Selasa, 04 November 2014

Waffle&Macaroon Ch.2(a)

Cast : Donghae_Siwon_Sungmin_Yoonhae_LeeShinwa Harrabeoji_JungHyin Umma_JiTae
Other Cast : Jongkook_Soo Ha_Myungsoo
Genre : Brothership, Family
Length : Long-long episode..

Ch.2(a) Lie to Me??
**waffle_macaroon**
          Ia menyesap espresso yang dipesannya bersama waffle kesukaannya. Kalau harus dikatakan meratapi hidup? Tidak! tapi banyak hal yang membuatnya merasa berat untuk melangkah.
          “hyung, kau tidak memesankanku makanan?” protes seorang namja yang baru saja datang, namja yang ia tunggu sejak dua puluh menit lalu.
          “sudah… tunggu saja sebentar..” benar katanya, beberapa menit berikutnya pelayan menyajikan maccarone dan coklat shake untuknya.
Matanya berbinar melihat kue itu, senyumnya semakin lebar tatkala ia mencoba menggigit ujung macaroon.
Entah sejak kapan, Donghae dan Siwon saling tahu kue kesukaan masing-masing. Yang jelas setiap kali mereka ke tempat itu, tidak ada menu lain yang mereka pesan.
          “sebenarnya kenapa hyung mengajakku kemari? Aku ada latihan dengan Sungmin hyung hari ini..”
          “OMO.. hari-harimu hanya kau isi dengan bermain gitar?? Bukankah di sekolah sudah ada Jitae songsaengnim??”
Donghae menghela.. “ne, minggu depan Sungmin hyung tidak mengajarku lagi.. dia sibuk dengan tugas akhir kuliahnya..”
Siwon tertawa melihat kerucut di bibir sang dongsaeng.
          “Yak, kenapa kau tertawa hyung, tidak ada yang lucu..”
          “kau ini.. hem, gurrae,, aku hanya ingin bertanya.. hadiah apa yang kau inginkan minggu depan??”
Donghae membulatkan matanya.. ia baru ingat, minggu depan adalah hari spesial buatnya..
          “aku… sebenarnya aku tidak ingin apapun hyung..”
          “benarkah??”
          “ne, aku tidak ingin apapun.. cukup ada kalian di sampingku saja..”
          “hah, baiklah.. akan ku pikirkan nanti hadiah apa yang akan kuberikan padamu..”
Donghae giliran tertawa.. “kau begitu serius hyung…”
          “karena aku menyayangimu Hae..”
          “apa hubungannya? Umma dan Noona tidak pernah mengatakannya, kau berani??”
          “waeyo? Menyayangi seorang dongsaeng tidak ada hubungannya dengan keberanian Hae.. tapi dengan ketulusan..”
Donghae tersenyum “nado saranghae hyungnim!!”
**waffle_macaroon**

          “ini…” setumpuk buku dibawanya ke depan Donghae.
          “ige mwoya??”
          “umma mencarikanmu soal-soal ujian.. ingat kau harus lulus dengan nilai bagus agar di terima di universitas terbaik.. kau harus meneruskan bisnis Lee Group”
Perasaan malas langsung menderanya “jadi umma ingin aku lulus hanya untuk itu?? aku tidak mau..”
          “apa maksudmu Hae..”
          “Umma, sudah berulang kali aku mengatakannya.. aku tidak suka urusan bisnis.. aku ingin jadi..”
          “gitaris???” Junghyin menatap sinis pada anaknya.
          “ne…” sendunya.
          “kau ini, kau anak laki-laki umma satu-satunya Hae.. dan kau tidak mau menuruti permintaanku??”
          “Umma, kenapa begitu memaksa?? Sebegitu pentingkah itu?? lebih penting daripada kebahagiaan anakmu sendiri??”
PLAAAKKK!!
Satu tamparan mendarat di pipi kanan Donghae… Donghae terkejut setengah kesakitan. Pertama kalinya ia mendapat tamparan dari Junghyin sang umma..
          “UMMA! DONGHAE!” Yoonhae berlari menghampiri dongsaengnya “apa yang umma lakukan?? Umma menyakitinya..” yeoja itu memeluk Donghae erat “aku tahu Umma marah padanya, tapi bukan begini caranya.. ingat janji umma…”
          “janji??” Donghae melepaskan pelukan Yoonhae dengan mata yang mulai sembab.
          “ani Hae.. bukan apa-apa..” gugup Yoonhae.
Junghyin masih mematung di depan kedua anaknya, ia sendiri tak sadar melakukan itu pada Donghae. Bagaimanapun ia, Donghae adalah putra yang dicintainya.
          “gwaenchana??”
          “ne, noona…”
          “sudah, sebaiknya kau kekamarmu… noona ingin bicara dengan Umma..”
Donghae menurut perintah Yoonhae. Satu tangannya masih setia memegang pipi kanannya..
Yoonhae menarik Junghyin untuk duduk di sofa ruangan itu..
          “Yoonhae-ya.. umma menamparnya??” tanyanya parau.
          “ne…” jawab Yoonhae dan satu isakan terdengar dari mulut Junghying… “Umma, aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau ia tahu semuanya.. jadi jangan memancingnya untuk kembali mengingat kejadian dulu..”
          “dia yang memulai.. dia benar-benar…”
          “bagaimanapun seorang anak memiliki kesamaan dengan orangtuanya, apakah Umma akan menyalahkan itu??” lirih Yoonhae “aku ingat pertama kali umma mengajari kami menyanyi.. aku ingat Donghae selalu menyanyikan lagu itu setiap hari.. bahkan ia memaksaku menyanyikannya untuknya sampai ia terlelap..”

