Minggu, 02 November 2014

Waffle&Macaroon Ch.1(b)



Cast : Donghae_Siwon_Sungmin_Yoonhae_LeeShinwa Harrabeoji_JungHyin Umma_JiTae
Other Cast : Jongkook_Soo Ha_Myungsoo
Genre : Brothership, Family
Length : Long-long episode..

Chapter 1_b
Donghae tengah menulis sesuatu pada buku di meja kelasnya. Matanya tak tertarik melihat keributan teman-temannya yang mulai masuk kelas. Ia masih sibuk mencorat-coret dan sesekali tersenyum sendiri. Tangan itu baru berhenti menulis saat terdengar suara teduh dari arah depan kelas. Mata Donghae terbuka lebar saat tahu siapa yang ada di kelasnya saat ini.
          “anyeong….” Tegur Kang songsaenim, wali kelas sekaligus guru satra mereka.
          “sam…. Dia??” seorang murid sama terkejutnya dengan Donghae menunjuk seseorang yang berdiri di samping guru mereka.
          “benar.. kalian sudah pasti mengenalnya kan? Mulai hari ini.. Jitae songsaenim akan mengajar kelas musik..”
          “SINCCAYO???”      
          “JONGMALYO??” teriak mereka.
Kang songsaenim sangat tahu murid-muridnya mengidolakan Jitae. Sosok gitaris yang berwibawa itu.
          “ne, akan ada jadwal khusus untuk kelas kalian.. dan latihan akan dilakukan di ruang kebun bawah..”
          “MWO?? sam.. ruang itu seperti gudang bukan studio..” protes Minho, Ketua kelas.
          “tentu saja tugas kalian semua membersihkannya..!!” senyum Kang songsaenim.
Di tengah keributan itu, tak sepatah kata keluar dari mulut Donghae. Namja itu terdiam seribu bahasa memandang Jitae dengan penuh kesungguhan.

Mulai dari menyapu, mengangkat dan membuang barang-barang tak terpakai sampai menata ruangan itu kembali rapi dan dapat di fungsikan kembali.
          “apa kau lelah??” Jitae membuka percakapannya dengan Donghae
          “aa.. anii.. sam..”
          “jadi kau sekolah di sini Hae?? bukankah ini keberuntungan??”
          “ne…”
          “kau.. benar-benar bermain gitar??”
          “ne..”
          “kau menyukainya?? Waeyo??”
          “eeoh? Molayo.. saat memainkannya rasanya itulah dunia..” jelas Donghae.
          “aku senang melihatmu…” ungkap Jitae.
          “nado sam…” senyum Donghae “sam tahu kan kalau aku salah satu penggemar berat itu??”
          “lebih dari itu Hae..” jawab Jitae.
**waffle_macaroon**

Siwon memperhatikan namja yang lebih kecil darinya itu. Dengan kacamata dan berkemeja rapi ia kelihatan seperti anak yang cerdas.
          “Lee Eunhyuk imnida..”
          “kau.. asistenku??” tebak Siwon
          “ne, Siwon ssi…”
          “benarkah? Sepertinya kau masih begitu muda?”
          “aahh.. aniyo, usiaku 26 tahun..”
          “mwo?? sincha?? Ah, mianhae Eunhyuk ssi..”
          “gwaenchana…”
          “ne, semoga kita bisa bekerja sama.. mohon bantuannya..” pinta Siwon.
Eunhyuk tersenyum, namja muda itu sudah tahu apa yang harus ia lakukan untuk membantu Siwon. Tuan Lee sudah menjelaskan seluruhnya beberapa hari yang lalu. Dan mulai saat ini ia menjadi salah satu orang kepercayaan keluarga Lee.
          “waeyo??” Siwon bertanya, Eunhyuk tersenyum sendiri dari tadi.
          “animida… hanya, aku sangat senang bisa bekerja disini..”
          “benarkah?? Apakah sebelumnya kau sudah pernah bekerja di tempat lain?”
Eunhyuk menggeleng “ini yang pertama, kebetulan Appaku juga bekerja disini dan aku mencoba untuk melamar juga..”
          “oohh, jadi Halbae sudah mengenal kalian lama??”
          “ne,.”
Siwon mengerti, Tuan Lee tidak akan memasukkan orang dengan sembarangan di perusahaannya kecuali ia sudah mengenal orang itu. dan untuk pekerjaan asisten, itu pastilah orang yang dipercayanya.
**waffle_macaroon**

