Cast : Donghae_Siwon_Sungmin_Yoonhae_LeeShinwa
Harrabeoji_JungHyin Umma_JiTae
Other Cast : Jongkook_Soo Ha_Myungsoo
Genre : Brothership, Family
Length : Long-long episode..
Chapter 1_b
Donghae tengah
menulis sesuatu pada buku di meja kelasnya. Matanya tak tertarik melihat
keributan teman-temannya yang mulai masuk kelas. Ia masih sibuk mencorat-coret
dan sesekali tersenyum sendiri. Tangan itu baru berhenti menulis saat terdengar
suara teduh dari arah depan kelas. Mata Donghae terbuka lebar saat tahu siapa
yang ada di kelasnya saat ini.
“anyeong….”
Tegur Kang songsaenim, wali kelas sekaligus guru satra mereka.
“sam….
Dia??” seorang murid sama terkejutnya dengan Donghae menunjuk seseorang yang
berdiri di samping guru mereka.
“benar..
kalian sudah pasti mengenalnya kan? Mulai hari ini.. Jitae songsaenim akan
mengajar kelas musik..”
“SINCCAYO???”
“JONGMALYO??”
teriak mereka.
Kang songsaenim sangat tahu
murid-muridnya mengidolakan Jitae. Sosok gitaris yang berwibawa itu.
“ne,
akan ada jadwal khusus untuk kelas kalian.. dan latihan akan dilakukan di ruang
kebun bawah..”
“MWO??
sam.. ruang itu seperti gudang bukan studio..” protes Minho, Ketua kelas.
“tentu
saja tugas kalian semua membersihkannya..!!” senyum Kang songsaenim.
Di tengah keributan itu, tak sepatah kata
keluar dari mulut Donghae. Namja itu terdiam seribu bahasa memandang Jitae
dengan penuh kesungguhan.
Mulai dari menyapu, mengangkat dan
membuang barang-barang tak terpakai sampai menata ruangan itu kembali rapi dan
dapat di fungsikan kembali.
“apa
kau lelah??” Jitae membuka percakapannya dengan Donghae
“aa..
anii.. sam..”
“jadi
kau sekolah di sini Hae?? bukankah ini keberuntungan??”
“ne…”
“kau..
benar-benar bermain gitar??”
“ne..”
“kau
menyukainya?? Waeyo??”
“eeoh?
Molayo.. saat memainkannya rasanya itulah dunia..” jelas Donghae.
“aku
senang melihatmu…” ungkap Jitae.
“nado
sam…” senyum Donghae “sam tahu kan kalau aku salah satu penggemar berat itu??”
“lebih
dari itu Hae..” jawab Jitae.
**waffle_macaroon**
Siwon memperhatikan namja yang lebih
kecil darinya itu. Dengan kacamata dan berkemeja rapi ia kelihatan seperti anak
yang cerdas.
“Lee
Eunhyuk imnida..”
“kau..
asistenku??” tebak Siwon
“ne,
Siwon ssi…”
“benarkah?
Sepertinya kau masih begitu muda?”
“aahh..
aniyo, usiaku 26 tahun..”
“mwo??
sincha?? Ah, mianhae Eunhyuk ssi..”
“gwaenchana…”
“ne,
semoga kita bisa bekerja sama.. mohon bantuannya..” pinta Siwon.
Eunhyuk tersenyum, namja muda itu sudah
tahu apa yang harus ia lakukan untuk membantu Siwon. Tuan Lee sudah menjelaskan
seluruhnya beberapa hari yang lalu. Dan mulai saat ini ia menjadi salah satu
orang kepercayaan keluarga Lee.
“waeyo??”
Siwon bertanya, Eunhyuk tersenyum sendiri dari tadi.
“animida…
hanya, aku sangat senang bisa bekerja disini..”
“benarkah??
Apakah sebelumnya kau sudah pernah bekerja di tempat lain?”
Eunhyuk menggeleng “ini yang pertama,
kebetulan Appaku juga bekerja disini dan aku mencoba untuk melamar juga..”
“oohh,
jadi Halbae sudah mengenal kalian lama??”
“ne,.”
