Cast : Donghae_Siwon_Sungmin_Yoonhae_LeeShinwa
Harrabeoji_JungHyin Umma_JiTae
Other Cast : Jongkook_Soo Ha_Myungsoo
Genre : Brothership, Family
Length : Long-long episode..
Ch.2(a) Lie to Me??
**waffle_macaroon**
Ia menyesap espresso yang dipesannya bersama
waffle kesukaannya. Kalau harus dikatakan meratapi hidup? Tidak! tapi banyak
hal yang membuatnya merasa berat untuk melangkah.
“hyung, kau tidak memesankanku
makanan?” protes seorang namja yang baru saja datang, namja yang ia tunggu
sejak dua puluh menit lalu.
“sudah… tunggu saja sebentar..” benar
katanya, beberapa menit berikutnya pelayan menyajikan maccarone dan coklat
shake untuknya.
Matanya berbinar
melihat kue itu, senyumnya semakin lebar tatkala ia mencoba menggigit ujung macaroon.
Entah sejak kapan,
Donghae dan Siwon saling tahu kue kesukaan masing-masing. Yang jelas setiap
kali mereka ke tempat itu, tidak ada menu lain yang mereka pesan.
“sebenarnya kenapa hyung mengajakku
kemari? Aku ada latihan dengan Sungmin hyung hari ini..”
“OMO.. hari-harimu hanya kau isi
dengan bermain gitar?? Bukankah di sekolah sudah ada Jitae songsaengnim??”
Donghae menghela..
“ne, minggu depan Sungmin hyung tidak mengajarku lagi.. dia sibuk dengan tugas
akhir kuliahnya..”
Siwon tertawa melihat
kerucut di bibir sang dongsaeng.
“Yak, kenapa kau tertawa hyung, tidak
ada yang lucu..”
“kau ini.. hem, gurrae,, aku hanya
ingin bertanya.. hadiah apa yang kau inginkan minggu depan??”
Donghae membulatkan
matanya.. ia baru ingat, minggu depan adalah hari spesial buatnya..
“aku… sebenarnya aku tidak ingin
apapun hyung..”
“benarkah??”
“ne, aku tidak ingin apapun.. cukup
ada kalian di sampingku saja..”
“hah, baiklah.. akan ku pikirkan nanti
hadiah apa yang akan kuberikan padamu..”
Donghae giliran
tertawa.. “kau begitu serius hyung…”
“karena aku menyayangimu Hae..”
“apa hubungannya? Umma dan Noona tidak
pernah mengatakannya, kau berani??”
“waeyo? Menyayangi seorang dongsaeng
tidak ada hubungannya dengan keberanian Hae.. tapi dengan ketulusan..”
Donghae tersenyum
“nado saranghae hyungnim!!”
**waffle_macaroon**
“ini…” setumpuk buku dibawanya ke depan
Donghae.
“ige mwoya??”
“umma mencarikanmu soal-soal ujian..
ingat kau harus lulus dengan nilai bagus agar di terima di universitas terbaik..
kau harus meneruskan bisnis Lee Group”
Perasaan malas
langsung menderanya “jadi umma ingin aku lulus hanya untuk itu?? aku tidak
mau..”
“apa maksudmu Hae..”
“Umma, sudah berulang kali aku
mengatakannya.. aku tidak suka urusan bisnis.. aku ingin jadi..”
“gitaris???” Junghyin menatap sinis
pada anaknya.
“ne…” sendunya.
“kau ini, kau anak laki-laki umma
satu-satunya Hae.. dan kau tidak mau menuruti permintaanku??”
“Umma, kenapa begitu memaksa??
Sebegitu pentingkah itu?? lebih penting daripada kebahagiaan anakmu sendiri??”
PLAAAKKK!!
Satu tamparan
mendarat di pipi kanan Donghae… Donghae terkejut setengah kesakitan. Pertama
kalinya ia mendapat tamparan dari Junghyin sang umma..
“UMMA! DONGHAE!” Yoonhae berlari
menghampiri dongsaengnya “apa yang umma lakukan?? Umma menyakitinya..” yeoja
itu memeluk Donghae erat “aku tahu Umma marah padanya, tapi bukan begini
caranya.. ingat janji umma…”
“janji??” Donghae melepaskan pelukan
Yoonhae dengan mata yang mulai sembab.
“ani Hae.. bukan apa-apa..” gugup
Yoonhae.
