergi dari rumah karena aku..”
Pagi itu, mereka dikejutkan dengan kepergian Junghyin dan Yoonhae sebagai tanda pemberontakan akan keputusan Tuan Lee.
            “aaannii.. tentu saja bukan karenamu, itu keinginan mereka sendiri..”
            “sekarang harus bagaimana? Mengapa semuanya jadi serba menyebalkan Halbae? Mengapa Umma tidak pernah sedikitpun paham perasaanku? Wae??”
Siwon menepuk pundak dongsaengnya, menarik kepalanya ke dalam pelukan.. “ini bukan salahmu, jelas bukan salahmu.. jangan salahkan diri sendiri..” ucapnya menenangkan Donghae “hyung janji akan menyelesaikan ini secepatnya.. hyung juga ingin kita berkumpul lagi..”
            “jongmal hyung?”
            “ne..”                          
Sejak kejadian itu, Junghyin dan Yoonhae memutuskan untuk keluar dari rumah itu meninggalkan Donghae begitu saja. Mereka memukul genderang peperangan yang sangat tidak masuk akal. Memerangi keluarga sendiri.. Junghyin tidak menyerah sampai ia mendapat apa yang ia inginkan. Yoonhae, yeoja itu hanya mengikuti ummanya..
            “aku sudah kehilangan Abeoji, aku tidak ingin kehilangan kalian lagi..” isak Donghae
**waffle_macaroon**
Myungsoo bekerja bagi Yoonhae sebenarnya hanya alasan semata. Sejujurnya namja itu menyukai Yoonhae sejak lama.. kesetiaannya selama ini ingin ditukarnya dengan perasaan yang lama ia simpan..
            “seluruh pemilik perusahaan yang bekerjasama dengan proyek Siwon sudah berada di pihak kita..” jelas Myungsoo “apa yang akan kita lakukan selanjutnya?”
            “aku ingin mereka semua menentang keputusan Harabeoji untuk mengangkat Siwon sebagai Presdir utama di sini.. mereka akan tahu bahwa Presdir mereka hanya seorang pecundang yang menggunakan ide orang lain untuk membangun perusahaan..”
            “arraeso..”
            “jika namja itu tidak memiliki dukungan maka dengan mudah aku menyingkirkannya dan semua ini aka menjadi milikku dan Donghae..”
            “kalau begitu akan ku atur agar mereka mempercayai kita dan melihat bahwa kita adalah yang terbaik dalam mengurus perusahaan..”
Myungsoo mencuri semua pihak yang bekerjasama dengan proyek baru Siwon. Ia sudah berperang sekarang..
            “angkat dulu ponselmu..” ponsel Yoonhae sangat mengganggu bagi namja itu hingga ia memerintahnya untuk menjawab panggilan di ponsel Yoonhae.
            “Wae?”
            “Noona, gwaenchana? Kau dan Umma tinggal dimana? Kenapa tidak memberitahuku kalau akan pergi?” rupanya Donghae yang menghubungi Yoonhae.
            “apa perlu? Kau berada di pihak mereka itu artinya kita tidak sepaham..”
            “apa hubungan kita sebatas pemahaman itu? Yak, Noona… aku ini dongsaengmu bukan orang lain atau musuh!”
            “kau bisa saja menjadi musuhku Hae.. atau mungkin sekarang sudah menjadi musuh?”
            “MWORAGO??? Noon…….”
            “………………….” Yoonhae membanting ponselnya ke sofa membiarkan suara teriakan Donghae di ujung sana.
**waffle_macaroon**
Entah kapan perselisihan ini berakhir..
            “Junghyin hanya butuh waktu untuk menyadari keadaan..”
Donghae berbaring di sofa ruang bawah biasanya ditemani Jitae.
            “tapi kenapa Umma sama sekali seakan tidak mau mengerti perasaanku, Sam?”
            “Ia hanya belum terbiasa kalau keinginannya tidak selamanya akan terkabul..”
            “apa begini juga yang di rasakan Abeoji dulu? Kapan Umma akan berubah?”
Jitae menyodorkan sekaleng soda dingin untuk Donghae…. “tidak lama lagi..”
Donghae bangkit dari posisi berbaringnya “sejak kapan Sam jadi peramal?”
            “ahhh… Donghae-ya, kau boleh memanggilku Ajjushi kalau kau mau..” alih Jitae.
            “itu tidak akan terjadi…”
            “kau tidak ingin aku menjadi pamanmu?”
            “ah, sudahlah.. aku sudah cukup lelah memikirkan Umma, bagaimana bisa Sam menambahi masalah konyol seperti itu?” Donghae beranjak pergi dari tempat itu.