Siwon mengerti, Tuan Lee tidak akan
memasukkan orang dengan sembarangan di perusahaannya kecuali ia sudah mengenal
orang itu. dan untuk pekerjaan asisten, itu pastilah orang yang dipercayanya.
**waffle_macaroon**
Junghyin
masuk kamar putra bungsunya dengan jengkel. Ia tak tahan dengan barang-barang
Donghae yang berantakan. Bahkan satu benda di ujung kamar itu ingin sekali
dibuangnya.
“Andwaeyo
Umma!” teriak Donghae saat ia melihat sang Umma di kamarnya “jangan sentuh
itu..” serunya sekali lagi. Junghyin sang Umma hampir melempar benda itu
_gitar_.
“kau
masih main ini? sudah berapa kali Umma bilang kalau kau harus belajar soal
perusahaan.. kau mau semua direbut oleh Siwon??”
“waeyo?
Bukankah memang ini hak Siwon hyung.. Halbe adalah orang paling bijaksana yang
pernah ku kenal Umma, ia tak akan pernah membedakan cucunya.. kenapa Umma
selalu kuatir soal itu?” Donghae duduk di pinggiran ranjangnya dengan tenang.
“Yak,
kau ini.. kau putra Umma satu-satunya.. kau yang berhak atas semua ini, dan
dia.. dia sudah lama menghilang.. kenapa harus muncul tiba-tiba dan merebut
semua hak mu? Umma tidak terima..”
Donghae semakin tidak mengerti jalan
pikiran Junghyin “Umma.. kita bisa hidup tanpa perusahaan itu.. lagipula
Yoonhae noona sudah memegang salah satu saham perusahaan, apa yang Umma
cemaskan??”
Junghyin marah “kau ini, tentu saja semua
yang Umma lakukan untukmu Hae,,”
“tapi
aku tidak ingin ke sana Umma.. Umma tahu kalau aku ingin jadi gitaris??”
“Kau
tak akan hidup karena gitar..”
“Shirroo
Umma… jangan paksa aku lagi.. jangan memaksaku untuk menuruti permintaan Umma
lagi.. aku lelah!!” inilah yang ingin ia ungkapkan. Dengan mata berair ia
meninggalkan Junghyin yang mematung di kamarnya. Tak ada gunanya untuk berada
di situ kalau harus bertengkar lagi.
Tempat favoritnya, bangku ayunan putih di
taman belakang rumah menghadap ke hamparan tanaman bunga.
Krrettt… krreett….
Ia mengayun pelan dengan menjejakkan
kakinya ke tanah. Pandangannya kosong ke depan.. tangan kirinya..
Es cream…
“mengapa
makan es cream di tengah cuaca dingin Hae? kau bisa sakit…” namja itu duduk di
samping Donghae.
“hyung..
aku lelah dengan semua ini.. menuruti perkataan Umma.. membuatku semakin
tersiksa..”
“menuruti??”
“kedatangan
hyung ke rumah ini membuatnya semakin gila.. ia sangat takut kehilangan
perusahaan..”
Siwon, namja itu tersenyum kecil “kau
sendiri? Tak takut aku merebut semuanya darimu??”
Donghae menoleh, menatap hyungnya penuh
arti “aku tidak tertarik sama sekali dengan semua itu.. Halbe tahu persis,
makanya ia mencarimu kemarin..”
“kau…”
“ne,
aku tahu semuanya hyung… kau satu-satunya harapan Halbe, Yoonhae noona tak akan
mampu mengatasi ini sendiri.. lagipula kau lebih berhak atas itu.. Jungwoon
Ajjussi putra sulung Halbae.. kau pewaris utamanya..”
Siwon menepuk pundak Donghae “aku melihat
Donghae yang lain saat ini, apa ini benar-benar kau??”
Donghae tertawa, ia mengerti maksud
pertanyaan Siwon. Semua orang akan menyangka kalau dirinya namja yang manja dan
kekanakan. Ya, tak bisa disangkal.. tapi bukan berarti ia tak mampu berpikir
dewasa.
Donghae kembali menghabiskan es
creamnya..
“tapi
kau masih kekanakan..” ujar Siwon saat melihat dongsaengnya begitu antusias
menghabiskan es cream di tangannya.