Junghyin masih
mematung di depan kedua anaknya, ia sendiri tak sadar melakukan itu pada
Donghae. Bagaimanapun ia, Donghae adalah putra yang dicintainya.
“gwaenchana??”
“ne, noona…”
“sudah, sebaiknya kau kekamarmu… noona
ingin bicara dengan Umma..”
Donghae menurut
perintah Yoonhae. Satu tangannya masih setia memegang pipi kanannya..
Yoonhae menarik
Junghyin untuk duduk di sofa ruangan itu..
“Yoonhae-ya.. umma menamparnya??”
tanyanya parau.
“ne…” jawab Yoonhae dan satu isakan
terdengar dari mulut Junghying… “Umma, aku tidak tahu apa yang akan terjadi
kalau ia tahu semuanya.. jadi jangan memancingnya untuk kembali mengingat
kejadian dulu..”
“dia yang memulai.. dia benar-benar…”
“bagaimanapun seorang anak memiliki
kesamaan dengan orangtuanya, apakah Umma akan menyalahkan itu??” lirih Yoonhae
“aku ingat pertama kali umma mengajari kami menyanyi.. aku ingat Donghae selalu
menyanyikan lagu itu setiap hari.. bahkan ia memaksaku menyanyikannya untuknya
sampai ia terlelap..”
_=_Flashback On_=_
Go-un-jeom-bak-i-phu-reun-bu-jeon-na-bi.. Mo-si-geum-ja-ra-nam-saeng-i-iph-beol-le..
Song-got-beol-le-sal-i-nam-jak-maeb-si-beol.. Eo-li-deung-e-sal-i-mung-thuk-maeb-si-beol..
***)
***) Panda and
Hedgehog – lagu peyemangat Go SeungJi
Gadis kecil itu terus menyanyikan lagu itu..
“noona,
pandai menyanyi..”
“tentu
saja…”
“nanti aku
akan main musik ini…” namja kecil disampingnya menunjukkan gambar sebuah gitar
pada kakak perempuannya “aku suka…”
“kau ingin
memainkannya??”
“ne..”
“baiklah..
tapi kau harus tidur dulu sekarang…” bujuknya sambil kembali menyanyikan lagu
yang sama sampai dongsaengnya terlelap.
_=_Flashback Off_=_
**waffle_macaroon**
Donghae menemui Jitae
malam itu..
“sam…….” Panggilnya sambil mengetuk
pintu.
“Lee Donghae?? waeyo? Kenapa kau ke
sini??” namja itu sedikit bingung dengan kedatangannya.
“biarkan aku masuk dulu…” Donghae
langsung masuk sebelum Jitae mengijinkannya. Ia duduk di kursi tempat biasanya
dan mengambil gitar Jitae lalu memainkannya tak karuan.
“waeyo??”
“sam, kau tahu? Umma sudah
keterlaluan… ia barusan menamparku..”
Jitae mengerutkan
kening “lalu kenapa kau kemari? Ini sudah malam..”
“Halbae dan hyung belum pulang.. dan
ini tempat terdekat yang bisa kujangkau.. hanya tinggal turun di halte pertama
sejak aku naik bus..”
Jitae mengoyak
rambutnya frustasi.. ‘anak ini aneh’ gumannya.
“pulanglah, mereka akan mencarimu..
apa harus ku antar?? Berapa usiamu sebenarnya eeohh??”
“sam… aiish, kau tidak tahu..”
gerutunya.
“YAK, aku ini seorang guru.. lebih tua
darimu, bersikaplah sopan..”
Donghae bergidik,
sepertinya tadi Jitae tidak seperti itu.. kenapa sekarang berubah?? Ia sedikit
menunduk dan takut. Jitae merasa telah melakukan kesalahan, ia tepuk pelan
pundak Donghae.
“dengar Hae, ini sudah malam..
sebaiknya kau pulang, aku yakin sebentar lagi hyung dan Halbae juga pulang..
mereka akan cemas kalau kau tak dirumah.. bahkan aku yakin, ibumu juga akan
mencemaskanmu.. tidak ada ibu yang tidak mencintai anaknya..”
Donghae sedikit
berkaca…
“kajja, ku antar sampai halte..”
akhirnya ia mengangguk.
“gumapta..”
**waffle_macaroon**
“waeyo? Kenapa
wajahmu cemas seperti itu?” Tuan Lee yang baru saja pulang itu melihat kecemasan
di wajah putrinya, Junghyin.