          Junghyin masuk kamar putra bungsunya dengan jengkel. Ia tak tahan dengan barang-barang Donghae yang berantakan. Bahkan satu benda di ujung kamar itu ingin sekali dibuangnya.
          “Andwaeyo Umma!” teriak Donghae saat ia melihat sang Umma di kamarnya “jangan sentuh itu..” serunya sekali lagi. Junghyin sang Umma hampir melempar benda itu _gitar_.
          “kau masih main ini? sudah berapa kali Umma bilang kalau kau harus belajar soal perusahaan.. kau mau semua direbut oleh Siwon??”
          “waeyo? Bukankah memang ini hak Siwon hyung.. Halbe adalah orang paling bijaksana yang pernah ku kenal Umma, ia tak akan pernah membedakan cucunya.. kenapa Umma selalu kuatir soal itu?” Donghae duduk di pinggiran ranjangnya dengan tenang.
          “Yak, kau ini.. kau putra Umma satu-satunya.. kau yang berhak atas semua ini, dan dia.. dia sudah lama menghilang.. kenapa harus muncul tiba-tiba dan merebut semua hak mu? Umma tidak terima..”
Donghae semakin tidak mengerti jalan pikiran Junghyin “Umma.. kita bisa hidup tanpa perusahaan itu.. lagipula Yoonhae noona sudah memegang salah satu saham perusahaan, apa yang Umma cemaskan??”
Junghyin marah “kau ini, tentu saja semua yang Umma lakukan untukmu Hae,,”
          “tapi aku tidak ingin ke sana Umma.. Umma tahu kalau aku ingin jadi gitaris??”
          “Kau tak akan hidup karena gitar..”
          “Shirroo Umma… jangan paksa aku lagi.. jangan memaksaku untuk menuruti permintaan Umma lagi.. aku lelah!!” inilah yang ingin ia ungkapkan. Dengan mata berair ia meninggalkan Junghyin yang mematung di kamarnya. Tak ada gunanya untuk berada di situ kalau harus bertengkar lagi.

Tempat favoritnya, bangku ayunan putih di taman belakang rumah menghadap ke hamparan tanaman bunga.
Krrettt… krreett….
Ia mengayun pelan dengan menjejakkan kakinya ke tanah. Pandangannya kosong ke depan.. tangan kirinya..
Es cream…
          “mengapa makan es cream di tengah cuaca dingin Hae? kau bisa sakit…” namja itu duduk di samping Donghae.
          “hyung.. aku lelah dengan semua ini.. menuruti perkataan Umma.. membuatku semakin tersiksa..”
          “menuruti??”
          “kedatangan hyung ke rumah ini membuatnya semakin gila.. ia sangat takut kehilangan perusahaan..”
Siwon, namja itu tersenyum kecil “kau sendiri? Tak takut aku merebut semuanya darimu??”
Donghae menoleh, menatap hyungnya penuh arti “aku tidak tertarik sama sekali dengan semua itu.. Halbe tahu persis, makanya ia mencarimu kemarin..”
          “kau…”
          “ne, aku tahu semuanya hyung… kau satu-satunya harapan Halbe, Yoonhae noona tak akan mampu mengatasi ini sendiri.. lagipula kau lebih berhak atas itu.. Jungwoon Ajjussi putra sulung Halbae.. kau pewaris utamanya..”
Siwon menepuk pundak Donghae “aku melihat Donghae yang lain saat ini, apa ini benar-benar kau??”
Donghae tertawa, ia mengerti maksud pertanyaan Siwon. Semua orang akan menyangka kalau dirinya namja yang manja dan kekanakan. Ya, tak bisa disangkal.. tapi bukan berarti ia tak mampu berpikir dewasa.
Donghae kembali menghabiskan es creamnya..
          “tapi kau masih kekanakan..” ujar Siwon saat melihat dongsaengnya begitu antusias menghabiskan es cream di tangannya.
          “HYUNG.. kau tahu, Jitae Ajjussi.. mengajar di sekolahku..” riangnya tiba-tiba membuat Siwon sedikit terjungkal.
          “YAK, kau bisa bicara pelan-pelan??”
          “aahh.. aku sangat senang hyungie….” Peluknya “aku bisa mlihatnya setiap hari, aku bisa bicara dengannya kapan saja.. aku bisa..”
          “iisshh… berhentilah bercerita, kau melupakanku??”
          “OMO, kau cemburu hyung??”
          “NE!!”
Dan pecahlah tawa mereka berdua..
**waffle_macaroon**