“HYUNG..
kau tahu, Jitae Ajjussi.. mengajar di sekolahku..” riangnya tiba-tiba membuat
Siwon sedikit terjungkal.
“YAK,
kau bisa bicara pelan-pelan??”
“aahh..
aku sangat senang hyungie….” Peluknya “aku bisa mlihatnya setiap hari, aku bisa
bicara dengannya kapan saja.. aku bisa..”
“iisshh…
berhentilah bercerita, kau melupakanku??”
“OMO,
kau cemburu hyung??”
“NE!!”
Dan pecahlah tawa mereka berdua..
**waffle_macaroon**
“Umma??”
“Yoonhae… kau sudah pulang?”
“waeyo? Terjadi sesuatu..” ada yang
tidak baik yang di tangkap Yoonhae.
“lakukan sesuatu Yonnhae-ya.. adikmu sudah
keterlaluan.. dia benar-benar tidak peduli dengan kita.. dia membiarkan
semuanya diambil oleh Siwon..”
Yoonhae
menghela napas panjang “apa yang harus aku lakukan?”
“minta bantuan Myungsoo.. tangani
proyek yang besar itu dan tunjukkan pada Harabeoji kalau kau bisa.. kau tak
kalah dari Siwon anak yang baru belajar itu..”
“Umma.. bukankah aku sudah jauh lebih
baik darinya? Siwon baru masuk universitas dan harus banyak belajar.. sedangkan
aku? Aku sudah bisa mengusai semuanya.. apalagi yang Umma cemaskan? Haraboeji
juga akan mengandalkanku..”
Junghyin
marah “ANIYO… kau tidak mengerti? Siwon dipersiapkan untuk semua itu.. kau..
kau akan ditendang dari perusahaan itu..”
“aniyo Umma, Harabeoji tidak akan
pernah melakukan itu..”
“Yak, kenapa kau tidak percaya? Kau
mau kita keluar dari rumah ini?”
“Shirooo!!”
“kalau begitu lakukan perintah Umma..”
Yoonhae
menyerah.. ia tak tahu apa yang harus dilakukannya lagi.. Myungsoo.. orang itu
satu-satunya yang bisa membantunya.
**waffle_macaroon**
Hanya ada suara hentakan sendok yang mengenai piring saat
pemegangnya mengambil sayur. Ia tak bersuara atau mungkin belum. Lihat saja,
namja itu asik menikmati makan malamnya. Mengunyah pelan lalu tersenyum saat ia
merasakan betapa enak masakan itu.
“Ajjuma.. ini enak..” di tolehnya seorang yeoja setengah abad
yang berdiri disampingnya. Yeoja yang di panggil ajjuma itu membalas senyumnya
dengan lembut.
“benarkah? Tuan muda kecil menyukainya??”
“aku selalu suka masakan Ajjuma..”
Namja
di sampingnya ikut mengangguk “nado Ajjuma…”
“gurrae hyung??”
“tidak ada yang memasak seenak ini di
rumah ini kan?”
Namja
itu memicingkan mata, menoleh pada yeoja lain di depannya “Umma dan Noona..
sesekali belajarlah memasak..” celutuknya. Rupanya ia sudah melupakan kejadian
tadi sore saat ia bertengkar dengan ummanya.
Tuan
Lee hampir tersedak..
“kau menyuruh Umma dan Noonamu
memasak??”
“aku ingin merasakan masakan Umma,
sudah lama sekali Umma tidak membuatkan sarapan untukku..”
Ya,
Junghyin, ummanya dulu sering membuat sarapan untuknya. Namun kebiasaan itu
hilang begitu saja setelah namja itu mulai remaja. Ia lebih menyibukkan diri
mengurus masalah tak penting di perusahaannya dan hanya memperhatikan Yoonhae,
putrinya. Mungkin karena Yoonhae lebih bisa diandalkan dan lebih patuh padanya
daripada putra bungsunya.
“aku tidak hoby memasak..” datar
Yoonhae
“bagaimana dengan namjachingu Noona
nanti?? Kau juga akan menikah kan noona??”
“Yak.. untuk apa kau tanyakan itu?
urus saja dirimu sendiri..”
“noona, aku dongsaeng noona wajar
kalau ingin tahu..”