Aku hanya ingin seperti mereka yang hidup bahagia… hidup sederhanapun tidak masalah bagiku, asal aku bisa bersama orang-orang yang aku cintai… mengapa mereka tidak paham kalau aku ini tidak bisa hidup tanpa mereka? Apa hal ini sepele bagi mereka, orang-orang dewasa itu? hah!! Menjadi dewasa ternyata juga menyebalkan…
Donghae mengoyak rambutnya hingga berantakan… ia menatap langit yang sepertinya sudah mulai menitikkan hujan…
            “Donghae-ya….” Sebuah mobil berhenti di depannya..
            “Sungmin hyung?”
            “Kajja…”         
            “wae? Belum waktunya pulang…” heran Donghae.
Sungmin mengambil napas panjang… “Tuan Lee masuk rumah sakit…”
            “MWO??? MWORAGO??? Halbae?? Halbae… waeyo??”
            “Kajja…” Sungmin sudah tahu Donghae akan terkejut makanya ia tak menjawab pertanyaan Donghae. lebih baik dia tahu sendiri nanti….
_ToBeContinue_

I’m Not Cinderella Boy (1)



Main Cast : Donghae – Kyuhyun
Cast : Leeteuk – Tn.Ny.Lee – Siwon –Kibum – Yoona – Eunhyuk
Genre : Bromance – Family – Romance
Length : ???
Summary :
Kyuhyun, namja pintar sekaligus gamer itu memiliki dua orang saudara yang resmi menjadi hyung-nya. Pernikahan Umma-nya dengan seorang namja paruh baya yang membuat keluarganya menjadi utuh kembali. Namun sayang, ia tidak akur dengan hyung keduanya. Usia mereka yang tidak terpaut jauh membuat mereka kerap kali bertengkar seperti anak kecil.
****
Part_One
Be a Brother
Wajahnya yang sempurna sudah tidak perlu dipertanyakan lagi karena orang yang sudah melahirkannya pun begitu amat cantik. Yeoja yeopo. Bahkan kecerdasan otaknya semakin menambah dahtar kelebihan yang dimilikinya. Sayangnya, ia adalah namja yang dingin dan sedikit angkuh.
“ini kamarmu…”
“eoh..” begitu saja ia menyahut keramahan seorang namja yang baru saja menjadi kakaknya yang mengantarnya ke kamar miliknya.
“kau butuh sesuatu yang lain?”
“aniyo, keluarlah dari kamarku sekarang…” usirnya tak sopan.
“mworago?”
“apa aku kurang jelas? Perlu ku ulangi?”
“ani..” jawabnya tulus lalu meninggalkannya sendiri di kamar barunya.
“kau sudah mengantarnya ke kamar?”
“sudah hyung…” ia bertemu dengan Leeteuk, namja yang dipanggilnya hyung itu memang kakak kandungnya.
Donghae, namja itu kini memiliki saudara baru. Kyuhyun, namja yang baru diantarnya ke kamar tadi adalah dongsaeng barunya. Tuan Lee, ayahnya menikahi Nyonya Cho, ibu Kyuhyun.
“Hae-ya.. mulai sekarang kau harus menjaganya dengan baik, dia itu dongsaengmu dan kau jangan bersikap manja lagi.. kau sudah menjadi hyung sekarang..” pesan Appanya beberapa menit lalu.
**I’m_Not_Cin_Boy**
Gedung sekolah itu tidak jauh dari sekolahnya yang lama. Bahkan ia yakin akan cepat beradaptasi di sana.
“Appa sudah mengurus kepindahanmu ke sekolah Kyuhyun, kalian akan berada di tingkat yang sama dan akan tinggal di kamar yang sama di asrama..” jelas Tuan Lee beberapa hari yang lalu, membuat keputusan tanpa meminta pertimbangan Donghae.
“APPA!! Kenapa Appa lakukan ini? bahkan Appa tidak menanyakannya dulu padaku.. aku tidak mau tinggal di asrama.. aku tidak suka di sana, aku ingin dekat dengan Appa dan hyung..”
“kau sudah besar dan bukan maknae lagi, kau punya dongsaeng sekarang. kenapa kau masih kekanakan? Lagipula di asrama kau tinggal dengan Kyuhyun..”
“tetap saja Appa tidak meminta persetujuan dariku..”
“apa aku harus melakukannya? Aku ini Appamu.. aku berhak mengaturmu, kau bahkan tidak paham akan hal itu..”
“Appa…”
“sudahlah, besok kau mulai masuk di sana.. jaga Kyuhyun dengan baik, jadilah hyung yang dewasa…”
Jadi ia harus menjaga Kyuhyun dengan baik. Namja yang lebih muda beberapa bulan darinya itu menjadi dongsaengnya sekarang.