          “Umma??”
          “Yoonhae… kau sudah pulang?”
          “waeyo? Terjadi sesuatu..” ada yang tidak baik yang di tangkap Yoonhae.
          “lakukan sesuatu Yonnhae-ya.. adikmu sudah keterlaluan.. dia benar-benar tidak peduli dengan kita.. dia membiarkan semuanya diambil oleh Siwon..”
Yoonhae menghela napas panjang “apa yang harus aku lakukan?”
          “minta bantuan Myungsoo.. tangani proyek yang besar itu dan tunjukkan pada Harabeoji kalau kau bisa.. kau tak kalah dari Siwon anak yang baru belajar itu..”
          “Umma.. bukankah aku sudah jauh lebih baik darinya? Siwon baru masuk universitas dan harus banyak belajar.. sedangkan aku? Aku sudah bisa mengusai semuanya.. apalagi yang Umma cemaskan? Haraboeji juga akan mengandalkanku..”
Junghyin marah “ANIYO… kau tidak mengerti? Siwon dipersiapkan untuk semua itu.. kau.. kau akan ditendang dari perusahaan itu..”
          “aniyo Umma, Harabeoji tidak akan pernah melakukan itu..”
          “Yak, kenapa kau tidak percaya? Kau mau kita keluar dari rumah ini?”
          “Shirooo!!”
          “kalau begitu lakukan perintah Umma..”
Yoonhae menyerah.. ia tak tahu apa yang harus dilakukannya lagi.. Myungsoo.. orang itu satu-satunya yang bisa membantunya.
**waffle_macaroon**

Hanya ada suara hentakan sendok yang mengenai piring saat pemegangnya mengambil sayur. Ia tak bersuara atau mungkin belum. Lihat saja, namja itu asik menikmati makan malamnya. Mengunyah pelan lalu tersenyum saat ia merasakan betapa enak masakan itu.
“Ajjuma.. ini enak..” di tolehnya seorang yeoja setengah abad yang berdiri disampingnya. Yeoja yang di panggil ajjuma itu membalas senyumnya dengan lembut.
“benarkah? Tuan muda kecil menyukainya??”
“aku selalu suka masakan Ajjuma..”
Namja di sampingnya ikut mengangguk “nado Ajjuma…”
          “gurrae hyung??”
          “tidak ada yang memasak seenak ini di rumah ini kan?”
Namja itu memicingkan mata, menoleh pada yeoja lain di depannya “Umma dan Noona.. sesekali belajarlah memasak..” celutuknya. Rupanya ia sudah melupakan kejadian tadi sore saat ia bertengkar dengan ummanya.
Tuan Lee hampir tersedak..
          “kau menyuruh Umma dan Noonamu memasak??”
          “aku ingin merasakan masakan Umma, sudah lama sekali Umma tidak membuatkan sarapan untukku..”
Ya, Junghyin, ummanya dulu sering membuat sarapan untuknya. Namun kebiasaan itu hilang begitu saja setelah namja itu mulai remaja. Ia lebih menyibukkan diri mengurus masalah tak penting di perusahaannya dan hanya memperhatikan Yoonhae, putrinya. Mungkin karena Yoonhae lebih bisa diandalkan dan lebih patuh padanya daripada putra bungsunya.
          “aku tidak hoby memasak..” datar Yoonhae
          “bagaimana dengan namjachingu Noona nanti?? Kau juga akan menikah kan noona??”
          “Yak.. untuk apa kau tanyakan itu? urus saja dirimu sendiri..”
          “noona, aku dongsaeng noona wajar kalau ingin tahu..”
          “aaiissh..” Yoonhae menggerutu, Junghyin? Ia memilih diam tak menanggapi Donghae.
Suasana sedikit tegang, mereka berlima makan dengan dingin.
          “Halbae.. Jitae mengajar di sekolah.. aku bisa bertemu dengannya setiap hari..” Donghae, kembali membuka suasana.
          “gurrae…”
          “ne,. aku bisa belajar gi… ah, ani.. aku bisa belajar bersamanya..”
Junghyin memandang ekspresi Donghae “nuguya??”
          “dia guru baru yang sangat ku kagumi.. aku mengenalnya saat mengikuti les..” bohong Donghae, tapi memang ia tak sepenuhnya berbohong.
Donghae mengenal Jitae saat ia menemani Sungmin les gitar.. Jitae adalah sahabat dari Songhyuk, guru musik Sungmin. Selebihnya, ia mengenal Jitae karena ia adalah seorang gitaris ternama.
Tuan Lee, menyelidik pada putrinya apa benar ia tak mengenal Jitae? Harusnya ia tahu siapa orang yang di maksud Donghae.
          “kau tak mengenalnya?”
          “apa aku harus tahu semua guru yang ada di kota ini?”
“haaahh..” Tuan Lee mendesah.. ‘seandainya kau tahu siapa dia..’ batinnya kemudian.