_=_Flashback On_=_
Go-un-jeom-bak-i-phu-reun-bu-jeon-na-bi.. Mo-si-geum-ja-ra-nam-saeng-i-iph-beol-le..
Song-got-beol-le-sal-i-nam-jak-maeb-si-beol.. Eo-li-deung-e-sal-i-mung-thuk-maeb-si-beol.. ***)
***) Panda and Hedgehog – lagu peyemangat Go SeungJi
Gadis kecil itu terus menyanyikan lagu itu..
          “noona, pandai menyanyi..”
          “tentu saja…”
          “nanti aku akan main musik ini…” namja kecil disampingnya menunjukkan gambar sebuah gitar pada kakak perempuannya “aku suka…”
          “kau ingin memainkannya??”
          “ne..”
          “baiklah.. tapi kau harus tidur dulu sekarang…” bujuknya sambil kembali menyanyikan lagu yang sama sampai dongsaengnya terlelap.
_=_Flashback Off_=_
**waffle_macaroon**

Donghae menemui Jitae malam itu..
          “sam…….” Panggilnya sambil mengetuk pintu.
          “Lee Donghae?? waeyo? Kenapa kau ke sini??” namja itu sedikit bingung dengan kedatangannya.
          “biarkan aku masuk dulu…” Donghae langsung masuk sebelum Jitae mengijinkannya. Ia duduk di kursi tempat biasanya dan mengambil gitar Jitae lalu memainkannya tak karuan.
          “waeyo??”
          “sam, kau tahu? Umma sudah keterlaluan… ia barusan menamparku..”
Jitae mengerutkan kening “lalu kenapa kau kemari? Ini sudah malam..”
          “Halbae dan hyung belum pulang.. dan ini tempat terdekat yang bisa kujangkau.. hanya tinggal turun di halte pertama sejak aku naik bus..”
Jitae mengoyak rambutnya frustasi.. ‘anak ini aneh’ gumannya.
          “pulanglah, mereka akan mencarimu.. apa harus ku antar?? Berapa usiamu sebenarnya eeohh??”
          “sam… aiish, kau tidak tahu..” gerutunya.
          “YAK, aku ini seorang guru.. lebih tua darimu, bersikaplah sopan..”
Donghae bergidik, sepertinya tadi Jitae tidak seperti itu.. kenapa sekarang berubah?? Ia sedikit menunduk dan takut. Jitae merasa telah melakukan kesalahan, ia tepuk pelan pundak Donghae.
          “dengar Hae, ini sudah malam.. sebaiknya kau pulang, aku yakin sebentar lagi hyung dan Halbae juga pulang.. mereka akan cemas kalau kau tak dirumah.. bahkan aku yakin, ibumu juga akan mencemaskanmu.. tidak ada ibu yang tidak mencintai anaknya..”
Donghae sedikit berkaca…
          “kajja, ku antar sampai halte..” akhirnya ia mengangguk.
          “gumapta..”
**waffle_macaroon**