“ahh.. apa aku bisa? Dia bahkan kelihatan lebih tua dariku.. bagaimana aku bisa menganggapnya sebagai dongsaeng??” keluh Donghae.
“bersikaplah yang baik…”
Donghae menoleh.. ternyata Kyuhyun sudah berada di belakangnya. Sejak kapan? Entahlah..
“jangan permalukan aku dan membuatku menyesal memiliki hyung sepertimu..”
“apa maksudmu?? Aku bahkan belum memulai apapun…”
“kau tidak tahu siapa aku di tempat ini kan??” ejek Kyuhyun “kau akan tahu nanti dan setelah kau tahu, bersikaplah yang baik jangan buat aku marah padamu atau akan kulaporkan pada Appa..” ancamnya.
“isshh…” Donghae menggerutu sambil menatap punggung Kyuhyun yang pergi menjauh.
Ia kembali melanjutkan langkahnya mencari kelas barunya.
**I’m_Not_Cin_Boy**
“apa kau saudaranya Kyuhyun?? Kau benar-benar saudaranya??” tanya seorang bertubuh tak lebih tinggi darinya _Eunhyuk_ yang baru saja menjadi temannya.
Donghae mengangguk “Appaku menikah dengan Umma Kyuhyun..”
“OMO!! Kau benar-benar beruntung… kau tahu, Kyuhyun sangat terkenal di sini.. dia anak yang cerdas, banyak yeoja mengejarnya… sungguh sosok yang sempurna.. tapi kalau ku lihat kau tak jauh beda darinya, kau bahkan lebih terlihat tampan menurutku…”
“mworago??? a..apa kau normal?”
“YAK!! TENTU SAJA!! ciihh..”
“seterkenal apakah dongsaengku?”
“tidak bisa dikatakan, sebaiknya kau tahu sendiri..”
**I’m_Not_Cin_Boy**
Donghae menatap langit-langit kamarnya saat Kyuhyun membuka pintu dengan sedikit keras.
“kau darimana Kyu?”
“apa urusanmu?”
“kau sendiri yang memintaku melakukan perintah Appa untuk menjagamu…”
“jadi itu bagian dari menjagaku?” tanya Kyuhyun, ia duduk diranjangnya lalu berbaring menghadap tembok membelakangi Donghae.
“hah.. begini rasanya jadi seorang hyung.. hey, Kyu tidak bisakah kita jadi teman saja daripada hyung dan dongsaeng? Kau bahkan tidak terlihat seperti dongsaeng dimataku..”
Kyuhyun membalik badan, menatap tajam wajah Donghae “karena kau kekanakan… itu yang dikatakan Leeteuk hyung..” cibirnya “aku akan jujur padamu, aku lebih suka Leeteuk hyung..”
“kau bisa menyukai Leeteuk hyung tapi kenapa tidak denganku?”
“kau akan tahu alasannya nanti..” datar Kyuhyun.
**I’m_Not_Cin_Boy**
Donghae menemani Eunhyuk di kolam renang. Namja itu rupanya sudah basah semua..
“sudah berapa lama kau di dalam sana?”
“di kolam maksudmu? Ahh… sekitar satu jam yang lalu..”
“jadi kau membolos pelajaran hanya untuk ini?”
“ini tidak seperti yang kau lihat, aku sedang melatih ototku.. aku ingin mengalahkan Kyu dalam kompetisi nanti..”
“renang??”
“kau ini benar-benar… kau tidak tahu kalau Kyuhyun perenang nomor satu di sekolah ini? bahkan ia ketua klub basket, ketua organisasi siswa dan dia adalah murid tercerdas yang pernah ada.. aku dengar bahkan ia ditawari pihak agency untuk ikut rekaman, kau tidak tahu juga kalau suaranya bagus??”
Jadi itu rupanya. Kyuhyun memang terkenal.. dia sangat berbakat dan pintar. Tidak salah kalau dia agak sombong menurut Donghae. Tapi tetap saja, dia bukan apa-apa bagi Donghae.
Perenang nomor satu, ketua klub basket yang selalu menang dalam pertandingan dan memiliki IQ tinggi. Satu lagi, suaranya bagus… ahh, apa yang Donghae pikirkan saat ini..??
“YAK!! Donghae… kau baik-baik saja??” bentak Eunhyuk
“memangnya aku kenapa??”
“issh, kau seperti sedang memikirkan sesuatu..”
“aku memang memikirkan sesuatu, yang pasti itu bukan kau..”