Lee Shinwa, atau Tuan Lee.. kini berhadapan dengan Siwon, cucu dari putra pertamanya.
          “ada apa Halbae memanggilku?”
          “ada beberapa hal yang harus ku sampaikan..” ia membuka file dalam tumpukan buku di mejanya, menyerahkan itu pada Siwon yang sudah duduk di depannya.
Namja itu serius membaca kertas putih itu..
          “Halbae.. ini..”
          “aku tahu kau masih baru belajar tapi aku yakin Eunhyuk akan membantumu.. karena bagaimanapun, kau harus segera mengambil ahli tanggungjawab itu..”
          “bagaimana dengan Yoonhae noona dan Donghae?”
          “bukankah sudah jelas di sana ku tuliskan??”
Siwon mengangguk “tapi.. Yoonhae noona akan merasa tergeser Halbae.. bukankah selama ini dia yang banyak bekerja?”
          “Siwon-ah.. aku rasa sudah sangat adil aku membagi semua yang ku miliki.. dan kau adalah pewaris utamanya.. perusahaan akan aman di tanganmu, dan aku yakin kau tak akan menelantarkan saudaramu kan??”
          “ne…..”
Tanpa mereka tahu, di balik pintu yang tak tertutup sepenuhnya itu, Junghyin mendengar semua pembicaraan mereka..
          “Abeoji benar-benar keterlaluan.. apa dia tidak bisa melihat selama ini Yoonhae putriku bekerja keras demi perusahaan itu? kenapa ia malah mewariskannya pada namja itu..??” geramnya. Ia tak terima kalau semua harta yang ada di berikannya pada Siwon, keponakannya sendiri. Rasa sakit hati menyergapnya..
          “kau dan ibumu sudah membuat oppaku menderita, sekarang kau mau membuat anak-anak menderita juga? Tidak akan kubiarkan!!” katanya sambil berlalu dari tempat itu.
**waffle_macaroon**