          “waeyo? Kenapa wajahmu cemas seperti itu?” Tuan Lee yang baru saja pulang itu melihat kecemasan di wajah putrinya, Junghyin.
          “Abeoji…” lirihnya
          “waeyo? Ada masalah??”
          “A..abeoji.. aku menampar Donghae..”
          “MWO?? MWORAGO?? Ka..kau.. aaiissh, kenapa kau lakukan itu??”
          “Dia.. dia selalu menolak permintaanku..”
          “hah, sudah kukatakan jangan memaksakan kehendakmu padanya.. Donghae sudah terlalu banyak terluka oleh ulahmu Junghyin-ah.. dia putramu..”
          “justru karena dia putraku aku ingin dia mendapatkan yang terbaik Abeoji..”
          “dengan terus memaksanya untuk menuruti kehendakmu??”
          “Ab…..”
          “HALLLBBAAEE…….” Ucapan Junghyin terpotong oleh teriakan seseorang. Siapa lagi punya hoby berteriak di rumah ini.
          “Donghae… kau baru pulang? Darimana? Gwaencana?” Donghae yang barada di dalam pelukannya mengangguk pasti.
          “nan gwaenchana Halbae.. aku baru saja dari tempat Jitae songsaenim..”
          “mwo??”
          “ne, ada hal yang kukerjakan di sana..”
          “apa??”
          “OMO!! Sejak kapan Halbae menjadi orang yang ingin tahu urusan orang lain?” tanyanya polos.
Tuan Lee tersenyum, ia mengoyak pelan rambut Donghae dengan hangat. Junghyin melihat semua itu tepat di depan matanya. tak mampu berkata-kata dan tak bisa mengutarakan maaf..
          “Umma, kau belum tidur??” tanya Donghae tiba-tiba seakan tidak terjadi apapun sebelumnya.
Inilah yang membuat Tuan Lee sangat menyayangi Donghae, cucunya itu. Ketulusan hatinya, kepolosannya, Donghae tidak pernah membenci orang lain, tidak pernah menyimpan dendam berkepanjangan. Berulang kali ia terluka oleh ibunya sendiri, tapi tetap.. Donghae tidak pernah mengungkitnya dan selalu ada maaf bagi Junghyin. ‘Umma adalah orang yang melahirkanku, mana mungkin aku membencinya?’ begitulah ia kalau ditanya.
          “Hae.. kau sudah makan?” tanya Tuan Lee saat tahu Junghyin tidak menjawab pertanyaan Donghae “kau sudah bertemu hyungmu hari ini?” tanyanya lagi.
          “aahh.. gurrae.. hyungnim!!” ujarnya “aku kekamar hyung…” Donghae segera berlari mengingat Siwon.
**waffle_macaroon**

          “apa masih sakit?”
Dia menggeleng “rasanya yang sakit di sini hyung..” tangannya diletakkan di dadanya pelan “aku susah bernapas.. sesak..”
Siwon mengerti, hatinya jauh lebih sakit daripada pipi yang mendapat tamparan itu.
          “kemarilah..”
Tidak ada yang bisa dilakukan Siwon selain memeluk dongsaengnya. Ia mengusap pelan punggung Donghae dengan lembut.
          “hyung, pelukanmu menyembuhkan sakitku..”
          “benarkah? Kalau begitu hyung akan memelukmu setiap kau sakit.. datanglah pada hyung..”
          “ne…” katanya sambil semakin menyembunyikan wajahnya di dada bidang Siwon.
          “hyung?”
          “ne..”
          “boleh aku tidur denganmu?”
          “kenapa tidak? Tidurlah.. hyung akan terus memelukmu..”
          “waeyo? Hyung melakukan ini padaku?”
          “karena kau dongsaengku..”
          “kita tidak sedarah hyung..”
          “kita punya Halbae yang sama..”
          “aahh.. ne..”
**waffle_macaroon**
         