Eunhyuk hampir saja memukul Donghae kalau Kang Songsaenim, guru olahraga itu tidak datang..
“kau siswa baru?”
Donghae membenarkan..
“kau sudah tahu kalau murid di sini wajib mengikuti kegiatan ekstra? Kau mau ikut ekstra renang?? Aku tidak akan menanyakannya lagi jadi selagi aku menawarimu kesempatan sebaiknya kau bilang ‘ya’..” Kang Songsaenim, sepertinya dia sedang memaksa Donghae untuk mengikuti kegiatannya.
“Ya…”
Mata guru olahraga itu melebar mendengar jawaban Donghae, dia sama sekali tidak menolak pemaksaan yang di lakukannya.
“sebenarnya aku ingin ikut sepak bola, tapi rupanya di sini tidak ada kegiatan itu jadi kurasa berenang cukup menyenangkan juga…”
“ganti bajumu sekarang, aku ingin melihatmu…”
Donghae mengangguk…
10 menit kemudian ia sudah di pinggir kolam, beberapa anak yang juga mengikuti kegiatan itu tampak menyaksikan keberanian Donghae. Termasuk Kyuhyun.. dia berada diantara mereka..
Donghae… tentu saja dia tak kalah hebat dari Kyuhyun. Ia sangat suka berenang bahkan berjam-jam di dalam kolam adalah salah satu hobinya. Saat ia masuk ke air.. menunjukkan gaya dan kemampuannya, Kang songsaenim tersenyum beberapa kali..
Pyaarrr…..
Kepalanya menyembul dari dasar kolam..
“siapa namamu??”
“Lee Donghae, sam…”
“ahhh.. Donghae ssi.. kurasa aku sudah melihat kemampuanmu.. selamat bergabung dalam tim kami..”
“kansamhamnida..”
**I’m_Not_Cin_Boy**
“Aku benar-benar tidak faham kenapa kau tiba-tiba pindah ke tempat ini? kalau kalian saudara tidak harus satu sekolah dan satu kamar kan?” tanya Eunhyuk pada Donghae. setelah Donghae bergabung dengan tim renang tadi, Eunhyuk mengajaknya pergi keluar untuk makan siang. Alasannya, ia sudah bosan dengan makanan yang disediakan oleh pihak sekolah terlebih menu hari ini adalah seafood. Rupanya namja itu sangat membenci seafood.
Saat ia masih kecil, neneknya selalu memasak seafood hampir tiap hari sampai ia bosan. Jadi ia sangat membenci makanan itu sekarang. bukan karena ia harus makan seafood tiap hari tapi karna ia tak bisa lagi makan masakan neneknya. Ia akan makan seafood kalau itu adalah masakan neneknya.
“sama seperti kopi dalam gelas ini…” jawab Donghae “ia tak memiliki kekuatan memaksa orang yang membelinya untuk segera meminumnya atau memberikannya pada orang lain… hidupnya terkendali oleh orang yang sudah membelinya..”
“hey.. kau.. apa Appamu sudah membelimu??”
“ciihh…” Donghae jengkel “kau ini kenapa tidak paham apa yang kukatakan?”
“aku paham…”
“paham apa??” Donghae sudah bersiap mengangkat tangannya.
Sebelum ia mendapat pukulan dari temannya, Eunhyuk mengalihkan perhatian Donghae “YOONA!!” panggilnya pasa seseorang.
Yeoja seusia mereka yang diteriaki Eunhyuk bersikap geram sambil menghampirinya.
“kau selalu saja berteriak padaku, wae??”
“kau tidak duduk? Akan kuperkenalkan padamu teman baruku..”
Yoona menatap Donghae lalu keduanya tersenyum saling mengangguk dan menyapa.
“jadi, sudah berapa lama kalian berteman?” tanya Yoona yang akhirnya duduk bersama dengan dua namja itu “kau mau berteman dengan dia yang menyebalkan ini?”
“apa kau bilang? Isshh… kau sendiri kenapa masih mengikutiku?”
“aku tidak mengikutimu, kau sendiri yang mencegahku pergi..”
“kapan aku melakukannya?”
“pura-pura lupa?? saat aku akan pergi ke Amerika siapa yang menangisiku? Padahal waktu itu aku hanya pergi untuk mengunjungi kakakku di sana..”
“kau bilang kau akan sekolah di sana waktu itu..”
“aku hanya menguji kesetiaanmu saja waktu itu..”
Donghae tertawa mendengar pertengkaran kecil dua orang di depannya. Andai dia bisa seperti itu dengan Kyuhyun.
Ya.. dengan Kyuhyun dan dengan Leeteuk.. dongsaeng dan hyung-nya…
=TBC=