“aaiissh..” Yoonhae menggerutu,
Junghyin? Ia memilih diam tak menanggapi Donghae.
Suasana
sedikit tegang, mereka berlima makan dengan dingin.
“Halbae.. Jitae mengajar di sekolah..
aku bisa bertemu dengannya setiap hari..” Donghae, kembali membuka suasana.
“gurrae…”
“ne,. aku bisa belajar gi… ah, ani..
aku bisa belajar bersamanya..”
Junghyin
memandang ekspresi Donghae “nuguya??”
“dia guru baru yang sangat ku kagumi..
aku mengenalnya saat mengikuti les..” bohong Donghae, tapi memang ia tak sepenuhnya
berbohong.
Donghae
mengenal Jitae saat ia menemani Sungmin les gitar.. Jitae adalah sahabat dari
Songhyuk, guru musik Sungmin. Selebihnya, ia mengenal Jitae karena ia adalah
seorang gitaris ternama.
Tuan
Lee, menyelidik pada putrinya apa benar ia tak mengenal Jitae? Harusnya ia tahu
siapa orang yang di maksud Donghae.
“kau tak mengenalnya?”
“apa aku harus tahu semua guru yang
ada di kota ini?”
“haaahh..”
Tuan Lee mendesah.. ‘seandainya kau tahu siapa dia..’ batinnya kemudian.
Lee
Shinwa, atau Tuan Lee.. kini berhadapan dengan Siwon, cucu dari putra
pertamanya.
“ada apa Halbae memanggilku?”
“ada beberapa hal yang harus ku
sampaikan..” ia membuka file dalam tumpukan buku di mejanya, menyerahkan itu
pada Siwon yang sudah duduk di depannya.
Namja
itu serius membaca kertas putih itu..
“Halbae.. ini..”
“aku tahu kau masih baru belajar tapi
aku yakin Eunhyuk akan membantumu.. karena bagaimanapun, kau harus segera
mengambil ahli tanggungjawab itu..”
“bagaimana dengan Yoonhae noona dan
Donghae?”
“bukankah sudah jelas di sana ku
tuliskan??”
Siwon
mengangguk “tapi.. Yoonhae noona akan merasa tergeser Halbae.. bukankah selama
ini dia yang banyak bekerja?”
“Siwon-ah.. aku rasa sudah sangat adil
aku membagi semua yang ku miliki.. dan kau adalah pewaris utamanya.. perusahaan
akan aman di tanganmu, dan aku yakin kau tak akan menelantarkan saudaramu
kan??”
“ne…..”
Tanpa
mereka tahu, di balik pintu yang tak tertutup sepenuhnya itu, Junghyin
mendengar semua pembicaraan mereka..
“Abeoji benar-benar keterlaluan.. apa
dia tidak bisa melihat selama ini Yoonhae putriku bekerja keras demi perusahaan
itu? kenapa ia malah mewariskannya pada namja itu..??” geramnya. Ia tak terima
kalau semua harta yang ada di berikannya pada Siwon, keponakannya sendiri. Rasa
sakit hati menyergapnya..
“kau dan ibumu sudah membuat oppaku
menderita, sekarang kau mau membuat anak-anak menderita juga? Tidak akan
kubiarkan!!” katanya sambil berlalu dari tempat itu.
**waffle_macaroon**
“ini…”
Jitae menyodorkan sekotak kue pada Donghae.
“macaroon??”
“kau
suka?”
“ne,
kue kesukaanku…” senyumnya “darimana sam.. tahu??”
“aku
tidak tahu.. hanya kebetulan saja tadi aku beli..”
Donghae tersenyum lagi.. sudah lama ia
tak menikmati kue itu, sejak Umma dan Noonanya berubah dan tak pernah mengajaknya
ke toko kue lagi..
“dulu,
aku dan noona sering ikut Umma ke toko kue.. Yoonhae noona selalu memarahiku
karena aku minta kue yang sama setiap ke toko itu..” ingatnya “ah, gumapta
sam..”
Jitae mengangguk lembut.. ia mengoyak
rambut Donghae hangat.. “makanlah..”
“sam
tak ikut makan?”
“aku
membelinya khusus untukmu, kemarin kau membantuku membersihkan ruangan ini
sampai bersih.. padahal yang lain sudah pulang..”