          “ini apa hyung??” Donghae menerima kotak biru tua itu dari Siwon.
          “bukalah….”
Dengan tergesa ia membukanya dan medapati sebuah benda yang paling diinginkannya di sana..
          “h..hyung… gumawo.. jongmal gumawo…”
Siwon hanya mampu tersenyum “saengil chukae Hae… hyung harap kau suka.. tadinya hyung ingin membelikanmu gitar tapi itu pasti akan membuatmu bertengkar lagi dengan Ajjuma..” bisiknya seru.
          “nah.. Hae, katakan.. pesta seperti apa yang kau inginkan??” tanya Tuan Lee yang dari tadi bersama mereka.
          Donghae menghentikan makan paginya… karena memang saat ini mereka ada di ruang makan menikmati sarapannya. Hanya bertiga.. ya.. Junghyin entah kemana, apa sudah lupa dengan ulang tahun anaknya sendiri.. Yoonhae.. sudah berangkat pagi-pagi namun ia sempat meletakkan sebuah sepatu baru untuk dongsaengnya sebagai hadiah ulangtahun..
          “ahh.. aku tidak suka pesta Halbae…”
          “lalu kau ingin apa dari Halbe tahun ini??”
          “ehmm…” nampak ia berpikir kemudian “hyung sudah memberiku benda ini.. jadi aku butuh earphone untuk mendengarkannya..” ia menunjukkan mp4 baru dari Siwon.
Tuan Lee tertawa, cucu kesayangannya yang satu tak pernah meminta hal yang berlebihan.. keinginannya selalu sederhana..
          “gurraae…. Nanti Halbe belikan untukmu..”
          “ehm, aku juga ingin kita makan malam bersama.. harus ada Sungmin hyung, Joongkok Ajjussi.. dan juga Jitae Songsaengnim..”
          “MWOO???” Tuan Lee nampak terkejut dengan permintaannya kali ini.. namun ia berusaha untuk tidak terlihat mencurigakan.
          “waeyo??”
          “eeohh.. aa.. aniyo.. nanti Halbae akan mengurusnya..”
          “jongmalyo??? Aahh… gumapta Halbe..”
**waffle_macaroon**

          “Kansamhamnida sam….” Seulas senyum di bibir Donghae. selembar kertas diterimanya dari Jitae.
          “lagu ini khusus untukmu Hae… hanya untukmu..!! anggap saja sebagai hadiah ulang tahunmu..”
Mata Donghae berkaca-kaca.. ia tak menyangka Jitae memberinya hadiah sespesial itu..
          “kalau begitu bisakah nanti Sam datang kerumah? Aku mengundang makan malam..”
Jitae nampak berpikir…
          “hm.. mian Hae.. untuk yang satu itu aku tidak bisa.. nanti malam aku ada urusan yang harus ku selesaikan, kau tahu kan tugas seorang guru banyak sekali??”
Donghae mengangguk mengerti walau ia sedikit kecewa.. namun ia sudah sangat senang saat Jitae mengingat ulang tahunnya.
**waffle_macaroon**
          “WOOOAAAWW… Ajjuma… ini masakan Ajjuma semua?? Memasak sebanyak ini apa tidak lelah??” Donghae melihat meja makan penuh dengan masakan. Sebuah kue ulang tahun dengan macaroon diatasnya juga ada di sana.. tentu saja untuk merayakan ulangtahunnya.
          “Tuan muda kecil senang??”
          “tentu saja.. Gumapta Ajjuma…”
Setelahnya suara riuh terdengar di meja makan itu. semuanya berkumpul atas permintaan Donghae. Ia bahkan tak menyangka akan mendapatkan hadiah dari umaanya. Walau suasana sedikit dingin karena Umma dan Noonanya tidak menyukai kehadiran Siwon di tengah mereka.
**waffle_macaroon**
Namja 18 tahun itu berdiri didepan cermin. Ia mengamati wajahnya namun justru wajah orang lain yang diingatnya..
Donghae, masih nampak berpikir… hingga sudut matanya menangkap sosok lain di ujung kamarnya. Sosok yang tertempel didinding kamarnya beberapa hari yang lalu…
          “waeyo?? Ada apa dengan wajah ini??”
          “YAK!! Kau.. Sungmin sudah menunggumu di bawah babo!!” pukul Yoonhae di kepalanya. Noonanya tiba-tiba masuk kamar dan berteriak padanya.
          “KAU… YAK!! Donghae-ya… kau dengar aku???” Yoonhae jengkel karena tak diperhatikan dongsaengnya.. tapi kini ia malah ikut menatap apa yang di lihat Donghae.
          “mwoooo??? Kau?? Darimana kau dapat foto itu??”
          “noona… kau mengenalnya??”
          “aahhh.. aannii…”
          “Jitae… dia gitaris terkenal itu noona, yang mengajar di sekolahku juga.. aku menempelkan fotonya disini agar aku selalu memiliki keberanian..”
          “Jitae??? Gitaris??”
          “ne, waeyo?? Kau tampak terkejut??” Donghae menatap wajah Yoonhae lekat.
          “ani.. aniyo…”