“Abeoji…” lirihnya
“waeyo? Ada masalah??”
“A..abeoji.. aku menampar Donghae..”
“MWO?? MWORAGO?? Ka..kau.. aaiissh,
kenapa kau lakukan itu??”
“Dia.. dia selalu menolak
permintaanku..”
“hah, sudah kukatakan jangan
memaksakan kehendakmu padanya.. Donghae sudah terlalu banyak terluka oleh
ulahmu Junghyin-ah.. dia putramu..”
“justru karena dia putraku aku ingin
dia mendapatkan yang terbaik Abeoji..”
“dengan terus memaksanya untuk
menuruti kehendakmu??”
“Ab…..”
“HALLLBBAAEE…….” Ucapan Junghyin
terpotong oleh teriakan seseorang. Siapa lagi punya hoby berteriak di rumah
ini.
“Donghae… kau baru pulang? Darimana?
Gwaencana?” Donghae yang barada di dalam pelukannya mengangguk pasti.
“nan gwaenchana Halbae.. aku baru saja
dari tempat Jitae songsaenim..”
“mwo??”
“ne, ada hal yang kukerjakan di
sana..”
“apa??”
“OMO!! Sejak kapan Halbae menjadi
orang yang ingin tahu urusan orang lain?” tanyanya polos.
Tuan Lee tersenyum,
ia mengoyak pelan rambut Donghae dengan hangat. Junghyin melihat semua itu
tepat di depan matanya. tak mampu berkata-kata dan tak bisa mengutarakan maaf..
“Umma, kau belum tidur??” tanya
Donghae tiba-tiba seakan tidak terjadi apapun sebelumnya.
Inilah yang membuat
Tuan Lee sangat menyayangi Donghae, cucunya itu. Ketulusan hatinya,
kepolosannya, Donghae tidak pernah membenci orang lain, tidak pernah menyimpan
dendam berkepanjangan. Berulang kali ia terluka oleh ibunya sendiri, tapi
tetap.. Donghae tidak pernah mengungkitnya dan selalu ada maaf bagi Junghyin.
‘Umma adalah orang yang melahirkanku, mana mungkin aku membencinya?’ begitulah
ia kalau ditanya.
“Hae.. kau sudah makan?” tanya Tuan
Lee saat tahu Junghyin tidak menjawab pertanyaan Donghae “kau sudah bertemu
hyungmu hari ini?” tanyanya lagi.
“aahh.. gurrae.. hyungnim!!” ujarnya
“aku kekamar hyung…” Donghae segera berlari mengingat Siwon.
**waffle_macaroon**
“apa masih sakit?”
Dia menggeleng
“rasanya yang sakit di sini hyung..” tangannya diletakkan di dadanya pelan “aku
susah bernapas.. sesak..”
Siwon mengerti,
hatinya jauh lebih sakit daripada pipi yang mendapat tamparan itu.
“kemarilah..”
Tidak ada yang bisa
dilakukan Siwon selain memeluk dongsaengnya. Ia mengusap pelan punggung Donghae
dengan lembut.
“hyung, pelukanmu menyembuhkan
sakitku..”
“benarkah? Kalau begitu hyung akan
memelukmu setiap kau sakit.. datanglah pada hyung..”
“ne…” katanya sambil semakin
menyembunyikan wajahnya di dada bidang Siwon.
“hyung?”
“ne..”
“boleh aku tidur denganmu?”
“kenapa tidak? Tidurlah.. hyung akan
terus memelukmu..”
“waeyo? Hyung melakukan ini padaku?”
“karena kau dongsaengku..”
“kita tidak sedarah hyung..”
“kita punya Halbae yang sama..”
“aahh.. ne..”
**waffle_macaroon**
“ini apa hyung??” Donghae menerima kotak biru
tua itu dari Siwon.
“bukalah….”
Dengan tergesa ia
membukanya dan medapati sebuah benda yang paling diinginkannya di sana..
“h..hyung… gumawo.. jongmal gumawo…”
Siwon hanya mampu
tersenyum “saengil chukae Hae… hyung harap kau suka.. tadinya hyung ingin
membelikanmu gitar tapi itu pasti akan membuatmu bertengkar lagi dengan
Ajjuma..” bisiknya seru.
“nah.. Hae, katakan.. pesta seperti
apa yang kau inginkan??” tanya Tuan Lee yang dari tadi bersama mereka.