          “ini…” Jitae menyodorkan sekotak kue pada Donghae.
          “macaroon??”
          “kau suka?”
          “ne, kue kesukaanku…” senyumnya “darimana sam.. tahu??”
          “aku tidak tahu.. hanya kebetulan saja tadi aku beli..”
Donghae tersenyum lagi.. sudah lama ia tak menikmati kue itu, sejak Umma dan Noonanya berubah dan tak pernah mengajaknya ke toko kue lagi..
          “dulu, aku dan noona sering ikut Umma ke toko kue.. Yoonhae noona selalu memarahiku karena aku minta kue yang sama setiap ke toko itu..” ingatnya “ah, gumapta sam..”
Jitae mengangguk lembut.. ia mengoyak rambut Donghae hangat.. “makanlah..”
          “sam tak ikut makan?”
          “aku membelinya khusus untukmu, kemarin kau membantuku membersihkan ruangan ini sampai bersih.. padahal yang lain sudah pulang..”
Donghae mengangguk, ia menerima alasan jitae..
Namun dalam hati Jitae yang tak akan di dengar Donghae.. ‘tentu saja aku tahu semua hal tentangmu, Hae..’
          “setelah ini aku ingin menunjukkan sesuatu padamu..” ucapnya pada namja yang masih menikmati maccarone-nya.
          “ne..”
Jitae berjalan ke ujung ruangan, mengambil buku setebal 50 lembar dari lacinya dan menyodorkan ke Donghae.
          “ige mwoya?”
          “itu lagu yang baru saja ku tulis..”
Donghae menerimanya “sam membuat lagu??”
          “aku belum menunjukkan pada orang lain..”
          “benarkah??”
          “aku ingin kau memainkannya… kau mau??”
Tak ada alasan menolak bukan “NE!!” serunya membuat Jitae tertawa kecil apalagi wajah Donghae penuh dengan antusias.
**waffle_macaroon**

Seluruh orang memandangnya kagum. Ia sendiri masih risih dengan semua itu. Ditemani seseorang ia melangkah dengan pasti menuju lantai 17 dari bangunan megah itu. setelah ia menaiki salah satu lift tibalah ia pada ruangan yang di belakangnya terpapar kaca lebar sebagai jendela hingga penampakan pemandangan di luar sana menjadi penglihatan indang sepanjang matanya menengok. Semua perabot di ruang itu juga sama membuatnya kagum. Ingin sekali ia berdecak tapi rasanya kurang sopan..
“Kau sudah datang?…”
“ini semua milik Halbae??” belum ia sadar dari kekagumannya, padahal ia sudah beberapa kali menginjakkan kaki di sana.
“bukan.. ini milik kalian.. Halbae memberikan ini untuk kalian.. Kau, Yoonhae dan Donghae..”
Siwon, namja itu mengangguk.. Eunhyuk terkikik kecil melihat ekspresinya begitu juga dengan Jongkook..
          “hanya saja halbae percaya kau bisa mengurus semua ini..” sekali lagi meyakinkan Siwon “kau mau kan? Yoonhae tentu saja akan terlibat juga, namun seutuhnya Halbae serahkan semua ini padamu.. kau bisa menjadi pemimpin yang bijaksana kan?”
Siwon mengangguk walau ia sedikit ragu dengan dirinya sendiri, namun ia yakin dengan berjalannya waktu ia bisa memimpin perusahaan itu. ia tak ingin melepaskan mimpi yang sudah ada di depannya. Ia ingin menjadi orang yang sukses dan membantu Bong Ajjushi memperbaiki kedai kimchi-nya.
**waffle_macaroon**

          “Hyung, menurutmu aku bisa mengurus semua ini??” Siwon memutar kursinya menghadap jendela kaca di belakang mejanya.
          “tentu saja, mengapa kau tidak percaya dengan dirimu sendiri??” jawab Eunhyuk, rupanya mereka sudah akrab sekarang hingga tidak ada nada formal dalam percakapan mereka.
          “haah… berjanjilah akan selalu membantuku hyung, kau tahu aku tidak bisa sendiri??” ia kembali memutar kursinya menghadap Eunhyuk.
          “aku bukan orang yang suka ingkar janji Siwon-ah..!!” gerutunya.
          “gumawo hyungg….”
=ToBeContinue!!=
(^_0)

4 komentar:

  1. uwahhhh, akhirnya lanjut jg
    sumvah aq nunggunya sampe lumutan ehehe
    siapa jitae??? aq penasaran ama tuh org
    jitae appa hae kah??? reader sok tau
    kasih aku hadiah klo bener
    ahahaha

    BalasHapus
  2. yes akhirnya update juga lanjutan nya, kok feeling ku itu jitae appa nya Hae ya ^^ ditunggu update an selanjutnya ya Thor >.<

    BalasHapus
  3. Maccarone? Maksudnya kue Macaroon kali ya, Thor.
    Kenapa pakai judul kue yang manis2 ?
    Ceritanya pasti manis kaya' main cast-nya :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe,, iya nie baru nyadar klo tulisannya salah.. ok2.. gumapta ya.. :) diingatkan..

      Hapus