          ‘maafkan noona, Hae..’
Yoonhae terdiam dalam duduknya sampai kedatangan Myungsoo saja ia tidak sadar. Namja yang sudah menemaninya dan menjadi kepercayaannya itu duduk di depanya dengan satu meja memisahkan jarak mereka.
          “Nona!!” suara bass menggema keras membuat yang dipanggil sedikit terkejut “ada masalah?? Kau sakit? wajahmu pucat…”
          “ohh.. gwaenchana..”   
Myungsoo mengangguk, ia tak ingin menanyakan lagi padanya.. karena ia pun punya tujuan lain keruangan Yoonhae.
          “Yeorim Group bersedia bekerjasama dengan kita.. ini berkasnya dan harap segera ditandantangani.. mereka ingin bertemu dengan kita besok..”
Yoonhae nampak tak antusias, ia menyambut kertas-kertas itu perlahan dan melakukan apa yang dikatakan Myungsoo..
          “aku akan bertemu dengan Umma, tolong cancel beberapa kegiatan yang ada sore nanti..”
          “saya mengerti…” Myungsoo kembali berdiri dan keluar tanpa banyak tanya.
Yoonhae kembali gelisah saat Myungsoo pergi..
          **waffle_macaroon**

Siwon bertemu dengan Yoonhae di lobi depan namun sepertinya Yoonhae sedang terburu hingga ia tak menyadari Siwon di dekatnya.
          “waeyo?? Kenapa Yoonhae noona terburu-buru? Apa ada masalah??”
Eunyuk di samping Siwon ikut memperhatikan langkah Yoonhae saat mendengar pertanyaan Siwon entah pada dirinya atau pada siapa.
          “Hyung… aku akan pergi…”
          “Yak, Siwon-ah.. kau akan mengikuti yeoja itu?? kau menyukainya??”
          “HYUNG!! Dia itu Yoonhae.. LeeYoonhae..”
Eunhyuk tertawa, tentu saja ia tahu maksud teriakan Siwon. Mereka adalah saudara dan Siwon tidak mungkin menyukainya terlebih Eunhyuk tahu yeoja seperti apa impian Siwon.

Siwon makin heran saat Umma Lee ikut bersama Yoonhae..
          “untuk apa mereka ke sekolah Donghae?? apa anak itu mendapat masalah? Tapi kenapa tidak menghubungiku??”
Dua orang yeoja yang diikuti Siwon kini berjalan menyusur lorong sekolah Donghae. jangan tanya kenapa mereka bisa melakukan itu.. tentu saja tidak ada yang berani menolak setiap keinginan mereka, donatur utama di sekolah itu.
          “Donghae-ya….”
          “Umma?? Noona?? Kalian… tunggu, untuk apa kalian kesini? Aku tidak membuat masalah.. tidak ada surat panggilan untuk wali..”
PLAKKKKKKK!!
Donghae justru dikejutkan oleh tamparan ummanya pada Jitae yang tepat berdiri di sampingnya..
          “u..uumm..UUMA!! waeyo??”
          “Donghae, sebaiknya kau pergi.. umma ada urusan dengannya..”
          “Shieroooo!! Kau menampar sam tanpa sebab.. waeyo??”
          “ne, dia membuatnya memilih gitar sialan itu daripada kita Hae…”
          “dia?? Membuatnya?? kita?? apa maksudnya??”
Bukan Donghae saja yang terkejut dengan pengakuan itu, Siwon yang mengikuti mereka pun juga terkejut dibuatnya. Saat itulah Junghyin sadar akan apa yang dilakukannya.. Yoonhae tak bisa berkata apapun…
          “kalian menyembunyikan sesuatu dariku??”
          “ani..Hae-ya..”
          “katakan umma..”
          “………”
_ToBeContinue_

2 komentar:

  1. nah tuh kan, aq blg jg apa, jitae itu pasti ada sesuatu itu ama donghae, hae kan kehilangan ingatan kecilnya...
    pasti ada hubungannya ama jitae, iya kan?? iya kan???
    pokoknya lanjut jgn lama2

    BalasHapus
  2. huaaaa akhirnya update juga >.< tapi kenapa TBC nya harus disitu coba kan aku jadi penasaran :3 dan kira2 apa ya rasia yang disembunyikan umma nya Hae dan yang jelas itu pasti ada kaitan nya sama siapa jati diri jitae deh jangan lama2 ya thor update nya dah penasaran akut nich >.<

    BalasHapus