Donghae menghentikan makan paginya…
karena memang saat ini mereka ada di ruang makan menikmati sarapannya. Hanya
bertiga.. ya.. Junghyin entah kemana, apa sudah lupa dengan ulang tahun anaknya
sendiri.. Yoonhae.. sudah berangkat pagi-pagi namun ia sempat meletakkan sebuah
sepatu baru untuk dongsaengnya sebagai hadiah ulangtahun..
“ahh.. aku tidak suka pesta Halbae…”
“lalu kau ingin apa dari Halbe tahun
ini??”
“ehmm…” nampak ia berpikir kemudian
“hyung sudah memberiku benda ini.. jadi aku butuh earphone untuk
mendengarkannya..” ia menunjukkan mp4 baru dari Siwon.
Tuan Lee tertawa,
cucu kesayangannya yang satu tak pernah meminta hal yang berlebihan..
keinginannya selalu sederhana..
“gurraae…. Nanti Halbe belikan
untukmu..”
“ehm, aku juga ingin kita makan malam
bersama.. harus ada Sungmin hyung, Joongkok Ajjussi.. dan juga Jitae
Songsaengnim..”
“MWOO???” Tuan Lee nampak terkejut
dengan permintaannya kali ini.. namun ia berusaha untuk tidak terlihat
mencurigakan.
“waeyo??”
“eeohh.. aa.. aniyo.. nanti Halbae
akan mengurusnya..”
“jongmalyo??? Aahh… gumapta Halbe..”
**waffle_macaroon**
“Kansamhamnida sam….” Seulas senyum di bibir Donghae.
selembar kertas diterimanya dari Jitae.
“lagu ini khusus untukmu Hae… hanya
untukmu..!! anggap saja sebagai hadiah ulang tahunmu..”
Mata Donghae
berkaca-kaca.. ia tak menyangka Jitae memberinya hadiah sespesial itu..
“kalau begitu bisakah nanti Sam datang
kerumah? Aku mengundang makan malam..”
Jitae nampak
berpikir…
“hm.. mian Hae.. untuk yang satu itu
aku tidak bisa.. nanti malam aku ada urusan yang harus ku selesaikan, kau tahu
kan tugas seorang guru banyak sekali??”
Donghae mengangguk
mengerti walau ia sedikit kecewa.. namun ia sudah sangat senang saat Jitae
mengingat ulang tahunnya.
**waffle_macaroon**
“WOOOAAAWW… Ajjuma… ini masakan Ajjuma semua??
Memasak sebanyak ini apa tidak lelah??” Donghae melihat meja makan penuh dengan
masakan. Sebuah kue ulang tahun dengan macaroon diatasnya juga ada di sana..
tentu saja untuk merayakan ulangtahunnya.
“Tuan muda kecil senang??”
“tentu saja.. Gumapta Ajjuma…”
Setelahnya suara riuh
terdengar di meja makan itu. semuanya berkumpul atas permintaan Donghae. Ia
bahkan tak menyangka akan mendapatkan hadiah dari umaanya. Walau suasana
sedikit dingin karena Umma dan Noonanya tidak menyukai kehadiran Siwon di
tengah mereka.
**waffle_macaroon**
Namja 18 tahun itu
berdiri didepan cermin. Ia mengamati wajahnya namun justru wajah orang lain yang
diingatnya..
Donghae, masih nampak
berpikir… hingga sudut matanya menangkap sosok lain di ujung kamarnya. Sosok
yang tertempel didinding kamarnya beberapa hari yang lalu…
“waeyo?? Ada apa dengan wajah ini??”
“YAK!! Kau.. Sungmin sudah menunggumu
di bawah babo!!” pukul Yoonhae di kepalanya. Noonanya tiba-tiba masuk kamar dan
berteriak padanya.
“KAU… YAK!! Donghae-ya… kau dengar
aku???” Yoonhae jengkel karena tak diperhatikan dongsaengnya.. tapi kini ia
malah ikut menatap apa yang di lihat Donghae.
“mwoooo??? Kau?? Darimana kau dapat
foto itu??”
“noona… kau mengenalnya??”
“aahhh.. aannii…”
“Jitae… dia gitaris terkenal itu
noona, yang mengajar di sekolahku juga.. aku menempelkan fotonya disini agar
aku selalu memiliki keberanian..”
“Jitae??? Gitaris??”
“ne, waeyo?? Kau tampak terkejut??”
Donghae menatap wajah Yoonhae lekat.
“ani.. aniyo…”
‘maafkan noona, Hae..’