Donghae mengangguk, ia menerima alasan
jitae..
Namun dalam hati Jitae yang tak akan di
dengar Donghae.. ‘tentu saja aku tahu semua hal tentangmu, Hae..’
“setelah
ini aku ingin menunjukkan sesuatu padamu..” ucapnya pada namja yang masih
menikmati maccarone-nya.
“ne..”
Jitae berjalan ke ujung ruangan,
mengambil buku setebal 50 lembar dari lacinya dan menyodorkan ke Donghae.
“ige
mwoya?”
“itu
lagu yang baru saja ku tulis..”
Donghae menerimanya “sam membuat lagu??”
“aku
belum menunjukkan pada orang lain..”
“benarkah??”
“aku
ingin kau memainkannya… kau mau??”
Tak ada alasan menolak bukan “NE!!”
serunya membuat Jitae tertawa kecil apalagi wajah Donghae penuh dengan
antusias.
**waffle_macaroon**
Seluruh orang memandangnya kagum. Ia sendiri masih risih dengan
semua itu. Ditemani seseorang ia melangkah dengan pasti menuju lantai 17 dari
bangunan megah itu. setelah ia menaiki salah satu lift tibalah ia pada ruangan
yang di belakangnya terpapar kaca lebar sebagai jendela hingga penampakan
pemandangan di luar sana menjadi penglihatan indang sepanjang matanya menengok.
Semua perabot di ruang itu juga sama membuatnya kagum. Ingin sekali ia berdecak
tapi rasanya kurang sopan..
“Kau sudah datang?…”
“ini semua milik Halbae??” belum ia sadar dari kekagumannya,
padahal ia sudah beberapa kali menginjakkan kaki di sana.
“bukan.. ini milik kalian.. Halbae memberikan ini untuk kalian..
Kau, Yoonhae dan Donghae..”
Siwon,
namja itu mengangguk.. Eunhyuk terkikik kecil melihat ekspresinya begitu juga
dengan Jongkook..
“hanya saja halbae percaya kau bisa
mengurus semua ini..” sekali lagi meyakinkan Siwon “kau mau kan? Yoonhae tentu
saja akan terlibat juga, namun seutuhnya Halbae serahkan semua ini padamu.. kau
bisa menjadi pemimpin yang bijaksana kan?”
Siwon
mengangguk walau ia sedikit ragu dengan dirinya sendiri, namun ia yakin dengan
berjalannya waktu ia bisa memimpin perusahaan itu. ia tak ingin melepaskan
mimpi yang sudah ada di depannya. Ia ingin menjadi orang yang sukses dan
membantu Bong Ajjushi memperbaiki kedai kimchi-nya.
**waffle_macaroon**
“Hyung, menurutmu aku bisa mengurus
semua ini??” Siwon memutar kursinya menghadap jendela kaca di belakang mejanya.
“tentu saja, mengapa kau tidak percaya
dengan dirimu sendiri??” jawab Eunhyuk, rupanya mereka sudah akrab sekarang
hingga tidak ada nada formal dalam percakapan mereka.
“haah… berjanjilah akan selalu
membantuku hyung, kau tahu aku tidak bisa sendiri??” ia kembali memutar
kursinya menghadap Eunhyuk.
“aku bukan orang yang suka ingkar
janji Siwon-ah..!!” gerutunya.
“gumawo hyungg….”
=ToBeContinue!!=
(^_0)
uwahhhh, akhirnya lanjut jg
BalasHapussumvah aq nunggunya sampe lumutan ehehe
siapa jitae??? aq penasaran ama tuh org
jitae appa hae kah??? reader sok tau
kasih aku hadiah klo bener
ahahaha
yes akhirnya update juga lanjutan nya, kok feeling ku itu jitae appa nya Hae ya ^^ ditunggu update an selanjutnya ya Thor >.<
BalasHapusMaccarone? Maksudnya kue Macaroon kali ya, Thor.
BalasHapusKenapa pakai judul kue yang manis2 ?
Ceritanya pasti manis kaya' main cast-nya :')
hehe,, iya nie baru nyadar klo tulisannya salah.. ok2.. gumapta ya.. :) diingatkan..
Hapus