Yoonhae terdiam dalam
duduknya sampai kedatangan Myungsoo saja ia tidak sadar. Namja yang sudah
menemaninya dan menjadi kepercayaannya itu duduk di depanya dengan satu meja
memisahkan jarak mereka.
“Nona!!” suara bass menggema keras
membuat yang dipanggil sedikit terkejut “ada masalah?? Kau sakit? wajahmu
pucat…”
“ohh.. gwaenchana..”
Myungsoo mengangguk,
ia tak ingin menanyakan lagi padanya.. karena ia pun punya tujuan lain
keruangan Yoonhae.
“Yeorim Group bersedia bekerjasama
dengan kita.. ini berkasnya dan harap segera ditandantangani.. mereka ingin
bertemu dengan kita besok..”
Yoonhae nampak tak
antusias, ia menyambut kertas-kertas itu perlahan dan melakukan apa yang
dikatakan Myungsoo..
“aku akan bertemu dengan Umma, tolong
cancel beberapa kegiatan yang ada sore nanti..”
“saya mengerti…” Myungsoo kembali
berdiri dan keluar tanpa banyak tanya.
Yoonhae kembali
gelisah saat Myungsoo pergi..
**waffle_macaroon**
Siwon bertemu dengan
Yoonhae di lobi depan namun sepertinya Yoonhae sedang terburu hingga ia tak
menyadari Siwon di dekatnya.
“waeyo?? Kenapa Yoonhae noona
terburu-buru? Apa ada masalah??”
Eunyuk di samping
Siwon ikut memperhatikan langkah Yoonhae saat mendengar pertanyaan Siwon entah
pada dirinya atau pada siapa.
“Hyung… aku akan pergi…”
“Yak, Siwon-ah.. kau akan mengikuti
yeoja itu?? kau menyukainya??”
“HYUNG!! Dia itu Yoonhae..
LeeYoonhae..”
Eunhyuk tertawa,
tentu saja ia tahu maksud teriakan Siwon. Mereka adalah saudara dan Siwon tidak
mungkin menyukainya terlebih Eunhyuk tahu yeoja seperti apa impian Siwon.
Siwon makin heran
saat Umma Lee ikut bersama Yoonhae..
“untuk apa mereka ke sekolah Donghae??
apa anak itu mendapat masalah? Tapi kenapa tidak menghubungiku??”
Dua orang yeoja yang
diikuti Siwon kini berjalan menyusur lorong sekolah Donghae. jangan tanya
kenapa mereka bisa melakukan itu.. tentu saja tidak ada yang berani menolak
setiap keinginan mereka, donatur utama di sekolah itu.
“Donghae-ya….”
“Umma?? Noona?? Kalian… tunggu, untuk
apa kalian kesini? Aku tidak membuat masalah.. tidak ada surat panggilan untuk
wali..”
PLAKKKKKKK!!
Donghae justru
dikejutkan oleh tamparan ummanya pada Jitae yang tepat berdiri di sampingnya..
“u..uumm..UUMA!! waeyo??”
“Donghae, sebaiknya kau pergi.. umma
ada urusan dengannya..”
“Shieroooo!! Kau menampar sam tanpa
sebab.. waeyo??”
“ne, dia membuatnya memilih gitar
sialan itu daripada kita Hae…”
“dia?? Membuatnya?? kita?? apa
maksudnya??”
Bukan Donghae saja
yang terkejut dengan pengakuan itu, Siwon yang mengikuti mereka pun juga
terkejut dibuatnya. Saat itulah Junghyin sadar akan apa yang dilakukannya..
Yoonhae tak bisa berkata apapun…
“kalian menyembunyikan sesuatu
dariku??”
“ani..Hae-ya..”
“katakan umma..”
“………”
_ToBeContinue_
nah tuh kan, aq blg jg apa, jitae itu pasti ada sesuatu itu ama donghae, hae kan kehilangan ingatan kecilnya...
BalasHapuspasti ada hubungannya ama jitae, iya kan?? iya kan???
pokoknya lanjut jgn lama2
huaaaa akhirnya update juga >.< tapi kenapa TBC nya harus disitu coba kan aku jadi penasaran :3 dan kira2 apa ya rasia yang disembunyikan umma nya Hae dan yang jelas itu pasti ada kaitan nya sama siapa jati diri jitae deh jangan lama2 ya thor update nya dah penasaran akut nich >.<
BalasHapus